Anda di halaman 1dari 31

PANDUAN

PENYELENGGARAAN LOKA BINA KARYA


(L.B.K.)
KATA PENGANTAR

Loka Bina Karya (LBK) scbagai salah situ sarana


petnhcrdayaan nasaIah sosial, khususnya penyandang cacat yang pada
dasarnva secara fungsional cukup strategis di masyarakat. Akan tetapi
sejalan dengan diberlakukannya Otonoini Daerah tersebut mengandung
konsekuensi logis dimana tugas atau wewenang yang selama ini
tersentralisasi di Pusat, dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah
termasuk LBK dengan perangkat perangkatnya.

Namun seiring dengan beraneka ragam permasalahan yang harus


tertangani secara tepat dan terpadu sangat diharapkan keberadaan LBK
selain sebagai tempat untuk pelatihan keterampilan diharapkan pula
LBK sebagat pusat pelayanan terpadu.

Panduan LBK ini diharapkan dapat dipergunakan dalani


pelatilian okh pihak-pihak tekait.

Banda Aceh, Juli 2016


Kepala Dinas Sosial Aceh

Drs. Alhudri, MM

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Umum ................................................................................... 1
B. Pengertian ............................................................................. 1
C. Landasan Hukum.................................................................. 2

BAB II TUJUAN, TUGAS FUNGSI DAN SASARAN ................. 3


A. Tujuan................................................................................... 3
B. Tugas .................................................................................... 3
C. Fungsi ................................................................................... 3
D. Sasaran ................................................................................. 4

BAB III PELAKSANAAN.............................................................. 5


A. Pengorganisasian .................................................................. 5
B. Kegiantan ............................................................................. 7
C. Sarana dan Prasarana ............................................................ 10
D. Biaya..................................................................................... 14

BAB IV MEKANISME KERJA ..................................................... 15


A. Koordinasi ............................................................................ 15
B. Tata Kerja ............................................................................. 15
C. Monitoring dan Evaluasi ...................................................... 16

BAB V PENUTUP .......................................................................... 17

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM
1. Sebagian besar penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) khususnya penyandang cacat berada di daerah
pendesaan, jauh dari pelayanan rehabilitas, untuk itu maka Loka
Bina Karya (LKB) sebagai salah satu alternative pelayanan
kesejahteraan social berada pada wilayah kabupaten/kota yang
relative mudah untuk dijangkau.
2. Penyelenggaraan Loka Bina Karya ditekankan pada pemanfaatan
potensi/kemampuan yang ada pada wilayah setempat terutama
sumber daya maupun dukungan masyarat.
3. Dengan dilaksanakan Otonomi Daerah dimana penyelenggaraan
kagiatan pembangunan di bidang kesejahteraan social menjadi
kewenangan daerah, maka diperlukan adanya Panduan
Penyelenggaraan Loka Bina Karya.
4. Hal-hal yang belum termuat dalam Panduan ini yang
memerlukan penjelasan lebih rinci akan diberikan kesempatan
kepada daerah untuk megnatur lebih lanjut dengan mengeluarkan
atau menerbitkan petuntuk teknik yang sesuai dengan kondisi
atau kekhusussan daerah setempat.

B. PENGERTIAN
Loka Bina Karya, adalah salah satu sarana pelayanan dan
rehabilitas social bagi penyandang masalah kesejahteraan social
khususnya penyandang cacat melalui penyeelenggaraan kegiatan
bimbingan social dan keterampilan kerja agar mereka dapat
meleksanakan fungsi sosialnya bagi terwujudnya kesamaan mereka
dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan dalam masyarakat.

