Anda di halaman 1dari 5

10 Prinsip Ekonomi Beserta Contohnya

Ekonomi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Yunani, oikonomos, yang berarti
pengatur rumah tangga. Sementara sebagai sebuah ilmu ekonomi dapat diartikan
sebagai ilmu mengenai bagaimana masyarakat mengelola sumber daya (resources)
yang bersifat langka (scarce). Adanya kelangkaan (scarcity) inilah yang membuat
kita ga bisa memenuhi semua keinginan kita. Bagaimana sumber daya yang
terbatas itu dialokasikan, bergantung pada aksi tiap komponen masyarakat, yang
secara umum dibagi menjadi dua kubu: rumahtangga (household) dan perusahaan
(firm).

Secara umum, para ekonom berusaha mempelajari bagaimana orang mengambil


keputusan yang berkaitan dengan pengalokasian sumber daya. Pekerjaan apa yang
dipilih, barang dan jasa apa yang dibeli, seberapa banyak yang disimpan. Para
ekonom juga mempelajari bagaimana orang berinteraksi satu sama lain. Seperti
bagaimana pembeli dan penjual membentuk pasar dan menetapkan harga. Dan
akhirnya, para ekonom menganalisa berbagai faktor serta kecenderungan yang
berlaku pada ekonomi secara keseluruhan. Tingkat kenaikan harga (inflasi),
pertumbuhan pendapatan rata-rata, juga tingkat pengangguran.
Jadi, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan kita sehari-hari, hanya saja
dengan kacamata yang berbeda. Sepuluh Prinsip Ekonomi merupakan sejumlah ide
pokok yang mendasari ilmu tersebut. Dibagi ke dalam tiga bagian sesuai deskripsi
wilayah kerja ekonom di atas, artikel ini dimulai dengan kelompok yang pertama,
yaitu bagaimana orang mengambil keputusan. Di sini kita akan mengamati ekonomi
dalam kacamata seorang individu pelaku ekonomi.
Prinsip I: Tiap orang menghadapi tarik-ulur (trade-off)
Tidak ada yang gratis di dunia ini, setuju? Ketika kita memilih sesuatu, sesuatu yang
lain pasti kita korbankan. Pengorbanan ini bisa berupa waktu, uang, konsentrasi,
apapun. Menulis blog membuat saya kehilangan waktu untuk bersantai ria.
Melanjutkan s1 berarti pengorbanan kesempatan bekerja dengan gaji yang layak.
Contoh klasik adalah tarik-ulur antara senjata dan mentega (gun and butter).
Semakin besar pengeluaran negara/pemerintah untuk membangun pertahanan
(senjata), semakin sedikit sumber daya yang tersisa untuk memproduksi barang
konsumsi (mentega) untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Begitu pula
sebaliknya.
Prinsip II: Biaya (cost) adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan
sesuatu
Terkadang kita melupakan pengertian biaya atau harga yang sebenarnya dari pilihan
yang kita ambil. Konsep yang sering dilupakan adalah biaya kesempatan
(opportunity cost), yaitu kesempatan yang hilang demi menjalankan suatu pilihan.
Oleh karena itu, harga yang harus saya bayar untuk s1 bukan cuma biaya kuliah,
buku, dan biaya hidup saja. Biaya kesempatan yang timbul akibat kehilangan
kesempatan bekerja dengan gaji yang layak seharusnya ikut masuk pertimbangan.
Terkadang, biaya kesempatan untuk melanjutkan kuliah bisa jadi teramat tinggi.
Contohnya seorang pemain NBA, Le Bron James, yang memutuskan untuk tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi karena menganggap biaya kesempatan kuliah
terlalu tinggi, dibanding biaya kesempatan berkarier sebagai atlet profesional.
Prinsip III: Orang rasional berpikir pada marjin (margin)
Konsep orang rasional berarti seseorang akan melakukan yang terbaik untuk
mencapai tujuan, sesuai kesempatan yang ada. Sementara marjin disebut juga
sebagai garis tepi atau batas. Untuk memaksimalkan sesuatu (entah keuntungan
bagi perusahaan atau kepuasan bagi rumahtangga), orang rasional akan selalu
mempertimbangkan perubahan marjinal, perubahan yang terjadi karena perubahan
kecil pada suatu aksi. Contoh, keuntungan marjinal adalah perubahan keuntungan
yang kita dapatkan atas penjualan ekstra satu barang atau jasa. Secara umum,
orang akan membandingkan manfaat marjinal dan biaya marjinal ketika menentukan
keputusan. Pertanyaan klasik mengapa berlian jauh lebih mahal daripada air bisa
Anda jawab menggunakan konsep manfaat marjinal.
Prinsip IV: Orang bereaksi terhadap insentif (incentive)
Insentif adalah sesuatu (seperti kemungkinan akan hadiah atau hukuman) yang bisa
membujuk seseorang untuk bertindak. Dalam ilmu ekonomi, insentif merupakan hal
yang sangat krusial. Pengetahuan mengenai insentif dan apa reaksi orang terhadap
insentif tersebut sangat penting untuk mengetahui kerja dan gerakan pasar, juga
bagi para pembuat kebijakan.
Seseorang biasanya akan lebih aktif saat seseorang tersebut mendapatkan
keuntungan tambahan dari apa yang ia kerjakan. Contohnya seseorang akan
bekerja sessua porsi saat penghasilannya tetap, tetapi saat ada insentif maka ia
akan bekerja secara ekstra dari sebelumnya.
Prinsip V: Pertukaran barang dapat menguntungkan semua pihak
Suatu Negara akan memproduksi sesuai kemampuan yang paling optimal ( biaya
produksi rendah, kemampuan produksi tinggi, kualitas bagus) yang dimiliki lalu
menjualnya ke Negara lain yang tidak optimal produksinya dari barang tersebut dan
barang produksi yang tidak bisa dihasilkan secara optimal maka Negara tersebutpun
akan membeli dari Negara lain yang produksinya lebih optimal.
Contohnya:
Saya teringat sebuah joke menarik mengenai ini. Alkisah sebuah pabrik mobil yang
berpusat di Oklahoma, USA. Setelah sekian lama memonopoli pasar mobil di USA,
muncul sebuah pabrik pesaing, yang ajaibnya terletak di tengah lautan. Jika pabrik
Oklahoma membutuhkan biaya sebesar $25rb untuk mendisain, meproduksi parts
dan merakit sebuah mobil hingga jadi, maka pabrik San Fransisco dengan ajaibnya
hanya membutuhkan 50 ton gandum seharga $12rb. Prosesnya pun terbilang cukup
mudah. Cukup mengirim gandum ke pabrik melalui kapal, voila! mobil dengan
setengah harga pasar pun tersedia. The factory is called HONDA. Yup, pabrik ajaib
kita adalah perusahaan ekspor impor.Apakah perdagangan gandum-mobil di atas
menguntungkan USA-Jepang? We could say so. Konsumen mobil USA bisa
mendapatkan mobil dengan murah.Konsumen Jepang bisa mendapatkan gandum
kualitas tinggi. Pabrik Oklahoma akan merugi akibat persaingan tentu saja. Akan
tetapi, dengan sejumlah inovasi dia bisa bangkit, kembali ke pasar, dan memberikan
suplai mobil dengan kualitas dan harga yang lebih menguntungkan konsumen.
Prinsip VI: Mekanisme Pasar merupakan metode yang cocok untuk mengatur
kegiatan ekonomi.
Masih ingat dengan perang dingin?Salah satu ideologi yang dipertentangkan adalah
ekonomi pasar melawan ekonomi terpusat.Salah satu kelemahan ekonomi terpusat
adalah, tidak adanya insentif yang cukup untuk maju dan berbuat lebih.Semua
sudah diatur oleh pemerintah.Di sini bisa kita lihat kelemahan kedua.Pemerintah
tidak memiliki kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya secara tepat. Di lain
pihak, mekanisme pasar bertumpu pada keputusan kolektif rumah tangga dan
perusahaan dalam pengalokasian sumber daya. Dibandingkan pemerintah, tak ayal
lagi, pasar memiliki kemampuan lebih.Pasar memunculkan permintaan barang
maupun jasa; Pasar pula lah yang mengumpulkan perusahaan maupun rumah
tangga untuk menyediakan penawaran.Ekonom menyebut mekanisme ini sebagai
tangan gaib (invisible hand).
Prinsip VII: Pemerintah dapat meningkatkan kinerja pasar
Anda mungkin bertanya, jika mekanisme pasar dapat mengalokasikan sumber daya
secara efektif dan efisien, apa perlunya pemerintah? Salah satunya adalah untuk
memastikan mekanisme pasar bekerja dengan baik melalui penegakan hukum dan
penyediaan sarana prasarana.Apa gunanya mekanisme pasar kalau pencurian
merajalela, perjanjian dagang tidak ditepati dan jalur transportasi buruk (dan tidak
ada cukup insentif bagi pasar untuk menyediakan jalur transportasi)? Peran
pemerintah tidak hanya berhenti sebagai fasilitator.Terkadang intervensi terhadap
mekanisme pasar diperlukan, karena si tangan gaib kita memang bisa mengatur
ekonomi, tetapi bukan berarti mahakuasa. Di sini pemerintah dapat melakukan dua
hal: meningkatkan efisiensi dan keadilan. Salah satu penyebab ketidakefisienan
pasar adalah eksternalitas, yaitu pengaruh suatu tindakan terhadap khalayak umum.
Contoh:eksternalitas (negatif) yang paling umum adalah polusi.Ada pula faktor
kekuatan pasar, di mana suatu kekuatan tunggal (atau segelintir orang) memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap pasar.Bisa juga disebut monopoli.Pemerintah
memiliki peran untuk mencegah timbulnya faktor-faktor tersebut yang bisa
mengakibatkan gagalnya kerja mekanisme pasar.Kemudian berbicara mengenai
keadilan, mekanisme pasar hanya bisa mengatur alokasi sumber daya berdasarkan
kemampuan memproduksi sesuatu yang mana orang mau membayar untuk itu.Si
tangan gaib tidak menjamin tiap orang bisa punya pekerjaan, bisa makan cukup atau
bisa berobat jika sakit.Pemerintah lah yang bertanggung jawab atas keadilan bagi
seluruh rakyat, dengan mekanisme pajak, subsidi dan program kesehatan atau
sembako murah.
Contoh lain: Seperti dalam kasus krisis perekonomian seperti sekarang diamana
banyak perisahaan yang bangkrut dan terjadi kegagalan pasar, pemerintah dapat
turun tangan dan menyelamatkan perusahaan tersebut dari kebangkrutan, dan
menjaga kemampuan produksi sekaligus meminimalisir angka pengangguran
dengan cara melakukan buyout, atau pembelian/pengambil alihan sebuah
perusahaan oleh pemerintah. Walau begitu pemerintah tidak selalu harus melakukan
hal tesebut.
(Source: Gregory Mankiw, Principles of Economics 4th edition, 2007)
Prinsip VIII: Standar hidup suatu negara bergantung pada kemampuan
memproduksi barang dan jasa
Contoh: Fakta menunjukkan perbedaan standar hidup yang cukup mencolok
antarnegara yang ada di dunia. Bank Dunia membagi tingkat pendapatan suatu
negara menjadi Low Income (LIC) untuk di bawah $785, Lower Middle Income
(LMC) untuk $766-$3035, Upper Middle Income (UMC) untuk $3036-$9385, dan
High Income untuk di atas $9386. Indonesia sendiri terletak pada tingkatan LMC.
Perbedaan tingkat pendapatan mengakibatkan pula perbedaan standar hidup:
kepemilikan akan barang-barang elektronik, akses layanan pendidikan dan
kesehatan, ketersediaan nutrisi, hingga tingkat harapan hidup (life expectancy).
Faktor apa yang menjadi penentu tingkat standar hidup suatu negara? Produktivitas,
yaitu jumlah barang dan jasa yang diproduksi tiap satu jam kerja. Semakin produktif
masyarakat suatu negara, semakin besar kemampuan mereka menikmati standar
hidup yang lebih baik. Konsep produktivitas dan standar hidup ini akan berdampak
pula pada kebijakan publik. Kebijakan publik yang bertujuan meningkatkan standar
hidup masyarakat harus mampu menjawab pertanyaan kunci, bagaimana
meningkatkan produktivitas masyarakat?Untuk itu, diperlukan pendidikan yang baik,
fasilitas yang memadai, kebijakan yang tepat dan dukungan teknologi yang
mumpuni.
Prinsip IX: Harga akan naik ketika pemerintak mencetak terlalu banyak uang
Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu sendiri,
menyebabkan nilai dari uang tersebut menjadi semakin kurang berharga yang
berdampak pada terjadinya inflasi. Sehingga harga barang naik karena niali dari
uang tersebut menurun.
Contoh: Mungkin kalian masih ingat dengan inflasi gila-gilaandisebut juga
hiperinflasidi Zimbabwe, sampai-sampai terbit duit kertas bertuliskan 10 milyar.
Kini, setelah mengalami 3 kali devaluasipenurunan nilai mata uangsejak 2006,
dolar Zimbabwe dinyatakan tidak berlaku, alih-alih mata uang internasional lah yang
berlaku di negara tersebut. Tahukah kalian apa penyebab inflasi? Secara umum,
inflasi atau kenaikan tingkat keseluruhan harga disebabkan terutama oleh jumlah
uang yang beredar di masyarakat.Seperti di Jerman periode awal 20an di mana
harga-harga naik 3 kali lipat tiap bulannya, jumlah uang tercatat meningkat 3 kali tiap
bulannya.
Prisip X: Masyarakat menghadapi tarik-ulur jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran
Meskipun dalam jangka panjang inflasi merupakan efek utama dari jumlah uang
beredar, dalam jangka pendek mencetak uang banyak-banyak malah bisa
mengurangi pengangguran.Lho?Berikut alur analisisnya.Peningkatan jumlah uang
beredar dapat menstimulasi kemampuan belanja sehingga tingkat permintaan pun
meningkat. Kenaikan tingkat permintaan memang berpotensi menaikkan harga,
akan tetapi ia juga akan menarik minat pengusaha untuk meningkatkan produksi
barang dan jasa untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk itu, diperlukan lebih
banyak pekerja. Secara umum lapangan pekerjaan akan meningkat dan
pengangguran pun menurun. Jadi, dalam skala keseluruhan ekonomi terdapat pula
tarik-ulur (trade off), yaitu antara inflasi dan pengangguran.Para penentu kebijakan
dapat memanfaatkan tarik-ulur jangka pendek ini untuk menentukan kombinasi
inflasi dan pengangguran yang dirasa pas.Caranya dengan mengatur pengeluaran
pemerintah, tingkat pajak dan jumlah pencetakan uang.Hal ini, tentu saja, menjadi
subjek perdebatan yang tidak pernah berhenti.
Contoh: Tradeoff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara,
namun dapat berlangsung menahun. Dinegara tertentu meningkatnya inflasi akan
mengurangi pengangguran. Namun hal tersebut tampaknya tidak terjadi di
Indonesia. Kenapa?
(Source: kliksorminlab.wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai