Anda di halaman 1dari 43

Kondisi

Eksisting

1
Kawasan Danau
Toba sebagai
orientasi awal
dalam
Pengembangan PROFIL KAWASAN DANAU TOBA
Infrastruktur di
Kawasan Danau
Toba

Inkubasi Kawasan Danau Toba

Orientasi Lokasi dan Kedudukan Kawasan Danau Toba

Danau Toba adalah danau kaldera terbesar di dunia yang terletak di Provinsi Sumatera Utara,
berjarak 176 km ke arah Barat Kota Medan sebagai ibu kota provinsi. Danau Toba (2,88o N 98,5o 2
E dan 2,35o N 99,1o E) adalah danau terluas di Indonesia (90 x 30 km2) dan juga merupakan
sebuah kaldera volkano-tektonik (kawah gunungapi raksasa) Kuarter terbesar di dunia. Sebagai
danau volcano tektonik terbesar di dunia, Danau Toba mempunyai ukuran panjang 87 km berarah
Baratlaut-Tenggara dengan lebar 27 km dengan ketinggian 904 meter dpl dan kedalaman danau
yang terdalam 505 meter.

Kawasan Danau Toba merupakan bagian dari WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Metro Medan
Tebing Tinggi Dumai Pekanbar yang memiliki luas 369.854 Ha. Secara administratif Kawasan
Danau Toba berada di Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis terletak di antara koordinat
210300 Lintang Utara dan 9824 Bujur Timur. Kawasan ini mencakup bagian dari wilayah
administrasi dari 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir,
Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hansudutan, Kabupaten Tapanuli Utara
dan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Pak Pak Barat. Secara fisik, Kawasan Danau Toba
merupakan kawasan yang berada di sekitar Danau Toba dengan deliniasi batas kawasan didasarkan
atas deliniasi Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) dan CAT.

Orientasi dan Kedudukan Kawasan Danau Toba dalam Lingkup Nasional

Hal | 2
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Ruang Lingkup Kawasan Danau Toba


Lingkup Kawasan Cakupan WIlayah
Badan Danau

Kabupaten Karo a) Kecamatan Merek


Kabupaten Simalungun a) Kecamatan Pematang Silimakuta
b) Kecamatan Silimakuta
c) Kecamatan Haranggaol Horison
d) Kecamatan Dolok Pardamean
e) Kecamatan Pematang Sidamanik
f) Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
Kabupaten Toba Samosir a) Kecamatan Ajibata
b) Kecamatan Lumban Julu
c) Kecamatan Uluan
d) Kecamatan Porsea
e) Kecamatan Siantar Narumonda
f) Kecamatan Sigumpar
g) Kecamatan Balige
h) Kecamatan Tampahan
Kabupaten Tapanuli Utara a) Kecamatan Muara
b) Kecamatan Siborong-Borong
c) Kecamatan Tamparan
d) Kecamatan Tarutung
e) Kecamatan Sipahutan
f) Kecamatan Sipoholon
Kabupaten Humbang Hasundutan a) Kecamatan Lintong Nihuta
b) Kecamatan Baktiraja
Kabupaten Samosir a) Kecamatan Sitio-tio
b) Kecamatan Harian
c) Kecamatan Pangururan
d) Kecamatan Sianjur Mula-mula
e) Kecamatan Simanindo
f) Kecamatan Onan Runggu
g) Kecamatan Nainggolan
h) Kecamatan Palipi
Kabupaten Dairi a) Kecamatan Silahisabungan
b) Kecamatan Sidikalang
Daerah Tangkapan Air (DAT) 1. 3 (tiga) Sub DAS di Kabupaten Karo
2. 4 (empat) Sub DAS di Kabupaten Simalungun
3. 8 (delapan) Sub DAS di Kabupaten Toba Samosir
4. 4 (empat) Sub DAS di Kabupaten Tapanuli Utara
5. 2 (dua) Sub DAS di Kabupaten Humbang Hasundutan
6. 13 (tiga belas) Sub DAS di Kabupaten Samosir
7. 2 (dua) Sub DAS pada Kabupaten Dairi
Cekungan Air Tanah (CAT) 1. CAT Sidikalang
2. CAT Tarutung
3. CAT Porsea Parapat
4. CAT Samosir

Kondisi Fisik dan Sumber Daya Alam

Topografi. Kondisi topografi Kawasan Danau Toba didominasi oleh perbukitan dan pegunungan,
dengan kelerengan lapangan terdiri dari datar dengan kemiringan (0 8 %), landai (8 15 %), agak
curam (15 25 %), curam (25 45 %), sangat curam sampai dengan terjal (> 45 %).

Kondisi kelerengan Kawasan Danau Toba ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Hal | 3
Inkubasi Kawasan Danau Toba

1) Pada bagian utara Kawasan Danau Toba yakni wilayah yang merupakan bagian dari Tanah
Karo, DTA relatif sempit dan memiliki relief bergunung dengan lereng terjal. Sedangkan arah
tepi danau memiliki relief berombak hingga berbukit yang sebagian digunakan untuk budidaya
pertanian. Pada wilayah yang terjal, kemiringannya mencapai > 75%. Sedangkan pada daratan
yang sempit, kemiringannya < 3%.

2) Ke arah Timur dan Tenggara di daerah Parapat-Porsea-Balige memiliki relief datar hingga
bergunung. Di sisi Timur dan Tenggara ke arah batas DTA terdapat dataran yang relatif luas
yang digarap oleh masyarakat setempat sebagai lahan sawah. Tepi batas DTA merupakan
wilayah berbukit hingga bergunung dengan kemiringan lahan mencapai > 75%.

3) Bagian Selatan Kawasan Danau Toba merupakan dataran hingga wilayah berbukit ke arah
batas DTA. Pada daerah yang datar dengan kemiringan lahan < 3%, diusahakan oleh
masyarakat setempat sebagai lahan pertanian, sedangkan ke arah batas DTA memiliki kontur
relief berbukit hingga bergunung.

4) Di bagian Barat hingga Utara merupakan dataran dan perbukitan hingga bergunung, dengan
lereng terjal ke arah tepi danau, seperti di sekitar Tele, Silalahi dan Tongging. Lereng terjal di
wilayah ini mencapai kelerengan > 75%.

5) Pulau Samosir memiliki dataran yang relatif luas di sekililing tepian Danau Toba dengan
kemiringan < 3%. Ke arah tengah pulau reliefnya bergunung dan berlereng terjal dengan
kemiringan lahan antara 30,5 hingga > 75%. Dataran yang terdapat dibagian Barat dan Selatan
pulau ini relatif lebih luas dibanding di sisi Utara dan Timur.

Hal | 4
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Topografi Kawasan Danau Toba

Iklim. Menurut klasifikasi iklim Oldeman maka Kawasan Danau Toba termasuk ke dalam tipe iklim
B1, C1, C2, D2, dan E2. Dengan demikian bulan basah (Curah Hujan 200 mm/bulan) berturut-turut
pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan, sedangkan bulan kering
(Curah Hujan 100 mm/bulan) berturut-turut antara 2-3 bulan. Berdasarkan klasifikasi iklim
menurut Scmidt dan Ferguson maka Kawasan Danau Toba ini termasuk ke dalam tipe iklim A,B dan
C.
Hidrologi. Air yang masuk ke dalam Danau Toba berasal dari air hujan yang langsung jatuh ke
Danau Toba dan air yang berasal dari sungai-sungai yang masuk ke dalam danau. Di sekeliling
danau terdapat 19 Sub DTA yang merupakan daerah tangkapan air 19 sungai yang masuk ke dalam
danau. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Sigubang, Bah Bolon, Sungai Guloan, Sungai
Arun, Sungai Tomok, Sungai Pulau Kecil/Sibandang, Sungai Halian, Sungai Simare, Sungai Aek
Bolon, Sungai Mandosi, Sungai Gongpan, Sungai Bah Tongguran, Sungai Mongu, Sungai Kijang,
Sungai Sinabung, Sungai Ringo, Sungai Prembakan, Sungai Sipultakhuda, dan Sungai Silang.

