Anda di halaman 1dari 16

PENGKAJIAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN

PADA KASUS SIROSIS HEPATIS

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diet tidak
adekuat; ketidakmampuan untuk memproses/mencerna makanan, anoreksia,
mual/muntah, mudah kenyang (asites), penurunan vitamin yang larut dalam lemak.
A. Riwayat Kesehatan
o Riwayat mengidap :
Penyakit hepatitis kronis, hepatoma, ulkus peptikum
o Kebiasaan/gaya hidup :
Alkoholisme, mengkonsumsi obat-obatan yang bersifat hepatotoksik
(asetaminophen, obat-obat anastesi)

B. Pemeriksaan Fisik
Subyektif :
o Anoreksia
o Mual/muntah (hematemesis)
o Mudah kenyang

Obyektif :
o Nafas berbau/fetor hepatikum
Fetor hepatikum adalah bau apek manis (seperti bau anggur yang disimpan
lama) yang ditemukan pada penderita khususnya pada klien koma hepatikum
diduga akibat ketidakmampuan hati dalam metabolisme metionin.

Inspeksi :
o Penurunan berat badan
o Postur tubuh kurus
o Perut membesar (ascites)

1
Palpasi :
o Perut asites
Asites adalah penimbunan cairan pada intraperitoneal. Faktor utama
patogenesis asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler usus
(hipertensi portal) dan penurunan tekanan osmotic koloid akibat
hipoalbuminemia. Faktor lain yang berperanan adalah retensi natrium dan air.

www.idph.state.il.us/.../hepatitisb.htm
o Penurunan tonus otot
o Penurunan lemak sub kutan
o Hepatomegali
Terjadi pada awal perjalanan sirosis dimana sel-selnya dipenuhi oleh lemak.
Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam. Pada perjalanan lebih
lanjut ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut menyebabkan
pengerutan jaringan hati. Pada palpasi akan teraba berbenjol-benjol (noduler)
o Splenomegali
Splenomegali pada sirosis akibat kongesti pasif kronis akibat bendungan dan
tekanan darah yang meningkat pada vena lienalis

2
Perkusi :
o Adanya Shifting dullness

medicine.ucsd.edu/.../abdomen-ascites.html

Auskultasi :

C. Pemeriksaan Diagnostik
o Hb menurun
o Albumin menurun
Protein plasma diproduksi oleh hepar. Dengan adanya kerusakan hepar
berdampak pada penurunan produksi albumin oleh hepar.
o Kenaikan kadar globulin gamma

3
o Kadar glukosa darah dapat tinggi karena kelainan metabolisme
karbohidrat. Dapat pula terjadi hipoglikemi karena penurunan simpanan
glikogen hepatic.
o Peningkatan SGOT/SGPT
o Endoskopi (esofagoskopi) : tampak varises esophagus.

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi


(contoh SIADH, penurunan protein plasma, malnutrisi), kelebihan natrium/masukan
cairan.
A. Riwayat Kesehatan
 Riwayat mengidap :
Penyakit Hepatitis kronis, cirrochis hepatis, hepatoma, ulkus peptikum
 Kebiasaan/gaya hidup :
Alkoholisme, kebiasaan minum obat yang hepatotoksik

B. Pemeriksaan Fisik
Subyektif :
o Klien mengatakan kakinya bengkak
o Klien mengatakan perutnya tambah besar
Obyektif :
o Balance cairan positif

Inspeksi :
o Asites
o Oedem tungkai
o Penurunan produksi urine

Palpasi :
o Pitting edema

4
o Peningkatan lingkar abdomen
o Shifting dullness

Teknik Pemeriksaan Asites

Ada beberapa cara pemeriksaan fisik yang digambarkan untuk mendeteksi asites
yang cukup sensitive dan spesifik. Tidak ada salah satu cara yang paling sensitive
dan spesifik; oleh karena itu paling kurang 2 cara yang diperlukan untuk
meningkatkan keakuratan pemeriksaan fisik untuk asietes.

Membengkak Panggul
1. Dengan pasien terlentang, pemeriksa mengamati apakah panggul terdorong
keluar ( kiranya oleh sejumlah besar cairan asites)
2. Test positif: hanya menunjukkan membengkak panggul

Catatan: pasien dengan obesitas mungkin juga mempunyai panggul yang


menonjol/membengkak

Panggul dullness

1. Pasien diperiksa dengan posisi supinasi


2. Perkusi langsung dilakukan pada abdomen, mulai umbilicus sampai panggul
3. Lokasi perubahan timpani sampai dullness dicatat
4. Tes positif : perkusi lebih timpani di atas umbilicus dan dullness di atas
abdomen lateral dan area panggul

Catatan : hipertimpani diatas umbilicus terjadi pada asites karena usus terapung
ke bagian atas cairan abdomen pada bagian permukaan air.

