Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL), merupakan suatu kegiatan bagi


mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dan bagaimana gambaran dari
keadaan dunia kerja yang sebenarnya. Melalui kegiatan ini mahasiswa
diharapkan mampu untuk menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari di
bangku kuliah. Praktek kerja lapangan bukan saja hanya tempat untuk
magang, tetapi merupakan suatu sarana yang pada akhirnya memberikan
tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Karena mahasiswa bukan saja dituntut
hanya untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh dibangku kuliah, tetapi
juga bagaimana mengatasi permasalahan pada dunia kerja, yang sering kali
tidak sebidang dengan disiplin ilmu yang digeluti.

Dalam hal ini Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian


Universitas Udayana memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk
melaksanakan praktik kerja lapangan di perusahaan produksi kosmetika, yang
bergerak di bidang agribisnis. PT. Bali Tangi adalah perusahaan di dirikan di
tahun 2000, oleh Bapak Wayan Sukhana yang berpengalaman di bidang
farmasi beserta istri tercinta yang semasa muda berprofesi perawat dan bidan
Ibu Made Yuliani, didasari ketulusan, keinginan keras dan ketekunan, visi
mereka adalah untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat selaras
dengan alam.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan PT. Bali Tangi yang begitu


pesat memerlukan suatu manajemen untuk dapat menjalankan segala aktivitas
yang berada di perusahaan, dalam manajemen modern fungsi manajemen
lebih ditekankan pada fungsi perencanaan dan pengendalian. Perencanaan
merupakan penetapan mengenai apa yang akan dikerjakan dimasa yang akan
datang selama periode tertentu, sedangkan pengendalian merupakan
pengawasan penilaian serta koreksi atas penyimpanan-penyimpanan yang
terjadi dengan maksud untuk mengadakan perbaikan agar apa yang

1
dikerjakan sesuai dengan yang telah ditetapkan, semua dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya. Berdasarkan uraian diatas, maka laporan praktek kerja
lapangan dibuat dengan judul MANAJEMEN PENGENDALIAN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU PT. BALI TANGI

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana manajemen pengendalian persediaan bahan baku yang
diterapkan PT. Bali Tangi?
1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
manajemen pengendalian persediaan bahan baku pada bagian gudang PT.
Bali Tangi.

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


1) Bagi Mahasiswa
a) Membentuk sikap yang disiplin dan bertangung jawab terhadap
pekerjaan.
b) Memperoleh pengalaman kerja sekaligus menambah pengetahuan
dan keterampilan khususnya di bidang usaha agribisnis.
c) Belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan banyak orang
untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis.
d) Memperoleh kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori yang
diperoleh selama dibangku perkuliahan ke dalam industri.
2) Bagi Perusahaan atau Instansi
a) Menjalin kerja sama yang baik dengan lembaga pendidikan
untuk menghasilkan tenaga yang professional
b) Mendapatkan tenaga kerja yang dapat membantu kelancaran dalam
proses pekerjaan, supaya nantinya dapat mengefisiensikan tenaga,
waktu, dan biaya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Manajemen


Menurut Rangkuti (1996), manajemen berasal dari kata to manage
yang berarti mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen tersebut. Jadi
manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang
diharapkan. Menurut Manullang (1981), manajemen diartikan sebagai
suatu proses bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya secara efektif dan efisien dengan menggunakan orang-orang
melalui perencanaan (planning), pengaturan (organizing), kepemimpinan
(leading) dan pengendalian (controlling) dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia.Jika disimpulkan, manajemen merupakan pengaturan
suatu proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui pembuatan
rencana yang matang, pengorganisasian semua komponen atau elemen
yang terkait, pelaksanaan sesuai rencana dan terorganisir, dan dilakukan
pengontrolan untuk mengevaluasi dan memberikan solusi terhadap
rangkaian proses tersebut.

2.2 Definisi Persediaan


Menurut Yamit, (2002), persediaan merupakan kekayaan
perusahaan yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis, maka
perusahaan perlu melakukan manajemen persediaan proaktif, artinya
perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan maupun tantangan yang
ada dalam manajemen persediaan untuk mencapai sasaran akhir dalam
manajemen persediaan, yaitu untuk meminimalisasi total biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan persediaan.
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar
jalannya operasi perusahaan baik dalam bidang pabrik maupun perkebunan
yang harus dilakukan berturut-turut untuk dapat memproduksi barang-
barang. Inventory atau persediaan barang merupakan asset yang sangat
penting, baik dalam jumlah maupun peranannya dalam kegiatan

3
perusahaan. Persediaan juga merupakan salah satu dari unsur-unsur yang
paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinyu diperoleh atau
diproduksi dan dijual. Persediaan menjadi lebih penting dan perlu
diperhatikan karena mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding dengan
harta lainnya.

