Anda di halaman 1dari 12

1

Makalah Amonium Sulfat ( Pembuatan Amonium Sulfat dengan Amonia


dan Asam Sulfat )

Dibuat oleh Kelompok II :


1. Ratika Sari (M1B1140 )
2. Nurul Fatiha Ibrahim (M1B114004 )
3. Agung Putra H (M1B1140 )
4. Usy Nurhidayah (M1B1140 )
5. Titin Anggraini (M1B114018)
6. Hartini Adha Dewi (M1B114020)
7. Merry Rachmawati (M1B114021)
8. Anggraini Mustika M (M1B114026)
9. Resi ulandari (M1B114028)
10. Tri Putri (M1B114030)
11. Oktagina Sheba (M1B1140 )
12. Mardiana Albanjari (M1B1140 )
13. Deby (M1B1140 )

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2016
2

Daftar isi :
Cover
...... i

Daftar Isi
............. ..... iv

Kata Pengantar ..........


1

I Pendahuluan ...............
2

I.I Latar Belakang


........3

I.II Rumusan Masalah


........4

I.III Tujuan Pembahasan ...... 5

II. Isi
.......... 7

II.I

35

III. Kesimpulan
...........42

Saran
.........45

Penutup
...........46

Daftar Pustaka ........


48
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Amonium sulfat merupakan garam anorganik yang biasa digunakan sebagai pupuk
nitrogen selain pupuk urea, NPK, dan amonium nitrat. Amonium sulfat di Indonesia lebih
dikenal dengan nama pupuk ZA (zwavelzure ammoniak) yang berasal dari bahasa Belanda.
Dalam pupuk ini terkandung senyawa sulfur dalam bentuk anion sulfat yang mudah diserap
tanaman, dan senyawa nitrogen dalam bentuk kation amonium yang mudah melepas
hidrogen.
Kandungan sulfur dan nitrogen dalam pupuk ini masing masing sebesar 24% dan 21%.
Wujud dari pupuk amonium sulfat atau ZA ini mirip dengan wujud pupuk urea, yaitu kristal
putih seperti garam dapur. Pupuk urea memiliki kandungan nitrogen dua kali lebih banyak
dibanding pupuk ZA. Pupuk ZA merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara belerang pada tanaman dan cocok untuk tanah yang bersifat basa. Pupuk ZA banyak
digunakan untuk tanaman tebu, karena jika digunakan pupuk urea, tanaman tebu akan
mengalami keracunan.Di Indonesia, produsen pupuk ZA hanya satu, yaitu PT Petrokimia
Gresik, dengankapasitas produksi per tahun 650.000 ton pupuk ZA. Produksi pupuk ZA yang
ada belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk ZA dalam negeri, yang diperkirakan
akan mencapai lebih dari 3 juta ton pada tahun 2015. Keadaan ini memaksa Indonesia harus
melakukan impor pupuk ZA untuk memenuhi kekurangan kebutuhan pupuk ZA per tahun.
Kebutuhan pupuk ZA di Indonesia ini diperkirakan akan meningkat terus pada tahun-tahun
berikutnya karena memiliki tanah yang subur dan berpotensi untuk mengembangkan industri
pertanian dan perkebunan. Berikut ini adalah data kebutuhan dan kapasitas produksi pupuk
ZA di Indonesia sampai tahun 2015 dari Departemen Perindustrian dan Departemen
Pertanian. Total kebutuhan pupuk ZA sebesar 2.654.853 ton/tahun dan hanya dipenuhi oleh
pupuk ZA Petrokimia Gresik. Kekurangan kebutuhan pupuk ZA diIndonesia juga dipenuhi
dengan mengimpor pupuk ZA dari luar negeri. Pada tahun 2010, Indonesia mengimpor pupuk
ZA sebanyak 268.451.459 kg dan 503.391.612 kg pada tahun 2011(Sumber : UN Comtrade).

B. Rumusan masalah
4

1. Produk apa yang dihasilkan amonia dan asam sulfat ?


2. Bagaimana proses pembuatan amonium sulfat dengan amonia ?
3. Bahan baku apa saja yang digunakan untuk pembuatan amonium sulfat ?

C. Tujuan Pembahasan
Agar mahasiswa dapat mengetahui bahan baku pembuatan, dan proses pembuatan
amonium sulfat dengan amonia dan menambah kaidah wawasan penulis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Isi
Amonium sulfat [(NH4)2SO4] dapat diproduksi dengan beberapa metode yang berbeda
berdasarkan bahan bakunya :
1. Amonium sulfat diproduksi dari produk samping caprolaktam [(CH2)5COHN].
2. Amonium sulfat diproduksi dari sintesis asam sulfat H2SO4 dan amonia NH3 (Proses
Netralisasi).
3. Amonium sulfat diproduksi dari sintesis gypsum (CaSO4) dengan amonium karbonat
((NH4)2CO3)dengan Proses Merseburg.
Uraian proses masing-masing metode di atas adalah sebagai berikut :
1. Amonium sulfat diproduksi dari produk samping caprolaktam [(CH2)5COHN].
Reaksi yang terjadi :

Nilon-6 adalah produk polimerisasi -kaprolaktam, yang saat ini diproduksi melalui
dua tahap proses (lihat skema 1), dengan melibatkan zat-zat kimia yang sangat agresif seperti
5

hidroksilamin sulfat, oleum, dan asam sulfat. Melalui urutan reaksi dengan metoda tersebut,
dihasilkan amoniumsulfat sebagai produk samping buangan yang menimbulkan konsekuensi
biaya tinggi untuk pengolahannya, dalam jumlah mencapai hampir empat kali kuantitas -
kaprolaktam yang dihasilkan. Amonium sulfat diproduksi dari sintesis asam sulfat H2SO4
dan amonia NH3 (ProsesNetralisasi).
Sintesis amoniak dan asam sulfat menghasilkan amonium sulfat dengan metode
netralisasi asam-basa. Reaksi ini bersifat irreversibel dan merupakan reaksi eksotermis. Pada
reaksi ini amonia berfase gas dan asam sulfat berfase cair dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
2NH (g) + H SO (aq) (NH )2 SO4(s) (1)
Reaksi pembentukan amonium sulfat dengan proses netralisasi ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Cara pertama, amonia cair dan asam sulfat cair direaksikan dalam
reaktor kristaliser. Reaktor kristaliser selain berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi
dan tempat pembentukan inti kristal amonium sulfat. Produk amonium sulfat keluar reaktor
ini sudah berupa padatan.
Cara kedua, amonia gas direaksikan dengan asam sulfat dalam reaktor pipa. Reaktor
pipa hanya berfungsi sebagai tempat reaksi. Produk amonium sulfat keluar reaktor masih
berupa slurry. Slurry amonium sulfat yang sudah dipisahkan dengan amonia gas sisa keluar
reaktor kemudian digranulasi untuk memperoleh produk berupa butiran amonium sulfat.
Cara ketiga, mereaksikan secara langsung amonia gas dengan asam sulfat cair dalam
spray reactor untuk menghasilkan produk amonium sulfat yang relatif kering. Cairan pada
asam sulfat diuapkan oleh panas reaksi amonia gas dan asam sulfat cair dalam reaktor
sehingga keluar reaktor kadar air amonium sulfat sudah relatif rendah. Proses produksi yang
terdapat di Unit ZA PT. Petrokimia Gresik (2009) memakai reaktor kristaliser . Reaksi
berjalan pada tekanan atmoseferis dan pada suhu sekitar 105-110 C . Gas amonia dan asam
sulfat cair bereaksi secara stoikhiometri membentuk amonium sulfat dengan konversi reaksi
overallsebesar 98%. Pemilihan kondisi operasi pada suhu 105-110 C dan tekanan 1 atm
dengan pertimbangan bahwa pada suhu yang terlalu tinggi asam sulfat akan membentuk
aerosol dan bereaksi dengan gas amonia menjadi amonium bisulfat [NH4HSO4]. Senyawa
amonium bisulfat ini berupa kristal putih yang bersifat korosif dan berbahaya, seperti
menyebabkan iritasi pada kulit. Pembentukan amonium bisulfat bisa terjadi jika temperatur
reaksi jauh lebih dari 100oC dan melebihi temperatur leleh ammonium sulfat (235-280oC).
Akan tetapi apabila temperatur reaksi terlalu rendah dapat menyebabkan konversi reaksi
menjadi kecil (kurang maksimal).
6

