HASLINDA. DS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
PENGARUH OLAHRAGA FUTSAL TERHADAP KADAR
KORTISOL SERUM PADA INDIVIDU DEWASA MUDA
Tesis
Program Studi
HASLINDA.DS
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Nama : HASLINDA.DS
sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya
HASLINDA.DS
KATA PENGANTAR
kesehatan.
penyusunan tesis ini, yang hanya berkat bantuan berbagai pihak, maka
M. Kes. sebagai Ketua Komisi Penasihat dan Dr. dr. Andi Wardihan
1. Prof. dr. Rosdiana Natzir, Ph.D., dr. M. Aryadi Arsyad, M. Biomed, Ph.
D., dan Dr. Nukhrawi Nawir, M. Kes, AIFO., selaku penguji yang telah
banyak memberi masukan untuk penulis dalam menyelesaikan tesis
ini.
2. dr. Yanti Leman, M.Kes., Sp. KK. selaku pimpinan Klinik FYA
3. Trio Kwek-kwek ((Andi Tenri Ola Rivai, S.Pd., Asdar Fajrin Multazam,
S.Ft, Physio., dan saya sendiri) dan rekan-rekan tim peneliti futsal
Rini Angraini Nasir, S.Si., Siti Hajiyanti, S.Pd., Yusfina, S.Ft, Physio.,
bantuan, motivasi dan doa yang tiada hentinya kepada penulis, serta
tesis ini.
Haslinda. DS
ABSTRAK
The result shows that there are no significant changes in the level
of cortisol serum in evening futsal group (p=0,678), the evening control
group (p=1,000), and rnorning futsal group (p=0,508). There are significant
changes in the morning control group (p=0,003). There are no significant
difference in the changes of the cortisol serum level between the futsal
groups (p=0,253). The value of significance is p<0.05.
halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
PRAKATA v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR SINGKATAN xv
BAB I. PENDAHULUAN 1
a. Latar Belakang 1
b. Rumusan Masalah 6
c. Tujuan Penelitian 7
1. Tujuan Umum 7
2. Tujuan Khusus 7
d. Manfaat Penelitian 8
f. Kerangka Teori 29
g. Kerangka Konseptual 30
h. Variabel Penelitian 30
i. Hipotesis 31
a. Desain Penelitian 32
c. Populasi 33
h. Prosedur Kerja 37
i. Alur Penelitian 40
a. Hasil Penelitian 42
b. Pembahasan 52
BAB V. PENUTUP 57
a. Kesimpulan 57
b. Saran 57
Daftar Pustaka 59
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
nomor halaman
nomor halaman
3. Kerangka Teori 29
4. Kerangka Konseptual 30
5. Desain Penelitian 32
6. Alur Penelitian 40
nomor halaman
1. Naskah Penjelasan 62
2. Formulir Persetujuan 63
5. Dokumentasi 80
6. Ijin Etik 83
Singkatan Keterangan
EKG Elektrokardiogram
GH Growth Hormone
nmol Nanomol
g Mikrogram
PENDAHULUAN
(Adiwinanto, 2008).
kompleks (Sumantri, 2013). Futsal adalah nama yang dipilih oleh FIFA
gabungan dari kata futebol de salao (bahasa Portugis) dan futbol sala
(bahasa Spanyol) yang maknanya sama, yakni sepak bola ruangan. Dari
kesulitan, dan pada tahun 1930 saat Piala Dunia digelar di Uruguay
kalangan dunia. Hal ini terlihat dari antusiasme bermain futsal yang
dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai dewasa, baik itu
orang beralih melakukan olahraga futsal di malam hari. Hal ini dapat
merupakan bagian dari irama sirkardian adalah waktu terbaik bagi tubuh
untuk memperbaiki kerusakan sel dan jaringan akibat radikal bebas toksik
yang teratur dan bersiklus satu kali 24 jam (Sherwood, 2013). Irama
sirkardian untuk growth hormon (GH), testosteron pada pria dan siklus
bulanan untuk hormon reproduksi pada wanita. Ada juga irama sirkardian
untuk suhu tubuh, tekanan darah, denyut jantung, dan ekskresi elektrolit
sebagai stresor (Nurdin, 2010). Hampir setiap jenis stres fisik maupun
stres mental dalam waktu beberapa menit saja dapat meningkatkan ACTH
pada awal pagi hari, sekitar 75% pembentukan kortisol terjadi antara pukul
4 dan 10 pagi tetapi rendah pada akhir sore hari antara pukul 5 sore dan
pukul 1 malam (Ganong, 2008) (Guyton dan Hall, 2014). Kadar kortisol
plasma paling tinggi kira-kira 20 g/dL satu jam sebelum matahari terbit di
pagi hari dan paling rendah kira-kira 5 g/dL sekitar tengah malam. Efek
ini dihasilkan dari perubahan siklus sinyal dari hipotalamus selama 24 jam,
tubuh (Guyton dan Hall, 2014). Impuls saraf ke kelenjar endokrin menjadi
adalah latihan.
yang panjang akibat dari akumulasi stres yang meningkat. Hal tersebut
berkaitan dengan fungsi dari kortisol sebagai anti inflamasi dan anti
imunosupresif. Latihan yang lama akan mengurangi cadangan glikogen
terlatih, sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh pun menjadi lancar
sekresi testosteron, yang pada pria, akan menyebabkan otot yang lebih
besar daripada wanita. Akan tetapi, dengan latihan, otot dapat mengalami
dipengaruhi oleh intensitas dan durasi dari latihan, respon kortisol juga
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2. Bagi Masyarakat
olahraga futsal malam terhadap kadar kortisol pada individu dewasa muda
3. Bagi Penelitian
olahraga futsal malam terhadap kadar kortisol pada individu dewasa muda
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
menurut nenek moyang kita adalah sebagian dari porsi hidup kita. Namun
akan terdiri dari kombinasi 2 jenis aktivitas yang bersifat aerobik dan
waktu singkat seperti angkat berat, push-up, sprint atau juga loncat jauh
fungsional yang terjadi sebagai respons terhadap satu sesi olahraga dan
3. Manfaat Olahraga
Olahraga yang kita lakukan dengan baik dan benar dalam porsi
dan prosedur latihan yang tepat, baik secara langsung maupun tidak
langsung, akan membawa hasil positif bagi kesehatan fisik juga psikis bagi
pelakunya. Penting bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak
menimbun penyakit di kemudian hari, akibat pola hidup yang tidak kita
para ahli, terlalu jarang bergerak, tidak akan membuat tubuh kita merasa
segar dan ini dapat berakibat pada labilnya keadaan struktur tulang
(Muliadin, 2009).
kebugaran jasmani.
b. Olahraga rekreasi
c. Olahraga prestasi
Format olahraga yang harus dipenuhi untuk tetap segar dan bugar adalah
2006).
a. Durasi latihan
latihan atau satu sesi latihan dianjurkan dalam upaya untuk meningkatkan
(Kusmana, 2006).
b. Intensitas latihan
(Muliadin, 2009).
70% maka efek latihan sangat sedikit atau kurang bermanfaat bagi
c. Frekuensi latihan
dan istirahat, atau ada hari latihan dan ada hari istirahat.Waktu latihan dan
mental kalau tidak berolahraga atau timbul cedera pada tungkai bila
hari olahraga dan hari lainnya tidak, cukup memberi kesempatan kepada
d. Tipe olahraga
ini digunakan latihan fisik berupa futsal, yaitu olahraga yang dilakukan di
aerobik.
Latihan merupakan suatu stres yang terbukti mengakibatkan
latihan dilakukan dalam durasi yang panjang akibat dari akumulasi stres
sebagai anti inflamasi dan anti imunosupresif. Latihan yang lama akan
yaitu:
Tahap II Condisioning
tanpa berhenti dengan gerakan yang benar, yakni irama langkah ajeg,
menapak dengan ujung-ujung kaki lebih dahulu dan bernafas secara
teratur.
hormon yang teratur dan bersiklus satu kali 24 jam. Irama sirkardian
sinkron dengan fenomena ritmis sinyal eksternal yaitu siklus terang dan
gelap, dimana sekresi kortisol meningkat pada malam hari dan puncaknya
pada pagi hari sebelum terjaga, kemudian turun sepanjang hari sampai
titik terendah menjelang tidur malam. Jam biologis induk yang berfungsi
tubuh (Guyton dan Hall, 2014). Impuls saraf ke kelenjar endokrin menjadi
dengan pertama kali berinteraksi dengan reseptor intrasel pada sel target,
oleh karena kortisol adalah hormon yang larut lemak, maka dari itu kortisol
2013).
