Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pembahasan Kasus
Pak Rudi (50 tahun) seorang pelaut yang mempunyai kebiasaan minum alkohol sejak
muda, beberapa bulan ini sering terasa seperti orang ngidam dengan adanya nausea, saat
palpasi perut kanan atas terdapat hepatomegali lalu klien mengeluh nyeri bila ditekan.
Pak rudi dirawat dirumah sakit dan saat pemeriksaan fisik ditemukan : melena dengan
konsistensi feses cair. Sementara pak rudi dipuasakan dan dipasang NGT yang keluar
cairan darah, hasil USG : ditemukan jaringan parut secara khas mengelilingi daerah
portal. Klien tampak ikterus dan acites yang tegang sampai tampak seperti spider nevi.

a. Keyword
- Nausea
- Hepatomegali
- Melena
- Feses cair
- Jaringan parut
- Ikterus
- Acites
- Spider nevi

b. Definisi Masalah
- Nausea
Nausea adalah gejala mual, biasanya disertai muntah atau perasaan
subjektif untuk muntah pengeluaran isi gastrointestinal bagian atas akibat
kontraksi otot usus dan dinding toraka abdominal
- Hepatomegali
Hepatomegali adalah istilah untuk menggambarkan adanya pembesaran
ukuran hati ( liver ). Ukuran hati normal sekitar 7,5 cm pada wanita dan

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 24


10,5 pada laki-laki. Terletak didaerah perut kanan atas, terlindungi oleh
rusuk kanan. Jika terjadi hepatomegali, maka hati akan teraba melewati
rusuk kanan paling bawah.
- Melena
Melena adalah keluhan buang air besar berwarna hitam seperti ter.
Keadaan ini berhubungan dengan adanya pendarahan didalam saluran
pencernaan bagian atas. Warna hitam yang ada disebabkan oleh aksidasi
besi didalam hemaglobin darah dalam saluran pencernaan.
- Feses cair
Feses cair adalah feses yang mengandung air lebih banyak daripada
ampasnya. Perbandingan antar air dan ampas 70% air dan 30% ampas.
Biasanya feses cair diawali dengan perut mual-mual dan tekanan
dorongannya sangat kuat. Penyebab dari feses cair ini kemungkinan
disadari bakteri, virus, tukak lambung, disentri, gangguan pencernaan lain.
- Jaringan parut
Jaringan parut adalah yang terbentuk dihati sebagai respon terhadap
kerusakan yang terjadi berulang kali selama bertahun-tahun. Setiap kali
hati terluka, maka hati mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri dalam
proses ini jaringan parut akan terbentuk di hati. Ketika jaringan parut
terbentuk, menjadi semakin sulit bagi hati untuk berfungsi secara
memadai.
- Ikterus
Ikterus adalah kondisi dimana tubuh memiliki terlalu banyak bilirubin
sehingga kulit dan mata menjadi kuning, bilirubin adalah bahan kimia
kuning di hemoglobin, zat membawa O2 dalam sel darah merah. Bila sel
darah merah rusak, tubuh anda membangun sel-sel baru di liver ( hati )
untuk menggantikan mereka. Jika hati tidak dapat menangani sel-sel darah
merah yang rusak. Bilirubin menumpuk di dalam tubuh dan kulit anda
terlihat kuning.

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 25


- Acites
Acites adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan akumulasi cairan
rongga perut dan ada dua faktor penyebab bisa karena kadar albumin
dalam darah dan hipertensi portal.
- Spider naevi
Spider naevi adalah kondisi medis yang ditandai dengan terlihatnya vena
yang sedikit trpilin berwarna merah, ungu atau biru yang terlihat seperti
cabang-cabang pohon atau sarang laba-laba pada permukaan kulit.