Hal | 5
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Kependudukan dan Sosial Budidaya

Jumlah penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013 lebih kurang 951.711 Jiwa yang tersebar di 8
Kabupaten dan 61 Kecamatan. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang,
Kabupaten Dairi dengan jumlah 47.272 Jiwa dan terendah berada di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara dengan jumlah 1.355 Jiwa.

Kepadatan rata-rata penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013 adalah 110 jiwa/km2.
Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi yaitu 669
jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara yaitu 17 jiwa/km2.
Jumlah Penduduk (Jiwa)

150,000
121,582
91,868
100,000 77,188

50,000 36,190
13,553 18,712
4,555
-

Jumlah Penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013

Masyarakat Sumatera Utara terdiri atas berbagai suku antara lain penduduk asli (Suku Melayu,
Suku Batak Karo, Suku Batak Toba, Suku Batak Mandailing, Suku Batak Angkola, Suku Batak
Simalungun, Suku Batak Pakpak, Suku Nias) dan pendatang (Suku Minangkabau, Suku Aceh, Suku
Jawa, dan Suku Tionghoa). Penduduk di Kawasan Danau Toba didominasi oleh suku Batak Toba,
Batak Karo, Batak Simalungun dan lainnya.

Hal | 6
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Danau Toba dianggap sebagai simpul pemersatu areal tanah yang didiami individu-individu
maupun kelompok etnis Batak Toba ini, yang keadaannya berada pada ketinggian 900 m di atas
permukaan air laut. Danau ini terbentuk dari vulkanik gunung merapi yang hasil letusannya
membentuk sebuah bentuk danau, yang letusannya berdampak menyemburkan kawah yang
kemudian dipenuhi oleh debit air yang sangat besar. Danau Toba ini adalah salah satu kebanggaan
masyarakat Batak Toba sebagai danau yang sangat bermanfaat untuk sumber kehidupan dari hasil
yang ada di dalam danau ini, seperti suber air bersih, ikan-ikan dan sebagai aset pariwisata karena
pemandangannya yang menawan di sekitar danau ini. Di tengah-tengah danau tuba ini terdapat
sebuah pulau yang dinamakan Pulau Samosir (menurut sejarah sesungguhnya dahulu tidak benar-
benar terpisah dengan dataran disekeliling Danau Toba artinya tidak benar-benar sebagai sebagai
sebuah pulau).

Masyarakat Batak merupakan masyarakat perantau yang diwarisi dengan sifat pekerja keras,
berani, jujur dan pantang menyerah. Keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik selalu
ditanamkan kepada generasi muda sehingga demi mencapai impian, seorang pemuda atau pemudi
batak harus bersedia meninggalkan kampung halaman tercinta untuk merantau ke negeri/daerah
orang yang jauh. Akan tetapi kerinduan akan kampung halaman masih akan selalu melekat di hati.
Tak heran saat ini banyak orang Batak yang berhasil dan sukses tersebar di seluruh penjuru dunia.

Kabupaten Samosir,
salah satu kabupaten di
Kawasan Danau Toba
dinilai sebagai asal-
muasal dari semua
ethnis Batak se-dunia
yang memiliki kearifan
lokal dengan falsafah
Dalihan Natolu paopat
sihalsihal, serta
situs/artefak sejarah
ethnis Batak yang cukup banyak yaitu 148 situs/objek wisata yang tersebar di 9 kecamatan antara
lain adalah di kawasan sakralisasi gunung Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mulamula sebanyak 49
situs, di Kecamatan Harian dan Sitiotio sebanyak 16 situs dan di Pulau Samosir (6 kecamatan)
sebanyak 83 situs, merupakan potensi dalam pengembangan Kabupaten Samosir sebagai pusat
budaya Batak, dalam mewujudkan Kabupaten Pariwisata. Disamping berbagai situs tersebut, juga
kaya dengan potensi seni dan budaya seperti: Tortor Batak, Silat (Mossak Batak), Tortor Sigalegale,

Hal | 7
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Pentas Opera Batak, Sanggar Tari, Paduan Suara, Alat Musik (Uning-uningan), Mengali Kerangka
Manusia (Manggukal holi), kegiatan Mangasetaon, Mangalahat Horbo, Mandudu dan lain-lain.

Lingkungan

Keindahan Danau Toba serta kelimpahan sumberdaya alamnya menjadi daya tarik bagi
masyarakat. Seiring dengan perjalanan waktu, jumlah penduduk yang berdomisili semakin
meningkat dengan demikian juga pemanfaatan dan jenis pemanfaatan sumberdaya alam semakin
meningkat dan bervariasi. Beberapa pemanfaatan Danau Toba untuk keperluan masayarakat
antara lain :

1. Sumber Air Minum

Sejak dahulu air Danau Toba telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air minum dan
keperluan domestik lainnya. Survey Bapedalda Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 menunjukkan
bahwa dari 147 lokasi pemukiman yang berada di pinggiran Danau Toba, 88% diantaranya
menggunakan air Danau Toba sebagai sumber air baku air minum tanpa pengolahan lanjut.

Pada kawasan ini terdapat tiga perusahaan daerah air minum (PDAM) yang menggunakan air
Danau Toba sebagai sumber air bakunya yaitu PDAM Balige, PDAM Laguboti dan PDAM
Pangururan.

2. Pembangkit Listrik

Pada bagian hilir, Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau Toba digunakan untuk pembangkitan
tenaga listrik dengan potensi total sekitar 1056 MW, yang terbagi dalam 5 kelompok
pembangkitan. PLTA Asahan I dengan kapasitas 2 x 90 MW telah selesai dibangun, PLTA Asahan II
sudah beroperasi dengan kapasitas 604 MW, PLTA Asahan III dengan kapasitas 174 MW sedang
dalam proses persiapan pembangunan. Sedangkan PLTA Asahan IV dan V, masih memungkinkan
untuk dibangun dengan kapasitas masing-masing sebesar 80 MW dan 18 MW. Sedangkan pada
bagian hulu danau, air Lae Renun dialirkan ke Danau Toba untuk menggerakkan turbin dengan
kapasitas 82 MW.

3. Budidaya Ikan

Selain itu, pemanfaatan Danau Toba sebagai tempat budidaya ikan dengan menggunakan
Keramba Jaring Apung juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Berdasarkan informasi
masyarakat, budidaya perikanan pada keramba jaring apung di Danau Toba (Haranggaol) dimulai
pada tahun 1996. Kegiatan ini terus berkembang dan menyebar hampir ke seluruh perairan Danau

Hal | 8
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Toba. Survey Bapedalda Sumatera Utara pada tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah total
keramba jaring apung milik masyarakat sebagai sarana budidaya perikanan pada saat itu mencapai
4.922 unit yang tersebar pada 51 lokasi.

KJA di Danau Toba (a) KJA Masyarakat (b) KJA Swasta (PT. Aquafarm)

Sebagai konsekuensi pemanfaatan sumberdaya ini, terjadi penurunan kualitas lingkungan kawasan
Danau Toba. Kondisi alamiah kawasan Danau Toba memang rentan terhadap timbulnya resiko
lingkugan hidup. Topografi dominan, yakni curam hingga terjal serta dominasi jenis tanah yang
rentan erosi serta iklim type C yang sangat kering pada musim kemarau merupakan faktor-faktor
alamiah yang membuat kawasan ini rentan terhadap resiko lingkungan hidup.

