Anda di halaman 1dari 19

Makalah Analisa Sistem Penjualan Pada OPTIK MUTIA

ANALISA SISTEM PENJUALAN


PADA OPTIK MUTIA

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Teori Organisasi Umum 2

JENNO AMRAN
1A111305

Jurusan Sistem Informasi


Universitas Gunadarma
Depok
2012

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
terselesaikanya Makalah dengan judul :Analisa Sistem Penjualan Kacamata Pada
Optik Mutia,yang merupakan salah satu syarat mata Kuliah Teori Organisasi Umum
2 jurusan Sistem Informasi di Universitas Gunadarma.
Selama menyelesaikan makalah ini,penulis telah banyak menerima
bimbingan,pengarahan,petunjuk,dan saran,serta fasilitas yang membantu hingga akhir
dari penulisan makalah ini.Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dodi Arief selaku dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2
2. Bapak Eriko Ruslan selaku Kepala Toko Optik Mutia
3. Orang Tua, keluarga dan juga rekan-rekan yang telah membantu secara tidak
langsung.
4. Semua pihak yang terlibat dan membantu dalam pembuatan makalah ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna, oleh


karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua.Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan semua pihak
yang membutuhkan.

Jakarta, 9 April 2012

Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum

Mata adalah salah satu dari lima indera yang diberikan sejak lahir. Pekerjaan
yang paling sederhana dilakukan oleh mata adalah mengetahui keadaan lingkungan
sekitarnya apakah terang atau gelap.
Penglihatan yang baik adalah penglihatan yang dihasilkan dari suatu bayangan,
dari suatu objek yang diterima oleh retina yang ada di mata bagian belakang melalui
suatu sistem optik.
Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke bagian belakang
mata yang disebut retina. Bentuk bayangan benda yang jatuh di retina seolah-olah
direkam dan disampaikan ke otak melalui saraf optik. Bayangan inilah yang sampai
ke otak dan memberikan kesan melihat benda kepada mata
Saat mata melihat objek yang dekat, lensa mata akan berakomodasi menjadi
lebih cembung agar bayangan yang terbentuk jatuh tepat di retina. Sebaliknya, saat
melihat objek yang jauh, lensa mata akan menjadi lebih pipih untuk memfokuskan
bayangan tepat di retina. Tetapi sering pada umumnya mata tidak dipelihara dengan
baik. Dalam hal ini kami ingin mencoba menganalisa sistem yang sedang berjalan di
Optik Mutia.
Optik Mutia merupakan Optik yang menjual berbagai jenis kacamata. Optik
Mutia juga melayani konsultasi dan pemeriksaan kelainan mata. Dalam pengolahan
data pada sistem pemeriksaan, konsultasi dan penjualannya masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu upaya untuk peningkatan sistem ke arah yang
lebih baik. Untuk itu penulis mencoba mengambil judul : " Analisa Penjualan
Kacamata Pada Optik Mutia".

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan makalah sebagai berikut :
a. Sebagai wujud nyata riset yang dilakukan oleh penulis.
b. Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa tentang sistem penjualan pada
sebuah perusahaan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang
proses pemeriksaan mata.
d. Mahasiswa dapat mengetahui proses dan bebaga jenis kelainan mata.
1.3 Metode Penelitian
Metode atau teknik yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini adalah
menggunakan metode :

a. Observasi (pengamatan langsung)


Menurut Hartono(2005:623), Observasi adalah penagamatan langsung suatu
kegiatan yang sedang dilakukan.
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara langsung melihat kegiatan yang
dilakukan oleh pegawai.

b. Interview (Wawancara)
Interview adalah melakukan proses tanya jawab dengan seorang atau beberapa
narasumber ditempat atau lokasi objek penelitian dilakukan sesuai dengan kebutuhan
penulis.

c. Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis mengambil semua bentuk karangan buku buku yang
ditunjuk sebagai referensi yang berhubungan dalam penyusunan makalah ini untuk
mempelajari data yang telah dirangkum.

1.4 Sistematika Penulisan

Cara penulisan dalam makalah ini terdiri dari empat bab, dan setiap bab yang
satu dengan yang lainnya saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menerangkan mengenai latar belakang pemilihan
judul,maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, metode penelitian
yang dilakukan untuk mendapat data-data yang dibutuhkan, ruang
lingkup dan sistematika penulisan tiap-tiap bab.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan menerangkan tentang konsep dasar dari sistem dan
peralatan pendukung (tool system) yang meliputi diagram alir data
(DAD) dan kamus data.
BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN
Pada bab ini berisikan umum,profil perusahaan, stuktur organisasi,
prosedur sistem berjalan, diagram alir data, kamus data sistem berjalan
dan spesifikasi system berjalan.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan tentang beberapa kesimpulan akhir dari
sistem yang ada dan saran-saran yang berisikan mengenai hal-hal yang
terdapat dalam makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Definisi secara luas dari sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen atau
komponen-komponen atau sub-sub sistem yang saling berhubungan membentuk
suatu kesatuan hingga tujuan atau sasaran tersebut tercapai.
Disini penulis hanya mencantumkan beberapa pendapat dari para ahli tentang
pengertian sistem diantaranya :
Menurut Jerry Fitz Gerald, Arda F. Fitz Gerald dan Waren D. Stallings,
Jryang dikutip dalam buku Analisa Desain dan Sistem Informasi, Jogiyanto H.M,
MBA, Akt , ph.D (2005,1), mendefinisikan sebagai berikut :
Suatu Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu .
Menurut Norman L.Enger yang dikutip dalam buku Sistem Informasi
Manajemen, Tata Sutabri,S.Kom.,MM, (2005,9) mendefinisikan sebagai berikut :
Menyatakan bahwa suatu sistem dapat terdiri atas kegiatan kegiatan yang
berhubungan guna mencapai tujuan tujuan perusahaan, seperti pengendalian
inventaris atau penjadwalan produksi.
Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo yang dikutip dalam buku
Sistem Informasi Manajemen, Tata Sutabri,S.Kom.,MM, (2005,9) mendefinisikan
sebagai berikut :
Menyatakan bahwa suatu sistem terdiri atas objek objek atau unsur unsur
atau komponen komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain.
Menurut Mc.Leod (1995) yang dikutip dalam buku Analisis dan perancangan
Sistem Informasi, Hanif Al Fatta, (2007,4) mendefinisikan sebagai berikut :
Sistem sebagai sekelompok elemen elemen yang terintegritas dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Scott (1996) sistem terdiri dari unsur unsur seperti
masukan (input), pengolahan (processing), serta keluaran (output).

A. Karakteristik Sistem
Model umum sebuah system adalah input, proses, dan output. Hal ini
merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana, sebab sebuah sistem dapat
mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu pula sebuah system memiliki
karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa
dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Komponen ( Components )
Suatu system terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan.
2. Batasan ( Boundary )
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan
sistem lainnya atau system dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan luar ( Environments )
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut, disebut dengan lingkungan luar sistem.
4. Penghubung ( Interface )
Sebagai media yang menghubungkan system dengan subsistem yang lainnya disebut
dengan penghubung system dan interface. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem yang lainnya.
5. Masukan ( Input )
Energi yang dimasukan kedalam system disebut masukan system, yang dapat berupa
pemeliharaan dan sinyal.
6. Keluaran ( Output )
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna,
keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
7. Pengolah ( Procces )
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan meribah masukan menjadi
keluaran.
8. Sasaran ( Objective )
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang akan dihasilkan sistem.

B. Klasifikasi Sistem
Sistem memiliki yang berbeda untuk semua kasus yang terjadi yang ada di
setiap system tersebut. Oleh karena itu system dapat di klasifikasikan dari beberapa
sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik, Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam. Sedangkan
sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan
mesin.
3. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
Sistem deterministik adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat
diprediksi. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi
masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilistik.
4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh
lingkungan luarnya. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan
dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.
Pada sistem terdapat siklus hidup sistem yang terdiri dari serangkaian tugas
yang erat mengikuti langkah langkah pendekatan sistem. Daur ulang sistem terdiri
dari beberapa tahapan antara lain :
1. Mengenali Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau masalah yang dapat
dikenali. Kebutuhan dapat terjadi karena adanya perkembangan dari organisasi dan
volume yang meningkat dari kapasitas system yang ada.
2. Pembangunan Sistem
Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa
kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan.
3. Pemasangan Sistem
Pemasangan Sistem merupakan tahap yang paling penting dalam daur hidup sistem,
dimana peraliahan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi
pemasangan sistem yang sebenarnya, yang merupakan langkah akhir dari suatu
pembangunan sistem.

4. Pengoperasian Sistem
Program program komputer dan prosedur prosedur pengoperasian yang
membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis., karena itu semua harus
dipengaruhi atau diperbaiki.
5. Sistem Menjadi Usang
Terjadinya sistem menjadi usang apabila sistem tersebut sudah tidak layak lagi untuk
dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun.

C. Komponen Sistem Informasi


Dalam sistem terdapat enam komponen sistem yaitu :
1. Blok Masukan
Ialah input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem, masukan (input) disini
berupa penangkapan data dan metode-metode yang dimasukkan kedalam sistem
informasi dsn menghasilkan suatu keadaan.
2. Blok Model
Ialah kombinasi dari prosedur, logika dan matematika uantuk memanipulasi data
masukan ( input ) dan menghasilkan data keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Ialah keluaran yang menghasilkan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
digunakan untuk semua tingkatan manajemen serta pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu brainware, software dan hardware yang digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirim keluaran dan membantu mengendalikan sistem secara
keseluruhan.
5. Blok Basis Data
Organisasi basis data yang baik akan menghasilkan informasi yang berkualitas dan
berkapasitas menyimpan yang efisien. Basis Data diakses dengan menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management System).
6. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal
hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan dapat cepat diatasi.
Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing masing saling berinteraksi
satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

D. Pengertian Informasi
Informasi adalah sebuah istilah yang tidak tepat dalam pemakaiannya secara
umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah
saluran komunikasi dan lain sebagainya. Informasi diibaratkan darah yang mengalir
dalam tubuh organisasi, sehingga informasi ini sangat penting didalam suatu
organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapat informasi akan menjadi luruh, kerdil
dan akhirnya berakhir. Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah
diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem
mengolah data menjadi informasi atau lebih tepatnya mengolah data dari bentuk tak
berguna menjadi bentuk yang berguna bagi penerinmanya.

1. Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu seperti yang akan
dijelaskan dibawah ini :
a. Akurat ( Accurate )
Akurat bagi informasi berarti harus bebas dari kesalahan kesalahan dan tidak biasa
atau menyesatkan.
b. Tepat Waktu ( Timelines )
Yang dimaksud dengan tepat pada waktunya adalah informasi yang akan datang pada
penerimanya tidak boleh terlambat.
b. Relevan ( Relevance )
Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.

2. Nilai Informasi
Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi yang bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Informasi merupakan hal yang sangat
penting bagi manajemen didalam pengambilan keputusan informasi dapat diperoleh
dari data sistem informasi ( information system ).

2.2 Peralatan Pendukung (Tools System)


Untuk merancang suatu sistem informasi yang baik itu, selain berskala besar
maupun sistem berskala kecil memerlukan peralatan pendukung yang akan digunakan
untuk pembuatan sistemnya.

BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN

3.1 Umum

Orang kota bisa dibilang memiliki resiko lebih tinggi memiliki cacat mata
dibanding orang yang ada di desa. Faktanya adalah bahwa kebanyakan orang di kota
menghabiskan banyak waktu bekerja atau berada di tempat yang jarak pandang yang
tidak jauh. Contoh aktifitasnya adalah seperti bekerja di depan komputer, membaca
buku, bekerja di dalam ruangan tertutup yang sempit. Untuk itu seseorang harus
memperhatikan kesehatan matanya dengan menjaga keseimbangan jarak pandang kita
antara yang jauh dan yang dekat.
Ada beberapa cacat mata yang umum ditemui yaitu:
a. Rabun jauh
Satu jenis cacat mata yang penglihatannya tampak buram jika melihat benda-benda
jauh.
Saat melihat benda jauh, bayangan jatuh di depan retina. Oleh suatu mekanisme yang
otonom dan terintegrasi yang melibatkan sistem saraf sensoris, motoris, dan otot serta
struktur mata lainnya, keadaan ini dikompensasi dengan mengurangi kecembungan
lensa.
b. Rabun dekat
Kurang jelas penglihatan jika melihat dari jarak dekat; hipermetropia. Dengan
berkurangnya kemampuan mata untuk fokus pada jarak dekat seperti membaca
karena usia yang mulai menua.
c. Silinder
Mata menjadi silinder disebabkan kelengkungan kornea yang tidak rata penyakit ini
tidak dapat disembuhkan kecuali dengan operasi dan dapat diringankan dengan
kacamata.
Telah dijelaskan fungsi mata sangat penting bagi kehidupan. Pemeriksaan mata
teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Cara yang paling umum
digunakan untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan kacamata.
Setidaknya itu penjelasan dari optikan ketika berencana membeli kacamata

3.2 Tinjauan Perusahaan


Optik Mutia yang terletak di Jl.Margasatwa No.17 Pondok Labu Jakarta
Selatan ini merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang
penjualan frame dan kacamata beresep.Lokasi Optik Mutia sangat strategis yaitu
pertemuan dua jalan utama dari arah Ragunan dan dari arah Gandul.Dengan ini
tentunya akses dari para calon pasien tentu lebih mudah dan ini sangat
menguntungkan ke penjualan Optik Mutia sendiri.

3.2.1 Sejarah Perusahaan

Optik Mutia berdiri pada tahun 14 Juni 2001 yang diprakarsai oleh Eriko
Ruslan,RO. Tujuannya untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya setelah
lulus kuliah DIII di Akademi Refraksi Optical.Secara resmi Optik Mutia diresmikan
pada tanggal 21 Juni 2001 ditandakan dengan acara syukuran yang mengundang
ulama beserta RT setempat.Tahun pertama setelah dilantik frame yang dijual di Optik
Mutia masih diambil dari sales karena masih melihat permintaan konsumen.Setelah
melihat perkembangan yang dialami barulah Optik Mutia mengambil frame langsung
ke distributor.Dari awal berdiri sampai sekarang Optik Mutia mengalami renovasi
interior sebanyak satu kali untuk meningkatkan penjualan.Semakin meningkatnya
kemajuan teknologi alat-alat pendukung Optik Mutia juga mulai dilengkapi mulai
dari komputer untuk pemeriksaan,lensmeter, dan alat untuk mencuci
kacamata.Barang yang diperjual belikan di Optik Mutia tidak hanya sebatas kaca
mata saja tetapi juga menyediakan asesoris-asesoris yang secara tidak langsung
berhubungan dengan kacamata.

3.2.2 Struktur Organisasi dan Fungsi

Struktur organsisi adalah pengembangan secara grafik struktur kerja dari suatu
organisasi,selain itu juga dengan adanya sturuktur organisasi ini dapat memberikan
ketegasan dalam hal batas wewenang serta tanggung jawab kepada masing-masing
anggota yang ditugaskan ini maka mereka akan dapat menunaikan tugasnya dengan
baik.
Secara garis besar struktur organisasi Optik Mutia dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar III.1

Struktur Organisasi Optik Mutia

Sedangkan tugas dan fungsi dari masing-masing bagan struktur organisasi dari
Optik Mutia tersebut yaitu :

1. Pemilik atau Kepala Toko


Pemilik merupakan top manajemen yang membuat keputusan akhir dari
kebijaksanaan serta tanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang ada pada
Optik Mutia. Tugas pemilik perusahaan optik mutia adalah sebagai penanggung
jawab terhadap perkembangan perusahaan serta sebagai pengambil keputusan dan
kebijaksanaan perusahaan.
2. Kasir
Kasir adalah orang menjalankan sistem ini. Mengelola segala sesuatu
yang berhubungan dengan administrasi seperti pembelian dan penjualan.Juga
melakukan pencatatan laporan setiap bulannya.
3. Bagian Pemeriksaan
Bagian ini memiliki tanggung jawab terhadap pemeriksaan
mata costumer.Pemeriksaan dilakukan dengan komputer dan manual agar
mendapatkan data yang akurat tentang mata costumer.
4. Bagian Order Barang
Bagian order barang menerima perintah dari kasir untuk melakukan pengorderan
lensa yang akan dipasangkan ke bingkai kacamata.

3.3 Prosedur Sistem Berjalan

Suatu prosedur memberikan instruksi terperinci untuk pelaksanaan serangkaian


kegiatan yang terjadi secara teratur, instruksi itu mengarah pada karyawan dalam
organisasi untuk pelaksanaan tugas dan membantu untuk menjamin pendekatan yang
konsisten pada situasi tertentu.
Ada lima proses didalam sistem penjualan kacamata beresep di Optik Mutia.Kelima
prosedur itu adalah :

1. Proses pemesanan
Customers datang ke bagian kasir untuk konsultasi masalah mata yang dialami
oleh Customer.Setelah itu kasir memberikan formulir pemesanan kepada costumer
untuk diisi.setelah data diisi semua costumer menyerahkan kembali kebagian kasir
untuk dicek data yang diisikan.Setelah itu melakukan pemeriksaan mata di ruang
periksa.

2. Proses pemeriksaan
Bagian pemeriksa menerima Formulir Pemesanan yang diserahkan oleh bagian
kasir.Setelah itu dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan komputer dan manual
agar data yang didapat akurat.Setelah diperiksa, bagian pemeriksaan ( Refractionist
Optisien ) mengeluarkan form hasil pemeriksaan mata Customer.Hasil pemeriksaanya
diserahkan kebagian untuk melakukan pembayaran pemesanan lensa.Setelah itu
kedua data ini diarsipkan oleh bagian.

3. Proses pembayaran
Customer memilih frame yang tersedia di Optik Mutia untuk dipasangi lensa sesuai
dengan hasil pemeriksaan.Costumer melakukan pembayaran sesuai dengan biaya
yang telah disepakat. Kemudian kasir membuatkan nota kontan dua rangkap
berdasarkan hasil pemeriksaan dan form pemesanan tadi..,rangkap pertama berwarna
putih diserahkan kepada costumer sebagai bukti pengambilan kacamata pada tanggal
yang ditentukan.Rangkap kedua berwarna kuning disimpan oleh bagian
kasir.Kemudian kasir membuat Daftar Pemesanan Lensa untuk diserahkan kebagian
order yang akan dibawa ke labotarium dengan frame kacamata yang telah dipilih oleh
costumer.Berikutnya bagian order menyerahkan Daftar pemesanan Lensa yang telah
ditandatangani oleh lab bersama kacamata yang telah terpasang lensa sesuai
ukuran.kemudian kasir mengarsipkan Daftar Pemesanan Lensa yang telah
ditandatangani oleh labotarium tersebut.

4. Proses pengambilan
Costumer datang sesuai tanggal yang dijanjikan.Kasir meminta nota kontan putih
untuk dicocokkan dengan data dengan arsip yang ada..Kasir menyerahkan kacamata
kepada costumer sekaligus membuatkan kartu Hasil Pemeriksaan yang bisa
digunakan jika costumer melakukan servis dengan membawa kartu ini akan
mendapatkan layanan gratis.

5. Proses pembuatan laporan


Kasir akan mengambil setiap bulan data dari Nota Kontan Putih yang merupakan data
pembayaran costumer untuk dibuatkan laporan data penjualan perbulan yang akan
diserahkan kepada kepala toko.

3.4 Permasalahan Pokok

Permasalahan yang penulis amati pada Optik Mutia antara lain :


a. Semua proses yang ada pada Optik Mutia tersebut masih mengugunakan sistem
manual.Walaupun laporan sudah menggunakan komputer,tetapi hanya sebatas
melibatkan program Microsoft Word dan Exel saja.
b. Sistem penyimpanan dokumen pada Optik Mutia ini masih kurang baik.Sehingga
menyebabkan ada beberapa dokumen yang hilang.

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Penulis menyarankan beberapa alternatif pemecahan masalah untuk Optik Mutia,


yaitu :
a. Sebaiknya Optik Mutia menggunakan sistem yang sudah terkomputerisasi
sehingga pancatatan dan pengolahan setiap transaksi Optik Mutia menjadi lebih
mudah dan cepat.
b. Dokumen-dokumen sebaiknya disimpan secara rapi pada suatu tempat khusus
untuk penyimpanan sehingga memudahkan pencarian jika sewaktu-waktu dokumen
tersebut diperlukan lagi.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penjelasan mengenai sistem penjualan kacamata di Optik Mutia


penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebaiknya toko Optik Mutia menggunakan sistem yang lebih spesifikasi agar
dalam pencatatan dan pengolahan laporan keuangan lebih rapih dan teratur. Dengan
sistem penggunaan database, diharapkan kinerja karyawan akan menjadi lebih baik.
2. Meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, agar pelanggan
lebih puas dan akan datang kembali.
3. Penulis juga menyarankan agar pencatatan transaksi keuangan pada buku kas
mengikuti aturan pencatatan akuntansi yang baik sehingga memudahkan dalam
pembuatan laporan setiap bulannya, atau setiap tahunnya.
4. Dokumen-dokumen sebaiknya disimpan secara rapi pada suatu tempat khusus
sehingga memudahkan pencarian jika sewaktu-waktu dokumen tersebut diperlukan
lagi
5. Sebaiknya para karyawan diberi bimbingan dan pelatihan keterampilan setiap
bulannya, hal ini sangat penting dalam melayani pelanggan

4.2 Saran

Setelah selesai penulisan makalah ini, maka penulis mencoba memberikan


saran-saran yang sesuai dengan kemampuan dan disiplin ilmu yang penulis miliki.
Adapun beberapa saran yang akan disampaikan penulis adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan sistem baru perlu dilakukan secepat mungkin jika keberadaan akan
sistem tersebut memang sudah diperlukan.
2. Perancangan sebuah sistem informasi yang menggunakan komputer perlu
diadakan pelatihan personil yang ada dan tertib di dalam sistem tersebut.
3. Pengetahuan komputer pada sebuah sistem informasi diadakan pengamanan yang
meliputi back up data dan penggunaan password.
4. Penggunaan teknik komputer terbaru dapat menjadi alternatif pilihan untuk
diterapan pada sebuah sistem informasi yang baru.
5. Pemeliharan secara berkala terhadap hardware dan software perlu dilakukan
apabila telah menggunakan sistem komputerisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono,Jogiyanto.2005.Analisis & Desain Sistem Informasi:pendekatan terstruktur


teori dan praktek aplikasi bisnis.Edisi III.Yogyakarta:Andi

Gordon, B. Davis.2002. Kerangka dasar sistem informasi manajemen. Bagian I : Pengantar.


PPM ( PT. PUSTAKA BINAMAN RESSINDO ) Jakarta.

HM. Jogiyanto. 2005.Analisa dan Desain Sistem Informasi Manajemen.Edisi ketiga.Andi


Yogyakarta.

Sutabari, Tata,S.Kom.2005. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai