Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2017-2018

MODUL : EKSTRAKSI CAIR-CAIR

PEMBIMBING : Ir.UMAR CHAYAM

PEMBUATAN : 11 SEPTEMBER 2017

PENYERAHAN : 18 SEPTEMBER 2017

DISUSUN OLEH

KELOMPOK : 5

ANTI SUKMAWATI 161411067

BAYU RAVIK NUGRAHA 161411069

MUHAMMAD FACHRY 161411079

SITTI ALANNA L 161411090

KELAS : 2C- TKI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017
I. DATA PENGAMATAN

Percobaan 1
Menetukan koefisien Distribusi

Konsentrasi As. Propionat NaOH (ml)


No
yang ditambahkan (%) Rafinat Ekstrak
1 0,5 1,8 3
2 0,75 1,6 4,1
3 1 1,4 5,1
4 1,25 1,2 6,2
5 1,5 1 7,7

Percobaan 2

Laju Alir = 200 ml/menit

Selang waktu = 3 menit

Laju Alir Air dan Laju Alir NaOH (mL)


No
Organik Rafinat Ekstrak
1 Laju alir air 1,11 ml/s 2 0,1
2 Laju alir organik 3,89 ml/s 5,4
3 11,5
4 20,3
5
II. PENGOLAHAN DATA

Percobaan 1
Menghitung Asam Propionat dalam fasa air, Y dan asam propionate dalam fasa
Organic X dengan konsep asam basa

Konsentrasi As. NaOH (ml) As. Propionate As. Propionate


No
Propionat yang dalam fasa air (Y) dalam fasa
Ekstrak Rafinat
ditambahkan (%) organik (X)
1 0,5 3 1,8 0.06 N 0.036 N
2 0,75 4,1 1,6 0.082 N 0.032 N
3 1 5,1 1,4 0.102 N 0.028 N
4 1,25 6,2 1,2 0.124 N 0.024 N
5 1,5 7,7 1 0.154 N 0.02 N

1) Penentuan Konsentrasi Asam Propionat di dalam fasa organik (rafinat)


a. Kondisi 1

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 1,8 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5mL x N1 = 1,8mL x 0.1 N

N1 =0.036 N

b. Kondisi 2

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 1,6 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =1,6mL x 0.1 N

N1 =0,032 N
c. Kondisi 3

Volume sampe l V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 1,4 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =1,4mL x 0.1 N

N1 =0,028 N
d. Kondisi 4

Volume sampe l V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 1,2 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =1,2mL x 0.1 N

N1 =0,024 N
e. Kondisi 5

Volume sampel V1 = 20 mL

Volume NaOH V2 = 1 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =1mL x 0.1 N

N1 =0,02 N
2) Penentuan Konsentrasi Asam Propionat di dalam fasa air (ekstrak)
a. Kondisi 1

Volume sampelV1 = 5 mL

Volume NaOHV2 = 3 mL

KonsentrasiNaOHN2 = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 3 mL x 0.1 N

N1 =0.06 N

b. Kondisi 2

Volume sampelV1 = 5 mL

Volume NaOHV2 = 4,1 mL

KonsentrasiNaOHN2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =4,1mL x 0.1 N

N1 =0,082 N
c. Kondisi 3

Volume sampelV1 = 5 mL

Volume NaOHV2 = 5,1mL

KonsentrasiNaOHN2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =5,1mL x 0.1 N

N1 =0,102 N
d. Kondisi 4

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 6,2 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =6,2mL x 0.1 N

N1 =0,124 N
e. Kondisi 5

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 7,7 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =7,7mL x 0.1 N

N1 =0,154 N

Kurva Ekstrak Vs Rafinat


0,04
0,035
0,03
ekstrak (N)

0,025
0,02 y = -0,1728x + 0,046
R = 0,9938 Series1
0,015
Linear (Series1)
0,01
0,005
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2
rafinat (N)

Kurva Konsentrasi ekstrak terhadap rafinat untuk menentukan koefisien


distribusi. Berdasarkan grafik di atas diperoleh nilai koefisien distribusi
sebesar -0,1728
Percobaan 2
Menghitung konsentrasi Asam Propionat saat laju alir Q = 200 ml/menit
Laju Alir = 200 ml/menit
TCE = 3 Liter
Asam Propionate = 30 mL
Volume sampel yang diambil masing-masing 10 mL tetapi untuk proses titrasi,
masing-masingdiambil 2 mL.
1) Dalam Ekstrak
a. t = 3menit

