Anda di halaman 1dari 39

squamous berlapis.

Pada stadium ini blm ada keluhan


NEOPLASMA RONGGA MULUT Pengertian dan definisi
Tumor : maka biasanya ditemukan tdk sengaja.
Pertumbuhan baru dari suatu jaringan yaitu terjadi
multiplikasi sel yang tidak terkontrol dan progresif.
Suatu lesi sbg hasil pertumb abn dari sel yang autonom
atau relatif autonom, menetap, walaupun rangsangan
penyebabnya telah dihilangkan
Hiperplasia : Pembesaran organ atau jaringan di
dalamnya akibat bertambahnya jumlah sel
Hipertrofi : Pembesaran organ atau jaringan akibat
bertambahnya ukuran sel
Anaplasia : tidak adanya diferensiasi(sel tumor mirip
dengan sel jaringan asal histology)
Displasia : merupakan kondisi premaligna yang ditandai
Carsinoma in situ (Silverman)
dengan meningkatnya pertumbuhan sel, adanya sel-sel
Diferensiasi : tingkat kemiripan tumor secara histologi
atipik dan perubahan diferensiasi. karakteristik
thd sel atau jaringan asal
ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan sel
Teratoma : suatu neoplasma yang ditandai secara khas
(mitosis banyak), bentuk atipik (inti besar yang abn)
dengan ditemukannya sel2 yang mewakili ketiga lapisan
dan perub diff (ketidak maturan sel). kondisi
sel benih (ektoderm, mesoderm dan endoderm)
premaligna tanda-tanda pertumbuhan sel , adanya
Nevus yg gatal merupakan tanda keganasan ( Ca
sel-sel atipik, dan perubahan diferensiasi, mitosis
invasif) biasanya hilang sensasi
banyak, bentuk atipik dan perubahan differensiasi.
Metastasis: Perpindahan / penyebaran pentakit yang
dibawa oleh sel penyakit tsb dari focus primer ke
tempat lain melalui: limfogen, hematogen,
perkontinuitatum.
Infiltrasi: suatu perluasan tumor secara langsung ke
jaringan sekitar
Terapi Adjuvan: Terapi yang diberikan untuk
memperkuat terapi pertama.
Terapi Paliatif: Terapi hanya untuk mengurangi dan
meringankan gejala tidak untuk mengobati.
Insidensi: Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam
suatu jumlah populasi tsb dalam periode 1 tahun.
Insisi pengambilan jar 1cm pada tumor ganas
Displasia (Silverman) Eksisi ( pd tumor jinak ; diambil tumornya saja ), jar
Carsinoma in situ: perubahan displastik yang tumor 1-2mm disekitar tumor yg diduga sudah ada
melibatkan seluruh ketebalan dari epitelium tetapi penyebaran diambil ( insisi )
selnya. perubahan pd epitel kulit menunjukan Aspirasi : cairan dlm tumor disedot mis kista
histologis : terlokalisir, blm ada invasi ke jar ikat Kuretase : memakai sendok kuret
dibawahnya (blm mtembus m. basalis) dlm epitel Apus : permk dulas saja, dilihat dwh kaca

1
Histologi
1. Ectoderm : epidermis, folikel rambut, kulit,
glandula sabacea, kartilago faringeal, mukosa No Sifat Tumor Tumor ganas
mulut, glandula saliva jinak
2. Mesoderm : semua komponen skeletal, semua 1. Kecepatan Lambat Relatif cepat
komponen muscular, kardiovasculer, ginjal, sistem tumbuh (tahun) (Bulan)
reproduksi 2. Aktivitas Rendah Tinggi
3. Endoderm : sistem endokrin, epitel respiratory, mitosis
epitel mukosa digastricus, urinary bladder 3. Kemiripan dg Baik Bermcm2 biasanya
jar normal buruk
Secara umum, mukosa rongga mulut terdiri dari dua 4. Bentuk inti Normal Hiperkromatik,
lapisan yaitu: iregular, inti banyak
Leukoplaq (Silverman)
Permukaan epitel, yang terdiri dari lapisan sel dan pleomorfik
skuamosa (epitel berlapis gepeng) tdd: 5. Invasi Tidak ada Ya Eritroplakia hampir = leukoplakia tapi agak
- Stratum basale 6. Metastasis Tidak Sering kemeahan yg diselingi warna keputihan ( > banyak
- Stratum spinosum pernah merahnya ) ( < 10 % )
- Stratum granulosum 7. Perbatasan Batas Batas tidak - lbh jarang terjadi dibanding leukoplakia
- Stratum corneum tegas tegas/irregular - perubahan menjadi ganas < leukoplakia
Lamina propia (berkapsul (Pseudo capsule) - penebalan permukaan bertanduk / berkeratin
Pada lapisan yang lebih dalam terdapat struktur ) ( leukoplakia tdk )
jaringan ikat longgar dan berisi pembuluh darah, 8. Nekrosis Jarang Sering - sering : dasr mulut, palatum, trigonum retromolar,
jaringan lemak dan sekelompok kelenjar mucous. distal M3 kiri
9. Ulserasi Jarang Sering pd
- ditemukan eritroplakia dianggap karsinoma RM
kulit/permk mukosa
eksisi
Tanda premalignant : suatu jaringan yang secara 10. Kapsil Ada Pseudu
morfologi telah berubah dimana kemungkinan untuk (Tebal)
menjadi tumor ganas lebih besar. 11. Pertumbuha Exofitik Endofitik
1. leukoplakia (bercak putih): suatu bercak keputihan n
berbats jelas, sering pd perokok 50 thn, sel 12. Perlekatan Dapat terfiksasi
displasia, ireversibel, indurasi ke dasar digerakkan
2. eritroplakia(bercak merah) 13. Tangkai Dapat tidak

Leukoplakia
dibagi bbrp grade : > 10 % menjadi keganasan :
Grade I : bercak merah, granuler, keabuan
Grade II : bercak putih kebiruan, berbatas tegas,
peninggian, indurasi (-)
Grade III : bercak putih, berbatas tegas dgn indurasi
Grade IV : bercak indurasi, ada fisura, kdg permukaan Eritroplakia (Silverman)
ada proliferasi ( penebalan spt verucous / nevus )
tampak perubahan yg dini keganasan.

2
Lichen Planus (Jamur di mukosa oral) plg sdkt 1. pd daerah yg banyak makan sirih, kemungkinan Ca 2. Sarcoma berasal dari jaringan mesenkim/
menjadi kegansan tinggi, banyak didaerah timur, tembakau jaringan pendukung.
perokok
2. alkohol Bentuk Karsinoma Sarkoma
3. malnutrisi : kekurangan vit A kronis ( kelinan sel Asal Epitel Jar ikat
keganasan )
Sifat Ganas Ganas
4. F/ kimia : aseton ( bahan aromatik )
Frekwensi Sering Relatif jarang
5. F/ virus : mis herpes simplek
6. Iritasi mekanik : yg kronis ( selama berpuluh thn , Alur metastasis Limfe Darah
sel displasia ganas ) Tahap insitu Ya Tidak
7. Herediter ; bukan melaui gen tapi faktor
Kelompok umur Biasanya > 50 th Biasanya < 50 th
predisposisi

Pemeriksaan : Karsinoma berbenjol-benjol, ulkus (+), bau yang khas


1. Inspeksi Epidermooid Ca
Lichen Planus (Silverman) 2. Palpasi Sel basalis Ca
3. Biopsi (pengambilan jar) untuk menegakan D/ Adeno karsinoma
Tujuh tanda peringatan dini untuk kanker
dpt melihat baik tdknya selnya
1. Terjadi perubahan kebiasaan dalam BAB/BAK
Sarkoma berasal dari jaringan mesenkim
2. Luka yang tidak sembuh-sembuh
3. Pengeluaran darah / nanah yang tidak normal
Perbedaan neoplasma ganas dan jinak Fibrosarkoma = jaringan fibrosa/ikat
Lipo sarcoma = jaringan lemak
4. Penebalan atau benjolan di payudara atau
Kondrosarkoma = tulang rawan
organ tubuh lainnya Tanda klinis dari keganasan rongga mulut
Osteosarkkoma = tulang
5. Gangguan menelan atau saluran pencernaan Ulserasi/ erosi = kerusakan epitel sehingga
Lymphosarcoma = jaringan limfe
yang menetap mempengaruhi proses mutasi sel , hilangnya
Neurogenik sarcoma = jarinagan saraf
6. Penebalan yang jelas pada kulit atau tahi lalat perlekatan interseluler dan gangguan lamina basalis.
Rhabdomyosarkoma = otot lurik
7. Batuk yang menetap atau perubahan suara Eritema = tanda kemerahan inflamasi
Leiomyosarkoma = otot halus/ polos
menjadi parau atau serak menipisnya epitel dan hilangnya keratinisasi.
Indurasi = pergeseran meningkatnya jumlah sel
STAGING TUMOR
Ca invasif ( bila ada dermis ) : epitel dan proses inflamasi.
o Tujuan: untuk mengetahui prognosis dan jenis
- Ada kawah / cekungan kecil kemerahan / ulkus < Fiksasi = pembelahan sel abnormal invasi struktur
perawatan
kemerahan berbintik ( blom kol ),penonjolan lebih dalam.
o Staging umum :
keabuan, batas tdk jelas Konsistensi = tidak akan hilang tanpa terapi.
Stage 0 : Tis No Mo
- Indurasi / erosi dipermk yg ireguler, ada Lymphadenopati = pembesaran kelenjar getah
Stage 1 : T1 No Mo
penonjolan bening.
Stage 2 : T2 No Mo
- Bila dibibir ditutupi oleh penebalan epitel /
Stage 3 : T3 No Mo T123 N1 M0
krusta / epitel yg hampir terkelupas jika
dipaksa ditarik terjadi perdarahan
Karakteristik karsinoma dan sarkoma Stage 4 : T4 No Mo T123 N1 M1
Tumor kepala leher dibagi 2: o Klasifikasi tumor berdasarkan luasnya anatomi dan
1. Karsinoma berasal dari jaringan epitel dan lesi tumor (Joseph 1983)
Etiologi/ :
kelenjar ludah. 1. Stadium 1: terlokalisasi pada tempatnya
2. Stadium 2: menyebar ke KGB regional

3
3. Stadium 3: lesi primer meluas terfiksasi METASTASIS TUMOR GANAS Karsinoma : lymphoma cth dibibir menyebar ke
pada struktur lebih dalam, invasi ke tulang Adl lepasnya sel tmr menembus ke aliran darah ato submentalis penyebaran regional,
4. Stadium 4: ada metastasis jauh. limfe dan keluar di t4 lain membentuk tmr sekunder. Sarkoma, jika keparu-paru k/ jauh disbt metastase

T = UKURAN TUMOR Teori: BIOPSI


1. TUMOR RONGGA MULUT Pola penyebaran: BIOPSI
o Tx: tumor tidak tampak secara klinis Tis: tumor 1. Perluasan langsung (tdk bpenetrasi ke m Biopsi: mengambil materi jaringan / seluler jaringan
insitu basalis/karsinomka insitu) hidup dengan tujuan untuk gambaran
o T0: tidak ada bukti tumor primer 2. Perluasan metastatis Hematogen & Limfogen histopatologi jaringan tersebut
o T1: Ukuran tumor s/d 2 cm
membantu dalam menegakkan diagnosa.
o T2: Ukuran tumor > 2 4 cm 2 fase proses metastasis: Indikasi biopsI:
o T3: Ukuran tumor >4 cm A. Invasi MES (matrix extra sellular) Lesi oral yang tidak menunjukkan respon yang
o T4: Segala ukuran, tumor menyebar ke jaringan B. Circ vaskuler & Homing sel tmr adekuat terhadap terapi.
sekitar, tulang kortikal, sinus maksilaris, kulit atau
Lesi putih persisten pada mukosa.
otot Ad/A. Perjalanan Invasi MMS (matrix ekstra selular): Lesi hiperkromatik atau eritroplakia
MB (Membran Basalis) & JII (Jar Ikat Interstitial) Ulserasi yang persisten lebih dari 3 minggu, tidak
2. TUMOR LIDAH tanpa ukuran (Cotran, 1999): menunjukkan perbaikan.
Tx: tumor tidak tampak secara klinis 1. Plepas sel tmr dr sel tmr lain. E-cadherin (perekat Pembengkakan yang persisten tanpa diagnosa yang
T0: Tidaka ada bukti tumor primer sel) bikat dgn catenin (sitoskeleton famili protein) jelas
T1: Tumor terdapat pada satu lokasi 2. Plekatan sel tmr kpd komp MES (Matrix extra Ada kecurigaan keganasan
T2: Tumor terdapat pada lokasi lain tanpa fiksasi selluar) tmr melekat ke MES (laminin, kolagen,
T3: Tumor terdapat pada lokasi lain dengan fiksasi vitronectin & fibronectin) Macam-macam biopsI.
T4: Tumor ekstensif sekeliling 3. Phancur lokal MB (Membran basalis) & MES. Pbuat (Best. J.A)
saluran ke pmb drh. Sekresi ensim proteolitik / 1. Sitologi : Hapusan menggunakan tongue spatel yang
N = REGIONAL LYMPHONODE mrangsang sel penjamu sel fibroblas dan makrofag telah dibasahi dicurigai perubahan displastik
N0: Tidak ada keterlibatan kelenjar limfe regional u/ sekresi protease (serine, cysteine & MMP (matrix seperti pasca radiasi, kandidiasis, herpes.
N1: Keterlibatan satu sisi kelenjar limfe regional matello proteinase).
dengan ukuran 3 cm 4. Migrasi sel tmr. Stlh penghancuran MES dpengaruhi
N2a: Keterlibatan satu sisi kelenjar limfe regional (mmiliki akt kemotaktik u/ sel tmr):
dengan ukuran 3 6 cm - Sitokin dr sel tmr AMF (Autocrine Motility
N2b: Keterlibatan multiple ipsilateral kelenjar limfe Factor)
(satu sisi) 6 cm - Limbah phancur komp matrix (Kolagen, laminin,
N2c: Keterlibatan kontralateral (2 sisi) 3 6 cm proteoglikan)
N3: Keterlibatan kontra lateral (2 sisi) > 6 cm - F ptumbuh (mis: Insuline-Like Growth F I & II)

M = METASTASIS Ad/B. Psebar mel circ vascular & Homing sel mtr. Gambar 3: Sikat yang digunakan untuk mengambil
o Mx: metastasis tidak diketahui Dlm 2 kel homotipik & heterotipik pd cirl. sampel jaringan/sel yang akan diperiksa
o M0: tidak ada metastasis Penentuan lokasi baru; sama dgn lokasi anatomik tmr ( Documents\oralcancer.htm,2003 ).
o M1: Ada metastasis (mediastinum, aksila, paru- primer, drainase vaskular atau limfatik. & Mol adesif
paru dan hepar) CD-44 dgn laminin dan integrin

4
2. Aspirasi : Menggunakan jarum khusus (FNAB) Injeksi hemostatik ditempatkan jauh 3. Kls III : gamb histologi proses keganasan yg
lesi yang diperkirakan berisi cairan / lesi dari tempat biopsi. inkonkulsif, ditemukan sel inkoklusif
intraosseus. Jangan menggunakan elektrosurgery kemungkinan menjadi ganas
3. Punch biopsy : Tehnik menggunakan suatu alat atau laser gunakan scalpel atau punch 4. Kls IV : ditemukan kel. Dr sel atipik & diduga ada
berbentuk silindris yang ditekan pada mukosa instrument. keganasan / mencurigakan
sehingga memperoleh jaringan sebesar 6 mm Sampel jaringan harus adekuat dalam 5. Kls V : gamb histologi menunjuk adanya keganasan
yang melibatkan mukosa labial dan kelenjar ludah dan sempit mengikutsertakan jaringan sehat,
submukosa sjogren syndrome. jaringan nekrotik tidak dilibatkan jangan di Biopsi jar (insisi, eksisi,aspirasi,apus,kuretase)
tengah. dilakukan sesuai kebutuhan, Punch biopsi : dilakukan di
Hindari manipulasi kasar sel tumor bid THT ( jauh dr permukaan )
mudah rupture dan lepas. 1. Anamnesa :
Operator yang melakukan biopsi - brp lama keluhan penderita
sebaiknya yang melakukan terapi definitive. - keadaan umum pend ( BB turun drastis, lemas )
- awal : sakit/tdk ( keganasan tdk sakit )
Biopsi yg dilakukan di bid THT k/ jauh didalam, banyak - perawtaan gigi ?
digunakan prinsip onkologi, yaitu : - pernah / blm di th/
1. Pada tindakan biopsi tidak boleh melakukan - kelinan berlangsung berapa lama : ganas / jinak
penyuntikan dgn infiltrasi pd yg ganas k/ 2. Inspeksi :
takutnya sel tumor masuk ke pemb.darah shg - melihat kultur, btk, melekat / tdk pd dasar mulut
Punch biopsy(Silverman)
menyebar. Anestesi hrs topical / anestesi umum / - melihat warna ( merah,putih )
narkosa topikal paseien dgn kead stad lanjut / p - melihat permukaan ( kasar / licin dibwh
4. Eksisi : Mengambil lesi secara keseluruhan
jelek, sdh bermetastase th/ paliatif. Sitologi permukaan jar.ikat sarcoma )
sekaligus dengan terapi definitive
dgn menyedot aspirasi ( file mindle aspiration ) 3. Palpasi :
5. Insisi : Mengambil sebagian kecil massa tumor
pakai jarum yg halus sedot cairan D/ > adekuat - melekat didasr / bisa bergerak
dengan pisau (lesi > 1 cm, curiga ganas).
2. Tidak boleh menekan tumor sel tumor masuk ke - bertangkai / tidak , berkasul / tdk
6. Drill biopsy : Tehnik biopsy menggunakan alat
p.d / kel lymph - ada metastase reioner / tdk
khusus seperti bur lesi sentral fibro osseus.
3. Tidak boleh menarik tumor harus dipotong dgn - batas / pinggir dp tumor
pisau tdk boleh dirobek/ditraik, bekas biopsi tdk Ca bibir bwh KGB submentalis
boleh ditinggal dlm th/ definitif Ca lidah KGB submandibuler clavicula
4. Pada Ca 1-2cm, pd sarkoma 0,6 cm jar sekitar hrs Ca palatum KGB submandibuler
diangkat KGB terkena hrs diangkat juga 4. Pemk Lab :
- alkali fosfatse meningkat ada keganasan
Bipsi sitologi disebut : Papanicolaav - pemeriksaan sitologi dr sel yg dilepas
- N ada interdigitasi antar sel, berkontak cukup
Klasifikasi : erat
1. Kls I : tidak ditemukan sama sekali sel AGN / sel - Ca hub antar sel tdk begutu rigid ( ada trauma
atipik kecil lepas )
Prinsip biopsI.
2. Kls II : ditemukan selatipik tapi tdk terbuklti - Bisa dilihat kelinan sel-sel
Sebelum tindakan pembedahan region
adanya keganasan
biopsi dicuci dengan antiseptic tidak berwarna.
Prinsip biopsy:
Bekas biopsi ditempatkan secara
cermat agar dapat diangkat pada bedah definitive.

5
1. Pilih daerah yang paling mencurigakan; eg
kemerahanpd lesi premlignan. Examination
2. Hindari daerah yang necrotic Complete head and neck examination
3. Berikan anestesi local pd daerah sehat. doctor vs. technician
4. Melibatkan tepi yang sehat Complete oral examination
5. Uk. Min 1X0,6X0,2(tebal) cm Retromolar trigone
6. Tepi luka hrs tajam tdk blh di bevel Base of the tongue
7. Lakukan fiksasi dgn benang agar tdk tertelan Floor of the mouth
8. Lesi yang besar membutuhkan beberapa lokasi
biopsi Imaging (Know the appropriate imaging for the
9. Melibatkan setiap fragmen untuk pemeriksaan anatomic area or pathologic entity you are trying to Toluidine blue staining (Silverman)
10. Pemberian label pd botol specimen dgn nama dan evaluate)
gambaran klinis Panorex v. PA Types of Biopsy
11. Penjahitan dan kontrol perdarahan. CT and MRI Exfoliative cytology
12. Berikan analgesik dan beritahu pasien adanya luka. Diagnosis from cells that are scraped from the
13. Cek ulang mengenai konsistensi jaringan dgn Differential Diagnosis surface
diagnosa klinis Whenever you see a lesion you should try to come up Advantages
14. Diskusi dengan dr pathologi pemeriksa. with a list of clinical diagnoses. This is a clinical Non-invasive, simple for general dentist
differential diagnosis Disadvantages
TINGKAT KEGANASAN (BORDERS) --- HPA Why have a clinical differential diagnosis?
Requires a trained cytopathologist
Berdasarkan differensiasi sel-sel kanker, normal Helps you determine when to biopsy
Reliability?
sekitar Helps you determine how to biopsy Indications
o Diferensiasi baik : Diff sel normal:100 75 %, It is how doctors approach unknown disease Fungal infections
sel-sel yang tidak diff: 0 25%.
It demonstrates to the patient, third party Newer techniques
o Diferensiasi sedang : Diff sel normal:50 75 %,
and the pathologist that you know what you are doing
sel-sel yang tidak diff: 25 50%. If there is moderate to high index of suspicion for
o Diferensiasi buruk : Diff sel normal:25 50 %, A clinical differential diagnosis helps you organize malignancy definitive biopsy specimen is indicated
sel-sel yang tidak diff: 50 75%. your thoughts about a patient and leads you to (NOT EXFOLIATIVE CYTOLOGY)
o Anaplastik : Diff sel normal:0 25 %, better decision making and helps prevent errors in False negatives reportedly as high as 37%!
sel-sel yang tidak diff: 75 100%. judgement.
Fine Needle Aspiration (FNA)
Toluidine blue staining Used for deep lesions that are not easily accessible
BIOPSI (Basic Biopsy Techniques) Used as a diagnostic tool to help assess clinically for biopsy (an example would be a swelling in the
Joseph A. Best, D.D.S., Ph.D. suspicious lesions and help map sites for incisional parotid gland). A large gauge needle (typically 20g) is
Division of Oral and Maxillofacial Surgery biopsy. introduced into the lesion and multiple aspirations are
The first step 1% toluidine stains epithelial surfaces blue; stain is taken with a sweeping type motion. Can use
Discovering a lesion is the first step to making a lost after treatment with 1% acetic acid solution fluoroscopy or ultrasound to help guide the aspiration
diagnosis Premalignant and malignant lesions are not decolorized of more difficult to access lesions. The aspirate is
If you find yourself 10 years into practice and you have by the acetic acid put on a glass slide and fixed. A trained
not diagnosed any dysplasia, are you missing lesions? Not perfect (6-7% false negative rate) cytopathologist will then interpret the cell and cell
Diagnosing cancer is as important as treating caries! aggregates that are aspirated. NOT always

6
100%reliable (90 to 100% reported for lymph node Incisional Biopsy (When a lesion is so large that Put the sample immediately into the transport media,
biopsy), but an excellent diagnostic tool for difficult definitive removal for histologic diagnosis would not on gauze or on the surgical tray.
to access lesions. produce significant morbidity for what might be a Take photographs of a lesion prior to anesthesia and
benign process) biopsy whenever possible
Use silk sutures, patient has better chance of
following up
Whenever there is a question on whether or not to
biopsy, do the biopsy or refer
If the histologic diagnosis does not seem correct with
your clinical impression, talk to the pathologist
personally
Have methods established in your office to ensure
Biopsy Pearls follow-up of all patients with pathologic lesions
Take enough representative tissue To ensure that specimens sent our reported
Include adjacent normal tissue To ensure that patients with lesions followed clinically
Provide pathologist clinical information and are not lost to follow-up
background To ensure that patients with diagnosed lesions,
Appearance receive the appropriate treatment
Duration
Excisional biopsy (Whenever a lesion is Symptomolgy From Hooley and Whitacre, A self
small enough that complete removal is Risk factors Instructional Guide: Principles of Biopsy
possible without significant morbidity) Clinical differential diagnosis (1983), Stoma Press, Seattle WA
Both a therapeutic as well as a diagnostic procedure Be aware of adjacent anatomy
Generally for lesions of 1 cm or less
Additional advantage in that it does not transect the
Always have a differential diagnosis Tumor ganas epitel
tumor
Plan surgery ahead of time Karsinoma, Adenokarsinoma (epitel kelenjar)
If your confident the lesion is a malignancy, refer to
the surgeon that is likely to manage head and neck EPIDERMOID CARSINOMA
oncology Tumor ganas jaringan epitel yang berasal
When in doubt, biopsy or refer dari lapisan epidermis.

