JAWABAN :
ada Kurikulum 2013 itu apa saja sih yang berubah? Bagaimana dengan 8 standar nasional
pendidikan, apa juga berubah? Kompetensi apa saja yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
didik dengan kurikulum 2013? Bagaimana kedudukan mata pelajaran dengan adanya kurikulum
2013, lebih banyak apa lebih sedikit? Jam pelajarannya tambah panjang apa lebih singkat?
Banyak hal yang berubah dalam kurikulum 2013. Di sini akan saya bahas beberapa hal yang
mendasar. Selamat menyimak.
Perhatikan diagram berikut.
Ternyata di dalam kurikulum 2013 hanya ada 4 elemen perubahan yang mendasar yaitu Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian.
A. Untuk elemen SKL, semua jenjang pendidikan mulai dari SD sampai dengan SMA/SMK
menuntut adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek
kompetensi sikap (afektif, attitude), ketrampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif).
B. Untuk elemen Standar Isi, kedudukan mata pelajaran kompetensi yang semula diturunkan dari
mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Untuk
pendekatan yang dilakukan adalah: jenjang SD tematik terpadu dalam semua mata pelajaran,
jenjang SMP kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran, jenjang SMA kompetensi
dikembangkan melalui mata pelajaran, sedangkan jenjang SMK kompetensi dikembangkan
melalui kejuruan (vokasional).
STANDAR ISI
Perubahan dalam standar isi sekolah dasar yaitu :
Holistik Berbasis Sains (alam, sosial dan budaya)
Jumlah mata pelajaran berubah dari 10 menjadi 6 mata pelajaran
Jumlah jam bertambah 4JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
masih berkaitan dengan elemen Standar isi, perhatikan tabel di bawah ini.
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah mata pelajaran peserta didik lebih
sedikit, tapi jumlah jam bertambah menjadi lebih panjang (bisa berarti anak sekolah pulang lebih
siang atau menjelang sore hari). Kita juga bisa melihat bahwa untuk jenjang SMK ada
pengurangan untuk mata pelajaran kelompok normatif-adaptif, sedangkan kelompok produktif
bertambah.
C. Untuk elemen Standar Proses, bahwa semua siswa (mulai SD s.d. SMA/SMK) harus memiliki
kemampuan untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, bahkan sampai
mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tapi juga boleh di luar kelas seperti
perpustakaan, bengkel sekolah, industri/instansi terkait, dan bahkan masyarakat sekitar. Guru
bukan satu-satunya sumber belajar, tapi juga dapat diperoleh dari buku, koran, TV, radio,
internet. Dan sikap (attitude) tidak diajarkan secara verbal, tetapi siswa akan lebih banyak
melihat dari apa yang dicontohkan oleh guru dengan memberikan suri tauladan yang baik.
STANDAR PROSES
Perubahan dalam standar proses di sekolah dasar yaitu:
Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi
dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
Pembelajaran dilaksanakan tematik terpadu
D. Untuk elemen Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah tes/ujian maka diubah
menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua kompetensi mulai dari sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja. Setiap siswa memiliki semua rekaman kegiatan
berupa portofolio yang dibuat oleh siswa sendiri sebagai instrumen utama penilaian.
Ekstrakurikuler Pramuka akan menjadi wajib pada semua jenjang pendidikan dasar sampai
menengah.
STANDAR PENILAIAN
Pada penilaian aspek yang dikembangkan pada kurikulum 2013 yaitu:
Penilaian berbasis kompetensi
Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja],
menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil]
Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada
posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian
Ekstrakurikuler Pramuka Wajib
3. BAGAIMANA STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PROSES
PEMBANGUNAN ?
JAWAB :
Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (sekolah), guru salah
satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan ini lebih efektif
hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.
Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga dapat dikatakan sebagai
pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific? Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific, yaitu:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika
atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan
pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga
ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan
proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut.
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan
menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
mengapa.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
bagaimana.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
apa.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Kurikulum 2006
Kompetensi Lulusan
1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter
2. Belum menghasilkan Keterampilan sesuai kebutuhan
3. Pengetahuan-pengetahuan lepas
Kurikulum 2013
Kompetensi Lulusan
1. Berkarakter mulia
2. Keterampilan yang relevan
3. Pengetahuan-pengetahuan terkait
Kurikulum 2006
Materi Pembelajaran
1. Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Beban belajar terlalu berat
3. Terlalu luas, kurang mendalam
Kurikulum 2013
Materi Pembelajaran
1. Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Materi esensial
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
Kurikulum 2006
Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada guru (teacher centered learning)
2. Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
3. Buku teks hanya memuat materi bahasan
Kurikulum 2013
Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
2. Sifat pembelajaran yang kontekstual
3. Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang
diharapkan
Kurikulum 2006
Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif.
2. Test menjadi cara penilaian yang dominan
Kurikulum 2013
Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
2. Penilaian test dan portofolio saling melengkapi
Kurikulum 2006
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Memenuhi kompetensi profesi saja
2. Fokus pada ukuran kinerja
Kurikulum 2013
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
. Motivasi mengajar
Kurikulum 2006
Pengelolaan Kurikulum
1. Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum
tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan
peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
Kurikulum 2013
Pengelolaan Kurikulum
1.Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam
pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
2.Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan
mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta
didik, dan potensi daerah
3.Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks
dan pedoman
Menurut kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam suatu jenjang
pendidikan. Dalam Kurikulum sekarang (KTSP), materi muatan local dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Misalnya untuk kurikulum SMP
dan MTs terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan local, dan pengembangan diri yang harus di
berikan kepada peserta didik.
Pada Kurikulum 2013 nanti ada perubahan mendasar disbanding kurikulum sekarang, yaitu
antara lain :
1. Untuk SD meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi
6 melalui pengintergrasian beberapa mata pelajaran :
IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dll.
IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
Muatan Lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintergrasikan ke semua pelajaran
2. Untuk SD menambah 4 jam pelajaran dalam per minggu akibat perubahan proses pembelajaran
dan penilaian.
3. Untuk SMP meminimumkan jumlah mata pelajran dengan hasil dari 12 dapat dikurangi menjadi
10 melalui pengintergrasian beberapa mata pelajaran :
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.
Muatan Lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
Mata Pelajaran Pengembangan Diri diintergrasikan ke semua mata pelajaran.
4. Untuk SMP menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan
proses pembelajaran dan proses penilaian
Sistem penilaian dalam pembelajaran dalam kurikulum 2013 memiliki prisip-prisip yang
harus diperhatikan oleh guru pada saat meleksanakan penilaian. Untuk implementasikan
kurikulum 2013 baik pada jenjang menengah (SMP/MTs, SMA/MA SMK/MAK) adalah:
4. Sahih
Penilaian yang dilakukan haruslah sahih, maksugnya penilaian didasarkan pada data yang
memang mencerminkan kemampuan yang ingin diukur.
5. Objektif
Penilaian objektif adalah penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan
tidak boleh dipengaruhi oleh subjectivitas penilaian (guru).
6. Adil
Penilaian yang adil maksudnya adalah suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau
merugikan siswa hanya karena mereka (bisa jadi) kebutuhan khusus serta memiliki perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status social ekonomi, dan gender.
7. Terpadu
Penilaian dikatakan memenuhi prinsip terpadu apabila guru yang merupakan salah satu
komponen tidak terpisah dari kegiatan pembelajaran.
8. Terbuka
Penialian harus memenuhi prinsip keterbukaan dimana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
9. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan oleh guru dan mestinya
mencakup segala aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai.
Dengan demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan siswa.
10. Sistematis
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dan dilakukan secara bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang baku.
11. Beracuan kriteria
Apabila penilaian yang dilakukan didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.
12. Akuntabel
Penilaian yang proses dan hasilnya dapat dipertanggung jawabankan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
13. Edukatif
Memenuhi prinsip edukatif apabila penilaian tersebut dilakukan untuk kepentingan dan
kemajuan pendidikan siswa.
1. Perkembangan Zaman
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, kita tercatat sudah berganti kurikulum sebanyak 11 kali
dari kurikulum tahun 1947 hingga kurikulum 2015 yang katanya adalah penyempurnaan dari
kurikulum 2013 lalu. Nah, hal tersebut dikarenakan zaman yang terus-menerus berkembang dan
mengalami kemajuan. Perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi secara terus menerus ini
tentunya juga menjadi tuntutan pagi pendidikan di Indonesia untuk berubah menjadi lebih baik
lagi, termasuk penyempurnaan kurikulum sebagai alat yang sangat penting untuk keberhasilan
pendidikan suatu negara.
Sesuai dengan berkembangnya suatu zaman, maka ilmu pengetahuan pun ikut berkembang
dengan pesatnya. Perkembangan ilmu pegetahuan ini tentunya mengalami perkembangan dalam
berbagai cabang ilmu, enghasilkan teori-teori baru, dan metode-metode baru dalam memenuhi
proses belajar mengajar. Hal inilah yang menyebabkan kurikulum sebagai alat yang memuat
satuan pendidikan pun ikut melakukan perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan
mengenai sistem pendidikan.
Dengan bertambahnya penduduk dalam suatu negara, maka bertambah pula orang yang
membutuhkan pendidikan itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan perubahan kurikulum
dengan mengubah cara atau pendekatan kegiatan belajar mengajar yang selama ini digunakan
perlu ditijau kembali dan diubah menjadi lebih baik dan efektif bagi banyak orang.