5
Pergeseran dullness

1. Pemeriksaan dengan posisi pasien terlentang.


2. Perkusi seperti untuk pembengkakan panggul, dengan mencatat perpindahan
dari timpani ke dullness.
3. Pasien kemudian miring ke sisi menjauhi pemeriksa, dan perkusi dari
umbilicus ke panggul diulangi.
4. Tes positif : ketika asites didapatkan, daerah dullness berubah ke sisi yang
menggantung. Area timpani akan berubah ke arah atas.

Catatan : perubahan area timpani dengan perubahan posisi biasanya paling


tidak 3 cm dari asites

Gelombang air

1. Posisi pasien terlentang


2. Pasien atau asisten meletakkan satu atau kedua tangan (permukaan ulnar
tangan mengarah ke bawah) posisi tengah abdomen seperti terjepit, digunakan
tekanan ringan.
3. Pemeriksa meletakkan ujung jari dari satu tangan ke sekitar salah satu bagian
panggul, dan dengan tangan lain yang lebih kuat memberikan ketukan yang
kuat pada panggul yang berlawanan.

6
4. Tes positif : pemeriksa mungkin mendeteksi “gelombang getaran” dari
pergerakan cairan melawan ujung jari yang menekan panggul, seperti cairan
terdorong dari satu sisi ke bagian abdomen yang lain dengan kekuatan dari
ketukan sekitar panggul yang berlawanan.

depts.washington.edu/physdx/liver/index.html

C. Pemeriksaan Diagnostik
o USG : terdapat gambaran iregularitas
penebalan permukaan hati, membesar lobus dan asites. Hepatomegali, asites,
splenomegali, pelebaran vena hepatica, vena lienalis dan vena porta.
o Pemeriksaan darah : elektrolit natrium
meningkat, penurunan albumin, hematokrit meningkat, defisiensi vitamin K
o Pemeriksaan elektrolit dilakukan sebagai
control terhadap pemberian diuretic dan pembatasan garam dalam diet.
o Analisa cairan pungsi asites : mengandung
protein, darah.

7
3. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan
intra abdomen (asites). Penurunan ekspansi paru, penurunan energi, kelemahan.
A. Riwayat Kesehatan
 Riwayat mengidap :
Penyakit Hepatitis kronis, cirrochis hepatis, hepatoma, ulkus peptikum
 Kebiasaan/gaya hidup :
Alkoholisme, kebiasaan makan
B. Pemeriksaan Fisik
Subyektif :
o Klien mengeluh nafas pendek.

Obyektif :
Inspeksi :
o Perut membesar
o RR meningkat, cepat, dangkal
Palpasi :
o Asites
Asites adalah penimbunan cairan pada intraperitoneal. Faktor utama
patogenesis asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler usus
(hipertensi portal) dan penurunan tekanan osmotic koloid akibat
hipoalbuminemia. Faktor lain yang berperanan adalah retensi natrium dan air.

Asites juga bisa terjadi pada penyakit non-hati, seperti kanker, gagal jantung,
gagal ginjal dan tuberkulosis.
Pada penderita penyakit hati, cairan merembes dari permukaan hati dan usus.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

 hipertensi portal

8
 menurunnya kemampuan pembuluh darah untuk
menahan cairan

 tertahannya cairan oleh ginjal

 perubahan dalam berbagai hormon dan bahan kimia


yang mengatur cairan tubuh.

Penyebab asites:

1. Kelainan di hati
- Sirosis, terutama yang disebabkan oleh alkoholisme
- Hepatitis menahun
- Penyumbatan vena hepatik
2. Kelainan diluar hati
- Gagal jantung
- Gagal ginjal, terutama sindroma nefrotik
- Perikarditis konstriktiva
- Karsinomatosis, dimana kanker menyebar ke rongga perut
- Peradangan pankreas.
o Hepatomegali
Pembesaran Hati (Hepatomegali) adalah membesarnya hati melebihi
ukurannya yang normal.
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika
pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau
perut terasa penuh.
Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.

9
http://
www.medicastore.com
 

Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan


fisik.
Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi
lemak, sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu.
Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah
sirosis.

10
Perkusi :
o Redup (abdomen)
Auskultasi :

C. Pemeriksaan Diagnostik
o Rongent thorak : penekanan rongga thorak
oleh cavum abdomen

4. Risiko tinggi cedera (hemoragi) berhubungan dengan profil darah abnormal:


gangguan faktor pembekuan (penurunan produksi protrombin, fibrinogen, dan faktor
VIII, IX dan X; gangguan absorpsi vitamin K dan pengeluaran tromboplastin),
Hipertensi portal.
A. Riwayat Kesehatan
 Riwayat mengidap :
Penyakit Hepatitis kronis, cirrochis hepatis, hepatoma, ulkus peptikum
 Kebiasaan/gaya hidup :
Alkoholisme, kebiasaan makan
B. Pemeriksaan Fisik
Subyektif :
o Klien mengeluh muntah darah
o Klien mengeluh berak darah
Inspeksi :
o Konjungtiva Anemi
o Badan lemah
o Kulit pucat

11
o Eritema palmaris
o Caput medusae

medicine.ucsd.edu/.../abdomen-ascites.html

Caput medusae adalah distensi pembuluh darah abdomen akibat obstruksi


aliran darah yang melalui hati sehingga mengakibatkan pembentukan
pembuluh darah kolateral dalam system gastrointestinal dan pemintasan atau
shunting dari pembuluh darah portal ke dalam pembuluh darah dengan
tekanan yang lebih rendah.

Palpasi :
o Spider nervi
Dilatasi arteri superficial yang menyebabkan jaring berwarna biru kemerahan
jika dilakukan penekanan. Jaring ini sering disebut jaring telangiektasis.
Lokasi di dada, leher dan bahu.

C. Pemeriksaan Diagnostik
o Pemeriksaan darah : Hb menurun,
hematokrit meningkat, hipoprotrombinemia, faal hemostasis (prolong
prothrombin time memanjang)

12
o Endoskopi
Adanya varises esophagus
Varises esophagus merupakan pembuluh vena yang berdilatasi, berkelok-
kelok dan biasanya dijumpai dalam submukosa pada esophagus bagian bawah,
namun dapat juga dijumpai pada bagian esophagus yang lebih tinggi dan
meluas sampai ke dalam lambung. Karena peningkatan obstruksi pada vena
porta, darah vena dari traktus intestinal dan limpha akan mencari jalan keluar
melalui sirkulasi kolateral untuk kembali ke atrium kanan. Pembuluh-
pembuluh kolateral ini tidak elastis tetapi bersifat rapuh sehingga mudah
mengalami perdarahan. Endoskopi dilakukan bersama dengan pemeriksaan
barium meal.

Hipertensi portal adalah tekanan darah tinggi di dalam vena porta (vena besar
yang membawa darah dari usus ke hati). 2 faktor yang bisa menyebabkan
naiknya tekanan darah dalam pembuluh darah porta, yaitu:

 volume darah yang mengalir di dalam pembuluh darah


 meningkatnya tahanan terhadap aliran darah yang melewati hati.
Di negara-negara Barat, penyebab paling sering dari hipertensi portal adalah
meningkatnya tahanan aliran darah akibat sirosis.
Hipertensi portal menyebabkan terbentuknya pembuluh darah venosa
(pembuluh kolateral), yang menghubungkan sistem portal dengan sirkulasi
besar, sehingga melompati hati (membentuk bypass).
Dengan adanya pembuluh kolateral ini, maka zat-zat yang dalam keadaan
normal dibuang dari dalam darah oleh hati, akan masuk ke dalam sirkulasi
besar.

13
http://www.emedicine.com

Pembuluh kolateral terbentuk di tempat-tempat tertentu, yang paling penting


adalah yang terbentuk di ujung bawah kerongkongan.
Di daerah ini, pembuluh akan tersumbat dan meliuk-liuk, membentuk vena
varikosa (varises esofagealis). Varises ini rapuh dan mudah mengalami
perdarahan.
Pembuluh kolateral lainnya bisa terbentuk di sekitar pusar dan pada rektum.

o USG : terjadi pelebaran vena hepatica,


vena lienalis dan vena porta.
o Splenoportografi yaitu pembuatan foto
roentgen secara serial atau segmental untuk mendeteksi sirkulasi kolateral
yang luas pada pembuluh darah esophagus.

Data tambahan :
 Gynecomastia, atropi testis, kerontokan rambut pubis pada laki-laki,
ketidakteraturan haid pada wanita, angiomata (spider nervi), eritema palmaris
merupakan akibat penurunan metabolisme estrogen oleh hati.

14
 Pruritus disebabkan oleh obstruksi bilier yang mengakibatkan retensi garam-
garam empedu.

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M,. (2004). Medical Surgical Nursing. Philadelphia : Lipincott

Carpenito, Linda Juall,. (1999). Handbook of Nursing Diagnosis. Philadelpia : Lippincott

Doenges, Marilynn E,.(1999). Nursing Care Plans. Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care. Pennsylvania : Davis Company

Jarvis, Carolyn,.(2004). Physical Examination and Health Assessment. Missouri :


Saunders

15
Price, Silvia Anderson,. (1995). Pathofisilogy. Clinical Concepts of Desease Proceses.
Philadelphia: Mosby

Smeltzer, Suzanne C,. (1996). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical
Nursing. Philadelpia : Lippincott

Wilkinson, Judith M,. (2005). Nursing Diagnosis Handbook With NIC Intervention and
NOC Outcome. New Jersey : Pearson education.

www.idph.state.il.us/.../hepatitisb.htm.. diakses tanggal 22 Maret 2007

medicine.ucsd.edu/.../abdomen-ascites.html. diakses tanggal 22 Maret 2007

depts.washington.edu/physdx/liver/index.html. diakses tanggal 22 Maret 2007

http://www.medicastore.com. tanggal 22 Maret 2007

http://medicine.ucsd.edu/.../abdomen-ascites.html. diakses tanggal 22 Maret 2007

16

Anda mungkin juga menyukai