SKD 2 - Kulkel - Keratosis Seboroik
SKD 2 - Kulkel - Keratosis Seboroik
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
muncul pada orang yang sudah tua, sekitar 20% dari populasi dan biasanya tidak
ada atau jarang pada orang dengan usia pertengahan. Keratosis seboroik memiliki
banyak manifestasi klinik yang bisa dilihat, dan keratosis seboroik ini terbentuk
dari proliferasi sel-sel epidermis kulit. Keratosis seboroik dapat muncul dalam
berbagai bentuk lesi, bisa satu lesi ataupun tipe lesi yang banyak atau multipel.
Walaupun tidak ada faktor etiologi khusus yang dapat diketahui, keratosis
seboroik lebih sering muncul pada daerah yang terpapar sinar matahari, terutama
pada kulit yang paling banyak diantara populasi di Amerika Serikat. Angka
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui diagnosis dan terapi
keratosis seboroik.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Definisi
Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua
berupa tumor kecil atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit.(3)
II.2 Etiologi
Ada pula yang mengatakan bahwa terpapar sinar matahari secara kronis
klinis kutilnya. DNA dari human papiloma virus didapat pada 40 kasus keratosis
seboroik genital dan 42 dari 55 kasus keratosis seboroik non genital (76%).(5)
2
II.3 Epidemiologi
Pada tahun 1963, Tindall dan Smith meneliti populasi dari individu yang
sudah berusia lebih dari 64 tahun di Carolina Utara dan mendapatkan hasil bahwa
88 % dari populasi tersebut setidaknya memiliki paling kurang satu lesi keratosis
kulit putih dan 54 % pada pria kulit putih, dan sekitar 61 % pada pria kulit hitam
Pada tahun 1965 Young memeriksa 222 orang yang tinggal di anti jompo
Orthodox Jewish di New York dan menemukan bahwa 29,3 % pria dan 37,9 %
Keratosis seboroik sering didapat pada usia pertengahan sampai tua dan
II.4 Patosifiologi
dalam pembentukan keratosis seboroik. Tidak ada perbedaan yang nyata dari
tyrosine kinase FGFR3 (fibroblast growth factor receptor 3) telah ditemukan pada
beberapa tipe keratosis seboroik. Hal ini menjadi alasan bahwa faktor gen menjadi
transmembrane tyrosine kinase yang ikut serta dalam memberika sinyal transduksi
3
guna regulasi pertumbuhan, deferensiasi, migrasi dan penyembuhan sel. Mutasi
memiliki efek simulasi ganda pada sintesis DNA dan melanisasi pada melanosit
manusia dan telah terbukti terlibat sabagai salah satu peran penting dalam
Ada beberapa bentuk histologi dan terkadang berbeda secara klinis untuk
Jenis ini dianggap sebagai lesi klasik. Bentuknya seperti jamur, dengan
kulit. Tumor ini terdiri dari sel-sel basaloid yang seragam. Kista-kista
keratin kadang lebih banyak, dan bisa tampak didalam folikel dan diluar
4
2. Reticulated Seborrheic Keratosis
turun dari dasar epidermis. Kista-kista keratin dikelilingi oleh sel-sel ini.
3. Stucco Keratosis
Stucco keratosis muncul berukuran 3-4 mm, berwarna seperti warna kulit
tidak ditemukan pada lesi ini, meskipun secara klinis lesi ini bisa
5
5. Irritated Seborrheic Keratosis
yang khas. Penyebab dari reaksi eksematous ini tidak diketahui. Bisa jadi
yang merata dan tertata seperti bawang. Ini menyerupai mutiara keratin
dalam sel karsinoma bersisik, tapi bisa dibedakan oleh besarnya jumlah
seborrheic. Lesi tersebut bisa sangat mirip dengan penyakit Bowens atau
perubahan tersebut, baik itu akibat dari iritasi atau aktivasi, atau tanda
seluruhnya.
7. Melanoacanthoma.
gelap dari pigmented seborrheic keratosis. Di dalam lesi ini, ada proliferasi
6
melanosit dendritik yang jelas. Melanosit tersebut kaya dengan melanin,
ganas.
tampak pada orang Afrika Amerika, namun terlihat pada orang yang
berkulit lebih gelap dari ras lain, nampak merupakan varian dari keratosis
seboroik. Lesi ini merupakan erupsi papul yang berpigmen pada wajah dan
yang tersembunyi dan sering diikuti dengan rasa gatal . Keganasan yang
payudara. Tanda ini juga telah dilaporkan dengan berbagai macam tumor,
7
kulit dan keratosis seboroik membuat fenomena itu lebih kelihatan. Tentu
II.7 Diagnosis
1. Anamensis
Lesi dapat timbul diseluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki
8
2. Pemeriksaan Fisik
Keratosis seboroik tampak sebagai lesi berupa papul atau plak yang
agak menonjol, namun dapat juga terlihat menempel pada permukaan kulit.
Lesi biasanya memiliki pigmen warna yang sama yaitu coklat, namun kadang
kadang juga dapat ditemukan yang bewarna hitam atau hitam kebiruan, bentuk
bulat sampai oval, ukuran dari miliar sampai lentikular bahkan sampai
9
Lesi biasanya timbul pada usia lebih dari 40 tahun dan terus
dapat bertambah besar dan tebal, namun jarang lepas dengan sendirinya.
bagian puncak lesi lepas, namun akan tumbuh kembali dengan sendirinya.
seboroik.(2,5)
3. Pemeriksaan Penunjang
basaloid dengan campuran sel skuamosa. Invaginasi keratin dan horn cyst
dijumpai, terutama pada tipe irritated. Satu dari tiga keratosis seboroik
10
Gambar4. Keratosis seboroik tipe akantotik
2. Tipe reticulated mempunyai gambaran jalinan untaian tipis dari sel basal,
skuamosa.
5. Pada tipe irritated, terdapat infiltrat sel yang mengalami inflamasi berat,
dengan gambaran likenoid pada dermis bagian atas. Sel apoptotik terdapat
11
pada dasar lesi yang menggambarkan adanya regresi imunologi pada
dalam infiltrat.
menunjukkan bahwa sel basaloid yang kecil berhubungan dengan sel pada
1. Melanoma maligna
Awalnya berupa tahi lalat yang berubah dalam warna, ukuran, mulai
berpigmen, yaitu:
12
A = asimetri
B = border irregularity
C = color variegation
Lesi dapat berupa papul atau nodul kecil dengan diameter kurang 2cm
dengan tepi meninggi dan berwarna hitam atau coklat. Permukaan tampak
3. Nevus pigmentosus
umumnya berambut.
4. Keratosis senilis
Lesi awalnya berupa makula atau plak kecoklatan berbentuk bulat atau
13
II.8 Prognosis
bagi kesehatan individu. Lesi keratosis seboroik umumya tidak mengecil namun
akan bertambah besar dan tebal seiring dengan waktu, dan tidak berubah menjadi
ganas.(1,4)
II.9 Terapi
A. Terapi Obat(2)
Keratolytic agent
beradesi.
2. Trichloroacetic acid
14
Terapi topikal dapat digunakan tazarotene krim 0,1% dioles 2 kali sehari
pasien.
B. Terapi Bedah
1. Krioterapi
2. Bedah listrik
15
boiak-balik berfrekwensi tinggi yang terkontrol untuk menghasilkan
cukup estetis den aman baik bagi dokter maupun penderita. Tehnik
Elektrodesikasi
3. Laser CO2
16
target dan tidak memiliki efek radiasi sebagaimana sinar lainnya, ia
4. Bedah scalpel
terlihat sama dengan tepi lesi dari permukaan, sebaiknya bedah ini
dilebihkan 3-4 mm dari tepi lesi agar yakin bahwa seluruh isi tumor
5. Dermabrasi
dermis yang ditipiskan dengan tehnik ini tidak akan menebal kembali.
Setelah luka sembuh ditutupi epitel baru yang terbentuk diatas raw
17
BAB IV
KESIMPULAN
3. Keratosis seboroik sering dijumpai pada orang tua dan tidak ada perbedaan
bedah.
18
DAFTAR PUSTAKA
19