Bab 5
KONDISI LOKASI EKSISTING
AREAL TRANSMIGRASI
a. Blok 1: areal lahan yang dibatasi sungai Ula dan Sungai Kafuyu, dengan luas
areal sebesar 402,14 ha
b. Blok 2: areal lahan yang berada di muara sungai Ula dan anak sungainya,
dengan luas areal sebesar 76,01 ha,
c. Blok 3: areal lahan yang dibatasi sungai Kafuyu dan lahan warga, dengan
luas areal sebesar 91,92 ha,
d. Blok 4: areal lahan yang dibatasi lahan warga dan sungai Tirongan, luas
areal sebesar 30,39 ha,
BLOK 2
BLOK 4
BLOK 5
BLOK 3
BLOK 1
Status lahan yang telah ditentukan untuk areal perencanaan telah dievaluasi dan
diperiksa dengan menggunakan parameter dan kriteria, agar kondisi lahan benar-
benar Clean. Berikut hasil pemeriksaan mengenai status lahan :
Tabel 5.1. Hasil Pemeriksaan Status Lahan Perencanaan
Kondisi
Evaluasi & Parameter
Lahan
Clean
1. Status lokasi Lokasi berada
berdasarkan Peta diluar kawasan
Status Hutan hutan
(SK.Menhut No.869)
2. Status lokasi
berdasarkan Peta Pola Lokasi berada
Ruang RTRW diluar kawasan
Kabupaten Morowali yang dilindungi
Utara
3. Tumpang tindih dengan Tidak tumpang
pihak lain tindih pemilikan
Didukung
4. Dukungan masyarakat
masyarakat
setempat
setempat
5.1.3. Morfologi
Gambar 5.9. Kondisi Ekisisting Lahan Blok 1 (kiri) dan Blok 2 yang Belum Termanfaatkan
Pasang surut adalah gerakan naik turunnya permukaan laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari (Nontji,2005). Dalam mekanika
alam semesta, jarak lebih menentukan daripada massa, sehingga bulan memiliki
pengaruh yang lebih besar terhadap terjadinya pasang surut. Gaya tarik gravitasi
menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)
pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik
turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda
angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan
menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan
naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi
gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena
jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Ada dua macam pasang naik dan pasang surut, yaitu pasang perbani dan
pasang purnama, dengan pengertian sebagai berikut :
b. Pasang Purnama Pasang purnama, yaitu keadaan air laut naik setinggi-
tingginya akibat gaya tarik bulan dan matahari yang terjadi pada saat
bulan purnama dan bulan baru (mati).
Manfaat pasang naik dan pasang surut bagi kehidupan dan kemajuan
teknologi, yaitu sebagai berikut:
a. Ketinggian permukaan air laut pada waktu pasang dan surut dapat
digunakan untuk pertanian dan budi daya perikanan sistem tambak serta
keperluan pelayaran.
b. Perbedaan tinggi permukaan air laut antara pasang dan surut dapat
digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
Dari data yang ada diketahui ketinggian permukaan air laut pada waktu pasang
dan surut di areal ini berkisar antara 1-2 meter.
Tabel 5.2. Hasil Analisisi Sampel Air Sungai Untuk Air Tambak di Rencana Areal
Pengembangan Transmigrasi Baturube
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
Gambar 5.11. Peta Lokasi Areal Lahan Perencanaan yang Terdiri Dari Lima Blok dengan Luas yang Berbeda
Laporan Final - 2017 V-9
Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) TransmigrasI Nelayan
Dan Rencana Teknis Jalan (RTJ) Kecamatan Bungku Utara
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
Gambar 5.12. Peta Titik Pengambilan Sampel Tanah dan Air di Dalam Areal Perencanaan
Laporan Final - 2017 V-10
Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) TransmigrasI Nelayan
Dan Rencana Teknis Jalan (RTJ) Kecamatan Bungku Utara
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
Gambar 5.15. Peta Enlarged Topografi Segmen III Lahan Perencanaan di Baturube
Laporan Final - 2017 V-13
Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) TransmigrasI Nelayan
Dan Rencana Teknis Jalan (RTJ) Kecamatan Bungku Utara
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
PENYUSUNANRTSPTRANSMIGRASINELAYAN
DAN RTJ KECAMATANBUNGKUUTARA
Gambar 5.19. Peta Enlarged Topografi Segmen VII Lahan Perencanaan di Baturube
Laporan Final - 2017 V-17