Resume SPM Bab6
Resume SPM Bab6
Oleh Kelompok 5:
A. fadholi ( 2100820001)
Erni Turiana (2100820007)
Suhaini (2100820011)
Harist aditya H. ( 2100820021)
Novita ratna sari (2100820044)
Farid Alaudin Zain (2100820037)
2011-2012
BAB 6
PENENTUAN HARGA TRANSFER
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika
kondisi-kondisi dibawah ini ada :
Orang-orang yang kompeten.
Atmosfer yang baik. Para manajer menjadikan profitabilitas sebagai cita-cita yang
penting dan pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka.
Harga pasar. Harga pasar yang ideal adalah berdasarkan harga pasar normal dan
mapan dari produk identik yang sedang ditransfer.
Kebebasan memperoleh sumber daya.
Informasi penuh. Para manajer harus mengetahui semua alternative yang ada, serta
biaya dan pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative yang ada.
Negosiasi. Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancer untuk melakukan
negosiasi kontrak antar unit usaha.
Harga Transfer
Istilah HT ini dijumpai pada perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat
laba dan antar pusat laba tersebut terjadi transfer barang/jasa.
Adanya transfer barang dan jasa dihubungkan dengan proses deferensiasi bisnis dan
karena perlunya integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
Alternatif 2 : Melakukan diversifikasi pada industri lain yang berlainan dengan bisnis
sebelumnya (bisnis semen)
Karakteristik Ht :
1. Masalah HT timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba
divisinya.
o Perusahaan yang dibentuk berdasarkan divisi-divisi akan dinilai kinerjanya
berdasarkan laba yang diperoleh, maka manajer pusat laba sangat peduli terhadap
factor-faktor yang mempengaruhi penerimaan laba, termasuk di dalamnya
penentuan HT (baik bagi divisi pembeli/penjual).
o Jika beli, gak mau menanggung rugi akibat ketidakefisienan divisi penjual
o Jika jual, gak mau jual terlalu murah, hanya karena alasan masih dalam satu
perusahan
2. HT SELALU MENGANDUNG UNSUR LABA
Bagi divisi penjual, HT merupakan pendapatan yang pada gilirannya merupakan unsure
laba yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga adanya transfer barang ke
divisi pembeli harus mengandung unsur biaya di dalamnya
Dengan HT, divisi yang telah dibentuk dianggap sebagai perusahaan independent
yang melakukan nego penetapan harga barang yang ditransfer antar divisi tersebut.
Biaya Penuh
BIAYA ABC
Full Costing
Biaya Penuh
Harga Transfer
ABC
HARGA PASAR
Untuk mamcu divisi penjual untuk melakukan efisiensi, penurunan biaya standart
sebagai hasil perbaikan efisiensi, biaya stndart tidak langsung digunakan sebagai
dasar penentuan HT, tetapi dalam waktu tertentu, divisi penjual diberi kesempatan
untuk menikmati tambahan laba akibat efisinesi, sehingga penlaian kinerja naik.
Yang Harus Diperhatikan Jika BIAYA dijadikan sebagai dasar penentuan HT
Rumus Umum HT
3. Pendekatan ABC
Penjual Penghasilan yang akan dikorbankan di dalam mentransfer produk kepada divisi
pembeli
Penjual Biaya yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari luar.
PASAR TERBATAS
Dalam pasar yang terintegrasi, sourcing decision jadi sangat terbatas :
Divisi penjual kesulitan cari alternative pasar di luar perusahaan bagi produknya
Divisi pembeli kesulitan cari alternative pemasok lain di luar perusahaan
Hal ini disebabkan karena keadaan sbb :
1. Jika 1 divisi dalam sebuah perusahaan adalah pemasok tunggal bagi komponen suatu
produk, tidak mungkin terdapat kapasitas yang disediakan oleh pemasok luar untuk
komponen produk tersebut.
2. Jika suatu perusahaan telah putuskan untuk melakukan investasi yang significant
dalam 1 fasilitas produksi, kecil kemungkinan perusahaan tersebut menggunakan
sumber dari luar perusahaan untuk memenuhi kebutuhan produk, meskipun di luar
perusahaan tersedia sumber tersebut bisa gunakan sumber dari luar perusahaan,
asal harga yang ditawarkan oleh pemasok luar mendekati biaya variable perusahaan
sangat jarang terjadi
3. Tersedianya kapasitas di dalam perusahaan membatasi penyediaan kapasitas di luar
perusahaan.
Masalah Dalam Penentuan Harga Transfer
Setiap harga transfer akan menjadi biaya variable bagi divisi pembeli, meskipun dari
sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, harga transfer tersebut mengandung unsur
biaya tetap dari divisi penjual JIKA manajer divisi pembeli melakukan perencanaan laba
jangka pendek usaha optimasi laba jangka pendek yang dilakukan oleh divisi pembeli
tidak selalu berakibat optimasi laba perusahaan secara keseluruhan (hal ini bisa terjadi jika
menggunakan harga transfer perunit.
