Perilaku Kelompok Dan Team Work
Perilaku Kelompok Dan Team Work
Perilaku Kelompok Dan Team Work
Oleh :
1. Munawaroh (140810301...)
3. Fantimatus (140810301...)
Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Perilaku Kelompok dan Team Work tepat pada waktunya. Tugas
ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.3 Tujuan
1. Mampu untuk memahami apa yang dimaksud dengan kelompok
2. Mampu untuk memahami tipe tipe kelompok
3. Mampu untuk memahami syarat terbentuknya kelompok
4. Mampu untuk memahami sumber kelompok
5. Mampu untuk memahami perbedaan kelompok dan tim
2 1. Mengetahui definisi teamwork.
3 2. Mengetahui jenis teamwork.
4 3. Ciri-ciri teamwork yang efektif.
5 4. Mengetahui perbedaan tim kerja dan kelompok kerja.
6 5. Mengetahui peranan tim kerja.
7 6. Mengetahui tahap perkembangan teamwork.
8 7. Mengetahui dimensi dalam tim kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Kelompok
Kelompok (group ) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai
dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung, yang saling
bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara Gibson (1995)
memandang kelompok dari empat kelompok prespektif, diantaranya :
1. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang
yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota
menerima kesan atau persepsi dari anggota lain.
2. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem
menunjukkan beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di
antara anggota.
3. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu
yang keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah
interaksi dalam bentuk interpedensi.
Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang
disebut kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja
satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena
tindakan manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan
kelompok kerja untuk melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan.
Kelompok juga berfungsi dan berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing
mengembangkan satu set karakteristik yang unik termasuk struktur , kepaduan
peran, norma-norma dan proses. Kelompok juga menciptakan sendiri kultur
mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau bersaing dengan kelompok
lain dan perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.
2.2 Tipe Tipe Kelompok
Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau
sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi
formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan
organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di
dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut
berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan
lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara
kelompok formal dan informal.
1. Kelompok Formal
Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan
pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas tugas. Kebutuhan
dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe tipe kelompok yang
berbeda beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, diantaranya :
Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri
dari bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor
tertentu. Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan
supervisor, atau antara seorang perawat senior dan bawahannya,
merupakan kelompok komado.
Kelompok tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para
karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang
mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus
dilaksanakan.
2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang
orang dalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan
perkataan lain, kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan
sengaja, tetapi muncul secara wajar. Orang mengenal dua macam kelompok
informal khusus diantaranya:
Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando
atau kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai
sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang bersama sama
bergabung dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu
menghadapi manajemen untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak
dan pelayan wanita yang mengumpulkan uang persen mereka merupakan
contoh dari kelompok kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan
kelompok semacam itu tidak berhubungan dengan tujuan organisasi,
tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi tiap tiap kelompok.
Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu
kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis.
Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan
komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.
Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas
bahwa mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering
bersamaan. Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikassi kelompok yang
luar : kelompok formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah
bahwa kelompok formal ( kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh
organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan
kelompok informal (kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah
penting untuk keperluan mereka sendiri ( artinya, mereka memenuhi kebutuhan
pokok akan berkelompok).
1. Sasaran
a. Kelompok : Berbagi informasi, saling membantu membuat keputusan
kinerja masing-masing.
b. Tim : Kebutuhan kerja kolektif, saling membantu demi usaha
bersama.
2. Sinergi
a. Kelompok : Netral (kadang negatif)
b. Tim : Positif melaui usaha yang terkoordinasi.
3. Akuntabilitas
a. Kelompok : Individu tidak saling melengkapi.
b. Tim : Individual dan saling melengkapi.
4. Keahlian
a. Kelompok : Acak dan jarang
b. Tim : Saling mengganti
Kelompok dan tim bukan merupakan hal yang sama persis, ada
perbedaan antara kelompok kerja dengan tim kerja. Kelompok kerja
berinteraksi untuk berbagi informasi dan saling membantu membuat
keputusan kinerja masing-masing bukan dalam rangka kebutuhan kinerja
kolektif dalam usaha bersama, juga tidak ada sinergi positif kecuali
semata-mata merupakan sajian akhir dari kontribusi individu dari anggota
kelompok tersebut.
Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Usaha individu memberikan tingkat kinerja lebih besar
daripada jumlah individu tersebut. Tim dibentuk manajemen untuk
mencari sinergi positif yang membuat mereka meningkatkan kerja.
Penggunaan tim yang ektensif menciptakan potensi bagi organisasi untuk
menghasilkan output yang lebih besar tanpa peningkatan dalam input.
Definisi Teamwork
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja
sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling
melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi
satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan
pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling
populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci
kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan
ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera
menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang
berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting
untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama
lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena
hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung
serta dukungan antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan
berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang
mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki
oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork
lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki
aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan
yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan,
bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih
lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di
dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di
dalam tim :
1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi
perhatian team.
2. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana
mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari
perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team
dalam pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika
hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja
C. Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai
bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang
manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi
formal.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa
karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian
yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar
organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau
kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh
orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan
untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya
diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas
karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka
bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan
lingkungan kerja.
1
mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana
melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu,
melainkan informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya.
Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring
(misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya:
apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang
telah ditentukan).
5. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi.
Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik
ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat
satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru,
inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih
cepat ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari.
Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
6. Shared power
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan
membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan
kesempatan untuk menjadi pemimpin, menunjukkan kekuasaannya di bidang
yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga
mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan
bersama.
