Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016

MODUL : Plate Heat Exchanger


PEMBIMBING : Ir. Dwi Nirwantoro, MT.

Tanggal Praktikum : 1 April 2016


Tanggal Penyerahan : 11 April 2016
(Laporan)

Oleh :

Kelompok : VII
Nama : 1. Muhamad Naufal S. 141411019
2. Septi Intan Solichah 141411027
3. Siti Nurlaela 141411028
Kelas : 2A

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya tuntutan konsumen akan sebuah produk, menyebabkan kegiatan


produksi dan operasi dunia industri turut meningkat. Kebutuhan akan alat yang efisien dan
fleksibel semakin tinggi demi kelancaran kegiatan produksi, salahsatu alat yang
dibutuhkan yaitu alat penukar panas atau biasa disebut Heat Exchanger sehingga alat
penukar kalor ini mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi

Alat penukar panas jenis Plate Heat Exchange sangat efektif dalam memindahkan
kalor, Kelebihan dari alat ini yaitu kontruksinya yang tersusun berjajar dan mudah dalam
membongkar untuk membersihkan apabila ada kotoran dengan cara mekanikal alias
digosok, disemprot dengan water jet atau direndam dalam larutan kimia. serta kapasitas
heat transfer yang tinggi. Namun disamping itu alat ini juga mempunyai kelemahan yaitu
operasinya tidak dapat digunakan untuk tekanan tinggi dikarenakan strukturnya yang
mengandalkan sekat (seal karet) yang tidak mampu menahan tekanan tinggi dari
kebocoran. Perawatan peralatan Plate Heat Exchanger dengan proses pembongkaran serta
pembersihan ini perlu dilakukan dengan harapan agar peralatan bisa tahan lama dan
tentunya kualitas produk tetap terjaga.

1.2 Tujuan
Memahami prinsip kerja pada alat plate heat exchanger
Memahami teknik perawatan pada alat plate heat exchanger
BAB II
LANDASAN TEORI

Plate heat exchanger biasanya terbuat dari plate tipis. Plate ini dapat berupa
smooth plate maupun corrugated plate, dan dapat juga datar mapun spiral yang ditempatkan di
dalam heat exchanger. Pada heat exchanger ini tidak dapat menahan fluida bertekanan tinggi,
temperatur tinggi atau perbedaan temperatur maupun tekanan yang tinggi. Plate heat exchanger
dapat diklasifikasikan sebagai gasketed, welded mapun brazed tergantung pada sesakan
kebocoran yang dibutuhkan pada heat heat exchanger. Plate heat exchanger dapat juga berupa
spiral plate, lamella dan platecoil.

Gasketed Plate Heat Exchanger. Terdiri atas sejumlah rectangular metal plate yang
ditutup pada ujung-unjungnya oleh gasket. Adapun Prinsip kerjanya adalah dua atau lebih
aliran fluida kerja diatur oleh gasket-gasket yang didesain sedemikian rupa sehingga pada
masing-masing fluida dapat mengalir di plat-plat yang berbeda. Kelebihan heat exchanger ini
ada pada proses perawatan yang mudah, koefisien perpindahan panas yang sukup baik dan
relatif murah. Namun hanya fluida-fluida tertentu saja yang dapat diaplikasikan menggunakan
heat exchanger ini.

Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak(
biasanya terbuat dari karet). Pelat pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan
yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir fluida.
Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan
fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.

2.1 Penukar panas jenis pelat and frame


Dalam peralatan PHE, panas dipindahkan dengan semua cara, namun yang dominan
terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan konduksi dan konveksi. Perpindahan
kalor secara konduksi, perpindahan ini biasanya terjadi pada benda padat, panas merambat dari
sau bagian kebagian lain secara merambat tanpa ada material yang berpindah. Perpindahan
kalor secara konveksi, Perpindahan ini terjadi karena adanya aliran massa yang berpindah.
Aliran massa tersebut bisa terjadi secara difusi maupun adanya tenaga dari luar. Tenaga dari
luar tersebut bisa berupa pengadukan maupun fluida mengalir. Penukar panas pada PHE terdiri
dari susunan lempeng sesuai dengan luas permukaan yang diperlukan.

