Perilaku Kelompok Dan Team Work

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

Perilaku Kelompok dan Team Work

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi

Oleh :

1. Munawaroh (140810301...)

2. Scherrgyo Agung Rhyo Dermawan(140810301173)

3. Fantimatus (140810301...)

Kelas: Perilaku Organisasi X

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
JEMBER
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Perilaku Kelompok dan Team Work tepat pada waktunya. Tugas
ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya


bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Jember, 25 September 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah.. 1


1.3 Tujuan. 1
BAB II PEMBAHASAN... 3
2.1 Pengertian Kelompok. 3
2.2 Tipe Tipe Kelompok 4
2.2.1 Fungsi Fungsi Kelompok. 5
2.2.2 Ciri Ciri Utama Kelompok.. 6
2.2.3 Manfaat Kelompok bagi Organisasi... 7
2.3 Syarat Pembentukann Kelompok... 7
2.3.1 Alasan Mengapa Orang Membentuk Kelompok 8
2.4 Sumber Kelompok. 9
2.5 Perbedaan Kelompok dan Tim.. 9
BAB III KESIMPULAN 12
3.1 Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group
didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan
bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan.
Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya
saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat
keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-
masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk
terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh
anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekadar kumpulan kontribusi parsial dari
seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan
tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang
mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui
upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat
kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain.
Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang
cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling
memberi support dan bergotong royong. Manusia tidak hanya membutuhkan
agama, ilmu pengetahuan, atau hiburanatau kesenian, tetapi juga kebersamaan.
Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih terarah, dengan
pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan dengan
kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan
perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang
dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru
merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif.
Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap positif di
antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga
tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada anggota tim yang
membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh
dari setiap anggota tim.
Sebuah teamwork akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan
organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian. Makalah ini akan
membahas definisi teamwork, manfaat dan fungsi teamwork, jenis teamwork,
perbedaan tim kerja dan kelompok kerja, peranan tim kerja, tahap perkembangan
teamwork, dan dimensi dalam tim kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kelompok ?
2. Apa sajakah tipe tipe kelompok ?
3. Apa sajakah syarat terbentuknya kelompok ?
4. Dari manakah sumber kelompok berasal ?
5. Apakah perbedaan kelompok dan tim ?
6. 1. Apa definisi teamwork ?
7. 2. Apa saja jenis teamwork ?
8. 3. Apa saja ciri-ciri teamwork yang efektif?
9. 4. Apa perbedaan tim kerja dan kelompok kerja ?
10. 5. Apa saja peranan tim kerja ?
11. 6. Bagaimana tahap perkembangan teamwork ?
12. 7. Apa saja dimensi dalam tim kerja ?
13.

1.3 Tujuan
1. Mampu untuk memahami apa yang dimaksud dengan kelompok
2. Mampu untuk memahami tipe tipe kelompok
3. Mampu untuk memahami syarat terbentuknya kelompok
4. Mampu untuk memahami sumber kelompok
5. Mampu untuk memahami perbedaan kelompok dan tim
2 1. Mengetahui definisi teamwork.
3 2. Mengetahui jenis teamwork.
4 3. Ciri-ciri teamwork yang efektif.
5 4. Mengetahui perbedaan tim kerja dan kelompok kerja.
6 5. Mengetahui peranan tim kerja.
7 6. Mengetahui tahap perkembangan teamwork.
8 7. Mengetahui dimensi dalam tim kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Kelompok
Kelompok (group ) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai
dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung, yang saling
bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara Gibson (1995)
memandang kelompok dari empat kelompok prespektif, diantaranya :
1. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang
yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota
menerima kesan atau persepsi dari anggota lain.
2. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem
menunjukkan beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di
antara anggota.
3. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu
yang keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah
interaksi dalam bentuk interpedensi.
Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang
disebut kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja
satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena
tindakan manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan
kelompok kerja untuk melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan.
Kelompok juga berfungsi dan berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing
mengembangkan satu set karakteristik yang unik termasuk struktur , kepaduan
peran, norma-norma dan proses. Kelompok juga menciptakan sendiri kultur
mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau bersaing dengan kelompok
lain dan perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.
2.2 Tipe Tipe Kelompok
Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau
sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi
formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan
organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di
dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut
berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan
lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara
kelompok formal dan informal.
1. Kelompok Formal
Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan
pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas tugas. Kebutuhan
dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe tipe kelompok yang
berbeda beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, diantaranya :
Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri
dari bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor
tertentu. Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan
supervisor, atau antara seorang perawat senior dan bawahannya,
merupakan kelompok komado.
Kelompok tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para
karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang
mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus
dilaksanakan.
2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang
orang dalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan
perkataan lain, kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan
sengaja, tetapi muncul secara wajar. Orang mengenal dua macam kelompok
informal khusus diantaranya:
Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando
atau kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai
sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang bersama sama
bergabung dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu
menghadapi manajemen untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak
dan pelayan wanita yang mengumpulkan uang persen mereka merupakan
contoh dari kelompok kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan
kelompok semacam itu tidak berhubungan dengan tujuan organisasi,
tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi tiap tiap kelompok.
Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu
kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis.
Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan
komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.
Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas
bahwa mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering
bersamaan. Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikassi kelompok yang
luar : kelompok formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah
bahwa kelompok formal ( kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh
organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan
kelompok informal (kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah
penting untuk keperluan mereka sendiri ( artinya, mereka memenuhi kebutuhan
pokok akan berkelompok).

2.2.1 Fungsi Fungsi Kelompok


Pada dasarnya fungsi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, fungsi
organisasi formal dan fungsi kebutuhan individual. Fungsi kelompok formal
sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas yang kompleks yang saling
berkaitan dan terlalu sukar untuk dikerjakan oleh siapapun, sebagai sarana
untuk mencetuskan gagasan-gagasan yang baru atau pemecahan masalah yang
memerlukan kreativitas tertentu, dan sebagai wahana sosialisasi serta
pelaksanaan keputusan yang rumit.
Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa setiap individu
memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat memenuhi
kebutuhan yang meliputi pemenuhan kebutuhan persahabatan, dukungan, dan
kasih sayang, sebagai sarana untuk mengembangkan, meningkatkan, dan
menegaskan rasa identitas dan memelihara harga diri, sebagai sarana untuk
menguji kenyataan sosial melalui diskusi dengan orang lain, pengembangan
perspektif, dan konsensus bersama yang dapat mengurangi keragu-raguan
dalam lingkungan sosial sehingga dapat diambil sebuah keputusan.

2.2.2 Ciri Ciri Utama Kelompok


Penelitian mendalam mengenai sifat-sifat dan hasil-hasil interaksi
dalam kehidupan (empat) cirri kelompok yaitu :
1. Terdapat dorongan (motif) yang sama pada individu-individu yang
menyebabkan terjadinya interaksi di antaranya ke arah tujuan yang sama.
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu-individu
yang satu dari yang lain berdasarkan reaksi-reaksi dan kecakapan-
kecakapan-kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di
dalamnya. Oleh karea itu, lambat laun mulai terbentuk pembagian tugas
serta struktur tugas-tugas tertentu dalam usaha bersama untuk mencapai
tujuan yang sama itu. Di sisi lain, terbentuk pula norma-norma yang kkhas
Dalam interaksi kelompok kearah tujuannya sehinggga mulai terbentuk
kelompok sosial dengan cirri-ciri yang khas.
3. Pembentukan dan penegasan strukutr (organisasi) kelompok yang
jelas dan terdiri atas peranan-peranan dan kedudukan hierarkis yang
lambat laun berkembang dengan sendirinya dalam usaha pencapaian
tujuan. Terjadi pembatasan yang jelas antara usaha-usaha dan orang yang
termasuk ingroup serta usaha-usaha dan orang outgroup.
4. Terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku
anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota
kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok. Norma-norma dan
pedoman tingkah laku ini sebagaiman juga struktur pembagian tugas
anggotanya merupakan norma dan struktur yang khas bagi kelompoknya
itu.

2.2.3 Manfaat Kelompok bagi Organisasi


Banyak manfaat yang dapat dipetik dari adanya kelompok baik di
dalam maupun di luar satuan organisasi, antara lain:
1. Kelompok merupakan alat perjuangan bagi anggotanya.
2. Kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas.
3. Kelompok lebih baik daripada perorangan dalam pengambilan keputusan
yang mengangkut orang banyak
4. Anggota kelompok dapat memperoleh keuntungan dari pelaksanaan
pengambilan keputusan.
5. Kelompok dapat mengendalikan dan mendisiplinkan anggotanya
dibanding dengan mereka yang tidak masuk dalam kelompok
6. Kelompok membantu menangkis pengaruh pengaruh negative dari
meningkatnya organisasi yang semakin besar.
7. Kelompok adalah fenomena alami di dalam organisasi. Perkembangannya
yang spontan tidak dapat dihalangi, dan dibutuhkan oleh para anggota
sebagai alat untuk mencapai tujuan.

2.3 Syarat Pembentukan Kelompok


Kumpulan individu-individu yang mempunyai hubungan tertentu yang
membuat mereka saling bergantung satu sama lain dalam ukuran-ukuran yang
bermakna atau dengan kata lain memiliki hubungan tertentu yang bermakna.
Sekumpulan individu dikatakan sebagai kelompok apabila memiliki syarat -
syarat sebagai berikut :
1. Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi melalui nama atau identitas lainya.
2. Adanya kesadaran kelompok sebagai anggota, (memiliki kesatuan
persepsi).
3. Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan atau sasaran.
4. Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan untuk
mencapai tujuan.
5. Saling interaksi, berkomunikasi untuk bereaksi terhadap anggota lainnya.
6. Merupakan satu kesatuan organisasi yang tunggal dalam mencapai tujuan
kelompok dengan terbentuk struktur kelompok.

2.3.1 Alasan Mengapa Orang Membentuk Kelompok


Menurut (Gibson dkk, 1989, 205-207, Marvin E.Shaw, 1981, 81-97)
1. Pemuasan Kebutuhan
Hasrat untuk mendapatkan kepuasan dari terpenuhinya kebutuhan
dapat merupakan daya motivasi yang kuat dalam pembentukan
kelompok.
Keamanan
Individu yang berada dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak
aman karena sendirian. Individu akan merasa lebih kuat, percaya diri,
dan tahan terhadap ancaman.
Sosial
Keinginan untuk termasuk dalam kelompok dan menjadi anggota
kelompok menunjukkan kebutuhan sosial semua orang.
Penghargaan
Dalam lingkungan tertentu, suatu kelompok yang bergengsi tinggi
karena berbagai macam alasan (missal; keahlian, teknis, kegiatan di
luar, dsb).

2. Kedekatan dan Daya Tarik


Kedekatan adalah jarak fisik antara para karyawan yang melaksanakan
pekerjaan , sedangkan daya tarik adalah menunjukkan daya tarik orang
yang satu dengan lainnya karena mereka mempunyai kesamaan
persepsi,sikap,hasil karya atau motivasi.
3. Tujuan Kelompok
Untuk mencapai tujuan kelompok dan menyelesaikan tugas
dibutuhkan lebih dari satu atau dua orang. Ada kebutuhan
mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
4. Alasan Ekonomi
Motif ekonomis menyebabkan terbentuknya kelompok, karena mereka
menganggap akan memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih besar
dari pekerjaan mereka, jika mereka membentuk kelompok.

2.4 Sumber Kelompok


Tingkat prestasi potensial sebuah kelompok sebagian besar tergantung
pada sumber daya yang dibawa anggota anggotanya secara pribadi kedalam
kelompok.
Kemampuan
Menetapkan parameter bagi apa yang dapat dilakukan anggota dan
bagaimana efektifnya mereka akan dalam sebuah kelompok.
Ciri Ciri Kepribadian
Besarnya pengaruh setiap satu ciri adalah kecil, tetapi menggabungkan
cirri cirri kepribadian, akibatnya bagi para pelaku kelompok sangat
berarti.

2.5 Perbedaan Kelompok dan Tim


Stephen P. Robbins melakukan pembedaan antara Kelompok
Kerja dengan Tim Kerja berdasarkan 4 variabel yaitu: Sasaran, Sinergi,
Akuntabilitas, dan Keahlian.

1. Sasaran
a. Kelompok : Berbagi informasi, saling membantu membuat keputusan
kinerja masing-masing.
b. Tim : Kebutuhan kerja kolektif, saling membantu demi usaha
bersama.
2. Sinergi
a. Kelompok : Netral (kadang negatif)
b. Tim : Positif melaui usaha yang terkoordinasi.
3. Akuntabilitas
a. Kelompok : Individu tidak saling melengkapi.
b. Tim : Individual dan saling melengkapi.
4. Keahlian
a. Kelompok : Acak dan jarang
b. Tim : Saling mengganti

Kelompok dan tim bukan merupakan hal yang sama persis, ada
perbedaan antara kelompok kerja dengan tim kerja. Kelompok kerja
berinteraksi untuk berbagi informasi dan saling membantu membuat
keputusan kinerja masing-masing bukan dalam rangka kebutuhan kinerja
kolektif dalam usaha bersama, juga tidak ada sinergi positif kecuali
semata-mata merupakan sajian akhir dari kontribusi individu dari anggota
kelompok tersebut.
Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Usaha individu memberikan tingkat kinerja lebih besar
daripada jumlah individu tersebut. Tim dibentuk manajemen untuk
mencari sinergi positif yang membuat mereka meningkatkan kerja.
Penggunaan tim yang ektensif menciptakan potensi bagi organisasi untuk
menghasilkan output yang lebih besar tanpa peningkatan dalam input.

Contoh perbedaan kelompok dan tim, sebagai berikut:


KELOMPOK TIM
Anggota beranggapan Anggota menyadari
pengelompokan hanya sekedar ketergantungan satu sama
administrasi. lain,dan tidak mencari
keuntungan pribadi.
Pendekatan hanya sebagai
Adanya komitmen terhadap
tenaga bayaran.
sasaran yang akan dicapai.
Mengerjakan tugas bagian
Rasa peka, atau sadar diri
masing-masing masih harus
terhadap tugas masing-
diperintah.
masing, yang dapat
dikontribusikan untuk
Dalam penyampaian saran harus keberhasilan.
berhati-hati, karena dapat Bekerja dalam suasana
dianggap sebagai upaya untuk saling percaya, saran dapat
memecah belah. diterima dengan terbuka.
Dalam penerapan hasil kerja
Penerapan hasil kerja
sangat dibatasi oleh pemimpin.
Anggota tidak berperan aktif sangat didukung oleh tim.
Anggota berpartisipasi
terhadap pengambilan
dalam pengambilan
keputusan.
keputusan.

Definisi Teamwork
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja
sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling
melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi
satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan
pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling
populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci
kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan
ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera
menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang
berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting
untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama
lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena
hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung
serta dukungan antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan
berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang
mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki
oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork
lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki
aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan
yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan,
bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih
lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di
dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di
dalam tim :
1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi
perhatian team.
2. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana
mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari
perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team
dalam pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika
hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja

B. Manfaat dan Fungsi Teamwork


Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah
sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan
anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan
keputusan , merundingkan dan bernegoisasi.
1. Manfaat Bekerja Dalam Tim
a) Bagi Organisasi Tim
(1) Meningkatkan produktivitas kerja.
(2) Meningkatkan kualitas kerja.
(3) Meningkatkan mentalitas kerja.
(4) Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim
(1) Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
(2) Sebagai media aktualisasi diri.
(3) Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja Dalam Tim
a) Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
b) Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat
dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c) Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang
memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik,
memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang tepat.

C. Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai
bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang
manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi
formal.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa
karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian
yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar
organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau
kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh
orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan
untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya
diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas
karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka
bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan
lingkungan kerja.

