Anda di halaman 1dari 15

KALIMAT SEDERHANA DAN KALIMAT LUAS

Kalimat sederhana yaitu kalimat yang terdiri dari satu klausa, sedangkan

kalimat luas yaitu kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Contoh kalimat

sederhana:

1. Mulanya ia hanya akan menghindari kemarahan Dulah.

2. Kisah ini sungguh-sungguh terjadi.

3. Pengusaha itu berusia 61 tahun.

4. Dia mengeluarkan amplop dari saku bajunya.

Contoh kalimat luas

1. la mengakui bahwa ia jatuh cinta padaku.

2. Ia mengunci sepedanya dan masuk ke sebuah toko.

3. Sungguhpun beliau mendapat bantuan yang besar sekali dari Belanda,

namun beliau tetap juga tidak senang tertiadap VOC.

4. Rumah itu bagus, akan tetapi pekarangannya tidak terpelihara.

2.4.1 Hubungan Gramatik antara Klausa yang Satu dengan Klausa yang Lain

dalam Kalimat Luas

Perhatikan kalimat (190) dan (191) di bawah ini:

(190) la mengakui bahwa Ia jatuh cinta kepadaku.

(191) la mengunci sepedanya, lalu masuk ke sebuah toko.

Kalimat (190) terdiri dari dua klausa, yaitu I. Ia mengakui dan 2. la jatuh

cinta kepadaku. Klausa ke 2 sebenarnya merupakan bagian dari klausa ke 1, yaitu


merupakan O klausa 1. Hal itu kelihatan jelas apabila klausa 2 disubstitusi dengan

ha! itu hingga kalimat (190) menjadi:

Ia mengakui hal itu.

Berdasarkan uraian di atas, maka kalimat luas, berdasarkan hubungan

gramatik antara klausa yang satu dengan klausa yang lain yang menjadi unsurnya,

dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: Kalimat luas yang setara dan

Kalimat luas yang tidak setara.

2.4.1.1 Kalimat Luas yang Setara :

Dalam kalimat luas yang setara masing-masing klausa berdiri sendiri-

sendiri sebagai klausa yang secra, yaitu sebagai klausa inti semua. KJausa-klausa

itu dihubungkan dengan penghubung yang setara yaitu: dan, dan lagi, serta, pula,

kemudian, atas, tetapi., tapi, akan tetapi, sedang, sedangkan, namun, melainkan,

sebaliknys, bahkan, malah dan malahan.

Contoh:

a. Badannya kurus, dan mukanya sangat pucat.

b. Orang itu miskin, lagipula sangat malas.

c. Tiba-tiba bus berbelok ke kiri, kemudian menikung tajam ke kanan.

Terdapat juga kalimat luas yang setara yang tidak menggunakan kata

penghubung. Antara klausa yang satu dengan klausa yang lainnya. Pada umumnya

dibatasi oleh adanya jeda sedang. Misalnya

la membuka lemarinya, mengambil sehelai baju baru.

Orang itu sangat ramah. adiknya sangat pendiam.


2.4.1.2 Kalimat Luas yang Tidak Setara

Dalam kalimat luas yang tidak setara klausa yang satu merupakan bagian

dari klausa lainnya. Klausa yang merupakan bagian dari klausa lainnya itu discbut

klausa bawahan, sedangkan klausa lainnya disebut klausa inti.

Klausa bawahan kadang-kadang merupakan O bagi klausa inti. Misalnya kalimat:

la mengakui bahwa ia jatuh cinta kepadaku

Merupakan klausa inti, sedangkan klausa 3 merupakan klausa bawahan

yang dalam hubungannya dengan klausa inti menduduki fungsi atribut bagi frase

gereja kecil. Hal itu menjadi jelas apabila klausa 3 disubstitusikan dengan kata

mungil.

Kata penghubung yang dapat digunakan untuk menghubungkan klausa

inti dengan klausa bawahan dalam kalimat luas yang tidak setara sangat banyak

antara lain bahwa, ketika, sebelum, karena, asal, sekalipun, yang, tempat.