Anamnesa : pasien biasanya datang dengan keluhan luka


sariawan yang tidak sembuh2, (lebih dari 3 minggu) ---
jika ada benjolan (>> exofitic) makin lama makin
membesar

Klinis : ditemukan suatu masa yang berkembang cepat ,


kalo exofitic permukaan berbenjol-benjol (tidak halus),
Additional pearls
ulser +, bau khas, indurasi +, tidak dapat digerakkan
Do not cut into the specimen to see what might be
dari dasarnya --- metastasis perlymphogen --- periksa
inside, the pathologist may want to ink the specimen
KGB +/-
to help establish margins

7
Gambaran klinis dibagi atas Pada pemeriksaan histologis secara umum pada mulut 17%, gingiva 6%, palatum 5,5%, tonsil 5%, bibir
- Exophytic (mass forming, fungating, papillarym epidermoid karsinoma terlihat epitel sel mengalami atas 4%, mukosa bukal 2% dan uvula 0,5%.
verruciform) diskeratosis, pleomorfik, mitosis normal dan abnormal,
- Endophytic ( invasive, burrowing, ulcerated) hilangnya polaritas serta terjadi hiperkromatin. Juga Tingkat keganasan berdasarkan HPA:
- Leukoplakic (white patch) terlihat adanya infasi ke jaringan dibawahnya. Tingkat I (berdiferensiasi baik); yaitu dimana
- Erytroplakic (red patch) Gambaran pulau-pulau, untaian sel tumor dapat terlihat tingkat diferensiasi sel normal antara 75% -
- Erytroleukoplakic (combine red and white patch) diantara sel otot dan kelenjar ludah minor pada 100% dan yang tidak berdiferensiasi antara 0-
jaringan ikat dan jaringan lainnya. 25%
Secara klinis / morfologi dibagi : Tingkat II (berdiferensiasi sedang): yaitu dimana
1. Exofitic : bentuk masa, fungating, papillary tingkat diferensiasi sel normal antara 50% - 75%
veruciform dan yang tidak berdiferensiasi antara 25-50%
2. Endofitic : invasif, burrowing, ulcerated Tingkat III (berdiferensiasi buruk); yaitu tingkat
diferensiasi sel normal antara 25% - 50% dan
yang tidak berdiferensiasi antara 50-75%
Tingkat IV (anaplastik); yaitu tingkat diferensiasi
sel normal antara 0-25% dan yang tidak
berdiferensiasi antara 75%-100%

Diff buruk : Radiosensitif


Diff baik : Radioresisten

Tumor Primer (T)


Tx Tidak ada keterangan mengenai tumor primer
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Etiology : Tis Karsinoma in situ
faktor lingkungan yang berperan dalam terjadinya T1 Dimensi terbesar tumor 2 cm atau kurang
1 2 3 kanker mulut adalah: tembakau, mengunyah sirih, T2 Dimensi terbesar tumor lebih dari 2 cm tetapi
1. Verocous carcinoma alkohol, penyakit sipilis, defisiensi nutrisi, sinar tidak lebih dari 4 cm
2. Epid carcinoma matahari, dan faktor-faktor lain seperti panas T3 Dimensi terbesar tumor lebih dari 4 cm
3. Adeno carcinoma (terutama panas dari cangklong pipa rokok), T4 (bibir) Tumor menginvasi struktur sekitar (contoh
trauma, sepsis dan iritasi dari pinggiran gigi yang melalui tulang kortikal, lidah, kulit leher)
Rontgenologi : tajam atau gigi tiruan, kebersihan mulut yang tidak T4 (r.mulut) Tumor menginvasi struktur sekitar
1. Awal : terlihat adanya resorpsi tulang alveolar dijaga. (pada bibir menginvasi ke tulang kortikal, nervus
2. Lanjut : terlihat adanya destruksi tulang tanpa Human Papillomavirus terutama tipe 16 dan 18 alveolar, dasar mulut, kulit wajah; pada rongga
pembentukan tulang baru --- radiolusen yang defisiensi zat makanan seperti defisiensi mulut mengivasi ke: tulang kortikal, otot ekstrinsik
berkabut --- moth eaten appereance riboflavin dan anemia defisiensi besi sindroma lidah, sinus maksilaris dan tulang; pada oropharynx
3. Daerah destruksi tulang memperlihatkan daerah Plumer-Vinson menginvasi ke otot pterygoid, mandibula, palatum
gelap atau radiolusen, keabu-abuan seperti faktor genetik keras, otot ekstrinsik lidah dan larynx)
berkabut yang menunjukkan adanya massa tumor
Frequensi Lokasi : bibir bawah merupakan organ yang Nodus limfatikus (N)
Histoplatologis sering terkena yaitu sebanyak 38%, lidah 22%, dasar

8
Nx Kelenjar tidak dapat dinilai 1. Tergantung dari staging, usia, keadaan umum - Lesion typically white but may also erythamous or
N0 Tidak ada kelenjar yang terlibat (negatif) (misalnya pada pasien tua dengann KU lemah cukup pink (color depend on the amount of keratin
N1 (Satu kelenjar ipsilateral positif dalam diameter 3 dengan terapi paliatif saja) --- T1 T2 : bedah produced and the degree of host inflammatory
cm atau kurang) saja atau radioterapi saja, T3 T4 : bedah + response to tumor)
N2 radioterapi / kemoterapi / keduanya HPA : epithel hyperplasia with a rough, pappilary
N2a Satu kelenjar ipsilateral positif dalam diameter 2. Eksisi luas --- small Ca --- single treatment surface and parakeratin plugs
lebih dari 3 cm tapi tidak lebih dari 6 cm 3. Radioterapi --- single treatment (tu orofaring --- - Metastasis extremely rare
N2b Beberapa kelenjar ipsilateral positif, tidak ada sulit dijangkau)
yang lebih dari 6 cm 4. Kemoterapi : terutama metastasis Th/ : surgical excision withoud RND
N2c Bilateral atau kontralateral, kurang atau sama 5. Besar dengan keterlibatan lymphonode --- - Radiotherapy is effective but less popular
dengan 6 cm kombinasi terapi dengan RND (Radical Neck because of published report of poorly diffe or
N3 - Nodus limfatikus dengan dimensi lebih besar dari Disection) --- enblock --- pengambilan laterla anaplastic carcinoma developing within the lesion
6 cm triangle of the neck At lip: surgical excision after radiotherapy
N3a Klinis, kelenjar ipsilateral positif, salah satu lebih (wedge resection) - Chemotherapy may temporarily reduced the size
dari 6 cm dalamdiameter 6. Intraoral : is guided by clinical stage : wide of verrucous carcinoma but it is not considered a
N3b Klinis, kelenjar bilateral positif (dalam situasi ini, (radical) surgical excision, radiation therapy or definitive stand alone treatment
setiap sisi leherharus dibuat tahapan terpisah, combination surgery and radiation therapy)
yaitu N3b; kanan, N2a; kiri, N1) 7. Oropharyngeal : radiation therapy Mucoepidermoid Ca/Mucoepidermoid
N3c Klinis, hanya kelenjar kontralateral yang positif 8. Small ca : single treatment
9. Larger with lymph node : combine therapy
Tumor
Metastase Jauh (M) 10. RND - one of the most common salivary gland
Mx Tidak dinilai malignancies
M0 Tidak (diketahui) ada metastase jauh Prognosis: - second seventh decades of life
M1 Ada metastase jauh Stage I and II 5 years survival rate : 76% - Female predilection
Stage III : 41 % - Some tumors have been associated with a previous
Pengelompokan stadium Klinis Klasifikasi TNM (AJCC, Stage IV : 9% history of radiation therapy to head and neck
1980) Mutation of p53 tumor suppressor gene have shown region
Stadium I : T1 N0 M0 equivocal results as prognostic indicator - Most common in the parotid gland
Stadium II : T2 N0 M0 - Usually appears as an asymtomatic swelling,
Stadium III : T3 N0 M0 sometime fluctuant and have a blue or red color
Verrucous Carcinoma that can be mistaken clinically for a mucocele
T1 atau T2 atau T3 N1 M0 - is a low grade variant of oral squamous cell
Stadium IV : T4 N0 atau N1 M0 - HPA : Low grade, High grade and Intermediante
carcinoma grade
Apa saja T N2 atau N3 M0 - Many v.ca arise from the oral mucosa in people
Apa saja T atau N berapa saja M1 Low grade : prominent cyst formation, minimal
who chronically use chwing tobacco or snuff cellular atypia nd relatively high proportion of
- Average age 65-70 mucous cell
Metastase - Common site: mandibular vestibule, buccal mucosa,
Dapat melalui pembuluh darah, limfe atau transplantasi High grade : oslid islands of squamous and
hard palate intermediate cell, pleomorphism and mitotic
langsung Ke mediastinum, aksila, paru dan hati - Lesion appears a diffuse, well-demarcated, activity
painless, thick plaque or verruciform surface - Th/ precdicated by the location, histopathological
Terapi projection grand and clinical stage of the tumor.

9
Early stage: subtotal parotidectomy with Tumor ganas jaringan ikat mesenkim (otot, sel HPA grade:
preservation of the facial nerve endothelial, kartilago dan jaringan pendukung) Gx : Grade cannot be assessed
Low grade : margin of surrounding normal tissue G1 Well differentiated
may need to be removed RHABDOMIOSARKOMA G2 Moderately differentiated
High grade : wider resection Tumor ganas otot lurik yang berasal dari jaringan G3 Poorly differentiated
Advance : total removal of the parotid gland mesoderm G4 Undifferentiated
RND indicated for patient with clinical evidence Tumor ganas otot lurik (otot, tendon, jaringan
of metastatic disease and also with larger or high penghubung) Berdasarkan lokasi:
grade tumors Klasifikasi ada 4 macam : o Orbital
- Prognosis : depend on the grade and stage of the 1. Type embrional : sering pada anak-anak, dekade o Parameningeal
tumor. pertama, masa terlokalisir, berbatas jelas, respon o Kepala dan leher
Low grade : good baik terhadap terapi, jarang metastasis, sering di
Intermediate: slightly worse than low grade kepala leher Penyebab : mulai berkembang dari fetus, kesalahan
High grade : 30-54% survival sel-sel rhabdomioblast pada tahap awal perkembangan
janin yang akan matang masuk & berkembang didalam
Malignant Mixed Tumor otot --- struktru gen rhabdomioblast yang salah
kromosom n.Li Fraumay Sindroma

Divided into 3 katagories:


Klinis : masa dengan bentuk tidak teratur, tumbuh
- Carcinoma Ex Pleomorphic Adenoma/ carcinoma
cepat (1-6 bulan), tidak sakit, ulser -, umumnya
Ex mixed Tumor/ 2. Type botryoid : variasi dari type embrional, lesi
infiltratif, syaraf tertekan, kehilangan gigi-gigi ---
- Carcinosarkoma menyerupai anggur (Polipoid)
Intra oral paling sering palatum
- Metastasizing Mixed Tumor

Carcinoma Ex Pleomorphic Adenoma


- Transformasi malignant dari komponen epitelial
pada pleomorphic adenoma yang sebelumnya jinak
- Mean of age is about 15 years older than that for
the benign pleomorphic adenoma (sixth-eight 3. Type alveolar : pada dewasa muda (rata-rata 16
decades) tahun), agresif & sulit diterapi, sering mulai
- Patient may report that a mass has been present muncul didaerah lengan & kaki --- paling ganas
for many years, sometimes undergoing a recent
rapid growth with associated pain or ulceration
- 80% parotid gland
- Minor salivary gland : palate
Rontgenologi : tidak khas --- hanya melihat
- Th/ wide excision, local lymph node dissection and
keterlibatan tulang & perluasannya
adjunctive radiation
- Prognosis : well diff : 90% 5 years survival rate
4. Type pleomorfik : pasien tua (50 55 tahun),
Sarcoma lokasi terbanyak di ekstremitas

10
Rontgenologis : awal --- pelebaran periodontal ligamen
Radiografis : tidak ada gbr karakteristik, hanya untuk pada 1 atau beberapa gigi, tahap lanjut : sun ray
melihat keterlibatan tulang dan perluasannya appereance --- terbentuk spikula & trabekulae baru
HPA : stroma sel spindle yang berproliferasi menjadi
TNM sel-sel soteoid, sarkomatous
T0 : No evidence of primary tumor Terapi :
T1: Tumor less than 5 cm in greates dimention (a: 1. eksisi & reseksi bedah
superfisial; b: deep) 2. Radioterapi & kemoterapi (hihg doses
T2 : Tumor greater than 5 cm (a: superfisial, B:deep) mechloretamine) --- neoadjuvan
No: no lymp metastases 3. Kombinasi
N1 : lymph nodes metastase Evaluasi keberhasilan : melihat tingkat serum alkali
fosfatase --- jika menurun --- berhasil
M0 : no distant metastases
M1 : distant metastases tumor ganas cell mesenkimal yang memiliki kemampuan
untuk menghasilkan osteoid dan tulang immature
HPA Terapi dan prognosa Klasifikasi :
Tergantung stadium dan grup tumor Tipe konvensional
RMS Embrional Pembedahan kemo dan radiasi Berasal dari kavitas medula
Staging : Multiagent chemoterapy (vincristine, actinomycin D Melibatkan semua tulang (max + mand)
1. To : Tidak terlihat tumor secara klinis and cyclophosphamide) Paling banyak pada body mandibula, symphisis,
2. T1 : Tumor dengan besar 5 cm dalam semua Prognosis : 5 years survival rate : 60-70% newly sdt rahang, ramus dan TMJ
dimensi ke superfisial & ke dalam diagnosed, 30% if metastase Tipe Juxtacortical/Parosteal :
3. T2 : Tumor dengan besar > 5 cm dalam semua Muncul dari permukaan periosteal
dimensi OSTEOSARKOMA Osteogenik Sarcoma Jarang terjadi pada semua tulang
- Definisi : tumor ganas yang terdiri dari sel-sel Perkembangan lambat
Terapi : osteoblas yang tidak berdiferensiasi --- tumor Prognosis baik karena metastase rendah
1. Eksisi luas ganas primer non odontogenik dapat melibatkan Ekstraskeletal
2. Kemoterapi (Vincrine, Dactinomycin, beberapa macam jaringan Muncul di dalam jar lunak
Cyclophosfanata) : tumor ini sangat berespon - Klasifikasi : Jenis yang paling ganas
karena proliferasi cepat & jaringan 1. Tipe konvensional : beasal dari kavitas medula
bermetastasis tinggi 2. Tipe periosteal / juxcortical : muncul pada - Etiologi : trauma, perkembangan suatu
3. Radioterapi --- biasanya pada anak kecil permukaan periosteal --- pertumbuhan lambat penyakit (paget, fibrous displasia, giant cell
4. Kombinasi 3. Tipe ekstraskeletal : muncul didalam jaringan tumor), radiasi
lunak --- melibatkan ekstraskeletal --- ganas - Klinis : rasa sakit ringan, pemebengkakan,
Etiologi : struktur gen rabdomioblast yang salah, sekali ulkus, diastema gigi, parastesia bila kena n alv
kromosome 11. Li-Fraumeni syndrome : kelompok ca jar - Etiologi : trauma pencabutan gigi, dapat timbul inf, obstruksi hidung (maks), bila menembus
lunak pada keluarga yg menyebabkan mutasi gen pada pasien dengan pagets disease, fibrous kortesk tulang masa besar dg konsistensi
suppresor tumor. displasia, post terpai radiasi lunak smp keras
- Klinis : bengkak EO / IO asimetri wajah, kulit - Radiografis : awal : pelebaran ligamen
Klinis : pertumbuhan cepat tanpa rasa sakit, tidak ada terlihat menegang, pergeseran gigi, menyerang periodontal. lanjut : sunray/sunburst
ulcerasi, bentuk tidak teratur, tumbuh cepat 1-6 bln. syaraf --- parastesi

11
appearance (spikula dan trabekula tulang baru tumbuh lambat, merah kebiruan, berlobus & - Definisi :
yang tidak beraturan) mudah berdarah - Jinaknya namanya :
- Metastase tersering ke paru-paru dan otak 2. Sentral fibrosarkoma : permukaan halus,
- Grade G1 ; well diff, G2 moderately, G3 poorly warna sama dengan jaringan sekitar, tidak ADENOCYSTIC CARSINOMA
, G4 undiff mudah berdarah, kehnacuran tulang secara - Definisi : tumor ganas berasal dari epitelium
- T: luas kelnjar ludah --- retensi meningkat -- >>
o Bone sarkoma - HPA : tampak sel-sel fibroblas dengan sel-sel submandibula
T1 : tumor confined with in the spindle yang herring bone - Klinis :masa yang ditutupi oleh membran mukosa, >>
other - DD : Fibrous displasia, osteosarkoma dipalatum, konsistensi keras, ulser + parastesi jika
T2 : Tumor invade beyond the - Terapi : syaraf +, >>> dopalatum, pertumbuhan lambat
other 1. Eksisi & reseksi luar - HPA : sel-sel epitel yang abnormal mengelilingi &
o Soft tissue sarcoma 2. Luas & tidak terjangkau --- radioterapi / atau infiltrasi ke duktus atau struktur kelenjar
T1 : 5 cm or smaller kemoterapi pada organ yang terlibat
T2 : largen than 5 cm - Terapi :
N : N0 dan N1 - malignant tumor of fibroblast 1. Pembedahan : lobektomi / parotidektomi
M : M0 dan M1 - clinical : slow growing masses, may occur 2. Radioterapi
anywhere in head and neck region, any age 3. Kemoterapi --- tidak begitu bermanfaat
- Th/ eksisi radikal, radioterapi post op, (young adult and children)
kemoterapi preop - HPA : well diff : spindle shape cell herring CARSINOMA SQUAMOUS PADA LIDAH
- Evaluasi : tingkat serum alkali fosfatase bone pattern. Poorly diff: less collagen - Lidah dilapisi oleh epitel skuamosa --- carsinoma di
- Prognosa : 5 years survival rate : tlg pjg 20%, - Th/ surgical excision, wide margin of adjacent 2/3 anterior lidah --- differensiasi baik sedangkan
rahang 30-40% normal tissue karsinoma 1/3 posterior lidah --- differensiasi
- Recurrence half of cases, 5 years survival kurang baik --- cenderung metastasis --- orofaring
FIBROSARKOMA rate : 40-70% - Metastasis melalui kelenjar limfe --- jika ada
- Definisi : tumor ganas pada jaringan ikat & kolagen dipertengahan lidah menyeberang ke kontralateral
--- primer di jaringan lunak --- sekunder di tulang VERRUCOUS CARSINOMA atau KGB daerah subdigastricus
--- bersifat infiltratif --- agresif ke daerah lokal - Definisi : salah satu jenis karsinoma sel squamosa - Ukuran tumor lidah : ada diawal
- Etiologi : - Etiologi : kebiasaan merokok, mengunyah sirih --- - Klinis : hampir sama dengan epidermoid karsinoma
1. Kasus post radiasi dengan fibrous displasia Snuff differ cancer - HPA : >> sel squamos dengan hiperkromatic
2. Pagets disease dengan terapi radiasi - Klinis : eksofitic, berbentuk papilary dengan - Terapi :
- Ada 3 macam : ukuran bervariasi, dasarnya cenderung meluas 1. T1 T2 : partial glosektomi + RND profilaksis
1. Odontogenik : dari jaringan mesenkimal gigi dengan pinggiran yang indurasi, bertangkai serta --- KI --- jika sudah melewati garis median /
atau periodontal ligamen berwarna merah, ulser +, permukaan berbenjol- akar lidah
2. Neurogenik : dari jaringan perineural benjol 2. T3 T4 : Glosectomi + RND profilaksis
dimandibula --- tumor periferal --- >> foramen - HPA : epitel berlapis gepeng & hiperkkeratinisasi 3. Radioterapi & kemoterapi
mandibula --- biopsi multiple
3. Sinovial : karakteristik pada saat dipalpasi - Terapi :
sakit & adanya metastasis 1. Eksisi bedah tanpa RND LY,PHOMA
- Klinis : 2. Radioterapi yang agresif Kanker jaringan limfoid yang ditandai oleh proliferasi
1. Periferal oral fibrosarkoma : lesi yang atau akumulasi sel-sel asli jaringan limfoid (limfosit,
irreguler, cenderung dalam bentuk ulserasi, MELANOMA MALIGNA histiosit, prasel dan derivat2nya)

