Anda di halaman 1dari 3

Cara Kerja

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur kadar air dengan prinsip gravimetri
adalahmoisture analyzer. Dilihat dari katanya moisture analyzer artinya penganalisa
kelembaban. Jadi yang diukur oleh alat ini adalah kandungan lembab yang terkandung dalam
zat uji yang kemudian menguap akibat panas yang dikeluarkan oleh alat ini. Kandungan lembab
bisa meliputi air atau pelarut organik yang digunakan pada saat pembuatan granul. Jadi
memang tidak spesifik mengukur air. Kalau memang pembasah yang digunakan pada proses
pembuatan granul adalah pelarut organik, maka yang perlu diukur/ terukur adalah kadar
pelarut organik.

Temperatur moisture balance bisa di set sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengukur kadar
air granul, moisture balance cukup diset pada temperatur 70 derajat celsius untuk mencegah
ikut menguapnya air kristal yang terkandung dalam bahan yang digunakan dalam pembuatan
granul. Air kristal bisa menguap pada temperatur lebih dari 100 derajat celsius. Jika hal ini
terjadi, maka akan terjadi kekeliruan dalam mengukur kadar air karena air kristal yang
menguap pada saat pengukuran kadar air granul tidaklah menguap pada saat pengeringan
granul yang dilakukan pada temperatur 40-50 derajat celsius.

Pernah terjadi kasus, suatu granul dikeringkan pada temperatur 40-50 derajat celsius. Setelah
disimpan dalam oven selama 1 hari, kadar airnya tercatat 7 %. Karena belum memenuhi syarat
kadar air granul yang diharapkan, maka pengeringan terus dilanjutkan. Setelah 2 hari, kadar
air granul yang tercatat tetap 7%, begitupun setelah 3 hari. Setelah dicek, ternyata salah satu
bahan yang terkandung dalam granul merupakan senyawa hidrat (memiliki air kristal). Karena
pengukuran kadar air dilakukan pada temperatur 105 derajat celsius, maka otomatis air
kristalnya ikut menguap sehingga ikut tercatat sebagai kadar air granul. Dan bisa jadi angka 7
% tersebut adalah kadar air kristal, sedangkan kadar air granul sejatinya nol, karena sudah
terlalu lama dikeringkan.
Susut Pengeringan I
Berat sampel temulawak = 10 gram
Bobot petri kosong = 85,32 gram
Pemansan oven = 105 o C

Menit ke Berat petri kosong + serbuk temulawak

0 95,34g

60 94,23g

90 94,20g

120 94,17g

Susut pengeringan selama 60 menit


10- (94,23 85,32) gram x 100% = 10,9 %
10
Susut pengeringan selama 90 menit
10- (94,20 85,32) gram x 100% = 11,2 %
10
Susut pengeringan selama 120 menit
10- (94,17 85,32) gram x 100% = 11,5 %
10
Susut Pengeringan II
Berat sampel temulawak = 10 gram
Bobot petri kosong = 84,66 gram
Pemansan oven = 105 o C

Menit ke Berat petri kosong + serbuk temulawak

0 94, 59g

60 93,35g

30 93,35g

30 93,34g

Susut pengeringan selama 60 menit


10- (93,35 85,32) gram x 100% = 13,1 %
10
Susut pengeringan selama 90 menit
10- (93,35 85,32) gram x 100% = 13,1 %
10
Susut pengeringan selama 120 menit
10- (93,35 85,32) gram x 100% = 13,2 %
10
Rata-rata susut pengeringan selama 60 menit = 10,9 + 13,1 = 12 %
2
Rata-rata susut pengeringan selama 90 menit = 11,5 + 13,1 = 12,5%
2
Rata-rata susut pengeringan selama 120 menit = 11,5 + 13,2 = 12,35 %
2

Anda mungkin juga menyukai