2.4.2 Huhungan Makna antara Klausa yang Satu dengan Klausa Lainnya dalam

KsHmat Luas

Terdapat 17 hubungan makna yang timbul akibat pertemuan antara klausa inti

dengan klausa lainnya yaitu sebagai berikut:

2.4.2.1 Hubungan Makna 'penjumlahan'

Hubungan makna penjumlahan yaitu hubungan makna yang bersifat

menjumtahkan, menambahkan, atau menggabungkan. Kata penghubung yang

banyak digunakan untuk menyatakan hubungan makna 'penjumlahan' ialah kata

dan. Misalnya:
a. Dia membuka tali rambutnya dan mulai bersisir.

b. Penerbangnya turun dan berdiri di samping pesawat.

Kata penghubung lainnya yang digunakan untuk menyatakan hubungan

makna 'penjumlahan' ialah dan lagi, lagi, lagipula, serta, selain, di samping,

tambahan pula, dan tambahan lagi, misalnya:

Tulisan dokter itu kecil, lagi tak jelas.

Kalimat di atas sesungguhnya dapat dtgolongkan kalimat sederhana dan

dapat pula kalimat luas. Hal itu tergantung pada intonasinya. Jika diucapkan

dengan jeda sedang sesudah mengucapkan kata kecil, maka kalimat itu merupakan

kalimat luas, tetapi jika diucapkan dengan jeda pendek, kalimat tersebut termasuk

kalimat sederhana.

Kata bahwa dalam kalimat itu berfungsi sebagai penghubung klausa.

Dalam hubungannya dengan klausa inti, klausa bawahan menduduki fungsi O.

Kata bahwa merupakan kata penghubung yang berfungsi menghubungkan klausa

inti dengan klausa bawahan.

Kadang-kadang klausa bawahan merupakan S klausa inti. Misalnya:

Diakuinya bahwa ia jatuh cinta kepadaku.

Kalimat itu terdiri dari dua klausa yaitu, diakuinya sebagai klausa inti

dan ia jatuh cinta kepadaku sebagai klausa bawahan, yang dalam hubungannya

dengan klausa inti menduduki fungsi S,

Klausa bawahan merupakan PEL bagi klausa inti. Misalnya:

Aku mulai mengerti buhwa Suparto benar-benar menaruh perhatian kepadaku.


Klausa pertama sebagai klausa inti dan klausa kedua sebagai klausa

bawahan yang dalam hubungannya dengan klausa inti menduduki fungsi PEL.

Klausa bawahan merupakan KET bagi klausa inti. Misalnya:

Ketika Pahlawan Diponegoro tiba di Selarong, beliau sangat terharu.

Klausa pertama merupakan klausa bawahan yang dalam hubungannya

dengan klausa inti menduduki fungsi KET. Hal itu menjadi jelas apabila klausa

bawahan kalimat itu disubstitusikan dengan kata kemarin.

Di samping klausa bawahan yang merupakan S, O, Pel, dan Ket dalam

hubungannya dengan kalimat inti, terdapat pula klausa bawahan yang merupakan

atribut bagi suatu kata yang termasuk klausa inti.

Misalnya:

Bangunan itu terlitak di bagian luar kola, berhadapan dengan gereja kecil

yang loncengnya bersuara besar dan nyaring.

Kalimat di atas terdiri dari tiga klausa, klausa I dan 2.

2.4.2.2 Hubungan Makna 'Perturutan'

Perturutan ialah hubungan makna yang menyatakan bahwa peristiwa,

keadaan, atau perbuatan yang dinyatakan dalam klausa itu berturut-turut tcrjadi

atau dilakukan. Secara jelas hubungan makna ini ditandai dengan kata

penghubung lalu. Misalnya:

Ia mengunci sepedanya, lalu inasuk ke sebuah toko.

Di samping kata penghubung lalu, juga digunakan kata kemudian dan

lantas. Kata lantas digunakan dalam bahasa Indonesia ragam santai, misal:
Diamenutupjendelamobil, lantas keluar.

2.4.2.3 Hubungan Makna 'Pemilihaa'

Pemilihan ialah hubungan makna yang menyatakan bahwa hanya salah

satu dari yang tersebut paja klausa. klausa yang merupakan kenyataan. Misal:

Engkau menyanyi atau bermain piano

Kalimat di atas terdiri dari dua klausa, yaitu (I), engkau menyanyi dan (2)

engkau bermain piano. Klausa itu dihubungkan dengan kata penghubung atau

jelas bahwa orang yang diajak bicara diminta memilih menyanyi atau bermain

piano, diminta memilih menyanyi atau bermain piano, diminta memilih salah satu

dari keduanya. Berbeda halnya apabila kata penghubung atau diganti dengan dan,

menjadi

Engkau menyanyi dan bermain piano.

Di sini orang yang diajak berbicara diminta melakukan kedua pekerjaan,

yaitu menyanyi dan bermain piano. Contoh, misalnya:

Mereka hams pergi, atau mereka hams melunasi uang sewanya.

Hubungan makna 'pemilihan' dinyatakan dengan kata penghubung atau

tetapi, kadang-kadang penghubung baik... maupun digunakan untuk menyatakan

hubungan makna ini. Misalnya:

Baik pemuda itu kaya maupun miskin, aku tidak mempunyai perhatian

kepadanya.

Penghubung baik... maupun yang menghubungkan klausa pemuda itu kaya

dan (pemuda itu) miskin dapat diganti dengan penghubung atau, menjadi. Hingga
jelaslah bahwa penghubung baik.... maupun di situ menyatakan hubungan makna

'pemilihan'.

Anak-anak bukannya yang tidak dapat mengerjakan melainkan

memang malas.

Kata-kata meski, meskipun, walaupun, walau, kendati, kendatipun, biar,

biarpun, sekalipun dan sungguhpun termasuk kata penghubung menyatakan

makna 'perlawanan'. Dapat dibuktikan dengan kata tetapi. Misal:

Meskipun sudah kaya masih giat mengumpulkan harta.

Kata meskipun pada kalimat di atas, disubstitusi dengan kata tetapi sedikit

perubahan struktur sehingga menjadi:

la sudah kaya, tetapi masih juga giat mengumpulkan harta.

Kolerasi antara kata-kata penghubung memang memungkinkan adanya

persamaan makna dimungkinkan adanya persamaan makna yang dinyatakan. Di

bidang makna terdapst perbodaan diantara kata-kata penghubung itu. Meskipun

termasuk penghubung yang menyatakan hubungan makna 'perlawanan' tetapi

sesungguhnya makna 'perlawanan' itu dapat dibedakan menjadi berapa golongan,

misal:

Ahmad kaya, tetapi Ali miskin.

Kalimat ini terdiri dari dua klausa, yaitu I. Ahmad kaya dan 2. Ali miskin.

Kedua klausa ini berlawanan disebut perlawanan opositil".

Ahmad berbaju merah tetapi Ali berbaju putih


Kalimat ini terdiri dari dua klausa, yaitu Ahmad berbaju merah dan 2. Ali

berbaju putih. Makna kedua ini tidak berlawanan disebut perlawanan 'perlawanan

yang kontrastif.

Ahmad pandai, tetapi malas

Kalimat ini terdiri dari 2 klausa, yaitu 1. Ahmad pandai, 2. Ahmad malas

dinyatakan pada klausa ke 2 rrembatasi/mengurangi isi dinyatakan pada klausa

pertama. Hal ini membatasi/mengurangi sifat baik yang dinyatakan pada klausa

kedua.

Kalimat

Ahmad pandai, tetapi tekun

Ahmad pandai, tetapi rajin.

Kalimat yang tidak gramatik. Makna "perlawanan" disebut perlawanan

Limitatif.