Eksploitasi kawasan yang kurang mempertimbangkan kondisi alamiah ini telah menimbulkan
berbagai permasalahan lingkungan. Secara umum permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut (Sumber: Kajian Lingkungan Strategis Kawasan Danau Toba, BLH Provinsi Sumatera Utara,
2011):

1. Penurunan Kualitas Air Danau

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kualitas air Danau Toba telah tercemar, dengan kategori
cemar sedang (mengacu kepada Baku Mutu Air kelas I sesuai dengan PP No. 82/2001). Berbagai
sumber pencemar air Danau Toba antara lain adalah limbah domestik, pertanian, peternakan,
perikanan, transportasi air dan pertambangan bahan galian golongan C.
Limbah domestik mengandung bahan-bahan pencemar antara lain bahan organic, nitrogen,
phosphor, potassium, kalsium, amoniak, nitrat dan padatan-padatan tersuspensi serta
organisme patogen.
Pencemaran dari kegiatan pertanian berupa limbah pestisida dan pupuk yang menyebabkan
meningkatnya kadar phospor, nitrogen, kalium, dan zat organik di perairan Danau Toba.

Hal | 9
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Limbah dari kegiatan peternakan menimbulkan pencemaran bahan organik, unsur N, P, K


dan bakteri e-coli. Sedangkan limbah dari kegiatan budidaya perikanan al. berupa unsur
phosphor, nitrogen, vitamin, mineral dan zat-zat organik.
Kegiatan transportasi air berpotensi mencemari perairan melalui ceceran oli dan bahan
bakar, limbah padat dan air limbah dari toilet kapal yang masuk ke perairan Danau Toba.
Kegiatan pertambangan bahan galian golongan C akan meningkatkan kekeruhan yang dapat
mengganggu kehidupan biota air dan meningkatkan sedimentasi.
2. Kerusakan Daerah Tangkapan Air.
Salah satu penyebab lain kerusakan DTA adalah penambangan bahan galian golongan C dari
badan air, pinggiran pantai dan tebing Danau Toba. Penambangan ini memang memberi
manfaat ekonomi, namum pada saat yang sama juga menimbulkan kerusakan lingkungan yang
massif. Di daerah Horsik sampai Panamean, berdasarkan Survey BLH tahun 2007 ditemukan 34
titik penambangan batu pada daerah sepanjag 6 km dari dinding danau. Tebing danau yang
berupa bebatuan digali bahkan sampai mencapai puncak tebing. Penambangan ini sangat
merusak ekosistem, menimbulkan erosi, sedimentasi, kekeruhan, menambah lahan kritis dan
berpeluang untuk melongsorkan/meruntuhkan dinding danau.
3. Ancaman Keanekragaman Hayati
Keanekaragaman hayati (kehati) pada kawasan Danau Toba telah mengalami ancaman, baik
habitat daratan maupun habitat perairan. Terdapat berbagai faktor penyebab terancamnya
kehati pada kawasan ini diantaranya; perusakan habitat karena kebakaran, konversi lahan,
aplikasi pestisida, pembuangan limbah, penyempitan luasan habitat, introduksi spesies asing,
maupun serangan hama dan penyakit serta bencana alam banjir, longsor atau gempa. Pada saat
ini terjadi blooming ikan Pora-pora (Puntius binotatus) di Danau Toba dan pada saat yang sama
nelayan kesulitan menangkap ikan Mujair (Tilapia mossambica), salah satu spesies asli danau ini
yang sudah mulai sulit ditemukan di perairan Danau Toba.

Hal | 10
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Penyebab Kerusakan Lingkungan di Kawasan Danau Toba

Perekonomian

PDRB Kawasan. PDRB atas harga konstan


kabupaten-kabupaten yang termasuk dalam
Kawasan Danau Toba tahun 2013 rata-rata
sebesar 2,75 triliun rupiah dengan rata-rata laju
pertumbuhan sebesar 5,89 %

Kontribusi terbesar perekonomian kabupaten


di Kawasan Danau Toba adalah sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
perdagagan, hotel, restoran (pariwisata) dan
angkutan dan komunikasi.

Hal | 11
Inkubasi Kawasan Danau Toba

PDRB Kabupaten Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013

Pendapatan Perkapita. Pendapatan per kapita masing-masing kabupaten di kawasan Danau Toba
dapat dilihat pada tabel berikut.

PDRB Kabupaten Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011 2013 (Rupiah)

Tahun
No Kabupaten
2011 2012 2013
1 Dairi 7.919.187,00 8.301.057,00 8.697.133,00
2 Samosir 9.283.833,00 9.782.598,00 10.343.564,00
3 Tapanuli Utara 6.020.912,00 6.315.774,00 6.637.434,00
4 Toba Samosir 10.601.507,00 11.110.985,00 11.596.094,00
5 Karo 9.959.126,00 10.374.784,00 10.646.492,00
6 Humbang Hasundutan 6.106.829,00 6.394.041,00 6.695.767,00
7 Simalungun 7.133.594,00 7.511.758,00 7.791.888,00
8 Pakpak Bharat 4.179.669,00 4.341.417,00 4.499.022,00

Infrastruktur Eksisting

Panjang jalan nasional di Kawasan Danau Toba adalah 542,98 Km, panjang jalan provinsi 172,74
Km, panjang jalan kabupaten 4.170,59 Km dan panjang jalan lingkar dalam Kawasan Danau Toba
277,08 Km.

Jaringan jalan yang ada di Kawasan Danau Toba sebagian besar cukup bagus, terutama jalan yang
menghubungkan antar ibu kota kabupaten, namun ruas jalan kolektor lokal di sepanjang pesisir
pulau Samosir beberapa ruas jalannya buruk yang menghubungkan antara kecamatan, namun di
beberapa ruas jalan yang menghubungkan antara kecamatan cukup baik.

Hal | 12
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Panjang Ruas Jalan Nasional di Kawasan Danau Toba


No Nama Ruas Jalan Nasional Panjang Ruas Arteri Primer Kolektor Primer
Jalan (Km) (Km) 1 (Km)
1 Bts. Kota Sidikalang - Panji 28,48
2 Jln. Pahlawan (Sidikalang) 19,68 19,68
3 Panji - Bts. Kab. Samosir 5,23 5,23
4 Bts. Kab. Dairi - Dolok Sanggul 6,12 6,12
5 Dolok Sanggul - Siborong Borong 0,86 0,.86
6 Siborong Borong - Tarutung 50,07 50,07
7 Jln. Balige (Tarutung) 1,46 1,46
8 Jln. By Pass (Tarutung) 1,52 1,52
9 Jln. Siisiingamangaraja ((Tarutung)) 0,62 0,63
10 Kabanjahe - Merek 21,98 21,98
11 Jln. Palabangun (Kabanjahe) 1,1 1,1
12 Merek - Bts. Kab. Dairi 14,06 14,06
13 Bts. Kab. Karo - Panji 29,81 29,81
14 Merek - Bts. Kab. Simalungun 2,67 2,67
15 Bts. Kab. Karo - Saribu Dolok 8,59 8,59
16 Saribu Dolok - Tiga Runggu 14,95 14,95
17 Tiga Runggu - Tanjung Dolok 42,29 42,29
18 Bts. Kota Pematang Siantar - Parapat 37,92 37,92
19 Jln. Ke Parapat (P. Siantar) 4,97 4,97
20 Parapat -- Bts.. Kab.. Tobasa 10,47 10,47
21 Bts. Kab. Simalungun - Silimbat 34,74 34,74
22 Silimbat - Bts. Kab. Tapanuli Utara 26,65 26,65
23 Bts. Kab. Tobasa - Siborong Borong 9,19 9,19
24 Parapat - Pelabuhan Aji Bata 2,8 2,8
25 Tomok - Ambarita 5,3 5,3
26 Ambarita - Simanindo 18,3 18,3
27 Siimaniindo -- Pangururan 19,3 19,3
28 Jln. Lingkar Luar Parapat 19,85 19,85
29 Sp. Silangit - Bandara Silangit 1 1
30 Tele - Pangururan 22 22
31 Pangururan - Nainggolan 40 40
32 Nainggolan - Onan Runggu 7 7
33 Onan Runggu - Tomok 34 34

Hal | 13
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Selain jaringan jalan, terdapat juga infrastruktur lainnya di Kawasan Danau Toba seperti yang
tertera dalam tabel berikut.

Infrastruktur Non PUPR di Kawasan Danau Toba


Kabupaten Kecamatan Infrastruktur
Dairi Kec. Sidikalang Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Gardu Induk
Kantor Pelayanan Komunikasi
Kantor Pelayanan Pos
PLTA
PLTD
Terminal Penumpang
Kec. Siempat Nempu Hulu < 20 l/dt
Kec. Sumbul < 20 l/dt
< 50-100 l/dt
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Kec. Tiga Lingga Kantor Pelayanan Pos
Humbang Hasundutan Dolok Sanggul < 20 l/dt
Agropolitan
Bendung
Kec. Parlilitan < 20 l/dt
Kec. Pollung Bendung
Kec. Lintong Nihuta Daerah Irigasi
Karo Kec. Merek Agropolitan
Samosir Kec. Nainggono < 20 l/dt
Daerah Irigasi
Kec. Onan Rungdu < 20 l/dt
Kec. Pangurutan < 20 l/dt
kec. Simanindo < 20 l/dt
Simalungun Kec. Gisang Sipangan Bolon < 20-50 l/dt
IPLT/IPAL
Tapanuli Utara Kec. Siborong-borong < 20 l/dt
Agropolitan
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Terminal Penumpang
Kec. Sipahutan < 20 l/dt
Daerah Irigasi
Kec. Sipoholon Daerah Irigasi
< 20 l/dt
< 50-100 l/dt
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Gardu Induk

Hal | 14
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Kabupaten Kecamatan Infrastruktur


Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Kec. Tarutung Kantor Pelayanan Pos
Toba Samosir Kec. Laguboti < 20 l/dt
IPLT/IPAL
Kec. Lumban Julu < 20 l/dt
Agropolitan
Daerah Irigasi
Kec. Polesa Agropolitan
Daerah Irigasi
Kec. Sigumpan < 20 l/dt
Kec. Silaen Daerah Irigasi
Kec. Ajibara Daerah Irigasi
Kec. Bona Tua Lunasi Daerah Irigasi

Hal | 15
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Sebaran Infrastruktur di Kawasan Danau Toba

Hal | 16

Tujuan
Pengembangan
Kawasan Danau

2
Toba yang akan
dituju dalam
rangka
percepatan
pembangunan ULTIMATE GOALS
PENGEMBANGAN
Infrastruktur KAWASAN DANAU TOBA
Kawasan

Inkubasi Kawasan Danau Toba

Simpul-Simpul Produksi Kawasan

Kawasan Danau Toba merupakan kawasan memiliki potensi yang besar dari sektor produksi
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Beberapa kawasan telah ditetapkan sebagai
kawasan agropolitan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun Pemerintah Kabupaten.
Untuk produksi perkebunan, beberapa komoditi telah menjadi unggulan seperti kopi dan karet.
Sedangkan untuk sektor perikanan, produksi berasal dari perikanan budidaya dengan
memanfaatkan perairan Danau Toba maupun perairan umum lainnya.

Tanaman Pangan dan Holtikultura. Salah satu pilar pembangunan di Kawasan Danau Toba,
selain sektor pariwisata adalah sektor pertanian. Pertanian menjadi sektor andalan bagi Kabupaten-
Kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba dalam menggerakkan perekonomian daerah. Tahun
2013, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan memberikan konstribusi
paling besar dalam pembentukan PDRB masing-masing kabupaten di Kawasan Danau Toba, yaitu
rata-rata sebesar 55 % terhadap total PDRB.

Salah satu faktor berkembangnya sektor pertanian di Kawasan Danau toba adalah karena kondisi
fisik dan agroeksosistem. Kawasan Danau Toba memiliki sumberdaya biofisik yang cukup untuk
mendukung pengembangan pertanian antara lain adalah ketersedian tanah, hara, dataran rendah
dan tinggi. Kondisi tersebut tidak terlepas dari latarbelakang asal muasal terjadinya Danau Toba.
Morfologi dataran diantara morfologi perbukitan di area kaldera Danau Toba juga memiliki potensi
air yang sangat baik disamping tanahnya yang subur bersumber dari tanah pelapukan dari
perbukitan sekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan kawasan di sekitar Danau Toba sangat subur
dan cocok untuk dikembangkan sektor pertanian.

Perkebunan. Selain sub sektor tanaman pangan dan holtikultura, Kawasan Danau Toba juga
memiliki potensi dari produksi sub sektor perkebunan. Komoditi unggulan dari sub sektor
perkebunan di Kawasan Danau Toba adalah kopi, kemenyan, kemiri, kulit manis, cengkeh, kelapa
sawit dan kakao. Tanaman perkebunan yang ada umumnya merupakan usaha yang dikelola secara
swadaya oleh rakyat. Tanaman perkebunan yang dikelola oleh perusahaan masih relatif kecil dan
hanya ada di beberapa lokasi seperti di Kabupaten Toba Samosir yaitu perkebunan komoditi teh
yang dikelola oleh PTPN IV.

Kopi merupakan komoditi andalan tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai prospek yang
baik. Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan rakyat dengan luas tanam terluas dibanding
dengan tanaman perkebunan lainnya di Kawasan Danau Toba. Kopi Sidikalang yang berasal dari

Hal | 15
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Kabupaten Dairi bahkan sudah terkenal baik dalam lingkup Sumatera Utara maupun nasional.
Adapun arahan pengembangan sub sektor perkebunan di Kawasan Danau Toba adalah :

mengendalikan perkembangan kawasan budi daya perkebunan yang potensial menyebabkan


kerusakan kawasan hutan lindung dan pencemaran air Danau Toba
mengendalikan perkembangan kawasan budi daya perkebunan berdaya saing sesuai daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup di Kawasan Danau Toba
mengembangkan jenis tanaman budi daya perkebunan yang sesuai dengan kondisi lahan dan
iklim Kawasan Danau Toba

Peternakan. Usaha peternakan di Kawasan Danau Toba umumnya dikelola dan diusahakan oleh
masyarakat sebagai usaha rumah tangga. Ternak dapat dikelompokkan menjadi ternak besar dan
ternak kecil dan unggas. Ternak besar terdiri dari sapi, kerbau dan kuda. Ternak kecil meliputi
kambing, domba dan babi. Sedangkan ternak unggas meliputi ayam dan itik. Jenis peternakan di
Kawasan Danau Toba hampir sama disemua kabupaten. Untuk ternak besar, sebagian besar
kabupaten didominasi oleh ternak kerbau dan sapi. Sedangkan untuk ternak kecil, babi merupakan
ternak yang mendominasi di Kawasan Danau Toba. Kawasan peternakan biasanya tersebar di
daerah permukiman terutama di daerah perkampungan. Peternakan babi terbesar di Kawasan
Danau Toba berada di Kecamatan Dolok Perdamean Kabupaten Simalungun.

Perikanan. Potensi perikanan di Kawasan Danau Toba merupakan jenis perikanan budidaya.
Usaha perikanan pada umumnya juga dikelola sebagai rumah tangga, baik sebagai kegiatan
budidaya maupun kegiatan penangkapan ikan. Budidaya perikanan dilakukan di kolam, sawah,
jaring apung, kolam air deras dan pembenihan, sedangkan usaha penangkapan dilakukan di danau
sungai dan rawa.

Jenis ikan yang ada di Kawasan Danau Toba adalah Ikan pora-pora, Ikan Batak (Ihan Batak) dan ikan
Mas. Ikan Jurung/Ikan Batak (Lissochilus sumatranus, Labeobarbus soro) adalah Jenis ikan yang
merupakan jenis ikan endemik yang keberadaannya saat ini hampir punah. Ikan Batak terdiri dari
dua spesies yaitu : Lissochilus sumatranus dan Labeobarbus soro. Di perairan danau ini juga
terdapat remis yang endemik yang dikenal namanya sebagai Remis Toba (Corbicula tobae).

Hal | 16
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Produk Unggulan di Kawasan Danau Toba

No Sektor Komoditi Sebaran Lokasi

1 Tanaman Pangan dan Padi, Jagung, Ubi jalar, Kabupaten Dairi, Kabupaten
Holtikultura Kentang, Andaliman, jeruk Simalungun (Kec. Haranggaol
Horison dan sekitarnya), Kabupaten
Samosir (Kec. Pangururan, Kec.
Palipi), Kabupaten Toba Samosir
(Kec. Porsea, Kec. Sigumpar dan
sekitarnya). Kabupaten Humbas
(Kec. Dolok Sanggul)

2 Perkebunan Kopi, Kemenyan, Kulit Kabupaten Samosir, Kabupaten


Manis, Cengkeh, Kemiri Pakpak Barat, Kabupaten Humbas,
Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Karo

Karet, Kakao Kabupaten Humbas, Kabupaten


Kelapa sawit, Teh Simalungun

3 Perikanan Perikanan Budidaya (Nila, Perairan Danau Toba dengan


Emas, Mujahir) pengendalian yang kuat untuk
menghindari over kapasitas daya
dukung

4 Peternakan Babi, ayam, kerbau, sapi Kabupaten Simalungun (Kec. Dolok


Pardamean) dan merata sesuai
dengan kesesuaian lahan

Simpul-Simpul Kawasan Pariwisata

Pembangunan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan


tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan
pembangunan wilayah dan nasional dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara
yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), serta berperan dalam
mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri dan mendorong kesadaran dan
kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan alam dan budaya bangsa dengan memperkenalkan
kekayaan alam dan budaya.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) destinasi pariwisata unggulan di
Indonesia dimana terdapat 339 Objek wisata yang tersebar di seluruh daerah yang ada di 33
Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Saat ini baru 120 Objek wisata yang telah
dipasarkan meliputi potensi alam, salah satunya adalah Kawasan Danau Toba. Kawasan Danau
Toba merupakan kawasan pariwisata andalan, baik skala provinsi maupun nasional. Objek wisata

Hal | 17
Inkubasi Kawasan Danau Toba

tersebar di 8 kabupaten yang termasuk dalam Kawasan Danau Toba dan masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pembasahan tentang simpul-simpul pariwisata
diuraikan menurut wilayah kabupaten.

Makam Raja Sidabutar Pemandian Air Panas - Pangururan

Taman Iman Kabupaten Dairi

Hal | 18
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Objek Wisata di Kawasan Danau Toba

Kabupaten Objek Wisata

Tapanuli Utara 1. Pulau Sibandang


2. Rura Silindung
3. Pemandian Air Panas
4. Kolam Air Soda
5. Salib Kasih

Samosir 1. Pusuk Buhit


2. Batu Persidangan
3. Tomok
4. Desa Ambarita
5. Desa Tuktuk
6. Danau Sidihoni
7. Pemandian Air Panas Pangururan

Simalungun 1. Parapat
2. Tigaras
3. Pematang Purba
4. Rumah Adat Simalungun
5. Haranggaol
6. Batu Gantung
7. Tanjung Unta

Dairi 1. Panorama Puncak Sidiangkat


2. Panorama Aek Nauli
3. Danau Lau Kawar
4. Taman Iman Sitinjo
5. Air Terjun Lae Pandaroh

Toba Samosir 1. Balige


2. Pantai Lumban Silintong
3. Air Terjun Sampuran
4. Museum Batak

Humbang Hasundutan 1. Istana Sisingamaraja


2. Goa Pertenunan Ibunda Raja Sm Xii
3. Aek Sipangolu
4. Air Terjun Binanga Janji

Hal | 19
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Kabupaten Objek Wisata

Karo 1. Air Terjun Sipiso-Piso


2. Bukit Gundaling
3. Air Terjun Sikulikap
4. Gunung Sibayak
5. Gunung Sinabung
6. Tongging
7. Simalem

Sebaran Simpul-Simpul Pariwisata di Kawasan Danau Toba

Hal | 20
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Ultimate Goals Pengembangan Kawasan Danau Toba

Berdasarkan kondisi eksisting, analisis dan ultimate profil yang hendak dicapai Kawasan Danau
Toba, maka perlu dirumuskan ultimate goals pengembangan Kawasan Danau Toba. Tujuan dan
sararan pengembangan Kawasan Danau Toba mempertimbangkan beberapa hal, seperti yang
tertera dalam grafik dibawah ini.

Profil
Eksisting
Kawasan
Danau Toba

Dasar
Pertimbanga
n Perumusan
Tujuan dan
Sasaran
Arahan
Kebijakaan Potensi
Pembangunan
Nasional, Kawasan
Regional dan Danau Toba
Lokal

Sasaran Tujuan Pengembangan Kawasan Danau Toba

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas maka ditetapkan tujuan pengembangan Kawasan


Danau Toba yaitu Mewujudkan Kawasan Danau Toba Sebagai Sumber Air Kehidupan
Masyarakat, Pusat Kampung Masyarakat Adat Batak dan Kawasan Pariwisata Berskala Dunia
yang Berkelanjutan. Adapun sasarannya adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya kelestarian lingkungan Kawasan Danau Toba


2. Terwujudnya peningkatan infrastruktur dalam mendukung pengembangan kawasan
3. Terwujudnya Kawasan Danau Toba sebagai kawasan pariwisata kelas dunia yang terkoneksi
dengan pasar pariwisata dalam negeri dan global
4. Terwujudnya perekonomian kawasan berbasis komoditas unggulan yang bernilai tambah tinggi
dan mampu bersaing di pasar global
5. Terwujudnya masyarakat lokal sebagai pelaku utama dalam kegiatan ekonomi kawasan

Hal | 21
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Dengan memperhatikan sasaran tersebut, pada akhir tahun 2035, Kawasan Danau Toba diharapkan
akan semakin berkembang yang ditandai oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
nusantara dan mancanegara ke Kawasan Danau Toba, meningkatnya perekonomian kabupaten-
kabupaten di Kawasan Danau Toba, meningkatnya kualitas lingkungan kawasan serta
meningkatnya kualitas infrastruktur kawasan.

Adapun target pertumbuhan ekonomi, proyeksi penduduk di Kawasan Danau Toba dalam kurun
waktu 2016-2035 secara rinci adalah sebagai berikut.

Proyeksi Penduduk di Kawasan Danau Toba

Baseline Jumlah Proyeksi Penduduk (Jiwa)


Penduduk Tahun
2013 (Jiwa) jangka Jangka Jangka
Pendek Menengah Panjang
(2016-2020) (2016-2025) (2016-2035)
Penduduk Kawasan
935,357.00 946,043.00 956,206.00 976,532.00
Danau Toba

Ultimate Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Kawasan Danau Toba

Kabupaten Baseline Ultimate Pertumbuhan Ekonomi (%)


Pertumbuhan
Ekonomi Tahun Jangka Jangka Jangka
2013 (%) Pendek Menengah Panjang
(2016-2020) (2016-2025) (2016-2035)
Karo 4.72 7.00 9.00 11.00

Dairi 5.46 7.59 9.04 11.94


Samosir 6.46 7.00 10.32 13.52
Humbang
6.03 7.51 8.49 10.45
Hasundutan
Tapanuli Utara 6.05 7.89 9.16 11.69
Toba Samosir 5.14 5.07 8.00 10.00
Simalungun 12.56 12.00 12.00 12.00

Hal | 22
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Ultimate PDRB Kabupaten-Kabupaten di Kawasan Danau Toba

Baseline PDRB Ultimate PDRB Wilayah KDT (Jutaan Rupiah)


Kabupaten Tahun 2013
(Jutaan Rupiah) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2016-2020) (2016-2025) (2016-2035)
Karo 3,996,714.25 5,431,223.48 6,450,185.16 8,488,108.51
Dairi 2,400,452.21 3,244,901.32 3,848,888.07 5,056,861.57
Samosir 1,266,560.00 1,772,391.00 2,134,746.00 2,859,456.00
Humbang
1,130,255.40 1,562,501.93 1,871,737.63 2,490,209.03
Hasundutan
Tapanuli Utara 1,914,415.17 2,650,448.50 3,177,112.50 4,230,440.50
Toba Samosir 2,057,483.39 2,768,135.29 3,275,538.26 4,290,344.21
Simalungun 6,525,960.00 8,749,613.33 10,328,038.33 13,484,888.33

Hal | 23
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Hal | 14

Tujuan
Pengembangan
Kawasan Danau
Toba yang akan Grand Concept Pengembangan Kawasan Danau Toba

dituju dalam
rangka
percepatan
pembangunan
Infrastruktur
Kawasan

Strategi
Pengembangan
Kawasan Danau

3
Toba yang akan
dilakukan dalam
mencapai
Ultimate Goals
Pengembangan STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
Kawasan Danau
Toba
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Skenario Pengembangan Kawasan Danau Toba

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pengembangan Kawasan Danau Toba dilakukan
penyusunan skenario pengembangan. Skenario pengembangan Kawasan Danau Toba
merupakan pernyataan akan kondisi yang diharapkan terealisasi di masa yang akan datang.
Selanjutnya, skenario ini akan menjadi rujukan bagi perumusan arah pengembangan,
strategi dan berbagai program yang dibutuhkan. Pada penyusunan strategi pengembangan
Kawasan Danau Toba ini ditentukan jangka waktu pencapaian tujuan dan sasaran selama
20 tahun, melalui 4 tahap dengan setiap tahapnya selama 5 tahun. Penentuan tersebut
didasarkan pada potensi wilayah studi dan perencanaan jangka menengah yang sesuai
dengan masa jabatan kepala daerah. Skenario disusun pada setiap tahapan untuk
menunjukkan fokus dan penekanan pengembangan selama proses pencapaian tujuan.

Skenario Pengembangan Kawasan Danau Toba

Tahap pertama disebut sebagai tahap penguatan (Reinforcement), karena pada dasarnya
Kawasan Danau Toba sudah memiliki potensi sumber daya alam dan modal pembangunan
yang baik. Penguatan pada pada 5 (lima) tahun kedepan dilakukan untuk memantapkan
aspekaspek yang sudah baik dan menguatkan komponen pembangunan yang masih
lemah. Pada tahap pembangunan pertama ini, ada 2 (dua) skenario yang diharapkan dapat

Hal | 23
Inkubasi Kawasan Danau Toba

tercapai, yakni Danau Toba yang mulai dipulihkan dan produk unggulan khas Kawasan
Danau Toba yang bernilai tambah tinggi. Kondisi danau yang mulai dipulihkan
menunjukkan adanya wujud pelaksanaan peraturan daerah tentang pengelolaan Danau
Toba yang telah disusun serta langkah awal untuk mengembalikan Danau Toba agar layak
menjadi pusat pertumbuhan pariwisata.
Tahap kedua yakni tahap Pengembangan (Development), kondisi yang diharapkan tercapai
adalah Danau Toba yang telah bersih dan berkembangnya sentra produksi produk khas
Kawasan Danau Toba di setiap kecamatannya. Kondisi Danau Toba yang telah bersih
menunjukkan bahwa ia telah siap untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata pada tingkat
lokal maupun regional. Produk unggulan bernilai tinggi khas Kawasan Danau Toba yang
telah ada dikembangkan sehingga terbentuk sentra-sentra produksi. Produksi yang
tersentralisasi tersebut dikenal dan memiliki pasar secara regional.
Pada tahap ketiga, atau tahap integrasi (integration), kondisi yang diharapkan tercapai
adalah Danau Toba telah berkembang menjadi destinasi wisata nasional yang
pengembangannya terintegrasi dengan sentra sentra produksi lokal. Kondisi ini
menunjukkan bahwa dalam tahap ketiga ini pengembangan pariwisata dan sentra sentra
produksi lokal tidak berjalan sendiri sendiri, namun terkait satuma lain. Dimana kegiatan
pariwisata berkembang dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan produk khas lokal,
sementara di satu sisi skala ekonomi sentra sentra produksi lokal meningkat dan produk
khas Kawasan Danau Toba semakin dikenal di skala nasional seiring dengan
berkembangnya pariwisata.
Pada tahap terakhir pengembangan wilayah, skenario pencapaian tujuan ini adalah
kegiatan pariwisata maupun produk usaha khas Kawasan Danau Toba yang telah meluas
(expansion) hingga pada skala global. Kondisi yang diharapkan tercapai pada tahap
Expansion ini adalah Danau Toba menjadi destinasi wisata tingkat global dengan
pemasaran sampai Asia-Pasifik.

Skenario Pengembangan Kawasan Danau Toba melalui Pengembangan Simpul-Simpul

1. Pengembangan Simpul-Simpul Produksi Kawasan


Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Berkembangnya kegiatan Produk olahan Produk olahan Kawasan Produk olahan Kawasan
ekonomi di masing Kawasan Danau Toba Danau Toba telah Danau Toba telah
masing kecamatan telah dikenal dan dikenal dan dikenal dan
(kawasan perkotaan dan terdistribusikan di terdistribusikan di terdistribusikan di

Hal | 24
Inkubasi Kawasan Danau Toba

perdesaan) sesuai potensi tingkat Provinsi dan tingkat nasional tingkat internasional
dengan komoditas Pulau Sumatera (ekspor)
unggulannya
2. Pengembangan Simpul-Simpul Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Meningkatnya kualitas Berkembangnya Terjadi linkage desa- Terjadinya
kawasan perkotaan kawasan perdesaan kota dalam konteks perkembangan yang
sebagai pusat pelayanan sebagai pusat pengembangan produk terintegrasi antara
primer kawasan produksi komoditi lokal dan pariwisata kawasan perkotaan dan
lokal perdesaan
3. Pengembangan Simpul-Simpul Kawasan Pariwisata
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Terjadi inovasi atraksi Berkembangnya Kawasan Danau Toba Kawasan Danau Toba
wisata baik wisata budaya atraksi dan objek menjadi destinasi wisata menjadi destinasi wisata
dan religi, wisata alam wisata skala nasional skala internasional
maupun wisata desa Kunjungan wisatawan
baik di Kawasan
Infrastruktur kawasan Danau Toba
(jalan, SDA, perumahan meningkat
dan permukiman, sanitasi,
listrik dan komunikasi,
perhubungan, energi)
meningkat

Masyarakat sebagai
penduduk lokal memiliki
kapasitas untuk
pengembangan pariwisata

Hal | 25

Konsep
keterpaduan
program

4
merupakan suatu
upaya mencapai
sinkronisasi
program
infrastruktur KONSEP KETERPADUAN PROGRAM
yang mendukung
pertumbuhan
Kawasan Danau
Toba
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Konsep Keterpaduan Program Pengembangan Kawasan Danau Toba

Pelaksanaan keterpaduan pembangunan infrastruktur di Indonesia dewasa ini masih mengalami


berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain belum fokusnya sasaran
kewilayahan yang akan didorong pembangunan infrastrukturnya, belum sinergisnya program
pembangunan infrastruktur antar kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah, serta
belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis PUPR dilakukan Pendekatan Wilayah yang
dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis, termasuk Kawasan Danau Toba.
Pembangunan berbasis WPS dan kawasan strategis merupakan suatu pendekatan pembangunan
yang memadukan antara pengembangan wilayah denganmarket driven, mempertimbangkan
daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memfokuskan pengembangan infrastruktur pada
suatu wilayah strategis dalam rangka mendukung percepatan pertumbuhan kawasan strategis dan
mengurangi disparitas antar kawasan.

Untuk itu diperlukan Keterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan


Kawasan Danau Toba dan Sinkronisasi Program antar infrastruktur yang mendukung pertumbuhan
kawasan-kawasan di dalam Kawasan Danau Toba (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).

Sinkronisasi atau keterpaduan program pembangunan infrastruktur di Kawasan Danau Toba


merupakan upaya penyesuaian antar program atau antar kegiatan pembangunan infrastruktur di
Kawasan Danau Toba yang saling berkaitan dalam rangka mewujudkan sasaran pengembangan
kawasan yang dituju. Identifikasi keterkaitan antar program pembangunan infrastruktur ini
dilakukan berdasarkan hubungan fungsional, hubungan kedekatan lokasi, hubungan waktu
pembangunan, dan hubungan alokasi anggaran yang tersedia.

Hal | 27

Indikasi program
merupakan
kegiatan-

5
kegiatan
pengembangan
infrastruktur
PUPR dan Non
PUPR di INDIKASI PROGRAM
Kawasan Danau
Toba

Inkubasi Kawasan Danau Toba

Indikasi program Inkubasi Pengembangan Kawasan Danau Toba diturunkan dari Ultimate Concept pengembangan infrastruktur Kawasan Danau Toba.
Adapun indikasi program infrastruktur PUPR dan Non PUPR tahun 2017-2020 sebagai berikut.
a. Mengembangkan Layanan Infrastruktur

TARGET

NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR PRAKIRAAN MAJU Keterangan


RENCANA
2017
2018 2019 2020

Peningkatan status dan Meningkatnya status jalan dari


Mengembangkan kapasitas jaringan jalan Jalan Strategis Nasional menjadi
Meningkatnya
Layanan Strategis Nasional di Jalan Nasional,
aksesibilitas dan
Infrastruktur Ruas Jalan: Haranggaol Ditjen Bina Berkurangnya waktu tempuh
1 keamanan 1.200 m 2.000 2.000 2.000
Inkubasi Anjungan - Seribu Dolok Marga (PUPR) Karo-Simalungun dari 2,5 jam
kenyamanan
Cerdas Kawasan (Simalungun) Merek menjadi 1 jam.
berkendara.
Danau Toba (Karo). Sepanjang Meningkatnya lalu lintas harian
17.266,71 m. rata-rata di jalan tersebut.
Meningkatnya status jalan dari
Mengembangkan Peningkatan status dan Strategis Nasional menjadi Jalan
Meningkatnya
Layanan kapasitas jaringan jalan Nasional,
aksesibilitas dan
Infrastruktur Strategis Nasional di Ditjen Bina Berkurangnya waktu tempuh
2 keamanan 1.000 m 1.000 500 -
Inkubasi Anjungan Ruas Jalan: Tongging Marga (PUPR) Karo-Simalungun dari 2,5 jam
kenyamanan
Cerdas Kawasan Merek. Sepanjang menjadi 1 jam.
berkendara.
Danau Toba 2.419, 64 m. Meningkatnya lalu lintas harian
rata-rata di jalan tersebut.
Peningkatan status dan Meningkatnya status jalan dari
Mengembangkan kapasitas jaringan jalan Provinsi Kolektor Sekunder menjadi
Meningkatnya
Layanan Kolektor Primer di Sumatera Utara, Kolektor Primer,
aksesibilitas dan 5.000 meter
Infrastruktur Ruas Jalan: Merek Kabupaten Karo, Berkurangnya waktu tempuh
3 keamanan 3.500 m 5.000 5.000 5.000 terakhir di
Inkubasi Anjungan Silalahi Sianjur Mula- Kabupaten Dairi, Karo-Dairi-Samosir dari 3,5 jam
kenyamanan Tahun 2021
Cerdas Kawasan mula Pangururan. Kabupaten menjadi 1,5 jam.
berkendara.
Danau Toba Sepanjang 23.408,27 Samosir Meningkatnya lalu lintas harian
m. rata-rata di jalan tersebut.
Mengembangkan Peningkatan status dan Meningkatnya status jalan dari
Provinsi Meningkatnya
Layanan kapasitas jaringan jalan Kolektor Sekunder menjadi
Sumatera Utara, aksesibilitas dan
Infrastruktur Kolektor Primer di Kolektor Primer,
4 Kabupaten Karo, keamanan 1.400 m 2.000 2.000 -
Inkubasi Anjungan Ruas Jalan: Pematang Berkurangnya waktu tempuh
Kabupaten kenyamanan
Cerdas Kawasan Siantar Tiga Ras Karo-Simalungun dari 2,5 jam
Simalungun berkendara.
Danau Toba arah Seribu Dolok/ menjadi 1 jam.

Hal | 28
Inkubasi Kawasan Danau Toba

TARGET

NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR PRAKIRAAN MAJU Keterangan


RENCANA
2017
2018 2019 2020

Merek. Sepanjang Meningkatnya lalu lintas harian


6.397, 92 m. rata-rata di jalan tersebut.
Pembangunan jaringan
Mengembangkan
jalan akses Anjungan
Layanan
Cerdas di Ruas Jalan: Terciptanya Terbangunnya jalan akses dari
Infrastruktur Ditjen Bina
5 Kodon-kodon aksesibilitas menuju Jalan Nasional ke Anjungan 800 m - - -
Inkubasi Anjungan Marga (PUPR)
Anjungan Cerdas, arah: Anjungan Cerdas. Cerdas.
Cerdas Kawasan
Piso-piso. Sepanjang
Danau Toba
800 m.
Mengembangkan
Dinas Meningkatnya Melayani transpotasi Antar Kota
Layanan
Membangun terminal Perhubungan aksesibilitas dan Antar Provinsi (AKAP), Antar
Infrastruktur
6 transportasi tipe B. Provinsi keamanan Kota (AK), dan Antar Desa (ADES) 1 - - -
Inkubasi Anjungan
Lokasi di Situnggaling. Sumatera Utara, kenyamanan Meningkatnya wisatawan non
Cerdas Kawasan
Kabupaten Karo perjalanan. lokal.
Danau Toba

b. Mendorong Pertumbuhan Pariwisata

TARGET

NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR PRAKIRAAN MAJU Keterangan


RENCANA
2017
2018 2019 2020

Membangun
Jumlah wisatawan yang
Anjungan Cerdas BPIW (PUPR), Terciptanya sarana rest
Membangun Anjungan mengunjungi Kawasan
untuk mendorong Provinsi Sumatera area di tepi jalan
1 Cerdas (rest area) pada Danau Toba meningkat, 1 - - -
Pertumbuhan Utara, Kabupaten Nasional Kawasan Danau
lokasi 5 Ha Peningkatan sektor jasa dan
Pariwisata Kawasan Karo. Toba
perhotelan daerah,
Danau Toba
Membangun Membangun Gedung
Anjungan Cerdas Serbaguna dan BPIW (PUPR),
Terciptanya pentas seni
untuk mendorong Amphiteater untuk Provinsi Sumatera Jumlah kelompok seni dan
2 dan budaya di Anjungan 10 5 5 5
Pertumbuhan pengembangan Utara, Kabupaten budaya yang terfasilitasi
Cerdas
Pariwisata Kawasan kesenian dan Karo.
Danau Toba kebudayaan Batak di

Hal | 29
Inkubasi Kawasan Danau Toba

TARGET

NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR PRAKIRAAN MAJU Keterangan


RENCANA
2017
2018 2019 2020

Anjungan Cerdas

Membangun
Anjungan Cerdas BPIW (PUPR), Terkelolanya informasi
Membangun jaringan
untuk mendorong Provinsi Sumatera untuk pemasaran Jumlah ODTW yang
3 pemasaran pariwisata 20 20 20 20
Pertumbuhan Utara, Kabupaten pariwisata di Kawasan teridentifikasi dan terkelola
Kawasan Danau Toba
Pariwisata Kawasan Karo. Danau Toba
Danau Toba
Membangun BPIW (PUPR),
Pengembangan jaringan
Anjungan Cerdas Mengembangkan Kementerian
kerjasama promosi MoU antar Kabupaten dalam
untuk mendorong kerjasama promosi Pariwisata,
4 pariwisata antar pengembagan wisata di 1 - - -
Pertumbuhan pariwisata antar Provinsi Sumatera
kabupaten di Kawasan Kawasan Danau Toba
Pariwisata Kawasan Kabupaten Utara, 8
Danau Toba
Danau Toba Kabupaten KDT.
Membangun
Pelatihan Masyarakat
Anjungan Cerdas Pelatihan Pemandu
Lokal sebagai Pemandu
untuk mendorong Wisata Terpadu di Provinsi Sumatera Jumlah Kelompok
5 Wisata Terpadu di 5 5 5 5
Pertumbuhan Kawasan Anjungan Utara Masyarakat Sadar Wisata
Kawasan Anjungan
Pariwisata Kawasan Cerdas
Cerdas
Danau Toba

c. Menguatkan Peran Budaya Batak dan Kelembagaan

TARGET

NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR PRAKIRAAN MAJU Keterangan


RENCANA
2017
2018 2019 2020

Menguatkan Peran
Budaya Batak dan Mengembangkan Menciptakan Badan Peraturan Pemerintah
Provinsi Sumatera
1 Kelembagaan Badan Pengelola Pengelola Kawasan tentang Badan Pengelola 1 - - -
Utara
Pengelola Kawasan Kawasan Danau Toba Danau Toba Kawasan Danau Toba
Danau Toba

Hal | 30
Inkubasi Kawasan Danau Toba

TARGET

NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR PRAKIRAAN MAJU Keterangan


RENCANA
2017
2018 2019 2020

Menguatkan Peran
Pengembangan sumber Fasilitasi penciptaan
Budaya Batak dan
daya manusia dan Provinsi Sumatera kelompok-kelompok Jumlah Kelompok Seni yang
2 Kelembagaan 5 5 5 5
profesionalisme bidang Utara budaya dalam sanggar terbentuk
Pengelola Kawasan
Pariwisata seni.
Danau Toba
Menjaga kelestarian
bangunan-bangunan
Menguatkan Peran
BPIW (PUPR), adat dan cagar budaya, Jumlah bangunan adat dan
Budaya Batak dan Identifikasi Bangunan
Perumahan makam adat, dan lain cagar budaya, makam adat,
3 Kelembagaan Gedung Cagar Budaya 50 50 50 50
(PUPR), dan sebagainya, kemudian dan lain sebagainya yang
Pengelola Kawasan Yang Dilestarikan
PemProv Sumut memberikan insentif dan teridentifikasi dan terkelola
Danau Toba
subsidi untuk menjaga
kekhasannya.

d. Menjaga Kelestarian Lingkungan

TARGET

NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR PRAKIRAAN MAJU Keterangan


RENCANA
2017
2018 2019 2020

Pengembangan prasarana
pemantauan kualitas air berkala di
DAS yang bermuara di Danau Toba,
yaitu Sungai Sigubang, Sungai Bah Membangun
Konservasi Bolon, Sungai Guloan, Sungai Arun, Pemerintah prasarana
lingkungan perairan Sungai Tomok, Sungai Sibandang, Provinsi, pemantauan 18 Unit
Jumlah prasarana pemantauan
1 dan alam di sekitar Sungai Halian, Sungai Simare, Pemerintah kualitas air di inlet 5 5 4 4 Pemantauan
kualitas air
Kawasan Danau Sungai Aek Bolon, Sungai Mongu, Kabupaten dan masuk sungai ke Kualitas Air
Toba Sungai Mandosi, Sungai Gopgopan, Swasta danau dan juga di
Sungai Kijang, Sungai Sinabung, dekat Budidaya Ikan
Sungai Ringo, Sungai Prembakan,
Sungai Sipultakhuda dan Sungai
Silang.

Hal | 31
Inkubasi Kawasan Danau Toba

TARGET

NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR PRAKIRAAN MAJU Keterangan


RENCANA
2017
2018 2019 2020

Pembangunan dan Revitalisasi


Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) di Kecamatan
Menyediakan
Konservasi Merek, Tongging, Purba, Parapat-
Pemerintah sarana pengolaan
lingkungan perairan Ajibata, Balige, Tampahan, Lumban Jumlah sarana pengelola air
Provinsi dan air limbah domesik
2 dan alam di sekitar Julu, Laguboti, Muara, Sianjur Mula- limbah domestik yang 5 5 5 4 19 Unit IPAL
Pemerintah di kawasan hunian
Kawasan Danau Mula, Siborong-Borong, Tarutung, terbangun
Kabupaten padat Kawasan
Toba Dolok Sanggul, Sidikalang, Harian,
Danau Toba
Pangururan, Onan Runggu,
Ronggur Nihuta, Dan Tomok Di
Simanindo
Peningkatan/pembangunan/
pengelolaan prasarana
persampahan yang berlokasi dekat
dari badan perairan dan sumber air,
yaitu di Kecamatan Merek (kab. Menyediakan TPS
Konservasi
Karo); Girsang sipangan bolon (kab. Pemerintah bagi masyarakat,
lingkungan perairan
Simalungun); Ajibata, lumban julu, Provinsi dan terutama di
3 dan alam di sekitar Jumlah TPS yang terbangun 3 3 3 3 12 TPS
balige, dan tampahan (kab. Toba Pemerintah kawasan hunian
Kawasan Danau
samosir); Muara (kab. Tapanuli Kabupaten padat Kawasan
Toba
utara); Sidikalang (kab. Dairi); dan Danau Toba
Sianjur mula-mula, simanindo, onan
runggu, dan pangururan (kab.
Samosir).

Penerapan Aturan
Bangunan (Building
Code) di Kawasan
Konservasi Inkubasi. Misalnya
Mengendalikan perkembangan Pemerintah Peraturan Daerah tentang
lingkungan perairan tidak boleh
kawasan budidaya terbangun di Provinsi dan Aturan Bangunan dan Gedung
4 dan alam di sekitar mengubah rumah 8 - - -
sepanjang jaringan jalan yang Pemerintah di sekitar Kawasan Danau
Kawasan Danau yang sudah
mengarah ke danau Kabupaten Toba
Toba memiliki karakter
lokal (adat), jumlah
lantai, luas lahan
terbangun, dsb.

Hal | 32
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Indikasi program infrastruktur PUPR dan non PUPR untuk tahun 2017 di Kawasan Danau Toba dapat
dipetakan sebagai berikut.

Hal | 28
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Hal | 28
Inkubasi Kawasan Danau Toba

Hal | 28

Anda mungkin juga menyukai