D. Model Efektifitas Team Work


Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil hasil produktif dan kepuasan
pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan
pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan keanggotaan serta
komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil
kerja seperti yang didefinisikan oleh tujuan tujuan tim. Faktor faktor yang
mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks organisasional, struktur, strategi,
lingkungan budaya, dan system penghargaan. Karakter tim yang penting adalah
jenis, struktur, dan komposisi tim. Karakteristik karakteristik tim ini
mempengaruhi proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan
kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan mengatur tingkat tingkat
perkembangan, kekompakan, norma norma, dan konflik supaya dapat
membangun tim yang efektif. Berikut adalah ciri-ciri tim yang efektif :
1. Tujuan yang sama
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang
didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim
yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung
sama sekali karena bingung ke arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa
tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak
dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.
2. Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme
yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga
menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka
juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri
sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang
mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi
kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan
arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan
tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu
kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan
bersama yang telah ditentukan sebelumnya.1[1][2]
4. Komunikasi yang efektif
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-
anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua
anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan,
jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi yang

1
mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana
melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu,
melainkan informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya.
Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring
(misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya:
apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang
telah ditentukan).
5. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi.
Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik
ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat
satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru,
inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih
cepat ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari.
Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
6. Shared power
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan
membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan
kesempatan untuk menjadi pemimpin, menunjukkan kekuasaannya di bidang
yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga
mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan
bersama.
7. Keahlian
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara
saja: sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan
akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan
berbagai jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang
dihasilkan pasti akan lebih harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota
dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama
mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling
menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.
Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas
perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang
telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau
telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat
apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa
dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan
untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. Saya
sangat menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan memilih produk kita
yang paling tepat untuknya, merupakan satu bentuk apresiasi sederhana berupa
kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya:
promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan
menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak).
Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata hitam, dunia yang
Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata kehijauan, dunia
pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan kacamata sikap dan pikiran
yang positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat positif. Kesulitan pun akan
terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah masalah yang harus
dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang positif
merupakan modal utama sebuah tim.
8. Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari
tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi?
Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih
berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi,
sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk
koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam
berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri,
evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat
meeting.

E. Perbedaan Tim Kerja dan Kelompok Kerja


Kelompok dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap sebagai hal yang
sama bahkan sulit untuk dibedakan, seseorang dapat dikatidakan sebagai
kelompok apabila antara dua orang atau lebih saling berinteraksi dengan tidak
kolektif serta tidak menghasilkan energi yang positif.
Jadi, sebenarnya kelompok dan tim bukanlah hal yang sama. Apabila
kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan
tergantung yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu, maka kelompok kerja
adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan
membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja didalam
area tanggung jawabnya.
Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat
dalam kerja kolektif yang membutuhkan usaha yang sama. Kinerja mereka hanya
merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual setiap anggota kelompok.
Tidak ada sinergi positif yang bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja yang
lebih tinggi daripada jumlah masukan.
Sedangkan tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang
lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Definisi ini membantu
menjelaskan mengapa ada begitu banyak organisasi yang akhir-akhir ini
menyusun ulang proses kerja seputar tim. Manejemen mencari sinergi positif yang
memungkinkan organisasi mereka untuk meningkatkan kinerja. Penggunaan tim
secara ekstensif (luas) menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk
membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Namun,
perhatikan apa yang kita sebut potensi. Tidak ada yang dengan sendirinya
membuat berbagi tim yang memastikan pencapaian sinergi positif.. Hanya semata-
mata menyebut sebuah kelompok sebagai tim tidak otomatis meningkatkan
kinerjanya. Tim yang efektif memiliki berbagai karakteristik umum. Apabila
ingin mendapatkan peningkatkan kinerja organisasi dengan menggunakan tim,
menejemen harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-
karakteristik.

Perbedaan antara kelompok kerja dengan tim kerja dapat digambarkan


dengan skema berikut :

Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan


kelompok dan tim berdasarkan enam variabel yaitu : Ukuran, Seleksi,
Kepemimpinan, Persepsi, Gaya, dan Semangat. Penjelasan perbedaan secara
lengkap terdapat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Variabel Perbedaan Kelompok dengan Tim
Variabel Tim Kelompok
Ukuran Terbatas Medium dan besar
Seleksi Krusial Imaterial
Kepemimpina
n Berbagi atau dirotasi Solo
Pemahaman pengetahuan
Persepsi saling melengkapi Fokus pada pemimpin
Gaya Peran koordinasi yang Konvergensi,konformisme
tersebar
Kebersamaan mengalahkan
Semangat Interaksi dinamis musuh

F. Peranan Tim Kerja


Peranan tim secara umum yaitu menggunakan kemampuan dan keahlian unik
mereka yang bebas dari berbagai pembelajaran akademis (misalnya kemampuan
mengkoordinasi, kreatifitas, komunikatif). Sembilan peran tim yang harus
dipenuhi yaitu:
1. Pencipta-pembaharu (creator-inovator)
Orang yang mempunyai imajinatif tinggi baik dalam memprakarsai gagasan
atau konsep, dengan ciri tidak tergantung, suka bekerja sendiri, cara dan gaya
kerja tersendiri, pengaturan waktu menurut selera mereka sendiri.
2. Penjelajah-promotor (Explorer-promoter)
Orang dalam kelompok ini senang mengambil gagasan baru dan
memperjuangkan kasus, menemukan sumberdaya untuk mempromosikan
gagasannya. Kelemahan orang dalam kelompok ini: tidak selalu sabar dalam
mengendalikan ketrampilan untuk memastikan gagasan ditindaklanjuti secara
rinci.
3. Penilai-pengembang (assessor-developer)
Individu dalam kelompok ini mempunyai ketrampilan analisis yang kuat,
paling baik jika mereka diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan menganalisis
sebelum diambil suatu keputusan.
4. Pendorong-pengorganisasi (Thruster-organizer)
Individu dalam kelompok ini suka menyusun prosedur operasi untuk
mengubah gagasan menjadi kenyataan dan menyelesaikan urusan, mereka
menentukan tujuan, menegakan rencana, mengorganisasi orang, dan menegakan
sistem untuk menjamin dipatuhinya batas waktu (deadlines).
5. Penyimpul-penghasil (Concluder-producer)
Individu dalam kelompok ini peduli akan hasil, peran mereka memfokuskan
pada diataatinya batas waktu dan memastikan bahwa semua komitmen ditindak
lanjuti. Mereka bangga akan hasil keluaran secara teratur dan sesuai standar.
6. Pengawas-pemeriksa (controller-Inspector)
Individu dalam kelompok ini sangat mempedulikan penegakan dan
mempedulikan penegakan dan memperkuat aturan dan prosedur. Mereka menguji
rincian dan memastikan agar menghindari ketidaktepatan, mereka mengecek
semua fakta dan angka, mereka menginginkan semua hal lengkap dan sempurna.
7. Pemerkuat-penasehat (upholder-maintainer)
Pemerkuat-pemelihara penting, karena memberi kemamntapan Tim. mereka
akan membela dan bertempur demi tim melawan orang luar.
8. Pelapor-penasehat (reporter-adviser)
Individu dalam kelompok ini mendengarkan dengan baik, dan cenderung
tdak menekankan titik pandangnya kepada orang lain. Mereka cenderung
mendapatkan informasi sebelum mengambil keputusan.
9. Penaut (linker)
Peran ini tumpang tindih dengan yang lain, peran ini dapat dimainkan oleh
peran-peran sebelumnya. Penaut mencoba memahami semua pandangan, mereka
sebagai koordinator dan integrator, mereka tidak menyukai ekstriman, mereka
mencoba membina kerja sama di antara semua anggota tim, mereka memadukan
sumbangan anggota tim dan aktivitas meskipun mungkin ada perbedaan.

F. Tahap Perkembangan Teamwork


Ada empat tahap perkembangan tim, yaitu :
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada
suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak
bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain
dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan
bukan diskusi. Gagasan yang sebenarnya bersifat membangun, tidak mereka
utarakan. Mereka tidakut jika gagasan itu akan mengganggu keseimbangan
organisasi.
b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya
untuk membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap
orang sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir
semua keputusan. Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan
prosedur dari atasannya. Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak
efektif menunjukkan ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki
kearifan, energi dan waktu untuk membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama
kelompok yang benar, karena dengan cara ini kekuatan yang ada didalam tim
tidak dimanfaatkan sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.
2. Experimenting
Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau
ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim
berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani
menghadapi berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan
dibahas secara lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan
yang lebih luas sebelum membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu, suatu
permasalahan pribadi dibicarakan secara terbuka, perasaan individu
dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas.
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai
potensi untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang
efektif yang menghasilkan keuntungan.
3. Consolidating
Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai
memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara
kerjanya. Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau
bermetode. Aturan dan cara kerja yang kaku diubah dengan aturan baru yang
disepakati bersama, dimana setiap anggota memiliki peran agar tujuan dapat
dicapai. Walau hubungan antar pribadi telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan
pentingnya aturan-aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu keputusan,
yaitu adanya kejelasan tujuan dari aktivitas atau tugas, adanya penetapan sasaran,
pengumpulan informasi yang dibutuhkan, adanya kemauan memikirkan
kemungkinan yang ada pada tim, adanya perencanaan rinci mengenai apa yang
harus dilakukan, kemauan meninjau kembali hasil kerja dan menggunakannya
sebagai dasar untuk memperbaiki cara kerja di masa yang akan datang. Hubungan
antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini tetap dipertahankan, tetetapi mereka
membangun aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
4. Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi
terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan
hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3
merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki
prosedur kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk
mempertahankan posisi mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan yang
dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan
untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi
maupun review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan
selalu bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang
belum sampai ke tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang
menyenangkan dan membawa hasil.
G. Dimensi Dalam Tim Kerja
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas
yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi
bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit sosial. Tugas yang
harus diemban tim yaitu menjalankan seluruh program pelayanan yang sesuai
dengan aturan organisasi yang baik, di mana dalam setiap tugas kerja selalu ada
tujuan, strategi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Semua akan efektif jika
dikerjakan dalam sebuah tim kerja. Tetetapi tim kerja merupakan satu unit sosial
yang mempengaruhi kerja tim. Dengan perkataan lain, di dalam tim terdapat
interaksi sosial yang unik dan kompak.
Tim terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial,
dan berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara keseluruhan dapat
membantu atau bahkan membuat frustrasi. Hal ini disebabkan tim bukan saja
berkumpul dan menjalankan tugas organisasi, tetetapi ada yang penting dan perlu
mendapatkan perhatian, yakni relasi sosial dalam kebersamaan mereka sebagai
sebuah tim kerja. Relasi antarpribadi yang akrab dan terbuka untuk bekerja
dengan satu hati, satu pikiran dan satu kehendak, akan menolong tim kerja
berjalan dengan efektif. Empat dimensi tim yang efektif :

1. Dimensi Personal
a. Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c. Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2. Dimensi Relational
a. Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b. Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi
mencapai tujuan bersama.
c. Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju
bersama.
b. Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a. Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b. Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota
tim.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelompok (group) menurut Robbins (1996) mendefinisikan
kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung,
yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara
menurut Gibson, memandang berdasarkan 4 kelompok perspektif, yaitu:(1). Dari
sisi persepsi, yang mengutamakan interaksi. (2). Dari sisi organisasi, yang
menganggap kelompok adalah sistem organisasi. (3). Dari sisi motivasi, setiap
individu wajib menghargai satu sama lain. (4). Dari sisi interaksi, penekanan pada
interaksi personal yaitu komunikasi dengan cara tatp muka. Melalui beberapa
pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok itu
adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota
dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Pembentukan kelompok dalam sebuah organisasi baik sengaja ataupun
tidak sengaja, diperlukan bagi organisasi. Kelompok yang sengaja dibentuk oleh
organisasi contonya adalah kelompok formal. Kelompok formal terbentuk karena
adanya struktur organisasi. Organisasi mempunyai persyaratan teknis yang timbul
dari tujuannya, pencapaian tujuan tersebut memerlukan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan. Akibatnya pembentukan anggota kelompok didasarkan posisi
mereka dalam organisasi. Sedangkan pembentukan kelompok secara tidak sengaja
adalah kelompok informal. Di dalam organisasi kelompok informal muncul
melalui interaksi para anggota organisasi. Perkembangan kelompok ini
berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri. Tipe-tipe kelompok formal
adalah (1). Kelompok Komando (commando group); (2). Kelompok Tugas (task
group). Tidak hanya kelompok formal yang memiliki tipe kelompok, kelompok
informal juga terdiri dari: (1). Kelompok kepentingan (interest group); (2)
kelompok persahabatan (friendship group).
Fungsi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, fungsi organisasi formal dan
fungsi kebutuhan individual. Fungsi kelompok formal sebagai sarana untuk
mengerjakan tugas-tugas. Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa
setiap individu memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat
memenuhi kebutuhan sosial bermasyarakat. Cirri-ciri utama yang ada pada
kelompok, yaitu: (1)Terdapat dorongan (motif); (2). Terdapat timbal balik
terhadap interaksi; (3). Pembentukan dan penegasan struktur organisasi; (4).
Terjadinya penegasan terhadap norma-norma berperilaku sebgai pedoman.
Beberapa individu yang berkumpul, bisa dikatakan sebagai kelompok bila
memiliki syarat-syarat terbentuknya kelompok. Syarat-syaratt ini antara lain:
keanggotaan yang jelas, sadar sebagai anggota kelompok, memiliki satu
kesaamaan tujuan, saling ketergantungan antar anggota lainnya, terjadinya
interaksi dalam kelompok, kelompok yang muncul berada dalam satu kesatuan
tunggal organisasi. Adapun alasan mengapa individu membentuk suatu kelompok,
yaitu untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial ini antara lain:
keamanan, sosial, penghargaan. Kelompok belum tentu merupakan tim, namun
tim pasti merupakan suatu kelompok. Robbins membedakan 4 variabel perbedaan
antara kelompok dan tim, dilihat dari sisi pandang sudut pekerjaan, yaitu: 1.
Sasaran; 2. Sinergi; 3. Akuntabilitas; 4. Keahlian.
Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi serta
dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat bekerja
dalam tim yaitu untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi.
Tujuan bekerja dalam tim agar anggota memiliki visi dan misi yang sama dalam
menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara efesiensi dan efektif. Perbedaan antara
kelompok dan tim kerja yaitu kelompok tidak menghasilkan sinergy positif yang
bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja yang lebih tinggi dari jumlah masukan
sedangkan tim kerja menghasilkan sinergy positif melalui usaha yang
terkoordinasi dalam menghasil satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada
jumlah masukan individual.
Tim yang efektif memiliki berbagai karaketiristik umum. Apabila
peningkatan kinerja organisasi dengan menggunakan tim, manajemen harus
memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-karakteristik. Dalam Tim
kerja harus mempunyai Sembilan peranan yaitu
1. Pencipta-pembaharu
2. Penjelajah-Promotor
3. Penilai-Pengembang
4. Pendorong-Pengorganisasi
5. Penyimpul-penghasil
6. Pengawas-Pemeriksa
7. Pemerkuat-Penasehat
8. Pelapor-Penasehat
9. Penaut
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas
yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi
bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit sosial.
B. Saran
1. Meskipun teamwork menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi,
namun masih diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan
tanggung jawab dalam keorganisasian.
2. Teamwork tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun
cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan
membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, perbedaan cara
kerja dalam tiap anggota tim harus ditanggapi dengan positif.
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th


Edition, Prentice Hall, USA.

Anda mungkin juga menyukai