Anda di halaman 1dari 3

BAB IX

SISTEM EKONOMI DAN ETOS


KERJA DALAM ISLAM

A. Sistem Ekonomi Islam


1. Pengertian Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang
disimpulkan dari al-Quran dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian
yang didirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai kondisi lingkungan dan
masa tertentu.
Pendekatan Islam dalam ekonomi, antara lain :
1. Konsumsi manusia dibatasi perlu dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
2. Alat pemuas dan kebutuhan manusia harus seimbang.
3. Dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus
ditegakkan.
4. Pemerataan pendapatan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang
diperoleh berasal dari usaha yang halal.
5. Zakat sebagai sarana distribusi pendapatan dan peningkatan taraf hidup golongan
miskin merupakan alat yang ampuh (Ali, 1986:5).
2. Nilai Dasar dan Instrumental Ekonomi Islam
Nilai dasar ekonomi Islam sebagai implikasi dari asas filsafat tauhid ada 3, yaitu :
a. Kepemilikan
b. Keseimbangan
c. Keadilan
3. Perbedaan Sistem Ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem
Ekonomi Sosialis
Menurut Daud Ali, semua sistem ekonomi memiliki tujuan yang sama, yaitu
mengupayakan pemuasan atas keperluan hidup, baik hajat hidup pribadi maupun
masyarakat secara keseluruhan.
Namun, jika dilihat dari perbedaan keperluan hidup, terdapat perbedaan dalam upaya
mencapai tujuan, terutama dalam prinsip ekonomi. Karena perbedaan sistem ekonomi
yang mempengaruhi pemikiran dan kegiatan ekonomi manusia sekarang, yaitu sistem
ekonomi kapitalis dan sosialis. Disamping dua sistem itu, kini sedang dikembangkan
sistem ekonomi Islam.
Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem-
sistem ekonomi lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi Islam
sebagaimana diungkapkan oleh Suroso (dalam Lubis, 2000:15), adalah :
1. Asumsi dasar dan norma pokok dalam proses maupun interaksi kegiatan ekonomi
yang diberlakukan.
2. Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan alam.
3. Motif ekonomi Islam adalah mencari keseimbangan antara dunia dan akhirat
dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.
B. Respon Islam Atas Transaksi Ekonomi Modern
1. E-Commerce (Perdagangan Elektronik)
Dalam permasalahan E-Commerce, fikih memandang bahwa transaksi bisnis di dunia
maya diperbolehkan karena maslahat. Maslahat adalah mengambil manfaat dan
menolak bahaya dalam rangka memelihara tujuan syara.
2. Bunga Bank
Dilihat dari sistem pengelolaannya, bank dikelompokkan menjadi dua jenis :
a. Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang menggunakan sistem bunga dalam
bertransaksi dengan nasabah.
b. Bank Syariah dan Praktiknya
Bank syariah adalah bank yang dirancang sesuai syariat islam.
Dalam praktik, masih ada Bank Syariah yang hanya mau memberikan
pembiayaan pada usaha yang berjalan selama kurun waktu tertentu (bank memilih
calon nasabah/mudharib). Pembagian return pembiayaan tidak berdasarkan sistem
bagi hasil dan rugi (profit and loss sharing) tetapi menggunakan sistem bagi
pendapatan (revenue sharing).
c. Hukum Bunga Bank : Riba atau bukan ?
Pendapat para ulama :
1. Abu Zahra, bunga adalah sama dengan riba nasiah yang dilarang Islam.
2. Mustafa Ahmad Az Zaqra, bunga dalam hutang piutang yang bersifat
konsumtif adalah riba, sedangkan yang bersifat produktif tidak sama dengan
riba nasiah.
3. A. Hasan, bunga bukan riba yang diharamkan karena tidak berlipat ganda.
4. Hasi muktamar Muhammadiyah 1968, bunga yang diberikan bank kepada
nasabah tidak jelas hukumnya.
5. Hasil lokakarya majlis Ulama Indonesia, bunga bank untuk menghindari
kesulitan, dimungkinkan adanya rukhshah (keringanan hukum) jika dipastikan
ada kebutuhan.
C. Etos Kerja Dan Kemandirian Hidup
1. Etos Kerja Islami
Kerja adalah aktifitas yang direncanakan, dilakukan bertahap agar mendapat nilai
demi memenuhi kebutuhan hidup serta memberi manfaat seluruh manusia.
Seorang muslim harus memiliki prinsip bekerja adalah ibadah dengan menjadikan
takwa sebagai landasan. Tujuan utamanya meraih ridha Allah, seorang muslim harus
memperhatikan etika kerja :
a. Menyadari pekerjaannya terkait Allah
b. Bekerja dengan halal
c. Dipekerjakan secara profesional dan wajar
d. Tidak kerja yang melanggar aturan Allah
e. Profesional dalam setiap pekerjaan
Karakteristik etos kerja Islami : baik dan bermanfaat; kualitas kerja mantap; kerja
keras, tekun dan kreatif; berkompetisi dan tolong-menolong; jujur;
disiplin/konsekuen; konsisten dan istiqamah; percaya diri dan kemandirian; efisien
dan hemat.
2. Kemandirian dalam Islam
Kemandirian adalah melakukan usaha untuk tidak menjadi benalu selagi masih
mampu, tanpa melupakan peran Allah SWT. Kemandirian dalam Islam berakar dari
satu kata kunci, yakni harga diri. Mandiri sikap mental yang membuat seseorang lebih
tenang dan tentram. Berusaha tidak membebani siapapun, namun tetap menjadikan
Allah SWT sebagai tempat berharap dan meminta pertolongan.

Anda mungkin juga menyukai