1
C. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Nomor : 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-


ketentuan pokok kesejahteraan Sosial
2. Undang-undang Nomor : 4 Tahun 1997, tentang penyandang
Cacat.
3. Undang-undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah
4. Undang-undang Nomor : 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keungan pusat dan Daerah
5. Peraturan pemerintah Nomor : 43 tahun 1997, tentang upaya
peningkatan Kesejahteraan social penyandang cacat
6. Peraturan pemerintah Nomor : 25 tahun 2000, tentang
kewenangan pemerintah dan provinsi
7. Keputusan menteri Sosial Nomor : 06/HUK/2001, tahun 2001,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen social

2
BAB II

TUJUAN, TUGAS, FUNGSI DAN SASARAN LBK

A. TUJUAN

1. Tersedianya fasilitas pelayanan dan rehabilitasi social yang


mudah dijangkau bagi PMKS khususnya penyandang cacat.

2. Penyandang cacat memiliki dan meningkatkan keterampilan


serta kemampuan kerja/usaha

3. Penyandang cacatmemiliki kemampuan penyesuaian social.

B. TUGAS

1. Menyelenggarakan pelayaana dan rehabilitasi social kepada


penyandang cacat

2. Memfasilitasi kegiatan Usaha Kesejahteraan social

C. FUNGSI

Untuk melaksanakan tugas tersebut, LBK melaksanakan fungsi-


fungsi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi social meliputi


penyuluhan dan bimbingan social, pelatihan keterampilan kerja,
penyaluran dan bimbingan lanjut

2. Menyelenggaran kegiatan usaha ekonomis produktif yang


bersifat koperatif.

3
3. Menyediakan data dan informasi tentang upaya peningkatan
kesejahteraan social penyandang cacat

4. Menyediakan fasilitas usaha kesejahteraan social

5. Menunjang kegiatan unit pelayanan social keliling

D. SASARAN
1. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
a. Penyandamng cacat
b. Penyandang masalah kesejahteraan Sosial lainnya
2. Keluarga Penyandang Cacat
3. Masyarakat
a. Masyarakat /keluarga disekitar LBK
b. Organisasi Sosial (orsos) yang ada di wilayah kabupaten/
kota
c. Dunia Usaha.

4
BAB III
PELAKSANAAN

A. PENGORGANISASIAN
1. LBK merupakan suatu pengorganisasian kegiatan pelayanan dan
rehabilitasi social yang bersifat non structural (fleksibel dan
dinamis) sesuai dengan kebutuhan setempat, berorientasi pada
tujuan.
2. Untuk melaksanakan kegiatan LBK, dibentuk TIM Pengelola
LBK, dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu petugas yang
menangani :
a. Administrasi
b. Pelatihan keterampilan (instruktur/pelatih)
c. Penyuluhan dan bimbingan social
d. Umum.
3. Tim Pengelola LBK terdiri dari :
a. Penanggung jawab pengelola
Merupakan tenaga fungsional dengan kemampuan pekerja
social, dan untuk ini diharapkan seorang Petugas atau yang
ditunjuk.
b. Pembantu pengelola
Terdiri dari personil part-time, tetapi dianjurkan Petugas
Sosial/Kader RBM/Karang Taruna/ORSOS, dan diadakan
sesuai kebutuhan, yaitu :
1) Staf administrasi
Sebagai tenaga ketata-usahaan dan pendataan, yang
merupakan tenaga dengan kemampuan administrasi
sederhana
2) Instruktur/Pelatih
Diadakan sesuai kebutuhan, bila perlu tenaga part-time
atau perbantuan untuk melaksanakan pelatihan praktis.
3) Petugas yang melaksanakan penyuluhan dan bimbingan
social.
4) Pembantu umum

5
Diadakan sesuai dengan kebutuhan, bagi perbantuan
kegiatan-kegiatan tenaga tersebut diatas.

4. Berdasarkan sesuai dengan kebutuhan, bagi perbantuan kegiatan-


kegiatan tenaga tersebut diatas.
a. Ketua Pengelola (Manager LBK).
b. Petugas Tata Usaha, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan :
1) Administrasi dan data.
2) Umum
c. Petugas bimbingan, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan :
1) Bimbingan keterampilan
2) Bimbingan dan penyuluhan social.
3) Bimbingan usaha ekonomis produktif.

5. Organisasi Tim Pengelola LBK.

Ketua LBK

Petugas
Tata Usaha

Ketua LBK

Pengelola LBK menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemuda


Kabupaten/Kota setempat.

