1. Pengertian Sistem Ekonomi Islam Sistem ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari al-Quran dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai kondisi lingkungan dan masa tertentu. Pendekatan Islam dalam ekonomi, antara lain : 1. Konsumsi manusia dibatasi perlu dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 2. Alat pemuas dan kebutuhan manusia harus seimbang. 3. Dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus ditegakkan. 4. Pemerataan pendapatan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh berasal dari usaha yang halal. 5. Zakat sebagai sarana distribusi pendapatan dan peningkatan taraf hidup golongan miskin merupakan alat yang ampuh (Ali, 1986:5). 2. Nilai Dasar dan Instrumental Ekonomi Islam Nilai dasar ekonomi Islam sebagai implikasi dari asas filsafat tauhid ada 3, yaitu : a. Kepemilikan b. Keseimbangan c. Keadilan 3. Perbedaan Sistem Ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis Menurut Daud Ali, semua sistem ekonomi memiliki tujuan yang sama, yaitu mengupayakan pemuasan atas keperluan hidup, baik hajat hidup pribadi maupun masyarakat secara keseluruhan. Namun, jika dilihat dari perbedaan keperluan hidup, terdapat perbedaan dalam upaya mencapai tujuan, terutama dalam prinsip ekonomi. Karena perbedaan sistem ekonomi yang mempengaruhi pemikiran dan kegiatan ekonomi manusia sekarang, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Disamping dua sistem itu, kini sedang dikembangkan sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem- sistem ekonomi lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi Islam sebagaimana diungkapkan oleh Suroso (dalam Lubis, 2000:15), adalah : 1. Asumsi dasar dan norma pokok dalam proses maupun interaksi kegiatan ekonomi yang diberlakukan. 2. Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam. 3. Motif ekonomi Islam adalah mencari keseimbangan antara dunia dan akhirat dengan jalan beribadah dalam arti yang luas. B. Respon Islam Atas Transaksi Ekonomi Modern 1. E-Commerce (Perdagangan Elektronik) Dalam permasalahan E-Commerce, fikih memandang bahwa transaksi bisnis di dunia maya diperbolehkan karena maslahat. Maslahat adalah mengambil manfaat dan menolak bahaya dalam rangka memelihara tujuan syara. 2. Bunga Bank Dilihat dari sistem pengelolaannya, bank dikelompokkan menjadi dua jenis : a. Bank Konvensional Bank konvensional adalah bank yang menggunakan sistem bunga dalam bertransaksi dengan nasabah. b. Bank Syariah dan Praktiknya Bank syariah adalah bank yang dirancang sesuai syariat islam. Dalam praktik, masih ada Bank Syariah yang hanya mau memberikan pembiayaan pada usaha yang berjalan selama kurun waktu tertentu (bank memilih calon nasabah/mudharib). Pembagian return pembiayaan tidak berdasarkan sistem bagi hasil dan rugi (profit and loss sharing) tetapi menggunakan sistem bagi pendapatan (revenue sharing). c. Hukum Bunga Bank : Riba atau bukan ? Pendapat para ulama : 1. Abu Zahra, bunga adalah sama dengan riba nasiah yang dilarang Islam. 2. Mustafa Ahmad Az Zaqra, bunga dalam hutang piutang yang bersifat konsumtif adalah riba, sedangkan yang bersifat produktif tidak sama dengan riba nasiah. 3. A. Hasan, bunga bukan riba yang diharamkan karena tidak berlipat ganda. 4. Hasi muktamar Muhammadiyah 1968, bunga yang diberikan bank kepada nasabah tidak jelas hukumnya. 5. Hasil lokakarya majlis Ulama Indonesia, bunga bank untuk menghindari kesulitan, dimungkinkan adanya rukhshah (keringanan hukum) jika dipastikan ada kebutuhan. C. Etos Kerja Dan Kemandirian Hidup 1. Etos Kerja Islami Kerja adalah aktifitas yang direncanakan, dilakukan bertahap agar mendapat nilai demi memenuhi kebutuhan hidup serta memberi manfaat seluruh manusia. Seorang muslim harus memiliki prinsip bekerja adalah ibadah dengan menjadikan takwa sebagai landasan. Tujuan utamanya meraih ridha Allah, seorang muslim harus memperhatikan etika kerja : a. Menyadari pekerjaannya terkait Allah b. Bekerja dengan halal c. Dipekerjakan secara profesional dan wajar d. Tidak kerja yang melanggar aturan Allah e. Profesional dalam setiap pekerjaan Karakteristik etos kerja Islami : baik dan bermanfaat; kualitas kerja mantap; kerja keras, tekun dan kreatif; berkompetisi dan tolong-menolong; jujur; disiplin/konsekuen; konsisten dan istiqamah; percaya diri dan kemandirian; efisien dan hemat. 2. Kemandirian dalam Islam Kemandirian adalah melakukan usaha untuk tidak menjadi benalu selagi masih mampu, tanpa melupakan peran Allah SWT. Kemandirian dalam Islam berakar dari satu kata kunci, yakni harga diri. Mandiri sikap mental yang membuat seseorang lebih tenang dan tentram. Berusaha tidak membebani siapapun, namun tetap menjadikan Allah SWT sebagai tempat berharap dan meminta pertolongan.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya