Anda di halaman 1dari 19

Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli

Pengertian Kurikulum Menurut Daniel Tanner dan Laurel Tanner, pengertian


kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang terarah dan terencana secara terstuktur
dan tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan dan pengalaman secara sistematis
yang berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga pelajar memiliki
motivasi dan minat belajar.
Pengertian kurikulum Menurut Inlow (1966) : Pengertian kurikulum adalah usaha
menyeluruh dirancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil
dari pelajaran yang telah ditentukan.
Pengertian Kurikulum Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian kurikulum sebagai a
plan of learning yang berarti bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk
dipelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik. Dalam bukunya
"Curriculum Development Theory and Pratice".
Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968) : Pengertian kurikulum adalah
sebuah pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan individu dan berkelompok
baik di luar maupun di dalam sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian kurikulum
adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta
didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam
kehidupan sehari-hari
Pengertian Kurikulum Menurut Menurut Neagley dan Evans (1967) : Pengertian
kurikulum adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah untuk
menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling
baik
Pengertian Kurikulum Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 : Pengertian kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973) : Pengertian kurikulum
adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan
untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor
Pengertian Kurikulum Menurut Grayson (1978) : Pengertian kurikulum adalah suatu
perencanaan untuk mendapatkan pengeluaran (out-comes) yang diharapkan dari suatu
pembelajaran
Pengertian Kurikulum Menurut Murray Print : Pengertian kurikulum adalah sebuah
ruang pembelajaran yang terencana diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah
lembaga pendidikan dan pengalaman yang dapat dinikmati semua siswa pada saat
kurikulum diterapkan.
Pengertian Kurikulum Menurut Crow and Crow : Pengertian kurikulum adalah
rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk
menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
1. MENGAPA PERLU ADANYA PENGEMBANGAN KURIKULUM ?
JAWABAN :
Menurut Mendikbud : Pengembangan kurikulum ini sudah ada dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Artinya apa? Kalau ada suatu
dokumen RPJMN 2010-2014, ini artinya disusun tahun 2009, berarti 2009 sudah dievaluasi,
2010-2014 harus ada penataan kurikulum. Ini perintah RPJMN.
Dari sisi arah, sangat-sangat jelas. Arahnya adalah peningkatan kompetensi yang seimbang
antara sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Tiga ini harus dimiliki.
Yang dirisaukan orang bahwa anak-anak kita hanya memiliki kognitif saja, ini yang kita jawab.
Kompetensi nantinya bukan urusan kognitif saja namun ada sikap, dan ketrampilan. Kompetensi
ini didukung 4 pilar yaitu : produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Meskipun inovatif ini
gabungan sifat produktif dan kreatif, namun kita taruh berdiri sendiri saja. Kalau seseorang
produktif dan kreatif, tidak serta merta menjadi inovatif, tapi inovatif ini hanya bisa dibentuk
kalau ada dua hal tersebut. Kalau ada beras ada ikan belum tentu otomatis bisa dimakan,tapi
kalau tidak ada beras tidak ada ikan otomatis tidak ada yang bisa dimakan. Syaratnya ada beras,
ada ikan.
Tentang afektif ini, kita ini rindu dengan kekuatan-kekuatan moralitas, sentuhan seni. Tentu
saja dibingkai dengan ke-Indonesia-an. Ini sesuatu yang baru, uji publik kurikulum. Sebelumnya
tidak pernah ada uji publik. Jadi ini kita lempar ke publik. Tujuannya apa? pertama supaya
publik tahu akan ada kurikulum baru, kedua publik dapat berpartisipasi sehingga ada rasa
memiliki atau sense of belonging. Dalam partisipasi ini siapa saja boleh memberi pandangan.
Apakah yang disentuh cuma mata pelajaran? Tentu saja tidak. Kalau kita bicara kurikulum,
kita harus bicara 4 hal, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar
penilaian. Proses ini berarti metodologi, atau pendekatan. Itu kurikulum keempat-empatnya,
mata pelajaran hanya satu aspek saja, termasuk buku cuma satu aspek saja.
Yang pertama kita garap dalam penyusunan kurikulum adalah kompentensi apa yang akan
kita capai. Anak kelas I SD diharapkan bisa apa, kelas V bisa apa, itu yang pertama ditentukan.
Untuk ke situ apa yang harus dilakukan? Setelah kompetensi ditentukan, prosesnya harus
ditentukan. Setelah itu cara evaluasinya harus ada, apakah sudah tercapai atau belum. Jadi perlu
standar penilaian. Jadi mata pelajaran itu sesuatu yang kecil saja, suatu akibat saja.
Apa bedanya kurikulum yang dulu dengan yang sekarang? Kurikulum yang lama pun ada
standar kompetensi, ada isinya, proses, dan penilaian. Dari situ kita review semua, sejak 2011
sudah kita review. Ketika ramai-ramainya PPKN, kita pelajari semua. Pendekatannya kita ubah.
Kalau dulu mata pelajaran dulu ditetapkan, baru kompetensinya, sekarang kita ubah,
kompetensinya dulu ditetapkan, baru menyusul mata pelajarannya. Pendekatannya adalah
scientific-approach, atau pendekatan ilmiah.
2. APA SAJA ELEMEN PERUBAHAN DALAM KURIKULUM 2013 ?