Ahmad ingin pergi ke Jakarta, tetapi tidak mempunyai bekal. Kalimat ini

terdiri dari 2 klausa yaitu I) Ahmad ingin pergi ke Jakarta. 2)

Ahmad tidak mempunyai bekal. Klausa kedua tidak berlawunan dengan

klausa pertama disebut hubungan makna '"perlawanan implikatif'.

2.4.2.4 Hubungan Makna 'Lebih'

Untuk menjelaskan hubungan makna ini diambil contoh kalimat

Mobil itu sering rusak, bahkan kini sudah tidak berjalan lagi.

Pada kalimat ini melebihi klausa dimungkanya, kata bahkan itu lebih

buruk daripada yang dinyatakan pada klausa dimungkanya. Hubungan mdhna ini

secara jelas dinyatakan dengan kata penghubung bahkan. Misalnya:


Semua itu adalah miliknya, bahkan aku pun menjadi miliknya bila aku turun

ke darat.

Kata penghubung malah dan malphan digunakan pula menyatakan

hubungan makna ini sehingga kata penghubung bahkan pada kalimat ini dapat

diganti dengan kedua kata itu.

Semua itu adalah miliknya, malah aku pun menjadi miliknya bila aku turun ke

darat.

2.4.2.5 Hubungan Makna 'Waktu'

Hubungan makna 'waktu' ialah hubungan makna yang menyatakan waktu,

yaitu waktu terjadinya, waktu permulaan maupun waktu berakhirnya perbuatan,

peristiwa, atau keadaan yang tersebut pada klausa inti.

Kata penghubung yang dapat digunakan: ketika, tatkala, tengah, sedang,

waktu, sewaktu, selagi, semasa, sementara, serta, demi, begitu, selama, dalam,

setiap, setiap kali, tiap kali, sebelum, setelah, scsudah, sehabis, sejak, semenjak,

sedari, sehingga, hingga dan sampai.

Kata penghubung ketika, tatkala, tengah, sedang, waktu, sewaktu, selagi,

semasa, sementara, serta, demi, begitu, selama, dan dalam menyatakan bahwa apa

yang ditanyakan dalam klausa inti dan klausa itu terjadi bersama-sama. Misal:

Ali membaca surat kabar ketika Ibunya memanggil-manggil.

Kalimat ini terdiri dari dua klausa yaitu I. Ali membaca surat kabar, 2.

Ibunya memanggil-manggil. Di dalam klausa ini terjadi bersama-sama pada satu

waktu. Kata penghubung setiap, setiap kali dan tiap kali sama dengan kata

penghubung di atas juga menyatakan pada klausa inti dan klausa bawahan terjadi
bersama-sama hal bedanya ialah bahwa di sini apa yang dinyatakan pada klausa-

klausa itu beberapa kali saja. Misal:

Setiap kali dia datang, dilihatnya Karmila bertambah cantik.

Kata penghubung sebelum digunakan pada klausa inti tefjadi pada klausa

bawahan misal:

Sebelum ayahku meninggal, aku telah menanam tiga pohon kelapa. Pada

klausa inti terjadi lebih kemudian dari klausa bawahan maka digunakan

penghubung setelah, sesudah dan sehabis. Misalnya:

Setelah mencuci pakaian, aku menunggunya di geladak.

Kata penghubung sajak, semenjak, sedari digunakan menyatakan batas waktu

permulaan. Kata sedari kurang lazim digunakan dalam ragam resmi. Misal:

Mereka sudah tinggal di pondok di halaman belakang itu sejak mereka baru

menikah.

Kata penghubung hingga, sehingga dan sampai digunakan menyatakan

batas waktu.

Keadaan itu berlangsung terus hingga saat tapi disuguhkan.

2.4.2.6 Hubungan Makna 'Perbandingan'

Hubungan makna 'perbandingan' menyatakan suatu perbandingan, yaitu

perbandingan antara apa yang dinyatakan pada klausa inti dengan apa yang

dinyatakan pada klausa bawahan. Maka kata penghubung yang digunakan

daripada yang menuntut hadirnya kata lebih pada klausa inti.


Contoh:

Mereka lebih suka memiliki uang daripada menyimpan barang Apabila

perbandingan itu menunjukkan kesamaan atau kemiripan digunakan

kata penghubung seperti: bagaimana, bagi, seakan-akan. seakan. seolah-

olah, seolah, serasa-rasa, dan scrasa. Misal:

Engkau pernah berjanji untuk memberi kebebasan kepada anakmu dahulu

seperti aku pernah berjanji pula.

2.4.2.7 Hubungan Makna 'Sebab'

Terdapat hubungan makna sebab apabila klausa bawahan menyatakan

sebab atau alasan terjadinya peristiwa atau dilakukannya tindakan yang di.sebut

dalam klausa inti. Hubungan ini ditandai kata penghubung karena: misal

Percakapan. Percakapan hadirin kadang-kadang tidak kutangkap oleh kartn*

pikiranku tidak ada di sana.

Kata lantaran lebih lazim digunakan dalam ragam tidak resmi.

The hijau digemari orang lantaran teh hijau melancarkan air seni. Kata

hubung berkat digunakan untuk hal-hal yang baik, menyenangkan

sebaiiknya kata hubung akibat digunakan untuk hal yang tidak baik, tidak

menyenangkan.

Berkat raj in dan ulet, ia berhasil dalam usahanya.

Akibat tertimpa longsoran batu padas pada sebuah gua, empat orang telah

meninggal seketika.

Kata penghubung berkat dan akibat keduanya menyatakan hubungan

makna 'sebab' disebut kalimat yang tidak gramatik.


2.4.2.8 Hubungan Makna 'Akibat'

Hubungan makna 'akibat' terdapat apabila klausa bawahan menyatakan

akibat dari apa yang dinyatakan pada klausa inti. Hubungan makna ini ditandai

dengan penghubung hingga, sehingga, sampai, dan sampai-sampai.

Misal:

Sinar lampu-lampu minyak yang dipasang di tiang-tiang waning beg itu

terangnya sehingga aku dapat melihat dengan jelas bintik-bintik kcringat

pada mungka perempuan yang duduk dua meja jauhnya dari tempatku.

2.4.2.9 Hubungan Makna 'Syarat

Hubungan makna 'syarat' apabila klausa bawahan menyatakan syarat bagi

terlaksananya apa yang tersebut pada klausa inti. Hubungan ini ditandai dengan

kata penghubungya.

Kemauan untuk hidup ini akan ada jika di dalam diri seseorang ada perasaan

bahwa dia dibutuhkan oleh lingkungannya.

Kalimat ini terdiri dari 3 kiausa, klausa 2 dan 3 berfungsi sebagai klausa

bawahan menyatakan syarat. :

Kata penghubung lain yang digunakan untuk menyatakan hubungan

makna syarat ialah apabila, bila, bilamana, manakala, jikaiau, kalau, asal, asalkan.

Misal:

Bilamana hujan turun agak lebat, daerah itu tentu tergenang air.

2.4.2.10 Hubungan Makna 'Pengandaian'

Hubungan makna 'pengandaian' terdapat apabila klausa bawahan

menyatakan suatu andaian, suatu syarat yang tidak mungkin terlaksana bagi
klausa inti sehingga apa yang dinyatakan oleh klausa inti juga tidak mungkin

terlaksana. Hubungan makna ini secara jelas ditandai dengan penghubung

andaikan, anJaikala, seandainya, sekiranya, dan seumpama.

Contoh:

Sekiranya ia seorang Dokter, tentu akan dapat menolongnya.

2.4.2.11 Hubungan Makna 'Harapan"

Hubungan klausa bawahan ini menyatakan sesuatu yang diharapkan, ialah

dengan terlaksananya atau dikerjakannya apa yang tersebut pada klausa inti

diharapkan akan terlaksana pula apa yang tersebut pada klausa bawahan.

Hubungan amkna ini ditandai dengan penghubung agar. supaya, agar supaya. dan

biar.

Dokter itu memberi isyarat agar Anton mengikutinya.

2.4.2.12 Hubungan Makna 'Pcnerang'

Hubungan makna 'penerang' terdapat apabila klausa bawahan

menerangkan salah satu unsur yang terdapat dalam klausa inti. Unsur yang

diterangkan itu selalu berupa kata atau frase nomonal. Kata penghubung yang

digunakan ialah yang, dimana, darimana, dan tempat.

Contoh:

Sebetum tidur, waktuku kupergunakan untuk membalas surat-surat yang

jumlahnya amat terbatas.

Pada klausa pertama merupakan unsur klausa inti dan klausa kedua

merupakan menerangkan frase.Kata penghubung yang digunakan menandai


hubungan yaitu dimana, darimana, "Jan tempat. Kata penghubung dimana dan

darimana tidak digunakan dalam bahasa Indonesia ragam baku. Misal:

Pintu kamar itu menuju ke kamar tamu yang sekarang ditempati oleh kedua

orang tua Faisal.

2.4.2.13 Hubungan Makna 'IsP

Hubungan makna 'isi' terdapat apabila klausa bawahan menyatakan apa

yang dikatakan, dipikirkan, didengar, disadari, diyakini, diketahui, dinyatakan,

dijelaskan, dikemukakan, ditanyakan dalam klausa inti, atau dengan singkat dapat

dikatakan bahwa klausa bawahan merupakan isi klausa inti. Kata penghubung

makna inti ditandai kata bahwa'. Misal:

Contoh:

Aku mulai mengerti hari itu bahwa Suparto menaruh perhatian padaku.

Kata kalau, kalau-kalau digunakan menyatakan makna isi, misal:

Seorang bertanya kalau aku mau melihat keadaan mayat kata

penghubung kalau dan kalau-kalau dapat diganti dengan kata apakah menjadi

Seorang bertanya apakah aku melihat keadaan mayat.

2.4.2.14 Hubungan Makna 'Cam'

Hubungan makna cara terdapat apabila klausa bawahan menyatakan

bagaimana perbuatan yang disebutkan pada klausa inti itu dilakukan atau

bagaimana peristiwa yang disebutkan dalam klausa inti itu terjadi. Kata

penghubung yang digunakan ialah dengan, tanpa, sambil, seraya, dan sembari.

Contoh:

Anton mengangkat bahu seraya menoleh kepada istrinya.


Dia merokok sembari menatap langit-langit yang kotor berdebu. kata sembari

digunakan dalam bahasa Indonesia ragam santai.

2.4.2.15 Hubungan Makna 'Perkecualian' '

Hubungan makna 'perkecualian' terdapat apabila klausa bawahan

menyatakan suatu perkecualian, miaksudnya menyatakan sesuatu yang

dikecualikan dari apa yang dinyatakan dalam klausa inti. Kata penghubung yang

digunakan ialah kata kecuali dan selain.

Misai:

Santi tidak melakukan dansa dengan sepenuhnya kecuali sekedar

melangkahkan kaki untuk terpijak atau menginjak.

Kata kecuali dan kata selain dapat diganti dengan kecuali dengan selain,

selain dengan kecuali pada sebuah kalimat.

2.4.2.16 Hubungan Makna 'Kegunaan'

Hubungan makna 'kegunaan' terdapat apabila klausa bawahan menyatakan

kegunaan, menjawab pertanyaan untuk apa. Kata penghubung yang digunakan

ialah untuk, guna, dan bual. Kata buat tidak digunakan dalam Bahasa Indonesia

ragam beku.

Misal:

Hakim mendatangkan saksi guna dimintai penjelasan.

la bekerja keras untuk mencapai cita-citanya

Banyak negara yang dikunjunginya buat memperoleh kepuasan hidup.

Anda mungkin juga menyukai