Hampir setiap jenis stres fisik maupun stres mental dalam waktu
kortisol juga sangat meningkat, bahkan hingga sampai 20 kali lipat. Stres
keadaan ini dianggap sebagai akibat dari naiknya aktivitas dalam sistem
Hall, 2014).
pada awal pagi hari, tetapi rendah pada akhir sore hari. Kadar kortisol
plasma paling tinggi kira-kira 20 g/dl satu jam sebelum matahari terbit di
pagi hari dan paling rendah kira-kira 5 g/dl sekitar tengah malam. Efek ini
karena itu, pengukuran kadar kortisol dalam darah hanya akan berarti
a. Efek metabolisme
1) Metabolisme karbohidrat
diantara waktu makan dan sewaktu puasa, saat tidak ada nutrien
glukosa darah.
2) Metabolisme lemak
b. Efek permisif
menimbulkan reaksi tersebut, efek ini yang disebut dengan efek permisif.
(Sherwood, 2013).
stres adalah
pendarahan
kesedihan
(Sherwood, 2013).
khas, dengan kadar tertinggi terjadi pada pagi hari dan terendah pada
malam hari. Irama diurnal ini, yang intrinsik bagi sistem kontrol
(Sherwood, 2013).
Gambar 2. Pola khas sekresi kortisol selama 24 jam (Guyton dan
Hall, 2014)
dimana hampir semua jenis stres, baik bersifat fisik atau neurogenik
energi dan sintesis senyawa lain, termasuk glukosa, yang dibutuhkan oleh
2014)(Sherwood, 2013).
Respon kortisol terhadap olahraga/latihan tergantung pada durasi
dan intensitas dari latihan. Secara umum latihan yang dilakukan dengan
yang lama seperti lari maraton atau latihan resistance yang intensif. Kadar
dan perbaikan jaringan yang rusak (McArdle dalam Gunawanet al., 2013).
F. Kerangka Teori
Latihan Futsal
Rangsangan
Stres Psikis
Simpatis Irama Sirkadian
Asupan Makanan
Hipothalamus
Pola Tidur
Melatonin
Hipofisis
Anterior
ACTH
Kadar Kortisol
Keterangan:
: jalur sirkadian
: siklus terang
G. Kerangka Konseptu
: siklus gelap
G. Kerangka Konsep
Rentang Waktu
1. Umur 1. Aktivitas
2. Jenis kelamin 2. Pola Tidur
3. Pola Makan
4. Stres Psikis
H. Variabel Penelitian
a. Definisi Operasional
dan pagi (pukul 21.30 - 22.30 WITA dan pukul 09.30 - 10.30
b. KriteriaObjektif
Kortisol Plasma :
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
control group, terdapat dua grup yang dilakukan pengukuran pretest dan
posttest, yaitu grup kontrol tanpa diberikan intervensi dan grup eksperimen
O1 X O2
Kelompok Futsal
Jam 9 11 malam
O3 O4
O1 X O2
Kelompok Futsal
Jam 9 - 11 pagi
O3 O4
C. Populasi
n=[ ]
Keterangan:
Nilai simpangan baku (Sd) dan perbedaan klinis (d) dianggap sama
n = (1,645 + 1,282)2
n=9
n =
n = 10
1) Menjalankan diet
terlarang)
data pretest akan dilakukan pada pukul 21.00 WITA untuk grup intervensi
dan grup kontrol dan pengumpulan data posttest dilakukan pada pukul
23.00 WITA pada grup intervensi dan grup kontrol. Sedangkan kelompok
pada pukul 09.00 WITA untuk grup intervensi dan grup kontrol dan
pengumpulan data posttest dilakukan pada pukul 11.00 WITA pada grup
mediana cubiti yang telah didesinfeksi dengan alkohol 70%, darah vena
cubiti akan dilakukan oleh tenaga terlatih dari Laboratorium Rumah Sakit
H. Prosedur Kerja
Tahap 1
a. Mengumpulkan responden
responden.
