Anda di halaman 1dari 7

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi
Sklerosis lateral amiotrofik (SLA) adalah penyakit degeneratif neuron motorik atas
dan bawah yang berkembang cepat yang menyebabkan paralisis yang hampir total.
Hilangnya neuron motorik tidak mencakup saraf cranial III, IV, dan VI. Dengan
demikian, beberapa gerakan wajah termasuk berkedip tetap dipertahankan. SLA juga
dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig dan biasanya terjadi pada dekade ke-IV atau ke V
kehidupan. Penyakit ini biasanya bertambah fatal dalam 5 tahun, walaupun beberapa
individu bisa hidup jauh lebih lama.
b. Etiologi
Penyebab SLA tidak diketahui walaupun diperkirakan infeksi virus, serta gangguan
metabolic dan trauma. Selain itu ada SLA yang bersifat genetis yang mempengaruhi
kemungkinan pasien dapat menderita SLA sebesar 10%. Bukti terbaru menunjukkan
bahwa hubungan genetis dapat terjadi pada lebih banyak kasus diantaranya :
I. Adanya kelebihan kalsium seluler yang diakibatkan oleh eksotoksisitas toksin.
II. Radikal bebas dapat membuat kerusakan neuron motorik reaksi berantai yang
diawali penangkapan electron oleh radikal bebas oksigen,superoksida dan
peroksida.
III. Respon autoimun. Kadang, system imun sseorang dapat menyerang sel normal di
tubuhnya sendiri, hal inilah yang terjadi pada SLA
c. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala klinis yang tampak pada pasien dengan sklerosis lateral amiotropik
antara lain:
I. Umumnya pasien menunjukkan atrofi dan kelemahan otot ekstremitas atas lebih
sering daripada ekstremitas bawah
II. Kram dan vasikulasi dapat mendahului gejala motorik lainnya.Tanda motorik
biasanya asimetris.
III. Tidak ada gejala sensorik dan tidak ada keterlibatan spingter yang menyebabkan
kelemahan otot pelvis dan abdomen dan penurunan masukan cairan.
IV. Beberapa pasien dapat mengalami demensia
V. Pasien berisiko mengalami infeksi karena aspirasi dan kelemahan otot mekanisme
yang terganggu.

1
2

VI. Gejala pada pasien dengan kehilangan neuron motoric pada kornu anterior medulla
spinalis
d. Epidemiologi
Insidensi penyakit SLA 2 : 100.000 per tahun. Ada kecenderungan lebih besar pada
laki-laki, dengan rasio 1.5 : 1 , dan kondisi ini lebih sering terjadi pada usia paruh baya
dan usia lanjut, dengan gejala puncak terjadi pada usia sekitar 60 tahun.
e. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat muncul adalah :
I. Masalah Pernafasan SLA melumpuhkan otot yang dipergunakan untuk bernafas.
II. Masalah nutrisi saat otot yang mengatur untuk mengunyah terpengaruh, penderita
SLA dapat menderita kekurangan gizi (malnutrisi) dan kekurangan cairan
(dehidrasi).
f. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah
I. Lakukan penyembuhan pada gejala, dan beri dukungan emosional, psikologis dan
fisik kepada pasien untuk meningkatkan kualitas hidup.
II. Adapun obat-obat yang dapat dikonsumsi oleh klien dengan SLA antara
lain:Neuroprotektor riluzole (Rilutek) bisa menyembuhkan gejala, memperpanjang
usia dan meningkatkan kualitas hidup penderita.Baclofen (Kemstro) atau diazepam
(Valium) bisa diberikan untuk mengontrol spastisitas yang mengganggu aktivitas
kehidupan sehari-hari.Terapi Quinin dipertimbangkan untuk kram otot yang sangat
nyeri.
III. Fisioterapi atau terapi fisik yang tepat (low impact) dapat mempertahankan
kekuatan otot yang tersisa. Diperlukanbantuan tongkat dan kursi roda
seiringdengan berjalannya pernyakit (terapi okupasi).
IV. Terapi bicara dibutuhkan karena SLA mempengaruhi otot yang dipergunakan
untuk bicara, komunikasi dapat menjadi masalah seiring dengan perkembangan
penyakit.
V. konsultasi dengan psikiater untuk menghadapi masalah kejiwaan yang mungkin
terjadi seiring dengan perubahan fisik penderita
g. Patofisiologi
Sklerosis Lateral Amiotrofik (SLA) dapat disebabkan oleh beberapa penyebab,
seperti eksotoksisitas toksin yang berinteraksi dengan reseptor glutamate dapat
mengakibatkan kalsium dalam selular akan diproduksi dalam jumlah yang berlebihan

2
3

dan jika terkena radikal bbas bisa membentuk radikal bebas oksigen, ini dapat
mengakibatkan terjadinya mutasi genetic yang mengakibatkan produksi enzim anti
oksidan terganggu sehingga sel saraf tidak terlindungi sehingga bisa menyebabkan
kerusakan-kerusakan pada saraf cranial. Autoimun juga bisa menimbulkan penyakit ini,
dikarenakan system imunnya menyerang sel-sel normal didalam tubuh, termasuk sel-sel
saraf. Namun sampai sekarang, penyebab SLA juga masih belum begitu jelas, degenerasi
tiba-tiba pada neuron motorik dapat menyebabkan akson saraf hilang, sehingga myelin
juga ikut hilang dan bisa trbentuk jaringan parut pada sel saraf sehingga saraf menjadi
terganggu
h. Pencegahan
1. Waspadai jika terkenan bahan bahan kimia
2. Hindari merokok, khususnya pada pria
3. Segera periksa ke dokter apabila ada riwayat keturunan

i. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Komponen Pola Fungsional Gordon
No. Komponen Pengkajian
1. Pola Penatalaksanaan Pada pola ini tidak mengalami gangguan (Perlu dikaji )
Kesehatan / Persepsi
Sehat
2. Pola Nurtrisi dan Pasien merasa sulit untuk mengunyah makanan karena
Metabolik kelumpuhan , kemungkinan akan mempengaruhi nutrisi
3. Pola Eliminasi Pada pola ini tidak mengalami gangguan
4. Pola Latihan dan Pasien sulit untuk beraktivitas karena lumpuh
Aktivitas
5. Pola Istirahat Tidur Pada pola ini tidak mengalami gangguan (Perlu dikaji)
6. Pola Kognitif Pada pola ini tidak mengalami gangguan ( Perlu dikaji )
7. Pola Persepsi Konsep Pasien merasa minder dengan orang karena kelumpuhan
Diri
8. Pola Peran dan Pada pola ini tidak mengalami gangguan (Perlu dikaji).
Tanggung Jawab
9. Pola Seksual Pada pola ini tidak mengalami gangguan (Perlu dikaji).
Reproduksi

3
4

10. Pola Koping dan Pada pola ini tidak mengalami gangguan (Perlu dikaji).
Toleransi Stress
11. Pola Keyakinan dan Pada pola ini tidak mengalami gangguan (Perlu dikaji).
Nilai

Diagnosis Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas b.d kelemahan otot pernafasan

2. Hambatan komunikasi verbal b.d pelemahan sistem muskuloskeletal

3. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular

4. Gangguan Citra Tubuh b.d penyakit

No. Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


Dx
1 Respiratory Status : Airway Airway Management
Patency
1. Posisikan pasien untuk
Vital Signs memaksimalkan ventilasi
Setelah diberikan tindakan
2. Auskultasi suara nafas, catat
asuhan keperawatan selama 1 x
adanya suara tambahan
24 jam setelah diberikan
3. Monitor respirasi dan status O2
intervensi pola pernapasan klien
4. Monitor vital sign
kembali efektif dengan kriteria
5. Monitor pola nafas
hasil :
1.Irama, frekuensi dan
kedalaman pernapasan dalam
batas normal
2.Bunyi nafas terdengar jelas
3.Respirator terpasang dengan
optimal

2 Communication : Expressive Communication Enhancement: Speech


Setelah diberikan tindakan Deficit
asuhan keperawatan klien akan
1. Minta bantuan keluarga untuk
menunjukkan perbaikan
memahami bicara pasien

4
5

kemampuan dalam 2. Gunakan kalimat yang sederhana


mengekspresikan diri dengan dan jelas
kriteria hasil : 3. Gunakan isyarat tangan jika
1.Klien mengungkapkan diperlukan
berkurangnya frustasi dalam 4. Berdiri di depan pasien ketika
berkomunikasi berbicara
2.Klien menggunakan metode 5. Biarkan pasien sering sering
alternative sesuai indikasi mendengarkan bahasa
pembicaraan
6. Berikan reinforcement positif
3 Ambulation Exercise Theraphy

Transfer Performance 1. Monitoring vital sign sebelum dan


sesudah latihan
Setelah diberikan tindakan
asuhan keperawatan pasien 2. Konsultasikan dengan terapi fisik
dapat mengatasi hambatan tentang rencana ambulasi sesuai
mobilitas fisiknya kriteria hasil : dengan kebutuhan klien

1.Klien dapat mempertahankan 3. Ajarkan pasien tentang teknik


semua rentang gerak pada ambulasi
anggota gerak yang sakit.
4. Latih pasien dalam pemenuhan
2.Fungsi motorik dapat kebutuhan ADLs secara mandiri
dipertahankan. sesuai kemampuan

3.Klien dapat memperagakan 5. Ajarkan pasien bagaimana


penggunaanbantuan alat merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

6. Dampingi dan bantu pasien saat


mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs

4 Body Image Body Image Enhancement


Self Esteem 1. Kaji secara verbal dan non verbal
Setelah diberikan tindakan respon klien terhadap tubuhnya

5
6

asuhan keperawatan pasien akan 2. Monitor frekuensi mengkritik


menunjukkan citra tubuh yang tubuhnya
baik dengan kriteria hasil: 3. Jelaskan tentang
1. Terbebas dari cedera pengobatan,perawatan, kemajuan, dan
2. Mampu menjelaskan faktor prognosis penyakit
resiko cedera 4. Dorong klien mengungkapkan
3. Monitor faktor resiko dari perasaannya
lingkungan 5. Identifikasi arti pengurangan
melaluipemakaian alat bantu
6. Fasilitasi kontak dengan individu lain
dalam kelompok kecil

6
7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sklerosis lateral amiotrofik (SLA) adalah penyakit degeneratif neuron motorik atas dan
bawah yang berkembang cepat yang menyebabkan paralisis yang hampir total. Penyebab
SLA tidak diketahui walaupun diperkirakan infeksi virus, serta gangguan metabolic dan
trauma. Selain itu ada SLA yang bersifat genetis yang mempengaruhi kemungkinan pasien
dapat menderita SLA sebesar 10%.
B. Saran
Adapun saran yang bisa didapat dari tutorial dan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tenaga keperawatan, kita harus mengetahui tentang konsep SLA dan juga
asuhan keperawatan terhadap SLA.
2. Kita juga bisa memahami tentang SLA dengan banyaknya literatur yang telah disajikan
dalam makalah

Anda mungkin juga menyukai