BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Surat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas
manusia pada zaman modern ini. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai
perusahaan jasa yang mengelola pengiriman surat dan barang, baik yang
dibina oleh pemerintah maupun oleh badan swasta. Surat memiliki
peranan yang sangat penting dalam urusan-urusan kedinasan, denyut
kehidupan sebuah instansi tidak bisa lepas dari yang namanya surat.
Surat merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi.
Informasi yang disampaikan secara tertulis dalam surat dapat berbentuk
pernyataan, pemberitahuan, pertanyaan, permintaan, permohonan,
laporan, dan lain-lain. Surat, sebagai sarana komunikasi tertulis sebaiknya
menggunakan bentuk yang menarik, tidak terlalu panjang serta memiliki
bahasa yang jelas, padat, adab dan takzim sehingga infomasi dapat
mencapai sasarannya jika bahasa yang digunakan dapat mengungkapkan
isi surat sesuai dengan sifat surat serta kedudukan penulis dan pembaca
surat secara efektif.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis
kesalahan- kesalahan surat resmi pada surat keluar Kementrian Agama
kantor Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 yang diajukan sebagai salah
satu syarat untuk menempuh Matakuliah Korespondensi Bahasa
Indonesia. Sehingga dengan menganalisis surat ini, ketepatan penulisan
surat tidak terabaikan karena ketepatan tersebut merupakan syarat yang
pertama dan paling utama untuk dapat menulis surat yang baik.
KEMENTRIAN AGAMA
LOGO KANTOR KABUPATEN BANYUWANGI
JL. ADI SUCIPTO NO. 112 TELP. 0333- 421349
BANYUWANGI
Pada penulisan kepala surat ini ada bagian yang tidak sesuai dengan
teori karena ada penulisan yang salah. penulisan JL. Dan No. Salah,
karena menurut teori seharusnya dituliskan lengkap JALAN dan NOMOR
atau konsisten singkat dan menggunakan huruf kapital JLN. dan NO. pada
nomor telepon tidak dituliskan Telp. Melainkan lengkap Telepon. Jadi,
bentuk kepala surat yang benar adalah sebagai berikut.
KEMENTRIAN AGAMA
LOGO KANTOR KABUPATEN BANYUWANGI
JLN. ADI SUCIPTO NO. 112 TELEPON. 0333- 421349
BANYUWANGI
Kepala Surat
Kepala Surat
13 Januari 2016
Nomor : Kd.15.30/1/Ks.00.7/048/2016
Pada surat tersebut terdapat bagian yang salah, bagian Sifat tidak
sesuai dengan teori karena bukan merupakan salah satu bagian dalam
surat resmi. Penulisan lampiran pada surat tersebut tidak benar karena
ketentuan lampiran dinyatakan berlaku jika surat tersebut melampirkan
sesuatu, tetapi apabila surat tersebut tidak melampirkan sesuatu, kata
lampiran tidak perlu dicantumkan sehingga tidak akan terdapat kata
lampiran yang diikuti tanda hubung atau angka seperti diatas. Jadi
penulisan yang benar untuk surat tersebut adalah tidak
mencantumkan kedua bagian dari surat itu.
Hal : Undangan
Prihal : Undangan
Kepada :
Yth. Kepala Madrasah Negeri
Se Kabupaten Banyuwangi
di-
Banyuwangi
Pada alamat yang dituju terdapat bagian yang salah karena tidak
sesuai dengan teori, seharusnya alamat surat tidak diawali kata kepada karena
kata tersebut berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan arah.
Kemudian, posisi alamat surat dituliskan rata si sebelah kiri surat pada posisi
antara hal surat dan salam pembuka. dalam surat itu tertulis Se Kabupaten
Banyuwangi, seharusnya setelah kata Se diberi tanda penghubung menjadi Se-
Kabupaten Banyuwangi; Penulisan nama kota dituliskan dengan huruf awal
kapital , tidak perlu diberi tanda baca maupun kata penghubung. Jadi penulisan
yang benar adalah sebagai berikut.
Hal : Undangan
KEMENTRIAN AGAMA
LOGO KANTOR KABUPATEN BANYUWANGI
JLN. ADI SUCIPTO NO. 112 TELEPON. 0333- 421349
BANYUWANGI
3.1 Kesimpulan
Surat adalah alat komunikasi tulis yang paling efisien, efektif, ekonomis,
dan praktis. Ketepatan dalam penulisan sangatlah penting karena ketepatan
adalah syarat yang pertama dan paling utama dalam penulisan surat yang baik,
khususnya dalam surat resmi. Kesalahan umum dalam surat-menyurat yang
paling sering terjadi adalah kesalahan ejaan dan kesalahan struktur bahasa atau
kalimat. Surat-surat yang dibuat kadang-kadang tidak jelas maksudnya.
Ketidakjelasan itu disebabkan oleh kesalahan atau ketidaktepatan penggunaan
bahasa. Hal ini dapat terjadi karena penulis surat kurang paham terhadap kaidah-
kaidah kebahasaan atau bisa juga terjadi karena hal-hal lain yang sifatnya
manusiawi seperti kurang teliti dan lain sebagainya. Bahasa surat semestinya
singkat, padat, dan mudah dimengerti dengan tidak lupa menghiraukan ejaan
yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Melalui analisis pada surat keluar Kementrian Agama
Kabupaten Banyuwangi, setelah adanya tahapan pengenalan atas kesalahan,
identifikasi, dan klasifikasi kesalahan. akan dideskripsikan bagaimana koreksi
yang benar sesuai dengan pedoman yang dilazimkan oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
3.2 Saran
Mengingat betapa pentingnya analisis ini , maka penulis memberikan
saran di antaranya:
1. jangan menganggap remeh terhadap ketepatan penulisan surat, tetapi
sedapat mungkin kita harus memperhatikan dan menerapkan ketepatan
tersebut dalam setiap penulisan surat sehingga kita dapat lebih
mengakui dan memperhatikan keharusan penerapannya.
2. Analisis semacam ini perlu diterapkan dan dijadikan acuan dalam
pembuatan surat. Sehingga pada penulisan surat perlu diteliti dengan
baik sehingga kaidah-kaidah bahasa ditempatkan pada posisinya
masing-masing.