2.3 Tujuan Persediaan


Menurut Hansen dan Maryanne (1997) menyatakan alasan menyimpan
persediaan yaitu:
1. Untuk menyeimbangkan antara biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan
2. Untuk memuaskan permintaan pelanggan
3. Untuk menghindari fasilitas yang tidak dapat bekerja
4. Proses yang tidak dapat diandalkan
5. Untuk mengambil keuntungan dan diskon-diskon
6. Untuk berjaga-jaga jika terjadi kenaikan harga dimasa datang

2.4 Fungsi Persediaan


Persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambahkan
fleksibilitas operasi perusahaan. Fungsi persediaan menurut Rangkuti
(2007), yaitu:
1. Fungsi Decuopling, untuk membantu perusahaan agar bisa
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.
2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu
mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan
pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan
sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi,
risiko, dan sebagainya)
3. Fungsi antisipasi, untuk mengantisipasi dan mengadakan
permintaan musiman (seasonal inventories), menghadapi

4
ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan untuk menyediakan
persediaan pengamanan (safety stock)

2.5 Biaya-biaya Dalam Persediaan


Menurut Rangkuti (2002), umumnya untuk pengambilan keputusan
penentuan besarnya jumlah persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini
harus dipertimbangkan, diantaranya :
1. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs), terdiri atas
biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas
persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar
apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata
persediaan semakin tinggi. Biayapenyimpanan merupakan variabel
apabila bervariasi dengan tingkat persediaan. Apabila biaya
fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variabel, tetapi tetap, maka
tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit.
2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement
costs). Pada umumnya, biaya per pesanan (di luar biaya bahan dan
potongan kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah
besar. Tetapi, apabila semakin banyak komponen yang dipesan
setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode turun, maka biaya
pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan total per
periode (tahunan) sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan
setiap periode dilakukan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali
pesan.

2.6 Safety Stock


Menurut Ristono (2009), Safety stock adalah persediaan pengaman
yang digunakan apabila penggunaan persediaan melebihi dari perkiraan.
Persediaan pengaman ini merupakan persediaan tambahan yang diadakan
untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan
bahan (stock out). Dengan adanya persediaan pengaman maka proses
produksi dalam perusahaan akan dapat berjalan tanpa adanya gangguan
kehabisan bahan baku, walaupun bahan baku yang dibeli perusahaan

5
tersebut terlambat dari waktu yang diperhitungkan. Ada beberapa faktor
yang menentukan besarnya persediaan pengaman, yaitu: 1) penggunaan
bahan baku, 2) faktor waktu, dan 3) biaya-biaya yang digunakan.
Dalam melaksanakan pembelian kembali tentunya manajemen
yang bersangkutan akan mempertimbangkan panjangnya waktu tunggu
yang diperlukan dalam pembelian bahan baku tersebut. Dengan demikian
maka pembelian kembali yang dilaksanakan ini akan mendatangkan bahan
baku ke dalam gudang dalam waktu yang tepat, sehingga tidak akan terjadi
kekurangan bahan baku karena keterlambatan kedatangan bahan baku
tersebut, atau sebaliknya yaitu kelebihan bahan baku dalam gudang karena
bahan baku yang dipesan datang terlalu awal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah:
1. Lead Time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan
hingga sampai diperusahaan. Lead time ini akan mempengaruhi
besarnya bahan baku yang digunakan selama masa lead time, semakin
lama lead time maka akan semakin besar bahan yang diperlukan
selama masa lead time.
2. Tingkat Pemakaian Bahan Baku Rata-Rata Persatuan Waktu Tertentu.

2.7 Definisi Manajemen Persediaan


Indrajit Dan Djoko Pranoto (2003) menyatakanManajemen
persediaan (Inventory Control) adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penentuan kebutuhan material
sehingga kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan persediaan
dapat ditekan secara optimal.
Manajemen persediaan juga berkaitan dengan manajemen logistik,
manajemen logistik juga membahas mengenai gudang, pergerakan
(pemindahan) dan penyimpanan. Manajemen logistik menurut Kieso,
Jerry, dan Terry (2002) proses pengelolaan yang strategis terhadap
pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari
para supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para
langganan.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat PKL


PT. Bali Tangi merupakan perusahaan produksi kosmetika, tempat
dimana dilaksanakannya kegiatan PKL yang berlokasi di Jl. Kebo Iwa No
168 Denpasar Bali.

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama lima minggu, yang


dilaksanakan pada tanggal 28 September 2016 sampai dengan tanggal 1
November 2016.

3.2 Metode Pengumpulan Data


1. Metode Wawancara
Adalah cara mengumpulkan data dengan wawancara langsung
dengan sumber.
2. Metode Dokumentasi
Adalah cara mengumulkan data dengan mencatat data dalam
bentuk tulisan yang sudah ada pada dokumen.

3.3 Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data
1) Data Kuantitatif, data yang diperoleh berupa jumlah
karyawan yang bekerja pada PT. Bali Tangi.
2) Data Kualitatif, data yang diperoleh berupa sejarah umum
berdirinya perusahaan, struktur organisasi, metode
pengendalian bahan baku yang digunakan, prosedur
penyimpanan bahan baku, biaya-biaya yang dikeluarkan,
kondisi ruang penyimpanan.
b. Sumber data
Sumber data yang digunakan pada laporan ini adalah primer. Data
primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama untuk
pertama kalinya. Data primer dalam penulisan laporan ini adalah
wawancara dengan pihak terkait.

7
3.4 Mekanisme Kegiatan
Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh setiap
mahasiswa Program Studi Agribisnis pada semester VII. Selama
berada di tempat PKL mahasiswa dibimbing oleh seorang pembimbing
dari dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan seorang
pendamping dari perusahaan atau lembaga yang bersangkutan. Secara
rutin pembimbing melakukan monitoring pada mahasiswanya dan
seluruh kegiatan mahasiswa direkam melalui kartu monitoring yang
disiapkan oleh mahasiswa dan diketahui oleh pihak perusahaan.

3.5 Metode Analisis Data


Metode analisis yang digunakan pada laporan ini adalah analisis
kualitatif dengan metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada.
Bahwasanya penelitian kualitatif dengan metode deskritif ini dirancang
untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata
sekarang yang sementara berlangsung. Pada hakikatnya penelitian
deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki.

8
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perusahaan


Pada tahun 2000 Bapak Wayan Sukhana beserta Ibu Yuliani mulai
menekuni usaha pembuatan lulur yang membuahkan hasil yang baik.
Tahun 2002 mulai menjual minyak pijat untuk tempat refleksi di daerah
sanur dan kuta. Pada tahun 2003 spa-spa mulai menjamur di Bali
kemudian produk yang di produksi mulai bertambah yakni produk boreh
Bali.
Pada tanggal 28 september 2004 Bali Tangi resmi didirikan
sebagai produsen yang memproduksi produk spa dengan bahan baku alami
dalam bentuk lulur, masker, dan minyak pijat sebagai produk utama
dengan merek dagang Bali Tangi. Diresmikan oleh istri wali kota
Denpasar Ibu Bintang Puspayoga sebagai usaha dagang (UD) dengan
alamat pabrik di jalan Kebo Iwa Utara no. 168 Banjar Robokan, Denpasar
Barat. Perusahaan ini memiliki nomor surat ijin usaha 183/22-
09/PM/XII/2010, surat ijin usaha menengah 536/012/IUI.M/XII/2010, dan
surat ijin tempat usaha 11/1663/8677DB/DP/2010.
Nama usaha yang dibuat oleh Bapak I Wayan Sukhana bersama
istri memiliki arti yang menjadi dasar dalam membangun usaha ini. Kata
Tangi pada Bali Tangi mempunyai arti bangkit atau bangun, dimana
usaha yang dimulai oleh owner Bali Tangi yaitu berasal dari pemutusan
hubungan kerja (PHK) dari perusahaan tempat Bapak I Wayan Sukhana
bekerja, karena kekacauan dan kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada
tahun 1998, maka memutuskan untuk kembali ke Kota Denpasar. Dengan
umur pada saat itu sudah tidak muda lagi, akan tetapi karena tanggung
jawab yang dimiliki masih banyak, maka harus bangkit untuk memulai
suatu usaha. Lambang dari Bali Tangi itu sendiri yaitu berupa buga yang
memiliki 7 helai kelopak yang berarti selama 7 hari tetap semangat untuk
berusaha dan bekerja
Pada tahun 2005-2006 Bali Tangi mengawali keikutsertaannya
pameran di luar negeri ternyata produk Bali Tangi laku di pasaran,

9
kemudian produk mulai dijual di mancanegara. Pada tahun 2009 didirikan
rumah spa di daerah kuta dengan ciri khas khusus yaitu lantai 1 digunakan
untuk spa pria dan lantai 2 untuk spa wanita. Rumah spa yang didirikan
mengangkat tema massage jepun tantra bali tangi yang berdasarkan yoga.
Pada tahun 2010 didirikanlah gedung produksi yang mengikuti Cara
Produksi Kosmetik Yang Baik (CPKB), dengan berizin produksi
kosmetika kelas A yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI nomor
: HK.07.IKOS/V/531/12 tanggal 28 desember 2012. Untuk itu UD Bali
Tangi diubah menjadi perusahaan berbentuk PT (perseroan terbatas).
PT merupakan suatu badan usaha yang besar modal perusahaannya
tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari
kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga perusahaan memiliki
kekayaan sendiri. Pemilik saham memiliki tanggung jawab terbatas yaitu
sebatas saham yang dimiliki. Pemilik saham akan memperoleh bagian
keuntungan yang disebut deviden yang besarnya tergantung pada besar
kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Bila perusahaan
yang berbadan hukum PT memiliki hutang lebih besar dari kekayaan
perusahaan maka tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham.
Selain dari saham, modal PT juga diperoleh dari obligasi.
Bali tangi berkomitmen untuk melayani masyarakat dengan visi
misi yaitu menjadi produsen kosmetika dengan lebih mengedepankan
pemanfaatan ramuan herbal/alami sesuai dengan aturan dan syarat-syarat
legalitas nasional dan internasional.

4.2 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan


Perusahaan Bali Tangi merupakan perusahaan berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), didirikan oleh para pendirian yang masing-masing
memasukkan modal berdasarkan perjanjian. Modal tersebut terbagi dalam
saham yang masing-masing mempunyai nilai yang secara keseluruhan
menjadi modal perusahaan. Dalam struktur organisasi PT> Bali Tangi
terdiri dari pimpinan dan karyawan yang bekerja sesuai dengan bagian
dalam perusahaan. Pimpinan bertanggung jawab penuh terhadap
kelangsungan perusahaan. Pimpinan perusahaan akan memeriksa dan

10
mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan secara
umum dan mencari jalan keluar dan pemecahan atas masalah yang terjadi.
Sedangkan karyawan bekerja sesuai dengan pembagian tugas yang ada
antara lain bagian penggilingan, pencampuran (mixing), pengemasan,
pemasaran, dan bagian pengawasan keamanan (control mutu).
Struktur Organisasi PT. Bali Tangi

DIREKTUR UTAMA
Yuliani Djaya Negara

APOTEKER
I Wayan Wirastika

DIREKTUR OPERASIONAL DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR PEMASARAN


I Putu Manu Govinda I Nyoman Yussa Putusama I Made Verdy Bhawanta

SALES PREPARE
HRD ACC BAHAN BARANG DISTRIBUSI QC ORDER
Dayu Putri
BAKU JADI ORDER
Dwi J Manu S. Evi Yanti Nurul
Agus Diantara Gita R.
Sukma Obin
KASIR Bayu W.

Budiarti

GILING MIXING PRODUK MIX. OIL PACKING


SABUN SERBUK
Putu Santika Suarni Oni
Pasek M Mugi Rahayu
Anom Nana
Agus S Sasih Arini
Desak
Komang
REMPAH PACKING PACKING
Yantik SABUN OIL
Watik Sudi Saeni
Wartini Agung

11
Dalam struktur organisasi PT. Bali Tangi, tugas masing-masing bagian
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Tugas pimpinan adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas kelangsungan dan kelancaran
perusahaan
b. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi
secara terus menerus seluruh kegiatan perusahaan
c. Mengontrol kerja karyawan dan membina seluruh
karyawan perusahaan sehingga secara kreatif mampu
melaksanakan tugas sebagai karyawan yang bertanggung
jawab
d. Menerima laporan seluruh kegiatan dan hal-hal yang terjadi
dalam perusahaan
2. Bagian Operasional
Bertanggung jawab terhadap kegiatan oprasional
3. Bagian administrasi/HRD
a. Melakukan penelitian dan analisa keuangan termasuk
masalah pajak
b. Melakukan verifikasi ulang atas semua bukti kas,
penerimaan dan pengeluaran kas
c. Melakukan verifikasi atas semua buku penjualan tunai,
faktur penjualan dan nota pembelian serta bukti barang dari
perusahaan ke konsumen
d. Membuat perencanaan pegawai sesuai kebutuhan dari
setiap departemen
e. Bertanggung jawab dalam memilih dan mendapatkan
pegawai yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
4. Bagian Produksi
Mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya
proses produksi

12
5. Bagian Pemasaran
a. Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang
menyangkut pemasaran
b. Memonitoring dan mengarahkan proses-proses pemasaran

c. Memberikan masukan pada direktur utama dalam


memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan pemasaran

4.3 Visi dan Misi


Adapun visi dan misis PT. Bali Tangi adalah sebagai berikut
Visi :
Menjadi produsen kosmetika herbal terkemuka, untuk menghasilkan
produk kosmetika yang aman, bermutu, dan bermanfaat.

Misi :
1. Menerapkan cara pembuatan kosmetika yang baik (CPKB) di
setiap tahapan pembuatan kosmetika
2. Melakukan notifikasi terhadap produk kosmetika hasil produksi
PT. Bali tangi yang belum di notifikasi
3. Mengembangkan produk baru dengan bahan alam atau herbal
untuk menghasilkan produk kosmetika yang baik, unggul serta
bermanfaat, tetapi tetap aman bagi kesehatan konsumen
4. Melakukan promosi dengan mengajak masyarakat untuk
senantiasa memanfaatkan dan mencintai produk-produk
kosmetika yang berasal dari herbal dengan semboyan Back to
Nature
5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, dan
khususnya untuk karyawan bidang produksi tentang CPKB
melalui pelatihan secara berkala dan berkesinambungan
6. Secara bertahap meningkatkan kemampuan laboratorium untuk
melakukan pengujian mutu produk, sehingga dapat melakukan
pengawasan mutu produk secara mandiri dan efisien

13
7. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan
memprioritaskan kepuasan pelanggan, menerima keluhan
pelanggan, dan menindak lanjutinnya secara cepat

Penghayatan :
Visi dan misi PT. Bali Tangi adalah pedoman, arah, dan tujuan
bersama, baik pimpinan maupun karyawan, yang dilandasi semangat
kerja dengan hati tulus melayani masyarakat dunia dalam ikut serta
di bidang perawatan kulit.

4.4 Ketenagakerjaan PT. Bali Tangi


Pada saat ini PT. Bali Tangi memiliki karyawan sebanyak 23 orang
yang terdiri dari 14 orang karyawan wanita dan 9 orang karyawan pria.
Tingkat pendidikan karyawan mulai dari SMP sampai S2. Setiap tenaga
kerja memiliki jam kerja efektif selama 8 jam per hari yaitu mulai dari
pukul 08.00 wita sampai dengan 17.00 wita, waktu istirahat selama 45
menit. Hari kerja karyawan dari hari senin sampai sabtu, kecuali hari libur
dan hari raya. Karyawan bekerja sesuai dengan pembagian tugas masing-
masing yang telah ditetapkan pimpinan perusahaan berdasarkan
pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki. Karyawan yang bekerja di PT.
Bali Tangi tidak terikat pada satu jenis pekerjaan saja, melainkan setiap
karyawan saling bantu di dalam melaksanakan proses produksi dan tetap
dalam pengawasan pimpinan perusahaan.
Fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan
adalah pakaian seragam dan peralatan kerja, satu kali makan siang dan
camilan, gaji ekstra (bonus) sesuai dengan kerajinan dalam bekerja,
tunjangan hari raya (THR) dalam bentuk bonus tahunan, tempat tinggal
(mess) khusus bagi karyawan wanita.

4.5 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan


Keputusan untuk menempatkan perusahaan pada suatu lokasi
tertentu mempunyai efek yang penting bagi sukses atau gagalnya operasi
perusahaan tersebut. Oleh karena itu penempatan suatu perusahaan harus

14
berdasarkan pertimbangan yang cermat terhadap semua factor-faktor yang
mempengaruhi operasional perusahaan.
PT. Bali Tangi beralokasi di jalan Kebo Iwa Utara No. 168 Padang
Sambian Kaja, Denpasar Barat. Letaknya yang berada di kawasan
industripusat kota memudahkan dalam hal penyaluran bahan baku dan
pemasaran produknya serta memudahkan dalam penanganan sanitasi dan
limbahnya.
Selain penentuan lokasi di dalam perencanaan suatu pabrik juga
diperlukan penyusunan tata letak perusahaan. Tata letak yang sesuai akan
memudahkan dalam pengembangan system produksi perusahaan sehingga
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dengan biaya yang paling
ekonomis. Untuk penentuan tata letak di suatu perusahaan ditentukan oleh
beberapa komponen yaitu:
1. Mudah dicapai sehingga mudah dalam proses pengolahannya
2. Memudahkan dalam mengembangkan suatu perusahaan
3. Sesuatu dengan aturan proses produksi yaitu adanya tempat
penyimpanan bahan baku
4. Bisa lebih meningkatkan efisiensi dalam bekerja
5. Merupakan suatu syarat dalam mendirikan suatu perusahaan
(Mahfud dan Agung, 1990)
PT. Bali Tangi sebagai suatu unit pengolahan tentunya memiliki
penataan tata letak untuk masing-masing proses sehingga memudahkan
dalam mengefisiensikan pelaksanaan operasional perusahaan. Penataan
berdasarkan urutan proses yang diteerapkan diperusahaan ini dimaksudkan
agar mendapatkan efisiensi kerja yang maksimal.

4.6 Kebijakan PT. Bali Tangi


Sesuai dengan visi misi Bali tangi maka kebijakan perusahaan dapat
dijabarkan sebagai- berikut
1. Bali Tangi selalu berusaha untuk menjadi produsen kosmetika
yang aman bermutu dan bermanfaat
2. Setiap proses produksi melalui proses produksi kosmetika yang
baik

15
3. Produk yang diedarkan harus legal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
4. Memproduksi bahan alam yang berasal dari herbal dengan
bijaksana tanpa merusak lingkungan
5. Meningkatkan keterampilan karyawan, baik dalam skil pelayanan
terhadap konsumen, produksi, dan laboratorium
6. Selalu mengajak masyarakat untuk mencintai produk yg berasal
dari alam.
Kebijakan Perusahaan dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan
dan dilaksanakan secara konsisten, dievaluasi serta ditingkatkan secara
terus-menerus di dalam rencana kegiatan yang dituangkan dalam Sasaran
Perusahaan.

4.7 Aktivitas PT. Bali Tangi


Adapun jenis Aktifitas Bali Tangi
Aktifitas yang diadakan 1 tahun sekali, yaitu kegiatan outbound seluruh
karyawan.
Daily Aktifitas untuk operasional :
1. Bidang Pemasaran
Promosi baik dengan cara mengikuti pameran, media social, bekerja
sama dengan pihak lain baik dengan sistem beli putus atau
kongsinyasi dan menjadi sponsor untuk beberapa acara
2. Bidang Administrasi
Menerima pesanan / order, mempersiapakan produk, dan
mendistribusikan order
3. Bidang Keuangan
Membuat laporan keuangan dan perencanaan alokasi dana,
perpajakan, dan penagihan serta pembayaran setiap pengeluaran
operasional
4. Bidang Produksi
Memproduksi produk sesuai dengan order yang diterima dari bagian
adminstrasi

16
5. Quality Control (Termasuk didalamnya Apoteker dan analis)
Melaksanakan pengawasan setiap produk yang dihasilkan
6. Purchasing
Melaksanakan pembelian bahan baku yang bekerjasama dengan
bagian gudang bahan baku

4.8 Kendala-kendala

Adapun beberapa hambatan atau kendala yang ditemui, selama


melaksanakan praktek kerja lapangan pada PT. Bali Tangi adalah sebagai
berikut :

1. Sulitnya menentukan judul laporan praktek kerja lapangan, apalagi


terdapat dua orang teman lain yang melaksanakan praktek kerja
lapangan di tempat yang sama
2. Adanya rasa canggung dan khawatir akan melakukan kesalahan
pekerjaan yang diberikan kepada mahasiswa
3. Sulitnya mendapat data dari karyawan yang membidangi bagian
gudang penyimpanan, karena tidak semua informasi di ketahui oleh
karyawan tersebut

17
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Bahan Baku


Bahan baku merupakan bahan yang penting dalam suatu
perusahaan manufaktur, karena disini terletak langkah pertama dalam
melakukan proses produksi. Dalam Perkembangannya terdapat sedikitnya
tiga produk kosmetika unggulan pada PT. Bali Tangi, seperti : Scrub dan
masker, massage oil, dan sabun. Adapun bahan baku pada beberapa
produk kosmetika tersebut adalah sebagai berikut.
Scrub (Green Tea)
a. Scrub
b. Tepung beras ijo
c. Kacang ijo
d. Green tea
e. Oil
Massage oil
a. Minyak kelapa
b. Aroma
5.2 Majemen Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Manajemen pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan
adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan ketersediaan bahan baku untuk menjamin
kelangsungan produktifitas produksi produk kosmetika, menghindari
keterlambatan pengiriman bahan baku, menghindari adanya kekurangan
ketersediaan bahan baku, menghindari adanya kerusakan bahan baku dan
menghindari kenaikan harga bahan baku.
5.2.1 Perencanaan
Perencanaan bahan baku mencakup kegiatan
mengidentifikasikan bahan baku yang dibutuhkan, baik dari segi
jenis, jumlah, waktu, mutu, maupun spesifikasinya. Perencanaan
bahan baku ini sangatlah penting untuk memperlancar, menjaga
dan meningkatkan produksi PT. Bali Tangi.

18
Perencanaan yang di buat PT. Bali Tangi untuk
mengendalikan persediaan bahan bakunya adalah dengan
mendapatkan data dari Tahun sebelumnya apa saja jenis bahan
baku yang paling banyak ataupun sedikit yang dibutuhkan, atau
dengan menggunakan metode Trend Projection. Metode Trend
Projection ini bertujuan untuk menghindari resiko kehabisan dan
juga kelebihan bahan baku sehingga dapat meminimalisasi
pengeluaran biaya untuk bahan baku bagi perusahaan.
Untuk mengurangi resiko kehabisan persediaan bahan
baku, perusahaan akan membeli bahan baku pada saat data bahan
baku sudah menunjukkan minimum stock yang sudah di tentukan.
Selain itu perusahaan juga telah menerapkan metode safety stock,
ini dilakukan untuk melindungi perusahaan dari resiko kehabisan
bahan baku (stock out) dan keterlambatan penerimaan bahan baku
yang dipesan .
5.2.2 Pengorganiasian
Pengorganisasian dalam sebuah sebuah perusahaan
sangatlah penting, ini karena setelah para pimpinan perusahaan
menetapkan sasaran-sasaran dan merancang rencana-rencana untuk
mencapainya, maka perlu di desain sebuah organisasi yang dapat
mencapai tujuan-tujuan tersebut, tidak hanya pada sumber daya
manusianya tetapi juga pada sumber daya materialnya.
PT. Bali Tangi telah melakukan pengorganisasian yang
sangat baik pada sumber daya manusianya, dengan membagi
karyawannya untuk mengerjakan tugas pada bidangnya masing-
masing sesuai dengan kemampuan yang telah disesuaikan.
Sedangkan dalam membantu menunjang produksi produknya, PT.
Bali tangi sangat memperhatikan kualitas dari bahan baku yang
dimilikinya. Ini terbukti dengan adanya tata cara penyimpanan dan
gudang penyimpanan yang baik.

19
Penyimapanan Bahan Baku
Bahan Baku merupakan faktor produksi dari proses produksi
produk kosmetika yang memerlukan beberapa pemeriksaan
sebelum dilakukannya penyimpanan. Berikut adalah
prosedur pemeriksaan bahan baku yang diterapkan PT Bali
Tangi, yaitu:
1. Bahan Baku yang diterima diperiksa Identitas, semuanya
harus jelas, seperti nama bahan baku, tanggal datang,
pemasok, nomor bets, nomor bets, nomer identitas analisis,
masa kadaluarsa, dsb.
2. Agar menjadi perhatian bahwa : Peralatan yang digunakan
harus bersih
3. Dilakukan pemeriksaan bahan baku sesuai dengan standar
bahan baku dan metode yang telah ditetapkan
4. Dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan pada formulir hasil
pemeriksaan kualitas bahan baku
5. Berikan label status sesuai hasil pemeriksaan kualitas
bahan baku
6. Formulir hasil pemeriksaan kualitas bahan baku agar
disimpan sesuai dengan tanggal / bulan pemeriksaan.
7. Apabila ada bahan baku yang harus ditolak karena tidak
sesuai standar, maka buatkan formulir hasil pemeriksaan
laboratorium dan distribusikan ke bagian-bagian yang
bersangkutan,dan bahan baku tersebut tidak boleh
dimasukkan kedalam gudang penyimpanan bahan baku.
Setelah masuk pada gudang penyimpanan bahan baku, bahan
baku serbuk atau cair wajib mendapat perlakuan khusus seperti
suhu ruangan harus dijaga, agar bahan baku tetap pada kondisi
yang kering.
Gudang Penyimpanan Bahan Baku
Gudang bahan baku merupakan fasilitas terpenting dalam
pengendalian persediaan bahan baku. Karena adanya gudang bahan

20
baku menentukan kapasitas pemesanan dan penyimpanan bahan
baku. Oleh karena itu PT. Bali Tangi menerapkan beberapa
kriteria dalam penentuan lokasi gudang bahan baku, antara lain:
(a) Kemudahan Akses
Lokasi gudang penyimpanan bahan baku PT. Bali Tangi
Terletak di lantai satu yang mudah diakses dalam
pengiriman bahan baku ke ruang produksi lulur yang
berada pada lantai satu dan ruang produksi sabun dan oil
yang berada pada lantai dua, maupun penerimaan pasokan
bahan baku.
(b) Keamanan
Lokasi gudang harus mengutamakan keselamatan kerja
karyawan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan lokasi
gudang yang terlindung dari pengaruh cuaca.
(c) Ruang
Untuk ruangan gudang harus memperhatikan ukuran dan
tata letak gudang. Dimana pada PT. Bali Tangi ruang tata
letak sudah sesuai dan mendapat persetujuan dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
(d) Peralatan
Tersedianya alat-alat yang mendukung persediaan Bahan
Baku, seperti fentilasi, rak untuk meletakanbahan baku baik
yang serbuk maupun yang cair, wadah bahan baku serbuk
yang tertutup dan kedap udara, troli, dan alat lainnya sangat
mendukung proses penyimpanan, penerimaan, serta
pengiriman bahan baku yang ada di gudang. Selain itu,
tersedianya kotak P3K di dekat gudang bahan baku
menunjukkan bahwa PT. Bali Tangi sangat memperhatikan
keselamatan dan kesehatan karyawannya.

21
5.2.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan yang tepat dan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat akan sangat membantu perusahaan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah di tetapkan di awal. Selain itu biaya juga
merupakan salah satu faktor penting yang harus di perhatikan agar
perusahaan mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Ada
beberapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, salah
satunya adalah biaya persediaan. Biaya persediaan merupakan total
biaya yang dikeluarkan selama menangani persedian mulai dari
pemesanan sampai penyimpanan. Biaya persediaan terdiri dari dua
macam biaya, yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Pada
PT. Bali Tangi, melakukan pengelolaan biaya persediaan baik dari
biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan bahan baku yang dikelola oleh PT. Bali
Tangi terdiri dari biaya bahan baku itu sendiri, biaya ekspedisi,
biaya Telpon atau fax , dan biaya SDM yg menangani pemesanan
persediaan bahan baku. Biaya ekspedisi adalah biaya yang
dikeluarkan untuk pengiriman bahan baku itu dipesan hingga
sampai pada perusahaan.
Dalam biaya persediaan bahan baku PT. Bali Tangi juga
terdapat pula biaya penyimpanan yang terdiri dari biaya fasilitas.
Biaya fasilitas merupakan biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas-
fasilitas yang digunakan sebagai pendukung penyimpanan bahan
baku. Biaya fasilitas terdiri dari biaya listrik, Pemeliharaan ruangan
penyimpanan bahan baku, Rak atau tempat untuk menyimpan
bahan baku sesuai dengan jenis dan sifat bahan baku itu sendiri
(untuk rak merupakan pengeluaran yang langsung bisa sebagai
inventaris penyusutan dalam jangka waktu tertentu).

22
5.2.4 Pengontrolan
Dalam manajemen persediaan bahan baku perlu adanya
monitoring agar dalam pelaksanaannya dapat dikontrol dan
dievaluasi. Mengingat persediaan bahan baku ini merupakan salah
satu sarana produksi yang mengeluarkan biaya produksi yang tidak
sedikit, monitoring persediaan bahan baku dirasa sangat penting
oleh PT. Bali Tangi. Dengan monitoring itulah, PT. Bali Tangi
dapat mengontrol pemasukan dan pengeluaran bahan baku agar
tidak terjadi pembengkakan biaya. PT. Bali Tangi telah
menerapkan metode stock opname bahan baku dalam melakukan
aktivitas monitoring.
Stock opname merupakan kegiatan pencocokan antara data
stok persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dengan gudang
bahan baku. Stock opname dilakukan agar tidak ada selisih antara
data persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan dengan
gudang bahan baku. Selain itu,juga untuk pengontrolan jumlah
bahan baku yang diaplikasikan sesuai data guna mencegah
terjadinya kecurangan. PT. Bali Tangi melakukan stock opname
minimal satu bulan sekali.

23
BAB VI
PENUTUP

6.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan deskripsi pada bab sebelumnya, maka
dapat diambil simpulan bahwa PT. Bali tangi telah mampu menjamin
kelangsungan produktifitas produksi produk kosmetikanya, menghindari
keterlambatan pengiriman bahan baku, menghindari adanya kekurangan
ketersediaan bahan baku, menghindari adanya kerusakan bahan baku dan
menghindari kenaikan harga bahan baku, dengan menerapkan manajemen
pengendalian persediaan bahan baku dengan sangat baik. Mulai dari adanya
perencanaan dengan menggunakan Trend Projection, agar tidak adanya
kekurangan maupun kelebihan bahan baku. Pengorganisasian yang sangat baik
pada sumber daya manusia dan sumber daya material yang di dukung dengan
adanya tata cara penyimpanan dan gudang bahan baku yang baik agar kualitas
bahan baku yang digunakan tetap dalam kondisi yang baik. Dalam
pelaksanaannya sendiri PT. Bali Tangi telah memperhatikan beberapa biaya
termasuk biaya persediaan, serta adanya pengontrolan dengan metode stock
opname.

6.2 Saran
Berdasarkan uraian laporan hasil praktik kerja lapangan, maka dapat
dikemukakan beberapa saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan masukan yang
bermanfaat bagi perusahaan atau seluruh pihak yang membutuhkan di antaranya
adalah sebagai berikut
1. PT. Bali Tangi disarankan agar dapat mempertahankan dan berupaya
untuk meningkatkan efektivitas dalam penetapan anggaran pembelian
bahan baku, agar jumlah bahan baku yabg akan di beli dapat lebih
terkendali serta biaya pembelian bahan baku yaitu termasuk biaya
pemesanan dan penyimpanan dapat dihemat.
2. Saran bagi adik-adik yang akan melaksanakan PKL untuk kembali
memilih PT. Bali Tangi sebagai tempat PKL, karena banyaknya pelajaran

24
yang dapat di peroleh, seperti dapat lebih meningkatkan disiplin waktu dan
tanggung jawab kerja.

25
DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti, Freddy. 2002. Manajemen Persediaan Aplikasi Bisnis. PT. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 1996. Manajemen Persediaan. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Yamit, Zulian. 2002. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Penerbit Ekonesia.
Yogyakarta.
Hansen, Mowen R. Don dan Maryanne M., 1997. Management Accounting.
International Thompson Publishing Co. Ohio.
Indrajit, Richardus Eko dan Djokopranoto. (2003). Konsep Manajemen Supply
Chain : Strategi Mengelola Manajemen Rantai Pasokan Bagi
Perusahaan Modern di Indonesia. PT Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Sudarto. 1995. Metodologi Penelitian Filsafat. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai