Anda di halaman 1dari 4

Analisa Data

Data Fokus Etiologi Problem

DO : TD : 190/140 mmhg Aliran darah Gangguan perfusi jaringan


Nadi : 104 x/ mnt sekunder akibat otak
T : 37C hipertensi
DS : Pasien Mengatakan
tiba-tiba lemah

DO : TD : 190/140 mmhg Kelemahan otot Gangguan defisit perawatan


Nadi : 104 x/ mnt sekunder akibat SNH diri
T : 37C
DS : Pasien mengatakan
L. tidak bisa melakukan
M. perawatan personal
hygiene
DO : Pasien tampak Kelemahan otot Gangguan mobilisasi fisik
berbaring lemah, sekunder
bicara pelo
DS : Pasien mengatakan
tiba-tiba lemah

L. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan aliran darah sekunder akibat hipertensi
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan otot sekunder akibat SNH
4. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kelemahan otot-otot sekunder
N. Intervensi

Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan

Dx I : Setelah dilakukan tindakan


1. Pantau TTV
Gangguan perfusi jaringan keperawatan selama 3x24 jam,
2. Pertahankan posisi tirah
otak berhubungan dengan tekanan darah menurun dan baring pada posisi kepala
aliran darah sekunder pasien mengatakan badan lebih tempat tidur 15-30
akibat hipertensi segar 3. Pertahankan lingkungan
yang nyaman
4. Kolaborasi dengan tim
medis lain

Dx III : Setelah dilakukan


1. Pantau tingkat kemampuan klien
Defisit perawatan diri tindakan keperawatan dalam merawat diri
berhubungan dengan selama 3x24 jam,
2. Berikan bantuan terhadap
kelemahan otot sekunder kebutuhan personal kebutuhan yang benar-benar
akibat SNH hygiene terpenuhi diperlukan saja
3. Libatkan keluarga dalam
membantu klien
4. Motivasi klien untuk melakukan
personal hygiene sesuai
kemampuan
5. Pasang DC jika perlu, konsultasi
dengan ahli fisioterapi
Dx IV : Setelah dilakukan
1. Pantau tingkat kemampua
Gangguan mobilisasi fisik tindakan keperawatan mobilisasi klien
berhubungan dengan selama 3x24 jam,
a. Pantau kekuatan otot
kelemahan otot-otot pasien dapat melakukan
b. Rubah posisi tiap 2 jam
sekunder aktivitasnya secara
c. Lakukan ROM pasif
mandiri dan pasien
mengatakanbadannya
tidak lemah lagi
Q. Implementasi

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

Dx I : 1. Memantau TTV S : Pasien mengatakan sudah


Gangguan perfusi jaringan otak
2. Mempertahankan posisi tirah tidak
berhubungan dengan aliran baring pada posisi kepala tampak lemah
darah sekunder akibat tempat tidur 15-30 O : TD : 120/80 mmhg
hipertensi 3. Mempertahankan lingkungan Nadi : 80 x/mnt
yang nyaman Suhu : 36 C
4. mengkolaborasikan dengan tim A : Masalah teratasi sebagian
medis lain P : Lanjutkan intervensi
Dx III : 1. Memantau tingkat kemampuan S : Pasien mengatakan belum
Defisit perawatan diri klien dalam merawat diri bisa
berhubungan dengan
2. Memberikan bantuan terhadap melakukan perawatan
kelemahan otot sekunder akibat kebutuhan yang benar-benar personal
SNH diperlukan saja hygiene sendiri
3. Melibatkan keluarga dalam O : -
membantu klien A : Masalah teratasi sebagian
4. Memotivasi klien untuk P : Lanjutkan intervensi
melakukan personal hygiene
sesuai kemampuan
5. Memasang DC jika perlu,
konsultasi dengan ahli
fisioterapi
Dx IV : 1. Memantau tingkat kemampua S : Pasien mengatakan belum
Gangguan mobilisasi fisik mobilisasi klien bisa
berhubungan dengan
2. Memantau kekuatan otot melakukan aktivitasnya
kelemahan otot-otot sekunder 3. Merubah posisi tiap 2 jam secara
4. Melakukan ROM pasif mandiri
O : Pasien masih berbaring
lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E, Jacobs, Ester Matasarrin. Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. 2000. Jakarta : penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC,
2002.

Anda mungkin juga menyukai