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 0,1 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =0,1 mL x 0.1 N

N1 =0,002 N
b. t = 6menit

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 5,4 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0.1 N

V1 x N1 = V2 x N2

mL x N1 =mL x N

N1 =0,108 N
c. t = 9menit

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 11,5 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =11,5 mL x 0.1 N
N1 =0,23 N
d. t = 12menit

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 20,3 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5mL x N1 =20,3 mL x 0,1 N

N1 =0,406 N

2) Dalam Rafinat
a. t = 3menit

Volume sampel V1 = 5 mL

Volume NaOH V2 = 2 mL

Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 =2mL x 0,1 N

N1 =0.04 N

a. Kesetimbangan Massa

Laju alir TCE (Vo) = 3,89 mL/menit


Laju alir air (Vw) = 1,11 mL/menit
Neraca Massa Asam Propionat
Vo ( X1 - X2 ) = Vw ( Y1 - Y2 ) Dimana : Vo = Vw
Vo ( X1 - X2 ) = Vw Y1 Y2 = 0
X1 - X2 = Y1

X1= Y1 + X2
Dari perhitungan-perhitungan, didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel Konsentrasi Asam propionate pada ekstrak dan rafinat hasil ekstraksi

Waktu Konsentrasi Asam Propionat Solute dan


(menit) Ekstrak (Y1) Rafinat (X2) Dilute (X1)

3 0.002 0,04 0.042

6 0.108

9 0.23

12 0.406

Penentuan Koefisien Perpindahan Massa

Saat Q = 75mL/menit
( X1 - X 2 )
Log Mean Driving Force
ln ( X1 X 2 )
Dimana :Mean Driving Force = DF
X1 = X1 X*
X2 = X2 0
X* = Y1/KR ; dengan nilai KR = -0,1728
Tabel 6.2 Daftar nilai driving force
Waktu
X* X1 X2 Log DF DF
(menit)

3 -0.1157 0,1577 0.04 0.08579 1.21840

6 -0,625

9 -1,3310

12 -2,3495

X1 rata-rata = 0.1577

X2 rata-rata = 0.04

Mean Driving Force (DF) = 1.21840


Volume packing = D2 h
= (3.14) (15.8)2 115
= 22536.251 mL
= 22.536 L
Maka :
X1 - X 2
Koefisien Perpindaha n Massa (K)
VPACKING x D F
0.15770.04
=
22.536 .
= 4.2865 x 10-3
III. PEMBAHASAN

Pembahasan Anti Sukmawati (161411067)

Pada praktikum kali ini yaitu ekstraksi cair-cair yang bertujuan untuk
mengetahui dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair-cair dengan menggunakan alat
sederhana (corong pisah) dan pada kolom berpacking, menghitung koefisien distribusi,
menghitung neraca massa proses ekstraksi pada beberapa laju alir, dan mengetahui kondisi
operasi yang sesuai untuk ekstraksi cair-cair. Pada praktikum ini dilakukan dua kali
percobaan, percobaan pertama yaitu proses ekstraksi cair-cair secara batch menggunakan
corong pemisah untuk menentukan koefisien distribusi dan yang kedua percobaan
menggunakan kolom berpacking untuk menetukan neraca massa proses ekstraksi. Proses
ekstraksi cair-cair kali ini menggunakan bahan-bahan seperti air sebagai solvent, TCE (Tri
Chloro Etilena) sebagai diluent (densitas 1,46 gr/cm3) dan asam propionat sebagai solute
(densitas 0,98 gr/cm3)

