Etika Dan Karakter Pendidik PAUD PDF
Etika Dan Karakter Pendidik PAUD PDF
PENDIDIK PAUD
1
KATA PENGANTAR
Buku ini disiapkan untuk membantu para pendidik PAUD agar secara
konseptual memahami hal-hal yang berkaitan dengan etika serta karakter
yang sesuai bagi pendidik PAUD. Materi dalam buku disusun secara
praktis terkait dengan berbagai teori maupun ilustrasi mengenai etika dan
2
karakter serta soal-soal latihan yang dapat membantu para pendidik
PAUD mengasah pemahaman atas materi yang telah dipaparkan.
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang 6
B. Tujuan .. 8
D. Petunjuk Belajar . 9
B. Indikator 10
C. Materi/Submateri 10
D. Metode Pembelajaran 11
E. Penilaian 11
F. Alokasi Waktu 11
G. Sumber Belajar 11
H. Media Pembelajaran 11
4
c. Kode Etik dan Etika Pendidik 16
2. Karakter
a. Pengertian Karakter 22
B. Rangkuman Materi 40
Bab IV Penutup 44
Lampiran
Kunci Jawaban . 46
Daftar Pustaka 47
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu elemen primer dalam kehidupan
manusia di masa modern. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha
memanusiakan manusia. Paulo Freire, seperti yang dikutip Yunus (1),
melihat pendidikan sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan
fungsi manusia menjadi manusia agar terhindar dari berbagai bentuk
penindasan, kebodohan, sampai ketertinggalan. Pendidikan, sebagai
suatu usaha yang disengaja dan sistematis, tidak semata-mata
terbatas sekat ruang sekolah formal namun juga nonformal dan dimulai
sejak usia dini. Semakin tingginya kesadaran orang tua dan pemerhati
pendidikan mendorong terbentuknya suatu wadah pendidikan anak
usia dini (PAUD) yang bergerak hingga ke masyarakat akar rumput.
Untuk suatu upaya pendidikan berjalan dengan baik diperlukan
beberapa elemen, tidak terkecuali dalam pendidikan anak usia dini
(PAUD) dimana salah satu elemen yang penting keberadaannya
adalah pendidik. Pendidik, menurut Zahara Idris dan Lisma Jamal,
adalah orang dewasa yang bertanggungjawab memberikan bimbingan
kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya,
agar mencapai tingkat kedewasaan (mampu berdiri sendiri) memenuhi
tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri, dan
makhluk sosial. Peran mereka terutama nampak dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu mentransformasikan
kebudayaan secara terorganisasi demi perkembangan peserta didik
(siswa). Khususnya dalam pendidikan anak usia dini, pendidik sangat
memegang peran sentral sebagai role model peserta didiknya.
Mengutip Diaz, pendidik sebagai model harus dapat menunjukkan:
- Guru sebagai ahli di bidangnya
6
- Guru sebagai contoh pembentukan moral
- Guru sebagai orang yang memiliki kepedulian dan melakukan
tindakan
- Guru sebagai figur pemimpin yang memiliki otoritas
- Guru sebagai fasilitator yang selalu siap membantu siswanya
- Guru sebagai delegator
7
7) Pendidik menjunjung tinggi kode etik profesional. Bahwa guru
sebagai jabatan profesional tentunya mempunyai kode etik yang
harus dipedomani dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik.
B. TUJUAN
Materi dan modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi
pendidik PAUD terkait konsep etika dan karakter sehingga nantinya
pendidik PAUD dapat mengaplikasikan dalam proses pembelajaran
yang dilakukan.
8
D. PETUNJUK BELAJAR
Peserta diklat membaca modul, melakukan diskusi dan tanya-jawab,
serta mengerjakan tugas-tugas yang telah disiapkan
9
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. KOMPETENSI
Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah peserta didik dapat
memahami etika dan karakter pendidik PAUD.
B. INDIKATOR
1. Peserta dapat menjelaskan konsep etika dan etika pendidik PAUD
2. Peserta dapat menjelaskan pentingnya etika pendidik dalam proses
pembelajaran di PAUD
3. Peserta dapat menjelaskan konsep karakter dan karakter pendidik
PAUD
4. Peserta dapat mengaplikasikan etika dan karakter dalam
pembelajaran di PAUD.