Amonium sulfat diproduksi dari reaksi antara gipsum CaSO4 dengan amonium
karbonat (NH4)2CO3 (proses Merseburg). Proses produksi amonium sulfat dengan proses
Merseburg pertama sekali dilakukan di Inggris pada tahun 1951 dan di India pada tahun
1967. Proses ini merupakan reaksi antara amonium karbonat dengan gypsum. Proses ini
masih digunakan di berbagai negara dimana suplai gipsum tersedia dalam jumlah besar
seperti India, Inggris, Prancis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2NH3 + CO2 + H2O (NH4)2CO3 (2)
(NH4)2CO3 + CaSO4. 2H2O (NH4)2SO4 + CaCO3 + 2H2O (3)
Konversi pada reaksi kira-kira 95% sesudah lima jam, jika gipsum bereaksi sempurna
dan suhu reaksi dijaga pada 70C. Campuran reaksi difilter untuk memisahkan
kalsiumkarbonat yang terbentuk dari larutan amonium sulfat (Kirk-Othmer, 1994). Dari
ketiga proses di atas dipilih Proses Netralisasi dengan menggunakan spray reactor (dry
process). Proses ini dipilih karena tidak diperlukannya unit pengeringan produk sehingga
dapat menghemat biaya. Produk amonium sulfat dengan kadar air rendah juga lebih disukai
pasar karena lebih efektif menyuburkan tanaman.

Proses pembuatan ammonium sulfat [(NH4)2SO4] dengan proses netralisasi

Proses pembuatan ammonium sulfat [(NH4)2SO4] dengan metode reaksi netralisasi


asam basa dapat berlangsung menggunakan bahan baku ammonia (NH3) sebagai basa dan
asam sulfat (H2SO4) sebagai asam. Reaksi ini berlangsung dalam fasa gas-cair dimana
ammonia pada fasa gas dan asam sulfat pada fasa cair. Produk yang dihasilkan berupa kristal
ammonium sulfat [(NH4)2SO4] yang tercampur dalam larutan mother liquor. Reaksi ini
bersifat irreversibel dan merupakan reaksi eksotermis. Secara keseluruhan reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :

Menurut teori Bronsted-Lowry (Vogel, 1979), mekanisme reaksi pembuatan ammonium


sulfat [(NH4)2SO4] yaitu :
7

Menurut Vogel (1979), mekanisme reaksi berdasarkan teori Bronsted-Lowry yang


mendasarkan pada reaksi asam-basa, dimana asam sebagai pendonor proton dan basa sebagai
penerima proton (akseptor). Asam Sulfat (H2SO4) akan terurai menjadi sebuah proton (H+)
dan sebuah basa konjugat (HSO4-). Selanjutnya, basa konjugat HSO4- akan terurai menjadi
sebuah proton (H+) dan sebuah basa konjugat SO42-. Dua buah proton (H+) yang terbentuk
akan bereaksi dengan basa (NH3) membentuk asam konjugat NH4+. Asam konjugat ini akan
bereaksi dengan basa konjugat SO42- membentuk Ammonium Sulfat atau (NH4)2SO4.

