Anda di halaman 1dari 2

ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA

1. Seluruh peradilan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia adalah peradilan


negara dan ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 3 ayat (1) UU No. 4/2004)
2. Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud
undang-undang ini (Pasal 2 UU No. 3/2006)
3. Peradilan negaramenerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila (Pasal 3 ayat (2) UU No. 4/2004)
4. Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam
di bidang :
a. Perkawinan
b. Waris
c. Wasiat
d. Hibah
e. Wakaf
f. Zakat
g. Infak
h. Shodaqoh
i. Ekonomi syariah
Ekonomi syariah yang dimaksud dalam pasal diatas adalah perbuatan atau
kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syariah, antara lain :
a. Bank syariah
b. Lembaga keuangan mikro syariah
c. Asuransi syariah
d. Reasuransi syariah
e. Reksadana syariah
f. Obligasi syariah dan surat berjangka menengah syariah
g. Sekuritas syariah
h. Pembiayaan syariah
i. Pegadaian syariah
j. Dana pensiun lembaga keuangan syariah dan
k. Bisnis syariah

5. Pasal 4 UU No4/2004
6. Pasal 5 UU No. 4/2004
7. Beracara dikenakan biaya (pasal 21 ayat (1) HIR/pasal 145 ayat (4) R.Bg
Tidak ada biaya tidak ada perkara. Perkara hanya bisa didaftarkan setelah dibayar
panjar biaya perkara oleh yang berkepentingan. Dalam putusan akhir, biaya perkara

1
dibebankan kepada pihak yang kalah, kecuali dalam bidang perkawinan yang selalu
dibebankan kepada pihak penggugat/pemohon. Biaya perkara ini meliputi biaya
kepaniteraan, biaya proses dan biaya meterai.

8. Hakim aktif dalam memimpin persidangan (ps. 132 HIR/156 RBg)


Hakim wajib mengambil prakarsa dan bertindak sesuai dengan kewenangannya,
supaya pemeriksaan berjalan dengan lancar,baik dan teratur sesuai asas peradilan
yang sederhana, cepat dan biaya ringan.
9. Persidangan terbuka untuk umum
Setiap persidangan harus terbuka untuk umum. Kalau tidak putusannya bisa
berakibat tidak sah. Kecuali apabila ditentukan lain oleh undang-undang atau karena
alasan penting yang harus dimuat dalam berita acara persidangan, maka sidang
dilakukan dengan tertutup
Untuk sidang pemeriksaan perkara perceraian dan pembatalan perkawinan berlaku
sebagai berikut :
-Pada saat diusahakan perdamaian, sidang terbuka untuk umum.
-jika tidak tercapai perdamaian maka sidang dilakuka dengan tertutup untuk umum.
-Tetapi pada saat pembacaan putusan, sidang terbuka untuk umum.

Anda mungkin juga menyukai