6
B. KEGIATAN

1. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat


a. Rekrutmen, merupakan proses seleksi calon klien Loka Bina
Karya, meliputi :
1) Pendekatan awal
2) Penyuluhan
3) Motivasi
4) Seleksi

b. Assesmen (Pencandraan)
Proses pencandraan terhadap penyandang cacat untuk
mengetahui.
1) Kemampuan fisik, social, psikologis dan keterampilan
(derajat dan jenis kecacatan, kemampuan intelegensi,
relasi social, kepribadian dan lain-lain).
2) Minat, bakat dan kemampuan keterampilan terhadap satu
jenis keterampilan tertentu.

c. Bimbingan sosial, keterampilan dan usaha/kerja


1) Bimbingan social : proses perubahan sikap, mental, dan
prilaku penyandang cacat melalui bimbingan relasi
social, kelompok, integrasi masyarakat dan lain-lain, agar
mau dan mampu mengikuti kegiatan pelatihan di Loka
Bina Karya.
2) Bimbingan keterampilan: proses pemberian jenis
keterampilan sesuai dengan kemampuan keterampilan
klien.
3) Bimbingan kerja / usaha, meliputi :
a) Perencanaan usaha/ kerja
b) Produksi barang/ jasa
c) Pemasaran
d) Pengelola hasil usaha/ kerja

d. Penyaluran, merupakan proses penyiapan dan penempatan


klien Loka Bina pada lapangan kerja baik melalui perorangan
7
maupun kelompok, perusahaan dan lain-lain, keluarga, atau
intitusi pelayanan lainnya (rujukan), misalnya :
1) Bila LBK disuatu tempat tidak mampu memberikan
pelayanan rehabilitas kepada suatu kasus penyandang
masalah social, maka LBK tersebut merujuk atau
mengirimkan kasus tersebut ke instansi atau fasilitas
pelayanan yang sesuai dengna permasalahannya, antara
lain :
a) Adanya penyandang cacat tubuh yang memerlukan
pelayanan rehabilitas yang lebih atau lebih lanjut,
maka penyandang cacat tersebut dikirim ke Panti-
panti social Bina Daksa, atau ke Pusat Rehabilitasi
Vokasional Bina Daksa (PRVBD) Cibinong.
b) Adanya penyandang cacat yang memerlukan
pertolongan atau perawatan medis, maka penyandang
cacat tersebut dikirimkan ke Rumah Sakit atau
fasilitas kesehatan yang sesua
c) Adanya penyandang cacat yang memerlukan
pendidikan luar biasa, maka penyandang cacat
tersebut dikirimkan ke Sekolah Luar Biasa.
d) Adanya penyandang cacat yang membutuhkan latihan
ketrampilan yang lebih maju dan kemungkinan dapat
diintegrasikan dengan system pelatihan bagi warga
non cacat, maka penyandang cacat tersebut dirujuk
misalnya ke tempat pelatihan yang dilaksanakan oleh
BLK ( Balai Latihan Kerja) dari jajaran Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2) LBK juga menerima rujukan bagi kasus-kasus
permasalahan kesejahteraan social, yang terjadi di desa-
desa yang menjadi cukupan kerjanya, termasuk menerima
rujukan atau tindak lanjut dari hasil kerja misalnya hasil
kerja UPSK/RBM di desa-desa yang menjadi cakupan
kerja LBK tersebut.

8
e. Bimbingan lanjut
Proses pemantapan dan pengembangan penyandang cacat
yang telah disalurkan agar penyandang cacat mampu
melaksanakan fungsi sosialnya dan mewujudkan kesamaan
kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan
di masyarakat.
Bimbingan lanjut dilaksanakan melalui :

1) Penyandang cacat, dengan kegiatan meliputi :


a) Monitoring
b) Bimbingan pemantapan usaha/kerja
c) Pemberian kesempatan berkonsultasi.
d) Realisasi rujukan pelayanan.
e) Realisasi bantuan/stimulant usaha/kerja, seperti :
Pembentukan KUBE, wira usaha, kerja dalam
keluarga dan lain-lain.
f) Pembinaan pemanfaatan bantuan

2) Keluarga, dengan kegiatan meliputi :


a) Bimbingan pedampingan penyandang cacat
b) Pemberian kesempatan berkonsultasi

3) Masyarakat
a) Dorongan untuk menerima dan mendayagunakan
potensi penyandang cacat eks peserta
b) Memberikan peranan social dalam masyarakat.