Gambar 2.2 Perpindahan panas pada Plate Heat Excjanger

Untuk efisiensi, heat exchangers dirancang untuk memaksimalkan permukaan bidang


tembok antara kedua cairan, sambil meminimalkan perlawanan terhadap aliran cairan melalui
Exchanger. Exchanger kinerja juga dapat dipengaruhi oleh penambahan Fins atau corrugations
dalam satu atau dua arah, yang daerah dan meningkatkan permukaan saluran cairan atau
mempersudikan arus gangguan.
SHES sering digunakan dipemanasan dari cairan yang berisi solids sehingga ada
kecenderungan untuk curang bagian dalam panas Exchanger. Rendahnya tekanan drop SHE
yang memberikan kemampuan untuk menangani fouling mudah. SHE yang menggunakan
"membersihkan diri" mekanisme, dimana fouled permukaan diterjemahkan menyebabkan
peningkatan kecepatan cairan, sehingga meningkatkan drag (gesekan atau cairan) pada fouled
permukaan, sehingga membantu mengeluarkan blockage yang panas dan tetap menjaga
Exchanger bersih. "The internal dinding yang membentuk heat transfer permukaan seringkali
agak tebal, yang menjadikan SHE sangat kuat, dan dapat berlangsung lama dalam lingkungan
yang juga mudah dibersihkan, membuka keluar seperti oven dimana apapun yang membangun
foulant dapat dihapus oleh tekanan mencuci.
Integritas inspeksi dari plat berbentuk tabung dan panas Exchanger dapat diuji dengan
daya konduksi atau metode gas helium. Metode ini memastikan integritas dari piring atau
tabung untuk mencegah kontaminasi silang dan kondisi yang gaskets. Pemantauan kondisi
panas Exchanger tabung dapat dilakukan melalui Mekanik air yang mengalir dan deposito
seringkali oleh simulasi komputer atau cairan dinamika CFD. Fouling merupakan masalah
serius di beberapa exchangers panas. Air sungai sering digunakan sebagai pendinginan air,
yang akan memasuki puing biologi Exchanger panas dan membangun lapisan, penurunan
koefisien heat transfer.
Efek fouling cukup banyak berkembang di tabung dingin dari panas Exchanger,
daripada di tabung panas. Hal ini disebabkan karena kurang impurities mungkin larut dalam
cairan yang dingin. Hal ini karena akan meningkatkan kelarutan sebagai suhu meningkat.
Fouling mengurangi lintas daerah setempat untuk ditransfer ke panas dan menyebabkan
peningkatan dalam tahan panas mentransfer panas di seluruh Exchanger. Ini karena daya
konduksi panas dari lapisan fouling rendah. Ini akan mengurangi keseluruhan koefisien heat
transfer dan efisiensi panas Exchanger. Ini pada gilirannya, dapat mengakibatkan peningkatan
biaya pemeliharaan dan pemompaan.
Plate heat exchangers perlu dissembled dan dibersihkan secara berkala. Berbentuk
tabung exchangers panas dapat dibersihkan oleh seperti asam sebagai metode pembersihan,
sandblasting, tinggi tekanan air jet, peluru pembersihan, atau drill tongkat. Dalam skala besar
untuk sistem pendinginan air panas exchangers, seperti perawatan air pemurnian, penambahan
bahan kimia, dan pengujian, digunakan untuk meminimalkan fouling dari peralatan pertukaran
panas. Pengolahan air lainnya juga digunakan dalam sistem uap untuk pembangkit tenaga
listrik, dan lain-lain untuk meminimalkan fouling dan korosi yang bertukar panas dan peralatan
lainnya.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat
- Heat Exchanger jenis Plate Heat Excanger (PHE)

Gambar 3.1. Diagram Proses pada PHE (Plate Heat Exchanger)

3.2 Metode Perpindahan Panas

Gambar 3.2 Aliran Perpindahan panas pada PHE


3.2 Prosedur Kerja

Membongakar alat PHE dengan membuka baut-baut pada alat

Lepaskan plat-plat PHE, hitung jumlah plat pada PHE

Membersihkan plat-plat PHE

Merangkai kembali PHE seperti kondisi awal dan mengencangkan baut-


baut pada PHE

Gambar 5. Langkah Kerja


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Gambar 4.1.1 Plate Heat Exchanger di Laboratorium Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung (tampak depan)

Gambar 4.1.2 Plate Heat Exchanger di Laboratorium Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung (tampak samping)
4.2 Hasil Pengamataan
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan
No. Komponen Alat PHE Identifikasi Keterangan
1. Bejana air dingin dan panas Tidak tersedia kedua-
duanya
2. Pompa Sentrifugal Tidak tersedia
3. Valve Tidak tersedia
4. Rotameter Tersedia Satu buah dari
dua yang harus
tersedia.
5. Indikator Suhu Tidak tersedia
6. Sambungan Pipa Lurus Tidak tersedia
7. Kompos Pemanas Tidak tersedia
8. Plate Heat Exchanger (PHE) Tersedia
Hasil Pengamatan pada tabel 4.2 dilakukan pada alat Plate Heat Exchanger (PHE) pada
Laboratorium Teknik Kimia Gd. Teknik Kimia Atas POLBAN yang sesuai pada gambar 4.1.1
& 4.1.2
4.3 Pembahasan
Plate Heat Exchanger (PHE) adalah suatu jenis alat penukar panas yang
menggunakan plate untuk memindahkan panas antara dua fluida. Penukar panas
dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara
efisien. Pemindahan panas dalam heat exchanger dilakukan dengan mengkontakkan dua
fluida melalui suatu bidang pemanas. Fluida pemanas atau pendingin berada dalam suatu
jaket di dalam pipa atau di luar pipa. Luas bidang pemanas harus cukup (sesuai
persamaan perpindahan panas dan kebutuhan panas). PHE mempunyai banyak
keuntungan dibanding dengan heat exchanger konvensional karena permukaan heat
transfernya jauh lebih luas dimana fluida mengalir ke seluruh permukaan plate. Dengan
demikian, perubahan temperatur terjadi sangat cepat dalam PHE.
Plate heat exchanger biasa terbuat dari plate tipis. Plate ini dapat berupa smooth
plate maupun corrugated plate, dan dapat juga datar mapun spiral yang ditempatkan di
dalam heat exchanger. Pada heat exchanger ini tidak dapat menahan fluida bertekanan
tinggi, temperatur tinggi atau perbedaan temperatur maupun tekanan yang tinggi.
PHE yang berada di laboratorium Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung adalah
jenis gasketed PHE yang terdiri atas sejumlah rectangular metal plate yang ditutup pada
ujung-ujungnya oleh gasket. Heat exchanger tipe ini termasuk tipe yang banyak
dipergunakan pada dunia industri, bisa digunakan sebagai pendingin air, pendingin oli,
dan sebagainya. Prinsip kerjanya adalah aliran dua atau lebih fluida kerja diatur oleh
adanya gasket-gasket yang didesain sedemikian rupa sehingga masing-masing fluida
dapat mengalir di plat-plat yang berbeda. Gasket berfungsi utama sebagai pembagi aliran
fluida agar dapat mengalir ke plat-plat secara selang-seling. Gambar di bawah ini
menunjukkan desain gasket sehingga di satu sisi plat fluida 1 masuk ke area plat yang
(a), sedangkan gasket yang lain mengarahkan fluida 2 agar masuk ke sisi plat (b).
Gambar 4.2.1. Desain Gasket untuk Pendistribusian Fluida Kerja
Salah satu masalah utama dalam pemeliharaan HE adalah pengendapan kotoran
(fouling) pada permukaan bidang perpindahan panas. Hal ini menyebabkan
peningkatan tahanan panas (koefisien perpindahan panas mengecil). Fouling juga
menambah tahanan terhadap aliran fluida. Bertambahnya tahanan memperbesar beda
suhu rata-rata (LMTD). Endapan yang membentuk kerak pada suatu tempat dapat
mengakibatkan pemanasan (meningkatkan suhu) yang berlebihan pada suatu tempat
dan dapat merusak pipa/tube (over heating). Bila fouling telah melewati harga tertentu
(kerak semakin tebal), kemampuan pelat/pipa sudah tidak lagi sebagaimana
disyaratkan. Sebelum hal ini terjadi, alat harus segera dihentikan untuk dibersihkan
keraknya. Untuk pembersihan, HE harus dibongkar kemudian dibersihkan dengan cara
mekanikal alias digosok, disemprot dengan water jet atau direndam dalam larutan
kimia. Untuk penggantian komponen terutama dilakukan pada HE bertipe Plate dimana
sekat-sekatnya yang terbuat dari karet harus diganti saat dibongkar.
Heat exchanger tipe ini termasuk tipe yang cukup murah dengan koefisien
perpindahan panas yang baik. Selain itu tipe ini juga mudah dalam hal perawatannya,
karena proses bongkar-pasang yang lebih mudah jika dibandingkan tipe lain seperti
shell & tube. Namun di sisi lain, tipe ini tidak cocok jika digunakan pada aliran fluida
dengan debit tinggi. Hanya fluida-fluida tertentu saja yang dapat diaplikasikan
menggunakan heat exchanger ini. Heat exchanger tipe ini tidak cocok digunakan pada
tekanan dan temperatur kerja fluida yang tinggi karena hal ini berkaitan dengan
kekuatan dari material gasket yang digunakan.
Tiap heat exchanger punya harga batasnya sendiri-sendiri yang berlainan dan
perlu diamati untuk menetapkan jadwal pembersihan, operasi yang tepat (sesuai
petunjuk yang diberikan) akan memperpanjang selang waktu pembersihan dan umur
heat exchanger. Saat yang paling menentukan justru pada saat start up dan shut
down, pada saat ini bisa terjadi kejutan panas (perubahan panas tiba-tiba) dan hantaran
hidrolik yang dapat menimbulkan tegangan berlebihan dan tidak seimbang yang dapat
merusak sambungan-sambungan, pipa, packing dan atau timbul kebocoran. Proses
pengelasan sangat diperlukan untuk perbaikan karena pengelasan adalah proses yang
cepat, tepat dan mudah. Proses perbaikan dimulai dengan mengidentifikasi letak
kebocoran, melakukan penggerindaan, pengelasan, inspeksi, commissioning dan start
up.
Perawatan PHE secara umum adalah dengan mematikan alat jika sudah selesai
digunakan, mengeluarkan semua cairan yang tersisa di dalam alat dan
membersihkannya dengan air ataupun mengalirkan cairan pembersih (Cleaning in
Place Solution), membongkar plate, membersihkan dengan zat kimia, serta inspeksi
kebocoran secara rutin. Dari semua komponen yang ada pada sistem PHE, PHE Gasket
merupakan komponen yang paling sering diganti, karena setiap pembongkaran PHE
sebagian besar PHE Gasket sudah tidak dapat digunakan lagi karena mengalami
deformasi bentuk (gepeng). Yang perlu diperhatikan adalah PHE mempunyai banyak
aplikasi, dan pada setiap aplikasinya mempunyai persyaratan yang berbeda-beda,
misalnya pada industri permen, PHE Gasket haruslah aman terhadap makanan, tahan
terhadap panas tinggi (130 oC), dan tahan terhadap soda api (costic soda).
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan

Prinsip kerja dari alat PHE adalah aliran dua atau lebih fluida kerja diatur oleh adanya
gasket-gasket yang didesain sedemikian rupa sehingga masing-masing fluida dapat
mengalir di plat-plat yang berbeda.
PHE Gasket merupakan komponen yang paling sering diganti, karena setiap
pembongkaran PHE sebagian besar PHE Gasket sudah tidak dapat digunakan lagi
karena mengalami deformasi bentuk (gepeng).
Salah satu masalah utama dalam pemeliharaan HE adalah pengendapan kotoran
(fouling) pada permukaan bidang perpindahan panas.
Untuk pembersihan, HE harus dibongkar kemudian dibersihkan dengan cara mekanikal
(seperti digosok, disemprot dengan water jet atau direndam dalam larutan kimia.
Menetapkan jadwal pembersihan, operasi yang tepat (sesuai petunjuk yang diberikan)
akan memperpanjang selang waktu pembersihan dan umur heat exchanger.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyahanda. 2012. Macam-macam Heat Exchanger: Alat Penukar Panas (Bagian 3).
http://artikel-teknologi.com/macam-macam-heat-exchanger-alat-penukar-panas-
bagian-3/. (Diakses tanggal 5 April 2016).
Dzulqornain, Fitroh.2015. Prinsip Kerja Plate Heat Exchanger.
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-heat-exchanger/2/ (Diakses tanggal 10 April
2016)
Yesya, Gefin. 2011. Laporan Praktikum Heat Exchanger.
https://www.scribd.com/doc/72839539/Laporan-HE-Eka-Gefin-Krisna-Laili-Final.
(Diakses tanggal 5 April 2016).
LAMPIRAN
Gambar komponen pada alat Plate Heat Exchanger (PHE)

Gambar 1. Plat-plat heat exchanger Gambar 2. Indikator Suhu pada PHE

Gambar 4. Pompa Sentrifugal

Gambar 3. Rotameter
Gambar 6. Bejana air panas

Gambar 5. Plate HE dengan jenis glue gasket

Gambar 8. Bejana air dingin

Gambar 7. Kompos Pemanas untuk bejana air panas


Gambar 9. Susunan dan Komponen lengkap pada alat PHE

Keterangan : Gambar pada komponen alat Plate Heat Exchanger (PHE) di ambil pada
Laboratorium Teknik Kimia Gd. Teknik Kimia Bawah POLBAN

Anda mungkin juga menyukai