Laporan Tetap Fermentasi
Laporan Tetap Fermentasi
OLEH
KELOMPOK I
HALAMAN PENGESAHAN
i
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata
Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Teknologi Fermentasi Pangan Praktikan,
Yuni Hidayati
NIM. J1A 014 132
Menyetujui,
Koordinator Praktikum Teknologi Fermentasi Pangan
ii
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya laporan tetap Teknologi Fermentasi Pangan ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mata
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen, koordinator praktikum, dan para Co. Assisten yang telah banyak
penyusunan laporan ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih
pengetikannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
selanjutnya.
ilmu pengetahuan bagi rekan-rekan yang lain dan juga dapat menambah
pengetahuan kita.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................vi
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Pelaksanaan Praktikum
Hasil Pengamatan
Pembahasan
11
Kesimpulan
14
iv
Pendahuluan
14
Tinjauan Pustaka
16
Pelaksanaan Praktikum
19
Hasil Pengamatan
20
Pembahasan
24
Kesimpulan
29
Pendahuluan
30
Tinjauan Pustaka
32
Pelaksanaan Praktikum
35
v
Hasil Pengamatan
36
Pembahasan
39
Kesimpulan
44
Pendahuluan
45
Tinjauan Pustaka
47
Pelaksanaan Praktikum
50
Hasil Pengamatan
52
Pembahasan
56
Kesimpulan..................................................................................60
ACARA V TAPE
Pendahuluan
45
vi
Tinjauan Pustaka
47
Pelaksanaan Praktikum
50
Hasil Pengamatan
52
Pembahasan
56
Kesimpulan..................................................................................60
ACARA VI TEMPE
Pendahuluan
45
Tinjauan Pustaka
47
Pelaksanaan Praktikum
50
Hasil Pengamatan
52
Pembahasan
56
Kesimpulan..................................................................................60
vii
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
.............................7
20
36
52
36
20
20
36
52
viii
Tabel 3.4 Hasil ANOVA Terhadap Tekstur Nata De Pinnata................................80
20
20
52
20
20
20
20
ix
Tabel 6.4 Hasil ANOVA Terhadap Aroma Tempe................................................80
20
20
x
DAFTAR GAMBAR
xi
1
ACARA I
WINE APEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari
dalam makanan. Tetapi jenis mikroba yang digunakan sangat terbatas, dimana
Anggur atau biasa disebut wine yang merupakan fermentasi yang dibantu
seperti apel, pisang dan juga salak. Pemilihan bahan baku dan juga
yang terjadi secara alami selama fermentasi. Diketahui pula bahwa starter yang
itu, perlu dilakukan praktikum pembuatan wine agar dapat diketahui bagaimana
Tujuan Praktikum
2
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari jenis inokulum
TINJAUAN PUSTAKA
ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari
minuman hasil fermentasi sari buah anggur. Minuman anggur yang dibuat dari
buah-buahan lain selain buah anggur fruit wine. Karakteristik dan mutu wine
perubahan yang terjadi baik alami atau disengaja dalam periode setelah
minuman beralkohol dari sari buah sama dengan cara produksi wine dari buah
anggur. Perbedaannya ialah ekstraksi gula dan bahan-bahan terlarut dari buah-
buahan lain lebih sulit daripada anggur. Dan kandungan gula dalam sari buah
4
Buah apel yang baik untuk difermentasi menjadi wine adalah apel dengan
kandungan gula tannin yang tinggi. Jenis apel ini mengandung sekitar 10 %
fruktosa, 2 % sukrosa, 1,5 % glukosa, 0,2 0,9 % malat dan 0,1 0,5 % tannin.
Berbagai variasi wine apel mengandung sejumlah besar senyawa fenolik, seperti
Sari buah apel di Amerika Serikat yang tidak difermentasi disebut cider.
Produk fermentasi dengan kadar alkohol 0.5 - 8.0% disebut hard cider atau apple
jack. Sedangkan di Inggris sari buah yang difermentasi disebut cider. Sari buah
apel yang difermentasi dengan kadar alkohol lebih besar dari 8.5% disebut apple
wine. Buah apel yang baik untuk difermentasi menjadi cider adalah apel dengan
kandungan gula tanin yang tinggi. Jenis apel ini mengandung sekitar 10%
fruktosa, 2% sukrosa, 1,5% glukosa 0.2 - 0.9% malat dan 0.1 - 0.5% tannin (Attri,
2009).
dan perubahan-perubahan yang terjadi baik yang disengaja maupun yang terjadi
secara alami selama fermentasi. Hasil fermentasi dipengaruhi oleh jenis substrat,
(Higgins, 2005).
5
senyawa fenolik dalam wine mempengaruhi warna, aroma dan rasa dari wine
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Universitas Mataram.
a. Alat-alat Praktikum
steril, waring blender, kain saring, erlenmeyer, pisau, aluminium foil, kapas,
b. Bahan-bahan Praktikum
Prosedur Kerja
Apel
Kulit
7
Pengupasan
Pemotongan
Penghancuran
Pemerasan Ampas
Pemanasan
(T= 70 C, t= 10 menit)
Pengaturan pH
(pH 3-4)
Gula Pasir
(10 g/ 10%) Penambahan
Pemanasan
(T= 70 C, t= 20 menit)
Pendinginan
(T= 37 C,)
Penginkubasian
(T= 37 C, t= 4 minggu)
Wine Apel
Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Uji Organoleptik Wine Apel
Parameter
No. Nama Panelis Warna Aroma
0,5 1 1,5 2 2,5 0,5 1 1,5 2 2,5
1 Astri Harini 2 4 2 3 2 4 3 3 4 5
2 Baiq Harnum 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3
3 Hana Hanifa 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4
4 Hasfi Yuliana 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3
5 Indana Zulfa 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4
6 M.Alfian 3 4 2 2 4 3 3 3 4 5
7 Mira Amalia 1 2 2 4 4 3 3 3 4 5
8 Nanda Tedja 2 5 3 3 4 1 2 3 4 5
9 Ni Wayan Vina 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
10 Nuraida 3 3 3 3 3 1 2 3 4 5
11 Nurhidayah 2 4 2 3 2 3 3 4 4 3
12 Nurul W 3 3 4 3 4 3 3 3 4 5
13 Olvanilla R 4 4 3 3 4 1 2 3 4 5
14 Selda Rosita 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3
15 Siti A 2 5 3 3 3 1 4 3 4 5
16 Sri Maryani 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4
17 Yuni Hidayati 4 3 4 3 3 5 3 3 3 3
18 Elfira P 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4
19 Syaiful Imam 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4
20 Wira Alamsyah 4 5 2 3 3 3 4 4 5 5
Keterangan :
1 = Sangat tidak suka
2 = Tidak suka
3 = Netral
4 = Suka
5 = Sangat suka
Hasil Perhitungan
Tabel 1.2 Hasil ANOVA Uji Hedonik Warna Wine Apel
Sumber Keragaman Db JK KT FHitung P Sig.
Blok 4 7,56 1,89 2,8477339 0,295 S
Jumlah starter 19 14,11 0,7426316 1,1189532 3,505 NS
Galat 76 50,44 0,663642
Total 99 72,11
Kesimpulan :
10
2. F hitung < F tabel, P (1,1189532 > 3,505), artinya konsentrasi panelis tidak
dihasilkan.
Tabel 1.3 Hasil Uji BNT terhadap Warna Wine Apel LSD 0,05 = 0,51309607634
Konsentrasi
Rerata n Signifikan
Ragi
2,5 3,5 20 a
1 3,4 20 ab
2 3,25 20 abc
1,5 2,9 20 bc
0,5 2,8 20 c
Kesimpulan :
warna wine.
Kesimpulan :
11
2. F hitung < F tabel, P (0,7157753 > 7917), artinya panelis tidak memberikan
Tabel 1.5 Hasil Uji BNT terhadap Aroma Wine Apel LSD 0,05 = 0,55708774793
Konsentrasi
Rerata n Signifikan
Ragi
2,5 4,25 20 A
2 3,7 20 a b
1,5 3,7 20 b c
0,5 3,05 20 c
1 3 20 c
IKUTI TABEL BNT YG DIATAS
Kesimpulan :
konsentrasi ragi 1,5% namun berbeda nyata dengan konsentras ragi 1% dan
0,5%.
12
PEMBAHASAN
anggur yang difermentasi. Keseimbangan sifat alami yang terkandung pada buah
asam, enzim ataupun nutrisi lain. Wine dibuat dengan cara memfermentasi jus
kandungan gula yang ada pada buah anggur dan mengubahnya menjadi alkohol.
Perbedaan varietas anggur dan strain khamir yang digunakan tergantung pada
Selain menggunakan buah anggur, minuman wine juga dapat dibuat dari
buah-buahan lain yang banyak mengandung gula seperti apel, berry, lengkeng
ataupun nanas. Penamaan minuman anggur atau wine yang dibuat dari selain
buah anggur biasanya menyertakan nama buah yang digunakan, seperti wine
apel ataupun wine berry dan secara umum disebut dengan fruity wine.
Sedangkan wine yang terbuat dari bahan pangan yang mengandung pati, seperti
beras dan gandunm maka wine tersebut lebih dikenal dengan istilah minuman
sake (barley wine atau rice wine). Minuan wine yang dibuat dari bahan baku jahe
mengandung asam-asam seperti asam fosfat, malat dan sitrat. Asam tatrat
adalah antioksidan dan menghasilkan asam. Asam juga dikenal sebagai asam
buah terutama pada apel. Asam sitrat adalah pengawet alami dan juga memberi
rasa asam. Fermentasi wine dilakukan melalui reaksi biokimia antara bahan dan
ditambahkan khamir yang akan menghasilkan alkohol dan CO2. CO2 akan
13
dilepaskan dari campuran winw menuju udara dan alkohol akan tetap tinggal
difermentor, jika semua gula buah sudah diubah menjadi alkohol atau alcohol
telah mencapai sekitar 15% biasanya fermentasi telah selesai atau dihentikan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada table ANOVA dari parameter mutu warna
yaitu untuk uji ANOVA warna wine apel diperoleh hasil bahwa terdapat hasil yang
signifikan karena F hitung > F table, sehingga perlu dilakukan lagi uji lanjut
menggunakan uji BNT, dari uji tersebut diperoleh hasil perlakuan dengan
terhadap warna wine apel. Sedangkan pada konsentrasi ragi 0,5% memberikan
hasil yang tidak signifikan terhadap warna wine apel. Tingkat kesukaan panelis
terhadap warna wine yang tidak berbeda secara signifikan, hal ini dapat
menghasilkan nilai yang signifikan dimana terlihat dari nilai F hitung > F tabel,
sehingga perlu dilakukan uji lanjut menggunakan uji BNT. Hasil yang didapatkan
yaitu pada konsentrasi ragi 2% menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata
dengan konsentrasi ragi 1,5%. Perlakuan yang menghasilkan nilai yang tidak
signifikan terhadap aroma wine apel yaitu pada penggunaan konsentrasi ragi 1%
dan 0,5%. Sedangkan hasil yang terbaik terdapat pada penambahan konsentrasi
ragi sebanyak 2,5%. Hal tersebut terlihat dari penilaian panelis yang lebih suka
dengan aroma wine apel yang ditambahkan dengan konsentrasi ragi sebesar
2,5%.
14
dihasilkan oleh wine apel tersebut. Menurut Ranizar (2013), khamir adalah
mikroorganisme yang melakukan fermentasi jus buah menjadi wine. Khamir ini
akan mengubah gula menjadi alkohol CO2 dan. Khamir yang sering berperan
dalam fermentasi wine adalah golongan atau genus Sachoromyces, candida dan
spesies sel khamir, jumlah sel khamir, derajat keasaman (pH), suhu dan oksigen.
dan tahan terhadap alkohol tersebut. Inokulum yaitu kultur mikroba yang
fermentasi alkohol adalah 2-5% serta jumlah khamir yang harus tersedia dalam
alkohol yang dikurangi kadar etanolnya dan diklasifikasikan menjadi dua meliputi:
etil alkohol maksimal (untuk low alcohol 1,15%, untuk reduced alcohol wine 1,15-
6,50%0, asam mudah menguap (asam asetat) maksimal 0,2 g/100ml, bahan
arsen.
15
KESIMPULAN
yang difermentasi.
2. Bahan yang digunakan untuk fermentasi wine adalah gula ditambah khamir
karbondioksida (CO2).
3. Konsentrasi ragi 2,5% memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
ACARA II
TEPUNG MOCAF
PENDAHULUAN
Latar Belakang
satu hasil modifikasi sebagai salah satu produk olahan pangan. Tepung MOCAF
diperoleh dari ubi kayu yang diproses melalui prinsip memodifikasi sel ubi kayu
secara fermentasi. Tepung MOCAF merupakan salah satu jenis tepung yang
dapat menggantikan tepung terigu atau tepung gandum yang biasanya dikenal
oleh masyarakat. Tepung MOCAF diperoleh dari ubi kayu yang diproses melalui
menghancurkan dinding sel ubi kayu sehingga terjadi liberasi granula pati.
Senyawa asam dari proses fermentasi akan menghasilkan aroma dan citarasa
yang khas yang dapat menutupi aroma dan citarasa khas singkong yang
ubi kayu secara fermentasi dengan Bakteri Asam Laktat (BAL). Banyak penelitian
tepung terigu dalam pembuatan produk pangan yang berbahan baku tepung
terigu (Hidayat, 2009). Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk ini
17
untuk mempelajari pengaruh jenis inokulum dan lama perendaman terhadap sifat
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk ini untuk mempelajari
pengaruh jenis inokulum dan lama perendaman terhadap sifat fisik dan kimia
tepung MOCAF.
18
TINJAUAN PUSTAKA
adalah dengan prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi dengan
(BAL) yang mampu menghasilkan enzim pektinolitik dan selulolitik yang dapat
kelarutan). Hasil hidrolisis pati yang berupa monosakarida dapat menjadi bahan
sebagai bahan pengganti terigu atau campuran terigu 30% - 100% dan dapat
singkong biasa atau tepung gaplek, MOCAF memiliki performansi yang lebih baik
yaitu lebih putih, lembut, dan tidak bau apek. MOCAF memiliki kandungan nutrisi
menghasilkan cita rasa tertentu yang dapat menutupi cita rasa singkong
(Subagio, 2011).
Perbedaan kandungan nutrisi yang mendasar adalah kadar serat pada MOCAF
adalah sekitar 3,4% dan kadar serat pada tepung terigu berkisar 2% - 2,5%.
Kadar serat pada tepung terigu lebih rendah dibandingkan MOCAF, ini
mengakibatkan tepung terigu memiliki karakteristik lebih lembut dan gelasi yang
lebih tinggi dibandingkan MOCAF. Kadar lemak pada MOCAF adalah 0,4%
sedangkan kadar lemak pada tepung terigu berkisar 1,5 - 2%. MOCAF memiliki
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Alat-alat Praktikum
Air hangat (suhu Dicuci Air cucian
60C)
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan
dan tisu.
singkong atau ubi kayu, ragi merk PAKMAYA, ragi merk FERMIPAN dan air
Direndam
destilat. Air hangat 1000 selama 24, 36,
ml, Ragi 5 gr/l 48, 60 dan 72
jam
Prosedur Kerja
Dikeringkan
Digiling halus
Diayak Ayakan 80
Mesh
Tepung MOCAF
21
Gambar..
Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Uji Skoring Tepung MOCAF parameter
Warna Tekstur
No Nama Panelis
24 36 48 60 72 24 36 48 60 72
1 Anindya 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3
2 Astri 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2
22
3 Aziza 2 2 3 3 3 2 3 2 4 3
4 Harnum 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
5 Mutia 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
6 Fani 1 2 2 3 4 2 3 3 3 2
7 Heru 2 3 3 4 3 2 3 2 4 3
8 Hana 1 3 2 4 4 2 2 3 4 4
9 Hasfi 1 3 2 4 4 1 2 4 3 3
10 Indana 1 2 2 3 4 2 3 3 2 4
11 Mia 1 2 2 4 5 1 2 3 4 5
12 Mira 1 3 2 4 4 2 3 4 5 4
13 Nabila 1 2 2 2 4 3 3 2 1 2
14 Nanda 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4
15 Vina 1 2 2 3 4 2 3 3 2 4
16 Nuraida 1 2 3 3 4 2 3 4 4 4
17 Dayah 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3
18 Nurhidayati 2 3 1 3 3 2 3 3 4 3
19 Nurul 1 2 2 4 4 3 2 3 4 4
20 Ola 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
21 Rosita 1 2 2 2 3 1 2 2 3 3
22 Selda 1 2 2 3 3 1 2 3 3 3
23 Shanti 1 3 2 4 5 2 3 4 5 4
24 Siti 1 3 2 4 5 3 3 4 5 5
25 Yani 2 2 2 3 3 1 2 4 3 3
26 Yuni 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3
27 Alfian 2 2 3 3 4 2 3 2 4 3
28 Elfira 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3
29 Gusnul 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4
30 Nuril 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3
31 Ronaldi 1 2 2 2 2 3 3 4 4 4
32 Ade 2 2 2 3 4 2 3 3 5 4
33 Imam 1 3 3 2 4 1 2 3 3 4
34 Adiman 1 2 3 3 4 1 2 4 3 3
Keterangan :
Warna : 1 = Paling putih
2 = Putih
3 = Agak putih
4 = Agak coklat
5 = Coklat
Tekstur : 1 = Paling lembut
2 = Lembut
3 = Agak lembut
4 = Agak kasar
5 = Kasar
23
Hasil Perhitungan
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Uji ANOVA Uji Warna Tepung MOCAF
Sumber
db SS MS F hitung P Sig.
keragaman
Panelis 33 18,07647059 0,5477718 1,7067481 .0183 *
Lama
4 122,0352941 30,508824 95,059428 .0000 ***
Perendaman
Error 132 42,36470588 0,3209447
Total 169 182,4764706
Kesimpulan :
Tabel 2.3 Tabel Uji Lanjut BNJ Warna Tepung MOCAF dengan LSD 0,05 =
0,27179324588
Rangking Konsentrasi ragi Rerata n Non-signifikan
1 72 3,85294117647 34 a
2 60 3,32352941176 34 b
3 48 2,47058823529 34 c
4 36 2,41176470588 34 c
5 24 1,38235294118 34 d
Kesimpulan :
3. Warna tepung MOCAF dengan lama perendaman 48 jam dan 36 jam signifikan
Tabel 2.4 Hasil Perhitungan Uji AnNOVA Uji Tekstur Tepung MOCAF
Sumber
db SS MS F hitung P Sig.
keragaman
Panelis 33 33,08823529 1,0026738 2,1246459 .0015 **
Lama
4 64,90588235 16,226471 34,383568 .0000 ***
Perendaman
Error 132 62,29411765 0,4719251
Total 169 160,2882353
Kesimpulan :
Tabel 2.3 Tabel Uji Lanjut BNJ Warna Tepung MOCAF dengan LSD 0,05 =
0,27179324588
Rangking Lama Perendaman Rerata n non-signifikan
1 72 3,55882352941 34 a
2 60 3,5 34 a
3 48 3,11764705882 34 b
4 36 2,58823529412 34 c
5 24 1,91176470588 34 d
Kesimpulan :
1. Warna tepung MOCAF dengan lama perendaman 72 jam dan 60 jam signifikan
PEMBAHASAN
adalah dengan prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi dengan
MOCAF memiliki karakteristik yang hampir sama dengan tepung terigu sehingga
MOCAF dapat menjadi bahan substitusi tepung terigu dalam pembuatan produk
yaitu perendaman selama 24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam dan 72 jam. Parameter
yang dilihat adalah warna dan tekstur dengan jumlah panelis sebanyak 34 orang.
Skala rangking yang digunakan pada warna adalah skala 1 paling putih, skala 2
putih, skala 3 agak putih, skala 4 agak coklat dan skala 5 coklat. Berdasarkan
hasil analisis data dengan analisis ragam ANOVA terhadap warna MOCAF
hasil analisis ragam ANOVA pada taraf nyata 5% maka dapat diketahui bahwa
27
terdapat perbedaan yang nyata pada tingkat lama perendaman pada warna
tepung MOCAF, sehingga dilakukan uji lanjut menggunakan uji lanjut Beda Jujur
(BNJ). Hasil uji lanjut BNJ pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa terdapat
perbedaan yang nyata pada tingkat tekstur untuk lama perendaman 72 jam
dengan lama perendaman 60 jam, 48 jam, 36 jam dan 24 jam tepung MOCAF,
36 jam dan 24 jam menunjukkan perbedaan yang nyata pada tingkat tekstur
tepung MOCAF, lama perendaman 48 jam dan 36 jam dengan lama perendaman
24 jam menunjukkan perbedaan yang nyata pada tingkat tekstur tepung MOCAF.
lembut, 2 lembut, 3 agak lembut, 4 agak kasar dan 5 kasar. Perlakuan pada
tekstur dari 5 perlakuan, didapatkan hasil bahwa F hitung perlakuan (yang dalam
signifikan (***). Berdasarkan hasil analisis ragam ANOVA pada taraf nyata 5%
maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada tingkat
menggunakan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji lanjut BNJ pada taraf
nyata 5% menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada tingkat warna
pada lama perendaman 72 jam dan 60 jam dengan lama perendaman 48 jam, 36
jam dan 24 jam tepung MOCAF, begitupun dengan lama perendaman 48 jam
28
nyata pada tingkat warna tepung MOCAF, serta lama perendaman 36 jam
dengan lama perendaman dan 24 jam menunjukkan perbedaan yang nyata pada
perendaman 72 jam dan 60 jam memiliki tingkat warna keputihan lebih tinggi
pada perlakuan lama perendaman selama 72 jam memberikan hasil yang paling
Dengan tekstur yang lembut dan warna sangat putih bila dibandingan dengan 4
derajat putih dan tekstur MOCAF. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor yakni
penambahan starter dan lama perendaman yang mempengaruhi kadar air, kadar
yang dihasilkan semakin tinggi. Hal ini karena semakin banyak starter yang
menjadi hilang dan membuat produk hasil fernentasi menjadi lebih putih. Sama
komponen penimbul warna dan protein yang dapat menyebabkan warna coklat
semakin tinggi penambahan starter maka tekstur semakin baik. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak starter yang ditambahkan maka tekstur dari
tepung mocaf yang dihasilkan semakin disukai. Hali ini disebabkan karena
membentuk granula pati yang halus dan lembut, menyebabkan tepung MOCAF
yang dihasilkan bertekstur lembut (Hidayat, 2009). Sama halnya dengan lama
(2014), semakin lama fermentasi maka tekstur yang dihasilkan semakin baik. Hal
ini disebabkan karena semakin lama fermentasi maka produksi enzim pektinolitik
dan enzim selulolitik semakin banyak, dengan semakin banyaknya kedua enzim
tersebut maka pemecahan pati dan selulosa menjadi granula-granula halus akan
oleh enzim pektinolitik dan selulolitik dari mikroba Acetobacter xylinum. Dinding
sel singkong yang dihancurkan tadi akan membentuk liberasi granula pati yang
(Subagio, 2011).
30
dari tepung MOCAF yaitu tingkat viskositas tepung yang tinggi sehingga tepung
tersebut bisa lengket lebih baik ketika diadon bersama air dibandingkan
viskositas tepung terigu yang rendah. Karena kandungan pati tepung MOCAF
proses liberasi granula pati yang merubah karakteristik tepung (Hidayat, 2009).
yang sangat luas. Hasil uji coba penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
MOCAF dapat digunakan sebagai bahan baku dari berbagai jenis makanan,
seperti kue brownish, kue kukus dan sponge cake dapat dibuat dengan berbahan
baku MOCAF sebagai campuran tepungnya hingga 80%. MOCAF juga dapat
menjadi bahan baku beragam kue kering seperti cookies, nastar, dan kastengel
(Widya, 2011).
Amanu (2014), semakin lama fermentasi maka tekstur yang dihasilkan semakin
baik. Hal ini disebabkan karena semakin lama fermentasi maka produksi enzim
kedua enzim tersebut maka pemecahan pati dan selulosa menjadi granula-
granula halus akan semakin tinggi, menyebabkan tekstur dari MOCAF semakin
lembut.
31
KESIMPULAN
fermentasi.
2. Prinsip dasar pembuatan MOCAF adalah dengan prinsip memodifikasi sel
starter dan lama perendaman yang mempengaruhi kadar air, kadar pati,
ACARA III
NATA DE PINNATA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
32
Aren (Arenga piata Merr.) merupakan salah satu jenis pohon dari
keluarga palma yang cukup dikenal dikawasan tropis karena manfaatnya yang
beragam. Mulai dari akar, batang, pelepah, daun, buah, ijuk, sampai dengan
pucuk pohon dapat dimanfaatkan. Tandah bunga dapat menghasilkan nira atau
adalah niranya (Hartati, 2010). Pemanfaatan air nira salah satunya yakni dalam
pembuatan nata.
xylinum, bakteri ini dapat mengubah glukosa dalam air nira menjadi selulosa
sehingga banyak diminati. Pembuatan Nata de pinnata pun tidak sulit dan biaya
yang diperlukan tidak banyak. Walaupun nilai gizi Nata de pinnata rendah dan
gel salah satunya kadar gula dan volume starter. Oleh karena itu, berdasarkan
Tujuan Praktikum
konsentrasi gula dan volume starter yang ditambahkan terhadap mutu nata de
pinnata.
34
TINJAUAN PUSTAKA
Pohon aren atau enau (Arenga piata Merr.) merupakan pohon yang
seperti akar, batang dan daun maupun produksi tanaman ini (buah muda, nira
dapat menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Pemanfaatan air nira aren
bahan baku pembuatan gula, serta produk fermentasi seperti tuak/saguer, cuka
dan alkohol. Dalam keadaan segar, rasanya manis dan berbau khas nira. Nira
bakteri Acetobacter acetic dan sel ragi dari suku Saccharomyces sehingga
secara alami nira akan mudah terfermentasi menjadi alkohol dan asam asetat.
Nata adalah makanan yang dikonsumsi sebagai penyegar atau pencuci mulut
(Lempang, 2013).
Nata adalah bahan yang menyerupai gel agar-agar yang terapung pada
Apabila dilihat di bawah mikroskop akan tampak sebagai suatu masa fibril tidak
beraturan yang menyerupai benang atau kapas. Umur biakan starter pada
diperoleh karena biakan ini berkaitan dengan aktivitas bakteri pembentuk nata
(Sutarminingsih, 2004).
35
sebagai sumber karbon untuk bahan baku pembentukan nata sangat diperlukan.
Demikian pula sumber nitrogen dan mineral, walaupun tidak digunakan langsung
rendemen dan ketebalan nata yang diperoleh karena umur biakan berkaitan
merupakan feliket dari bakteri Acetobacter xylinum, maka rendemen nata yang
terbentuk dari proses pembuatan tergantung pada aktivitas bakteri pada media
menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk dalam media tersebut berupa benang-
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas piala,
aren segar, asam asetat, magnesium sulfat, gula pasir dan starter.
Prosedur Kerja
Nira Aren
Penyaringan
(100 mL)
Penginkubasian
(Suhu Kamar, t= 2 minggu)
Nata De Pinnata
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Keterangan :
Warna : 1 = Sangat Kuning
2 = Kuning
3 = Agak Putih
4 = Putih
5 = Sangat Putih
39
Hasil Perhitungan
Kesimpulan :
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Lanjut BNJ Warna Nata de Pinnata
Lama
Rangking Rerata n Non-signifikan
Perendaman
1 9 1,65 20 a
2 7 1,45 20 a
3 10 1,45 20 a
4 6 1,4 20 a
5 8 1,35 20 a
Kesimpulan :
40
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji ANOVA terhadap Tekstur Nata de Pinnata
Sumber Derajat
SS MS F hitung P Sig.
keragaman bebas
Panelis 19 25,79 1,3573684 4,9932236 .0000 ***
Konsentrasi Ragi 4 15,34 3,835 14,107454 .0000 ***
Error 76 20,66 0,2718421
Total 99 61,79
Kesimpulan :
pinnata
3. Karena hasil signifikan maka dilakukan uji lanjut.
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Lanjut BNJ Tekstur Nata de Pinnata
Lama
Rangking Rerata n Non-signifikan
Perendaman
1 9 2,05 20 a
2 7 1,6 20 b
3 8 1,25 20 c
4 6 1,05 20 c
5 10 1 20 c
Kesimpulan :
PEMBAHASAN
Nata berasal dari bahasa Spanyol yang dalam bahasa inggris berarti
cream sedangkan pinnata merupakan kata yang diambil dari nama jenis pohon
aren (Arenga Pinnata). Nata merupakan jenis makanan penyegar atau pencuci
mulut yang dapat digolongkan pada serat pangan (dietary fiber) yang cukup
sintetik, terbentuk dari proses fermentasi yang bersifat anabolik pada media cair
(Arenga Pinnata L.) yang berbentuk gel kenyal. Kandungan nutrisi nata de
pinnata yang diolah dari nira aren tidak jauh berbeda dengan nutrisi nata yang
lainnya yang diolah dari air kelapa atau air nira kelapa. Nata de pinnata
mengandung kadar air sebesar 97,42%, serat kasar 0,82%, dan protein 0,15%.
Secara fisik nata de pinnata tidak jauh berbeda dengan nata de coco atau produk
lainnya.
Starter yang digunakan dalam pembuatan atau pembentukan nata adalah
bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini mampu mengubah gula (glukosa) dalam
air nira menjadi selulosa secara esktraseluler sehingga terbentuk flikel tebal.
berlendir membentuk suatu jalinan yang lama kelamaan akan membentuk suatu
42
masa yang kokoh dan tebal. Lapisan selulosa ini terbentuk selapis demi selapis
Praktikum ini membahas tentang Nata dari nira aren yaitu Nata de
Pinnata yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula dan volume
stater terhadap mutu dan ketebalan nata yang terbentuk. Adapun bahan-bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah gula pasir, nira aren, biakan
tekstur dan warna nata yang terbentuk pada nata nira aren ini adalah pada uji
signifikan terhadap warna yang dihasilkan oleh nata de pinnata. Oleh karena
konsentrasi ragi lainnya terhadap warna nata de pinnata. Rata-rata warna nata
yang dihasilkan berwarna sangat kuning sampai coklat. Sedangkan pada uji
tekstur dari Nata de pinnata, F hitung lebih besar daripada F tabel maka
terhadap tekstur yang dihasilkan oleh nata de pinnata. Oleh karena itu, maka
dilakukan uji lanjut BNJ. Berdasarkan uji BNJ didapatkan hasil yaitu tekstur
ragi 7 ml, 8 ml, 6 ml dan 10 ml. Tekstur nata de pinnata dengan konsentrasi
ragi 7 ml signifikan dengan konsentrasi ragi 8 ml, 6 ml, dan 10 ml. Tekstur nata
ragi 9 ml.
43
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang dapat merangsang pertumbuhan dan
aktivitas bakteri Acetobacter xylinum dalam hal ini adalah ammonium sulfat.
Manfaat starter adalah yaitu berperan dalam pembentukan nata karena bakteri
ini yang mengubah gula menjadi selulosa. Dimana selulosa yang terbentuk
media, temperatur dan oksigen. Senyawa karbon yang dibutuhkan berasal dari
bahan organik seperti ZA dan urea. Bakteri Acetobacter xylinum tumbuh optimal
terdapat dalam air nira, jumlah gula yang ditambahkan, volume starter, pH, lama
fermentasi dan suhu. Menurut SNI 01-4317-1996, produk lembaran nata mentah
mempunyai warna putih, bertekstur kenyal dan tidak terdapat bahan asing.
Kandungan serat pangan maksimal 4,5%, jumlah gula minimal 15%, kapang
minimal 3 APM/gram.
44
KESIMPULAN
pinnata.
4. Perlakuan penambahan starter 6 ml merupakan perlakuan terbaik untuk
menghasilkan warna dan tekstur nata de pinnata yang baik dan disukai.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan nata de pinnta
adalah jumlah gula yang terdapat dalam air nira, jumlah gula yang
ACARA IV
DUNKIN DOUGHNUT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Donat termasuk makanan camilan siap saji, terbuat dari bahan baku
terigu, kuning telur, ragi roti, gula putih, air dan garam. Donat yang paling umum
adalah donat berbentuk cincin dengan lubang ditengah dan donat berbentuk
bundar dengan isi yang rasanya manis. Pengembangan adonan donat dapat
penambahan yeast/ragi roti. Ragi roti yang biasa digunakan pada pembuatan
donat yaitu jenis khamir Sacharomyces cereviciae atau campuran spesies khamir
yang lainnya.
pembuatan donat atau jenis rerotian lainnya. Hal ini dikarenakan khamir tersebut
dapat menghasilkan enzim yang dapat merombak gula menjadi alkohol dan gas
CO2. Adanya gas CO2 yang terbentuk selama proses fermentasi mengakibatkan
adonan dapat mengembang. Hal ini juga bisa terjadi karena tepung yang diuleni
proses fermentasi.
oleh kekalisan adonan dan volume ragi yang dipakai. Donat yang memiliki
perbandingan bahan dasar dan ragi yang seimbang akan menghasilkan donat
kenampakkan warna yang baik. Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan
untuk mengetahui pembuatan donat yang baik dan memiliki gizi yang baik.
Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
sebuah adonan, gas yang dihasilkan dari proses fermentasi oleh Sacharomyces
terjebak oleh pekatnya adonan tersebut, sehingga gas tersebut tidak dapat
dilepaskan ke udara bebas. Gas yang dihasilkan dari proses fermentasi ini
dengan suhu tinggi gas akan memuai, sehingga adonan akan tambah
(Pratama, 2013).
penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang
digunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka
donat yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Saccharomyces
gas yang terbentuk sebagai hasil fermentasi dan protein larut, lemak dan
karbohidrat juga mengembang dan membentuk film tipis. Dalam proses ini
terlihat dua kelompok daya yaitu daya produksi gas dan daya penahan gas.
konsentrasi ragi donat, gula, malt, makanan ragi susu selama berlangsungnya
CO2. Gas CO2 yang terbentuk menyebabkan roti mengembang dan alkohol
berkontribusi dalam membentuk aroma roti. Proses fermentasi oleh ragi juga
berhubungan dengan enzim dan aktivitasnya yang terdapat pada ragi. Proses
fermentasi oleh ragi juga berhubungan dengan aktivitas enzim terdapat pada
ragi. Invertase mengubah sukrosa menjadi invert sugar yang difermentasi secara
langsung oleh ragi. Sukrosa dalam adonan akan diubah menjadi glukosa pada
porus dan tekstur yang lembut. Metode ini didasarkan pada terbentuknya gas
akibat proses fermentasi sangat penting karena gas yang dihasilkan akan
membentuk struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat
berlangsung cepat pada saat baking. Panas yang masuk ke dalam adonan akan
menyebabkan gas dan uap air terdesak ke luar adonan, sementara terjadi proses
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Universitas Mataram.
a. Alat-Alat Praktikum
foil, sarung tangan plastik, kompor, wadah penggoreng, sutil, dan loyang.
b. Bahan-Bahan Praktikum
terigu, kentang, gula pasir, ragi FERMIPAN, susu, telur ayam, mentega, dan
minyak goreng.
Prosedur Kerja
Tepung terigu
Pengulenan
Susu Bubuk, Gula Pengayakan dan Pencampuran
Pencetakan
Halus, Garam Dan
Telur Penambahan
Pengembangan
Kentang (t= 15 menit)
Pengukusan dan Penghancuran
Mentega Penggorengan
Penambahan
Dunkin Doughnut
Pengulenan
Gambar..
Penambahan ragi FERMIPAN
1 g (1%), 2 g (2%), 3 g (3%), 4 g (4%) dan 5 g,
HASIL PENGAMATAN (5%)) DAN
PERHITUNGAN Pemeraman
(Suhu kamar, t = 15 menit)
Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Uji Skoring Dunkin Doughnut
Parameter
No. Panelis Warna Tekstur
1% 2% 3% 4% 5% 1% 2% 3% 4% 5%
1 Ade Sukti M. 4 4 2 3 2 1 2 3 4 5
2 Astri Harini 5 4 4 3 2 1 2 3 4 5
3 Baiq Harnum 5 5 4 2 1 1 2 3 4 5
4 Baiq Mutya S 5 5 4 2 1 1 2 3 4 5
5 Hasfi Yuliana 5 4 3 3 2 1 2 3 4 5
6 Indana Zulfa 5 4 3 3 2 1 2 3 4 5
7 Mira Amalia R 5 4 2 3 1 1 2 3 4 5
8 Nabila Aini 4 4 2 3 1 1 2 3 4 5
9 Nanda Tedja 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
10 Ni Wayan Vina 4 5 3 3 2 1 2 3 4 5
11 Nur'aida A. 5 4 4 2 1 1 2 3 4 5
12 Nurhidayati 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
13 Olvanila Rosa 5 5 4 2 1 1 2 3 4 5
14 Rosita Ayu P 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
15 Ronaldi Dwi S 5 5 4 5 4 1 2 3 4 5
16 Seldarosita 4 4 2 3 1 1 2 3 4 5
17 Shanti Armelia 5 5 4 2 1 1 2 3 4 5
18 Siti A 4 4 3 3 2 1 2 3 4 5
19 Sri Maryani 4 4 3 3 2 1 2 3 4 5
51
20 Elfira P 4 4 3 2 1 1 2 3 4 5
Keterangan :
Tekstur : 1 = Sangat tidak lembut
2 = Tidak lembut
3 = Agak lembut
4 = Lembut
5 = Sangat lembut
Warna : 1 = Coklat
2 = Agak coklat
3 = Agak kuning
4 = Kuning
5 = Paling Kuning
Hasil Perhitungan
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji ANOVA Terhadap Warna Dunkin Doughnut
Sumber Derajat
Ss MS F P Sig
Keragaman Bebas
Blok 19 10,24 0,538974 1,2037461 2130 Ns
Konsentrasi Ragi 4 126,34 31,585 75,819062 0000 ***
Error 76 31,66 0,4165789
Total 99 168,24
Kesimpulan :
1. F hitung < F tabel (1,2037461 < 2,130) artinya Penilaian panelis tidak
dihasilkan
2. F hitung < F tabel (75,819062 > 0000) artinya konsentrasi ragi
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Lanjut BNJ Terhadap Warna Donat LSD 0,05
Rangking Konsentrasi Ragi Rerata N Non signifikan
1 1% 4,65 20 a
2 2% 4,3 20 a
3 3% 3 20 b
4 4% 2,7 20 b
52
5 5% 1,55 20 c
Kesimpulan :
ragi 3 ,4 dan 5 %
2. Warna donat dengan konsentrasi ragi 3 dan 4 % signifikan dengan
konsentrasi ragi 5 %.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji ANOVA Terhadap Tekstur Dunkin Doughnut
Sumber keragaman Db Ss Ms F P Sig
Blok 19 3,71 0,1452632 2,1695906 0094 **
Konsentrasi Ragi 4 194,36 48,59 539,289 0000 ***
Error 76 6,84 0,09
Total 99 204,91
Kesimpulan:
1. F hitung blok > F tabel (2,695906 > 0,094) artinya panelis memberikan
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Lanjut BNJ Terhadap Tekstur Donat LSD 0,05
Rangking Konsentrasi Ragi Rerata n Non signifikan
1 5% 5 20 a
2 4% 3,95 20 b
3 3% 3,1 20 c
4 2% 2,1 20 d
5 1% 1 20 e
Kesimpulan :
PEMBAHASAN
khas dengan lubang ditengah layaknya seperti cincin. Untuk memperoleh hasil
olahan donat yang baik, maka dibutuhkan bahan pendukung yang lazim di sebut
minyak goreng untuk proses menggoreng agar donat lebih cepat membentuk
lapisan luar dan penyerapan minyak dapat diminimalisir (Lisdiana, 2008). Selain
alkohol.
membentuk dan melunakkan glutein, serta menahan gas pada glutein. Proses
penyerapan air dari glutein, formula dan masa peragian, dan jenis roti yang
diinginkan. Tahap peragian sangat penting untuk pembentukkan rasa dan volume
udara 75 C merupakan kondisi yang ideal dalam proses fermentasi adonan roti.
Semakin panas suhu ruangan, semakin cepat proses fermentasi dalam adonan
roti, dan sebaliknya semakin dingin suhu ruangan semakin lama proses
55
menjadi fenomena yang asing bagi masyarakat yang tidak familiar dengan pabrik
roti. Udara yang masuk kedalam adonan pada saat pencampuran dan
terjadi kondisi yang anaerob dan terjadi proses fermentasi. Gas CO2 yang
glutein yang intermeable. Gas akan mendesak lapisan yang elastis dan
F hitung blok < F tabel, yang konsentrasi ragi yang ditambahkan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna donat. Untuk uji lanjut BNJ yang
ragi 1 dan 2% signifikan dengan konsentrasi ragi 3, 4 dan 5%. Warna donat
donat yang paling kuning sehingga disukai panelis yaitu donat dengan
parameter tekstur yaitu F hitung blok > F tabel yang artinya konsentrasi ragi
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur donat. Untuk uji
lanjut BNJ diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tekstur dengan konsentrasi
ragi 1% signifikan dengan konsentrasi ragi lainnya. Tekstur donat yang paling
lembut dan disukai panelis adalah donat dengan penambahan konsentrasi ragi
5%.
56
ragi 5% memiliki tingkat kesukaan panelis tertinggi dari konsentrasi lainnya untuk
semua parameter uji. Konsentrasi ragi paling banyak memiliki tingkat kesukaan
paling tinggi dan menghasilkan perubahan tekstur yang paling mengembang dari
tebal dan besar diameter dari donat tersebut. Tekstur yang baik dari kue donat
dapat dicapai apabila daya kembang donat pada saat fermentasi maksimal, yang
memiliki glutein.
minyaknya kemudian dari kandungan gula yang ada pada masing-masing donat.
Kandungan gula yang tertinggi akan menyebabkan warna donat semakin coklat.
Donat yang menghasilkan warna dan tekstur yang paling baik yaitu tekstur yang
paling lembut dan warnanya kurang kecoklatan adalah donat dengan konsentrasi
ragi 5%. Persyaratan mutu donat SNI 01-2000 yaitu keadaan normal, baunya
normal, rasanya normal, kadar air maksimal 40%, kadar lemak tanpa
KESIMPULAN
57
ragi 5%. Warna donat yang paling kuning sehingga disukai panelis yaitu
lainnya. Tekstur donat yang paling lembut dan disukai panelis adalah donat
kembang adonan maksimum dan mutu donat yang baik adalah 5%.
5. Faktor yang mempengaruhi hasil yang baik pada donat yaitu konsentrasi ragi,
ACARA V
TAPE
PENDAHULUAN
Latar Belakang
umur simpan suatu bahan pangan. Selain menambah umur simpan, proses
fermentasi juga dapat mengubah bentuk suatu bahan pangan dan mampu
meningkatkan cita rasa dari bahan pangan tersebut. Salah satu contoh produk
fermentasi yaitu tape. Tape dibuat beras ketan, atau dari singkong (Buckle, 2009)
menjadi alkohol pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat
rasa tape. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mempelajari
pengaruh ragi khamir terhadap sifat fisik dan organoleptik tape singkong.
Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
59
enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Umumnya bahan makanan yang diawetkan
ditaburi dengan ragi, kemudian disimpan dalam keadaan lembab tanpa sinar
pembuatan tempe, tape, tahu, kecap, tauco, dan lain-lain (Umrah, 2012).
Fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh
enzim. Enzim yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme atau enzim
lagi di masyarakat. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong
dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.;
alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama
dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal
pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang
menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih
terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3
tekstur tepung singkong yang dihasilkan. Mikroba yang umum digunakan dalam
proses fermentasi adalah kelompok bakteri selulolitik, bakteri asam laktat dan
ragi. Asam laktat dapat bersifat mengawetkan bahan pangan. pH yang rendah
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
61
Universitas Mataram.
a. Alat-alat praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau, sendok, gelas
b. Bahan-bahan praktikum
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ubi kayu dan
ragi tape.
Prosedur Kerja
Dikupas Pisau
Dikukus Dandang
Didinginkan Baskom
Gambar..
63
Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Uji Skoring Tape
Parameter
No Panelis Warna Aroma Rasa
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Adiman Saib 1 2 3 3 4 3 3 4 5 1 3 3 4 5 5
2 Astri Harini 1 3 2 4 4 3 3 4 5 5 3 3 4 5 5
3 Azizatul Lutfiah 1 2 3 2 4 3 3 4 5 5 3 2 4 5 5
4 Fani Zulfiani 1 3 2 3 4 4 3 4 5 5 3 3 4 5 5
5 Hasfi Yuliana 3 3 3 3 4 3 2 4 5 5 3 3 4 5 5
6 Indana Zulfa 1 2 3 4 4 4 4 2 5 5 4 3 5 5 5
7 Mira Amalia R 1 2 3 3 4 4 4 2 5 4 4 3 4 5 5
8 Nabila Aini 1 2 2 3 4 3 4 4 5 5 3 3 5 5 5
9 Nanda Tedja N 1 2 3 3 5 3 2 3 5 5 4 3 3 5 4
10 M. Alfian 2 2 3 3 4 4 2 3 5 5 3 4 5 4 4
11 Nur'Aida Apriani 1 2 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 3 4 4
12 Nur Hidayati 1 2 2 3 4 3 3 4 5 4 3 2 3 4 5
13 Olvanila Rosa 1 2 2 3 4 3 3 3 5 4 3 4 4 4 5
14 Rosita Ayu P 3 3 3 3 4 2 4 4 5 5 3 4 5 4 5
15 Ronaldi Dwi S. 1 2 2 3 4 3 3 4 5 5 3 3 4 4 5
16 Seldarosita 1 2 2 3 2 3 3 4 5 5 3 3 4 4 5
17 Wira Alamsyah 2 3 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 5 5
18 Siti A 1 3 3 3 4 3 3 4 5 5 2 3 3 5 4
19 Sri Maryani 1 2 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5
20 Elfira Praditya F 3 3 2 4 2 3 4 4 5 5 3 4 4 5 5
Keterangan :
Warna : 1 = Sangat kuning
2 = Kuning
3 = Agak Kuning
4 = Putih
5 = Sangat putih
2 = Tidak berasa
3 = Agak berasa
4 = Berasa
5 = Sangat Berasa
Hasil Perhitungan
Kesimpulan :
Tabel 6.3. Hasil Pengamatan Uji Lanjut BNJ Parameter Warna Tape LSD 0,05
0,37844538032
Konsentrasi Ragi Rerata n non-signifikan
5 3,8 20 a
4 3,25 20 b
3 2,6 20 c
2 2,3 20 c
1 1,4 20 d
Kesimpulan :
1. Warna pada tape dengan konsentrasi 5 gram, berbeda nyata dengan warna
tape yang ditambahkan ragi dengan konsentrasi 4 gram, 3 gram, 2 gram dan
1 gram.