7. Keahlian
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara
saja: sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan
akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan
berbagai jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang
dihasilkan pasti akan lebih harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota
dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama
mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling
menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.
Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas
perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang
telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau
telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat
apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa
dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan
untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. Saya
sangat menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan memilih produk kita
yang paling tepat untuknya, merupakan satu bentuk apresiasi sederhana berupa
kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya:
promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan
menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak).
Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata hitam, dunia yang
Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata kehijauan, dunia
pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan kacamata sikap dan pikiran
yang positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat positif. Kesulitan pun akan
terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah masalah yang harus
dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang positif
merupakan modal utama sebuah tim.
8. Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari
tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi?
Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih
berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi,
sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk
koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam
berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri,
evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat
meeting.
1. Dimensi Personal
a. Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c. Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2. Dimensi Relational
a. Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b. Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi
mencapai tujuan bersama.
c. Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju
bersama.
b. Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a. Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b. Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota
tim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok (group) menurut Robbins (1996) mendefinisikan
kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung,
yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara
menurut Gibson, memandang berdasarkan 4 kelompok perspektif, yaitu:(1). Dari
sisi persepsi, yang mengutamakan interaksi. (2). Dari sisi organisasi, yang
menganggap kelompok adalah sistem organisasi. (3). Dari sisi motivasi, setiap
individu wajib menghargai satu sama lain. (4). Dari sisi interaksi, penekanan pada
interaksi personal yaitu komunikasi dengan cara tatp muka. Melalui beberapa
pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok itu
adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota
dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Pembentukan kelompok dalam sebuah organisasi baik sengaja ataupun
tidak sengaja, diperlukan bagi organisasi. Kelompok yang sengaja dibentuk oleh
organisasi contonya adalah kelompok formal. Kelompok formal terbentuk karena
adanya struktur organisasi. Organisasi mempunyai persyaratan teknis yang timbul
dari tujuannya, pencapaian tujuan tersebut memerlukan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan. Akibatnya pembentukan anggota kelompok didasarkan posisi
mereka dalam organisasi. Sedangkan pembentukan kelompok secara tidak sengaja
adalah kelompok informal. Di dalam organisasi kelompok informal muncul
melalui interaksi para anggota organisasi. Perkembangan kelompok ini
berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri. Tipe-tipe kelompok formal
adalah (1). Kelompok Komando (commando group); (2). Kelompok Tugas (task
group). Tidak hanya kelompok formal yang memiliki tipe kelompok, kelompok
informal juga terdiri dari: (1). Kelompok kepentingan (interest group); (2)
kelompok persahabatan (friendship group).
Fungsi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, fungsi organisasi formal dan
fungsi kebutuhan individual. Fungsi kelompok formal sebagai sarana untuk
mengerjakan tugas-tugas. Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa
setiap individu memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat
memenuhi kebutuhan sosial bermasyarakat. Cirri-ciri utama yang ada pada
kelompok, yaitu: (1)Terdapat dorongan (motif); (2). Terdapat timbal balik
terhadap interaksi; (3). Pembentukan dan penegasan struktur organisasi; (4).
Terjadinya penegasan terhadap norma-norma berperilaku sebgai pedoman.
Beberapa individu yang berkumpul, bisa dikatakan sebagai kelompok bila
memiliki syarat-syarat terbentuknya kelompok. Syarat-syaratt ini antara lain:
keanggotaan yang jelas, sadar sebagai anggota kelompok, memiliki satu
kesaamaan tujuan, saling ketergantungan antar anggota lainnya, terjadinya
interaksi dalam kelompok, kelompok yang muncul berada dalam satu kesatuan
tunggal organisasi. Adapun alasan mengapa individu membentuk suatu kelompok,
yaitu untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial ini antara lain:
keamanan, sosial, penghargaan. Kelompok belum tentu merupakan tim, namun
tim pasti merupakan suatu kelompok. Robbins membedakan 4 variabel perbedaan
antara kelompok dan tim, dilihat dari sisi pandang sudut pekerjaan, yaitu: 1.
Sasaran; 2. Sinergi; 3. Akuntabilitas; 4. Keahlian.
Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi serta
dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat bekerja
dalam tim yaitu untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi.
Tujuan bekerja dalam tim agar anggota memiliki visi dan misi yang sama dalam
menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara efesiensi dan efektif. Perbedaan antara
kelompok dan tim kerja yaitu kelompok tidak menghasilkan sinergy positif yang
bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja yang lebih tinggi dari jumlah masukan
sedangkan tim kerja menghasilkan sinergy positif melalui usaha yang
terkoordinasi dalam menghasil satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada
jumlah masukan individual.
Tim yang efektif memiliki berbagai karaketiristik umum. Apabila
peningkatan kinerja organisasi dengan menggunakan tim, manajemen harus
memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-karakteristik. Dalam Tim
kerja harus mempunyai Sembilan peranan yaitu
1. Pencipta-pembaharu
2. Penjelajah-Promotor
3. Penilai-Pengembang
4. Pendorong-Pengorganisasi
5. Penyimpul-penghasil
6. Pengawas-Pemeriksa
7. Pemerkuat-Penasehat
8. Pelapor-Penasehat
9. Penaut
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas
yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi
bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit sosial.
B. Saran
1. Meskipun teamwork menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi,
namun masih diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan
tanggung jawab dalam keorganisasian.
2. Teamwork tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun
cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan
membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, perbedaan cara
kerja dalam tiap anggota tim harus ditanggapi dengan positif.
DAFTAR PUSTAKA