Anda di halaman 1dari 17

1.

Analisis market surfey

Saat ini permintaan konsumen mengenai bedak padat yang dapat melindungi wajah
dari sinar UV dan dapat menyerap keringat seiring kemajuan zaman dan banyak kosmetik
yang mengandung bahan berbahaya sehingga berdampak pada banyaknya remaja yang
mengalami penuaan dini dan memiliki garis kerut di wajah sehingga permintaan bedak
padat yang dapat mengatasi pemasalahan di atas sangat tinggi. Oleh karena itu ada peluang
untuk membuat sediaan bedak padat yng mengandung SPF dan antioksidan serta
menyamarkan tanda – tanda penuaan dini.

2. Spesifikasi produk

Disini kami ingin membuat bedak padat two way cake bedak dengan paduan
foundation untuk kulit kering dan mengandung SPF yang dapat menyamarkan pori dan
garis kerut serta mengandung anti oksidan yang melindungi dari radikal bebas sehingga
dapat dipakai oleh semua kalangan baik remaja atau ibu – ibu. Bedak ini juga mengandung
oil absorber powder untuk menyerap keringat . kami membuat sediaan kosmetik bedak
padat dengan tujuan memudahkan konsumen dalam pemakaian karena tidak mudah tumpah
dibanding bedak tabur dan mudah di bawa kemana –mana .

3. Komponen bahannya
1. Bahan pengisi
a. Talk

Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini merupakan
bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat yang sangat luar biasa adalah
mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah. Untuk bedak wajah talk harus putih
dan tidak berbau dengan rasa halus. Tentu saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini
adalah yang paling dibutuhkan.
Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling tidak
98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak lebih besar dari 74 mikro ) talk
termikronisasi sekarang sudah tersedia di mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi
beberapa mikron. Penggunaan dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai
massa besar yang diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk,
karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir.
b. Zink oxide dan Titanium Dioxide

Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak wajah : zink
oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini dapat menghasilkan
efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu sedikit membuat bedak tidak
dapat menempel pada tubuh.
Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu
menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan kulit kering.
c. Kaolin

Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar harus
dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak murni dan partikel
kasar.
Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3
kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama ( Al2O3. 2SiO2.2H2O)
dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite.Karena kaolin higroskopis
penggunaannya pada bedak wajah umumnya tidak melebihi 25%.

d. Magnesium carbonat
Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuatnya umum digunakan dalam bahan
penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat absorben yang baik dan terbukti
memiliki sifat mendistribusi parfum yang baik. Kerapatannya adalah bagian dari lapisan
magnesium karbonat, kualitas yang mana memberikan perkembangan pada tipe kehalusan
dari bedak.
e. Logam stearat

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering
digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki kualitas yang
tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak diinginkan.
Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat adhesif dan
anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek jerawat pada
kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada
bedak wajah.
f. Asam askorbat
Manfaat terbesar vitamin C pada kesehatan kulit adalah kemampuannya membantu
pembentukan kolagen. Vitamin C mengandung asam askorbat yang merupakan kunci utama
untuk memproduksi kolagen sebagai protein untuk membuat kulit tetap sehat dan tak
gampang kendur. Kolagen bersama dengan elastin akan menjaga kulit tetap sehat. Kolagen
menghasilkan kekenyalan dan kekuatan kulit, sementara elastin menghasilkan kelenturan.
vitamin C juga menjadi sumber antioksidan yang menetralkan radikal bebas di kulit.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kandungan asam askorbat 2-fosfat yang dibawa
vitamin C tidak hanya menetralisasi radikal bebas, tapi juga memerbaiki kerusakan DNA.

g. Prophyl paraben dan metil paraben


penggunaan bahan paraben yaitu nama dagang dari 4-Hydroxybenzoic acid, its salt
and esters dengan nomor ACD 12 di daftar pengawet. Dijelaskan bahwa ester adalah
methyl, ethyl, propyl, isopropyl, butyl, isobutyl, dan phenyl. Kadar maksimumnya 0,4
persen (asam) untuk ester tunggal serta 0,8 persen (asam) untuk ester campuran yang
ditambahkan kedalam sediaan kosmetik dengan tujuan utama untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme .

h. Fragrance
Sebagai pengharum. Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang
digunakan dalam bedak wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki
peranan yang penting dalam kemampuan penjualan dari produk. Penggunaan parfum yang
cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang sangat luas dari
padatan bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan bahan-bahan dasar lainnya. Jika
bahan dasar merupakan bahan-bahan yang halus, wangi yang dipilih akan lebih sedikit
daripada masalah dalam penyelesaian formulasi bedak wajah.Ini sangat penting bahwa
parfum yang digunakan harus tidak mengiritasi, stabil pada kondisi basa lemah dan tidak
mengalami oksidasi atau menguap dengan cepat. Pengharum harus tercampurkan dengan
semua bahan penyusun bedak karena masalah dengan keasaman, heterogen dari bau dan
diskolorasi dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak cocok.
2. Bahan pengikat

Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah bervariasi dan
banyak. Oleh karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan :

1. Pengikat kering

Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah didiskusikan
dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering dibutuhkan untuk
meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat.