Pada percobaan pertama, yaitu proses ekstraksi secara batch dengan memvariasikan
konsentrasi dari asam propionat sebanyak lima titik (0,5%; 0,75%; 1%; 1,25% dan 1,5%)
didapatkan konsentrasi rafinat sebesar 0.036 N; 0.032 N; 0.028 N; 0.024 N; 0,02 N, dan
konsentrasi ekstrak sebesar 0.06 N; 0.082 N; 0.102 N; 0.124 N; 0.154 N. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa konsentrasi rafinat semakin berkurang seiring bertambahnya
konsentrasi asam dan waktu, serta konsentrasi ekstrak yang semakin besar. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa konsentrasi ekstrak akan semakin besar dan
konsentrasi rafinat akan semakin menurun seiring bertambahnya konsentrasi dan waktu. Dari
hasil tersebut didapatkan persamaan regeresi linear y= -0,1728x+0,046 R2= 0,9938 dengan
cara membuat kurva ekstrak vs rafinat, berdasarkan persamaan regeresi linear dapat diperoleh
koefisien distribusi yang bernilai negatif yaitu -0,1728, Nilai koefisien distribusi ini
menunjukkan perbandingan fasa solute di dalam dua fasa, yaitu solvent dan diluent. Semakin
besar nilainya menunjukkan semakin banyak solute yang terekstraksi. Berdasarkan nilai
tersebut terjadi ketidaksesuaian dengan literatur yang menyatakan bahwa koefisien distributif
tidak mungkin bernilai negatif, adapun faktor yang mempengaruhinya yaitu terjadi kesalahan
pada prosedur kerja sehingga tidak sesuai dengan prosedur yang ada di jobsheet, terdapat
ketidaktelitian pada saat melakukan titrasi dan membuat konsentrasi asam.

Pada percobaan kedua yaitu ekstraksi cair-cair menggunakan kolom berpacking yang
dioperasikan pada laju alir 200 ml/menit. Kolom berpacking ini berfungsi untuk memperlama
waktu kontak antar cairan dan membuat bentuk aliran menjadi lapisan-lapisan (layer) bukan
berupa butiran-butiran. Proses pengamatan terhadap sampel rafinat dan ekstrak dilakukan
selama 12 menit dengan selang waktu 3 menit. Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa
konsentrasi asam propionate terus bertambah seiring dengan waktu pengambilan sampel.
Konsentrasi asam propionate dalam ekstrak yang terus bertambah ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa konsentrasi akan terus meningkat seiring dengan penambahan
waktu karena akan semakin banyak asam propionate yang berpindah. Dari hasil percobaan
didapat nilai koefisien perpindahan massa sebesar 4,2865 x 10-3 , Nilai ini menunjukkan
seberapa besar perpindahan massa solute per satuan volume dan berdasarkan hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa hasil praktikum termasuk masih aman atau belum sampai pada titik
banjir atau flooding point dikarenakan selama praktikum tidak terjadi luapan aliran.

KESIMPULAN

1) Prinsip operasi ekstraksi cair-cair yaitu didasarkan pada pemisahan atau pengambilan
zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain
(biasanya organik).
2) Didapatkan Koefisien distribusi pada percobaan sebesar -0,1728
3) Didapatkan Koefisien transfer massa pada percobaan sebesar 4,2865 x 10-3
4) Konsentrasi ekstrak semakin meningkat seiring bertambahnya waktu dan konsentrasi.
5) Konsentrasi rafinat semakin berkurang seiring bertambahnya waktu dan konsentrasi.
6) Pemisahan asam propionate dari rafinat dan ekstrak tidak mencapai nilai maksimum.

Pembahasan Bayu Ravik N (161411069):

Praktikum kali ini ialah Ekstraksi Cair-cair dengan fasa air sebagai fasa kontinyu.
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair-cair
dengan menggunakan alat sederhana (corong pisah) dan pada kolom berpacking, memahami
perpindahan massa yang terjadi dalam kolom ekstraksi dan menentukan koefisien
perpindahan massa dan koefisien distribusi, serta memahami kondisi operasi yang sesuai
untuk ekstraksi cair cair tertentu.

Pada praktikum ini terjadi proses perpindahan TCE sebagai diluent dengan Asam
propionate sebagai solute menggunakan air sebagai fasa kontinyu. Asam propionate yang
semula bercampur dengan diluent TCE dapat terekstraksi dan berpindah ke fasa solvent
dikarenakan perbedaan konsentrasi solute dimana solute akan berpindah ke fasa yang
memiliki karakteristik serupa, yaitu fasa solvent sehingga terjadilah pelepasan solute dari
larutan yang ada.

Pada proses ekstraksi dengan sistem batch tentu hasilnya kurang baik dikarenakan
sebentarnya kontak antara kedua fasa, sedangkan pada proses ekstraksi dengan sistem
kontinyu tentu hasilnya akan lebih baik dikarenakan adanya kolom berpacking yang
memperbesar luas kontak antara kedua fasa, sehingga pemisahan solute dari diluent lebih
maksimal.

