Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
DI RUANG ICU RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 14-19 Agustus 2017

Oleh:
Jajar Martono, S.Kep
NIM. 1630913310022

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Jajar Martono, S.Kep


NIM : 1630913310022
JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Cronic Kidney
Disease (CKD) di Ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, Agustus 2017

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ifa Hafifak, S.Kep., Ns., M.Kep Lukmanul Hakim, S.Kep.,Ns. M.Kep


NIK. 1990.2013.1.124 NIP. 19760116 199603 1 002
CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

Pengertian: Pemeriksaan penunjang: Penatalaksanaan medis Klasifikasi


Cronic Kidney Disease (CKD) 1. Laboratorium: 1. Cairan yang diperbolehkan adalah 500 sampai 600 ml 1. Bersadarkan
atau Gagal ginjal kronik adalah laju endap darah: Meninggi diperberat untuk 24 jam atau dengan menjumlahkan urine yang derajat LFG penyakit
gangguan fungsi renal yang anemia, ureum dan kreatinin, keluar dalam 24 jam ditamnbah dengan IWL 500ml. ginjal (G1 = 90; G2
progresif dan irreversible, yang hiponatremi, hypokalemia, Phosphate 2. Pemberian vitamin. = 60-89; G3a = 45-
diikuti dengan penimbunan sisa alkaline, Hipoalbuminemia dan 3. Pemberian antasida yang mengandung alumunium 59; G3b = 30-44; G4
metabolisme protein dan gangguan hipokolesterolemia, peninggian gula atau kalsium karbonat untuk hiperfosfatemia dan = 15-29; G5 = <15 ).
keseimbangan cairan dan elektrolit darah, Hipertrigliserida, asidosis hypokalemia.
yang dapat menyebabkan uremia. metabolic. 4. Pemberian antihipertensi dan control volume 2. Bersadarkan
2. Radiologi intravaskuler. diagnosis etiologi.
3. Intra vena Pielography (IVP): untuk 5. Dialysis untuk mencegah asidosis metabolik. a. Penyakit ginjal
Epidemiologi
menilai system pelvilokalisis dan ureter 6. Hiperkalemia biasanya dicegah dengan penanganan diabetes
Menurut data dari CDC tahun 4. USG: melihat bentuk ginjal, besar, b. Penyakit ginjal
dialisis yang adekuat disertai pengambilan kalium,
2010, lebih dari 20 juta warga ketebalan parenkim, kepadatan parenkim, control kalium, kayexelate diberikan sesuai kebutuhan nondiabetes
Amerika Serikat yang menderita ureter proksimal. 7. Anemia pada gagal ginjal kronis ditangani dengan c. Penyakit pada
penyakit ginjal kronik, angka ini 5. EKG: Untuk melihat kemungkinan epogen (eritropoetin manusia rekombinan). Epogen transplantasi.
meningkat sekitar 8% setiap hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda diberikan secara intravena atau subkutan tiga kali
perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit seminggu.
tahunya. Lebih dari 35% pasien
(hiperkalemia). 8. Transplantasi ginjal.
diabetes menderita penyakit ginjal
kronik, dan lebih dari 20% pasien
hipertensi juga memliki penyakit Tanda dan gejala: Penatalaksanaan Komplikasi:
ginjal kronik dengan insidensi 1. Sistem kardiovaskuler: hipertensi, pitting Keperawatan: 1. Hiperkalemia
edema, edema periorbital, pembesaran 1. Hitung intake dan 2. Perikarditis, efusi
penyakit ginjal kronik tertinggi
vena leher, friction sub pericardial. output yaitu cairan: 500 pericardial
ditemukan pada usia 65 tahun atau 2. Sistem pulmoner: krekel, nafas dangkal, cc ditambah urine dan 3. Hipertensi
lebih. Studi di Indonesia kussmaul, sputum kental dan liat. hilangnya cairan 4. Anemia
menyebutkan angka insidensi 3. Sistem gastrointestinal: anoreksia, mual dengan cara lain (kasat 5. Penyakit tulang
pasien PGK sebesar 30,7 perjuta muntah, perdarahan saluran gi, ulserasi mata) dalam waktu 24 6. Dehidrasi
penduduk dan angka kejadianya dan perdarahan mulut, pernafasan bau jam sebelumnya. 7. Kulit: gatal-gatal
sebesar 23,4 perjuta penduduk. ammonia. 2. Elektrolit natrium dan 8. Gastrointestinal: mual,
4. System musculoskeletal: kram otot kalium. Natrium: 500 muntah, bau nafas
Jumlah pasien yang menderita
kehilangan kekuatan otot. mg dalam waktu 24 seperti menyerupai
penyakit ginjal kronik diperkirakan 5. Integumen: warna kulit abu-abu jam. urin
akan terus meningkat, sebanding mengkilat, pruritus, kulit kering bersisik, 3. Diet uremia dengan 9. Asidosis metabolic
dengan bertambahnya jumlah ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut memberikan vitamin: 10. Edema
populasi, peningkatan populasi tipis dan kasar. tiamin, riboflavin,
usia lanjut. 6. Reproduksi: amenore, atrofi testis. niasin dan asam folat
PATHWAY
CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

Faktor usia diatas 60th (memasuki lansia) fungsi Faktor gaya hidup dan penyakit, seperti: hipertensi,
ginjal menurun sampai 50% karena berkurangnya DM, penyakit jantung, penyakit imun seperti lupus,
jumlah nefron. pielonefritis kronik, glomeluronefritis.

Tergangunya proses filtrasi, reabsorpsi dan sekresi, serta augmentasi pada ginjal

Sekresi protein terganggu Retensi Na Sekresi eritropoitis turun

Sindrom uremia Total cairan ekstra Produksi Hb me


seluler me
Pruritus Perpospatemia Gangguan keseimbangan Oksihemoglobin me Anemia
asam basa
Tekanan kapiler me
Gangguan rasa nyaman Kelelahan
Produksi asam Suplai O2 ke jaringan
lambung naik Vol. interstisial me me
Intoleransi aktifitas
Iritasi lambung Edema CRT >2dtk

preload naik Ketidakefektifan


Gastritis perfusi jaringan perifer

Payah jantung
Mual muntah
Ketidakseimbangan
COP turun
nutrisi kurang dari Pe intake nutrisi
kebutuhan tubuh
Aliran darah
ginjal turun

Retensi Na &
Risiko infeksi Kelebihan volume cairan
H2O naik
ASUHAN KEPERAWATAN
CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

Pengkajian Diagnosa Keperawatan


1. Identitas klien 1. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer
2. Riwayat kesehatan 2. Kelebihan volume cairan
a. Keluhan Utama 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Riwayat penyakit sekarang 4. Intoleransi aktifitas
c. Riwayat kesehatan dimasa lalu 5. Gangguan rasa nyaman
d. Riwayat penyakit keluarga 6. Risiko Infeksi
3. Pemeriksaan fisik: Head to toe
4. Pemeriksaan penunjang

Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer Kelebihan volume cairan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
NOC: NOC : kebutuhan tubuh
Circulation status, Tissue Prefussion, Fluid Balance NOC : Nutritional status food and fluid, weight
Cerebral. Setelah dilakukan tindakan keperawatan control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan volume cairan klien Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
selama (1x8 jam) kriteria hasil pasien: berkurang dengan kriteria hasil: (7x24 jam) masalah klien teratasi dengan kriteria
1. Tekanan systole dalam rentang yang 1. Keseimbangan cairan intake dan output hasil:
diharapkan dalam batas normal 1. Tidak ada tanda malnutrisi
2. Tidak ada orthostatikhipertensi 2. Terbebas dari edema, efusi, anaskara 2. Tidak terjadi penurunan berat badan
3. Tidak ada tanda peningkatan tekanan 3. Terbebas dari distensi vena jugularis, NIC :
intracranial (tidak lebih dari 15 mmHg). reflek hepatojugular Nutritional Monitoring
NIC: NIC : 1 Monitor adanya penurunan berat badan
Peripheral Sensation Management Fluid Management 2 Monitor lingkungan selama makan
1. Monitor adanya daerah tertentu yang 1. Pertahankan intake dan output yang 3 Monitor mual dan muntah
hanya peka terhadap panas, dingin, tajam, akurat 4 Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi,
tumpul 2. Pasang urin kateter jika diperlukan 5 Monitor kadar albumin, total protein Hb, dan Ht
2. Monitor adanya paratese 3. Monitor hasil laboraturium yang sesuai 6 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
3. Instruksikan keluarga untuk dengan retensi cairan papilla lidah dan cavitas oral
mengobservasi kulit jika ada lesi atau 4. Monitor status hemodinamik termasuk Nutrition Management
laserasi CVP 1. Kaji adanya alergi makanan
4. Monitor kemampuan BAB 5. Monitor TTV 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
5. Batasi gerakan kepala, leher, dan 6. Monitor indikasi retensi / kelebihan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
punggung cairan pasien
6. Kolaborasikan pemberian analgetik 7. Monitor status nutrisi 3. Berikan makanan yang terpilih (sudah
7. Monitor adanya tromboplebitis 8. Kolaborasi pemberian diuretic. dikonsultasikan dengan ahli gizi)
8. Diskusikan mengenai penyebab 4. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
perubahan sensasi
Intoleran aktivtas Gangguan Rasa Nyaman Risiko Infeksi
NOC : Activity Tolerance Comfort Status NOC: Immune Status, Knowledge: Infection Control, Risk Control
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (3x60 menit) kriteria
keperawatan selama 3x24 jam intoleran selama 3 x 24 pasien dapat merasa hasil klien akan:
aktivitas pasien teratasi, dengan kriteria nyaman dengan Kriteria Hasil : 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
hasil: 1. Control gejala (4) 2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
1. Oxygen saturation with activity 2. Sikologi yang baik (4) 3. Jumlah leukosit dalam batas normal
2. Pulse rate with activity 3. Temperatur ruangan (4) 4. Menunjukkan perilaku hidup sehat
3. Respirtory rate with activity 4. Support dari keluarga (4) NIC:
4. Systolic blood pressure with NIC: Infection Control
activity Pruritus Management 1. Intruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
5. Diastolic blood pressure with 1. Tentukan penyebab ketidaknyamanan dan setelah berkunjung pasien
activity 2. Lakukan pengkajian fisik untuk 2. Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan
6. Ease of performing activities of mengidentifikasi gangguan kulit 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
daily living (ADL) 3. Berikan krim dan losion jika perlu 4. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
NIC : 4. Kelola antipruritik jika diindikasikan 5. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
Activity therapy 5. Instruksikan pasien untuk dengan petunjuk umum
1. Bantu klien untuk mengidentifikasi menghindari penggunaan, parfum, 6. Gunakan kateter intermitten untuk menurunkan infeksi kandung
aktivitas yang mampu dilakukan sabun mandi, dan minyak, dsb. kencing
2. Bantu klien untuk memilih aktivitas 7. Berikan terapi antibiotic jika perlu
konsisten yang sesuai dengan 8. Tingkatkan intake nutrisi
kemampuan fisik, psiologi dan sosial Infection Protection
3. Monitor respon fisik, emosi, social, 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
dan spiritual 2. Monitor hitung granulosit, WBC
4. Bantu untuk mendapatkan alat 3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
bantuan aktivitas seperti kursi roda, 4. Batasi pengunjung
krek 5. Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang berisiko
6. Pertahankan teknik isolasi
7. Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
8. Inspeksi kondisi luka
9. Dorong masukan cairan
10. Dorong masukan nutrisi yang cukup
11. Dorong istirahat
12. Instruksikan pasien untuk minum antibiotic sesuai resep
13. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
14. Laporkan kecurigaan infeksi
DAFTAR PUSTAKA

1. Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention Classification
(NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

2. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

3. Gayton, Arthur C. 2007. Buku ajar Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

4. Herdman, T.H. Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing Diagnoses:


Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.

5. Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

6. Prince, Sylvia Anderson, 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4.
Jakarta: EGC.

7. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedah Brunner & Suddart.
Edisi 8. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai