Disusun oleh :
Kelas 1. J
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya tugas mata kuliah Perundang-undangan Sosial ini dapat kami selesaikan
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
lanjut usia yang hidup dalam situasi dan kondisi yang memprihatinkan dimana kenyataan
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari semua pihak agar menjadi
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan …………………………………………………………………
b. Kritik dan Saran …………………………………………………………………
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
III. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab adanya lansia tunawisma.
2. Untuk mengetahui upaya dan peranan Pemerintah dalam menanggulangi
lansia tunawisma.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam upaya
penanggulangan lansia tunawisma.
4. Untuk mengetahui kaitan UUD 1945 dengan keyataan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Lansia
Lansia Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun keatas.
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu
fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil,
mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia,
perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi
rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan),
psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan
mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya
perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan
berpenghasilan) menjadi kemunduran.
2. Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau
macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada
lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan
menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau
menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat.
Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.
3.
4. Pengertian Tunawisna
5. Hasil Wawancara
a. Pelaksanaan:
Hari : Rabu, 20 Februari 2013
Waktu : 11.00 – 11.25 WIB
Tempat : Alun-alun Kota Bandung
Klien : H. AS
Pekerjaan : Pemulung Botol Bekas
Umur : 75 Tahun.
Rabu, 20 Februari 2013 kami menyusuri sekitar alun-alun Masjid Agung Provinsi
Jawa Barat untuk menemui seorang pemulung lanjut usia yang akan kita ajak berinterkasi
berkaitan dengan kisah kehidupannya. Pukul 10:00 WIB kami sampai di lokasi, sambil
berjalan memengang kantong kresek yang didalam nya berisi nasi bungkus dan air
mineral kami mencoba mulai mencari target (klien). Kami coba mencari tahu keberadaan
klien dengan berjalan mengelilingi area tersebut. Tampaknya di lokasi tersebut tidak ada
aktivitas para pemulung seperti biasanya. Kemudian kami mencari tahu apa sebabnya,
setelah beberapa menit akhirnya kami tahu bahwa hari ini ada pengajian di masjid agung,
maka dari aparat Satual Polisi Pamong Praja (SatPolPP) mensteriilkannya dari para
pengemis dan gelandangan.
Saat kami bertanya perihal keinginannya di masa tua,beliau pun menjawab sebenarnya
beliau ingin berkumpul bersama keluarga di Kalimantan dan beristirahat menikmati masa
tuanya, namun terkendala oleh dana yang belum memadai untuk menyambangi anak-
anaknya di kelimantan.
Beliau tidak hanya memulung botol-botol bekas namun juga sebagai mata-mata karena di
sekitar masjid masih banyak para pedagang asongan dengan tangan jahilnya mengambil
sandal para jamaah masjid,banyak juga para jamaah yang kehilangan handphone dan
dengan jujurnya beliau mengembalikan kepada pengurus masjid,dan pengurus masjid
akan menyiarkan berita kahilangan,hidup jujur merupakan kunci kesuksesan
seseorang,ujarnya.
Setelah puas kami bertanya dan kami rasa hari semakin panas,kami akhiri perbincangan
kami dengan pak anwar,tak lupa kami meminta dokumentasi sebagai bukti kegiatan
kami.
B. Undang-undang Lansia
Yang menjadi dasar pertimbangan dalam undang-undang ini, antara lain adalah ”bahwa
pelaksanaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi
sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapah hidup makin meningkat,
sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah”.
Asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia adalah keimanan, dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kekeluargaan, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
dalam perikehidupan. Dengan arah agar lanjut usia tetap dapat diberdayakan sehingga
berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi kearifan,
pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta
terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraannya.
Selanjutnya tujuan dari semua itu adalah untuk memperpanjang usia harapan hidup dan
masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem
nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak
untuk meningkatkan kesejahteraan yang meliputi :
• perlindungan sosial
• bantuan sosial
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, antara lain adalah pembangunan sarana
ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia.
b. Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya penyembuhan
(kuratif), diperluas pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik.
d. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan
administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk seumur
hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah,
pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi,
pembayaran pajak, pembelian tiket untuk tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk
khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para
lanjut usia. Selain itu juga diatur dalam penyediaan aksesibilitas lanjut usia pada
bangunan umum, jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan umum.
Ketentuan mengenai pemberian kemudahan dalam melakukan perjalanan diatur lebih
lanjut oleh Menteri sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
3. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut Usia.
a. Keanggotaan Komisi Lanjut Usia terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat yang
berjumlah paling banyak 25 orang.
Berbagai macam program/kegiatan di bidang pelayanan sosial lanjut usia baik melalui
dana APBD maupun APBN yang selama ini telah dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi
DIY, antara lain:
Daftar Pustaka
1. Fahrudin,Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. PT Refika
Aditama.Bandung.
2. www.dpr.go.id/uu/uu1998/UU_1998_13.pdf
di akses pada tanggal 28 Februari 2013 pukul 11.05 WIB.
3. http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=621
di akses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 16.52 WIB.