4) Pemerintah Daerah
Memfasilitasi akses terhadap schame pengembangan
usaha/kerja.

2. Fasilitas penunjuang untuk penanganan Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial (PMKS)

9
a. Penyediaan data dan informasi Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.

b. Menunjang kegiatan TKSM dan petugas social


Diharapkan para petugas social dan Kader RBM ataupun
TKSM, dapat memanfaatkan LKB sebagai tempat atau
terminal kegiatan-kegiatannya.

c. Menunjang kegiatan kepemudaan dan kemasyarakatan


lainnya.
Diharapkan LBK dapat juga digunakan sebagai pusat
kegiatan-kegiatan kepemudaan atau Karang Taruna di desa-
desa wilayah cakupan kerjanya. Termasuk bagi remaja dan
pemuda yang berada di wilayah cakupan LBK tersebut yang
mekasanakan kegiatan kesejahteraan social.

d. Menunjang kegiatan UPSK


Diharapkan LBK dapat membantu UPSK pada saat kegiatan
UPSK dilaksanakan di desa-desa wilayah cakupan LBK,
antara lain dengan menyediakan fasilitas LBK sebagai
terminal atau bila perlu LBK menjadi pos komando kegiatan
UPSK.

C. SARANA DAN PRASARANA


Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi social
melalui LBK maka diperlukan berbagai sarana yang terdiri dari :

1. Tanah dan Bangunan


a. Lahan tanah yang dibutuhkan bagi LBK diharapkan akan
dapat menampung kegiatan-kegiatan tersebut diatas, yang
diperkirakan sekitar 1.000 m2, atau sesuai dengan situasi,
kondisi serta kemampuan setempat.

10
b. Bangunan-bangunan yang diperlukan LBK (lihat denah)
yang terdiri dari
1) Rumah Ibadah : 64 m2
2) Unit Kantor : 180 m2
3) Unit Latihan Keterampilan : 150 m2 (dua unit)
4) Ruang Pamer : 50 m2
5) Ruang Pendidikan/Aula : 120 m2
6) Asmara : 150 m2 (dua unit)
7) Ruang makan/dapur : 60 m2
8) Rumah Petugas : 36 m2
9) Lapangan Olah raga :
10) Halaman Upacara :
11) Gudang : 36 m2
12) M C K : 18 m2

Jumlah : 864 m2

c. Bangunan disesuaikan dengan kondisi dan luas lahan yang


tersedia.

d. Bangunan harus memperhatikan/dilengkapi dengan


aksesibilitas penyandang cacat.

e. Unit kantor dapat digunakan untuk ruang konsultasi (multi


fungsi)

f. Sanitasi lingkungan LBK.

11
DENAH BANGUNAN LOKA BINA KARYA (LBK)
PERCONTOHAN

4
2 3

4
11
9
5
12

6 6 7
8

Keterangan :

Luas Tanah : 1.000 m2

1. Rumah Ibadah 5. Ruang Pendd./Aula 9. Lap. Olah Raga


2. Unit Kantor 6. Asrama 10. Hal. Upacara
3. Ruang Pemer 7. R.Makan/Dapus 11. Gudang
4. Unit Latihan Keterampilan 8. Rumah Petugas 12. MCK

Agar tercipta suasana yang sejuk dan asri perlu dibuat taman disekitar
bangunan Loka Bina Karya.

12
2. Peralatan Pelatihan

a. Peralatan pelatihan kerja yang tersedia di LBK yang


merupakan peralatan bengkel kerja (Workshop),
komposisinya disesuaikan dengan pasaran kerja, khususnya
lapangan kerja yang tersedia di lingkungan desa-desa wilayah
kabupaten stempat.
b. Selain peralatan pelatihan kerja yang ada pada pasaran kerja
secara umum, juga secara khusus dapat disediakan peralatan
kerja bagi usaha-usaha yang sederhana yang ada
didesa/kabupaten.
c. Dengan memperhatikan lapangan kerja yagn ada dan
pemasaran produksinya, maka masing-masing LBK
mengupayakan jenis-jenis penyediaan peralatan pelatihannya
masing-masing.

3. Perlengkapan

a. Kantor
Untuk kelancaran pekerjaan perkantoran, administrasi dan
logistik LBK, maka LBK perlu diperlengkapi dengan:
1) Meja/kursi kantor sesuai kebutuhan personil kerjanya.
2) Peralatan penyimpanan surat/arsip/dokumen kantor
berbentuk lemari dokumen/buku/uang dan sebagainya.
3) Peralatan pendukung pekerjaan kantor, antara lain rak
buku, dan sebagainya.
4) Alat tulis kantor
Untuk mendukung pekerjaan tulis menulis, maka
diperlukan alat tulis kantor yang antar lain terdiri dari:
a) Mesin ketik dan pendukungnya.
b) Kertas tulis, kertas ketik, buku tulis, map surat dan
sejenisnya.
c) Pensil, kapur tulis dan sejenisnya
d) Bila mungkin juga perangkat computer dan
pendukungnya.

13
b. Rumah Tangga
Peralatan rumah tangga, yang terdiri dari meja/kursi tamu,
lemari umum, peralatan dapur kecil, peralatan makan
seperlunya, alat pembersih ruangan dan lain sejenisnya.

D. BIAYA

Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan LBK diharapkan adanya dana


yang bersumber dari :

1. Sumber dana :
a. Pemerintah Daerah (APBD)
b. Bantuan Pemerintah Pusat
c. Bantuan Masyarakat termasuk dunia usaha.
d. Hasil usaha dan usaha lainnya yang sah
e. Bantuan Luar Negeri
f. Sponsorsip.

2. Komponen kegiatan yang perlu dibiayai, sesuai dengan kegiatan


yang ada dalam LBK.

3. Pengelolaan dan akuntabilitas.


a. Pemanfaatan dana dengan efisien tepat, manfaat, dan
transparan.
b. Pertanggung jawaban sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

14
BAB IV
MEKANISME KERJA

A. KOORDINASI

1. Pada dasarnya upaya peningkatan kesejahteraan social (UPKS)


adalah merupakan kegiatan intersektoral dimana semua pihak
terkait perlu ikut bekerja bersama secara koordinatif dalam
melaksanakan fungsi dan kegiatan LBK, baik perangkat desa,
kecamatan maupun dengan unsur-unsur organisasi dan tokoh-
tokoh masyarakat.

2. Perlu peningkatan upaya koordinasi dalam kegiatan intersektoral


dengan melibatkan unsur-unsur dan tokoh-tokoh masyarakat,
termasuk TKSM, Karang Taruna, dan Kader RBM.

B. TATA KERJA

1. Ketua LBK bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan baik


secara administrative maupun teknis LBK.

2. Dalam melaksanakan kegiatan, pengelola LBK agar mengikuti


Panduan penyelenggaraan LBK dan ketentuan-ketentuan yang
ada.

3. Administrasi LBK mencakup pengurusan surat-menyurat,


dokumentasi kegiatan, penyusunan perencanaan pelaksanaan
program, pengurus data informasi, pelaporan kegiatan. Kegiatan-
kegiatan LBK ini agar dilaksanakan dengan tertib dan teratur.

4. Secara periodic ketua LBK melaporkan dan mempertanggung-


jawabkan kepada Pemerintah Daerah.

15
5. Secara insidentil melapor dan mempertanggung jawabkan
kepada pemberi bantuan sesuai prosedur yang berlaku.

6. Dalam rangka menjalin kerja sama Ketua LBK perlu mengikut-


sertakan masyarakat sebagai mitra kerja.

C. MONITORING DAN EVALUASI

1. Pemda/Instansi terkait mengadakan pengawasan melalui


kegiatan monitoring dan evaluasi baik secara rutin maupun
insidentil dalam rangka meningkatkan kualitas LBK.

2. Ketua LBK mengadakan evaluasi sebagai bahan pengembangan


dan pemantapan kegiatan dan program.

3. Dalam rangka monitoring dan evaluasi masyarakat diberi


kesempatan yang luas untuk memberikan masukan.

16
BAB V
PENUTUP

1. Panduan Penyelenggaraan Loka Bina Karya ini dimaksudkan


sebagai acuan dalam penanganan penyandang masalah
kesejahteraan social di desa-desa wilayah kabupaten yang menjadi
cakupan kerja Loka Bina Karya tersebut.

2. Diharapkan posisi LBK akan menjadi lebih kuat, lebih jelas, lebih
berdaya guna dan berhasil guna, sehingga LBK dapat menjadi
fasilitas ujung tombak bagi jajaran Pemda/Dinas Kesejahteraan
Sosial dalam menangani permasalahan penyandang masalah social
di desa-desa wilayah kabupaten.

3. Dalam melaksanakan Panduan ini, agar disesuaikan dengan situasi


dan kondisi setempat dengan mengikutsertakan peran masyarakat.

4. Keberhasilan penyelenggaraan Loka Bina Karya ini sangat


tergantung dari kesungguhan dan motivasi pengelola LBK dan
peran serta masyarakat.

17
Lampiran : 1

Secara rinci ada beberapa jenis keterampilan yang dapat diberikan


dalam kegiatan Loka Bina Karya adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan usaha yang ada secara umum dipasar kerja, terdiri dari
:
a. Elektronik
b. Tailoring/garment/jahit.
c. Automekanik
d. Las
e. Kerajinan kayu, alat rumah tangga
f. Computer
g. Jasa administrasi perkantoran
h. Dan sejenisnya

2. Katerampilan usaha kerajinan rumah atau sehari-hari atau sederhana


secara local, terdiri dari :
a. Pangkas rambut
b. Salon kecantikan
c. Tata boga makanan setempat
d. Kerajinan ukiran/anyaman
e. Kerajinan rotan
f. Industry tahu/tempe
g. Hortikultur
h. Pertenakan hewan local
i. Pertanian tanaman keras/tanaman pangan
j. Pertukuangan kayu/batu
k. Dan sejenisnya.

18
KURIKULUM ALTERNATIF YANG DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK OPERASIONAL LOKA BINA KARYA
Materi Pokok Materi Sub Materi Pelaksanaan
No Kegiatan Bahan
Bimbingan Bimbingan Bimbingan Pelaksanaan waktu
1 2 3 4 5 6 7 8
I Bimbingan 1. Mental a. Agama a. Sembanyang - Buku buka agama, Rohaniawan
Mental, Fisik b. Budi pekerti - Sesuai dengan tempat peralatan (Dep. Agama)
Sosial program yang ada agama/ibadah
2. Fisik 10%
Olah raga - Senam kesegaran - Alat-alat yang berkaitan
3. Social jasmani
a. Kegiatan sehari- - Menolong diri sendiri
hariADL) - Kerja bakti
b. Relasi Sosial membersihkan
lingkungan
- Berorganisasi/
19

c. Partisipasi
Masyarakat/Integ perkoperasian
ritas social

II Bimbingan 1. Jasa a. Pijat - Segmen Message - Ruangan untuk teori dan Instruktur 80%
Ketrampilan praktek, alat-alat pijak
b. Penjahitan - Konpeksi, obras - Mesin jahit/obras
c. Cukur rambut - Cukur anak-anak dan - Kursi cukur dan alat-alat
dewasa perangkat cukur
d. Bengkel - Sepede - Alat-alat bengkel sepeda
- Motor - Alat-alat reparasi motor
Materi Pokok Materi Sub Materi Pelaksanaan
No Kegiatan Bahan
Bimbingan Bimbingan Bimbingan Pelaksanaan waktu
e. Reparasi - Radio - Alat-alat reparasi radio, - Intruktur
jam, TV Depnaker
f. Percetakan - Cetak - Mesin cetak

- Stensil - Mesin stensil

- Foto copy - Mesin foto copy

- Jilid - Alat-alat jilid, alat-alat


pemotong kertas.

2. Produksi a. Kerajinan tangan 1) Anyam-anyaman - Bengan wool, benang


b. Home industry sisa ijuk, sabut kelapa,
c. Pertanian
bamboo rotan, plastic
serat napas, pandan.
20

2) Perakitan alat-alat - Lidi, kayu, kawat alat-alat


pembersih tenun

3) Perakitan alat-alat cetak - Cetakan batako, semen,


traso, pasir, tanah liat (
untuk genteng), kapur (
untuk tegel)

- Pembuatan : tahu, - Kacang kedelai, bahan


tempe, tauge, selai, kimia, kacang hijau, gula
tape, hanger baju, es macam-macam bahan
mambo, sabun selai, vaselin, tapioca,
detergen dll kain benang jahit, kertas
lem, kawat, plastic,
selang, tepung terigu, - Instruktur
susu dll. departemen
pertanian
Materi Pokok Materi Sub Materi Pelaksanaan
No Kegiatan Bahan
Bimbingan Bimbingan Bimbingan Pelaksanaan waktu
1) Pertanian lahan kering, - Lahan, alat-alat
lahan basar, tanaman perkebunan, pupuk,
hias obat-obatan, buku-buku
petunjuk.
d. Peternakan - Buku-buku peralatan,
1) Unggas
kadang lahan bibit (ayam
petelor, ayam pedaging,
burung putuh dll)
2) Ternak - Obat-obatan, makanan
hewan (sapi, babi,
kambing)
- Perikanan air tawar, - Bibit (ikan emas, gurami,
III Penyaluran a. Bimbingan e. Perikanan udang, bandeng), buku-
ikan hias, ikan tambak
kesiapan buku, obat-obatan,
peran serta makanan
masyarakat
21

- Peralatan tehnis (sound


system, transparent,
1) Penyeluhan - Ceramah
OHP, papan tulis/white
kepada keluarga
board)
dan masyarakat.

2) Mengadakan - Home visit - Menyiapkan formulir


pertemuan interview, biaya
dengan orang transportasi
tua penerima
pelayanan
3) Persiapan - Tempat, peralatan
pembentukan
tehnis, mencetak bahan-
KUBE
bahan materi yang akan
dibicarakan

1) Kerja bakti
Materi Pokok Materi Sub Materi Pelaksanaan
No Kegiatan Bahan
Bimbingan Bimbingan Bimbingan Pelaksanaan waktu
b. Bimbingan - Membantu orang orang - Peralatan kerja untuk
social/hidup lain yang membutuhkan membersihkan
bermasyarakat lingkungan
2) Mengikutsertaka
n kegiatan
dengan - Menghadiri kegiatan di - Peralatan kerja yang
masyarakat masyarakat diperlukan untuk
menyelenggarakan
hiburan, pameran,
1) Pengenalan pangejian
jadwal bimbingan
c. Bimbingan 2) Pemeliharaan Penentuan jadwal
usaha kerja dan penggunaan bimbingan
produktif. peralatan
3) Mengelola
produksi/pemasa
ran
22

1) Memantapkan
ketrampilan
d. Bimbingan 2) Bimbingan Menentukan jenis - Peralatan usaha yang
usaha kerja membuka usaha ketrampilan dibutuhkan
produktif. 3) Wiraswasta/ - Peralatan ketrampilan
kelompok Menentukan usaha yang sesuai dengan yang di-
akan didirikan butuhkan

1) Penempatan
kerja kedalam
Materi Pokok Materi Sub Materi Pelaksanaan
No Kegiatan Bahan
Bimbingan Bimbingan Bimbingan Pelaksanaan waktu
e. Penempatan keluarga - Mengadakan penjagan - Lapangan kerja/usaha
lapangan kerja sesuai - Modal/peralatan yang
2) Penempatan dengan bakat, minat, dibutuhkan.
penca pada ketrampilan yang
perusahaan/ dimiliki.
pasar kerja.