2. Warna pada tape dengan konsentrasi 3 gram, tidak berbeda nyata dengan
Sumber Derajat
Ss Ms F P Sig
Keragaman Bebas
Blok 4 50,16 12,54 31,104439 0000 ***
Main effects
19 8,56 0,405263 1,1174935 3518 Ns
panelis
Error 76 30,64 0,4031579
Total 99 89,36
Kesimpulan :
1. F hitung > F tabel (1,1174935 > 3518) artinya panelis memberikan
Tabel 5.5. Hasil Pengamatan Uji Lanjut BNJ Parameter Rasa Tape LSD 0,05 =
0,89990380386
Konsentrasi Ragi Rerata n non-signifikan
4 5 20 a
5 4,5 20 b
3 3,6 20 c
2 3,3 20 c d
1 32 20 d
Kesimpulan :
1. Rasa tape dengan konsentrasi ragi 4 gram, berbeda nyata dengan rasa
Kesimpulan :
1. F hitung > F tabel (1,7405615 > 0437) artinya panelis memberikan
Tabel 5.7. Hasil Pengamatan Uji Lanjut BNJ Parameter Aroma Tape LSD 0,05 =
0,32837970868
Konsentrasi Ragi Rerata n non-signifikan
5 4,8 20 a
4 4,55 20 a
3 4 20 b
2 3,5 20 c
1 3,05 20 c
Kesimpulan :
1. Aroma tape dengan konsentrasi ragi 5 gram, tidak beda nyata dengan
aroma tape yang dengan konsentrasi ragi 4 gram, namun berbeda nyata
dengan aroma tape dengan konsentrasi ragi 3 gram, 2 gram dan 1 gram.
2. Aroma tape dengan konsentrasi ragi 2 gram, tidak beda nyata dengan
aroma tape yang dengan konsentrasi ragi 1 gram, namun berbeda nyata
dengan aroma tape dengan konsentrasi ragi 5 gram, 4 gram dan 3 gram.
3. Aroma tape dengan konsentrasi ragi 3 gram, berbeda nyata dengan
aroma tape yang dengan konsentrasi ragi 5 gram, 4 gram, 2 gram dan 1
gram.
67
PEMBAHASAN
pati menjadi gula sederhana (glukosa). Gula adalah bahan yang umum dalam
fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan
hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur
beberapa faktor yaitu konsentrasi garam, oksigen, dan suhu. Konsentrasi garam
yang dianjurkan adalah 5 - 15% (20-600 S). Garam berfungsi untuk menghambat
diperlukan suhu 30C untuk pertumbuhan mikroorganisme. Bila suhu kurang dari
berlangsung.
Praktikum kali ini menggunakan singkong atau ubi kayu sebagai bahan
gram, 4 gram, 3 gram, 2 gram dan 1 gram. Tape yang sudah difermentasi dan
telah jadi atau siap selanjutnya akan diuji dari aspek organoleptiknya dengan
menggunakan tiga parameter seperti warna, rasa dan aroma. Berdasarkan hasil
dari analisis ragam (ANOVA) dengan parameter warna menunjukkan hasil yaitu F
hitung > F tabel (46,641899 > 0000) artinya konsentrasi ragi memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna atau terdapat pengaruh yang
signifikan antara konsentrasi ragi dengan warna tape. Maka dilakukan uji lanjut
BNJ. Hasil uji BNJ dengan taraf 5% menunjukkan bahwa warna pada tape
sedangkan warna pada tape dengan konsentrasi 3 gram, tidak berbeda nyata
dengan warna tape dengan konsentrasi 2 gram. Berdasarkan hasil dari analisis
ragam (ANOVA) dengan parameter rasa menunjukkan hasil yaitu F hitung > F
tabel (31,104439 > 0000) artinya konsentrasi ragi memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap rasa tape atau terdapat pengaruh yang signifikan antara
konsentrasi ragi dengan rasa tape, sehingga dilakukan uji lanjut dengan uji BNJ.
Hasil dari uji BNJ taraf 5% yaitu rasa tape dengan konsentrasi ragi 4 gram,
berbeda nyata dengan rasa tape dengan konsentasi 5 gram, 3 gram, 2 gram dan
1 gram.
69
Hasil pengujian organoleptik nilai atau skor yang paling banyak diberikan
oleh panelis pada konsentrasi ragi 4 gram. Dari hasil tersebut terlihat bahwa
konsentrasi ragi 4 gram mendpatkan skor yang tertinggi, dimana semakin tinggi
penambahan ragi, rasa tape sukun cenderung semakin dominan rasa asam dari
rasa manis. Rasa tape merupakan kontribusi dari rasa asam organik, manis dari
gula dan alkoholik sebagai hasil proses fermentasi (karbohidrat pada umumnya)
dari mikrobia ragi yang ditambahkan. Secara normal rasa tape sedikit manis,
asam dan beraroma khas tape yaitu alkoholik. Menurut Rahayu dan Slamet
komponen pati menjadi dekstrin dan gula, selanjutnya diubah menjadi alkohol
dan sedikit asam atau manis sedikit asam. Perubahan biokimia yang penting
pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati menjadi glukosa dan maltosa yang
akan memberikan rasa manis serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam
organik yang menyebabkan rasa asam. Aroma merupakan hasil dari uap proses
pengolahan makanan, uap ini tercipta dari bahan-bahan makanan yang diolah.
Untuk aroma tape sesungguhnya adalah berasal dari bahan volatil yang
menguap dan dapat diterima indera sebagai hasil dari proses fermentasi tape.
menunjukkan hasil yaitu F hitung > F tabel (46,479184 > 0000) artinya
konsentrasi ragi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma tape
atau terdapat pengaruh yang signifikan antara konsenrasi ragi dengan aroma
tape, sehingga dilakukan uji lanjut dengan uji BNJ. Hasil uji BNJ pada taraf 5%
tidak beda nyata dengan aroma tape yang ditambahkan konsentrasi ragi 4 gram,
70
namun berbeda nyata dengan aroma tape dengan konsentrasi ragi 3 gram, 2
gram dan 1 gram. Aroma tape dengan penambahan konsentrasi ragi 2 gram,
tidak berbeda nyata dengan aroma tape yang ditambahkan konsentrasi ragi 1
gram, namun berbeda nyata dengan aroma tape yang dengan konsentrasi ragi 5
konsentrasi ragi 3 gram, berbeda nyata dengan aroma tape yang dengan
konsentrasi ragi 5 gram, 4 gram, 2 gram dan 1 gram. Semakin tinggi taraf
pemberian ragi tape maka bau atau aroma fermentasi yang dihasilkan semakin
menjelaskan bahwa semakin tinggi jumlah ragi tape, maka semakin banyak
bahan yang dibuat, enzim-enzim amilase yang dihasilkan oleh khamir pun akan
semakin banyak. Enzim-enzim amilase ini dapat merombak pati menjadi glukosa.
Faktor yang sangat mempengaruhi hasil tape yang baik adalah pemilihan
untuk pembuatan tape ini yang digunakan seharusnya singkong jenis mentega
karena bisa disimpan dalam waktu yang lama, faktor lainnya yaitu proses
pencucian yang harus benar-benar bersih agar dapat menghasilkan tape yang
bagus dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan faktor selanjutnya yaitu
harus sesuai serta teliti agar didapatkan tape yang enak dan sesuai dengan yang
diinginkan.
71
KESIMPULAN
2 gram tidak berbeda nyata dan konsentrasi ragi 2 gram tidak berbeda nyata
dengan konsentrasi ragi 1 gram tetapi konsentrasi ini berbeda nyata dengan
ACARA VI
TEMPE
PENDAHULUAN
Latar Belakang
makanan yang disebut tempe. Selain itu, tempe ada yang terbuat dari beberapa
Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus,
secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Bahan lain yang biasany adibuat
Warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh
pada permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga disebabkan oleh miselia jamur
yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif
yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih
tubuh. Tempe dapat diperhitungkan sebagai sumber makanan yang baik gizinya
warna, tekstur serta kandungan gizi tempe. Oleh karena itu, pentingnya
dilakukan praktikum ini untuk mempelajari pengaruh jenis laru tempe terhadap
Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai
Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti),
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Warna putih
pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji
menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif selama
merupakan jamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh pada kedelai
Cita rasa tempe kedelai ditentukan oleh jenis kedelainya dan ditentukan
juga oleh jenis pembungkus yang digunakan selama fermentasi. Selama ini yang
kita ketahui ada dua jenis pembungkus tempe, yaitu plastik dan daun pisang.
Kemasan plastik memiliki kelebihan yaitu kuat, ringan, tidak karatan serta dapat
dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang
mengandung bahan kimia, mudah ditemukan, mudah di lipat dan memberi aroma
sedap. Di samping itu juga memiliki kekurangan, antara lain mudah sobek dan
tempe karena ikut tumbuh bahkan dapat pula menyebabkan penyakit, sehingga
yang baik bagi pertumbuhan jamur. Penggunaan BAL yang diinokulasikan pada
kondisi tersebut bakteri kontaminan khususnya E. coli tidak akan tumbuh dengan
baik karena pada kondisi asam bakteri kontaminan ini tidak dapat hidup dengan
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Universitas Mataram.
a. Alat-Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sendok, timbangan
analitik, plastik, piring kecil, kertas label, panci, kompor, baskom plastik dan karet.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kedelai, air dan
ragi pasar.
Prosedur Kerja
1. Direndam kedalai yang sudah bersih selama 1 malam (air + asam laktat
Dandang Dikupas
Ditiriskan dan
didinginkan
Direbus
Ditambahkan
inokulum (0,1, 0,2,
0,3, 0,4, 0,5 gr) +
kanji
Dikemas
Kantong Gambar..
Diinkubasi 2-3 hari
Plastik
Hasil Pengamatan
Keterangan :
Hasil Perhitungan
Kesimpulan :
2. F hitung > F tabel, P (0,3455497 > .9943), artinya penilaian panelis tidak
Kesimpulan :
80
Kesimpulan :
1. F hitung > F tabel, P (2,2182741 > .0749), artinya konsentrasi ragi tidak
Kesimpulan :
81
konsentrasi ragi 0.4 gram, 0.3 gram, 0.1 gram dan 0.5 gram.
Kesimpulan :
2. F hitung > F tabel, P (1,006922 > .9943), artinya penilaian panelis tidak
Kesimpulan :
1. Kekompakan tempe dengan konsentrasi ragi 0,4 dan 0,5 gram signifikan
dengan konsentrasi ragi 0.3 gram, 0.2 gram dan 0.1 gram.
PEMBAHASAN
makanan yang disebut sebagai tempe. Selain itu, tempe terbuat dari beberapa
Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus,
secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Warna putih pada tempe disebabkan
adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur kompak
tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para
yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih
tubuh.
mengurangi kualitas tempe karena ikut tumbuh bahkan dapat pula menyebabkan
memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan jamur. Penggunaan BAL yang
pengujian parameter warna tempe diperoleh hasil berupa tingkat konsentrasi ragi
memberikan beda yang signifikan terhadap warna tempe, maka dari itu dilakukan
uji lanjut. Berdasarkan uji lanjut BNT yang dilakukan untuk parameter warna
tempe konsentrasi ragi 0,4 gram berbeda nyata terhadap konsentrasi ragi 0,5
gram, 0,3 gram, 0,2 gram, dan 0,1 gram dan tempe dengan konsentrasi 0.5 gram
berbeda nyata dengan konsentrasi tempe 0,3 gram, 0,2 gram, dan 0,1 gram.
Namun tempe dengan konsentrasi 0,3 gram tidak berbeda nyata dengan
diperoleh hasil bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma tempe tidak
signifikan atau tidak berbeda nyata, dimana tempe dengan konsentrasi ragi 0,1
gram, 0,2 gram, 0,3 gram, 0,4 gram dan 0,5 gram sama-sama tidak terbentuk
aroma khas tempe pada umumnya. Oleh karena itu tingkat kesukaan panelis
kompak tempe yang dihasilkan maka semakin bagus mutu tempe tersebut.
uji lanjut BNT yang dilakukan untuk parameter kekompakan tempe diperoleh
hasil berupa penambahan konsentrasi ragi 0,4 gram signifikan atau berbeda
nyata terhadap konsentrasi ragi 0,3 gram, 0,2 gram dan 0,1 gram. Namun tidak
berbeda nyata dengan konsentrasi ragi 0,5 gram. Tempe dengan penambahan
konsentrasi ragi 0,3 gram berbeda nyata dengan penambahan konsentrasi 0,2
gram dan 0,1 gram, sedangkan tempe dengan penambahan konsentrasi ragi 0,2
gram tidak signifikan atau tidak berbeda nyata dengan penambahan konsentrasi
kesukaan panelis terhadap tempe dengan warna yang baik yaitu tempe yang
ditambahkan konsentrasi ragi 0,4 gram dengan warna tempe yang putih. Warna
putih pada tempe disebabkan oleh adanya miselia jamur yang tumbuh pada
permukaan biji kedelai. Penambahan inokulum yang terlalu banyak juga kurang
maksimal, karena perombakan yang terjadi tidak terlalu cepat sehingga penetrasi
parameter kekompakan yaitu pada tempe dengan konsentrasi ragi 0.,4 gram,
tekstur kompak juga disebabkan oleh miselia jamur yang menghubungkan biji-biji
kedelai tersebut, sehingga berbentuk seperti benang halus yang berwarna putih
dan kompak. Sedangkan pada parameter aroma yaitu konsentrasi 0,2 gram,
namun tidak signifikan atau tidak berbeda nyata pada tempe dengan konsetrasi
86
ragi 0,1 gram, 0,3 gram, 0,4 gram dan konsentrasi ragi 0.5 gram. Hal ini sesuai
oleh jenis kedelai, bahan campuran, inokulum, dan juga selama proses
proses fermentasi akan terhambat dan kualiatas kapang yang dihasilkan akan
kuat, ringan, tidak karatan serta dapat diberi warna, sedangkan kelemahannya
adalah molekul kecil yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan
lain suhu, banyaknya ragi yang diberikan, semakin banyak ragi yang diberikan
maka tempe akan cepat jadi, namun akan lebih cepat busuk, bahan baku, ukuran
perubahan enzimatis yaitu bau dan rasa yang tidak disenangi hilang karena
lemak, protein, dan karbohidrat menjadi bahan yang lebih sederhana (Fujimaki,
2009).
KESIMPULAN
87
1. Tempe adalah salah satu produk olahan hasil fermentasi yang berbahan
stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus yang membentuk padatan kompak
dengan konsentrasi ragi 0,1 gram, 0,2 gram, 0,3 gram, 0,4 gram dan 0,5
gram sama-sama tidak terbentuk aroma khas tempe pada umumnya. Oleh
karena itu tingkat kesukaan panelis terhadap aroma tempe yang dihasilkan
sangat rendah.
4. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa tingkat kesukaan
panelis terhadap tempe dengan warna yang baik yaitu tempe yang
ditambahkan konsentrasi ragi 0,4 gram dengan warna tempe yang putih.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi dalam pembentukan
DAFTAR PUSTAKA
Amanu, F.N. 2014. Pembuatan Tepung MOCAF Di Madura (Kajian Varietas Dan
Lokasi Penanaman) Terhadap Mutu dan Rendemen. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. 2 (3):161-169.
Ganjar I., 2003. Tapai from Cassava and Sereals. Didalam : First International
Symposium and Workshop on Insight into the World of Indigenous
Fermented Foods for Technology Development and Food Safety;
Bangkok, 13-17 Apr 2003 hlm 1 10.
Karlina Simbolon, 2008. Pengaruh Konsentrasi Ragi Tape dan Lama Fermentasi
Terhadap Mutu Tape Ubi Jalar. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra
Utara : Medan.
Kustyawati, M.E., 2009. Kajian Peran Yeast dalam Pembuatan Tempe. Jurnal
Agritech, Vol 29, No. 2, Juli 2009. Hal: 64-65.
Lempang, Mody. 2013. Produksi Nata Fruticants Dari Nira Nipah. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan. Volume 31(2) : 110-119.
Pratam, Y.A. 2013. Pengaruh Ragi Roti, Ragi Tempe dan Lactobacilus Plantasum
Terhadap Total Asam Laktat dan pH pada Fermentasi Singkong. Jurnal
Teknik Pomits. Vol. 2(1) :1.
Suryani, A., Hambali Dan Suryadarma. 2005. Membuat Aneka Nata. Jakarta :
Penebar Swadaya.
NOTE:
INI ITU KALIAN BLUM REVISI LAPORAN YANG SYA ACC KE 2 KMRIN,
KALIAN CUMEN NAMBAHAIN DIAGRAM ALIR DOANG SLEBIHNYA
MASIH GG ADA PERBAIKA SAMA SEKALI. JADI