Luka Robek Dan Aspek Medikolegal
Luka Robek Dan Aspek Medikolegal
Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan
dibawahnya tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan.Jembatan
jaringan tepi luka yang ireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi
dengan luka oleh benda tajam (8)
Gambar 15. Luka robek dengan terdapatnya jembatan jaringan
Tepi dari laserasi dapat menunjukkan arah terjadinya kekerasan. Tepi yang
paling rusak dan tepi laserasi yang landai menunjukkan arah awal kekerasan.
Sisi laserasi yang terdapat memar juga menunjukkan arah awal kekerasan. (8)
Bila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya pada
saat sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga dapat
menyebabkan disfungsi dari sndi tersebut. Benturan yang terjadi pada
jaringan bawah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan
emboli lemak pada paru atau sirkulasi sistemik.Laserasi juga dapat terjadi
pada organ akibat dari tekanan yang kuat dari suatu pikulan seperti pada
jantung, aorta, hati dan limfa.Hal yang harus diwaspadai dari laserasi organ
yaitu robekan yang komplit yang dapat terjadi dalam jangka waktu lama
(4,8)
setelah trauma yang dapat menyebabkan perdarahan hebat
1. ASPEK MEDIKOLEGAL
Jenis kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam Bab XX,
pasal-pasal 351 s.d. 358. Jenis kejahatan yang disebabkan karena kelalaian
diatur dalam pasal 359, 360, dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebut
djumpai kata-kata, mati, menjadi sakit sementara atau tidak dapat
menjalankan pekerjaan sementara, yang tidak disebabkan secara langsung
oleh terdakwa, akan tetapi karena salahnya diartikan sebagai kurang hati-hati,
lalai, lupa dan amat kurang perhatian1
Yang dikatakan luka berat pada tubuh pada pasal 90 KUHP, adalah
penyakit atau luka yang tidak bisa diharapkan akan sembuh lagi dengan
sempurna atau yang dapat mendatangkan bahaya maut, terus menerus tidak
cakap lagi melakukan jabatan atau pekerjaan tidak lagi memakai salah satu
panca indera, kudung (romping), lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih dari
empat minggu lamanya, menggunakan atau membunuh anak dari kandungan
ibu. 1
1. Penganiayaan ringan
2. Penganiayaan
Pasal 351(9,10)
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahundelapan bulan ataupidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
Pasal 352(9,10)
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan
yangtidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaanjabatan atau pencarian, diancam, sebagaipenganiayaan ringan,
dengan pidanapenjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribulima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi
orang yangmelakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya,
atau menjadibawahannya.
Pasal 90(9,10)
(1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuhsama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut
(2) Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan
ataupekerjaan pencarian;
10. Idries AM. Luka dan Kekerasan. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik 1st ed.
Jakarta: Binarupa Aksara; 1997. P 86-95.
11.