C. MATERI/SUBMATERI
Materi yang akan dibahas dalam modul ini adalah :
1) Etika
a. Definisi etika
b. Manfaat Etika Bagi Pendidik PAUD
c. Kode Etik dan Etika Pendidik PAUD
2) Karakter
a. Definisi karakter
b. Faktor-Faktor Yang Membentuk Karakter
c. Karakter dan Citra Diri Pendidik
10
D. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang akan dilakukan dalam penyajian materi ini
adalah:
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Diskusi kelompok
4) Aktivitas lain (menonton film, analisis kasus dari media massa)
E. PENILAIAN
Penilaian akan dilakukan melalui evaluasi pre-test dan Post test yang
berbentuk soal pilihan berganda (multiple choice)
F. ALOKASI WAKTU
4 jam pelajaran atau 180 menit
G. SUMBER BELAJAR
Modul, pustaka acuan, film, contoh kasus
H. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang digunakan dalam penyajian materi ini
adalah :
1) Modul
2) Slide dan OHP
3) Film
4) Kliping artikel media massa (surat kabar)
11
BAB III
MATERI
A. URAIAN MATERI
1. ETIKA
a. Pengertian
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti
timbul dari kebiasaan. Etika adalah cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standard dan penilaian moral. Etika berhubungan erat dengan
konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran
atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Etika
biasanya sering diasumsikan bersinonim atau memiliki
kesamaan dengan moral. Moral atau moralitas biasanya
dikaitkan dengan sistem nilai tentang bagaimana kita harus
hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung
dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasehat, peraturan,
perintah, dan semacamnya yang diwariskan secara turun-
temurun melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang
bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia benar-
benar menjadi manusia yang baik.
12
13
b. Manfaat Etika Bagi Pendidik
Menurut Suseno, ada empat alasan mengapa manusia perlu
beretika: Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin
pluralistik. Perlu kesatuan tatanan normatif. Kedua, kita hidup
dalam masa transformasi masyarakat yang sangat cepat. Dalam
transformasi ekonomi, sosial, intelektual, dan budaya itu nilai
budaya tradisional tertantang. Perubahan-perubahan budaya
terjadi begitu cepat akibat modernisasi. Dalam situasi seperti ini,
etika membantu kita agar jangan kehilangan orientasi, dapat
membedakan antara yang hakiki dan apa yang boleh berubah
dan dengan demikian tetap sanggup untuk mengambil sikap
yang dapat dipertanggungjawabkan.
14
segala kualitas positif dalam dirinya berhak untuk mengukirkan
nasibnya sesuai dengan yang diimpikan.
15
Bayangkan
andai induk ayam hutan adalah guru,
dan sang elang kecil adalah siswa
16
Kode etik disusun biasanya menyesuaikan konteks lokal
dimana setiap region biasanya memodifikasi kode etik profesi
mereka sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di region
tersebut walaupun tetap ada prinsip-prinsip umum yang teguh
dipegang dan berlaku universal di berbagai wilayah. Pada
umumnya, kode etik pendidik bersumber dari:
1) nilai-nilai agama dan Pancasila
2) nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
3) nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi
perkembangan jasmaniah, emosional, sosial, dan spiritual.
17
6) secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat prosesinya.
18
Ilustrasi Kasus :
Tasya mengolok-olok temannya, Sita, yang mengenakan
jilbab ke sekolah. Tasya mengatakan Sita seperti nenek-
nenek karena mengenakan jilbab. Kebetulan saat itu Pak
Wawan, salah seorang guru, melihat kejadian tersebut. Pak
Wawan pun menghampiri Sita dan Tasya lalu menjelaskan
kepada Tasya mengenai jilbab secara sederhana serta
meminta Tasya untuk minta maaf pada Sita.
19
Ilustrasi kasus :
Di kelas Ibu Rosa, ada seorang murid bernama Afika yang
sangat menyukai musik namun membenci berhitung. Untuk
mengakali Afika agar senang berhitung akhirnya Ibu Rosa
memperkenalkan angka dan mengajari berhitung kepada
Afika melalui nyanyian dan permainan alat musik sehingga
akhirnya Afika mulai menguasai materi berhitung.
Bagaimana pendapat Anda terhadap sikap Ibu Rosa?
Apakah Anda pernah memiliki pengalaman serupa?
20
Ilustrasi kasus :
Nanda akhir-akhir ini tidak bersemangat untuk mengikuti
kegiatan belajar dan bermain dengan teman-temannya. Bahkan
dalam satu minggu ini Nanda sudah tiga kali tidak masuk
sekolah. Ibu Mirna, sebagai guru di PAUD tempat Nanda
bersekolah, alih-alih melakukan pendekatan dan menanyakan
masalah kepada Nanda, Ibu Mirna malah mengatakan Nanda
sebagai siswa pemalas dan sombong.
21
dengan individu lainnya atau dikenal juga dengan karakter.
Karakter, jika dikaitkan dengan etika, merupakan kecakapan
khusus yang didukung oleh kesadaran moral, perasaan moral, dan
tindakan moral.
2. KATAKTER
a. Pengertian
Karakter adalah evaluasi kualitas tahan lama individu
tertentu. Konsep karakter dapat menyiratkan berbagai atribut
termasuk keberadaan atau kurangnya kebajikan seperti perilaku
integritas, keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan.
Karakter terutama mengacu pada kumpulan kualitas yang
membedakan satu orang dari yang lain. Menurut Pusat Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),
karakter didefinisikan sebagai bawaan hati, jiwa, kepribadian,
budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, temperamen, watak.
Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat,
bertabiat, dan berwatak. Karakter mengacu kepada serangkaian
sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations),
dan keterampilan (skills). Selain itu, karakter, khususnya
karakter yang baik, tidak berdiri sendiri melainkan merupakan
suatu rangkaian dari perbuatan yang tidak hanya ditujukan
kepada diri sendiri melainkan juga perbuatan yang berhubungan
dengan orang lain seperti yang dikatakan Aristoteles, seorang
filsuf Yunani :
22
Individu yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berperilaku
negatif akan digolongkan sebagai individu yang memiliki
karakter buruk atau negatif. Sebaliknya, individu yang
berperilaku sesuai kaidah moral digolongkan sebagai individu
dengan karakter positif. Individu yang berkarakter baik atau
positif adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang
terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya sendiri, sesama manusia,
dan lingkungannya dengan mengoptimalkan potensi dirinya dan
disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya
(perasaannya). Karakter positif berarti individu memiliki
pengetahuan tentang potensi dirinya yang ditandai dengan nilai-
nilai seperti reflektif, percaya diri, kreatif dan inovatif, mandiri,
bertanggung jawab, jujur, pemaaf, menepati janji, dan kualitas
positif lainnya.
23
Karakter juga menentukan sikap, perkataan, dan tindakan
seseorang dimana hal-hal tersebut dapat membantu untuk
mencapai kesuksesan. Pembentukan karakter individu pada
umumnya melalui berbagai proses dimana banyak faktor yang
berperan selama proses pembentukan karakter berlangsung.
Karakter terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan
(virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan
terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani
bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.
Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter
masyarakat dan karakter bangsa.
24
individu untuk memiliki karakter positif tertentu. Misalnya saja
sebagai pendidik (guru) dalam suatu komunitas pendidikan,
seperti PAUD, dibutuhkan karakter seperti jujur, perhatian,
sabar, dan karakter positif lain sebab pendidik dalam komunitas
pendidikan berperan sebagai teladan dan model bagi anak
didiknya.
25
upaya membangun karakter positif, khususnya karakter dalam
diri pendidik, disusunlah 16 pilar pembangun karakter :
1) Kasih sayang
2) Penghargaan
3) Pemberian ruang untuk pengembangan diri
4) Kepercayaan
5) Kerja sama
6) Saling berbagi
7) Saling memotivasi
8) Saling mendengarkan
9) Saling berinteraksi secara positif
10) Saling menanamkan nilai-nilai moral
11) Saling mengingatkan dengan ketulusan hati
12) Saling menularkan antusiasme
13) Saling menggali potensi diri
14) Saling mengajari dengan kerendahan hati
15) Saling menginspirasi
16) Saling menghormati perbedaan
26
c. Karakter dan Citra Diri Pendidik
27
Seorang pendidik anak usia dini, menurut Megawangi
(2005), perlu memiliki karakteristik sebagai berikut :
28
Alkisah ada seorang bernama Johny yang senang berkelana.
Ia selalu mengantongi segenggam biji apel dikantongnya.
Kemanapun ia pergi, ia selalu menebar biji apel, sehingga ia
terkenal dengan Johny Appleseed. Ia tidak berpikir apakah
benih yang ditebarkan akan tumbuh dan ia juga tidak berniat
menikmati buahnya, atau berteduh di bawahnya. Apa yang
dilakukan Johny the Appleseed ternyata menumbuhkan beribu-
ribu pohon apel yang mana Johny tidak bisa melihat hasilnya.
29
Psikolog Sigmud Freud, Ekonom Loudwig atau negara
Singapura bebas korupsi, atau warga Korea di Seoul yang
turun ke jalan berpesta pora merayakan kemenangan tim
sepak bolanya masuk ke final, tetapi tidak membuat satu
pohonpun patah, tidak ada satu pot bungapun rusak, dan
tidak ada satu pun botol minuman yang tergeletak di jalan.
30
tidak baik, begitu pula sebaliknya, karena disebut teori chaos
atau teori kekacauan.
31
2. Membangun Citra Diri Positif Anak
Banyak perilaku guru yang dapat membunuh karakter
anak, yaitu dengan membuat anak merasa rendah diri.
Seorang guru yang tidak pernah memberi pujian atau kata-
kata positif, kecuali cemoohan dan kata-kata negatif akan
memuat muridnya menjadi tidak percaya diri. Rasa tidak
percaya diri yang telah terbentuk sejak anak usia dini akan
terbawa sampai dewasa.
32
selesai guru akan menempelkan stiker di lembaran bukunya.
Dalam memeriksa hasil kerja, guru tidak mencoretr hasil
kerja anak yang salah, tetapi dengan membetulkannya
dengan cara menuliskan jawaban yang benar di samping
hasil kerja anak yang salah.
33
salah, kamu pasti tidak belajar ya? atau lihat anak-anak,
betul tidak jawaban Rika?. Seharusnya reaksi guru adalah
jawabannya belum lengkap, mungkin ada jawaban yang
lain? atau jalannya sudah hampir benar, tetapi coba kamu
ulangi lagi, mungkin ada jawaban yang kamu lupakan atau
Ana, nanti kamu duduk sama Shella dan kamu berdua
dapat memecahkan soal itu ?
34
Di dalam ilustrasi ini, dikandung bahwa seorang guru
perlu menampilkan etika membangun citra positif anak
melalui perilaku-perilaku : santun, tulus, mencintai anak,
memberikan pujian dan menciptakan kesenangan anak
dengan melabel atau memberi cap negatif anak.
35
saja diri kamu dulu, nanti dengan sendirinya anak kamu
akan menjadi baik .Thomas Lickona mengatakan bahwa
values are caught, nilai-nilai yang ditangkap anak adalah
melalui contoh dari guru dan orang tuanya. Nilai-nilai adalah
yang diterangkan langsung oleh gurunya.
36
diri sebagai tokoh panutan, maka diri kita sendiri harus
diperbaiki dulu.
37
yang menyebabkan banyak manusia yang tidak konsisten
antara kata dan tindakannya.
38
Citra diri guru dapat dimaksudkan sebagai gambaran
tentang diri pribadi guru yang diberikan appresiasi oleh
masyarakat. Penilaian yang diberikan oleh masyarakat
terhadap guru bisa positif atau negatif tergantung kepada
kepribadian maupun karakter yang muncul sebagai wujud
profesi guru secara utuh. Citra Diri Positif (positive self-
image) dapat membangun dan mempermudah karir
seseorang, karena dia memandang positif kepada
kemampuan diri, melihat kelebihan diri, bukan
kekurangannya. Dengan berpikir positif pada diri, membuat
dirinya berharga.
39
untuk meraih keberuntungan. Citra diri yang positif
mendorong guru untuk menjadi pemenang dalam segala hal.
Menurut orang-orang yang bercitra diri positif, kekalahan,
kegagalan, kesulitan dan hambatan sifatnya hanya
sementara. Fokus perhatian mereka tidak melulu tertuju
kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut,
melainkan fokus mereka diarahkan pada jalan keluar.
Seringkali kita memandang pada pintu yang tertutup terlalu
lama, sehingga kita tidak melihat bahwa ada pintu-pintu
kesempatan lain yang terbuka untuk kita.
B. RANGKUMAN MATERI
40
Karakter dapat menunjukkan diri kita sebenarnya dan menentukan
sikap, perkataan, dan tindakan. Guru yang memiliki kemampuan
membangun citra diri dan karakter positif akan sukses dar mudah
membangun karier. la selalu melihat kelebihan diri, bukan kekurangan.
Guru mampu membuat dirinya berharga di mata orang lain. Contohnya
antara lain citra kejujuran, kesabaran, ketegasan, kedisiplinan dan
wibawa merupakan citra positi yang disukai siapapun. Di dalam
membangun citra diri ini dibutuhkan kemauan dan keseriusan dan
memang tidak mudah, sering tidak akan terlihat langsung hasilnya
karena citra diri merupakan produk pembelajaran dari orangtua,
pengasuh yang memberikan kontribusi terbesar pada citra diri kita.
41
3. Menjunjung tinggi martabat profesi sebagai pendidik adalah
tujuan dari
a. Etika pendidik
b. Kode etik pendidik
c. Norma pendidik
d. Karakter pendidik
5. Salah satu sikap guru atau pendidik PAUD yang positif adalah
a. Menggunakan kekerasan sebagai teknik disiplin
b. Mengabaikan perbedaan peserta didik
c. Memahami karakteristik tiap peserta didik
d. Kurang melibatkan siswa
42
7. Karakter sangat berperan dalam menentukan seseorang
a. Sikap, perkataan, dan tindakan
b. Sikap, perasaan, dan tindakan
c. Sikap, perkataan, dan keimanan
d. Perkataan, motivasi, dan tindakan
43
BAB IV
PENUTUP
44
LAMPIRAN
45
LAMPIRAN
A. KUNCI JAWABAN
1. D
2. B
3. B
4. A
5. C
6. B
7. A
8. C
46
DAFTAR PUSTAKA
Ronnie M., Dani. Seni Mengajar dengan Hati. Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2005
Tim Penyusun Naskah PLPG PGSD FIP UNJ. Modul Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Negeri
Jakarta, 2011.
47