12
Prednison
LYMPHOMALIGNA
Definisi : suatu jensi malignan non epitel pada sistem
Hodkin Lymphoma is a unique malignant neoplasm originating in lymphoid
lymphatic - Tumor ganas sistem haemopoetik yang berasal dari tissue that features the presence of characteristic
Ada 2 type : kelenjar lymphoid yang dikarakteristik reed Reed Stenberg cell in associated with an appropriate
1. Hodgkin lymphoma (HL) sternberg cell berasal dari limfosit B cellular background
2. Non Hodgkin lymphoma (NHL) - Diikuti manifestasi klinis : demam, menggigil, berasal dari sel limfosit B
Penyebab : Eksposure obat2an, imunosupresif, leukositosis --- yang membedakan dengan rarely involves the oral cavity
imunoproliferatif, kelainan kromosom HL limfosarkoma & leukemia clinical : almost begins in the lymph nodes and any
(nocornavirus, Virus Epstein Bar (EBV) lymph node group
Tumor ganas yang berasal dari sel-sel otot polos Klinis : pembesaran kelenjar lymphe, sakit -, most common site : axillary and mediastinal nodes (70-
R.mulut : papilla sirkumvalata lidah, otot erector berkeringat, BB menurun, jarang melibatkan rongga 75%), abdominal dan inguinal nodes (5-10%)
pilorum dan ddg p.drh mulut, paling sering sering kelenjar limfe di axilla & peak of age : 15-35
Klinis : gejala awal masa cepat membesar dan tidak mediastinitis, pembesaran tidak lunak, lymphodenopati enlarging, nontender, discrete mass or masses in one
sakit, exophitik dan ulserasi superfisial, well pertama yang terlihat biasanya diatas diafrahma lymph node region
circumscribed, mudah berdaran (dimulai dari noudl, kalo NHL dimulai dari ekstra nodul)
Radiologis : gigi2 floating in air
Th/ surgical excision, adjunctive chemotherapy or Klasifikasi :
radiation therapy 1. Type nodular
2. Type classical (predominan lymfosit, sclerosis
The difference between NHL and Hodgkin's nodular, selularitas campuran)
disease - Staging :
There is only one way to tell the difference between 1. Keterlibatan 1 regio lymphonode atau single /
Hodgkin's and non-Hodgkin's lymphomas (NHL), and organ lymphatic
this difference can be seen when the cells are looked 2. Keterlibatan 2 regio lymphonode pada sisi yang
A B
at under the microscope. Often the cells need to be sama dari diafrahma
A.
stained with dyes to show their structures. Usually 3. Keterlibatan 2 regio limphonode pada kedus sisi
B. Reed
the cells will also be tested for the presence of diafrahma
(Neville)
particular proteins - this is known as 4. Diffuse atau diseminated involvment dari 1 / lebih
other systemic sign : weight loss, fever, night sweats,
immunohistochemistry. organ ekstra lymphatic
itching. Absence of systemic symptoms : better
In most cases of Hodgkin's disease, a particular cell prognosis
known as the Reed-Sternberg cell is found in the Terapi :
Classification : Nodular and Classical
biopsies. This cell is not usually found in other 1. Biopsi kelenjar lymphe
Stage (Neville) :
lymphomas, so they are called non-Hodgkin's 2. Hematologi : neutrofilia, leukositomia, kinia darah
o Stage I : involvement of a single lymph node
lymphoma. This difference is important because the (alkali fosfat meningkat)
3. Kemoradiasi : radiasi untuk lesi hodgkin yang region or single extralymphatic organ or site
treatment for Hodgkin's and non-Hodgkin's o Stage II : involvement of two lymph node regions
lymphomas can be very different. It is thought that terlokalisir, kemoterapi untuk lesi yang sudah
bermetastasis, pembedahan kontra indikasi (untuk on the same side of diaphragm
Reed-Sternberg cells are a type of white blood cell - a o Stage III : involvement of lymph node regions
B-lymphocyte that has become cancerous. B- insisi biopsi saja)
4. Obat-obat kemoterapi yang sering digunakan : both sides of the diagphragm
lymphocytes normally make antibodies to fight o Stage IV : diffuse or disseminated involvement of
infections. Vincristine (Oncovin)
Pracarbazine one or more extralymphatic organs

13
A : absence of systemic sign - Ada 2 type : sporadile & endemik (afrika) ---
B : presence of systemic sign banyak pada anak-anak usia 7 tahunan
Treatment : - Penyebab : diduga kuat VEB, pada type ndemik ok
o Depend on the stage : translokakasi kromosom
o Stage I and II : local radiation therpy alone - Organ yang terkena :
o Stage III and IV : chemo and radiation therapy A B C 1. Endemik : rahang & orbita
A. 2. Sporadik : abdomen, GIT, sum-sum tulang ---
Prognosis : Stage I and II : 10 years survival rate B. prognosa lebih buruk
(80-90%) C.
(Neville) Is a malignancy of B-lymphocyte origin that
Nonhodkin Lymphoma represents an undiff lymphoma
- Ada 3 type : berdasarkan peningkatan derajat - it was seen frequenly in Afreica
agresifitas E/ Epstein Barr virus, chromosomal translocation
1. Low grade Clinical:
2. Intermediate grade o Usually in children (7 years)
3. High grade o Post segment of the jaw
Klinis : sering terjadi lymphadenopati servikal & o Facial swelling, proptosis. pain , tenderness and
- A B
biasanya disertai ekstranodul (cincin waldeyers : parestesia minimal, tooth mobility (aggresive
A.
tonsil, nasofaring & pangkal lidah), ulser dapat destruction of the alveolar bone), premature
B.
epidermoid Ca, sebagian besar disertai gejal exfoliation of deciduous teeth and enlargement of
(Neville)
sistemik the gingiva or alveolar process
Most commonly develops in the lymph nodes but also
Biopsi : Eksisi biopsi , FNAB Radiographic : radiolucent destruction of the bone
- extranodal ( skin and GIT)
Terapi : with ragged, ill-defined margin
- Nodal presentation : non tender mass slowly enlarging
1. Radioterapi atau kemoterapi (kombinasi) HPA: starry-sky appearance, histiocytic cells with
for month, cervical, axiall, inguinal
2. Pembedahan bukan indikasi abundant cytoplasma (stars) set against a background
Intraoral : extranodal (bukal vestibule, posterior hard
3. Low grade (watch & wait) hanya sembuh of malignant, darkly staining lymphoma cells (night sky)
palate, gingiva) ; swelling, nontender, diffuse, boggy
dengan kemoterapi - Treatment : chemotherapy (high dose
consistency
cyclophosphamide)
Bone : pain and discomfort, parestesia
Malignancies of lymphreticular histogenesis (limfosit B - Prognosis : 3-5 years survival rate : 85-95%
Radiographic : ill defined or ragge radiolusency
and T) Treatment :
- initially arise within lymph node and tend to o Radiation and/or chemotherapy Ewings sarcoma
grow as solid masses o Low grade : watch and wait Is a distinctive primary malignant tumor of bone that
Classification : o Intermediate grade and high grade : radiation is composed of small undiff round cell of uncertain
o Low grade therapy alone (localized tumor); advance : histogenesis
o Intermediate grade radiation + chemotherapy alone Third most common osseous neoplasm after
o High grade osteosarcoma and chondrosarcoma
Etiology : multifactorial, Epstein Barr Virus Clinical : pain, swelling
Clinical Burkit lymphoma Radigraphic : cortical destruction of expansion
o Usia pertengahan dan org tua plg sering terkena - Keganasan pada sel B limfosit --- salah type NHL The/ srugery, radioth, chemo
o Laki2 lebih sering high grade
o Ekstral oral : pembesaran kelenjar asimtomatik Carnoy's Solution

14
Composition: Karsinoma sel skuamosa
6 parts EtOH (absolute or 95%) Karsinoma sel basal 3.Alkohol dan tembakau
3 parts chloroform Adenokarsinoma Perokok berat mempunyai resiko terserang tumor
1 part glacial acetic acid 2. Sarkoma ganas rongga mulut enam kali lebih tinggi dari pada
Fibrasarkoma mereka yang tidak merokok (Graham,1997). Kurang

DETEKSI DINI KEGANASAN Liposarkoma (Lemak) lebih terdapat 2000 macam zat kimia dalam tembakau,
Kondrosarkoma (Tl Rawan) 20 diantaranya terbukti merupakan karsinogen.
DALAM RONGGA MULUT Osteogenik sarcoma (Tulang) Terdapat hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi
Limfosarkoma (Kel lymp) alkohol dengan tumor ganas rongga mulut. Peminum
TINJAUAN UMUM TUMOR GANAS RONGGA Neurogeniksarkoma (Syaraf) kuat mempunyai resiko terserang tumor ini sepuluh kali
MULUT Rhabdomysarkoma (J ikat) lebih besar, dan peningkatan konsumsi alkohol
Definisi Lieomysarkoma (O polos) berhubungan dengan meningkatnya resiko terserang
Tumor merupakan suatu benjolan atau tumor ganas rongga mulut (Wynde Bross,1976).
pembengkakan. Namun istilah tumor sekarang ini ETIOLOGI Individu yang meminum sejumlah besar alkohol
diterapkan hanya untuk massa neoplastik. Tumor Etiologi yang pasti dari tumor ganas rongga biasanya juga perokok berat, hal ini akan
adalah pertumbuhan baru dari suatu jaringan yaitu mulut belum dapat ditentukan. Sekalipun demikian mempengaruhi tuerjadinya tumor ganas rongga mulut.
terjadi multiplikasi sel yang tidak terkontrol dan beberapa faktor dari resiko diduga berkaitan dengan Kombinasi konsumsi alkohol dan termbakau mendorong
bersifat progesif . meningkatnya insidensi tumor ini. Faktor-faktor yang terjadinya tumor ganas ini, 15 tahun lebih awal dari
Neoplasma dapat dibedakan berdasarkan dapat memicu timbulnya perubahan keganasan disebut pada individu yang tidak mengkonsumsi alkohol maupun
sifatnya menjadi neoplasma jinak (benigna) dan karsinogen. Bebera faktor yang berpengaruh terhadap tembakau.
neoplasma ganas (maligna). Kanker adalah istilah umum terjadinya tumor ganas rongga mulut antara lain faktor
untuk menunjukkan neoplasma ganas.Tumor ganas kimia dan industri, faktor fisik, alkohol dan tembakau, 4. .Penyakit kronis
memiliki karesteristik yang berbeda dengan tumor penyakit kronis, serta faktor umur, jenis kelamin dan Penyakit kronis dapat menjadi faktor
jinak, tumor ini tumbuh dengan cepat, tidak berkapsul riwayat keluarga (Manullang predisposisi bagi timbulnya keganasan. Penyakit-
sehingga tidak tumbuh dipisahkan dari sekitarnya K,2001;Silverman,1981;The Wisdom Tooth,2003). penyakit tersebut antara lain Linchen Planus dan
dapat menyusup kejaringan sekitarnya, tidak berguna Shipilis. Linchen planus dapat dianggap sebagai
bagi tubuh, maupun melepaskan diri dari tumor induk 1.Faktor kimia dan industri penyebab terjadinya tumor ganas, walaupun penyebab
(tumor primer) dan memasuki sirkulasi untuk menyebar Banyak zat kimia dalam lingkungan industri adalah langsung dan hubungannya yang jelas belum diketahui.
ketempat lain membentuk tumor sekunder, sel-selnya bersifat karsi-nongenetik. Lebih dari 70-80% tumor Banyak kasus yang menunjukkan bahwa penderita
berdiferensiasi (anaplastik) (Manullang K,2001 ). ganas pada manusia berkaitan dengan faktor kimia dan tumor ganas mempunyai riwayat Linchen planus
Tumor ganas rongga mulut adalah tumor yang lingkungan. Terdapat peningkatan resiko terkena tumor (Burkett,1984). Ditemukan bukti pula bahwa20-30%
berada di rongga mulut. Semua jaringan dirongga mulut ganas rongga mulut untuk pekerja pada industri tekstil dari semua laki-laki dengan semua tumor ganas rongga
dapat terkena. Dari tumor ganas yang menyerang kapas atau katun dan wool . mulut dai Amerika Serikat adalah penderita Sipilis
tubuh kurang lebih 2-6% terjadi di rongga mulut. kronis
Tumor ganas rongga mulut secara histologis dibagi 2.Faktor fisik
dua : Tumor ganas yang berasal dijaringan epitel Fisik dalam lingkungan juga sudah diketahui mempunyai 5.Umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga
disebut karsinoma sedangkan yang berasal dari potensi untuk terjadinya tumor ganas rongga mulut. Prevalensi tumor ganas meningkat sejalan dengan
jaringan pendukung atau mesenkhim disebut sarkoma. Agen ini berupa radiasi yang menimbulkan ionisasi bertambahnya usia. Umumnya tumor ganas pada rongga
Tipe-tipe dari karsinoma dan sarkoma dapat dibedakan seperti radiasi X dan radiasi ultraviolet yang dapat mulut terjadi pada laki-laki yang berusia lebih dari 50
lagi sebagai berikut (Manullang K,2001) : menyebabkan terjadinya karsinoma sel basal dan tahun dan angka kejadian meningkat pada pasien
1. Karsinoma malanoma maligna . dengan riwayat keluarga positif kanker. Hal tersebut

15
mungkin merupakan fektor predisposisi herediter keadaan umum, gizi maupun penyakit lain yang berdasarkan luasnya anatomi dari lesi tumor adalah
untuk terjadi tumor ganas yang diturunkan secara dideritanya . sebagai berikut (Joseph,1983) :
genetik, walaupun faktor-faktor yang lain juga turut Stadium 1: Terlokalisir pada tempatnya.
berperan ( Cancer Group,2003 ). 2.Pemeriksaan fisik Stadium 2: Menyebar ke kelenjar getah bening
Pemeriksaan fisik dilakukan secara inspeksi regional.
PATOGENESIS dan palpasi ditempat terjadinya benjolan dan Stadium 3: Lesi primer meluas dan terfiksasi pada
Karsinigebesis atau onkogenesis adalah proses sekitarnya. Dicatat kondisi tumor yaitu lokasi, sifat, struktur yang lebih dalam, Invasi. ketulang
terjadinya tumor ganas melalui transformasi sel-sel ukuran, konsistensi, masa jaringan, batas dengan dan menyebar kenodus lymphaticus.
jaringan normal tubuh yang bersifat patologik dan jaringan sekitarnya serta tidak adanya metastase. Stadium 4: Adanya metastase ketempat yang jauh.
irreversibel, tetapi untuk menimbulkan suatu tumor Union Internationale Center Ie Cancre atau UICC
ganas diperlukan pariode laten yang lams. Proses 3.Pemeriksaan labolatorium (Hermanek, 1987) membuat ganas (T), ada tidaknya
transformasi tersebut berdasarkan mutasi somatik Pemeriksaan sitologik penyebaran ke nodus lymphaticus (N), dan ada tidaknya
metastase tumor ke organ lain (M). Sistem ini disebut TNM.
sel-sel yang menimbulkan diferensiasi nabnormal dan Mengamati perubahan yang terjadi pada sel-sel
menyimpang dengan sifat biologik sel neoplasma ganas. yang lepas dari permukaan jaringan neoplasma baik
DETEKSI DINI KEGANASAN
Terjadinya perubahan mutasi ini merupakan hasil secara spontan atau sengaja dengan biopsi, punksi
1.PENGERTIAN
interahsi lingkungan tertentu (oksigen atau endogen) atau aspirasi. Sediaan apusan kemudian iwarnai
Deteksi dini keganasan adalah mengenali atau
denagn tubuh, khususnya pada sel yang berpoliferasi dengan cara Papanicolau dan diamati dibawah
mencurigai tumor ganas rongga mulut tahap awal
atau yang sedang mitosis. Tanda-tanda sel yang mikroskop (Robbins,1992).
secara klinis dan mendiagnosa tumor ganas rongga
mengalami trasformasi kearah keganasan yaniti adanya Pemeriksaan anatomi histopatologi
mulut tahap dini pada kasus-kasus yang belum
perubahan sifat pertumbuhan, perubahan morfologik, Pemeriksaan dilakukan atas sebagian atau seluruh
menimbulkan keluhan (asimtomatik) atau dalam tahap
perubahan kariotipe, perubahan antigenik, perubahan massa jaringan sebagian atau seluruh massa
yang masih bisa disembuhkan. Mendeteksi tumor ganas
metabolik dan perubahan gambaran permukaan jaringan sebagai hasil pembedahan, dengan cara
rongga mulut pada manifestasi klinisnya yang paling
(Manullang K,2001 ). biopsi maupun reaksi ekstripasi. Pemeriksaan ini
dini sangat penting, karena terdapat hubungan antara
dilakukan secara makroskopis dengan melihat
kelangsungan hidup dan tahap penyakit pada waktu
DIAGNOSIS perubahan secara langsung dan secara
diagnosa ditegakkan (The Cancer
Diagnosis tumor ganas rongga mulut ditegakkan mikroskopis.
Information,2003 ).
berdasarkan pemeriksaan yang tersusun rapi dan teliti Pemeriksaan labolatorium lainya
Deteksi ini memberikan kesempatan terbaik
meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan Pemeriksaan labolatorium yang harus dilakukan
bagi pasien untuk mencapai keberhasilan dalam
labolatorium ( Cancer Group Institud,2003;Manullang antara lain jumlah sel darah, analisa urine dan
penatalaksanaan dan bahkan mungkin penyembuhan.
K,2001 ): pemeriksaan rontgenologis. Pemeriksaan
Tidak hanya kesempatan untuk bertahan hidup menjadi
labolatorium lainya juga harus dilakukan bila ada
jauh lebih besar, akan tetapi deformitas dan disfungsi
1.Anamnesa gejala-gejala tertentu yang menjadi indikasinya.
setelah terapi akan diperkecil (Burket 5,1984). Suatu
Anamnesa yang baik sangat penting untuk
kewaspadaan terhadap tempat-tempat yang paling
menentukan suatu proses keganasan yang gejala- STADIUM
sering diserang, pengetahuan akan gambaran lesi
gejalanya sering non spesifik. Dengan wawancara Klasifikasi stadium tumor penting diketehui
dininya sangat dibutuhkan untuk bisa menemukan
melalui pasien atau keluarganya akan di dapat data- untuk menentukan tingakat perkembangan tumor, cara
tumor ganas rongga mulut yang tidak memberikan
data yang diperlukan meliputi nama, jenis kelamin, perawatan, prognosa dan evaluasi hasil perawatan.
gejala ( Cancer Group Institude,2003 ).
umur riwayat keluarga, status sosial ekonomi dan Sampai saat ini belum ada sistem klasifikasi tumor
kebiasaan pasien yang berhubungan dengan penyakit. ganas yang telah diterima secara universal meskipun
2. TANDA-TANDA DINI KEGANASAN
Penting juga untuk memeriksakondisi penderita berupa terdapat beberapa sistem klasifikasi. Sistem dasar
a.Tanda umum keganasan (ACS,2003;Cancer
yang digunakan untuk melakukan klasifikasi tumor
Group,2003;The Wisdom,2003).