2. Pengikat minyak

Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan lanolin, dapat sangat
berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat. Mereka ditemukan digunakan
secara luas dalam banyak formula bedak padat.

3. Pengikat larut air

Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah larutan gum
seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik seperti PVP
(Polyvinylpyrolidone) metil selulosa, karboksil metil selulosa juga telah digunakan
dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam medium gum dan berguna dalam semua
larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri.

4. Pengikat tidak larut air

Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak mineral,
lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur dengan
jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan bedak padat yang halus dan
kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk menyeragamkan distribusi
kelembaban bedak.
5. Pengikat emulsi

Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air


dalam bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang
digunakan dengan luas. Seperti emulsi yang mengizinkan distribusi yang seragam baik
pada fase minyak maupun fase air, yang mana penting dalam kepuasan pengempaan
serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan kehilangan kelembaban secepat pengikat
tidak larut air, penggunaannya mengizinkan prosedur pembuatan yang lebih halus.
Penggunaan dari minyak dalam bentuk emulsi bermaksud untuk mencegah
penggumpalan yang dapat muncul ketika minyak tunggal digunakan sebagai pengikat
dalam bedak wajah.
BAB III

METODOLOGI KERJA

1.1 FORMULASI

Bahan Fungsi %
Talk Pelicin 57
Zinc oxyde Penyamar noda & pengikat 10
Kaolin Menyejukkan kulit 20
Titanium Dioxide Uv filter 3
Magnesium carbonate Penyerap keringat dan 5
minyak
asam askorbat Antioksidan 0,05

Metil Paraben Pengawet 0,2


Prophyl Paraben Pengawet 0,1
Pengikat Pengikat Qs
Fragnace Pengharum 0,2
Yellow iron oxyde Pewarna 0,5
Magnesium stearat 5

Formula Bahan Pengikat Tipe Emulsi

Bahan Jumlah (%)


Mineral Oil (Parafin Liq) 2
Lanolin 3
Cetil Alkohol 4
TEA 1
CMC Na 1
Alkohol 4
Glycerol 2
Air 83
1.2. Perhitungan bahan

a. compact powder

60
1. talk = 100 𝑥 12 𝑔 = 7,2 𝑔

10
2. zink oxide = 100 𝑥 12 𝑔 = 1,2 𝑔

20
3. kaolin = 100 𝑥 12 𝑔 = 2,4 𝑔

3
4. titanium dioxide = 𝑥 12 𝑔 = 0,36 𝑔
100

5
5. magnesium karbonat =100 𝑥 12 𝑔 = 0,6 𝑔

0,05
6.asam askorbat = 𝑥 12 𝑔 = 0,006 𝑔
100

0,2
7. metil paraben = 100 𝑥 12 𝑔 = 0,024 𝑔

0,1
8. prophyl paraben = 100 𝑥 12 𝑔 = 0,012 g

b. pengikat emulsi

2
1. parafin liquid = 100 𝑥 10 𝑚𝑙 = 0,2 ml

3
2. lanolin =100 𝑥 10 𝑚𝑙 = 0,3 ml

4
3. cetil alkohol = 100 𝑥 10 𝑚𝑙 = 0,4 ml

1
4. CMC Na = 100 𝑥 10 𝑚𝑙 = 0,1 g

Air untuk CMC Na = 0,1 x 7 = 0,7 ml

4
5. alkohol =100 𝑥 10 𝑚𝑙 = 0,4 ml

2
6. gliseryn =100 𝑥 10 𝑚𝑙 = 0,2 ml

83
7. air =100 𝑥 10 𝑚𝑙 = 8,3 ml
1
8. TEA = 100 𝑥 10 𝑚𝑙 = 0,1 ml

1.3 . alat dan bahan

Alat Jumlah Bahan


Mortir dan stamfer 2 Talk
Gelas ukur 10 ml 2 Zinc oxyde
Cawan penguap 1 Kaolin
Batang pengaduk 1 Titanium Dioxide
Sudip 2 Magnesium carbonate
Beaker glass 2 asam askorbat
Anak timbang Metil Paraben

Perkamen Prophyl Paraben

Pipet Parafin liquid


Cetil alkohol
Lanolin
Gliserin / propilen glikol
Alkohol
CMC Na

1.4 . prosedur kerja


1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang semua bahan lalu letakkan di perkamen
3. Buat mucilago  masukkan 0,7 ml air panas kedalam mortir (+) 0,1 g CMC Na 
gerus ad homogen
4. kemudian masukkan parafin liquid,lanolin, setil alkohol ke dalam cawan penguap lalu
lebur sampai melebur sempurna
5. masukkan leburan (4) ke dalam mucilago (3) gerus ad homogen tambahkan alkohol ,
gliserin
6. Kemudian Basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur di dalam mortir gerus ad
homogen
7. Tambahkan larutan pengikat ke dalam campuran serbuk (6 )
8. campur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.

1.5.Evaluasi
1.5.1. Shade control dan Lighting
Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapi pada dasarnya melibatkan dua
prosedur :
1. perbandingan penampilan bedak suatu baku ketika diratakan pada suatu latar belakang
(warna kulit wajah).
2. mengevaluasi warna adalah dengan membandingkan pada warna standard warna kulit
wajah. Harus ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade control,
dan juga cara pemakaian dan evaluasi konsumen.
Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari warna bedak
memudar.
1.5.2. Dispersi Warna
menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika
terdapat ketidak seragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh
pengembangan warna maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.

1.5.3. Pay Off


Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit.
1. Jika tekanan pada cake terlalu besar, bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu
bersih dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan
terhadap tekanan.
2. Jika tekanannya terlalu rendah, cake akan menjadi lembek dan mempunyai
kecenderungan menjadi remuk dan pecah.
1.5.4. Uji Tekanan
Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan adanya
kantung-kantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah. Keseragaman dan
kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan penetrometer. Pemeriksaan pada
table sebaiknya diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan bahwa produk cukup
keras dan tekanan yang diberikan seragam.
1.5.5. Tes Keretakan8
Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah
adalah dengan menjatuhkan bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada
ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa
kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak
memuaskan.
1.6.Monografi
a. Talkum
Pemerian : Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih
kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari
butiran debu.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkalis, pelarut
organic dan air.
Fungsi : Pengisi
Stabilitas : -
Keamanan : -

b. Titanium dioksida
Pemerian : Serbuk berwarna putih
Kelarutan : Tidak larut dalam HCl, HNO3 dan aquaregia, tetapi larut
dalam asam sulfat pekat membentuk titanium sulfat
(TiSO4)
Fungsi : Pewarna opaque
Stabilitas : .
Keamanan : .
a.

d. Kaolin
Pemerian : Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran
kasar,tidak atau hampir tidak berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral.
Fungsi : Pengisi, pelincir, absorben.
Stabilitas : -
Keamanan : -
e. Zinc stearat
Pemerian : Berupa serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah
khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol,dalam ethanol 95%
dan dalam eter. Sangat larut dalam benzene panas dan
ethanol (95%) panas.
Fungsi : Lubrikan
Stabilitas : Tidak tercampurkan dengan asam kuat, garam alkali dan
besi.
Keamanan :
f.

f. Iron oxide bk (lacFerroso ferric oxide, iron (II,III) oxide)


Iron oxide yellow (Hydrated ferric oxide, hydrated iron (III) oxide)
Iron oxide red (Iron sesquioxide, anhydrous ferric oxide, anhydrous iron (III) oxide)
Pemerian : Serbuk
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam pelarut organic, larut
dalam
Fungsi : Coloring agent
Stabilitas : -
Keamanan : -

g. Methyl paraben
Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3.5 bagian etanol(95%) dan dalam3 bagian aseton
P, mdah larut dalam eter P dan dalam larutan
alkalihidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas
dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas. Jika
didinginkan larutan tetap jernih
Fungsi : Pengawet
Stabilitas : -
Keamanan : -
h.

g. Prophyl paraben
Pemerian : Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam air panas dan dalam
etanol
Fungsi : Pengawet
Stabilitas : -
Keamanan : -

h. Parafin Liq.
Pemerian : Transparan, tidak berwarna, cairan berminyak yang
viskos, tidak berfluoresensi pada siang hari. Tidak berasa,
tidak berbau saat dingin. Memiliki sedikit bau petroleum
saat dipanaskan.
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol 95%, gliserindan air.
Larut di dalam aseton, benzena, kloroform, karbon
disulfida, eter dan pertroleum eter. Larut dalam minyak
menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak
hangat.
Fungsi : Basis minyak, emollient, lubrikan
Stabilitas : Terkena cahaya dan panas secara langsung akan
teroksidasi
Keamanan : -

i. Lanolin/ Adeps lanae


Pemerian : Zat serupa lemak, liat, kuning muda atau kuning
pucat,agak tembus cahaya bau lemah dank has
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sukarlarut dalam etanol 95%
Fungsi : Basis krim
Stabilitas : Terhadap pemanasan, bakteri dan sinar matahari.
Keamanan : -

j. Cetil Alkohol
Pemerian : Massa berwarna putih atau krem, atau serpihan atau granul
yang berwarna hampir putih. Memiliki bau khas amis
yang sangat lemah. Pada pemanasan meleleh menjadi
cairan jernih tidak berwarna atau kuning pucat.
Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) dan minyak, tidak larut dalam
air.
Fungsi : Basis fase minyak/ Surfaktan anionik.
Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan normal. Simpan di
tempat tertutup., dingin dan kering.
Keamanan : -

k. TEA-Lauryl sulfat
Pemerian : Larutan
Kelarutan : Larut dalam air dingin.
Fungsi : Surfaktan
Stabilitas : -
Keamanan : -

l. Alkohol (etanol)
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudahmenguap.
Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Bercampur dengan air, kloroform P dan dalam eter P
Fungsi : Pelarut, zat tambahan
Stabilitas : -
Keamanan : -

m. Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau
manis diikuti rasa hangat; higroskopik.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam minyak lemak.
Fungsi : Zat tambahan
Stabilitas : -
Keamanan : -
n. Air

Aquadest merupakan air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi,


perlakuan menggunakan penukar ion, osmosi balik, atau proses lain yang sesuai.
Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum, tidak mengandung zat
tambahan lain.
Pemerian : Berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : Bercampur dengan larutan polar.
Fungsi : Pelarut
Stabilitas : -

o. Asam askorbat
Asam askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% C6H8O6
Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa asam.
Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering mantap di
udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis
tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzen P.
Fungsi : Antioksidan
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Evaluasi Hasil
Warna Coklat
Bau Lavender
Homogenitas Homogen
Keretakan Mudah retak
Pay Off Sukar menempel pada spon

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini, dibuat sediaan bedak padat, yang memiliki spesifikasi bedak
padat two way cake bedak dengan paduan foundation untuk kulit kering dan mengandung
SPF yang dapat menyamarkan pori dan garis kerut serta mengandung anti oksidan yang
melindungi dari radikal bebas sehingga dapat dipakai oleh semua kalangan baik remaja atau
ibu – ibu. Bedak ini juga mengandung oil absorber powder untuk menyerap keringat . kami
membuat sediaan kosmetik bedak padat dengan tujuan memudahkan konsumen dalam
pemakaian karena tidak mudah tumpah dibanding bedak tabur dan mudah di bawa kemana
–mana .
Komposisi formulasi sediaan ini adalah Talk, Zinc oxyde, Kaolin, Titanium Dioxide,
Magnesium carbonate, asam askorbat, Metil Paraben, Prophyl Paraben, Pengikat , Fragnace,
Yellow iron oxyde, Magnesium stearat. Sedangkan pengikat yang digunakan adalah tipe
emulsi yang komposisinya adalah Mineral Oil (Parafin Liq), Lanolin, Cetil Alkohol, TEA,
CMC Na, Alkohol, Glycerol,Air.
Proses pembuatannya adalah membuat pengikat emulsi dengan cara, mengembangkan
CMC Na dan digerus sampai terbentuk mucilago, parafin liq, lanolin, cetil alkohol di
leburkan diatas watrbath. Setelah itu dimasukkan kedalam mucilago gerus ad homogen dan
ditambahkan alkohol, gliserol, TEA.
Setelah itu, disiapkan bahan dasar Talk, Zinc oxyde, Kaolin, Titanium Dioxide,
Magnesium carbonate, asam askorbat, Metil Paraben, Prophyl Paraben, Pengikat , Fragnace,
Yellow iron oxyde, Magnesium stearat, sampai homogen selanjutnya ditambahkan larutan
pengikat secukupnya digerus ada homogen. Kemudian dilakukan kempa lembek, dan
dikeringkan.
Hasil yang didapat, bedak susah dioleskan pada spon, lepas dari tempat bedaknya, dan
mudah retak. Bedak susah dioleskan mungkin dikarenakan terlalu banyak kaolin yang
bersifat adsorben yang akhirnya susah untuk dioleskan, dan kemungkinan lain adalah
pengempaan terlalu banyak tekanan sehingga mengakibatkan susah menempel pada spon.
Bedak lepas dari tempatnya ini dikarenakan kurangnya magnesium stearat sehingga
sifat adhesifnya yang dapat melekatkan kurang dan tidak dapat melekat lebih lama. Dan
juga ini bisa disebabkan terlalu banyak pengikat yang dicampurkan, sehingga terlalu
lembek, serta adanya interaksi dengan asam askorbat sehingga dapat mengurangi dan
menghilangkan daya adhesif dari Mg Stearat ( HPE). Bedak mudah retak ini dikarenakan,
kurangnya bahan pengompak bedak zink oxide dan titanium oxide.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil yang didapatkan dari praktikum adalah, sediaan bedak padat belum sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan.

5.2 Saran

Saran yang disampaikan adalah

1. Menggunakan metode pengempaan yang lain


2. Menggunakan alat pengempa mesin

Anda mungkin juga menyukai