c. Analisa Masalah
- Kenapa kebiasaan minum alkohol bisa menyebabkan perut bengkak?
Alkohol meningkatkan kerja hati untuk menetralisir dan mencerna
alkohol. Kandungan gula dan karbohidrat yang tinggi dari hasil
pemecehan alkohol ini lama kelamaan menumpuk dan menyebabkan
perlemakan didalam hati. Lebih lanjut mengakibatkan perut bengkak
- Kenapa terjadi mual?
Karena ketidaknyamanan daerah abnominal,perut terasa penuh maka
timbul rangsangan mual.
- Kenapa terjadi hepatomegali?
Pada sirosis hepatis terjadi karena zat hepatotoksik yang sering disebut-
sebut adalah alkohol. Yang nyata dari etilstrip alkohol adalah penimbunan
lemak dalam hati.
- Kenapa bisa terjadi melena?
Pada sirosis hati terdapat jaringan parut. Yang dapat menghalangi jalannya
darah yang akan kembali ke jantung dari usus dan meningkatkan tekanan
dalam vena portal(hipertensi portal). Ketika terjadi penekanan dalam vena
portal meningkat,ia menyebabkan darah mengalir disekitar hati melalui
vena dengan tekanan yang lebih rendah untuk mencapai jantung akibat
dari aliran darah yang meningkat dan peningkatan yang akibatkan vena
dalam lambung gastric varices. Semakin tinggi tekanan yang terjadi maka
seorang pasien akan mengalami perdarahan dan varices-varices tersebut ke

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 26


dalam lambung. Warna feses yang hitam dan bersifat ter disebabkan oleh
perubahan-perubahan dalam darah ketika kotoran atau sisa makanan yang
akan terbuang tercampur bakteri kemudian berubah warna dan tekstur
feses menjadi hitam dan ter yang terolah terlebih dahulu dari usus.
- Kenapa bisa terjadi asites?
Bila terjadi pendarahan akibat pecahnya varices esofagus maka kadar
plasma protein dapat turun sehingga tekanan koloid osmotic menurun pula
kemudian terjadilah asites kadar albumin kurang dari 3 gram% (tekanan
koloid plasma itu bergantung pada albumin didalam serum pada keadaan
normal albumin dibentuk dihati.
- Kenapa dapat terjadi spidernevi?
Terjadi karena kegagalan hepatoselular menginaktifikan dan
menyekresikan steroid adrenal dan gorad sehingga menyebabkan
terjadinya hiperestrogenime pada kapiler.

d. Hipotesa

Pola hidup tidak sehat (Alkohol)

Lambung Hepatomegali

Melena Ikterik Acites

NGT Mual Spider Nevi


(cairan lambung berdarah)

Hasil USG terdapat jaringan parut

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 27


e. Hal-hal baru yang perlu diketahui :
- Hasil USG
- Spider nevi
- Melena
- Asuhan Keperawatan
- Pemeriksaan Penunjang
- Penatalaksanaan Medis
- Alcohol
- Cairan Lambung Berdarah
- Komplikasi

f. Hal-hal yang sudah diketahui tapi perlu dipelajari lagi :


- Hepatomegali
- Nausea
- Asites
- Ikterus
B. Pengkajian
1. Identitas Pasien

Nama : Tn.R
Umur : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : -
Status : -
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Pekerjaan : Pelaut
Tgl. MRS : 20 - 07- 2013
Tgl. Pengkajian : 21 - 07-2013, jam 10.00 wib
Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
No. Med. Reg : 190969

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 28


2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nausea
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien merasa seperti orang ngidam dengan adanya nausea, saat dipalpasi perut
kanan atas terdapat hepatomegali lalu klien mengeluh nyeri bila ditekan.
Ditemukan juga melena, feces cair , asites dan spider nevi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan umum lemah, kesadaran CM, TTV : TD 100/60 mmHg, Suhu tubuh
37,5o C, BB: 69, TB: 167, LILA: 27 cm.
b. Kepala
Kepala simetris, rambut tumbuh merata dan tidak botak, rambut berminyak
c. Mata
Conjungtiva anemis, sclera ikterik.
d. Telinga
Tidak ada lesi, tidak ada keluaran
e. Hidung
Tidak ada lesi, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung
f. Mulut
Bibir tampak kering dan pucat
g. Leher
Bentuk simetris, tidak ada lesi
h. Abdomen
Bising usus + , tidak ada benjolan, adanya nyeri tekan dibagian perut kanan
atas, adanya pembesaran hepar, adanya pembengkakan dibagian perut, perut
terasa mual, adanya spider naevi pada abdomen.

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 29


i. Integument
Kulit tampak ikterus, permukaan kulit kering, kulit berminyak, tidak ada lesi

C. Analisa Data

No Sign & Symtomp Etiologi Problem


1 DS : - Hipertensi portal sekunder Kelebihan Volume
DO : terhadap sirosis hati Cairan Tubuh
-Asites
-Hasil USG : ditemukan jaringan parut
yang mengelilingi daerah portal

2 DS : - Ketidaknormalan profil Resiko Tinggi


DO : darah dan Gangguan absorsi Injury (perdarahan)
-Melena Vit. K
-NGT yang keluar cairan darah

3 DS : Klien mengatakan Nausea Resiko Kekurangan


Merasa mual seperti orang ngidam Kebutuhan Nutrisi
dari Kebutuhan
Tubuh
4 DS : - Penyakit Gangguan Citra
DO : Klien tampak Tubuh
-Ikterus
-Asites
-Ditemukannya Spider Nevi

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 30


D. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan Volume Cairan Tubuh b/d Hipertensi portal sekunder terhadap sirosis hati
2. Resiko Tinggi Injury (Perdarahan) b/d Ketidaknormalan profil darah dan Gangguan
absorsi Vit. K
3. Resiko Kekurangan Kebutuhan Nutrisi dari Kebutuhan Tubuh b/d Nausea
4. Gangguan Citra Tubuh b/d Penyakit

E. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Kelebihan Volume Setelah -Ukur masukan dan -menunjukkan status volume
Cairan Tubuh b/d dilakukan haluaran, catat sirkulasi, terjadinya/perbaikan
Hipertensi portal tindakan keseimbangan positif perpindahan cairan, dan respons
sekunder terhadap dalam 3x24 (pemasukan melebihi terhadap terapi. Keseimbangan
sirosis hati jam pengeluaran). positif/peningkatan berat badan
diharapkan sering menunjukkan retensi
volume cairan cairan lanjut
tubuh klien -Timbang berat badan - Peningkatan TD biasanya
seimbang. tiap hari, dan catat berhubungan dengan kelebihan
peningkatan lebih dari volume cairan tetapi mungkin
0,5 kg/hari tidak terjadi karena perpindahan
cairan keluar area vaskuler.
-Awasi TD dan CVP. -Distensi jugular eksternal dan
Catat JVD/distensi vena abdominal sehubungan
vena. dengan kongesti vaskuler.

- Ukur lingkar - menunjukkan akumulasi


abdomen cairan (asites) di akibatkan oleh
kehilangan protein
plasma/cairan kedalam area

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 31


peritoneal
- Dorong untuk tirah - dapat meningkatkan posisi
baring bila ada asites rekumben untuk diuresis

- Awasi albumin serum -penurunan albumin serum


dan elektrolit mempengaruhi tekanan osmotik
(khususnya kalium dan koloid plasma, mengakibatkan
natrium) pembentukan edema.
Penurunan aliran darah ginjal
menyertai peningkatan ADH
dan kadar aldosteron dan
penggunaan diuretik (untuk
menurunkan air total tubuh)
dapat menyebabkan berbagai
perpindahan/ketidakseimbangan
elektrolit
-Berikan obat sesuai -digunakan dengan perhatian
indikasi :Diuretik, untuk mengontrol edema dan
contoh spironolakton asites. Menghambat efek
(Aldakton); furosemid aldosteron, meningkatkan
(Lasix) ekskresi air sambil menghemat
kalium, bila terapi konservatif
dengan tirah baring dan
pembatasan natrium tidak
mengatasi
2 Resiko Tinggi Injury Setelah -Kaji tanda-tanda dan - Traktus GI (esophagus dan
(Perdarahan) b/d dilakukan gejala perdarahan GI rectum) paling sering sebagai
Ketidaknormalan tindakan (mis:periksa semua sumber
profil darah dan dalam 3x24 skret yang perdarahan, Rektal dan vena
Gangguan absorsi jam keluar, obs warna feses, esophagus paling rentan untuk
Vit. K diharapkan muntahan dan cairan robek. Hasil obs

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 32


Injuri yang keluar dari NGT) warna feses/muntahan bila
(perdarahan) berubah kemerahan/kehitaman
dapat dicegah ada indikasi
adanya pertahanan
- Observasi adanya p - Terjadinya perdarahan
etekie, ekimosis dan sekunder terhadap gangguan
perdarahan dari factor
satu/lebih sumber pembekuan darah.
dan bagian lain
- Monitor/ - Peningkatan nadi dengan
Awasi tanda-tanda vital penurunan TD dan CVP dapat
(nadi, TD, CVP bila menunjukkan kehilangan
ada) volume darah sirkulasi
- Perhatikan perubahan - Adanya perubahan kesadaran
tingkat kesadaran ( menunjukkan penurunan perfusi
Catat perubahan jaringan serebral, sekunder
mental/tingkat terhadap hivolemia, hipoksimia
kesadaran)
- Hindari pengukuran - Rektal dan esofagus paling
suhu recta rentan terjadi perdarahan karena
l, hati-hati mudahnya terjadi robek pada
memasukkan selang keduannya
GI.
-Dorong untuk - Adanya gangguan factor
menggunakan sikat gigi pembekuan, trauma minimal
halus, hindari mengejan dapat
menyebabkan perdarahan
mukosa
- Awasi Hb/Ht dan - Indikator prdarahan aktif,
factor pembekuan anemia atau terjadinya
darah komplikasi

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 33


3 Resiko Kekurangan Setelah -Kaji intake diet, Ukur - Membantu dalam
Kebutuhan Nutrisi dilakukan pemasukan diit, mengidentifikasi defisiensi dan
dari Kebutuhan tindakan timbang BB tiap kebutuhan
Tubuh b/d Nausea dalam 3x24 minggu diet. Kondisi fisik umum, gejala
jam uremik (mual, muntah,
diharapkan anoreksia,dan
kebutuhan ganggguan rasa) dan
nutrisi pasien pembatasan diet dapat
terpenuhi mempengaruhi intake
dengan kriteria makanan, setiap kebutuhan
: nutrisi diperhitungan dengan
-BB stabil tepat agar
-tidak ada kebutuhan sesuai dengan
nausea kondisi pasien, BB ditimbang
untuk
mengetahui penambahan dan
penuruanan BB secara periodic
- Anjurkan pasien - Dimungkinkan dapat
untuk istirahat/bedrest mengurangi dan menstabilkan
kebutuhan
nutrisi dan mengurangi tingkat
energi yang tidak diperlukan
karena
pasien dalam kondisi meningkat
energinya dalam mengalami
proses
penyakit

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 34


- Berikan makanan - Meminimalkan anoreksia dan
sedikit dan sering mual sehubungan dnegan status
sesuai dengan diet uremik.
- Tawarkan perawatan - Membran mukosa menjadi
mulut (berkumur/gosok kering dan pecah.
gigi) dengan larutan Perawatan mulut
asetat menyejjukkan, dan membantu
25 % sebelum makan. menyegarkan rasa mulut, yang
Berikan permen karet, sering
penyegar mulut tidak nyaman pada uremia dan
diantara pembatasan oral. Pencucian
Makan dengan
asam asetat membantu
menetralkan ammonia yang
dibentuk oleh
perubahan urea
- Identifikasi makanan - Jika makanan yang disukai
yang disukai termasuk pasien dapat dimasukkan dalam
kebutuhan cultural perencanaan makan, maka
dapat meningkatkan nafsu
makan pasien
- Motivasi pasien untuk - Membantu proses pencernaan
menghabiskan diet dan mudah dalam penyerapan
, anjurkan makan- makanan, karena pasien
makanan mengalami gangguan sistem
Lunak pencernaan.