Untuk divisi penjual yang menjual seluruh (hampir seluruh) produknya ke divisi lain
dalam perusahaan yang sama, divisi penjual disebut CAPTIVE SUPPLIER memiliki
tanggung jawab pokok pada pengendalian biaya, mutu produk dan ketepatan jadual produksi
dan TIDAK memiliki wewenang yang significant dalam bidang pemasaran laba divisi
CAPTIVE SUPPLIER sangat ditentukan oleh volume produk yang dijual penilaian kinerja
SANGAT COCOK di dasarkan atas biaya dibanding LABA Pseudo profit center (pusat
laba tidak dalam arti yang sebenarnya) karena laba divisi penjual sangat ditentukan oleh
kinerja divisi lain.
Untuk memecahkan masalah yang dihadapi Captive supplier di atas, ada dua
alternative yang dapat dipilih :
Beberapa masalah yang berhubungan dengan pembebanan unit usaha dengan jasa-jasa
yang diberikan oleh unit staf perusahaan akan digambarkan dalam bagian ini. Biaya dari unit
staf jasa pusat untuk mana unit usaha tidak memiliki kendali seperti, akuntansi pusat,
hubungan masyarakat, administrasi dikeluarkan. Jika seluruh biaya ini dibebankan, maka itu
semua biaya tersebut akan dialokasikan, alokasi juga bukan termasuk harga transfer.
1. Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima di mana unit penerima dapat
mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak secara parsial
2. Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha apakah akan digunakannya atau
tidak
Manajer unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan staf perusahaan yang tidak
dapat dikendalikan efisiensi kinerjanya ( teknologi informasi dan riset & pengembangan)
tetapi dia tapi dapat mengendalikan jumlah jasa yang diterimanya.
Teori pertama menyatakan bahwa sebuah unit usaha harus membayar biaya variable standar
dari jasa yang diberikan.
Teori kedua menyarankan harga yang sama dengan biaya variable standar ditambah porsi
yang cukup memadai atas biaya tetap standar yaitu biaya penuh (full cost).
Teori pemikiran yang ketiga menyarankan suatu harga yang sama dengan harga pasar, atau
biaya penuh standar (standard full cost) ditambah dengan margin labanya.
Harga yang dibebankan untuk servis perusahaan tidak akan mencapai tujuan kecuali metode
dalam menghitungnya dapat dimengerti dan dipahami dengan cukup mudah oleh para
manajer unit usaha.
Negosiasi
Pada sebagian besar perusahaan, unit-unit usaha menegosiasikan harga transfer satu
sama lain; maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf sentral.
Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan membuat suatu
harga jual dan menentukan harga pembelian yang paling cocok merupakan salah satu fungsi
utama dari manajemen lini. Alasan lain bagi unit usaha untuk menegosiasikan harga mereka
adalah bahwa mereka biasanya memiliki informasi yang paling tepat mengenai pasar-pasar
dan biaya-biaya yang ada, sehingga mereka merupakan pihak yang paling mungkin untuk
memberikan harga yang pantas.
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga (pricing rule), mungkin tidak ada
kasus dimana unit-unit usaha tidak setuju pada harga tertentu. Untuk alasan tersebut, suatu
prosedur harus dibuat untuk menengahi pertikaian harga transfer. Terdapat tingkat formalitas
yang luas dalam arbitrase harga transfer. Kemungkinan ekstremnya akan dibentuk suatu
komite yang memiliki tiga tanggungjawab, yaitu :
Dengan sistem yang formal, kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak
penengah / pendamai (arbitrator). Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses
penyelesaian konflik yang digunakan juga mempengaruhi keefektifan suatu system harga
transfer.
Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan harga transfer tergantung
pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga pasar.
Makin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik
peratutran yang ada. Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
Sourcing untuk produk kelas I dapat diubah hanya dengan izin dari manajemen pusat.
Sourcing untuk produk kelas II ditentukan oleh unit-unit usaha yang terlibat.
Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen dapat berkonsentrasi pada sourcing dan
pricing atas sejumlah kecil produk-produk bervolume besar.
KASUS 6-3
GENERAL APPLIANCE CORPORATION
JAWABAN PERTANYAAN
1. Dalam setiap proses negosiasi, salah satunya tawar menawar harga transfer, peran
masing-masing manajer divisi memang perlu di monitor dan ditengahi oleh divisi lain
yang lebih netral, seperti Divisi/Staf Keuangan. Sehingga dalam proses negosiasi dan
implementasi harga transfer tetap memenuhi kasanah goal concruence baik dengan
semua divisi sebagai pusat laba maupun dengan tujuan laba perusahaan.
2. Kebijakan Transfer Harga harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai
tujuan berikut ini:
Memberikan informasi yang relevan ke pada setiap unit usaha untuk
menentukan timbal balik optimum antara biaya dan penda patan perusahaan.
Menghasilkan ke putusan yang selaras dengan cita-cita,sehingga ke putusan yang
meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual yang mudah di
mengerti dan dikelola.
Merancang sistem penentuan harga transfer sedemikian rupa sehingga dapat
menjawabdua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk yakni apakah
perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau membelia d a r i
pemasok luar (keputusan sourcing), dan bila diproduksi secara internal, pada
tingkatharga berapakah produk tersebut akan di transfer antar pusat laba
(keputusan hargatransfer)