JAWABAN :
ada Kurikulum 2013 itu apa saja sih yang berubah? Bagaimana dengan 8 standar nasional
pendidikan, apa juga berubah? Kompetensi apa saja yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
didik dengan kurikulum 2013? Bagaimana kedudukan mata pelajaran dengan adanya kurikulum
2013, lebih banyak apa lebih sedikit? Jam pelajarannya tambah panjang apa lebih singkat?
Banyak hal yang berubah dalam kurikulum 2013. Di sini akan saya bahas beberapa hal yang
mendasar. Selamat menyimak.
Perhatikan diagram berikut.
Ternyata di dalam kurikulum 2013 hanya ada 4 elemen perubahan yang mendasar yaitu Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian.
A. Untuk elemen SKL, semua jenjang pendidikan mulai dari SD sampai dengan SMA/SMK
menuntut adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek
kompetensi sikap (afektif, attitude), ketrampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif).

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


Perubahan dalam standar kompetensi lulusan sekolah dasar yaitu :
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran sekarang dibalik atau berubah menjadi
mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan pembelajaran di sekolah dasar menggunakan pendekatan tematik integratif untuk
semua mata pelajaran dari kelas 1 sampai kelas 6 yang asalnya pendekatan tematik integratif ini
diberlakukan dan dikembangkan di kelas 1 sampai 3 saja.

B. Untuk elemen Standar Isi, kedudukan mata pelajaran kompetensi yang semula diturunkan dari
mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Untuk
pendekatan yang dilakukan adalah: jenjang SD tematik terpadu dalam semua mata pelajaran,
jenjang SMP kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran, jenjang SMA kompetensi
dikembangkan melalui mata pelajaran, sedangkan jenjang SMK kompetensi dikembangkan
melalui kejuruan (vokasional).
STANDAR ISI
Perubahan dalam standar isi sekolah dasar yaitu :
Holistik Berbasis Sains (alam, sosial dan budaya)
Jumlah mata pelajaran berubah dari 10 menjadi 6 mata pelajaran
Jumlah jam bertambah 4JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
masih berkaitan dengan elemen Standar isi, perhatikan tabel di bawah ini.

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah mata pelajaran peserta didik lebih
sedikit, tapi jumlah jam bertambah menjadi lebih panjang (bisa berarti anak sekolah pulang lebih
siang atau menjelang sore hari). Kita juga bisa melihat bahwa untuk jenjang SMK ada
pengurangan untuk mata pelajaran kelompok normatif-adaptif, sedangkan kelompok produktif
bertambah.

C. Untuk elemen Standar Proses, bahwa semua siswa (mulai SD s.d. SMA/SMK) harus memiliki
kemampuan untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, bahkan sampai
mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tapi juga boleh di luar kelas seperti
perpustakaan, bengkel sekolah, industri/instansi terkait, dan bahkan masyarakat sekitar. Guru
bukan satu-satunya sumber belajar, tapi juga dapat diperoleh dari buku, koran, TV, radio,
internet. Dan sikap (attitude) tidak diajarkan secara verbal, tetapi siswa akan lebih banyak
melihat dari apa yang dicontohkan oleh guru dengan memberikan suri tauladan yang baik.
STANDAR PROSES
Perubahan dalam standar proses di sekolah dasar yaitu:
Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi
dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
Pembelajaran dilaksanakan tematik terpadu

D. Untuk elemen Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah tes/ujian maka diubah
menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua kompetensi mulai dari sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja. Setiap siswa memiliki semua rekaman kegiatan
berupa portofolio yang dibuat oleh siswa sendiri sebagai instrumen utama penilaian.
Ekstrakurikuler Pramuka akan menjadi wajib pada semua jenjang pendidikan dasar sampai
menengah.
STANDAR PENILAIAN
Pada penilaian aspek yang dikembangkan pada kurikulum 2013 yaitu:
Penilaian berbasis kompetensi
Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja],
menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil]
Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada
posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian
Ekstrakurikuler Pramuka Wajib
3. BAGAIMANA STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PROSES
PEMBANGUNAN ?
JAWAB :
Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (sekolah), guru salah
satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan ini lebih efektif
hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.
Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga dapat dikatakan sebagai
pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific? Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific, yaitu:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika
atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan
pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga
ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan
proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut.
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan
menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
mengapa.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
bagaimana.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
apa.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran scientific meliputi:


Langkah-langkah pendekatan scientific

4. APA PERBEDAAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK PADA KURIKULUM 2006 DAN


PADA KURIKULUM 2013 ?
JAWABAN :
Menurut para penyusun kurikulum 2013, perbedaan antara kurikulum 2006 dan
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :

Kurikulum 2006
Kompetensi Lulusan
1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter
2. Belum menghasilkan Keterampilan sesuai kebutuhan
3. Pengetahuan-pengetahuan lepas

Kurikulum 2013
Kompetensi Lulusan
1. Berkarakter mulia
2. Keterampilan yang relevan
3. Pengetahuan-pengetahuan terkait

Kurikulum 2006
Materi Pembelajaran
1. Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Beban belajar terlalu berat
3. Terlalu luas, kurang mendalam

Kurikulum 2013
Materi Pembelajaran
1. Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Materi esensial
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

Kurikulum 2006
Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada guru (teacher centered learning)
2. Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
3. Buku teks hanya memuat materi bahasan

Kurikulum 2013
Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
2. Sifat pembelajaran yang kontekstual
3. Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang
diharapkan

Kurikulum 2006
Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif.
2. Test menjadi cara penilaian yang dominan

Kurikulum 2013
Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
2. Penilaian test dan portofolio saling melengkapi

Kurikulum 2006
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Memenuhi kompetensi profesi saja
2. Fokus pada ukuran kinerja

Kurikulum 2013
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
. Motivasi mengajar

Kurikulum 2006
Pengelolaan Kurikulum
1. Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum
tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan
peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

Kurikulum 2013
Pengelolaan Kurikulum
1.Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam
pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
2.Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan
mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta
didik, dan potensi daerah
3.Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks
dan pedoman

Permasalahan Kurikulum 2006


No Pe
1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan
banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangansoft skills dan hard
skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional, maupun global.
6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga
membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang
berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(sikap,keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya remediasi secara
berkala.
8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.

Menurut kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam suatu jenjang
pendidikan. Dalam Kurikulum sekarang (KTSP), materi muatan local dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Misalnya untuk kurikulum SMP
dan MTs terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan local, dan pengembangan diri yang harus di
berikan kepada peserta didik.
Pada Kurikulum 2013 nanti ada perubahan mendasar disbanding kurikulum sekarang, yaitu
antara lain :
1. Untuk SD meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi
6 melalui pengintergrasian beberapa mata pelajaran :
IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dll.
IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
Muatan Lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintergrasikan ke semua pelajaran

2. Untuk SD menambah 4 jam pelajaran dalam per minggu akibat perubahan proses pembelajaran
dan penilaian.
3. Untuk SMP meminimumkan jumlah mata pelajran dengan hasil dari 12 dapat dikurangi menjadi
10 melalui pengintergrasian beberapa mata pelajaran :
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.
Muatan Lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
Mata Pelajaran Pengembangan Diri diintergrasikan ke semua mata pelajaran.
4. Untuk SMP menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan
proses pembelajaran dan proses penilaian

5. BAGAIMANA PENDEKATAN DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM


KURIKULUM 2013 ?
JAWABAN :
Dalam draft Pengembangan Kurikulum 20013 diisyaratkan bahwa proses pembelajaran
yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui
observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan. Disebutkan pula, bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah
proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 20013, Bahan
Uji Publik, Kemendikbud).
Apakah ini sesuatu yang baru dalam pendidikan kita? Saya meyakini, secara konseptual
proses pembelajaran yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 ini bukanlah hal baru. Jika kita
cermati kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 (KTSP), pada dasarnya menghendaki
proses pembelajaran yang sama seperti apa yang tersurat dalam Kurikulum 2013 di atas.
Pada periode KBK dan KTSP, kita telah diperkenalkan atau bahkan kebanjiran dengan
aneka konsep pembelajaran mutakhir, sebut saja: Pembelajaran Konstruktivisme, PAKEM,
Pembelajaran Kontekstual, Quantum Learning, Pembelajaran Aktif, Pembelajaran Berdasarkan
Masalah, Pembelajaran Inkuiri, Pembelajaran Kooperatif dengan aneka tipenya, dan sebagainya.
Jika dipersandingkan dengan Kurikulum 2013, konsep-konsep pembelajaran tersebut
pada intinya tidak jauh berbeda. Permasalahan muncul ketika ditanya, seberapa jauh konsep-
konsep pembelajaran mutakhir tersebut telah terimplementasikan di lapangan?
Berikut ini sedikit cerita saya tentang contoh kasus implementasi pembelajaran mutakhir
selama periode KBK dan KTSP, yang tentunya tidak bisa digeneralisasikan. Dalam berbagai
kesempatan saya sering berdiskusi dengan beberapa teman guru, dengan mengajukan
pertanyaan kira-kira seperti ini:
Anggap saja dalam satu semester terjadi 16 kali pertemuan tatap muka, berapa
kali Anda melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan konsep pembelajaran
mutakhir?
Jawabannya beragam, tetapi sebagian besar tampaknya cenderung menjawab bahwa
pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan pembelajaran konvensional dengan
kekuatan intinya pada penggunaan metode ceramah (Chalk and Talk Approach).
Berkaitan dengan permasalahan implementasi pendekatan dan metode pembelajaran
mutakhir dalam KBK dan KTSP, setidaknya saya melihat ada 2 (dua) sisi permasalahan yang
berbeda, tetapi tidak bisa dipisahkan:
1. Masalah keterbatasan keterampilan (kemampuan).
Untuk masalah yang pertama ini dapat dibagi ke dalam dua kategori: (a) kategori berat,
yaitu mereka yang menunjukkan ketidakberdayaan. Jangankan untuk mempraktikan jenis-jenis
pembelajaran mutakhir, mengenal judulnya pun tidak. Yang ada dibenaknya, ketika mengajar
dia berdiri di depan kelas atau bahkan hanya duduk di kursi guru- sambil berbicara
menyampaikan materi pelajaran mulai dari awal sampai akhir pelajaran, sekali-kali diselingi
dengan tanya jawab. Itulah yang dilakukannya secara terus menerus sepanjang tahun; dan (b)
kategori sedang. Relatif lebih baik dari yang pertama, mereka sudah mengetahui jenis-jenis
pembelajaran mutakhir tetapi mereka masih mengalami kebingungan dan kesulitan untuk
menerapkannya di kelas, mereka bisa mempraktikan satu atau dua metode pembelajaran
mutakhir tetapi dengan berbagai kekurangan di sana-sini.
2. Masalah keterbatasan motivasi (kemauan).
Untuk masalah yang kedua ini, pada umumnya dari sisi kemampuan tidak ada keraguan.
Mereka sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pembelajaran mutakhir yang
lumayan, tetapi sayangnya mereka kerap dihinggapi penyakit keengganan untuk
mempraktikannya. Mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari berbagai pelatihan
dan workshop yang diikutinya. Sepulangnya dari kegiatan pelatihan, semangat mereka berkobar-
kobar, nge-full bak batere HP yang baru di-charge, tetapi lambat laun semangatnya memudar
dan akhirnya padam, kembali menggunakan cara-cara lama. Hasil pelatihan pun akhirnya
menjadi sia-sia.
Kembali kepada persoalan Pendekatan dan Metode Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Pemerintah saat ini telah menyiapkan strategi pelatihan bagi guru-guru untuk kepentingan
implementasi Kurikulum 2013. Hampir bisa dipastikan, salah satu materi yang diberikan dalam
pelatihan ini yaitu berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
mengembangkan pendekatan dan metode pembelajaran yang sejalan dengan Kurikulum
2013.
6. BAGAIMANA PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 ?
JAWABAN :

Sistem penilaian dalam pembelajaran dalam kurikulum 2013 memiliki prisip-prisip yang
harus diperhatikan oleh guru pada saat meleksanakan penilaian. Untuk implementasikan
kurikulum 2013 baik pada jenjang menengah (SMP/MTs, SMA/MA SMK/MAK) adalah:
4. Sahih
Penilaian yang dilakukan haruslah sahih, maksugnya penilaian didasarkan pada data yang
memang mencerminkan kemampuan yang ingin diukur.
5. Objektif
Penilaian objektif adalah penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan
tidak boleh dipengaruhi oleh subjectivitas penilaian (guru).
6. Adil
Penilaian yang adil maksudnya adalah suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau
merugikan siswa hanya karena mereka (bisa jadi) kebutuhan khusus serta memiliki perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status social ekonomi, dan gender.
7. Terpadu
Penilaian dikatakan memenuhi prinsip terpadu apabila guru yang merupakan salah satu
komponen tidak terpisah dari kegiatan pembelajaran.
8. Terbuka
Penialian harus memenuhi prinsip keterbukaan dimana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
9. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan oleh guru dan mestinya
mencakup segala aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai.
Dengan demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan siswa.
10. Sistematis
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dan dilakukan secara bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang baku.
11. Beracuan kriteria
Apabila penilaian yang dilakukan didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.

12. Akuntabel
Penilaian yang proses dan hasilnya dapat dipertanggung jawabankan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
13. Edukatif
Memenuhi prinsip edukatif apabila penilaian tersebut dilakukan untuk kepentingan dan
kemajuan pendidikan siswa.

Mengapa Kurikulum Harus Berubah ?.

Apakah itu Kurikulum?


Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis dan logis, di
berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat,
rencana atau harapan.Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses pembelajaran. Keberhasilan
dan kegagalan suatu proses pendidikan, mampu dan tidaknya anak didik menyerap materi pempelajaran,
tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan bergantung pada kurikulum yang digunakan. Jika kurikulumnya
didesain dengan baik dan sistematis, komprehensif, dan integraldengan segala kebutuhan pengembangan dan
pembelajaran anak didik untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupannya, tentu hasil atau output
pendidikan itupun akan mampu mewujudkan harapan.Kurikulum berisikan suatu cita-cita yang dituangkan
dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan guru di sekolah. Isi kurikulum adalah
pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar, yang disusun sesuai dengan taraf
perkembangan anak didik. Kurikulum akan mempunyai arti dan fungsi mengubah perilaku siswa, jika
dilaksanakan dan ditransformasikan oleh guru kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain,
proses pembelajaran adalah perwujudan pelaksanaan atau operasionalisasi kurikulum. Sedangkan kurikulum
merupakan bentuk operasionalisasi pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan institusi dari masing-masing
jenjang sekolah.Kurikulum berasal dari bahasa latin (yunani), yakni curere yang berubah menjadi kata benda
curriculum. Kurikulum, bentuk jamaknya adalah curricula. Kata ini dipakai pertama kali dalam dunia atletik.
Dalam dunia ini, kurikulum diartikan sebagai a race course, a place for running a chariot. Suatu jarak untuk
perlombaan yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Sedangkan a chariot diartikan semacam kereta pacu
pada zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seseorang lari dari start dampai finish.Dalam arti sempit
(tradisional) kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang
harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah atau naik tingkat. Pengertian lain kurikulum merupakan
sekumpulan mata pelajaran yang bersifat sistematis yang diperlukan untuk lulus atau mendapatkan ijazah
dalam bidang studi pokok tertentu. Selain dua tersebut ada juga pengertian bahwa kurikulum merupakan
serangkaian mata pelajaran yang harus dikuasai. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang disajikan guru kepada siswa untuk mendapatkan ijazah atau
naik tingkat. Pada saat sekarang ini, penegrtian kurikulum tersebut sama halnya dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang disajikan oleh guru kepada murid di sekolah.Dalam arti yang lebih luas
(modern) kurikulum bukanlah sekedar sejumlah mata pelajaran, tetapi memiliki cakupan yang lebih luas.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kurikulum dalam pengertian ini adalah semua pengalaman yang
disajikan kepada murid di bawah bantuan atau bimbingan sekolah. Ada juga pengertian semua
pengalaman murid di bawah tanggungjawab sekolah. Pendapat lain menyatakan kurikulum merupakan
rencana tersusun dari pengalaman murid yang bersifat actual dibawah bimbingan sekolah, mata pelajaran
yang ada hanya sebagian kecil dari program kurikulum.Pendapat lain juga menyatakan bahwa kurikulum
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan sekolah bagi murid-murid. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan murid dibawah
bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau guru. Pengertian kurikulum ini memberikan implikasi pada
program sekolah bahwa semua kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan pengalaman belajar.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi kegiatan di dalam kelasyang menjadi tanggungjawab gurudan
kegiatan di luar kelasyang menjadi tanggungjawab sekolah.

Mengapa Kurikulum selalu berubah-ubah?


Dalam rentang 2010-2035, Indonesia dikaruniai populasi usia produktif dalam jumlah yang luar biasa besarnya.
Bonus demografi ini akan menjadi beban jika orang-orang berusia produktif itu tidak memiliki kompetensi
baik sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Agar tidak menjadi beban, harus dilakukan transformasi.
Transformasi yang paling ideal, berlaku di negara manapun, yaitu melalui transformasi pendidikan, ucap
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhamad Nuh , DEA saat menyampaikan paparan Bahan Uji
Publik Kurikulum 2013 di Hotel Mega Anggrek, Jakarta Barat, Kamis malam 29 November 2012. Hadir dalam
uji publik tersebut pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemdikbud, anggota Komisi X Dewan Perwakilan
Rakyat, pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Agama, sejumlah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi,
guru, praktisi, dan pengamat pendidikan.
Lebih lanjut Mohammad Nuh mengatakan, elemen-elemen yang menjadi syarat agar transformasi pendidikan
berjalan yaitu kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dan manajemen. Upaya ini
pun sekaligus guna menyiapkan generasi emas menyambut 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045.
Kurikulum yang baru ini insya Allah kita pahami sebagai satu kesempatan, harapan baru bagi generasi baru,
ucap Mohammad Nuh. Melalui kurikulum baru, siswa-siswi disiapkan untuk menghadapi tantangan yang lebih
kompleks di masa mendatang.
Perubahan kurikulum, tambahnya, dilakukan lantaran adanya perubahan tuntutan zaman, dari segi sosial-
budaya, akademik, maupun industri. Konsekuensinya, kebutuhan pun berubah, baik dari sisi pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap.
Dari sinilah kurikulum pun harus dikembangkan, tegasnya. Pengembangan atau perubahan kurikulum
merupakan sesuatu yang lazim dan wajar selama memiliki rasionalitas yang kuat. Justru menjadi persoalan
kalau zamannya sudah berubah, kurikulumnya tidak mau berubah, karena takut dicap tiap ganti menteri
ganti kurikulum.

1. Perkembangan Zaman

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, kita tercatat sudah berganti kurikulum sebanyak 11 kali
dari kurikulum tahun 1947 hingga kurikulum 2015 yang katanya adalah penyempurnaan dari
kurikulum 2013 lalu. Nah, hal tersebut dikarenakan zaman yang terus-menerus berkembang dan
mengalami kemajuan. Perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi secara terus menerus ini
tentunya juga menjadi tuntutan pagi pendidikan di Indonesia untuk berubah menjadi lebih baik
lagi, termasuk penyempurnaan kurikulum sebagai alat yang sangat penting untuk keberhasilan
pendidikan suatu negara.

2. Ilmu Pengetahuan yang Tidak Tetap

Sesuai dengan berkembangnya suatu zaman, maka ilmu pengetahuan pun ikut berkembang
dengan pesatnya. Perkembangan ilmu pegetahuan ini tentunya mengalami perkembangan dalam
berbagai cabang ilmu, enghasilkan teori-teori baru, dan metode-metode baru dalam memenuhi
proses belajar mengajar. Hal inilah yang menyebabkan kurikulum sebagai alat yang memuat
satuan pendidikan pun ikut melakukan perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan
mengenai sistem pendidikan.

3. Pertumbuhan Pesat Jumlah Penduduk

Dengan bertambahnya penduduk dalam suatu negara, maka bertambah pula orang yang
membutuhkan pendidikan itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan perubahan kurikulum
dengan mengubah cara atau pendekatan kegiatan belajar mengajar yang selama ini digunakan
perlu ditijau kembali dan diubah menjadi lebih baik dan efektif bagi banyak orang.

APAKAH PERBEDAAN BAHAN AJAR DAN SUMBER BELAJAR ?


Dalam kegiatan penyusunan perangkat pembelaj aran Sering dij umpai istilah bahan
ajar ataupun sumber belajar , sepintas kedua istilah tersebut sering di anggap
memiliki pengertian yang sama.Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk
maksud yang sama namun sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit berbeda,.
Untuk itu, maka berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian
sumber belaj ar dan bahan ajar.
1. Pengertian Sumber Belajar
Istilah sumber belajar(learning resource), umumnya yang diketahui hanya
perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang
mereka gunakan, dan benda tertentu adalah termasuk sumber belaj ar.
Sumber belajar dalam website bced didefinisikan sebagai berikut:
Lear ni ng resources are defined as informat ion, represent ed and st ored in a variet
y of media and format s, t hat assist s st udent learning as defined by provincial or
local curricula. This includes but is not limit ed t o, mat erials in print , video, and
sof t ware f ormat s, as well as combinat ions of t hese f ormat s int ended f or use by
teachers and students.ht t p: / / w w w . bced. gov. bc. ca/ i r p/ appski l l / asleares.ht
m January 28, 1999. (Sumber belaj ar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan
dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membant u siswa dalam
belaj ar sebagai perwuj udan dari kurikulum. Bent uknya tidak terbatas apakah
dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak at au kombinasi dari berbagai
format yang dapat digunakan oleh siswa at aupun guru. )
Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan
latar (Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi unt
uk Pembelaj aran, makalah, 2004)
MenurutAssociation for Educat ional Communications and Technology (AECT,
1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaat kan
oleh guru, baik secara t erpisah maupun dalam bent uk gabungan, untuk kepentingan
belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi t uj uan
pembelaj aran.
Dengan demikian makasumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat
at au lingkungan sekit ar, benda, dan orang yang mengandung inf ormasi dapat
digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan t
ingkah laku.
2. Jenis Sumber Belajar
Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan sebagai
berikut :
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saj a seseorang dapat
melakukan belaj ar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat
dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya
perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam
ikan dan lain sebagainya.
b. Benda yait u segala benda yang memungkinkan t erj adinya perubahan t ingkah
laku bagi pesert a didik, maka benda it u dapat dikat egorikan sebagai sumber belaj
ar. Misalnya sit us, candi, benda peninggalan lainnya.
c. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta didik
dapat belaj ar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber
belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d. Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman
elekt ronik, web, dll yang dapat digunakan unt uk belaj ar.
e. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta
didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelaj aran, buku t
eks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
f. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa
bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan perist iwa at au fakt a
sebagai sumber belajar.
Sumber belaj ar akan menj adi bermakna bagi pesert a didik maupun guru apabila
sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang
dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau
lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar t empat , benda,
orang at au buku yang t idak ada art inya apa-apa.
3. Pengert ian Bahan Ajar
Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahan aj ar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan aj ar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa
Bahan tert ulis maupun bahan t idak t ert ulis.Bahan aj ar at aut eachi ng- mat er i al,
t erdiri at as dua kat a yait ut each i ng at au mengaj ar danmat er i al at au bahan.
Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada website-nya,
WebPage last updated: August 1998,Teaching is defined as t he process of
creat ing and sust aining an effect ive environment for learning.(Mel aksanakan
pembelajaran diartikan sebagai proses menciptakan danm em p er t ah an k an
suat u lingkungan belaj ar yang efekt if.)
Paul S. Ache lebih lanj ut mengemukakan t ent ang mat erial yait u:
Books can be used as reference material, or t hey can be used as paper
weight s, but t hey cannot t each.(Buku dapat digunakan sebagai bahan ruj ukan,
at au dapat digunakan sebagai bahan t ert ulis yang berbobot .)
Dalamw ebsi t e Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan
seperangkat materi/ substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara
sist ematis, menampilkan sosok ut uh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompet ensi secara ut uh dan t erpadu.
Pendapat lain mengat akan sebagai berikut ;Definition of teaching material
They are the information, equipment and text for instructors that are required for
planning and review upon training implementation. Text and training equipment are
included in the teaching material.( Anonim dalam Web-sit e). Yang art inya Bahan
aj ar merupakan informasi, alat dan teks yang
diperlukan guru/ instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelaj aran.
4. Fungsi dan Klasifikasi Bahan aj ar
Penggunaan bahan ajar berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diaj
arkan kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelaj
ari/ dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil pembelaj aran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan t ert ulis maupun bahan t idak t ertulis.
(National Center for Vocational Education Research Ltd/ National Center for
Compet ency Based Training).
Klasifikasi Bahan Ajar
Pengelompokan bahan aj ar menurutFacul t de Psychol ogie et des Sciences de
l Educat ion Universit de Genve dalam websit e adalah sebagai berikut :
Int egrated media-writt en, audiovisual, elect ronic, and int eractive-appears in
all their programs under the name of Medienverbund or Mediamix( Fer en
Universit aet and Open Universit y respect ively). ht t p: / / t ecf a. unige. ch/ t ecfa/
general/ t ecf apeople/ peraya. ht ml>ht t p: / /
tecfa.unige.ch/ tecfa/ general/ tecfa-people/ peraya.html, Facult de Psychologie et
all..des Sciences de l Educat ion Universit de Genve. Beberapa macam Bahan
ajar
1. Media tulis,
2. audio visual, elekt ronik, dan
3. interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagaimedi enver b und
(bahasa jerman yang berart i media terint egrasi) atau mediamix.
Sedangkan Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien
mengelompokkan menjadi tiga besar,
1. pertamaaudi t i v yang menyangkut radio (Rundf unk),kaset (Tonkasset t e),
piringan hitam (Schal l pl at t e).
2. Kedua yaitu visual (vi suel l) yang menyangkutFl i pchar t, gambar (Wandbi l d),
film bisu (St u m m f i l m), video bisu (St u m m v i d e o), program komputer
(Comput er -Ler npr ogramm), bahan tertulis dengan dan tanpa gambar (Ler nt ext
,mit und ohne Abbildung).
3. Ketiga yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan
gambar (Rede mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau),dan film/
video.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah merupakan
seperangkat materi yang disusun secara sist emat is sehingga t ercipt a lingkungan/
suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Sebuah bahan ajar paling tidak
mencakup antara lain :
a. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
b. Kompetensi yang akan dicapai
c. Content atau isi materi pembelajaran
d. Informasi pendukung
e. Latihan-latihan
f. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
g. Evaluasi
h. Respon at au balikan t erhadap hasil evaluasi

Anda mungkin juga menyukai