Anda di halaman 1dari 3

Perbandingan Evaluasi Keberhasilan dari Bahan

1. Kalsium Hidroksida
Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) yang sering digunakan menunjukkan keberhasilan, tetapi
obat ini memiliki beberapa kekurangan yaitu diperlukan waktu yang lama untuk
membentuk jembatan dentin (lebih kurang enam bulan sedangkan khasiat obat dapat
berkurang dalam waktu tiga bulan sehingga dibutuhkan dressing berulang. Dalam
penelitian didapat tingkat keberhasilan klinis dan radiografis adalah 85% setelah 30
bulan. Pada pemeriksaan radiografi 14,28% kegagalan yang terjadi berupa IR(internal
resorbtion), radiolusensi furkasi dan periapical.
Resorbsi internal setelah pulpotomi dengan kalcium hidroksida diakibatkan oleh kontak
langsung KH dengan jaringan pulpa. Telah dianjurkan bahwa, kalsium hidroksida dapat
merangsang penyembuhan hanya pada pulpa yang sehat. Dan kegagalan dapat terjadi
karena adanya infeksi yang tidak terdiagnosa.

MTA memiliki tingkat keberhasilan yang hamper sama dengan CH, tetapi secara
radiografi, MTA memiliki tingkat keberhaslan lebih tinggi. Kedua bahan dapat
membentuk jembatan dentin karena biokompatibilitas dan alkalinitasnya. Perbandingan
Kalsium hidroksida (KH) dengan MTA:
- MTA memiliki kemampuan penutupan lebih baik dan tidak ditemukan adanya tanda-
tanda solubilitas sementara pada KH terdapat solubilitas yang dapat menyebabkan
mikroleakage bakteri dari furkasi ke koronal dari restorasi.
- Jembatan Dentin pada pulpotomi MTA lebih homogen dan kontinu dibanding KH

Sumber: Yildiz E, Tosun G. Evaluation of formocresol, calcium hydroxide, ferric


sulfate, and MTA primary molar pulpotomies. Eur J Dent. 2014 Apr-Jun; 8(2): 234
240.

2. MTA ( Mineral Trioxide Aggregate)

Medikamen ini memberikan hasil perawatan dgn tingkat keberhasilan yg tinggi.


Dalam studi Godhi B dan Tyagi R selama 3 tahun pada pulpotomi 25 gigi molar sulung
vital dengan MTA menunjukkan keberhasilan 100%.

Walaupun MTA tidak mengandung kalsium hidroksida, kalsium hidroksida


terbentuk setelah pengerasan MTA, yang dapat bereaksi dengan cairan jaringan untuk
memproduksi kalsium hidroksida. Menurut Seux et al, setelah kontak dengan jaringan
pulpa, MTA menunjukkan beberapa struktur yang mirip dengan Kristal kalsit yang
ditemukkan dalam kalsium hidroksida . Mereka merangsang fibro-nectin, yang berperan
dalam adhesi seluler dan diferensiasi, seperti kalsium hidroksida. Oleh karenanya,
penelitian yang telah dilakukan mempercayai bahwa mekanisme kerja MTA mirip
dengan kalsium hidroksida.
Mineral ini merupakan bahan kedokteran gigi yang sebaguna dan biokompatibel.
Sifat mineral trioxide aggregate ini antara lain yaitu, toksisitas yang lebih rendah,
meningkatkan daya regenerasi jaringan, memiliki kemampuan dalam menginduksi
pembentukkan jaringan keras, serta mempunyai kemampuan penutupan yang baik.

Sumber: Godhi B, Tyagi R. Success Rate of MTA Pulpotomy on Vital Pulp of Primary
Molars: A 3-year Observational Study. Int J Clin Pediatr Dent. 2016 Jul-Sep; 9(3): 222
227.

3. Leader mix
Akar yang di beri leader mix sembuh lebih baik dan resorpsinya lebih sedikit
dibandingkan dengan akar yang di beri kalsium hidroksida oleh karenanya dapat
mempertahankan massa akar yang lebih banyak. Observasi ini menunjukkan bahwa
leader mix lebih efektif dalam menangani resorpsi dan menunjukkan penyembuhan
periodontal. Persentase kanal dengan pertumbuhan positif setelah diberi perawatan
dengan ledermix adalah 48% (13 dari 27).

4. Electro surgery
Prosedur pulpotomi dengan elektrosurgery memiliki 2 keuntungan yaitu: lebih cepat dan
bebas obat-obatan dengan efek sistemik yang tidak diinginkan. Dalam percobaan
pulpotomi 25 gigi vital, ditemukan tingkat keberhasilan dari segi klinis dan radiografi
mencapai 96-84%.
Sumber: J.A Dean et at. Comparison of Electro Surgical and Formocresol Pulpotomy
Procedures in Children. International Journal of Pediatric Dentisty 2002: 177-182.

Anda mungkin juga menyukai