Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN TRANSMISI OTOMATIS

(TOYOTA AVANZA/F651)

Pemeriksaan transmisi otomatis Toyota Avanza terdiri dari 8 jenis


pemeriksaan, yaitu:
1. Memeriksa voltase baterai
2. Memeriksa level automatic transmission fluid
3. Memeriksa park/neutral position switch assembly
4. Memeriksa posisi shift lever
5. Memeriksa pengoperasian shift lock
6. Memeriksa pengoperasian shift lock release button
7. Memeriksa cara kerja kunci interlock
8. Melakukan hydraulic test
9. Melakukan manual shifting test
10. Memeriksa dan menghapus DTC (menggunakan intelligent tester)
11. Memeriksa dan menghapus DTC (tanpa menggunakan intelligent tester)

Langkah-langkah pemeriksaan secara lengkap disajikan dibawah ini:

1. PERIKSA VOLTASE BATERAI

Voltase standar: 11 sampai 14 V

Bila voltase di bawah 11 V, recharge baterai atau ganti baterai sebelum


melanjutkan.

2. PERIKSA LEVEL AUTOMATIC TRANSMISSION FLUID

PETUNJUK:
Kemudikan kendaraan hingga mesin dan transmission mencapai
temperatur kerja normal.
Temperatur fluida:
70 sampai 90C (158 sampai 194F)

a. Parkir kendaraan pada permukaan yang rata dan tarik parking brake.
Teks dalam Gambar

*a OK Jika Panas

*b Tambah Jika Panas


b. Dengan mesin dalam keadaan idle dan rem parkir ditekan, geser shift lever
ke P sampai L, kemudian kembalikan shift lever ke posisi P.
c. Tarik keluar dipstick dan bersihkan.
d. Taruh dispstick kembali seluruhnya.
e. Tarik lagi keluar dan cek apakah level fluida berada pada range HOT.
Jika terdapat kebocoran, perbaiki atau ganti O-ring, FIPG, oil seal, sumbat
dan/atau part lainnya.

3. PERIKSA PARK/NEUTRAL POSITION SWITCH ASSEMBLY

a. Gunakan parking brake dan putar ignition switch ke ON.

b. Injak brake pedal dan periksa bahwa mesin dapat dihidupkan ketika shift lever
telah di-set dalam posisi N atau P, tetapi tidak dapat dihidupkan dalam posisi
lainnya.

c. Periksa bahwa back-up light (lampu mundur) menyala dan buzzer peringatan
mundur berbunyi ketika shift lever telah di-set dalam posisi R, tetapi tidak
dalam posisi lainnya.
Jika ditemukan kesalahan malfungsi, cek kontinuitas park/neutral position
switch assembly.

4. PERIKSA POSISI SHIFT LEVER

a. Hidupkan ignition switch ke ON dan injak pada pedal rem.

b. Konfirmasikan bahwa shift lever bergerak dengan lembut melalui semua


posisi pergeseran dan indikator posisi menunjukkan posisi shift lever yang
benar.

c. Hidupkan mesin dan konfirmasikan bahwa kendaraan bergerak maju ketika


shift lever dipindahkan dari N ke D.

5. PERIKSA PENGOPERASIAN SHIFT LOCK

a. Pindahkan shift lever ke P.

b. Putar ignition switch ke off.

c. Periksa bahwa shift lever tidak dapat digerakkan dari posisi P.

d. Periksa bahwa shift lever dapat dipindahkan dari P ketika ignition switch di
posisi ON dan pedal rem ditekan.

6. PERIKSA PENGOPERASIAN SHIFT LOCK RELEASE BUTTON

a. Pindahkan shift lever ke P.

b. Putar ignition switch ke off.

c. Tekan shift lever dengan release button dan periksa bahwa shift lever dapat
digerakkan ke berbagai posisi dari P.
7. PERIKSA CARA KERJA KUNCI INTERLOCK

a. Putar ignition switch ke ON.

b. Injak pada pedal rem dan periksa bahwa shift lever dapat digerakkan ke posisi
lain dari P.

c. Periksa apakah ignition switch tidak dapat diputar ke LOCK.

d. Gerakkan shift lever ke posisi P, putar ignition key ke posisi LOCK dan
periksa bahwa ignition key dapat dilepaskan.

8. LAKUKAN HYDRAULIC TEST


PERINGATAN:
Tes line pressure harus selalu dilakukan berpasangan. Satu orang teknisi
harus mengamati kondisi roda-roda dan ganjal roda dari luar kendaraan,
sedang lainnya melakukan pengujian.
PERHATIAN:

Lakukan pengujian ini pada temperatur kerja normal ATF


(Automatic Transmission Fluid) 70 sampai 90C (158 sampai 194F).
Berhati-hatilah untuk menjaga selang SST terhindar dari pengaruh
pipa exhaust.
Test ini harus dilakukan setelah pemeriksaan dan penyetelan mesin.
Gunakan gasket baru untuk SST dan mengukur instrumen.
Lakukan dalam kondisi A/C OFF.
Pada saat melakukan stall test, jangan melakukannya secara terus
menerus lebih dari 5 detik.
Test plug tidak dapat digunakan kembali.
a. Prosedur pemasangan pressure gauge.

1) Panaskan ATF.
2) Lepas sumbat pengujian pada sisi kiri transmission case dan
hubungkan ke SST.

b. Periksa tekanan C2.

1) Gunakan parking brake dan ganjal roda.


2) Hidupkan mesin.
3) Tetaplah menginjak brake pedal dengan kaki kiri Anda dengan
kuat dan pindahkan shift lever ke posisi D.
4) Injak accelerator pedal hingga habis. Baca dengan cepat highest
hydraulic pressure ketika putaran mesin mencapai stall speed.

c. Periksa tekanan C1 dan tekanan B2

1) Gunakan parking brake dan ganjal roda.


2) Hidupkan mesin.
3) Tetaplah menginjak brake pedal dengan kaki kiri Anda dengan
kuat dan pindahkan shift lever ke posisi R.
4) Injak accelerator pedal hingga habis. Baca dengan cepat highest
hydraulic pressure ketika putaran mesin mencapai stall speed.

d. Periksa tekanan B1

1) Dongkrak 4 roda dan topang kendaraan dengan rigid rack.


2) Hidupkan mesin.
3) Pindahkan shift lever ke posisi D dan tekan secara perlahan
accelerator pedal dan rubah pada gear 2nd. Ukur hydraulic pressure
saat putaran mesin 2000 rpm.

e. Periksa tekanan C3

1) Dongkrak 4 roda dan topang kendaraan dengan rigid rack.


2) Hidupkan mesin.
3) Pindahkan shift lever ke posisi D dan tekan secara perlahan
accelerator pedal dan rubah pada gear 3nd. Ukur hydraulic pressure
dengan membebaskan pedal.

f. Periksa tekanan Lock-up OFF

1) Dongkrak 4 roda dan topang kendaraan dengan rigid rack.


2) Hidupkan mesin.
3) Pindahkan shift lever ke posisi D dan ukur hydraulic pressure
(ketika hydraulic pressure lock-up menjadi OFF).
4) Tekan secara perlahan pedal akselesari untuk merubah gear pada
O/D. Selanjutnya akselerasikan dan ukur hydraulic pressure
dengan gear lock-up (ketika hydraulic pressure lock-up menjadi
ON)
PETUNJUK:
Dalam kondisi kecepatan kendaraan sekitar 62 sampai 77 km/jam (39
sampai 48 mph) dan sudut throttle adalah 5 sampai 20 %, lock-up O/D
menjadi ON.

