PENDAHULUAN
Karakter studi islam muncul bersamaan dengan adanya agama islam. Karakter
studi islam dalam pengertian ini adalah studi islam secara praktek. Tetapi
Karakter studi islam sebagai sebuah ilmu yang tersusun secara sistematis, ilmiah
dan dibangun sebagai sebuah ilmu yang mandiri yang baru muncul dalam
beberapa dekade belakangan ini. Berdasarkan paparan diatas jelas dapat kita
pahami bahwa mempelajari karakter studi islam sangat dianjurkan bagi umat
1
manusia, sehingga kita dapat mempraktekkan pelajaran karakter studi islam
dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dan kata Islam menurut bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Salima diubah menjadi
bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk kedalam kedamaian. Ensiklopedi
Islam Indonesia mendefinisikan bahwa Islam adalah agama tauhid yang
ditegakkan oleh nabi Muhammad SAW, selama 23 tahun di Mekah dan Madinah
yang inti sari Islam berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Allah
SWT, demi tercapainya kepribadian yang bersih, hubungan yang harmonis, dan
damai sesama manusia serta sejahtera dunia dan akhirat. Ajaran Islam
mengandung berbagai arti pula, yaitu sebagai berikut:
3
Ini berarti setiap muslim adalah orang sejahtera, tentram, selamat dan
bahagia, baik di dunia maupun di akhirat dengan tuntunan ajaran Rabbul’
Alamin. Ajaran yang bersumber dari Allah SWT, bukan dari manusia.
Sedangkan nabi Muhammad SAW, tidak membuat agama ini tetapi beliau
hanya menyampaikannya. Allah berfirman dalam surat An-Najm 3-4َ: “Dan
tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.
3) Mengaku, menyerahkan dan menyelamatkan
Ini berarti bahwa orang yang memeluk Islam itu adalah orang yang mengaku
dengan sadar adanya Allah SWT, kemudian ia menyerahkan diri pada
kekuasaan-Nya dengan menurut segala titah dan firman–Nyasehingga ia
selamat di dunia dan akherat.
4) Damai dan sejahtera Artinya bahwa islam adalah agama yang membawa
kepada kedamaian dan perdamaian. Orang yang memeluk islam adalah
orang yang menganut ajaran perdamaian dalam segala tingkah laku dan
perbuatan. Islam mengajarkan persamaan, persaudaraan sesama muslim.
Islam anti terhadap yang bersifat perbedaan daerah dan tingkat sosial. Allah
SWT berfirman: اانن اَتكَر َماَ ككتمُ اعتنَد ااا اَتتَقاَ ككمُتArtinya; “Sesungguhnya orang-orang
yang paling mulia pada sisi Allah diantara kamu adalah yang paling taqwa
diantaramu. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
karakteristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh
setiap umat muslim dengan berpedoman kepada Al-qur’an dan hadits dalam
berbagai ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan,
politik, pekerjaan, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memiliki ciri-ciri khas tersebut. Secara sederhana karakteristik ajaran
islam dapat diartikan menjadi suatu ciri yang khas atau khusus yang
mempelajari tentang ilmu pengetahuan dan kehidupan mnusia dalam
berbagai bidang agama, muamalah (kemanusian), yang didalamnya termasuk
ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, lingkungan
hidup, dan disiplin ilmu.
4
2.1.1 Ruang Lingkup Karakteristik Islam
Selama ini kita sudah mengenal Islam, tetapi Islam dalam potret yang
bagaimanakah yang kita kenal itu, tampaknya masih merupakan suatu
persoalan yang perlu didiskusikan lebih lanjut. Misalnya mengenal Islam
dalam potret yang ditampilkan Iqbal dengan nuansa filosofis dan
sufistiknya. Islam yang ditampilkan Fazlur Rahman bernuansa historis
dan filosofis. Demikian juga, Islam yang ditampilkan pemikir-pemikir
dari Iran seperti Ali Syari’ati, Sayyed Hussein Nasr, Murthada
Munthahhari.
Pemikiran para ilmuan Muslim dengan mempergunakan berbagai
pendekatan tersebut di atas kiranya dapat digunakan sebagai bahan untuk
mengenal karakteristik ajaran Islam, tidak mencoba memperdebatkannya
antara satu dan lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya
untuk kemaslahatan umat umumnya dan untuk keperluan studi Islam pada
khususnya.
5
serta segala sesuatu yang ada diantara keduanya dan kepada Allah-lah
segala urusan itu dikembalikan. Pengertian ini merupakan kebalikan dari
kepercayaan bahwa Tuhan itu dua atau banyak. Disamping itu, islam tidak
hanya meyerukan tauhid saja melainkan ia berlandaskan pada kesatuan
dalam segala hal yang meliputi, segi ketuhanan, segi politik, segi sosial,
segi-segi dunia dan kehidupan yang lain. Karena semua agama itu semua
menuju satu tujuan meskipun nerbeda-berbeda cara yang ditempuh untuk
mencapainya, karena perbedaan waktu dan manusianya. 2
c. Bidang Akidah
2
Prof. Dr. Muhammad Yusuf Musa, Pengantar Studi Fikih Islam, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1991,
hlm.14-16
6
d. Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka,
akomodatif, tetapi juga selektif. Islam adalah paradigma terbuka. Ia
merupakan mata rantai peradaban duni. Dalam sejarah kita melihat Islam
mewarisi peradaban Yunani-Romawi di Barat dan peradaban-peradaban
Persia, Indi dan Cina di Timur.
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan
dapat dilihat dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq yang diturunkan Tuhan
kepada Nabi Muhammad Saw. Pada ayat tersebut terdapat kata iqra’ yang
diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut menurut A.Baiquni, selain
berarti membaca dalam arti biasa, juga berarti menelaah, mengobservasi,
membandingkan, mengukur, mendiskripsikan, menganalisis dan
penyimpulan secara induktif.
Kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia3. Ini
berarti manusilah yang menciptakan kebudayaan. Kebudayaan islam,
berarti menyaring kebudayaan yang tidak melenceng dari ajaran islam
agar tetap berjalan antara kebudayaan dengan ajaran agama maka harus
pula dipelajari tentang pengertian kebudayaan dan islam itu sendiri.
Menurut bahasa, kata kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta, yaitu
budh yang berarti akal kemudian dari kata budh itu berubah menjadi kata
budhi dan jamaknya budaya. Dalam bahasa arab kata kebudayaan itu
disebut ats-tsaqafah dalam bahasa inggris kebudayaan ini disebut culture.
3
Direktorat Jederal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jejak Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta:
Depdikbud, 1990),45.
7
perdapan besar di barat dan timur tenggelam, islam bertindak sebagai
pewaris utamanya untuk kemudian di ambil alih oleh peradapan barat
jadi, dalam ilmu dan kebudayaan, Islam menjadi mata rantai sangat
penting dalam sejarah peradapan dunia.
e. Bidang Pendidikan
Islam memaandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang
(education for all), laki-laki atau perempuan dan berlangsung sepanjang
hayat (long life education).
f. Bidang Sosial
Ajaran Islam dalam bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol
karena seluruh bidang ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan di atas
pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia.
Menurut penelitian yang dilakukan Jalaluddin Rahmat, Islam ternyata
agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan
ibadah. Islam ternyata banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial
daripada aspek kehidupan ritual.
4
"Devinisi Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial", (wartawarga.gunadarma.ac.id diakses 13
September 2017)
8
memenuhi kebutuhan hidupnya.
5
Abudinata, Metodelogi Studi Islam (Jakarta: PT. Rajawali Press, 2044), 92.
9
baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang, karena dunia
adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan
untuk urusan dunia.
10
maka wajib ditaati. Sebaliknya, jika pemimpin tersebut bertentangan
dengan kehendak Allah dan rasul-Nya, boleh dikritik atau diberi saran
agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan
jika cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pemimpin tersebut, boleh
saja untuk tidak dipatuhi.
11
ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan dan sebagainya
Karakteristik ajaran Islam lebih lanjut dapat dilihat dari caranya mengenai
kerja. Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada alloh SWT
atas dasar inilah maka kerja yang dikehendaki islam adalah kerja yang
bermutu tearah pada pengabdian terhadap alloh SWT, dan kerja
bermanfaat bagi orng lain.
Islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualitas
manfaat kerja. Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu,
islam memandang kerja yang dilakukan harus kerja yang professional,
yakni kerja yang ditunjang oleh ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman,
kesungguhan, dan kualitasnya.
Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu yaitu ilmu keislaman.
Menurut peratutan Menteri Agama Republik Indonesia Tahun 1985,
bahwa yang termasuk disiplin ilmu keislaman adalah Alquran/Tafsir,
Hadis/Ilmu Hadis, Ilmu Kalam, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam (Fiqih),
Sejarah dan Kebudayaan Islam serat Pendidikan Islam.
Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadah, aspek moral,
aspek mistisisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek kebudayaan dan
sebagainya.
Selain sebagai ajaran yang berkenaan di berbagai bidang kehidupan
dengan ciri-ciri yang khas tersebut islam juga telah tampil sebagai sebuah
disiplin ilmu yaitu ilmu keislaman menurut peraturan menteri agama
republik indonesia tahun 1985 bahwa yang termasuk disiplin ilmu
keislaman adalah Al-quran / Tafsir,Hadist/Ilmu hadist,ilmu
kalam,filsafat,tasawuf,hukum islam (fikih) sejarah kebudayaan
islam,serta pendidikan.
12
lagi ayat Al-quran yang berbunyi dan bersihkanlah pakaianmu dan
tinggalkan lah segala kotoran (QS Al-Mudatsir, 74 : 4-5). Dapat kita
simpulkan dalam surat Al-mudatsir ayat 4-5 perintah tersebut
perkesinambungan dengan perintah menyampaikan agama dan
membesarkan nama Allah.
Menurut beliau, tidak semua aspek agama khususnya Islam dapat menjadi
obyek studi. Dalam konteks studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari
Islam yang dapat menjadi obyek studi, yaitu:
1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya
sudah final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi
manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang
terhadap doktrin agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat Islam.
13
masyarakat pada umumnya. Wilayah praktik ini umumnya tanpa melalui
klarifikasi dan penjernihan teoritik keilmuan yang dipentingkan di sini
adalah pengalaman.
2. Wilayah teori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika
dan metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai
bidang kajiannya masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini
sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah “teori-teori” keilmuan
agama Islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau teks-teks wahyu ,
maupun secara induktif dari praktek-praktek keagamaan yang hidup
dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in maupun sepanjang
sejarah perkembangan masyarakat muslim dimanapun mereka berada.
3. Telaah teoritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap
sejarah perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh
kalangan ilmuan dan ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga
yang kompleks dan sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi
oleh filsafat ilmu-ilmu keislaman.
c. M. Atho’ Mudzhar
Sedangkan menurut M. Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian
Islam adalah substansi ajaran-ajaran Islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf.
Dalam aspek ini agama lebih bersifat penelitian budaya hal ini mengingat
bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam ini merupakan salah satu bentuk doktrin
yang dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah melalui
proses penawaran dan perenungan.6
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka studi Islam adalah usaha untuk
mempelajari tentang agama Islam. Yang memiliki ruang lingkup secara garis
besar dalam penelitian agama meliputi kajian tentang Tuhan, kitab suci, etika,
dan moralitas serta organisasi keagamaan dan pemasalahan kontemporer.
6
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta;Teras, 2009), hlm. 5-9.
14
2. Studi islam dilaksanakan atas asumsi bahwa sebenarnya agama diturunkan
Allah adalah untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan
pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat manusia
dimuka bumi ini. Allah telah menurunkan ajaran islam sejak fase awal dari
pertumbuhan dan perkembangan akal dan budi daya manusia tersebut.
3. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam
yang asli dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam
pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban islam sepanjang
sejarah.
4. Bahwasannya pokok-pokok isi ajaran Islam ini sesuai dengan fitrah manusia
(potensi dasar). Dari potensi fitrah inilah manusia mampu mengatur dan
menyusun suatu sistem kehidupan. Dengan kata lain, pokok-pokok isi ajaran
5. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang
tetap abadi dan dinamis.
6. Agama islam sebagai agama samawi terakhir yang membawa ajaran-ajaran
yang bersifat final dan mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan
manusia, menjawab tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman. Sumber
dasar ajaran agama islam tetap aktual dan fungsional terhadap permasalahan
hidup dan tantangan serta tuntutan perkembangan.
7. Untuk mempelajari secara mendalam prisnip-prinsip dan nilai-nilai dasar
ajaran islam dan bagaimana realisasinya dalam mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman
modern.
8. Didalam era global umat manusia semakin membutuhkan nilai-nilai dan
norma-norma yang bersifat universal yang diterima oleh semua umat
manusia untuk mengontrol dan mengendalikan perkembangan, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, serta factor dinamika
lainnya dari system budaya dan peradaban manusia modern menuju kondisi
kehidupan yang adil dan makmur.7
Jadi, fungsi studi Islam disini adalah untuk mendalami hal-hal yang
7
Rosihon Anwar dkk, Pengantar Studi Islam, (Bandung; Pustaka Setia, 2009), hlm. 33-37.
15
berkaitan dengan ajaran islam yang asli, serta untuk menentukan sesuatu
yang harus dilakukan menurut tujuan studi islam yang paling mendasar.
16
ditransformasikan secara baik dan menjadikan landasan kehidupan dalam
berprilaku tanpa melepaskan kerangka normatif. Elemen dasar keislaman
yang harus dijadikan pegangan:
Pertama, islam sebagai dogma juga merupakan pengalaman universal dan
kemanusiaan. Oleh karena itu sasaran studi islam diarahkan pada aspek-
aspek praktik dan empirik yang memuat nilai-nilai keagamaan agar dijadikan
pijakan.
Kedua, islam tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah mati, tetapi
orientasi utama adalah sekarang. Dengan demikian sasaran studi islam
diarahkan pada pemahaman terhadap sumber-sumber ajaran islam, pokok-
pokok ajaran islam sejarah islam dan aplikasinya dalam kehidupan. Oleh
karena itu studi islam dapat mempertegas dan memperjelas wilayah agama
yang tidak bisa dianalisis dengan kajian empiris yang kebenarannya relatif.
17
Fista (Mesir) dipelopori oleh Abd Allah bin Amr bin ‘Ash.9
Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di ibukota Negara, yaitu
Bagdad. Di Istana Bani Abbas pada zaman al-Makmun (813-933), putra Harun
al-Rosid, didirikan bait al-Hikmah, yang dipelopori oleh khalifah sebagi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dengan wajah ganda: sebagai perpustakaan
serta sebagai lembaga pendidikan (sekolah) dan penerjemahan karya-karya
Yunani kuno ke dalam bahasa Arab untuk melakukan akselerasi pengembangan
ilmu pengetahuan.10
Studi Islam sekarang ini berkembang hamper di seluruh Negara di dunia, baik di
Dunia Islam maupun bukan Negara Islam. Di Dunia Islam terdapat pusat-pusat
studi Islam; seperti Universitas al-Azhar di Mesir dari Universitas Ummul Qura
di Arab Saudi. Di Teheran didirikan Universitas Teheran. Di Universitas ini, studi
Islam dilakukan dalam satu fakultas yang disebut Kulliyat IIahiyat (Fakultas
Agama ). Di Universitas Damaskus (Siria), Studi Islam ditampung dalam Kuliyat
al-Syiri’ah (Fakultas Syari’ah) yang didalamnya terdapat program studi
ushuludin, tasawuf, dan sejenisnya.
9
Zaini Muhtarom, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta; Departemen Agama RI, 1986), hlm. 71.
10
Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta; UI Press, 1985), hlm. 68.
11
Atang Abd, Metodologi Studi Islam, (Bndung; PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 9-12.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karakteristik ajaran Islam secara dominan ditandai oleh pendekatan normatif,
historis, dan filosofis. Ajaran Islam memiliki ciri-ciri yang secara kesuluruhan
amat ideal. Islam agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi terbuka,
kebersamaan, egaliter, kerja keras yang bermutu, demokratis, adil, seimbang
antara urusan dunia dan akherat. Islam memiliki kepekaan terhadap masalah-
masalah sosial kemasyarakatan. Islam dalam kesehatan mengutamakan
pencegahan dari pada penyenmbuhan. Bidang kesehatan memperhatikan segi
kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal, dan lingkungan. Islam juga
tampil sebagai disiplin ilmu, yaitu ilmu keislaman dengan berbagai cabangnya.
Karakteristik Islam yang demikian ideal itu tampak masih belum seluruhnya
diketahui dan diamalkan. Antara ajaran Islam yang ideal dan kenyatan umatnya
masih ada kesenjangan. Hal ini memerlukan pemecahan, antar lain dengan
19
merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam memahami Islam.
Karakter studi islam adalah karakter yang bersifat komprehensif dan menyeluruh.
Dikatakan demikian, karena studi islam tidak hanya dioreintasikan pada kajian
teologis semata melainkan mengarah pada seluruh aspek yang mereprensentasi
sebutan islam.
Fungsi studi islam adalah untuk mendalami hal-hal yang berkaitan dengan ajaran
islam yang asli, serta untuk menentukan sesuatu yang harus dilakukan menurut
tujuan studi islam yang paling mendasar.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Rosihon dkk, 2009, Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung. Nasution
Harun, 1985, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, UI Press, Jakarta.
Muhtarom Zaini, 1986, Sejarah Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Jakarta.
Musa, Muhammad Yusuf, 1991. “Pengantar Studi Fikih Islam”. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
20
Direktorat Jederal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, 1990. Jejak Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta: Depdikbud
Pertanyaan I
- Jelaskan aspek-aspek Islam dalam bidang lainnya! (Wahyuni Nirma Utami)
- Menurut H.M Quraish Shihab, apa yang dimaksud dengan fanatisme buta?
(Siti Julaikha)
Pertanyaan II
- Apa yang dimaksud dengan filosofi sofistik? (Sella)
- Menurut pandangan kelompok I, apakah yang dimaksud dengan disiplin ilmu?
(Veira Septiani)
- Apakah tujuan studi Islam ? (Yosiana)
- Jelaskan mengenai peran penting Islam dalam ajaran Ilmu Al-Qur’an dan
Hadits! (Triana)
- Jelaskan tentang berkembangnya Islam dan dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari! ( Siti Julaikha)
Pertanyaan III
21
- Jelaskan tentang maksud hubungan muamalah dalam bidang ibadah lebih
diutamakan! (Tya Wardah)
- Mengapa Islam dan kebudayaannya turun temurun? (Siti Nur Jannah)
- Jelaskan Surat An-Nisa ayat 156! (Vina Widianti)
22