Pada ekstraksi dengan sistem batch (corong pisah) kontak kedua fasa bisa diketahui
dengan adanya gelembung gelembung setelah dikocok. Sedangkan pada sistem berupa
lapisan lapisan (layer) yang melewati celah celah dari packing (isian) sehingga pemisahan
dengan sistem kontinyu lebih maksimal dibandingkan batch pada praktikum ini.

Pada praktikum kali ini, dilakukan 2 percobaan yaitu :

(1) melakukan ekstraksi sistem batch dengan menggunakan corong pisah untuk menentukan
koefisien distribusi dengan cara memvariasikan konsentrasi asam propionat (solute) dari
0,5% ; 0,75% ; 1% ; 1,25% dan 1,5% .

(2) melakukan ekstraksi cair-cair dengan fasa air sebagai fasa kontinyu untuk menentukan
koefisien perpindahan massa dengan cara ekstraksi sistem kontinyu.

Percobaan ekstraksi dengan sistem batch yaitu dengan menggunakan corong pisah
yang diisi oleh TCE sebanyak 10mL ; air sebanyak 10 mL dan variasi konsentrasi asam
propionat yang kemudian dikocok sehingga solute yang terkandung di dalam pelarut diluent
akan dibawa atau diserap oleh solvent dan akan terjadi 2 lapisan yaitu rafinat dan ekstrak.
Pada hasil praktikum dengan ekstraksi sistem batch, didapat data bahwa konsentrasi rafinat
semakin berkurang seiring bertambahnya waktu yaitu dari 0,036 N ; 0,032 N ; 0,028 N ;
0,024 N ; 0,020 N. Dan juga didapat data konsentrasi ekstrak semakin bertambah seiring
bertambahnya waktu yaitu dari 0,060 N ; 0,082 N ; 0,102 N ; 0,124 N ; 0,154 N.

Lalu diperolehlah persamaan regresi linier antara konsentrasi solute dalam ekstrak
terhadap konsentrasi solute dalam rafinat yaitu : y = -0,1728x + 0,046 dengan R2 = 0,9938.
Berdasarkan hasil persamaan regresi linier, dapat dikatakan bahwa data yang didapat masih
dalam kategori sangat bagus karena mendekati 1. Dan dari ekstraksi sistem batch ini, didapat
koefisien distribusi sebesar -0,1728. Terjadi ketidaksesuaian dengan literatur yang
menyatakan bahwa koefisien distribusi tidak mungkin bernilai negatif, adapun faktor yang
mempengaruhinya yaitu percobaan yang tidak sesuai dengan jobsheet, jika didalam jobsheet
menggunakan variasi volume asam propionat sedangkan dalam percobaan menggunakan
variasi konsentrasi asam propionat, terdapat ketidaktelitian pada saat melakukan titrasi dan
membuat konsentrasi asam.

Pada percobaan kedua yaitu dengan sistem kontinyu dengan melakukan proses
ekstraksi menggunakan kolom berpacking yang dioperasikan dengan laju alir 200 mL/menit.
Proses ini dilakukan dengan pengamatan terhadap sampel rafinat dan ekstrak selama 12 menit
dengan selang waktu 3 menit. Pada praktikum dengan ekstraksi sistem kontinyu, didapat data
bahwa konsentrasi rafinat sebesar 0,40 N. Dan juga didapat konsentrasi ekstrak yang semakin
besar seiring dengan semakin banyaknya waktu dengan rentang waktu 3 menit yaitu dari
0,002 N ; 0,108 N ; 0,230 N ; 0,406 N.

Dari data yang didapatkan maka diperolehlah nilai Koefisien Perpindahan Massa sebesar
4.2865 x 10-3.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada umumnya ekstraksi yaitu proses pemisahan larutan dua komponen dengan
menambahkan komponen ketiga (solvent). Ekstraksi terbagi dalam 2 sistem yaitu
sistem batch dan sistem kontinyu, dan pada proses ekstraksi ini akan terbagi menjadi
2 lapisan yaitu lapisan ekstrak yang mengandung solvent dan solute dan rafinat yang
mengandung diluent dan sedikit sisa solute.
2. Prinsip operasi ekstraksi sistem batch dengan menggunakan corong pisah adalah
solute yang terkandung di dalam pelarut diluent akan dibawa atau diserap oleh solvent
dan akan terjadi 2 lapisan yaitu rafinat dan ekstrak, lalu fasa rafinat dan fasa ekstrak
tersebut dititrasi untuk menentukan koefisien distribusi solute pada fasa ekstrak yang
diserap dari fasa rafinat-nya. Perpindahan yang terjadi hanya antara lapisan antara
rafinat dan ekstrak.
3. Prinsip operasi ekstraksi sistem kontinyu dengan fasa cair sebagai fasa kontinyu
adalah bertujuan menentukan koefisien perpindahan massa dan dialirkan pada menara
berkolom yang packingnya bertujuan untuk memperbesar luas kontak solute dengan
solvent.
4. Konsentrasi ekstrak semakin meningkat seiring bertambahnya waktu.
5. Konsentrasi rafinat semakin berkurang seiring bertambahnya waktu.
6. 1. Nilai koefisien distribusi = -0,1728