- Beri - Hati yang rusak tidak dapat


kan obat sesuai dengan menyimpan Vitamin A, B
indikasi:Tambahan kompleks, D dan K, juga terjadi
vitamin, thiamin, besi, kekurangan besi dan asam folat

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 35


asam folat dan Enzim yang
pencernaan menimbulkan anemi. Dan
Meningkatkan pencernaan
lemak dan dapat
menurunkan diare

4 Gangguan Citra Setelah -diskusikan persepsi -pasien dapat


Tubuh b/d Penyakit dilakukan pasien tentang citra mengidentifikasikan citra tubuh
tindakan tubuhnya ; dulu dan
dalam 3x24 saat ini perasaan
jam tentang citra tubuhnya
diharapkan dan harapan terhadap
citra tubuh citra tubuhnya saat ini
klien positif
-motivasi pasien untuk -pasien dapat meningkatkan
melihat bagian yang penerimaan terhadap citra
hilang secara bertahap tubuhnya

-diskusikan potensi -pasien dapat mengidentifikasi


bagian tubuh yang lain potensi atau aspek positif
dirinya

-bantu pasien untuk -pasien dapat mengetahui cara-


meningkatkan fungsi cara untuk meningkatkan citra
bagian tubuh yang tubuh
terganggu

-ajarkan pasien - pasien dapat mengetahui cara-


meningkatkan citra cara untuk meningkatkan citra
tubuh dengan cara tubuh
motivasi pasien untuk

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 36


melakukan aktifitas
yang mengarah pada
pembentukan tubuh
yang ideal

-jelaskan kepada -agar keluarga mengetahui cara


keluarga cara mengatasi masalah gangguan
mengatasi masalah citra tubuh.
gangguan citra tubuh.

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 37


BAB IV

PENUTUP

Dari tinjauan kasus yang di berikan, pasien Tn. A usia 50 tahun, mempunyai kebiasaan
minum alcohol sejak muda, dan beberapa bulan ini sering terasa seperti orang ngidam dengan
adanya nausea, saat palpasi perut kanan atas terdapat hepatomegaly lalu mengeluh nyeri bila
ditekan, saat pemeriksaan fisik ditemukan melena dengan kosistensi feses cair, dan pemeriksaan
USG ditemukan jaringan parut, di duga pasien mengidap penyakit sirosis hati disebabkan oleh
konsumsi alcohol yang berlebih sejak masih muda.
Sirosis hepatis merupakan penyakit kronik yang ditandai oleh distorsi susunan hati
normal oleh pita-pita jaringan penyambung dan oleh nodul-nodul sel hati yang sedang
mengalami regenerasi yang tidak berhubungan dengan susunan normal (Price,1984). Dan salah
satu penyebab sirosis hati adalah keracunan alcohol karena alkohol yang tidak tercerna bersifat
racun langsung terhadap hati. Dari kasus diatas muncul 4 diagnosa keperawatan yaitu (1)
Kelebihan Volume Cairan Tubuh b/d Hipertensi portal sekunder terhadap sirosis hati,
(2) Resiko Tinggi Injury (Perdarahan) b/d Ketidaknormalan profil darah dan Gangguan absorsi
Vit. K, (3) Resiko Kekurangan Kebutuhan Nutrisi dari Kebutuhan Tubuh b/d Nausea, (4)
Gangguan Citra Tubuh b/d Penyakit.
Terapi diet yang diberikan pada pasien dengan penyakit sirosis hepatis bertujuan untuk
memberikan makanan dengan gizi seimbang, mencegah kerusakan hati lebih lanjut tanpa
memberatkan pekerjaan hati, memungkinkan hati bekerja secara efektif walaupun telah terjadi
kerusakan (RSCM, Persagi, 2002).
Maka, Syarat pemberien diit pada penderita sirosis hepatis yang harus diperhatikan yakni Mudah
cerna, porsi yang diberikan kecil, tapi sering, bahan makanan yang menimbulkan gas
dihindarkan, pemberian natrium dibatasi bila ada odema dan asites.

A. Kritik dan Saran


a) Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.
b) Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i
Fakultas Kesehatan Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Tangerang.

Sistem Pencernaan Sirosis Hepatis 38

Anda mungkin juga menyukai