Berdasarkan data proses produksi yang telah dilakukan di Unit ZA PT. Petrokimia
Gresik (2009), reaksi netralisasi yang berjalan di dalam reaktor kristaliser berlangsung pada
suhu 105110oC dan tekanan 1 atm, sehingga temperatur reaktor dijaga pada temperatur
105oC. Berdasarkan stoikhiometri, gas ammonia dan asam sulfat cair masuk ke dalam reaktor
kristaliser dengan perbandingan mol 2:1. Gas ammonia dan asam sulfat cair bereaksi secara
stoikhiometri membentuk ammonium sulfat dengan konversi reaksi over all sebesar 98%.

Pemilihan kondisi operasi pada suhu 105-110oC dan tekanan 1 atm dengan
pertimbangan bahwa pada suhu yang terlalu tinggi ammonium sulfat akan terdekomposisi
menjadi ammonium bisulfat [(NH4)HSO4]. Hal ini karena, pada suhu yang terlalu tinggi
maka asam sulfat (asam kuat) akan membentuk aerosol sehingga bereaksi dengan gas
ammonia menjadi ammonium bisulfate [NH4HSO4]. Senyawa ammonium bisulfate ini berupa
kristal putih yang bersifat korosif dan berbahaya, seperti menyebabkan iritasi pada kulit.
Apabila temperatur reaksi jauh lebih dari 100oC dan melebihi temperatur leleh ammonium
sulfat (235-280oC) maka akan terbentuknya ammonium bisulfat. Akan tetapi apabila
temperatur reaksi terlalu rendah dapat menyebabkan konversi reaksi menjadi kecil (kurang
maksimal)

Pembuatan Ammonium Sulfat dengan Proses Fase GasLiquid Ammonia dan Asam
Sulfat (Proses Netralisasi) pada dasarnya dibagi menjadi 4 tahap:
8

1. Tahap penyiapan bahan baku


2. Tahap reaksi netralisasi
3. Tahap pemisahan dan pengeringan produk
4. Tahap pengepakan
Blok Diagram pembuatan amonium sulfat dengan proses netralisasi dapat dilihat pada
gambar 2.1.

Ammonium sulfat dibuat dengan mengolah ammonia, setelah sebagai hasil-samping


dari oven-kokas, dengan asam sulfat:

2 NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4

Campuran gas ammonia dan uap air dimasukkan ke dalam sebuah reaktor yang berisi
larutan ammonium sulfat pekat dan kira-kira 2 4% dari asam sulfat bebas pada suhu 60 C.
Asam sulfat pekat yang ditambahkan untuk mempertahankan keasaman larutan, dan untuk
mempertahankan tingkat asam bebasnya. Panas reaksi menjaga suhu reaktor pada 60 C.
Serbuk kering ammonium sulfat, dapat dibentuk dengan menyemprotkan asam sulfat ke
dalam sebuah bejana reaksi yang diisi dengan gas ammonia. Panas reaksinya menguapkan
semua air yang ada di dalam sistem, yang membentuk garam seperti tepung. Hampir 6000 M
ton diproduksi pada tahun 1981.

Ammonium sulfat juga dapat diproduksi dari gipsum (CaSO42H2O). Gipsum yang
terbagi dengan sempurna ditambahkan kepada larutan ammonium karbonat. Ammonium
9

karbonat mengendap sebagai suatu zat padat, yang meninggalkan ammonium sulfat sebagai
larutan.

(NH4)2CO3 + CaSO4 (NH4)2SO4 + CaCO3

Ammonium sulfat terjadi secara alami sebagai mineral langka yang disebut mascagnite di
dalam fumaroles fulkanis dan karena api batu bara pada beberapa tempat sampah.

Kesimpulan
10

Saran

Tujuan atau harapannya adalah agar pembaca mampu menerapkan atau menggunakan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan dalam aplikasinya secara langsung di masyarakat baik secara
teoritis maupun praktis.
11

Penutup
12

Daftar pustaka :

http://documents.tips/download/link/makalah-amonium-sulfat

Anda mungkin juga menyukai