3) Penempatan
kerja pada
kelompok/di LBK

4) Pelaksanaan
rujukan.

1) Bimbingan
individu/
Bimbingan a. Bimbingan kelompok Menentukan jadwal - Biaya pelaksanaan
23

IV
lanjut/ tindak peningkatan 2) Mengembangkan bimbingan. bimbingan lanjut.
lanjut kehidupan motivasi - Formulir evaluasi
bermasyarakat 3) Mengembangkan
dan berperan kemampuan - Peralatan ketrampilan
serta dalam berperan serta yang diperlukan
pembangunan dalam kegiatan
pembangunan - PSK
- PSM
- Karang
Taruna
- Orsos
- LB-KUBE
- Badan-badan
Kop.
Setempat

1) Observasi
langsung pada
Materi Pokok Materi Sub Materi Pelaksanaan
No Kegiatan Bahan
Bimbingan Bimbingan Bimbingan Pelaksanaan waktu
b. Bantuan pelaksanaan
pengembanga usaha kerja
n bimbingan
peningkatan 2) Bantuan
ketrampilan peralatan.

3) Bimbingan pada
pemasaran hasil
kerja

4) Bimbingan
pengelolaan
usaha melalui
usaha koperasi

5) Pengembangan
sumber dana
24

1) Observasi
langsung ke
c. Bimbingan tempat usaha - Menetapkan jadwal
pemantapan
pemantapan/peningkata
usaha/kerja
n usaha

2) Evaluasi
kebersiah
Materi Pokok Materi Sub Materi Pelaksanaan
No Kegiatan Bahan
Bimbingan Bimbingan Bimbingan Pelaksanaan waktu
- Formulir-formulir
3) Bimbingan evaluasi
pengelolaan
- Bantuan tambahan
4) Bimbingan usaha modal usaha

5) Bimbingan usaha - Pemberian kesempatan


koperasi ulang melalui LBK

6) Bimbingan
pembekuan

7) Bimbingan
pengepakan

8) Bimbingan
design
25

9) Bimbingan
pengelolaan
usaha
BAGAN ALUR KEGIATAN LOKA BINA KARYA ( L B K )

PENYANDANG CACAT CALON KLIEN Penyandang Cacat


KLIEN L B K
LBK
- Rendah diri - Memiliki Keterampilan
- Isolative - Kemampuan Kerja/Usaha
- Tak Terjangkau fisik, Psikologis - Memiliki kemampuan
- Rawan Sosial Ekonomi dan social. Kegiatan Pelayanan Penyesuaian Sosial
- Berperilaku tdk normative - Potensi, bakat Rehsos. L B K
- Tdk memiliki keterampilan dan minat
- Penyuluhan dan
- pengalaman Penyaluran
Bimb. Sosial.
- Bimbingan Fisik,
L - Keluarga
Mental, Sosial, &
- Instansi Lain
B REKRUTMENT
Kerampilan
- Usaha Kelompok
26

ASSESMEN Kerja/Usaha
K - Wira Usaha
- Usaha ekonomis
- Lapangan Kerja lain,
Produktif Perusahaan
- Dan lain-lain
Rujukan ke
Instansi lain Bila
PMKS Perlu - Sarana & Prasarana
LAINYA - Fasilitas Lain Bimbingan Lanjut
- Tenanga
- Monitoring
PENGATURAN JADWAL - Bimb. Pemantapan
Kerja/Usaha
KEGIATAN BERSAMA
- Konsultasi
LBK Program Lancar
- Bantuan Stimulans
Dan Sukses
- Pembinaan bantuan
Buku ini dikutip dari Buku Panduan Penyelenggaraan Loka Bina
Karya (LBK) Direktorat Pelayanan dam Rehabilitasi Sosial Penyandang
Cacat. Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Departemen Sosial Republik Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai