Anda di halaman 1dari 3

DOA AGAR BISA ISTIQOMAH

Robbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Bada Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa


Min-Ladunka Rohmatan, innaka Antal-Wahhaab
Artinya: Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami,
dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena
sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia). (QS. Ali
Imran: 8).





Ya Muqollibal Quluubi Tsabbit Qolbiy Alaa Diinika.
Artinya: Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah
hatiku di atas agama-Mu. (HR. At-Tirmidzi no.3522, imam Ahmad
IV/302, Al-Hakim I/525. Lihat Shohih Sunan At-Tirmidzi no.2792).

) 39( ) 38(

) 41( ) 40(
) 43( ) 42(

) 45( ) 44(
)47( ) 46(
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga,
mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang
berdosa, Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar
(neraka)? Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk
orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula)
memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan
yang bathil, bersama dengan orang-orang yang
membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari
pembalasan, hingga datang kepada kami kematian. (QS. Al
Mudatstsir [74] : 38-47)





Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika
mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab
yang pedih di dunia dan di akhirat; dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. [At
Taubah : 74]
AL-HUJJAH

JANGAN MERASA AMAN


Sebagian orang merasa sudah banyak beramal, sudah banyak berbuat baik, merasa
sudah bertaqwa, merasa dirinya suci, sehingga ia pun merasa Allah tidak mungkin
mengadzabnya. Hilang darinya rasa takut kepada Allah. Allah berfirman tentang
manusia yang demikian (yang artinya) : Apakah kalian merasa aman dari
makar Allah? Tidaklah ada orang yang merasa aman dari makar Allah
kecuali orang-orang yang merugi (QS. Al Araf: 99).
Bagaimana mungkin seorang yang beriman merasa percaya diri dengan amalnya,
merasa apa yang telah ia lakukan pasti akan membuatnya aman dari adzab Allah?
Sekali-kali bukanlah demikian sifat seorang mukmin. Adapun orang beriman, ia
senantiasa khawatir atas dosa yang ia lakukan, tidak ada yang ia anggap kecil dan
remeh. Abdullah bin Masud radhiallahuanhu berkata: Seorang yang beriman
melihat dosa-dosanya bagai ia sedang duduk di bawah gunung yang
akan runtuh, ia khawatir tertimpa. Sedangkan orang fajir (ahli
maksiat), melihat dosa-dosanya bagaikan lalat yang melewati
hidungnya (HR. Bukhari 6308)

TAPI JANGAN PUTUS ASA


Seorang mukmin senantiasa memiliki rasa takut kepada Allah. Namun bukan berarti
rasa takut ini menyebabkan kita putus asa dari rahmat-Nya, sehingga kita merasa
tidak akan diampuni, merasa amal kita sia-sia, merasa pasti akan masuk neraka dan
bentuk-bentuk keputus-asaan lain. Ini tidak benar. Keimanan yang sempurna
kepada Allah mengharusnya kita memiliki keduanya, rasa takut (khauf) dan rasa
harap (raja). Dengan berputus-asa terhadap rahmat Allah seakan-akan seseorang
mengingkari bahwa Allah itu Ar Rahman (Maha Pemberi Rahmat), Ar Rahim
(Maha Penyayang), dan Al Ghafur (Maha Pengampun). Ingatlah nasehat Nabi
Yusuf alahissalam kepada anak-anaknya: dan jangan kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87).

Al Hasan Al Bashri berkata: Raja dan khauf adalah kendaraan seorang mukmin.
Al Ghazali pun berujar: Raja dan khauf adalah dua sayap yang dipakai oleh para
muqarrabin untuk menempati kedudukan yang terpuji.

Anda mungkin juga menyukai