Spesifikasi hydraulic pressure:


Posisi
Item Kondisi Kondisi Spesifikasi
Shift

930 sampai 1120 kPa


(9.5 sampai 11.4
C2 D Stall test
kgf/cm2, 135 sampai
162 psi)

1520 sampai 2110


kPa
C1, B2 R Stall test (15.5 sampai 21.5
kgf/cm2, 220 sampai
306 psi)

440 sampai 640 kPa


Gear 3rd dan accelerator
(4.5 sampai 6.5
C3 D pedal dibebaskan sepenuhnya
kgf/cm2, 64 sampai
(Lock-up OFF)
93 psi)

930 sampai 1130 kPa


Gear 2nd dan putaran mesin (9.5 sampai 11.5
B1 D
pada 2000 rpm. kgf/cm2, 135 sampai
164 psi)

590 sampai 750 kPa


(6.0 sampai 7.6
Lock- Ketika Lock-up OFF
D kgf/cm2, 86 sampai
up OFF
109 psi)

Ketika Lock-up ON 20 KPa atau kurang


(0.2 kgf/cm atau
kurang 2, 2.9 psi atau
kurang)

Evaluasi:
Problem Kemungkinan Penyebab

Nilai pengukuran yang lebih tinggi dari


Shift solenoid valve rusak
nilai spesifikasi dalam semua posisi

Shift solenoid valve


Nilai pengukuran yang lebih tinggi dari rusak
nilai spesifikasi dalam semua posisi Oil pump rusak

Kebocoran fluida pada


sirkuit posisi D
Tekanan rendah hanya dalam D Forward clutch (C2)
rusak

Kebocoran fluida pada


sirkuit posisi R
Reverse clutch (C1)
Tekanan rendah hanya dalam R rusak
1st and reverse brake
(B2) rusak
9. LAKUKAN MANUAL SHIFTING TEST
PETUNJUK:

Pengujian ini dapat digunakan untuk menentukan apakah terjadi


trouble atau tidak dalam sirkuit kelistrikan atau problem mekanikal
dalam transmission.
Jika ditemukan abnormalitas apapun dalam tes berikut ini, problemnya
adalah dalam transmission itu sendiri.

a. Lepas hubungan konektor wire connector.

PETUNJUK:
Hal ini memungkinkan untuk tidak mengaktifkan electrical shift control
dengan melepas hubungan kabel solenoid. Dengan cara ini,
memungkinkan untuk mengubah posisi gear dengan pemindahan secara
mekanis menggunakan shift lever.

b. Kendarai dengan kabel solenoid dilepaskan. Geser shift lever ke setiap posisi
untuk periksa apakah posisi gear berubah seperti dalam tabel di bawah ini atau
tidak.
Posisi Shift Kondisi Shifting

D 3rd

3 3rd

2 3rd

L 3rd

R Mundur

P Pawl Lock

c. Hubungkan konektor kabel solenoid.


d. Hapus DTC

10. PERIKSA DAN HAPUS DTC (menggunakan intelligent tester)

a. DTC yang disimpan dalam TCM dapat ditampilkan dengan intelligent tester
atau OBD scan tool umumnya.
Scan tool ini dapat menampilkan pending DTC dan current DTC. Beberapa
DTC tidak disimpan jika TCM tidak mendeteksi malfungsi selama siklus
pengemudi yang berurutan. Namun demikian, pendeteksian malfungsi selama
satu siklus pengendaraan disimpan sebagai pending DTC.

1) Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


2) Putar ignition switch ke ON.
3) Hidupkan tester.
4) Enter ke menu berikut ini: Powertrain / ECT / DTC / Current (or
Pending)
5) Konfirmasikan DTC dan freeze frame data dan kemudian catat semua
DTC tersebut.
6) Konfirmasi detail dari DTC

PERHATIAN:
Untuk DTC dalam BAGAN DIAGNOSTIC TROUBLE CODE, yang
mana subyeknya untuk 2-trip detection logic, lakukan langkah berikut ini.

Putar ignition switch ke OFF setelah gejala disimulasikan sekali.


Kemudian ulangi proses simulasi lagi. Bila problem sudah disimulasikan
dua kali, AT indicator light berkedip (MIL menyala) dan DTC direkam
dalam TCM.

HAPUS DTC (menggunakan intelligent tester)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


b. Putar ignition switch ke ON.
c. Hidupkan tester.
d. Enter ke menu berikut ini: Powertrain / ECT / DTC / Clear

12. PERIKSA DAN HAPUS DTC (tanpa menggunakan intelligent


tester)

a. Putar ignition switch ke ON.


b. Menggunakan SST, hubungkan terminal 13 (ECUT) dan 4 (E) pada DLC3.

PERHATIAN:
Jika posisi konektor salah, gangguan akan terjadi kembali.
Ketika terminal pemeriksaan terhubung, lampu peringatan yang
bukan untuk sistem automatic transmission pengontrol elektronik
akan menyala, maka itu bukanlah sebuah malfungsi pada sistem.

c. Membaca DTC ditunjukkan oleh seberapa kali lampu indikator AT berkedip.

PETUNJUK:

Jika sistem bekerja dengan normal, lampu akan berkedip 2 kali per detik.

d. Kode trouble seperti ditunjukkan di sebelah kiri (DTC 42 ditunjukkan


seperti pada contoh).
PETUNJUK:

Ketika 2 atau lebih kode trouble disimpan dalam memori, kode nomor
yang lebih rendah akan ditampilan terlebih dahulu.

HAPUS DTC (tanpa menggunakan intelligent tester)

a. Lepas hubungan battery cable atau cabut ECU-B fuse dari Engine room relay
block selama 60 detik atau lebih.

KODE DTC

Bila kode malfungsi ditampilkan selama pemeriksaan DTC, periksa part yang
terdaftar dalam tabel di bawah ini.

1. *1: "Comes on" berarti MIL (Malfunction Indicator Lamp) menyala.


2. *2: "DTC stored" berarti TCM menyimpan kode trouble bila ECU
mendeteksi kondisi deteksi DTC.
3. DTC ini mungkin merupakan output ketika clutch, brake dan komponen
gear dll, di dalam automatic transmission rusak.

Sistem Automatic Transmission

Kode Lampu
Item Deteksi MIL *1 Memory *2
DTC Indikator AT

DTC
P0562 System Voltage Low Menyala Berkedip
disimpan

Sensor Reference Voltage "A" DTC


P0642 Menyala Berkedip
Circuit Low disimpan

Malfungsi Sirkuit Transmission DTC tidak


- Berkedip
Range Sensor (Input PRNDL) disimpan
P0705
Malfungsi Sirkuit Transmission DTC
- Berkedip
Range Sensor (Input PRNDL) disimpan
Sirkuit Transmission Fluid DTC
P0710 Menyala Berkedip
Temperature Sensor "A" disimpan

Jarak/Kerja Sirkuit
DTC
P0711 Transmission Fluid Menyala Berkedip
disimpan
Temperature Sensor

Tidak ada Sinyal pada Output DTC


P0722 Menyala Berkedip
Speed Sensor disimpan

DTC
P0725 Sirkuit Engine Speed Input Menyala Berkedip
disimpan

Kecepatan Penguncian tidak DTC


P0741 Menyala Berkedip
dapat Disesuaikan disimpan

DTC
P0743 Shift Solenoid "E" Electrical Menyala Berkedip
disimpan

DTC
P0748 Shift Solenoid "A" Electrical Menyala Berkedip
disimpan

DTC
P0773 Shift Solenoid "F" Electrical Menyala Berkedip
disimpan

DTC
P0778 Shift Solenoid "B" Electrical Menyala Berkedip
disimpan

DTC
P0798 Shift Solenoid "C" Electrical Menyala Berkedip
disimpan

DTC
P2759 Shift Solenoid "D" Electrical Menyala Berkedip
disimpan

Sirkuit A Speed Sensor DTC


P2767 Menyala Berkedip
Turbin / Input disimpan

Kehilangan Komunikasi dengan DTC


U0100 - Berkedip
ECM/PCM "A" disimpan

Anda mungkin juga menyukai