Tahap 2
pemeriksaan Spirometri.
Sampel
Kortisol Kortisol
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Hasil
jika data berdistribusi normal dan uji Wilcoxon jika data tidak berdistribusi
SPSS 22.0
BAB IV
A. Hasil Penelitian
rentang usia 18-24 tahun, yang kemudian akan dibagi dalam empat
responden, 2 orang diantaranya drop out, dan dari hasil analisis data
Semua sampel darah yang telah diambil, akan dilakukan proses sentrifuse
penelitian berupa nilai mean, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai
standar deviasi 55.50 9.48 kg.Tinggi badan subyek berkisar 156 174
7.65 mmHg. Denyut jantung berkisar antara 53 123 bpm dengan rata-
futsal menunjukkan nilai sebesar 4.95 nmol/L, serta nilai tengah pada
perubahan kadar kortisol yaitu sebesar -0.43 nmol/L. Selanjutnya, pada uji
nilai sebesar 0.678 atau nilai p > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
1.50 nmol/L, serta nilai tengah pada perubahan kadar kortisol serum yaitu
1.000 atau nilai p > 0.05. Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat
diperoleh hasil bahwa data tidak berdistribusi normal pada kelompok futsal
Nilai tengah kadar kortisol serum pada kelompok futsal pagi pada
kortisol serum yaitu sebesar 1.63 nmol/L. Selanjutnya, pada uji statistik
sebesar 0.508 atau nilai p > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
7.96 nmol/L, serta nilai tengah perubahan kadar kortisol serum yaitu
atau nilai p < 0.05. Hal ini menandakan bahwa terdapat perubahan yang
bermakna kadar kortisol serum antara pukul 09.00 AM dengan
gambar berikut.
perubahan kadar kortisol serum pada kelompok futsal malam dan pagi,
Malam 10 -0.87(-12.26/25.15)
0.253
Pagi 8 1.63(-4.66/25.30)
dan untuk kelompok futsal pagi sebesar 1.63 nmol/L. Selanjutnya, pada uji
sebesar 0.253 atau nilai p > 0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat
berikut:
Gambar 9. Grafik Boxplot Perbandingan Perubahan Kadar
Kortisol Serum Pada Kelompok Futsal Malam
dan Pagi
untuk kelompok kontrol malam adalah sebesar -0.29 nmol/L, dan untuk
kelompok kontrol pagi sebesar 2.87 nmol/L. selanjutnya, pada uji statistik
0.105 atau nilai p > 0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kadar kortisol serum pada kelompok kontrol malam
olahraga futsal terhadap kadar kortisol serum pada individu dewasa muda.
Waktu olahraga dibagi menjadi dua waktu, yaitu malam (pukul 21.00 -
23.00 WITA) dan pagi (pukul 09.00 - 11.00 WITA). Serta, terdapat dua
krtisol serum, yaitu grup kontrol tanpa diberikan intervensi dan grup
control group.
darah sebelum intervensi sebesar 5,91 nmol/L, dan nilai median setelah
intervensi futsal sebesar 4,95 nmol/L. Akan tetapi, berdasarkan uji statistik
bermakna untuk kelompok futsal malam dengan nilai P= 0,678 atau lebih
besar dari 0,05. Hal ini dapat disebabkan karena intensitas latihan yang
memiliki nilai median sebesar 5,18 nmol/L dan pada pukul 23.00 WITA
dengan nilai median sebesar 1,50 nmol/L. Berdasarkan dengan uji statistik
pengambilan sampel pada pukul 21.00 WITA dengan pukul 23.00 WITA
dengan nilai P=1,000 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini disebabkan oleh
Kontrol Pagi
dikemukakan oleh Budde et al. (2015) bahwa respon akut pada latihan
peningkatan kadar kortisol serum pada pagi hari. Sehingga, ketika ada
kortisol.
pukul 09.00 WITA memiliki nilai median sebesar 4,43 nmol/L dan pada
pukul 11.00 WITA dengan nilai median sebesar 7,96 nmol/L. Berdasarkan
11.00 dimana diperoleh nilai P = 0,003 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini
sekresi kortisol berada pada level tertinggi. Sekresi kortisol serum mulai
stress, antara lain ditandai oleh: perasaan selalu gugup dan cemas, peka
Sukadiyanto, 2010).
Kortisol Serum
futsal malam sebesar -0,87 nmol/L, sedangkan untuk kelompok futsal pagi
kedua kelompok ini dengan nilai P sebesar 0,253 atau lebih besar dari
0,05. Hal ini dapat disebabkan karena intensitas latihan yang rendah
kortisol serum pada kedua kelompok ini tidak terlihat begitu nyata serta
sekresi kadar kortisol cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan teori
2013) bahwa waktu malam, yang merupakan bagian dari irama sirkardian,
kerusakan sel dan jaringan akibat radikal bebas toksik yang dihasilkan
sekresi kortisol semuanya tinggi pada awal pagi hari, sekitar 75%
pada akhir sore hari antara pukul 5 sore dan pukul 1 malam.
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
responden.
4. Selain dari itu asupan makanan, pola tidur serta aktifitas fisik
Alvarez, J.C.B., Soto, V. M., dan Vera, J. G. 2008. Match Analysis and
Heart Rate of Futsal Player During Competition. Journal of Sports
Sciences. 26 (1): 63 73.
Budde H., Machado S., Riberio P., & Wegner M. (2015). The Cortisol
Response to Exercise in Young Adults. Article Frontiers in
Behavioral Neuroscience. Volume 9.
Guyton A.C. dan Hall J.E. 2014.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
12.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Hasibuan, Rosmaini. 2010. Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit
Degeneratif. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol.8 No.2.
Saya mengerti bahwa dari semua hal yang dilakukan oleh peneliti
pada saya adalah pengukuran IMT, pengisian kuesioner karakteristik
responden dan pengambilan darah, meskipun ada efek sampingnya, saya
percaya bahwa hal tersebut sangat kecil dan jarang terjadi.
1. Data Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
No. Hp./Telp. :
2. Pemeriksaan Fisik
a. Berat badan :
b. Tinggi badan :
c. Riwayat Kesehatan :
Kode
Petunjuk Pengisian:
1. Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya, dengan cara memberi tanda () pada jawaban yang telah disediakan.
Karakteristik Responden
1. Nama : .
2. Umur : .. tahun
4. Tinggi badan : cm
5. Suhu tubuh : C
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda () pada kotak yang telah
disediakan.
No. Responden :
Umur :
1. Saya menghabiskan waktu yang saya miliki dengan banyak beraktivitas dibandingan
bersantai.
Ya Tidak
Ya Tidak
3. Saya lebih memilih jalan kaki atau bersepeda dibandingkan naik mobil jika
memungkinkan.
Ya Tidak
Ya Tidak
5. Saya menyempatkan melakukan latihan aerobik (seperti jogging, berjalan > 1,6 mk,
dan berenang) minimal 20 menit sebanyak 3 kali seminggu.
Ya Tidak
6. Saya berpartisipasi dalam berbagai jenis olahraga seperti futsal, sepak bola dan lain-
lain.
Ya Tidak
Ya Tidak
8. Saya tidak pernah merasakan sakit atau nyeri pada bagian dada pada saat
melakukan aktivitas berat, berlari atau melakukan olahraga selain futsal.
Ya Tidak
9. Saya menggunakan latihan fisik sebagai pereda ketika marah atau frustasi.
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
14. Saya tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dan supplemen
Ya Tidak
Ya Tidak
16. Saya sering mengkonsumsi minuman berkarbonasi (coca cola, sprite, fanta, big cola,
dsb.).
Ya Tidak
Ya Tidak
18. Jumlah makanan yang saya konsumsi sesuai dengan kalori yang saya butuhkan.
Ya Tidak
19. Saya menghindari untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Ya Tidak
Ya Tidak
21. Saya selalu mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi (misalnya
daging sapi/kambing, dada ayam, telur, susu, ikan laut, kepiting)
Ya Tidak
22. Saya mengkonsumsi daging minimal dua kali dalam seminggu.
Ya Tidak
23. Saya memiliki alergi terhadap jenis makanan tertentu, obat-obatan, sengatan
serangga, atau zat-zat tertentu.
Ya Tidak
24. Saya senantiasa menjaga agar berat badan saya tidak lebih dari 2 kg dari berat
badan ideal saya.