16
Formulasi American Cancer Society ini Pengerasan dengan atau tanpa pembesaran
disebut Delapan Tanda Peringatan Kanker Dini yaitu : kelenjar regional terjadi karena penyebaran sel
Perubahan dalam kebiasaan defekasi dan neoplastik melalui pembuluh lymph.
berkemih.
Luka tidak dapat sembuh. Lesi stadium lamjut ditandai dengan indurasi,
Pendaraha atau mengeluarkan cairan yang tidak fiksasi dan lympadenopati. Lesi ini akan terlihat kecil
lazim. dengan indurasi atau perubahan lokal berupa erosi,
Penebalan atau benjolan dibuah dada atau tempat eritema dan karatosis.Tumor ganas rongga mulut
lain. biasanyabersifat kronis, ulkus dan tidak dapat sembuh
Gangguan pencernaan atau sukat menelan. dan rasa sakit tidak dapat ditemukan pada lesi sdini.
Perubahan pada kutil atau tahi lalat. Rasa sakit yang terlokalisir adalah gejala stadium
Batuk hebat atau suara serak. lanjut akibat invasi tumor ke struktur yang lebih dalam
Bercak merah pada mukosa mulut. ( Silverman S.,1981). Secara klinis tumor ganas
rongga mulut stadium dini dapat berupa bercak atau
b. Tanda-tanda dini keganasan pada rongga mulut plak yaitu lesi praganas terutama eritoplakia, berupa
( Cancer Group,2003 ). kerak (crustylesion) yang tidak menarik perhatian,
Untuk mendeteksi tumor ganas secara dini, selain erosi, ulkus, benjolan yang samar atau nyata
delapan formasi yang disebut diatas, perlu ( Manullang K,2001 ).
diperhatikan pula tanda-tanda yang biasa ditemukan Tumor ganas rongga mulut dini tidak
pada tumor ganas rongga mulut seperti berikut ini : menimbulkan gejala, berdiameter 2 cm, kebanyakan
Ulserasi atau erosi berwarna merah dengan atau tanpa disertai komponen Gambar 2 : Deteksi dini keganasan Rongga Mulut dapat
Terjadi karena kerusakan epitel sehingga putih dan licin. Hampir 95% dari lesi dini memiliki dilakukan sendiri
mempengaruhi proses mutasi sel, hilangnya komponen eritroplastik (merah), dan kurang dari 5% ( The Wisdom Tooth,2003 ).
pelekatan interseluler, dan gangguan pada laminal hanya memiliki komponen putih. Perubahan tekstural
basal. yang dihubungkan dengan eritroplasia kekasaran 1. Lidah.
Eritema granulasi, ulserasi atau indurasi akan memperbesar Tumor ganas pada lidah mayoritas terjadi
Tanda kemerahan yang menunjukkan adanya kemungkinan bahwa lesi itu merupakan suatu keganasan pada dua pertiga lateral, dapat meluas melalui dan dari
inflamasi, menipisnya epitel dan hilangnya ( Manullang K,2001 ). vertikal kemudian kedasar mulut,. Tumor ganas ini 25%
keratinisasi. terdapatpeda sepertiga posteriol lidah dan 20% pada
Indurasi c. Gambaran klinis tumor ganas rongga mulut. sepertiga anterior, sedangkan pada permukaan dorsum
Pengerasan terjadi karena peningkatan jumlah sel Langdon (1995) menguraikan gambaran klinis lidah jarang terjadi, namun bila terjadi biasanya
epitel dan proses inflamasi. tumor ganas rongga mulut adalah sebagai berikut: berhubungan dengan slositis siphilis.
Fiksasi Tumor ganas lidah tahap dini dapat
Pembelahan sel yang abnormal akan menginfasi bermanifestasi dalam berbagai bentuk, dapat berupa
struktur yang lebih dalam sampai keotot dan tumbuhan exophitic disertai ulserasi, berupa ulser
tulang. yang berada dalam fissur, atau urea ulserasi pada
Kronisitas daerah superficial dengan infiltrasi keotot dibawahnya.
Tumor ganas bukan penyakit yang dapat sembuh
secara spontan, oleh karena itu lasi keganasan 2. Dasar mulut.
secara normal tidak akan hilang tanpa terapi. Tumor ganas dasar mulut ditemukan kedua
Lympadenopati terbanyak dari seluruh tumor ganas rongga mulut.

17
Dasar mulut didefinisikan sebagai daerah berbentuk U Maskila dan dasar Antrum tumor ganas jarang Grade III : bercak keputihan berbatas tegas dengan
yang terletak antara linggir alveolar rahang bawah terjadi pada daerah ini, tapi bila muncul pada salah indurasi, mungkin ada kerutan.
dengan permukaan ventral lidah. Tumor ganas yang satu daerah dapat menyebar ketempat lain, sehingga Grade IV: bercak mengalami indurasi, ada fisura, erosi,
pada daerah ini hampir semua tumbuh didaerah sukar untuk mengetahui letah lesi primernya. Tumor kadang-kadang permukaaanya berpoliferasi seperti
anterior. Lesi muncul dengan indurasi yang kemudian ganas pada daerah ini paling jarang terjadi kecuali veruka. Pada pemeriksaan mikroskopis nampak
berubah menjadi ulserasi. Lesi tahap ini berpengaruh perokok berat. perubahan keganasan dini.
pada lidah dan bagian lingual dari mandibula, sehingga
pasien sukar berbicara. Infiltrasi dapat meluas kelidah LESI PREKANKER LEUKOPLAKIA
gingiva dan musculus genioglosus. Tumor ganas dasar Dalam deteksi ini dapat ditemukan kelainan Paling sering didapatkan pada bukal dan dasar mulut.
mulut lebih banyak berhubungan dengan leukoplakia prekanker. Lesi prekanker menurut WHO adalah suatu Kurang lebih 10-12% leukoplakia berybah menjadi
dari jenis tumor ganas pada tempat yang lain. Menurut jaringan yang secara morfologis telah berubah dimana karsinoma rongga mulut, ini diperlukan waktu sampai 10
Kramer (1970) leukoplakia pada dasar mulut mempunyai kemungkinan untuk menjadi tumor ganas lebih besar. tahun.Leukoplakia yang dapat berubah menjadi
kecendrungan yang tinggi untuk berubah menjadi Yang termasuk lesi prekanker adalah leukoplakia, karsinoma ini pada pemeriksaan mikroskopis
ganas. eritoplasia dan eritoplakia (Pinbog,1980). Leukoplakia menunjukkan suatu displasi yang irreversibel walaupun
telah dianggap sebagai lesi prekanker kavitas oris. penderita menghentikan rokoknya.
3. Gingiva dan linggir alveolar. Bercak putih ini pada membran mukosa mulut
Tumor ganas pada linggir alveolar rahang sebenarnya hiperkeratosis yang timbul sebagai akibat ERITROPLAKIA
bawah terbanyak ditemukan pada regiopremolar dan iritasi kronis pada mukosa. Penelitian jangka lama di Kelainan ini jarang terjadi pada usia tua. Masih
molar. Diagnosa sering terlambat ditegakkan karena Swedia dan Denmark atas sejumlah besar penderita diperdebatkan apakah merupakan kelainan permaligna
banyak jenis inflamasi dan lesi yang muncul pada leukoplakia secara total atau partial sembuh dalam 15. atau memang suatu karsinoma super fisial yang sangat
daerah ini. Infeksi odontogenik seperti abses Eritoplasia (bercak granula merah) dan eritroplakia dini. Kelainan ini berupa mukosa yang sedikit meninggi
periapikal dan periodontal dapat terlihat sebagai (bercak putih dalam bercak merah) menpunyai resiko dan menebal berwarna merah mirip jaringan granulasi
bentuk pembengkakan pada linggir alveolar dengan lebih tinggi untuk trasformasi maligna. Menurut dengan tumpukan keratin diatas permukaan. Lokalisasi
daerah ulserasi. Peripheral gian cell granuloma, penelitian prabedah, tumor ganas didapatkan dalam yang paling sering ialah dasar mulut, palatum molleh
pregnancy granuloma, poliphoid dan fibro epithelial 30% eritroplasia dan 60% eritroplakia (Rakel, 1985). dan trigonum retro molar. Bila ditemui kelainan ini
lesions dapat muncul pada daerah ini dan bentuknya Leukoplakia dapat mengalami perubahan penyembuh, maka penanganannya dianggap sebagai karsinoma
menyerupai tumor ganas sehingga menimbulkan membaik, tetap, menyebar atau menjadi ganas. rongga mulut.
kesukaran pada diagnosa. Menurut lokasinya ada perbedaan yang menyangkut
tempat leukoplakia yang cenderung mengalami 3.TEKNIK DETEKSI KEGANASAN
4. Mukosa Bukal. perubahan keganasa. Lidah, bibir dasar mulut dan a. Pemeriksaan klinis.
Mukosa bukal meluas dari bagian bawah linggir mukosa bukal mempunyai prosentase perubahan Pemeriksaan wajah dan rongga mulut dan rongga mulut
alveolar rahang atas kelinggir alveolar rahang bawah. keganasan yang cukup tinggi (Pinborg,1980). Frekuensi adalah bagian dari diagnosa fisik yang penting dalam
Karsinoma sel skuamosa muncul disepanjang dataran leukoplaki yangberubah menjadi karsinoma adalah kecil deteksi awa tumor ganas dan lesi prekanker rongga
oklusal sampai daerah retromolar. Lesi ini banyak yaitu 3% sedangkan eritroplakia cukup tinggi yaitu mulut. Suatu metode pemeriksaan secara menyeluruh
berada di posterior. Lesi pada daerah ini dapat terjadi 51%. dibuat sehingga dapat diikuti dan dikembangkan
karena trauma oklusal sehingga mengakibatkan ulserasi Secara klinis leukoplakia dapat dibagi atas 4 grade : menjadi suatu prosedur yang rutin. Periksaan diawali
dan menjadi infeksi sekunder. Pada stadium lanjut Grade I : bercak kemerahan yang granuler yang dari ekstra oral, kemudian struktur anterior, struktur
pasien merasakan adanya trimus akibat infiltrasi sel secara bertahap berubah menjadi keabuan. posterior dan terakhir struktur pharingael. Metode
neoplasia ke otobucinator. Grade II : bercak putih kebiruan berbatas tegas, tersebut adalah (ACS,2003; Cancer Group
tanpa indurasi. Institude,2003 ) :
5. Palatum keras linggir alveolar. :1. Struktur wajah.

18
Pada pertemuan pertama dengan pasien amati secara Periksa secara visual dan palpasi vistibula 9) Gigi.
keseluruhan adanya kelainan kulit, pigmentasi, mandibula dengan mulut setengah terbuka, amati Gigi diperiksa secara klinis dan
asimetris dan pembengkakan. warna, pembengkakan mukosa, vestibula dan radiografis khususnya bila ada gigi yang hilang
gingiva. yang dapat menjadi gejala awal parkembangan
1) Nodus Lymphaticus. 5) Mukosabukal dan commissura. tumor ganas.
Palpasi ekstraoral penting dilakukan untuk Dengan menggunakan kaca mulut dan Semua lesi harus diuraukan secara rinci
menentukan kondisi nodus lympaticus sub mental, mulut terbuka lebar, periksa seluruh mukosa bukal dengan perhatian penuh pada lokasi, ukuran, warna,
submandibula servikal, daerah preauricularitis, sampai kommisura dan kembali kebagian anterior. permukaan dan karesteristikfisik lainnya. Suatu
parotis dan superiosteal dari leher. Palpasi Catat adanya perubahan berupa pigmentasi dan fase observasi untuk mengevaluasi lesi tersebut
ekstraoral kadang-kadang gagal untuk menemukan mukosa yang dapat digerakkan. perlu dijadwalkan dalam waktu 10-14 hari
ekstraoral kombinasi dengan penempatkan jari-jari 6) Lidah. kemudian. Selama masa pengamatan ini, sumber-
telunjuk dengan jari tangan yang berlainan pada Periksa dorsum lidah pada keadaan sumber iritasi yang diduga menjadi penyebab
dasar maulu untuk memfikasi musculus mylohyoid, istirahat dan mulut setengah terbuka untuk harus dihilangkan. Lesi yang menetap diluar
suatu nodus lymphaticus yang sedikit membengkak melihat adanya pembengkakan, ulserasi, lapisan periode observasi tanpa memperlihatkan sebab-
dapat diketahui. Pemeriksaan ini lebih lanjut dapat yang menutupi atau vareasi dalam bentuk (ukuran, sebab yang jelas haruslah dipertimbangkan
dibantu dengan posisi kepala pasien kedepan, warna dan permukaan). Juga cacat adanya sebagai suatu kemungkinan keganasan sampai
tunduk dan kalateral. Pemeriksaan yang cepat dari perubahan pola papila-papila yang menutupui terbukti tidak ganas melalui biobsi dan evaluasi
daerah leher untuk mendeteksi ada tidaknya permukaan lidah. Tekan perlahan-lahan kaca mulut mikroskopis ( Cancer Group Institud,2003:
adenopati harus dilakukan dengan perhatian dengan membelakangi uvula dan amati dasar lidak Manullang K,2003 ).
khusus pada ukuran, lokasi permukaan, mobilitas serta papila sircumvalata.
dan ada tidaknya nodus yang membesar, lunak, Untuk memeriksa lateran lidah, pegang
bergerak bebas, dan sensitif menunjukkan suatu lidah yang sudah dibungkus kasa pada bagian
reaksi radang. Nodus yang teraba, kenyal, keras, ujungnya, kemudian pindahkan kesebelah kanan.
tidak bergerak bebas atau tidak sensitif sangat Amati seluruh perbatasan lateral lidah dengan
mendukung kecurigaan akan adanya satu dasar mulut. Untuk memeriksa bagian kiri, ayunkan
metastase. lidak kekiri dan lakukan pemeriksaan yang sama.
2) Temporo Mandibular Joint. Lepaskan lidah dan instruksikan pasien untuk
Palpasi TMJ, bilateral dilakukan dengan mulut menyentuh ujung palatum. Amati permukaan
tertutup kemudian dibuka lebar-lebar. Catat ventral dan catat pembuluh darah yang melebar
adanya krepitasi defiasi, kelunakan. dan adanya pembengkakan.
3) Bibir. 7) Dasar mulut.
Periksa bibir dalam keadaan mulut tertutup atau Dengan lidah terangkat periksa dasar
terbuka. Catat warna, gambaran permukaan, mulut, lakukan palpasi pasa seluruh dasar mulut
kelainan permukaan lainny, kemudian lakukan dan catat adanya indurasi serta pembengkakan. Gambar 2 : Lokasi/area yang perlu diperhatikan ( The
palpasi pada bibir. Metode ini dapat mendeteksi 8) Palatum Keras dan Palatum Lunak. Wisdom Tooth,2003 )
penebalan, indurasi, pembengkakan yang tidak Dengan mulut terbuka lebar dan kepala
terlihat. pasien menengadah tekan dasar lidah secara hati- b.Pemeriksaan vital dengan Toluidine Blue.
4) Vestibula dan frenulum maksilaris. hati dengan kaca mulut. Pertama-tama palpasi Bahan pewarna vital nuklear badofilik yaitu
Periksa secara visual dan palpasi keadaan vestibula palatum lunak dan palatum keras. Pemeriksaan Toluidine Blue dapat memandu biopsi dengan
maksila dan frenulum dengan mulut setengah mukosa palatum sangat panting dilakukan untuk melokalisir fokus yang kecil dari sel-sel tumor didalam
terbuka. mengetahui kelainan pada submukosa. daerah peradangan yang lebih luas (Burket,1984).

19
Aplikasi topikal dari medium pewarna pada mukosa Tumor ganas rongga mulut dapat
mulut disusul dengan kumur-kumur memakai asam d. Biopsi. mengakibatkan gangguan baik fisik maupun psikis. Rasa
asetat 1%. Zat pewarna akan tertahan terutama Dalam prosedur evaluasi dari tumor ganas sakit dan keluhan yang timbul dapat begitu berat
didalam nukleus abnormal dari sel-sel tumor dan rongga mulut dini yang tidak bergejala, daerah sehingga membuat iba bagi yang menyaksikannya.
menghasilkan daerah yang tampak sebagai jaringan kemerahan yang menetap diluar batas waktu observasi Operasi tumor ganas rongga mulut stadium lanjut
berwarna biru. Kumur-kumur dilakukan untuk harus dibiopsi. Karena daerah eritoplastik umumnya sering kali menimbulkan bagian parah pada wajah dan
melarutkan zat pewarna yang tertahan oleh debris terdiri daerah dengan reaksi radang dan mungkin juga sukar disembunyikan, dan yang terberat adalah
atau di dalam lekuk permukaan mukosa. Daerah yang fokus dari sel-sel tumor, maka penting sekali untuk gangguan psikis karena menghadapi resiko kematian.
menyerap warna tidak menunjukkan ulserasi atau mendapatkan spesimen jaringan yang memperlihatkan Faktor yang dapat menjadi penyebab
gangguan pada mukosa melainkan menunjukkan retensi sifat sebenarnya dari lesi tersebut. kelambatan deteksi dini dapat digolongkan menjadi 3,
zat pewarna akibat peningkatan kandungan DNA Biopsi adalah pengambilan spesimen baik total yaitu dari pihak penderita, dari pihak tenaga kesehatan
nukleat dari sel-sel tumor dalam mukosa yang utuh. maupun sebagian untuk pemeriksaan mikroskopik dan serta dari sistem pelayanan kesehatan
Biopsi dari daerah dengan retensi zat pewarna ini diagnosa. Informasi yang disampaikan pada ahli (I.Hospital,2003; Manullang K.,2001) :
memiliki kemungkinan besar untuk memperlihatkan patologi meliputi diagnosa klinis, deskripsi lesi 1. Dari pihak pederita.
fokus tumor ganas yang invasik pada berdasarkan lokasi, durasi, warna permukaan, Penyebab kelambatan deteksi dini dari pihak
mikroskop(Burket,1984; Langdon,1995). Sekalipun konsistensi, mobilitas, patologi atau lympadenopathy penderita antara lain disebabkan oleh:
memberikan kesan yang sangat kuat terhadap yang berkaitan dan tidak di duga sebelumnya Ketidaktahuan akan masalah ganas tumor rongga
keganasan, namun reaksi Toluidene Blue yang positif (Pedersen,1998). mulut.
tidaklah cukup meyakinkan untuk menegakkan diagnosa e. Perawatan. Masyarakat belum banyak yang menyadari
tumor ganas. Biopsi dan evaluasi histologi masih Terapi kanker memiliki 4 bentuk dasar yaitu; pentingnya pemeriksaan secara berkala dengan
dibutuhkan untuk menegakkan suatu diagnosa yang pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi dan terapi resiko tinggi.
pasti (Burket,1984; Langdon,1994). kombinasi. Tahap dini dari penyakit tersebut sangat Ketakutan akan terkena tumor ganas seandainya
c. Periksaan sitologi mulut. berhasil bila dengan satu bentuk terapi. diagnosanya benar.
Pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu Terapi radiasi semakin sering digunakan Conley (1970) mengelompokkan penderita tumor ganas
pemeriksaan mikroskopik sel-sel yang dikerok dari sebagai bentuk terapi primer dan penata laksanaan kepala dan leher menjadi 3 kelompok yaitu :
permukaan lesi didalam mulut (Brenstein,1978). keganasan dirongga mulut. Penggunaan secara umum Kelompok pertama dengan jumlah yang tidak
Pemeriksaan ini mempunyai keterbatasan sebab yang untuk terapi laesi dini dengan vaskularisasi yang baik. begitu besar. Kelompok ini secara rutin
dievaluasi hanya sel-sel permukaan, sehingga tidak Radioterapi juga efektif dalam membasmi fokus kecil memeriksakan dirinya 1 atau 2 kali setahun dengan
dapat dipakai untuk menggantikan biopsi. Meskipun dari sel-sel ganas yang terdapat dalam lesi yang masih harapan akan mendapatkan kondisi normal dari
demikian pemeriksaan ini sangat bergna untuk dini sekali, atau yang disertai anak sebar ke lymfatik tahunketahun atau bila ditemukan adanya
mendeteksi keganasan dalam mulut yang tidak diduga servikal yang masih dini. abnormalitas misalnya timbul proses keganasan,
sebelumnya (Folson dkk,1972). Crysurgery adalah suatu cara untuk mengambil hal itu akan ditemukan pada tahap awaldan dapat
Pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu jaringan yang tidak normal dengan menggunakan disembuhkan. Pada kelompok ini kelambatan dan
metode yang sederhana, murah dan mudah maka pengaruh suhu rendah yang jauh dibawah nol. diagnosa dalam dan pengobatan adalah minimal.
diharapkan dapat dilakukan untuk memeriksa lesi Cryosurgery sangat cocok untuk tumor kecil yang Kelompok kedua yang merupakan kelompok
didalam mulut yang dicurigai merupakan permulaan terletak permukaan dan berguna untuk pengobatan terbesar, yaitu kelompok yang datang terlambat
suatu keganasan. Pemeriksaan ini umumnya berguna pada kelainan premaligna. untuk mencari pertolongan medis. Ciri dari
untuk lesi merah yang tidak berkeratin seperti kelompok ini adalah munculnya tanda-tanda dan
ertroplakia atau lesi yang bersifat ulseratif yang tidak FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI gejala khas yang abnormal, bila menurut mereka
sembuh dalam waktu 7-14 hari setelah penyebabnya DETEKSI DINI tanda-tanda tersebut tidak mengganggu fungsi
dihilangkan (Frederick,1981). organ, mereka cenderung membiarkan dan

20
menangguhkan mencari nasehat medis. Harapan bagian mata rantai proses diagnostik yang Penyuluhan yang luas untuk seleksi dini perlu
adalah gejala dan tanda-tanda tersebut merupakan menghasilakan kecurigaan terhadap suatu yang tidak disertai 2 tindakan :
kejadian yang spontan dan akan hilang dengan normal. Tersedianya fasilitas untuk mendeteteksi sejak
sendirinya atau sembuh dalam beberapa minggu Dari pihak tenaga kesehatan penyebab yang dini adanya tumor inidalam jangkauan masyarakat
atau bulan. Gejala ringan yang menetap belum dapat menjadikan penderita terlambat mendapat luas..
dapat menumbuhkan motifasi kuat untuk mencari perawatan tahap dini antara lain karena : Sasaran kesehatan untuk pengobatan penderitan
pertolongan. Bila sudah muncul gangguan fungsi Kesalahan diagnosa. yang ternyata menderita tumor ganas.
tubuh dan meningkatnya rasa sakit, baru saat Tanda-tanda dan gejala klinis dari tumor ganas
itulah penderita meminta pertolongan. Kelompok rongga mulut tahap dini umumnya tidak khas serta DAFTAR PUSTAKA
ini tidak sadar bahwa telah mengidap penyakit tidak memberikan keluhan, sehingga dokter gigi 1. American Cancer Society,2003, Can Oral Cavity
yang dapat mengancam jiwanya, dan kemungkinan tidak mengenali lesi ini atau tidak mengetahui and Oropharyngeal Cancer Be Found Early ?.
sudah terlambat mendapatkan perawatan yang tanda-tanda awal keganasan dalam mulut dan ragu- 2. Cancer Group Institude,2003, Latest Mouth
dapat menyembuhkan atau menolong jiwanya. ragu karena gambaran klinis lesi mulut tidak bisa Cancer Treatments, file://G:\Latest%20Mouth
Kelompok ketiga merupakan kelompok terkecil, dipakai indikator jinak atau ganasnya suatu lesi %20Cancer%20Treatments.htm
yaitu penderita yang dinominasi oleh ketakutan (Folsom dkk,1972). 3. INFO DETEKSI DINI KANKER,2003, Uji
yang tidak terkendali dan rasa tidak aman dari Ketidakcermatan dalam pemeriksaan terjadi Kesehatan Umum General Check Up,
kemungkinan penyakit tumor ganas. Pasien ini karena perhatian dokter gigi lebih banyak pada file://G:\INFODE~1.HTM
selalu berpindah dari satu dokter ke dokter yang jaringan gigi, sedangkan jaringan mulut yang lain 4. Majalah Indonesia Hospital,2003, Deteksi Dini
lain dan tidak reda rasa takutnya walaupun kurang diperhatikan. Lesi dini tumor ganas pada Kanker di YKI ,Edisi Mei, 2003,PT.Gramedia,40
pemeriksaan yang dilakukan hasilnya negatif. mukosa mulut jarang menimbulkan keluhan dan 41.
Dalam usaha deteksi dini ini yang harus mudah terlewat pada saat pemeriksaan. 5. The Cancer Information Network,2002,Cancerlinks
dilakukan adalah meningkatkan jumlah penderita pada Perawatan yang salah. USA,Inc.All Rights Reserved, file://G:\The
kalompok pertama. Penerangan yang jelas pada Akibat kesalahan dalam diagnosa, suatu keganasan %20Cancer%20Information%20Network.htm
masyarakat luas merupakan suatu cara yang dilakukan dirawat seperti kasus yang tidak membahayakan. 6. The Wisdom Tooth Home Page, Oral Cancer Self
secara terus-menerus. Examination ,
2.Dari pihak tenaga kesehatan. 3 Dari pihak sistem pelayanan kesehatan. http://www.umanitoba.ca/outreach/wisdomtooth/e
Dokter gigi merupakan tenaga kesehatan yang Sistem pelayanan kesehatan yang terlalu xam.htm.
palinh sering berhubungan dengan rongga mulut, mengarah kepada tindakan preventif hingga akan 7. Manullang K.,2001, Deteksi dini keganasan dalam
sehingga dokter gigi dapat menjadi orang yang pertama menciptakan suatu kondisi dimana dokter bersifat rongga mulut ,Majalah PABMI,Edisi Khusus
yang mendeteksi adanya suatu keganasan. Dengan pasif, cenderung menunggu pasien yang mencari April,69 - 81
demikian sebenarnya prognosis keganasan banyak pertolongan ketempat pelayanan kesehatan, sedangkan 8. Scwart. S, 1982. Radiation Therapy Dalam :
ditemukan oleh dokter gigi. pasien cenderung mencari pertolongan bila ada keluhan Jefferss. D. et al. Principles of Surgery.
Setiap klinik yang terlibat dalam pengelolaan atau tanda yang nyata. Singapore : Mc. Graw Hill Company.
pasien tumor ganas rongga mulut tidak hanya dituntut Penyuluhan kesehatan pada masyarakat 9. Silverman.s, 1981. Diagnosis . Dalam : Silverman.S.
untuk bersikap profesional dalam mendiagnosa dan memegang peranan penting dalam usaha deteksi dini. Oral Cancer. New York : American Cancer Society.
melakukan terapi, tetapi harus juga memiliki sikap Masyarakat luas mengenal berbagai gejala awal tumor 34 : 45-48.
hangat , ramah, berminat pada masaalah yang dihadapi ganas dan konsep pemeriksaan miskipun tanda keluhan
pasien, rasa memahami, emphaty, serta memberikan untuk menemukan jenis tumor ganas tertentu.
Terapi Tumor
dorongan pada pasien yang menghadapi resiko Masyarakat juga diharapkan untuk tidak ragu-ragu
TERAPI
kematian. Setiap dokter gigi perlu memahami betul memeriksakan dirinya bila ada keluhan yang tidak
Ada beberapa cara pengobatan tumor ganas
tuntutan ini, walaupun perannya hanya merupakan satu lazim.
yaitu : pembedahan, radioterapi, kemoterapi,

21
imunoterapi dan terapi kombinasi yang masing-masing - Eksisi luas 3 dimensi berupa pengangkatan tumor Ada 3 macam :
dapat diterapkan secara bersamaan ataupun secara primer bersama dengan pengangkatan jaringan 1. Radiosensitif : sel-sel multiform, tersusun lapisan
serial. Prinsip untuk menghancurkan jaringan tumor sehat sekeliling sebagai safety margin epidermis, differensiasi buruk, tumor kecil
ganas sebanyak mungkin dan pengaruh terhadap - Pengangkatan harus bersifat tajam dengan pisau (oksigenase tinggi) : limfoma maligna (3000-
jaringan normal sedikit mungkin. atau gunting --- sehingga pinggir sayatan dapat 4000rad --- 3-4 minggu)
Untuk memilih dan menentukan rencana diperiksa apakah bebas tumor 2. Radiosensitif terbatas : kepekaan terbatas :
pengobatan diperlukan pertimbangan tertentu, yaitu - Pengangkatan tumor & metastasis KGB regional squamosa cell Ca, adeno Ca --- 5000-6000rad ---
lokasi asal tumor, keterangan histopatologis, perluasan harus merupakan satu kesatuan jaringan patologis 5-6 minggu
tumor, keadaan umum penderita dan fasilitas yang eksisi enblok 3. Radioresisten : uniform cell, tidak membentuk
tersedia . Pengobatan dengan operasi - Tidak menyentuh tumor selama operasi lapisan: jaringan syaraf, tulang & otot --- > 6000
pengangkatan jaringan tumor adalah pengobatan - Perlu exposure lapangan operasi yang sempurna rad --- 5-6 minggu ---osteosarkoma
tertua. Tindakan ini sangat efektif jika eksisi tumor tanpa mencederai organ penting disekitar
disertai dengan jaringan tumor sekitar tumor dan - Bebas biopsi, bekas jarum FNA B harus diangkat Indikasi :
eksisi kelenjar linfe regional (Price,1995). bersama jaringan patologis 1. Kanker yang radiosensitif [Tumor dari sel jaringan
- Perencanaan pembedahan harus sebaik-baiknya --- muda (limfosit, limfoblast, jaringan embrional)
Pertimbangan : termasuk rekonstruksi & rehabilitasi radiosensitif]
1. Ukuran tumor : operable & nonoperable ditentukan 2. Letak yang sulit
o/ stad 3. Kanker daerah superfisial --- bila operasi cacat
2. Lokasi tumor : makin ke post letak di RM akibat B. Radioterapi 4. Kasus dengan narkose umum merupakan kontra
lbh yg tdk baik Radioterapi adalah suatu metoda pengobatan untuk indikasi
3. Keadaan umum : bila jelek perbaiki dulu tumor ganas dan kadang2 tumor jinak dg menggunakan 5. Kasus dengan haisl pembedahan meragukan
sinar pengion yang terdiri dari foton (sinar gamma dan
A. Pembedahan Insisi/Eksisi x) dan partikel berenergi (elektron, proton, Kontra indikasi :
1. Lesi primer diambil / eksisi luas neutron,dll) 1. Radioresitensi (Tumor dari jaringan tulang,
2. Limfektomi : lesi primer & kel. Limfe yg Terapi yang menggunakan radiasi ionisasi berenergi susunan saraf pusat merupakan tumor yang
terkena diambil / operasi Enblac tinggi -> jaringan hidup -> nekrosis -> karena kerusakan radioresisten)
3. Reseksi rahang : ikatan kimia yang penting didalam sel -> Mhenti 2. Kelainan darah : anemia dll
- total mandibulektomi pertumbh sel kanker yg tdk terkontrol 3. Keaaan umum lemah
- subtotal mandibulektomi
a. hemimandibulektomi PRINSIP RADIOTERAPI Bhn radioaktif/radioisotop :
b. reseksi submental Dalam siklus sel masing2 fase mempunyai tingkat o interstitial
c. rseksi marginal radiosensitifitas yang berbeda. Sel pada fase G2 dan o surface iodium
4. Radikal neck desection : bila tlh ada M (Radiosensitif), sedangkan fase G1 dan S o telecesium (137) / telecobalt (60)
metastase ke kel lymph didaerah leher (Radioresisten). S paling (Radioresisten)
Operasi joint dgn bedah plastik & ahli Sinar diarahkan pd tumor & safety margin 1-2cm dari Faktor yang berpengaruh pada respon radiasi sehingga
maksilofacial. Bronchiziz : mperbaiki mental & batas jar tumor. Dosis 6000-7000 rdd slm 4-6 mg. terjadi kematian sel tumor adalah radiosensitifitas
estetik pend jaringan yang diperngaruhi oleh faktor intriksik dan
Tehnik : ekstrinsik
PRINSIP BEDAH DALAM ONKOLOGI 1. Teleterapi o Faktor intrinsik: jenis sel tumor, morfolofi,
2. Brachiterapi : implantasi, intraoral cone, aplikator histopatologi
o Ekstrinsik : oksigenisasi sel tumor

22
Efek samping rongga mulut : xerostomia, ulserasi,
Indikasi : Indikasi : mukositis, infeksi sekunder
1. tumor tbh pd drh yg tdk mungkin dioperasi 1. kanker yg besar sdh tdk dpt di operasi & Kontraindikasi : fasilitas tidak memadai, pasien yang
2. tumor yg tbh pd jar lunak sdh meluas & radioth/ tidak bertahan lama, metastasis -
3. tumor tbh di permk & bila dilakukan operasi 2. Pre op u/mencegah ptmbhn lbh lanjut Kemoterapi di RSHS : cysplakin, 5-FV, leukopen
sensitif, akan cacat 3. Kombinasi u/ mencegah timbul kembali
4. kombinasi dgn operasi ( enaxcan ) D. Imunoterapi
5. tumor sdh stad lanjut me- rasa sakit & Obat-obat : Imunoterapi juga telah dicoba untuk mengobati
meringankan keluhan pend 1. Ankylating agent : Cyclophophamida tumor ganas. Sel-sel tumor ganas sering memiliki
2. Antimetabolik : Methonexate (5 flou roucil) perbedaan secara antigen dengan sel normal,
Tujuan penyinaran radioterapi kanker rongga mulut : 3. Antibiotik : neomisin, andriomisin, urrerisn, perbedaan ini dapat membangkitkan reaksi imunologi.
1. Penyinaran radikal vinblustin Reaksi semacam ini dapat diperlihatkan dalam
2. Penyinaran paliatif Efek samping ; labolatorium tetapi belum dapat dikendalikan pada
3. Penyinaran adjuvan (pre atau post operasi) Vomitus, nause, rambut rontok, mukositis, tingakat pemakaian klinis.
kerusakan sumsum tlg Meskipun demikian pengobatan yang ditujukan pada
Macam radiasi dan side efect : stimulasi imunologi penderita kanker telah
1. Penyinaran radioaktif : kulit gosong, tersa Metode terapi kanker menggunakan obat-obatan sel- menunjukkan hasil yang mengembirakan
terbakar sel kanker (prImer atau metastasis) (Ultmann,1990).
2. Penyinaran paliatif : rambut rontok Konsep penggunaan : berdasarkan siklus pertumbuhan /
3. Penyinaran preoperasi : nause, vomitus pembelahan sel kanker itu sendiri : Pada penderita tumor ganas yang sudah berada pada
4. Penyinaran post op/ajuvant : osteonekrosis 1. Alkilating drugs : menghancurkan DNA --- stadium lanjut atau tidak dapat disembuhkan dilakukan
cysplakin terapi paliatif dengan kemoterapi maupun radioterapi.
C. Kemoterapi 2. Menghalangi anti metabolik produksi DNA --- SFV Tetapi paliatif ini dimaksud untuk meringankan rasa
Cara pengobatan yang sedang berkembang saat ini (S fluoro viral) sakit penderita dan memperpanjang masa hidup
ialah kemoterapi, yaitu dengan memberikan obat- 3. Antibiotik anti tumor : bleomicin, leukopen penderita tumor ganas (Schwart,1982).
obatan yang bersifat sitotosik. Sel-sel tumor ganas 4. Alkaloid tumbuhan : untuk mencegah pembelahan
yang sudah metastase sehingga tidak mungkin di sel --- mitosis (M) --- vinblastin Peningkatan imunitas pend dgn memberikan antigen
operasi maupun radioterapi, tetapi masih dapat 5. Hormon thyroid : memperlambat pertumbuhan sel berupa vaksin dr sel tumor sejenis / vaksin
dihilangkan dengan memberikan obat bersifat kanker : prednison bakteri.1970 : Baccillus Calmette Guerin / BCG.
sitotoksik secara sistemik atau toksisitas terhadap sel Corinebacterium parvum imunoth/ nonspesifik.
rendah.Tetapi setiap jenis tumor ganas memiliki Prinsip pemberian : Levamfole imuno th/ aktif. Antibodi monoklonal
kepekaan yang berbeda terhadap satu macam obat 1. Kemoterapi adjuvan : terapi penguat spesifik
atau kombinasi obat tertentu dan sampai saat ini tidak 2. Kemoterapi neoadjuvan : diberikan pada pasien
ada satu obat yang dapat digunakan untuk semua jenis dengan kanker yang maish terlokalisir, namun
pengobatan lokal yang akan diberikan tidak dapat
E. Kombinasi
tumor ganas (Manullang K,2001).
Tujuan : menghbt & meng- pertbhan jar tumor & dilakukan dengan cukup sempurna
mencegah infk lokal / umum Terapi adjuvan : untuk memberantas mikrometastasis DISEKSI LEHER (RND = RADICAL NECK
--- diberikan paling lambat 2 minggu post operasi ---- DISSECTION)
dianggap sel-sel tumor belum kemana-mana Diseksi leher : prosedur pembedahan mengangkat
Kemoterapi atau radioterapi yang berlebihan
Permasalahan pemberian kemoterapi : resistensi obat kandungan fibrofatty leher untuk perawatan
berbahaya untuk haemopoetik --- pansitopenia ---
anemia berat & biaya

23
metastasis KGB servikal --- biasanya untuk pengelolaan Ketentuan pemasangan plat AO untuk menjamin
kanker kepala leher Indikasi : kestabilan pasca reseksi dalam jangka waktu lama :
Indikasi : 1. Sulit disembuhkan atau membahayakan pasien minimal 6 8 lubang pada sisi free end
1. Secara klinis KGB + atau KGB lehe +, tapi HPA +, 2. Telah diidentifikasi jenis sel, jaringan atau AO plate berfungsi untuk menopang & sebagai
pada satu sisi & berdiferensiasi baik organ jembatan kondilus kemnadibula sebelahnya
2. Lesi primer terkontrol 3. Gen normal dapat diinsersikan ke dalam sel
3. Belum bermetastasis kontra lateral & jauh atau jaringan Pada pasien dengan kehilangan tulang mandibula bagian
4. Gen baru dapat berekspresi dengan baik lateral & posterior harus diikuti dengan latihan
Kontra indikasi : mandibular guidance therapy --- agar dapat berfungsi
1. Sudah meluas ke platysma / kulit / tulang / REKONSTRUKSI PASCA RESEKSI seperti semula --- tujuan : untuk melatih mandibula
periost Ada 2 tehnik : agar kembali ke oklusi seimbang (bukan oklusi normal)
2. KGB + pada leher bagian bawah 1. Immediate rekonstruksi : bersamaan dengan sehingga tidak terjadi deviasi mandibula
reseksi : pada kasus yang membutuhkan
Klasifikasi Neck dissection : immediate stabilisasi pada defek simfisis Metode-metode mandibular guidance :
1. RND : semua dari I V (satu sisi diangkat secara mandibula --- agar tidak kolaps --- atau pada 1. IMF : 5 6 minggu
enblock) kasus defek dengan ukuran kecil --- Keadaan 2. Mandibular base guidance restoration
2. Modified RND : angkat I V tetapi umum pasien baik dan masih muda 3. Palatal base guidance restoration
mempertahankan lebih dari 3 struktur non 2. Delayed rekonstruksi : operasi primer dulu 4. Pasien tidak bergigi & gumming splint
lymphatic ( N. Acessorius spinal, M. baru rekonstruksi : pada kehilangan jaringan
Sternocleidomasteoideus, V. Jugulare interna) lunak luas pada waktu reseksi dimana plat Hal-hal yang dapat menimbulkan deviasi mandibula
3. Selective neck dissection : mengangkat KGB tidak cukup untuk menutup rongga, reseksi 1. Scar kontraktur
tertentu yang teraba secara klinis besar oleh karena tumor ganas atau tumor 2. Terapi radiasi
4. Extended RND : diperluas ke KGB lain (selain I yang rekuren, pasien tua & keadaan umum 3. Penutupan luka yang terlalu rapat
V) kurang baik 4. Clasical RND

Kasus mana dilakukan RND profilaksis : keganasan lidah Rekosntruksi rahang pasca reseksi : Pemeriksaan dengan toluidine blue; bahan pewarna vital
& melanoma maligna 1. Menggunakan wire nuklear basofilik yaitu toluidine blue --- dapat
2. Menggunakan mash (prefabricated chrome menandai biopsi dengan melokalisir fokus yang kecil
TERAPI GEN PADA KANKER cobalt appliance) dari sel-sel tumor didalam daerah peradangan yang
lebih luas --- setelah diaplikasikan topikal kemudian
Terapi gen atau transfer gen untuk kanker --- terapi Implan alloplast sering gagal : karena terlalu kaku, kumur-kumur dengan asam asetat 1%. Zat warna akan
somatik dengan jalan menginsersikan gen normal ke autogenesis tinggi, proses erosi jaringan tertahan terutama didalam nukleus normal dari sel-sel
dalam sel somatik untuk memperbaiki kekurangan atau tumor & menghasilkan daerah-daerah yang tampak
ketidakmampuan protein spesifik yang dihasilkan oleh Sumber bone graft : sebagai jaringan berwarna biru --- peningkatan
gen tersebut --- informasi genetik ini tidak dapat 1. Tulang iliaka : butuh kecepatan penyembuhan kandungan DNA nuklear dari sel-sel tumor dalam
diteruskaa kepada generasi berikutnya --- tidak --- tetpai tidak butuh kekuatan mekanik --- mukosa yang utuh --- fokus tumor ganas yang invasif
memperbaiki sel benih oleh karena graftnya kankelous pada mikroskop
2. Tulang rusuk : butuh kekuatan mekanik tetpai
Transfer gen dapat berupa : virus, partikel virus atau cepat resorpsi --- graftnya kortikal
metode fisik seperti mikroinjeksi , transfer lisosom & KEMOTERAPI
metode difusi 1. PENDAHULUAN

24
Kanker dapat didefinisikan sebagai penyakit terhadap penyakit yang belum mengalami metastase Pada kanker rongga mulut, kemoterapi dapat digunakan
atau gangguan seluler yang ditandai dengan pada waktu dilakukan perawatan, tetapi sejak bersama pembedahan atau radiasi (Gordon, 2004).
penumpukan massa akibat dari proliferasi dan diketahui adanya mikrometastase pada suatu
diferensiasi sel-sel secara progresif. Reproduksi sel neoplasma maka perawatan memerlukan pendekatan 2. SIFAT UMUM SEL TUBUH - SIKLUS SEL
yang cepat tersebut tidak diikuti oleh kehilangan sel sistemik seperti kemoterapi (Salmon dan Sartorelli, Siklus sel normal (Lowitz dan Casciato, 2000)
yang semestinya. Ketidakseimbangan ini merupakan 2001). Pengetahuan tentang mekanisme siklus sel
hasil abnormalitas genetik sel-sel kanker dan Pembedahan merupakan terapi paling awal (Gambar 1) diperlukan untuk mempersiapkan
ketidakmampuan host untuk mendeteksi dan dilakukan untuk pengobatan kanker. Jika lokasi tumor penggunaan obat-obatan antineoplastik. Banyak obat-
menghancurkan sel-sel tersebut. Sel tersebut memungkinkan maka dapat dilakukan pengangkatan obatan yang mempunyai kemampuan sitotoksik bekerja
menginvasi serta merusak jaringan dan organ host secara bedah. Pembedahan sering dikombinasi dengan pada fase-fase tertentu didalam siklus sel (Calabresi
secara progresif (Lowitz dan Casciato, 2000 ; Salmon kemoterapi dan radiasi untuk mendapatkan hasil yang dan Chabner, 1992).
dan Sartorelli, 2001). Sel-sel tersebut berubah lebih baik (Cummings, dkk., 1999 ; Gordon, 2004). Pada Replikasi sel terjadi melalui beberapa fase yang secara
menjadi ganas ditandai dengan adanya antigen stadium awal terapi yang dilakukan adalah pembedahan, biokimia diawali dengan stimulasi eksternal dan diatur
permukaan sel, bentuknya jauh dari normal, imatur, baik disertai atau tanpa radiasi merupakan modalitas oleh pengontrol pertumbuhan eksternal dan internal.
abnormalitas kromosom, translokasi yang bervariasi, perawatan primer. Pada stadium lanjut karsinoma sel Onkogen dan protein protein spesifik pada siklus sel
gambaran amplifikasi gen (Salmon dan Sartorelli, skuamosa diterapi dengan radioterapi baik dengan atau diaktifkan dan di non aktifkan secara seimbang sebagai
2001). Hampir juta kasus baru kanker kepala dan pembedahan, akan tetapi masih ditemukan angka pertumbuhan sel melalui fase-fase didalam siklus sel.
leher terjadi setiap tahunnya diseluruh dunia (Minasian rekurensi yang tinggi yaitu sekitar 65 %. Dua
dan Dwyer, 1998). Kanker kepala dan leher merupakan pertiganya ditemui adanya lesi locoregional sedangkan 3. SIFAT BIOLOGI SEL KANKER
proses yang multistage diawali dengan perubahan sisanya terjadi metastase jauh (LeBoeuf dan Pou, Karakteristik sel kanker meliputi (Lowitz dan
genetik yang menyebabkan disregulasi pada 2004). Casciato, 2000) :
pertumbuhan sel, proliferasi sel dan diferensiasi sel Terapi radiasi yang dikenal dengan juga a. Asal klonal.
(LeBoeuf dan Pou, 2004). Banyak keganasan yang sebagai radioterapi, terapi sinar X, terapi kobalt, atau Banyak sel kanker berasal dari sel abnormal
dijumpai pada regio kepala dan leher. Kanker kepala tindakan iradiasi berguna untuk melawan kanker karena tunggal dan beberapa berasal dari sel-sel multipel
dan leher merupakan kanker yang tumbuh dari lebih mudah dalam merusak sel-sel kanker dari sel-sel dari suatu jaringan yang terpapar karsinogen atau
permukaan epitel sistem pencernaan atas. Karsinoma normal. Terapi radiasi biasanya digunakan sebagai hasil dari defek yang diturunkan secara genetik.
sel skuamosa merupakan gambaran histologi yang terapi penghubung dari terapi yang lain seperti b. Immortalitas.
sering ditemui sekitar 90 % dari seluruh jenis tumor tindakan pembedahan atau kemoterapi (Cumming, 1999 Sel-sel normal mempunyai batas dalam jumlah
(LeBoeuf dan Pou, 2004). ; Gordon, 2004). siklus reproduksi. Akan tetapi sebaliknya, sel-sel
Terdapat beberapa jenis modalitas perawatan Kemoterapi atau terapi obat-obatan sebagai kanker dapat berproliferasi tak terbatas.
terhadap kanker yang tersedia untuk penatalaksanaan salah satu pengobatan kanker, digunakan untuk c. Ketidakstabilan genetik.
kanker tergantung ukuran tumor, lokasi, jenis, status membunuh sel-sel kanker, yang merupakan usaha untuk Ketidakstabilan genetik menyebabkan defek pada
fisik dan sosial penderita, kemampuan dan keahlian membatasi kerusakan sel-sel normal. Kemoterapi perbaikan DNA dan deteksi DNA yang tidak cocok
tenaga kesehatan yang bersangkutan. Terdapat tiga sangat berguna untuk melawan kanker yang mempunyai menyebabkan heterogenitas sel-sel kanker. Sel-sel
modalitas yang umumnya kita kenal yaitu tindakan kemampuan menyebar ke bagian lain dari tubuh dan kanker membentuk klon dan tumbuh tanpa
pembedahan, radiasi dan kemoterapi. Dalam beberapa tidak dapat diobati dengan tindakan radioterapi atau kemampuan untuk mengendalikan mekanisme
kasus metode-metode tersebut dikombinasi untuk bedah. Kurang lebih terdapat 50 jenis obat-obatan proliferasi dan mempunyai kapasitas pertumbuhan
mendapatkan hasil yang paling efektif (Minasian dan antikanker, beberapa dapat digunakan sendiri atau bertahan dalam lingkungan asing.
Dwyer, 1998 ; Cummings, dkk., 1999 ; Gordon, 2004). dikombinasi dengan obat antikanker yang lain. d. Hilangnya kontak inhibisi dan pertumbuhan yang
Hampir 1/3 pasien diobati dengan tindakan Kemoterapi dapat mengobati beberapa jenis kanker, bergantung pada penjangkaran
lokal (pembedahan dan radiasi). Tindakan ini efektif membatasi penyebaran, membantu mengurangi gejala.

25
Sel kanker dapat dapat tumbuh secara bebas, bebas atau triger lain dan mengawali terjadinya signifikan, akibat pemberian obat-obatan
selanjutnya mereka melanjutkan proliferasi diluar pembelahan sel secara bebas. antineoplastik. Pasien dengan disertai penyakit
jalur. c. Abnormalitas gen-gen supresor tumor (gen sistemik yang berat, dengan pemberian kemoterapi
e. Progresifitas tidak bergantung pada faktor supresor tumor p53 : gen-gen yang berfungsi akan meningkat dramatis.
pertumbuhan dan nutrisi. membatasi pembelahan) kemungkinan terjadi di 4. Idealnya pasien harus mempunyai ginjal, hepar dan
Sel-sel kanker dapat merusak dirinya sendiri dalam kanker, ditandai dengan kegagalan host sumsum tulang yang masih berfungsi adekuat,
dengan membelah diri. merusak sel-sel abnormal secara genetik. Gen-gen meskipun terdapat invasi tumor saat kemoterapi
f. Metastasis. ini resesif, sel-sel ganas berbaur dengan sel-sel awal atau radiasi.
Gambaran kanker yang tidak dijumpai pada normal, sehingga dianggap sel normal.
jaringan normal dan tumor jinak. Kemampuan Indikasi dan kontra indikasi (Casciato dan Lowitz,
bermetastasis merupakan hasil dari hilangnya atau
d. Angiogenesis tumor.
2000)
abnormalitas protein seluler yang berperan untuk Koloni kanker tidak akan menjadi lebih besar dari Indikasi
adhesi matriks ekstraseluler, abnormalitas diameter 1 mm tanpa adanya suplai darah. Dengan 1. Mengobati suatu keganasan yang berpotensi dapat
interaksi antar sel, perlekatan yang abnormal pada adanya suplai darah, angka kematian sel menurun diobati dengan obat-obatan kemoterapi.
basemen membran, produksi yang abnormal pada dan tumor akan tumbuh dengan cepat. 2. Paliatif terhadap gejala yang menyebar pada
besemen membran, dan kerusakan basemen pasien yang menderita kanker, dengan
membran oleh enzim seperti metalloprotease. 4. PRINSIP PEMBERIAN KEMOTERAPI pertimbangan efek sampingnya berpotensi
Menurut Kazi (2001) terdapat beberapa menguntungkan.
Penyebab produksi yang berlebihan sel-sel kanker prinsip praktis dalam pemberian kemoterapi yaitu : 3. Mengobati pasien tanpa disertai gejala dan
(Lowitz dan Casciato, 2000) 1. Pemberian obat dengan batas maksimal untuk menghasilkan penurunan angka kekambuhan serta
mendapatkan efek yang maksimal terhadap tumor. meningkatkan bertahan hidup
a. Gagalnya sel kanker mengalami apoptosis (program
2. Diberikan terhadap tumor tumor primer yang
kematian sel). tidak dapat dioperasi atau terdapat metastase
- Apoptosis mengeliminasi sel-sel dengan DNA yang Kontraindikasi
leher. 1. Fasilitas tidak mencukupi untuk mengevaluasi
abnormal yaitu kerusakan DNA yang tidak dapat 3. Agregasi subklinis dari lesi, termasuk lesi primer
diperbaiki atau inakurat, inkomplit atau transkripsi respon pasien terhadap pengobatan, memonitor
satelit atau metastase. dan penatalaksanaan pemberian obat kemoterapi.
DNA yang berlebihan, sedangkan sel yang 4. Analisa secara histologi spesimen yang dipotong
mengalami replikasi lengkap dan akurat akan 2. Pasien tidak dapat bertahan lama untuk menikmati
secara bertahap. keuntungan dari pengobatan.
mengalami mitosis. 5. Bentuk perawatan lain bukan merupakan kompromi.
- Apoptosis tampak dalam reabsorbsi jaringan 3. Pasien tanpa gejala dengan pertumbuhan lambat.
6. Dapat menurunkan rasa sakit dengan cepat sehingga
normal. Apoptosis terjadi dalam eliminasi sel-sel menguntungkan bagi penderita dengan penyakit
normal yang telah tua dan tidak berguna. 5. RESPONSIVITAS TUMOR TERHADAP
kanker. KEMOTERAPI (Casciato dan Lowitz, 2000)
- Sel-sel kanker dan beberapa sel imunologik 7. Beberapa obat berperan sebagai radiosensitizer.
membentuk substansi yang menyebabkan apoptosis 1. Dapat disembuhkan : tumor yang berpotensi dapat
tidak sesuai seperti jaringan normal. disembuhkan dengan kemoterapi
Faktor-faktor lain yang penting diperhatikan 2. Meningkatkan angka bertahan hidup : tumor yang
b. Abnormalitas genetik yang merangsang proliferasi dalam memberikan obat-obatan kemoterapi secara dapat diatasi dan menghasilkan peningkatan
sel yang tidak sesuai. umum adalah (Paul Calabresi dan Bruce A. Chabner, ketahanan hidup tetapi sulit disembuhkan
Tanda-tanda proliferasi yang bebas dan tak 1992): 3. Paliatif : kemoterapi untuk mengatasi gejala yang
terbatas melalui mekanisme yang bervariasi. Mutasi 1. Pasien mempunyai status nutrisi yang baik. dihasilkan beberapa tumor, tetapi belum jelas
atau overproduksi dari reseptor atau protein 2. Tidak terdapat gangguan metabolik yang berat. kemampuannya dalam meningkatkan angka
transduksi dapat menyebabkan sel tumbuh dengan 3. Tidak terdapat infeksi atau komplikasi lain yang bertahan hidup.
dapat menjadi lebih buruk atau meningkat secara

26
4. Respon : Tumor yang dapat berespon terhadap Nitrosoureas, Streptozocin, Thiotepa, Cisplatin, Obat-obatan yang termasuk hematopoietic growth
kemoterapi dan pada beberapa kasus terjadi Carboplatin, Dacarbacine, Procarbazine faktor meliputi : Erythropoietin, Colony-stimulating
peningkatan ketahanan hidup toksisitas sedang faktor (CSFs) Figalstri Sargramostim, Platelet Growth
sampai berat. Antimetabolit factor
5. Tidak Efektif : kemoterapi sedikit atau tidak Obat-obatan yang termasuk antimetabolit meliputi : Obat-obatan dalam penelitian
pernah menimbulkan respon yang berarti atau Azacytidine, Cladribine, Cytarabine, Fludarabine, Obat-obatan yang termasuk kemoterapi yang sedang
tidak ada peningkatan ketahanan hidup Fluorouracil, Leukcovorin, Capecitabine, Gemcitabine, dalam penelitian meliputi : Interferon alpha, IL 2,
Hydroxiurea, Mercaptopurine, Methotrexate, Gene therapy, Antisense oligonucleotides, Circadian
6. KATEGORI OBAT-OBATAN Mitoguazone, Pentostatin, Thioguanine chronobiology
Sesuai dengan aktifitasnya terhadap siklus sel
obat-obatan sitotoksik dapat digolongkan menjadi 2 Antibiotika tumor 8. JENIS DAN MEKANISME KERJA OBAT-
fase (Casciato dan Lowitz, 2000). Obat-obatan yang termasuk antibiotic anti tumor OBATAN KEMOTERAPI
1. Fase non-spesifik meliputi : Actinomycin D, Bleomycin, Daunorubicin, Bahan-bahan kemoterapi dapat dibagi dalam
- Obat-obatan siklus non-spesifik, membunuh sel- Doxorubicin, Epirubicin, Idarubicin, Mithramycin, tiga kategori utama berdasarkan mekanisme
sel yang tidak membelah (hormon steroid, Mitomycin, Mitoxantrone kerjanya (Gambar 2).
antibiotik antitumor kecuali bleomisin) Mitotic spindle agent 1. Merusak DNA didalam inti sel secara langsung :
- Farmakokinetik : mempunyai perbandingan kurva Obat-obatan yang termasuk mitotis spindle agent bahan-bahan ini secara kimiawi merusak DNA dan
dosis dan respon berbanding lurus. Jadi semakin meliputi : Paclitaxel, Docetaxel, Vinblastine, RNA. Mereka menghambat replikasi DNA sekaligus
besar jumlah dosis, semakin besar pula sel yang Vincristine, Vindesine, Vinorelbine menghentikan replikasi sehingga tidak merangsang
terbunuh. Topoisomerase inhibitor pembentukan DNA (yaitu DNA dan RNA baru yang
Obat-obatan yang termasuk topoisomerase inhibitor tidak berguna). Contoh obat ini yaitu cisplatin
2. Fase spesifik meliputi : Irinotecan, Topotecan, Etoposide, (Platinol), daunorubicin (Cerubidine), doxorubicin
- Obat - obatan fase spesifik dan siklus spesifik. Teniposide (Adriamycin) dan etoposide (VePeside).
Hanya efektif apabila diberikan pada fase Miscellaneous agent 2.
sebagian dari siklus sel. Obat-obatan yang termasuk miscellaneous agent
- Farmakokinetik : efektif tergantung dari meliputi : L-Asparaginase, Estramustine, Levamisole,
konsentrasi dan waktu. Semakin tinggi Octreotide, Suramin, Hexa metylmelamine, Anagrelide
konsentrasi dan waktu pemakaian lebih lama Hormonal agent
akan mengakibatkan sel-sel kanker masuk pada Obat-obatan yang termasuk hormonal agent meliputi :
fase letal sehingga mampu membunuh sel-sel Adrenocorticosteroid, Adrenal Inhibitor, Anastrozole
kanker. dan Lectrozole, Mitotane, Androgen, Antiandrogen,
Antiestrogen, Estrogen, Luteinizing hormone-releasing
7. KLASIFIKASI OBAT-OBATAN KEMOTERAPI hormone (LHRH) agonist, Progestins
(Casciato dan Lowitz, 2000 ; Salmon dan Sartorelli,
2001) Citoprotective agent
Obat-obatan yang termasuk cytoprotective agent
Alkylating agent meliputi : Amifostine, Dexrazoxane
Obat-obatan yang termasuk ankylating agent meliputi : Antibod monoklonal
Amsacrine, Busulfan, Clorambrucil, Cyclophosphamide, Obat-obatan yang termasuk antibody monoclonal
Ifosfamide, Melphalan, Nitrogen mustard, meliputi : Rituximab, Trastuzumab
Hematopoetic growth factor

27
4. Memutus rantai mitosis : rantai mitosis ini berperan terhadap obat, sinergitas kerja obat-obatan.
sebagai penghubung dua kutup didalam sel (Utara- Misalnya mengkombinasi cisplatin dengan 5-FU
Selatan) ketika sel mulai membelah diri menjadi dua merupakan regimen yang representatif yang
sel baru. Rantai ini sangat penting karena membantu diberikan setiap 21 28 hari dan terbukti sangat
membelah DNA duplikat yang baruseperti duplikat berguna (Cummings, dkk., 1999 ; Riccardi, dkk.,
tersebut masuk ke dalam dua sel baru selama 1999 ; Parker, dkk., 2000). Jadi pada dasarnya efek
pembelahan. Obat-obatan ini menghambat toksisitas tambahan didapat dengan kombinasi
pembentukan rantai dan oleh karena itu mengganggu kemoterapi. Lebih jauh lagi resistensi subklon
pembelahan sel. Contoh obat-obatan didalam terhadap salah satu jenis obat dapat dihindarkan.
kelompok ini termasuk Vinblastine (Velban), Beberapa kombinasi antikanker menunjukkan
Vincristine (Oncovin) dan Pacitaxel (Taxol). sinergisme, dimana didalamnya mempunyai efek yang
lebih besar. Efektifitas kombinasi kemoterapi
9. PENGGUNAAN KLINIS merupakan pendekatan standar perawatan kuratif
Kemoterapi pada kanker kepala dan leher dan paliatif terhadap banyak jenis tumor (Salmon
dapat diberikan dalam berbagai cara. Kemoterapi dan Sartorelli, 2001). Prinsip penggunaan kemoterapi
dapat diberikan secara tunggal sebagai perawatan kombinasi (Kazi, 2001) :
kuratif, walaupun hal ini tidak menunjukkan - Masing- masing obat bekerja pada fase siklus sel
keefektifan dan tidak dianjurkan. Terapi paliatif yang berbeda
bertujuan mengurangi gejala dan tanda kanker - Obat-obatan tersebut sebaiknya tidak mempunyai
sementara dan memperpanjang kehidupan pasien. toksisitas yang overlap
Toksisitas sebagai akibat pemberian kemoterapi dapat - Obat-obatan tersebut sebaiknya tidak bersifat
menjadi penyebab menurunnya kualitas hidup, oleh antagonis satu sama lain
karena itu kombinasi terapi dengan menggunakan - Obat-obatan tersebut sebaiknya mempunyai efek
Gambar 2. Skema mekanisme kerja berbagai obat-
terapi bedah, radioterapi, dan kemoterapi untuk lesi kemoterapi yang sinergis
obatan kemoterapi
lanjut telah digunakan saat ini. Respon terbaik 3. Kemoterapi induksi atau neoadjuvant
(Calabresi dan Chabner, 1992)
terhadap obat kemoterapi adalah tumor-tumor gradasi Merupakan kemoterapi yang diberikan sebelum
tinggi (Casciato dan Lowitz, 2000 ; Parker dkk., 2000). dilakukan tindakan bedah atau radioterapi untuk lesi
3. Menghentikan DNA precursor : bahan-bahan ini
1. Penggunaan tunggal lanjut secara lokal. Diberikan terhadap tumor
bekerja pada beberapa jalan yang berbeda, DNA
Awal penggunaan kemoterapi adalah penggunaan oabat- tumor yang beresiko ruptur pada saat operasi,
precursor adalah suatu nukleotida yang terbentuk
oabatan secara tunggal. Methotrexate, bleomycin, seperti Wilms tumor. Keuntungan utama adalah
secara alami didalam sel. Semua bahan-bahan ini
carboplatin, cisplatin, vinorelbine, epirubicin, 5- memperkecil ukuran tumor sehingga pengangkatan
bekerja dengan cara menutup beberapa tahap
fluorouracil (5-FU) merupakan obat tunggal yang tumor lebih sempurna, operasi lebih mudah dan
pembentukan nukleotida atau deoksiribonukleotida
aktif yang dapat mereduksi tumor hingga 15 %-30% menurunkan resiko keterlibatan lokal. Kemoterapi
(penting untuk membentuk DNA). Pada tahap ini,
(Cummings, dkk, 1999 : Riccardi, dkk., 1999 ; Parker, induksi menghasilkan penurunan frekuensi metastase
nukleotida sebagai tempat pembentukan ditutup
dkk., 2000). jauh (Cummings, dkk., 1999 ; Riccardi, dkk., 1999 ;
maka DNA dan RNA tidak dapat disintesa. Akibatnya
2. Kemoterapi kombinasi Parker, dkk., 2000).
sel-sel tidak dapat bereplikasi karena tidak dapat
Merupakan pemberian beberapa obat kemoterapi 4. Kemoradioterapi yang simultan
membuat DNA tanpa adanya nukleotida. Contoh
secara simultan dengan berbagai mekanisme aksi Merupakan kemoterapi yang populer dan menunjukkan
obat-obatan didalam kelompok ini termasuk
yang berbeda dan tumpang tindih efek samping yang hasil terhadap kanker kepala dan leher. Hal ini
methotrexade (Abitrexade), mercaptopurine
terbatas. Pemberian kemoterapi kombinasi mengacu disebabkan meningkatkan efek radiosensitifitas dan
(Purinethol), fluorouracil (Adrucil), dan
pada heterogenitas tumor, sensitivitas tumor kontrol locoregional. Terapi ini diberikan terhadap
hydroxyurea (Hydrea).

28
pasien yang dipertimbangkan dalam kondisi umum dan pada angka bertahan hidup tetapi pasien yang menggunakan obat-obatan penghambat calcium channel
status performance yang baik. Hal ini berhubungan menerima kemoterapi mempunyai insiden metastase seperti verapamil atau obat-obatan lain yang sifatnya
dengan meningkatnya toksisitas (Cummings, dkk., lebih rendah (Tannock, 1994). menginhibisi transporter. Mekanisme lain yang terlibat
1999 ; Riccardi, dkk., 1999 ; Parker, dkk., 2000). dalam resistensi multiobat adalah meningkatnya
Terdapat beberapa efek yang menguntungkan pada 10. RESISTENSI OBAT ekspresi protein resisten multiobat (MRP) yaitu
penggunaan terapi radiasi dan kemoterapi bersamaan Masalah utama dalam pemberian kemoterapi kandungan ATP yang berikatan dengan transporten
yaitu meningkatnya efek toksik kedua modalitas adalah resistensi obat. Terdapat beberapa faktor transmembran superfamili, yang meningkatkan resisten
perawatan, dan menurunkan efek tambahan terhadap farmakologis dan faktor seluler yang berperan selama obat-obatan produk natural seperti antrasiklin, vinka
jaringan normal. Mekanismenya, obat menghambat resistensi obat. Paparan obat yang adekuat terhadap alakaloid, epipodopilotoksin dan perubahan jumlah
tahap proliferasi sel dan merangsang tumor untuk sel sel tumor merupakan masalah utama. Konsentrasi dalam topoisomerase II yang memperbaiki lesi didalam
srinkage yang dihubungkan dengan faktor vaskuler. obat terutama bergantung pada dosis, lama pemberian DNA dengan obat-obatan antitumor (Gambar 3)
Efek ini menghasilkan jumlah terendah target sel obat, inaktifasi atau aktifasi obat. Paparan obat (Riccardi, dkk., 1999 ; Salmon dan Sartorelli, 2001).
yang efektif dibunuh oleh terapi radiasi (Tannock, terbatas oleh lokalisasi tumor atau suplai darah di
1994). beberapa area tumor. Penurunan transport obat
5. Kemoterapi adjuvant pasca operasi kedalam sel, perubahan fungsi metabolisme obat
Merupakan pemberian kemoterapi setelah dilakukan menjadi compound aktif, inaktifasi obat meningkat,
tindakan lokal awal seperti pembedahan. Dasar mempertajam mekanisme perbaikan seluler, perubahan
pemberian dari kemoterapi adjuvant adalah molekul target, perubahan dalam kolom nukleotida
pertimbangan adanya mikrometastase yang tidak intra seluler, hingga terjadi suatu resistensi multiobat
terdeteksi setelah pembedahan. Kegunaan (Riccardi, dkk., 1999 ; Salmon dan Sartorelli, 2001).
kemoterapi adjuvant adalah menurunkan resiko Beberapa tumor mengalami resistensi primer
terjadinya metastase jauh dan meningkatkan angka yaitu tidak ada respon pada saat pemberian pertama
bertahan hidup pada kelompok resiko tinggi, tetapi pada agent standar yang tersedia. Beberapa tumor
hal ini tidak menjamin pasien bebas secara mengalami resistensi dapatan yaitu pada tumor yang Gambar 3. Mekanisme resistensi terhadap obat-obatan
keseluruhan (Cummings, dkk., 1999 ; Riccardi, dkk., sensitif terhadap obat. Beberapa tumor resisten kemoterapi (Riccardi, dkk., 1999).
1999 ; Parker, dkk., 2000). terhadap obat-obatan tunggal dan biasanya
6. Tindakan kemoterapi setelah radioterapi. berdasarkan pada perubahan didalam aparatus genetik Obat-obatan kemoterapi juga mengaktifasi
Kesimpulan utama dari evaluasi pemberian kemoterapi sel tumor dengan amplifikasi atau meningkatnya satu apoptosis didalam proses kerusakan sel, adanya
setelah tindakan lokal pembedahan atau radiasi atau lebih gen-gen spesifik (Riccardi, dkk., 1999 ; perubahan jalur apoptosis (hilangnya p53) , sel tumor
adalah sulitnya pemberian kemoterapi setelah Salmon dan Sartorelli, 2001). menjadi resistensi terhadap obat. Sel-sel tumor yang
tindakan tersebut pada proporsi yang substantial. Gambaran resistensi multiobat adalah telah terpapar obat antikanker dengan konsentrasi
Alasannya tidak sempurnanya pemberian kemoterapi resistensi terhadap variasi produk alami obat-obatan yang adekuat dapat mengakibatkan terjadinya
meliputi besarnya toksisitas obat setelah tindakan antikanker yang strukturnya berbeda yang timbul kerusakan yang berat dan akan mengarah terjadinya
lokal, khususnya penyebab terjadinya mucositis setelah pemberian agent tunggal. Resistensi multiobat nekrosis, kemungkinan masuk peristiwa apoptosis, atau
setelah radioterapi dan hilangnya motivasi pasien sering berhubungan dengan meningkatnya ekspresi gen perubahan genetik yang spesifik, sehingga tumor
yang sudah tidak disertai manifestasi klinis penyakit normal (gen MDR1) selama glikoprotein permukaan sel menjadi resisten terhadap obat kemoterapi (Gambar
(Tannock, 1994). Beberapa peneliti juga melaporkan (P-glycoprotein) terlibat dalam efflux obat. Transpor 4) (Riccardi, dkk., 1999).
bahwa beberapa pasien yang menerima 3 paket molekul ini menggunakan energi ATP untuk mengusir
cisplatin dan 5FU setelah reseksi komplit dan variasi molekul asing (tidak terbatas terhadap obat-
sebelum terapi radiasi atau operasi standar dan obatan anti tumor) dari sel. Resistensi multi obat
radiasi pasca operasi tidak menunjukkan perbedaan dapat dikembalikan secara ekperimental dengan

29
Toksisitas akut agen antineoplastik yang paling sering melakukan tindakan menyikat gigi 3 4 kali sehari
dijumpai antara lain adalah alopesia, myelosupresi, mual dengan sikat gigi yang halus dan floss, serta kumur-
dan muntah, neurotoksisitas, hipersensitivitas, kumur dengan klorheksidin.
mucositis, hepatotoksisitas, toksisitas ginjal, tosisitas Diare
paru-paru (Riccardi, dkk., 1999 ; Casciato dan Lowitz, Hampir seluruh obat-obatan anti kanker
2000 ; Parker, dkk., 2000). merusak saluran pencernaan hingga menyebabkan
diare. Diare sulit dideteksi sehingga pencegahan
Muntah dan mual merupakan pilihan terapi yang kurang efektif.
Merupakan efek samping yang paling sering Perawatannya menggunakan anti diare dan intake
ditemukan pada penderita dengan perawatan cairan harus adekuat untuk mencegah terjadinya
kemoterapi untuk pengobatan kanker. Hampir seluruh dehidrasi (Ignoffo, 2002).
pasien yang sedang dalam perawatan kemoterapi
diberikan obat-obatan anti muntah (antiemetik) dan Konstipasi
anti mual. Obat-obatan anti mual dan muntah hampir Konstipasi terjadi pada pasien dengan terapi
Gambar 4. Skema mengenai sel-sel seluruhnya mempunyai efek yang sama yaitu tidur, menggunakan beberapa obat termasuk pain killer
tumor yang telah terpapar obat bingung, sakit kepala, oleh karena itu biasanya (analgesik narkotik). Hal ini menyebabkan penurunan
antikanker (Riccardi, dkk., 1999). dianjurkan pemakaian obat dirumah (Ignoffo, 2002). pergerakan usus oleh karena mengganggu pada saluran
Efek samping didalam rongga mulut pencernaan (Ignoffo, 2002).
11. EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI Efek samping kemoterapi terhadap mulut Myelosupresi
KEMOTERAPI meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan Merupakan menurunnya aktifitas sumsum
Efek samping pemberian kemoterapi secara kemoterapi untuk mengatasi suatu keganasan. Tanpa tulang oleh karena kemoterapi merusak sel-sel yang
umum tampak pada kulit, saluran pencernaan dan melihat kanker kepala dan leher, komplikasi rongga mengalami pembelahan cepat. Antara lain terjadi
sumsum tulang, serta gejala konstitusional seperti mulut sebagai efek pengobatan kemoterapi dapat netropeni, trombositopeni dan anemia (Ignoffo, 2002).
demam dan rasa sakit. Efek samping ini sangat erat mengenai 40 % dari seluruh pasien. Komplikasi yang Neutropeni
hubungannya terhadap proses antiproliferasi dalam paling sering terjadi adalah ulserasi dan mukosistis. Merupakan penurunan jumlah sel darah putih. Sel
keadaan normal yaitu pada jaringan yang membelah diri Disamping itu juga dapat terjadi xerostomia, infeksi darah putih merupakan sel darah yang paling cepat
secara aktif seperti sumsum tulang dan sel-sel epitel bakteri oportunistik (jamur, bakteri, virus), penyakit terpengaruh oleh karena waktu hidupnya pendek. Hal
mukosa. Pada dosis terapi biasanya dijumpai adanya periodontal (gusi), nyeri (pulpitis) dan perdarahan. Hal ini berakibat meningkatnya resiko infeksi (Ignoffo,
myelosupresi, alopesia, dan mukositis yang merupakan ini disebabkan oleh aktifnya mitosisi mukosa oral dan 2002). Perawatan yang dilakukan adalah pemberian
toksisitas yang tidak dapat diprediksi. Mual dan efek sekunder myelosupresi (Kazi, 2001). (colony stimulating factor).
muntah merupakan efek langsung obat terhadap sistem Mulut dan saluran pencernaan disusun oleh Trombositopeni
saluran pencernaan dan merangsang zona trigger sel-sel yang sangat sensitif terhadap kemoterapi. Menurunnya jumlah platelet sehingga mengakibatkan
kemoreseptor. Kombinasi atau pemberian regimen Pasien kanker dengan berbagai macam masalah di perdarahan di hidung, gusi, saluram kemih, saluran
kemoterapi secara bertahap dapat meningkatkan dalam mulut, mulai dari rasa kering hingga terjadinya pencernaan. Perawatannya dengan tindakan transfusi
toksisitas obat spesifik hal ini ditunjukkan dengan ulserasi (Ignoffo, 2002). Disamping itu juga efek platelet, serta mencegah penggunaan obat-obatan yang
dihasilkannya disfungsi organ sub klinis (Riccardi, terhadap pulpa, jaringan periapikal dan jaringan menggangu fungsi platelet (Ignoffo, 2002).
dkk., 1999). periodontal (Bonaventura, 1995). Anemia
Efek samping kemoterapi yang sering dijumpai Pencegahannya dengan menjaga kesehatan dan Jumlah sel darah merah menurun, sehingga
meliputi mukosistis, infeksi jamur, xerostomia mulut kebersihan mulut merupakan hal yang utama dan mengakibatkan kelelahan dan hilangnya tenaga
dan rasa nyeri pada leher, perubahan pengecapan, penting dan seharusnya dilakukan sebelum dimulainya (Ignoffo, 2002).
mual, muntah, diare (Minasian dan Dwyer, 1998). pemberian obat-obatan kemoterapi. Pasien dapat Hot Flashes

30
Merupakan gejala yang terjadi pada wanita Obat-obatan antineoplastik umumnya jantung, menurunnya toleransi exercise (Ignoffo,
dengan pengobatan anti esterogen dan laki-laki dengan berhubungan dengan toksisitas ginjal dan menunjukkan 2002).
pemberian androgen deprivation. Adapun gejala yang gambaran respektif seperti disfungsi hingga kerusakan
ditimbulkan antara lain flushing, sweating, palpitasi, tubuli, gagal ginjal akut (Parker, dkk., 1999 ; Riccardi, 12. TINDAKAN UNTUK MENGURANGI EFEK
cemas, iritasi (Ignoffo, 2002). dkk., 1999). SAMPING
Hiperkalsemia Hepatotoksik Disamping melakukan usaha untuk mengatasi
Pada kanker yang telah menyebar ke tulang Disfungsi hati relatif sering dijumpai selama komplikasi obat-obat antikanker yang menimbulkan
akan menyebabkan peningkatan pelepasan kalsium pengobatan kanker antara lain adanya peningkatan toksisitas yang berat, seorang klinisi yang berwenang
dalam darah, sehingga mengakibatkan timbulnya enzim hati akut yang reversible, fibrosis sirosis harus mempersiapkan terapi suportif yang cukup
kelelahan, confusion, penurunan apetite, urine hepatik, kolestasis, hepatomegali, jaundice, acites berkualitas, seperti transfusi platelet, pemberian
meningkat, nyeri tulang dan beberapa masalah pada (Riccardi, dkk., 1999). allopurinol untuk mencegah hiperuricemia dan
jantung (Ignoffo, 2002). Neurotoksik penggunaan antibiotik spektrum luas pada pasien
Banyak obat antineoplastik yang menimbulkan febrile neutropenia, transplantasi sumsum tulang,
Neuropati gejala dan tanda neurological yang merupakan efek hematopoesis faktor pertumbuhan ( Calabresi dan
Kemoterapi mempengaruhi system syaraf. samping yang mengganggu antara lain neuropati, Chabner, 1992). Penggunaan inhibitor 5HT3 reseptor
Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah numbness, neurotoksisitas perifer yang melibatkan saraf sensorik mempunyai pengaruh besar untuk menurunkan gangguan
tingling sensation, nyeri, gangguan kemampuan motorik dan motorik dengan disertai adanya rasa nyeri. efek samping (Riccardi, dkk., 1999).
(Ignoffo, 2002). Hilangnya reflek dan parestesia jari kaki dan tangan. Perawatan terhadap xerostomia (Minasian dan Dwyer,
Toksisitas pada kandung kemih Pada sindroma neuropati lanjut akan timbul footdrop 1998) :
Efek samping toksik terjadi pada organ dan wristdrop. Persarafan kranial motorik juga - Pemberian sugar free mint atau gum bertujuan
perkemihan menyebabkan kondisi cystitis. Ditandai terlibat hingga mengakibatkan hoarseness dan untuk merangsang keluarnya saliva
dengan rasa panas dan terbakar pada perkemihan dipplopia, konstipasi paralitik dan retensi urin - Penggunaan artificial saliva berguna untuk
(Bonaventura, 1995 ; Ignoffo, 2002). (Riccardi, dkk., 1999). Ototoksisitas mengakibatkan mengurangi gejala xerostomia
Reaksi Hipersensitifitas penurunan pendengaran sampai dengan frekuensi - Tindakan memacu saliva secara medis dengan
Kemoterapi dapat menimbulkan reaksi alergi diatas 2000 hz. pilocarpine hydroclorida (salagen) yang bertujuan
(Ignoffo, 2002). Reaksi hipersensitifitas tipe I paling Efek samping pada dan disfungsi cereberal merangsang sel-sel kelenjar ludah.
sering terjadi. Ig E - mast sel melepaskan substansi dan disfungsi serebelum yang ditandai dengan adanya
vasoaktif neurogenik. Reaksi hipersensitivitas ditandai penurunan kesadaran. Pemeriksaan CT scan didapatkan Perawatan terhadap Mucositis (Minasian dan Dwyer,
dengan adanya urtikaria, angioderma, bronchospasme, adanya gambaran penipisan korteks, pembesaran 1998) :
nyeri ekstremitas, anxietas dan hipotensi ventrikuler, dan kalsifikasi intrasereberal (Riccardi, - Penggunaan anestesi topikal, larutan
(Bonaventura, 1995). Terapi yang diberikan adalah dkk., 1999). dipenhidramin, air, saline atau sodium bikarbonat.
deksametason. Toksisitas pada paru-paru - Penggunaan vitamin E peroral dapat meningkatkan
Fertilitas Beberapa obat kemoterapi, terutama lubrikasi mukosa oral
Perubahan atau gagalnya fungsi gonad sebagai Bleomisin merupakan obat kemoterapi yang paling - Aplikasi vitamin E topikal bertujuan untuk
organ reproduksi merupakan komplikasi tindakan besar menyebabkan toksisitas paru. Tingginya tekanan penyembuhan mukosa.
kemoterapi yang terjadi pada pasien muda dengan oksigen dan tindakan radiasi paru mempercepat
pengobatan suatu keganasan (Bonaventura, 1995 ; kerusakan paru dan pneumonitis interstisial (Riccardi, 14. DAFTAR PUSTAKA
Ignoffo, 2002). dkk., 1999).
Toksisitas pada ginjal, abnormalitas ginjal dan Kardiotoksik 1. Bonaventura, A. Complications of Cytotoxic
elektrolit Penggunaan kemoterapi jangka panjang therapy part 1. Aust. Pres. 1995 ; 65 7.
menyababkan efek samping ke jantung yaitu kongesti Newcastle.

31
2. Bonaventura, A. Complications of Cytotoxic Children. Clinical Management. New York. : Oxford e. Radiologis
therapy part 2. Aust. Pres. 1995 ; 18 ; 105 -7. Medical Publication. f. Terapi dan prognosa
Newcastle. 13. Salmon, E. S. and Sartorelli, C. A. 2001. Cancer
3. Casciato, D.A. dan Lowitz, B.B. 2000. Cancer Chemotherapy. In Katzung, G. B. Basic and Clinical 5. Rabdomiosarkoma
Chemotherapy Agent. In Casciato, D.A. and Pharmacology. 8th ed. International Edition. New a. Pengertian
Lowitz, B.B., Manual of Clinical Oncology. 4 th ed. York : Lange Medical Books/ McGraw Hill. b. Klasifikasi
Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins. 14. Tannock, F.I., 1994. General Principles Of c. Gejala klinis
4. Calabresi, P dan Chabner, B.A. 1992. Chemotherapy. Dalam Million, R.R, and Cassisi, J. d. Etiologi
Chemotherapy Of Neoplastic Disease. In Gilman, N. Management Of Head And Neck Cancer : A e. Radiologis
A.G. dkk., The Pharmacological Basis Of Multidisciplinary Approach. 2nd.ed. Philadelphia : f. Terapi dan prognosa
Therapeutics, Volume 2, 8th ed., New York : J.B. Lippincott Company.
McGraw-Hill Inc. 6. Osteosarkoma
5. Cummings, W. C., et.al.1999. Malignant Neoplasms PERTANYAAN Alice a. Pengertian
of the Oral Cavity. In Otolaryngology Head and b. Gejala klinis
Neck Surgery. Philadelphia : C.V. Mosby. 1. Biopsi c. Etiologi
6. Gordon, J. 2004. Three keys to curing cancer, a. Apa itu biopsi dan indikasinya? d. Histopatologi
Courier Times, DRJDM@home.com. b. Sebutkan macam-macam biopsi yang e. Radiologis
7. Ignoffo, R. 2002. Preventing Chemotherapy sering dilakukan pada rongga mulut f. Terapi dan prognosa
Toxicities And Other Issues On Drugs Used In dan indikasinya
Oncology. In Rosenbaum, H. E. And Rosenbaum, R. c. Sebutkan prinsip biopsi 7. Hodgkin dan Nonhodgkin lymphoma
I. Supportive Cancer Care. UCSF School of a. Apa perbedaannya
Pharmacy. bobi@itsa.ucsf.edu 2. Sebutkan apa yang dimaksud dengan : b. Gejala klinis
8. Kazi, A. R. 2001. Current Concepts In the a. Displasia c. Klasifikasi
Management of Oral Cancer. Indians Doctors b. Anaplasia d. Etiologi
Network. c. Carsinoma in situ e. Histopatologi
9. Lowitz, B.B. and Casciato, D.A. 2000. Principles of d. Neoplasm f. Radiologis
Medical Oncology and Cancer Biology. In Casciato, e. Teratoma g. Terapi dan prognosa
D.A. and Lowitz, B.B. Manual of Clinical Oncology.
4th ed. Philadelphia : Lippincott Williams and 3. Nodus lymphaticus 8. Burkit lymphoma
Wilkins. a. Anatomi nodus lymphaticus a. Pengertian
10. Minasian, A and Dwyer, T. J. Nutritional b. Klasifikasi N pada Karsinoma b. Gejala klinis
Implications af Dental and Swallowing Issues in c. Diseksi leher c. Etiologi
Head and Neck Cancer. Oncology. Vol 12, No. 8 i. Indikasi d. Histopatologi
(Agustus 1998). ii. Macam-macam jenis diseksi e. Radiologis
11. Parker, G. R ; Rice, H. D. and Casciato, D.A. 2000. leher f. Terapi dan prognosa
Head and Neck Cancer. In Casciato, D.A. and
Lowitz, B.B. Manual of Clinical Oncology. 4 th ed. 4. Squamous cell carcinoma 9. Prinsip radioterapi dan kemoterapi
Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins. a. Pengertian 10. Prinsip pembedahan dalam onkologi
12. Riccardi, R., Lasorella, A., Mastrangelo, R. 1999. b. Gejala klinis
Principles of Cancer Chemotherapy in Children. In c. Etiologi JAWABAN
Voute, P.A., Kalifa, C., Barrett, A. Cancer in d. Histopatologi

32
1. Biopsi - suatu tehnik biopsi dengan mengambil 1) Sebelum tindakan pembedahan, daerah biopsi
sebagian kecil masa tumor dengan dicuci dg antiseptik tidak berwarna
a. Biopsi adalah suatu prosedur diagnostik dengan
menggunakan pisau 2) Bekas tempat tusukan ditempatkan secara cermat
cara mengambil materi jaringan atau seluler dari
- indikasi : lesi yang lebih dari 1 cm atau pada agar dapat diangkat pada bedah definitif
organisme hidup untuk tujuan pemeriksaan
lokasi yang sulit yang dapat menimbulkan 3) Injeksi cairan anastetikum jauh dari tempat biopsi
mikroskopis dan untuk persiapan mendapatkan
kerusakan struktur vital, atau dicurigai 4) Jangan menggunakan eletrosurgery atau laser,
suatu gambaran histologis.
merupakan lesi keganasan tetapi hanya dg scalple atau punch intrument
Indikasi:
- area biopsi yang diambil harus meliputi 5) Jangan membuat teraan yang disebabkan oleh
- Lesi oral
jaringan yang mengalami perubahan sampai ke jaringan atau instrumen lainnya pada spesimen
yang tidak menunjukkan respon yang adekuat
jaringan normal di dasarnya atau di tepinya. biopsi
terhadap terapi
Jaringan yang diambil lebih baik sempit dan 6) Bidang jaringan yang baru jangan sampai
- Lesi putih
dalam terkontaminasi selama prosedur biopsi
persisten pada mukosa
iv. Biopsi eksisi 7) Sampel jaringan harus adekuat
- Lesi
- suatu tehnik biopsi dengan mengambil lesi 8) Pengambilan dalam dan sempit, mengikutsertakan
hiperkeratotik atau eritroplakia
secara keseluruhan sekaligus sebagai terapi jaringan normal, jaringan nekrotik tidak
- Ulserasi
definitif diikutsertakan
yang persisten lebih dari 3 minggu tdk
- indikasi : lesi dengan diameter kurang dari 1 9) Hindari manipulasi kasar karena sel tumor mudah
menunjukkan perbaikan
cm, pada klinis lesi jinak, lesi vaskular dan lepas dan sobek dapat menyebar mll aliran drh dan
- Pembengka
pigmentasi limfe
kan persisiten tanpa diagnosa jelas
- area biopsi yang diambil keseluruhan lesi 10) Operator yang melakukan tindakan pembedahan
- Ada
dengan 2-3 mm jaringan normal disekelilingnya berikutnya sebaiknya org yang sama
kecurigaan keganasan
dieksisi 11) Daerah operasi dibilas dengan cairan pembunuh
v. Punch biopsy tumor : sublimat, Na Hipoklorit, Cetrimite, Savlon
b. Macam-macam biopsi dan indikasinya: - suatu tehnik biopsi dengan menggunakan suatu 12) Orientasi spesimen biopsi harus ditandai
i. Sitologi : alat berbentuk silinder yang ditekan pada 13) Pada frozen section jangan direndam cairan
- menghapus lesi dengan semen spatula atau mukosa sehingga memperoleh jaringan sebesar formalin
tongue spatula yang telah dibasahi, kemudian kurang lebih 6 mm yang melibatkan mukosa
diapuskan pada potongan kasa labial dan kelenjar ludah submukosa 2. Pengertian dan definisi
- Indikasi : perubahan mukosa dengan area yang - indikasi : biopsi pada mukosa bibir untuk a. Displasia : merupakan kondisi premaligna yang
luas yang akan dimonitor adanya perubahan memperoleh evaluasi diagnostik kelainan ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan sel,
displastik seperti pasca radiasi, herpes, kelenjar ludah minor (Sjogeren Syndrome) adanya sel-sel atipik dan perubahan
kandidiasis dan pemphigus vi. Drill biopsy diferensiasi.Karakteristik ditandai dengan
- Merupakan prosedur tambahan karena sering - suatu tehnik biopsi dengan menggunakan alat meningkatnya pertumbuhan sel (mitosis banyak),
menunjukkan gambaran yang keliru khusus seperti bor dengan straight handpiece bentuk atipik (inti besar yang abn) dan perub diff
ii. Biopsi aspirasi sehingga spesimen yang diambil dapat (ketidak maturan sel)
- suatu tehnik pengambilan jaringan dengan sepanjang 1-2 cm dengan diameter 1-4 mm b. Anaplasia : tidak adanya diferensiasi (tingkat
menggunakan jarum besar atau jarum khusus - Indikasi : untuk mengambil spesimen lesi kemiripan tumor secara histologi thd sel atau
- indikasi untuk lesi yang diperkirakan berisi central fibro-osseous jaringan asal)
cairan dan lesi intraosseous sebelum dilakukan
c. Carsinoma in situ : perubahan displastik yang
eksplorasi bedah
c. Prinsip biopsi: melibatkan seluruh ketebalan dari epitelium tetapi
iii. Biopsi inisisi
selnya belum menembus mebrana basalis.

33
d. Neoplasma :suatu masa jaringan abnormal dimana
pertumbuhannya berlebihan dan tidak
terkoordinasi dg jaringan normal
e. Teratoma : suatu neoplasma yang ditandai secara
khas dengan ditemukannya sel2 yang mewakili
ketiga lapisan sel benih (ektoderm, mesoderm dan
endoderm)

3. Nodus lymphaticus
Sistem limfatrik terdiri atas 3 komponen: Kuffe (2003)
- kapiler 2. Nodus lymphaticus daerah leher
- pembuluh limfatik Level I : sumental submandibular
- nodus limfatikus Level II : Upper jugular
Level III : Mid-jugular
Anatomi nodus lymphaticus Level IV : Lower-jugular
Level V : Posterior triangle (spinal
accessory)
Level VI : Prelaryngeal (Delphian),
Pretracheal, Paratracheal
Level VII : Upper mediastinal

Evaluasi deteksi keganasan dilymhonode:


1. Palpasi
2. USG
3. CT scan
4. MRI

1. Nodus lymphaticus daerah kepala Klasifikasi N pada Karsinoma


a. Occipital
Nx Kelenjar tidak dapat dinilai
b. Postauricula
c. Preauricula N0 Tidak ada kelenjar yang terlibat (negatif)
d. Parotid N1 Satu kelenjar ipsilateral positif dalam
e. Facial/Buccinator diameter 3 cm atau kurang
f. Deep facial
N2:
g. Lingual
N2a Satu kelenjar ipsilateral positif dalam diameter
lebih dari 3 cm tapi tidak lebih dari 6 cm
N2b Beberapa kelenjar ipsilateral positif, tidak ada
yang lebih dari 6 cm

34
N2c Bilateral atau kontralateral, kurang atau sama otot sternokleidomastoid dan vena jugularis Diseksi leher yang diperluas ke kelompok KGB lain atau
dengan 6 cm interna. struktur otot, saraf, p.drh yang secara tidak rutin
N3 : diangkat pada diseksi leher. Diseksi leher diperluas
N3 Nodus limfatikus dengan dimensi lebih besar dari 3. Selective neck dissection mengangkat KGB retrofaringeal , mis.
6 cm
N3a Klinis, kelenjar ipsilateral positif, salah satu lebih
dari 6 cm dalamdiameter 4. Squamous cell carcinoma
N3b Klinis, kelenjar bilateral positif (dalam situasi ini, Pengertian: Tumor ganas jaringan epitel yang berasal
setiap sisi leherharus dibuat tahapan terpisah, dari lapisan epidermis
yaitu N3b; kanan, N2a; kiri, N1)
N3c Klinis, hanya kelenjar kontralateral yang positif Gejala klinis
Exophytic (mass forming, fungating, papillary
Sistem limfatik secara embriologi berasal dari sistem verruciform)
vena, o.k.i nodus limfatikus dan pembuluh limfatik Endophytic ( invasive, burrowing/berlubang, ulcerated)
biasanya selalu bersama2 sistem vena A B Leukoplakic (white patch)
Erytroplakic (red patch)
Erytroleukoplakic (combine red and white patch)
Neck Dissection Lokasi dg urutan2 terbanyak bibir bawah, lidah, dasar
Indikasi diseksi leher mulut, gingiva , palatum , tonsil, bibir atas, mukosa
- secara klinis terdapat pada KGB servikal bukal dan uvula
- penyakit primernya terkontrol atau direseksi
bersamaan dg diseksi leher Etiologi
- terdapat alasan yang kuat untuk reseksi tumor faktor lingkungan :tembakau, mengunyah sirih, alkohol,
yang bermetastase ke servikal penyakit sipilis, defisiensi nutrisi, sinar matahari, dan
- jika pembedahan akan lebih berhasil daripada faktor-faktor lain seperti panas (terutama panas dari
terapi radiasi cangklong pipa rokok), trauma, sepsis dan iritasi dari
C D pinggiran gigi yang tajam atau gigi tiruan, kebersihan
Keterangan:asal Primer/secundair tumor mulut yang tidak dijaga.
Klasifikasi A. Lidah anterior dan dasar mulut, Nodus sekunder Human Papillomavirus terutama tipe 16 dan 18
1. Radical Neck Dissection B. 2/3 lida post, Primer HypoF, Nodus sekunder defisiensi zat makanan seperti defisiensi riboflavin
Semua jaringan fibrofatty dari satu sisi leher (I- C. G thyroid, Primer & Secunder leher bawah & dan anemia defisiensi besi sindroma Plumer-Vinson
V) diangkat secara en bloc mulai dari tepi inferior paratracheal. Potensial diseminasi bilateral faktor genetik
mandibula ke klavikula dan dari tepi insersi otot ke D. Primer & secundair laryng
tepi anterior trapezius (kelenjar parotis, nervus Suatu tindakan diseksi leher yang selektif hanya Histopatologi
assesoris spinalis, vena jugularis interna, otot mengangkat KGB ttt tertantung pad lokasi tumor Tingkat I (berdiferensiasi baik/well diff); yaitu
sternocleidomastoid) primernya yang paling memungkinkan timbulnya dimana tingkat diferensiasi sel normal antara 75% -
metastase 100%, ada mutiara keratin
2. Modified Radical neck dissection (supraomohyoid n.d, lateral n.d, anterior n.d, dst) Tingkat II (berdiferensiasi
Pengangkatan sekelompok KGB level I sampai V sedang/intermediate/moderate diff): yaitu dimana
tetapi mempertahankan satu atau lebih dari tiga 4. Extended radical neck dissection tingkat diferensiasi sel normal antara 50% - 75%
struktur nonlimfatik seperti n. Asesoris spinalis,

35
variasi dalam ukuran sel-selnya, ukuran inti sel, Tipe embrional : sering pada anak2 pada dekade Berasal dari kavitas medula
hiperkromatik serta aktivitas mitosis yang lebih pertama. Massa terlokalisir, memiliki batas dan respon Melibatkan semua tulang max + mand)
menonjol baik thd Th/, jarang metastase, sering pada kepala dan Paling banyak pada body mandibula, symphisis, sdt
Tingkat III (berdiferensiasi buruk/poor diff); yaitu leher rahang ramus dan TMJ
tingkat diferensiasi sel normal antara 25% - 50% Tipe botryoid: varian tipe embrional. Lesi menyerupai Tipe Juxtacortical/Parosteal :
memperlihatkan ketidakteraturan dan cenderung anggur Muncul dari permukaan periosteal
memperlihatkan gambaran anaplasia yang sulit untuk Tipe alveolar: pada dewasa muda (rata2 16 th). Agresif Jarang terjadi pada semua tulang
dikenali lagi. Sel tumor tumbuh secara liar ke semua dan sulit diterapi, sering mulai mundul di daerah lengan Perkembangan lambat
arah, menginfiltrasi jaringan ikat dibawahnya, dimana dan kaki Prognosis baik karena metastase rendah
lapisan basal tidak terlihat dan sering menghilang. Tipe pleomorfik : pasien tua (50-55 th) Lokasi Ekstraskeletal
Tingkat IV (anaplastik/undiff); yaitu tingkat terbanyak ekstremitas Muncul di dalam jar lunak
diferensiasi sel normal antara 0-25% Jenis yang paling ganas
Gejala klinis
Radiologis pertumbuhan cepat tanpa rasa sakit, tidak ada Gejala klinis
Pada stadium awal sering terlihat adanya resorpsi pada ulcerasi, bentuk tidak teratur, tumbuh cepat 1-6 bln. rasa sakit ringan, pemebengkakan, ulkus, diastema gigi,
tulang alveolar dan pada stadium lanjut akan terlihat parastesia bila kena n alv inf, obstruksi hidung (maks),
adanya destruksi tulang tanpa adanya pembentukan Etiologi bila menembus kortesk tulang masa besar dg
tulang baru. Daerah destruksi tulang memperlihatkan struktur gen rabdomioblast yang salah, kromosome 11. konsistensi lunak smp keras
daerah gelap atau radiolusen, keabu-abuan seperti Li-Fraumeni syndrome : kelompok ca jar lunak pada
berkabut yang menunjukkan adanya massa tumor keluarga yg menyebabkan mutasi gen suppresor tumor. Etiologi
Etiologi : trauma, perkembangan suatu penyakit (paget,
Stadium : Radiologis fibrous displasia, giant cell tumor), radiasi
Stadium I : T1 N0 M0 tidak ada gbr karakteristik, hanya untuk melihat
Stadium II : T2 N0 M0 keterlibatan tulang dan perluasannya Histopatologi
Stadium III : T3 N0 M0 Grade G1 ; well diff, G2 moderately, G3 poorly , G4
T1 atau T2 atau T3 N1 M0 Metastase : regional, pembuluh darah dan limfatik, undiff
Stadium IV : T4 N0 atau N1 M0 metastase jauh : paru2, liver dan tulang
Apa saja T N2 atau N3 M0 Radiologis
Apa saja T atau N berapa saja M1 Terapi awal : pelebaran ligamen periodontal. lanjut :
Tergantung stadium dan grup tumor sunray/sunburst appearance (spikula dan trabekula
Terapi dan prognosa Pembedahan kemo dan radiasi tulang baru yang tidak beraturan)
Stadium 1 dan 2 : Pembedahan Multiagent chemoterapy (vincristine, actinomycin D,
Stadium 3 dan 4 : Pembedahan dan radioterapi dan cyclophosphamide) Metastase : paru dan otak
elektif atau profilaktis neck disection
6. Osteosarkoma Terapi
5. Rabdomiosarkoma Pengertian tumor ganas cell mesenkimal yang memiliki Th/ eksisi radikal, radioterapi post op, kemoterapi
Pengertian: Tumor ganas otot lurik yang berasal dari kemampuan untuk menghasilkan osteoid dan tulang preop
jaringan mesoderm immature Evaluasi : tingkat serum alkali fosfatase

Klasifikasi Klasifikasi
Tipe konvensional 7. Hodgkin dan Nonhodgkin lymphoma

36
involvement (<10%) 9. Prinsip radioterapi
Karakteristik Hodgkin Non hodgkin Hepatic Uncommon Common Uncommon Radioterapi adalah suatu metoda pengobatan
Lymphoma Lymphoma involvement (>50%) untuk tumor ganas dan kadang2 tumor jinak dg
Mikroskopis Reed Stenberg Bone marrow Uncommon Common Uncommon menggunakan sinar pengion yang terdiri dari
Cell (B- involvement (>50%) (<20%) foton (sinar gamma dan x) dan partikel
lymphocyte Marrow Yes No Yes berenergi (elektron, proton, neutron,dll)
dengan inti 2/owl involvement Dalam siklus sel masing2 fase mempunyai
eye nuclei) adversely tingkat radiosensitifitas yang berbeda. Sel
Klinis Dimulai dari
Extranodal affects pada fase G2 dan M sensitif terhadap radiasi,
nodus limphatikusDimulai dari prognosis sedangkan fase G1 dan S adioresisten. S
(axial, nodus namun Curable by Yes No Yes paling radioresisten
mediastinal, dapat diluar chemotherapy Faktor yang berpengaruh pada respon radiasi
abnominal, nodus (kulit, sehingga terjadi kematian sel tumor adalah
inguinal) r.mulut, tulang) Stadium pada Hodgkin dan Nonhodgkin lymphoma radiosensitifitas jaringan yang diperngaruhi
sebagai masa sama oleh faktor intriksik dan ekstrinsik
yang solid Stadium I : keterlibatan nodus limfatikus a. Faktor intrinsik: jenis sel tumor,morfologi,
Insidensi Usia muda (15-35 Usia pertengahan pada satu regio atau satu organ histopatologi
th) dan tua ekstralimfatik b. Ekstrinsik : oksigenisasi sel tumor
Klasifikasi Nodular Low grade Stadium II : keterlibatan dua regio nodus Tumor dari sel jaringan muda (limfosit,
Klasik Intermediate limfatikus pada sisi yang sama limfoblast, jaringan embrional) radiosensitif
grade Stadium III : Keterlibatan nodus limfatikus Tumor dari jaringan tulang, susunan saraf
High grade pada kedua sisi pusat merupakan tumor yang radioresisten
Keterlibatan Jarang Sering pada yang Stadium III : Keterlibatan yang difus dan
hepar, tulang low grade menyebar pada satu atau lebih Prinsip kemoterapi
Terapi Stadium I dan Low grade : tidak organ ekstralimfatik Obat antikanker yang efektif adalah yang bekerja
II : radioterapi berefek terhadap A. Tidak ada tanda2 sistemik menghambat atau merusak sel yang sedang
saja kemoterapi B. Ada tanda2 sistemik berproliferasi (cytotoxic). Terutama bekerja pada
Stadium III dan High grade : sintesis dan fungsi makromolekul yaitu produksi atau
IV : chemo dan radiasi dan 8. Burkit lymphoma fungsi DNA, RNA dan protein
radiasi kemoterapi - Keganasan pada sel B limfosit, merupakan salah
Comparison of Hodgkin and non-hodgkin lymphoma satu tipe NHL high grade (small non cleaved) Terdapat 4 cara:
(casciato, 2000) - Ada dua tipe : sporadik dan endemik (Afrika) - sebagai pengobatan induksi pada penyakit yang
- Banyak pada anak2 usia kurang lebih 7 tahun telah berada pada stadium lanjut
Hodgkin Non Hodgkin Lymphoma - Etiologi diduga kuat virus Epstain Barr pada tipe - sebagai pengobatan ajuvan sesudah pengobatan
Characteristi lymphoma Low grade Others endemik dan translokasi kromosom lokal
c - Organ yang terkena : - sebagai pengobatan kemoterapi primer
Site of origin Nodal Extranodal Extranodal o Endemik : rahang dan orbita (neoadjuvant) pada pasien stadium terlokalisir
Nodal Centripetal Centrifugal Centrifugal o Spradik : abdomen, GIT dan sumsum tulang namun pengobatan lokal tidak adekuat
distribution (axial) Ke - Terapi : kemoterapi - sebagai pengobatan yang diberikan secara khusus
arah dlm - Relaps : tipe sporadik prognosa lbh buruk ke dalam bagian tubuh tertentu
CNS Rare (<1%) Rare (<1%) Uncommon

37
Kemoterapi induksi adalah dilakukan paca pasien yang lebih buruk atau meningkat secara signifikan, 2. mengatasi semua komplikasi yang timbul dari
berada pada stadium yang telah lanjut dimana tidak akibat pemberian obat-obat antineoplastik. kehancuran sel normal
ada alternatif cara pengobatan yang lain 4. Idealnya pasien
harus mempunyai ginjal, hepar dan sumsum tulang Obat kemoterapi:
Kemoterapi adjuvant adalah cara pemberian yang masih berfungsi adekuat meskipun terdapat - cycle spesific
kemoterapi pada keaddan dimana tumor telah invasi tumor saat kemoterapi awal atau radiasi - noncycle spesific
dihilangkan dengan pembedahan atau radioterapi.
Dipilih berdasarkan keberhasilan regimen kemoterapi Indikasi Perlu kombinasi kedua macam obat tersebut karena
tsb pada kanker dengan jenis histologi sama yang 1. Mengobati suatu keganasan yang berpotensi dapat Umumnya bertambah besarnya tumor, kecepatan
berada pada stadium lanjut diobati dengan obat2an kemoterapi tumbuh menurun. Ini terjadi karena meningkatnya
2. Paliatif terhadap gejala yang menyebar pada waktu terbentuknya sel baru, menurunnya jumlah sel
Kemoterapi neoadjuvant diberikan pada pasien dengan pasien yang menderita kanker dengan berproliferasi atau meningkatnya kecepatan mati sel
tumor yang masih terlokalisir namun pengobatan lokal pertimbangan efk sampingnya berpotensi tumor. Penurunan kecepatan tumbuh karena penurunan
yang akan diberikan tidak dapat dilakukan dengan menguntungkan nutrisi ke dalam tumor. Kebanyakan sel tumor
cukup sempurna 3. Mengobati pasien tanpa disertai gejala dan beristirat sehingga melemahkan daya bunuh obat yang
menghasilkan penurunan angka kekambuhan serta cycle spesific
Prinsip praktis pemberian kemoterapi yaitu: meningkatkan bertahan hidup
1. Pemberian obat dengan batas maksimal untuk Jarang obat tunggal yang efektif menyembuhkan atau
mendapatkan efek yang maksimal terhadap tumor Kontra indikasi menimbulkan remisi.
2. Diberikan terhadap tumor-tumor primer yang 1. Fasilitas tidak mencukupi untuk mengevaluasi Keuntungan kombinasi obat : memaksimalkan jumlah sel
tidak dapat dioperasi atau terdapat metastase respon pasien terhadap pengobatan, memonitor kanker yang dimatikan dengan cara merusak situ
leher dan penatalaksanaan pemberian obat kemoterapi biokimiawi yang berbeda, mengurangi proliferasi sel
3. Agregasi subklinis dari lesi termasuk lesi primer 2. Pasien tidak dapat bertahan lama untuk tumor yang resisten dan mengurangi toksisitas
satelit atau metastase menikmatik keuntungan dari pengobatan jaringan normal
4. Analisa secara histologi spesimen yang dipotong 3. Pasien tanpa gejala dengan pertumbuhan lambat Prinsip kombinasi :
secara bertahap - Pilih obat yang telah dibuktikan aktif thd
5. Bentuk perawatan lain bukan merupakan kompromi Berdasarkan mekanisme kerja obat antikanker dibgi jenis tumor tsb
6. Dapat menurunkan rasa sakit dengan cepat atas : - Mekanisme kerjanya berbeda
sehingga menguntungkan bagi penderita dengan - alkilating agents - Situs toksinya berbeda
penyakit kanker - antimetabolites - Dosis , kecepatan waktu pemberian masing2
7. Beberapa obat berperaan sebagai radiosensitizer - bahan alam (antibiotik, alkaloid, enzim), obat optimal
hormon dan antihormon. Efek merugikan dari kemoterapi adalah sifat toksik
Faktor yang harus diperhatikan dalam memberikan terhadap sel normal disamping terhadap sel kanker
obat-obatan kemoterapi secara umum adalah: Efek kemoterapi bersifat non-selektif artinya Perkembangan obat kemoterapi saat ini adalah
1. Pasien mempunyai kemoterapi itu cenderung membunuh sejumlah populasi berbagai molekul di permukaan dan di dalam sel
status nutrisi yang baik sel normal (sel sumsum, epitel saluran cerna). dijadikan target pengobatan dengan kemoterapi untuk
2. Tidak terdapat Karena itu dalam setiap kemoterapi ada 2 tantangan membunuh sel kanker, sehingga melindungi sel normal,
gangguan metabolik yang berat yang sekaligus harus dipecahkan yaitu: karena sel normal tidak memiliki molekul yang dijadikan
3. Tidak terdapat 1. Mencapai perbedaan sebesar mungkin dalam target pengobatan cara baru ini
infeksi atau komplikasi lain yang dapat menjadi jumlah sel yang dimatikan antara sel kanker Misalnya :
dengan sel normal

38
- Imatinib thd protein BCL-ABL ntuk mengobatan Dari ujian ies dgn kasman
leukemi granulositik. Prinsip pengenalan keganasan:
- Rituximab thd reseptor CD-20 untuk mengobati Anamnesa
limfoma non-Hodgkin - Waktu dalam hitungan bulan
- antireseptor HER-2 untuk mengobati kanker
payudara Pemeriksaan klinis:
- Tepi Indurasi
10. Prinsip bedah dalam onkologi: - Trebentuknya ulkus/nekretik
1. Eksisi luas (3 dimensi) berupa pengangkatan tumor - Ulkus yg tidak sembuh dalam 3mgg terapi
primer bersama dengan pengangkatan jaringan
sehat sekelilingnya sebagai safety margins HPA
2. Pengangkatan harus bersifat tajam dg pisau atau - Mitosis bny
gunting sehingga pinggir sayatan dapat diperiksa
apakah bebas tumor Pertimbangakan antara staging operabel St1 dan St2
3. Tindakan bedah sudah memadai untuk pertama Dan Staging non operabel Yaitu St 1 dan St 2
kalinya. Pembedahan ulang memberikan harapan Pada tumor-tumor operable Yaitu St 3 dan St 4
penyembuhan lebih kecil disarankan pemakaian frezzscope
4. Pengangkatan tumor dan metastasis KGB regional Kegunaan frezze scope
harus merupakan satu kesatuan jaringan patologis 1. Menentukan batas aman dari tepi dari tumor ganas
eksisi enbloc 2. Memastikan keganasan pada tumor tumr dengan
5. Tidak menyentuh masa tumor selama operasi dugaan keganasan
6. Perlu exposure lapangan operasi yang sempurna Lama peelaksanaan 20-40 menit
tanpa mencederai organ penting sekitar tumor Tidak membutuhkan pewarnaan karena jaringan segar
7. Bekas biopsi, bekas jarum FNAB harus diangkat
bersama jaringan patologisnya Pada preparat normal melalui fiksasi dengan formalin
8. Perencanaan pembedahan yang sebaik2nya 10% Selama 24 jam, dan memakai pewarnaan
termasuk perencanaan rekonstrksi dan rehabilitasi HematoEosin

Beberapa jenis pembedahan dlm onkologi


1. Pembedahan preventif
2. Pembedahan definitif
3. Pembedahan debulking
4. Pembedahan reseksi metastasis tumor dengan
tujuan kuratif
5. pembedahan kedaruratan onkologik
6. pembedahan paliatif
7. pembedahan rekonstruksi dan rehabilitasi
8. pembedahan sebagai tindakan bantuan untuk
menghantar sitostatika secara lokal/regional
daerah kanker

39

Anda mungkin juga menyukai