2. X1 rata-rata = 0.1577

3. X2 rata-rata = 0.04

4. Koefisien perpindahan massa (K) = 4.2865 x 10-3


5. Volume packing = 22.536 L

6. Mean Driving Force (DF) = 1.21840

Pembahasan Muhammad Fachry A (161411079):

Pada percobaan ekstraksi cair-cair dilakukan terlebih dahulu penentuan koefisien


distribusi dengan cara pencampuran asam propionat masing masing 1.5,1.25,1,0.75,dan 0,5%
dalam tri chloro etilen dengan air demineral,pencampuran tersebut dilakukan dalam corong
pisah.Hasil dari pencampuran tersebut terbentuk dua lapisan dalam corong,hal ini
menunjukkan lapisan atas adalah hasil ekstraksi yaitu campuran air dengan asam propionat
dan lapisan bawah adalah rafinat yaitu TCE yang masih mengandung asam propionat.

Perpindahan asam propionat dari TCE kedalam air demineral dikarenakan adanya
perbedaan konsentrasi asam propionat (solute) dengan konsentrasi pada keadaan
setimbang.Selanjutnya ekstrak dan rafinat tersebut dititrasi dengan NaOH 0,1 M.Hasil titrasi
tersebut dibuat kurva antara hasil ekstraksi dengan rafinat,dari kurva didapat persamaan
y=-0,1728x+0,046 ,slope dalam persamaan tersebut adalah koefisien distribusi.

Koefisien distribusi didapatkan -0,1728 hasil ini minus karena percobaan yang
dilakukan tidak sesuai prosedur dan perbandingan antara TCE dan air demineral berbeda
jauh,sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori.

Percobaan selanjutnya adalah ekstraksi cair cair menggunakan alat ekstraksi kolom
bertingkat (packing) untuk mengetahui neraca massa dan koefisien perpindahan massa
dengan air sebagi media kontinu, percobaan ini diawali dengan mengukur laju alir air terlebih
dahulu,didapat 1,1 mL/s.Selanjutnya TCE yang mengandung asam propionat
dicampurkan,sehingga laju alir berubah menjadi 5 mL/s,dapat disimpulka laju alir dari TCE
tersebut adalah 3,9 mL/s. Selama proses hasil ekstraksi yang keluar dari atas kolom diambil
sebagai sampel dengan waktu 3 menit sekali.Hasil rafinat didapat dari bagian bawah kolom
,lalu ditampung sebagai sampel rafinat.

Sampel yang didapat dari percobaan kedua kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 M.
Pada praktikum dengan ekstraksi sistem kontinyu, didapat data bahwa konsentrasi rafinat
sebesar 0,40 N,dan juga didapat konsentrasi ekstrak yang semakin besar seiring dengan
semakin banyaknya waktu dengan rentang waktu 3 menit yaitu dari 0,002 N ; 0,108 N ; 0,230
N ; 0,406 N. Dari data yang didapatkan maka diperolehlah nilai koefisien perpindahan massa
sebesar 4.2865 x 10-3.

Kesimpulan:

1.Prinsip ekstraksi cair-cair adalah memisahkan dua fasa yaitu solute (asam propionat) dalam
diluent (TCE) dengan manambahkan komponen ketiga yaitu solvent (air).

2.Koefisien distribusi yang diperoleh sebesar -0,1728

3.Koefisien perpindahan massa sebesar 4.2865 x 10-3


Pembahasan Sitti Alanna L (161411090)

Pada praktikum ekstraksi cair-cair dilakukan dua kali percobaan , percobaan pertama
yakni ekstraksi cair-cair secara batch menggunakan corong pemisah untuk menentukan
koefisien distribusi dan yang kedua percobaan menggunakan kolom berpacking (proses
berlangsung continue) untuk menetukan neraca massa proses ekstraksi. Bahan yang
digunakan air sebagai solvent, TCE (Tri Chloro Ehtylene ) sebagai diluents dan asam
propionate sebagai solute.

Pada praktikum menggunakan alat Packing kolom Ekstraktion , di dalamnya terdapat


packing (isian), yang fungsingnya membuat liquid menjadi layer , jika tanpa packing liquid
akan berebentuk butiran-butiran. Fungsi dari Packing akan memperbesar kontak luas kontak
antar kedua liquid.

Pada percobaan pertama,yakni proses ekstrasi secara batch dengan variasi konsentrasi
dari asam propionate sebayak lima titik( 0.5%, 0.75%,1.25% dan 1.5 %) didapatkan
konsentrasi rafinat sebesar 0.036N ;0.032 N; 0.028 N; 0,024 N; 0.02 N dan konsentrasi
ekstrak sebesar 0.06 N; 0.082 N ;0.102 N;0.124 N ; 0.154 N. Hasil tersebut membuktikan
konsentrasi rafinat semakin berkurang seiring bertambahnya konsentrasi asam dan waktu,
berbanding terbalik dengan konsentrasi ekstrak yang semakin besar. Hal ini disebabkan oleh
asam propionate yang berpindah ke dalam ekstrak , sehingga konsentrasi ekstrak bertambah.
Sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa konsentrasi ekstrak akan semakin besar dan
konsentrasi ekstrak akan semakin menurun.

Berdasarkan hasil diatas maka didapatkan persamaan regresi linear y = -0,1728x +


0.046 R2 = 0.9938 (metode kurva ekstrak vs rafinat). Nilai koefisien distribusi ini
menjukkan perbandingan dari solute di fasa solvent dan fasa diluents. Semakin besar nilai
semakin banyak solute yang terekstraksi. Namun dari hasil yang didapat koefisien distribusi
bernilai negative hal ini bertolak belakang dengan literature, penyebabnya dikarenakan
terdapat prosedur yang berbeda, seharusnya variasi volume as.propionate namun dalam
praktikum dilakukan variasi konsentrasi as.propionate.

Pada praktikum kedua menggunakan alat packed column ekstraksion, kontak antar
liquid terjadi secara langsung didalam alat. Kolom ini dioperasikan pada laju alir
200ml/menit. Sedangkan laju alir air adalah 1,11 ml/s dan laju alir organic adalah 3,89 ml/s.
NaOH yang diperlukan untuk titrasi rafinat sebanyak 2 ml dan titrasi ekstrak 0,1 ml;
5,4ml;11,5 ml;20,3 ml. maka semakin pekat jumlah asam propionate yang terdapat dalam
ekstrak sehingga membutuhkan NaOH yang lebih banyak. Hal ini karena As. Propionat yang
dimasukkan bersama TCE ter-ekstrak ke dalam air. Berdasarkan percobaan didapatkan
Koefisien perpindahan massa

( Nilai yang menunjukkan seberapa besar perpindahan solute per satuan volume )
sebesar 4,2865 x 10-3. . Selama praktikum terjadi turbulensi yang member efek pengadukan
sehingga perpindahan massa akan berjalan lebih maksimal. Namun ada batas laju alir
maksimum dimana salah satu fasa akan terbendung oleh fasa lain yang disebut
dengan flooding point.
II. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah :


1. Prinsip yang digunakan pada kolom berpacking adalah pemisahan larutan dua komponen
dengan menambahkan komponen ketiga yang larut dengan solute tapi tidak dengan
diluents.
2. Pada praktikum menggunakan alat Packing kolom Ekstraktion , di dalamnya terdapat
packing (isian), yang fungsingnya membuat liquid menjadi layer. Fungsi dari Packing
akan memperbesar kontak luas kontak antar kedua liquid.
3. Koefisien Distribusi yang didapatkan adalah -0,1728
4. Koefisien perpindahan massa yang didapat adalah sebesar 4,2865 x 10-3.
5. Laju alir air adalah 1,11 ml/s dan laju alir organic adalah 3,89 ml/s.

Daftar Pustaka:

Warren L.Mc Cabe,1985,Unit Operation Of Chemical Engineering,Mc Graw-Hill


Book Inc.

Robert E.Treybal,1981,Massa Transfer Operation,Mc Graw-Hill Book Company.

Anda mungkin juga menyukai