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
29. Saya melaksanakan latihan fisik yang saya telah rencanakan.
Ya Tidak
30. Saya biasa memberi variasi pada aktivitas latihan fisik saya.
Ya Tidak
31. Menjadi sehat dan fit, adalah keputusan pribadi bagi diri saya.
Ya Tidak
32. Saya dapat memotivasi diri saya untuk senantiasa melakukan latihan fisik secara
teratur.
Ya Tidak
33. Saya memberi dorongan pada teman-teman saya untuk melakukan latihan fisik.
Ya Tidak
34. Saya mengetahui jenis latihan fisik yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Ya Tidak
35. Saya mengetahui jenis latihan fisik yang dapat meningkatkan fleksibilitas tubuh.
Ya Tidak
36. Saya biasa melakukan warm-up (pemanasan) sebelum melakukan latihan fisik.
Ya Tidak
37. Saya biasa melakukan cooling down (penyegaran/pendinginan) setelah melakukan
latihan fisik.
Ya Tidak
38. Stretching (peregangan) merupakan bagian dari pemanasan yang saya lakukan.
Ya Tidak
39. Saya sedang menderita gangguan sistem imun (daya tahan tubuh)
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
43. Saya menderita penyakit infeksi (seperti infeksi saluran pernapasan atas, bronchitis,
penyakit paru menahun, gastritis/mag akut, infeksi saluran kemih dan penyakit
infeksi lainnya)dalam 2 minggu terakhir
Ya Tidak
Lampiran 4 Hasil Analisis Data
Descriptives
Median 5.9169
Variance 122.014
Minimum 2.79
Maximum 32.17
Range 29.38
Median 4.9527
Variance 269.936
Minimum .63
Maximum 54.57
Range 53.94
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
a
Test Statistics
Kadar Cortisol
Serum Post -
Kadar Cortisol
Serum Pre
b
Z -.415
Asymp. Sig. (2-tailed) .678
Descriptives
Median 5.1885
Variance 323.268
Minimum .71
Maximum 54.41
Range 53.70
Interquartile Range 8.04
Median 1.5090
Variance 422.830
Minimum .73
Maximum 60.56
Range 59.83
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
a
Test Statistics
Kadar Cortisol
Serum Post -
Kadar Cortisol
Serum Pre
b
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. The sum of negative ranks equals the
sum of positive ranks.
Descriptives
Median 5.9954
Variance 782.040
Minimum 1.97
Maximum 92.31
Range 90.34
Median 6.9740
Variance 1016.097
Minimum 1.23
Maximum 95.65
Range 94.41
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
a
Test Statistics
Kadar Cortisol
Serum Post -
Kadar Cortisol
Serum Pre
b
Z -.663
Asymp. Sig. (2-tailed) .508
Descriptives
Median 4.4391
Variance 10.069
Minimum 2.66
Maximum 12.61
Range 9.94
Interquartile Range 3.37
Median 7.9654
Variance 8.539
Minimum 5.11
Maximum 14.16
Range 9.05
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Paired Differences
95% Confidence
Descriptives
Median -.8739
Variance 105.843
Minimum -12.26
Maximum 25.15
Range 37.42
Median 1.6346
Variance 74.482
Minimum -4.66
Maximum 25.30
Range 29.96
Interquartile Range 7.86
Tests of Normality
a
Kelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
a
Test Statistics
PerubahanCS
Mann-Whitney U 31.000
Wilcoxon W 76.000
Z -1.143
Asymp. Sig. (2-tailed) .253
b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .278
Descriptives
Median -.0399
Variance 23.631
Std. Deviation 4.86113
Minimum -9.18
Maximum 6.15
Range 15.33
Median 2.8969
Variance 3.142
Minimum .59
Maximum 5.33
Range 4.74
Tests of Normality
a
Kelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Perubahan Equal
CS variances 2.253 .156 -1.732 14 .105 -3.16850 1.82935 -7.09207 .75507
assumed
Equal
variances
-1.732 8.829 .118 -3.16850 1.82935 -7.31904 .98204
not
assumed
Lampiran 5
DOKUMENTASI
Nama : Halinda. DS
Agama : Islam
Suku : Bugis-Sunda
Alamat
Riwayat Pendidikan