Makalah Sains Dalam Keperawatan
Makalah Sains Dalam Keperawatan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Florance Nightingale
Dalam tulisannya notes on nursing: what it is and what it is not, Florence
Nightingale mendirikan filosofi keperawatan pertama berdasarkan perawatan dan
perbaikan kesehatan (nightingale, 1860). Pandangan beliau mengenai keperawatan
timbul dari filosofi spiritual yang tumbuh pada masa remaja dan dewasanya (macrae,
1995) dan menggambarkan perubahan dalam kebutuhan masyarakat. Beliau
memandang peran keperawatan sebagai “tugas menjaga kesehatan seseorang”
berdasarkan pengetahuan “bagaimana membuat tubuh berada dalam keadaan yang
bebas penyakit atau untuk sembuh dari penyakit”. Pada tahun yang sama, beliau
mendirikan program pertama yang terorganisasi untuk melatih perawat yaitu
Nightingale Ttraining School for Nurses di rumah sakit ST. Thomas di kota London.
Nightingale merupakan perawat ahli epidemologi pertama yang melakukan praktik.
Analisis statistiknya menunjukan hubungan antara sanitasi yang buruk dengan kolera
dan disentri. Beliau memandang keperawatan sebagai pencarian kebenaran dalam
menemukan jawaban dari persoalan pertanyaan kesehatan dengan menggunakan
hokum kesehatan milik tuhan dalam praktik keperawatan.
Pada tahun 1853, nightingale menuju paris untuk belajar bersama dengan sister of
charity dan selanjutnya ditunjuk sebagai pengawas rumah sakit umum Inggris di Turki.
Pada periode ini, Nightingale membuat perubahan dalam praktik hygiene, sanitasi dan
praktik keperawatan. Beliau menjadi relawan saat perang Crimean tahun 1853 dan
mengunjungi rumah sakit dimedan perang pada malam hari dengan membawa lampu ia
kemudian dikenal sebagai “lady with the lamp”. Fasilitas dasar, sanitasi dan nutrisi
pada rumah sakit dimedan perang sangat buruk. Akhirnya beliau ditugaskan untuk
mengatur dan memperbaiki kualitas dari fasilitas sanitasi. Sebagai hasilnya, angka
kematian pada rumah sakit barracks di scutari turki menurun dari 42,7% menjadi 2,2%
dalam 6 bulan.
Usaha Florance Nightingale merupakan model awal keperawatan. Meleis (2006)
menyebutkan bahwa konsep Florance Nightingale tentang lingkungan berfokus pada
pelayanan keperawatan dan sarannya bahwa perawat tidak perlu mengetahui semua
tentang proses penyakit yang merupakan awal usaha untuk membedakan antara
keperawatan dan kedokteran.
1
Florance Nightingale tidak melihat keperawatan sebagai batasan administrasi
medikasi dan pengobatan, tetapi lebih sebagai penyedia udara segar, pencahayaan,
kehangatan, sanitasi, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat. Melalui observasi dan
kumpulan data, Nightingale menghubungkan status kesehatan klien dengan factor
lingkungan, diawali dengan perbaikan hygiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Teori diskriptif Nightingale memberikan perawat cara berpikir tentang klien dan
lingkungannya. Catatan dan tulisan Nightingale membantu perawat melayani klien.
Prinsipnya termasuk area praktik, penelitian dan edukasi. Yang terpenting, konsep dan
prinsipnya membentuk dan menjelaskan praktik keperawatan. Nightingale
mengajarkan dan menggunakan proses keperawatan, menyatakan bahwa “observasi
penting bukan untuk membantu mengumpulkan berbagai informasi atau fakta, tetapi
untuk membantu keamanan hidup dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan”.
Ilmu keperawatan adalah Rangkaian teori dan praktek yang bertujuan dalam
peningkatan kualitas pelayanan pada klien. Mendalami ilmu dan mempelajarinya
berarti membekali diri dalam rangka memperkaya khasanah keilmuan tenang
Keperawatan, sehingga bisa dianalisis, dibuktikan dan dikembangkan dengan
parameter dalam ilmu kesehatan secara umum maupun secara khusus (ilmu
keperawatan). Integritas seorang perawat memerlukan effort dan pengorbanan yaitu
dengan cara mempelajari ilmu keperawatan dan mempraktekannya.
Keperawatan dikatakan sebuah profesi karena semua karakteristik profesi
semuanya ada dalam diri perawat, yaitu: (1) body of knowledge (tubuh pengetahuan),
2) penggunaan riset sebagai dasar pengembangan keperawatan, (3) adanya pendidikan
tinggi. Untuk memantapkan diri menjadi sebuah profesi yang kuat maka perlu
mengkokohkan dasar keilmuan/sains, didukung oleh bangunan etika dan moral yang
tersandar, dan dilingkupi oleh jaminan hukum yang pasti. Oleh karena itu, bangunan
keilmuan sains keperawatan harus selalu dikembangkan.
Menurut Florence, keperawatan adalah profesi untuk wanita dengan tujuan
menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan
pelayanan kesehatan. Ninghtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan
kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit. Tujuan
tindakan keperawatan adalah memelihara, mencegah infeksi dan cedera, memulihkan
dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan. Alasan
tindakan keperawatan yakni menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara
alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
2
dan luka. Konsep individu merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual yang lengkap dan berpotensi. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari
penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh. Konsep lingkungan
adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan
informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat denganapa yang
terjadi pada suatu saat jugadan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Konsep
keperawatan terus dikembangkan dan diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan
praktik keperawatan.
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam kegiatan praktik, penilitian dan
pengajaran, oleh karena itu, model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon
perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengoreksi
pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti: perawat sebagai pembantu
dokter. Oleh karena itu,model harus diperkenalkan kepeda perawat atau calon perawat
guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran yang
salah tentang profesi keperawatan seperti: perawat sebagai pembantu dokter.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini ialah :
1. Untuk mengetahui biografi dari Florence Nightingale?
2. Untuk mengetahui Teori dan Model Konsep Florence Nightingale?
3. Untuk mengetahui Asumsi Teori Florence Nightingale?
4. Untuk mengetahui Paradigma Florence Nightingale?
5. Untuk mengetahui Tinjauan Kritik Analisis Teori Florence Nightingle?
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
Gaya Interpenden
Mencakup suatu hubungaan dengan orang lain yang bertentang pada performa
dalam melakukan sistem yang membutuhkan pertolongan, kasih sayang dan
perhatian.
2. Konsep Model Florence Nightingale
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan
secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan
lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih
yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan
harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak
lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan
pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang
cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus
diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya.
Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual
dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan
secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan
keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila
dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan
tentang kondisi penyakitnya.
8
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau
cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat
memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik,
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,
sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat
harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-
kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada
umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah
sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan
secara khusus.
Hubungan Teori Florence Nightingale dengan Beberapa Konsep
1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
a. Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi
penyakit
b. Keperawatan
Berrtujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
c. Sehat / sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
d. Masyarakaat / lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya.
2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan
(lingkungan fisik, psikhis dan sosial).
9
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang
berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan
keseluruhan.
c. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :
Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
Ventilasi
Pembuangan sampah
Pencemaran lingkungan
Komunikasi sosial, dll
d. Diagnosa keperawatan
Berbagai maslah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
Penyesuaian terhadap lingkungan.
Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
e. Inplementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan,
perrtumbuhan dan perkembangan individu.
f. Evaluasi
g. Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
3. Hubungan teori Florencen Nightingale dengan teori-teori lain :
a. Teori adaptasi
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang
melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang
ada pada dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat
dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence Nightingale.
Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari
lingkungannya berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptif
atau mal adaptif.
b. Teori kebutuhan
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence
Nightingale, sebagai conoth kebuuthan oksigen dapat dipandang sebagai udara
10
segar, ventilasi dan kebutuhanlingkungan yang aman berhubungan dengan
saluran yang baik dan air yang bersih.
Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
c. Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan,
yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil
akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip
dalam mencapai keinginan atau kebutuhan.
Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga
individu tidak dapat mengatasi. Florence Nightingale, menekankan
penempatan pasien dalamlingkungan yang optimum sehingga akan
menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang gaduh, membangunkan
pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor yang
negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada
kemampuan koping individu.
12
2.4 Paradigma Keperawatan Menurut Florence Nightingale
Paradigma adalah pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang
ilmu pengetahuan (Kiesterman, 197). Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara
pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam
berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku ( konatif), Vardiansyah
(2010) dalam kamus filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigm
secara lebih sistematis. Lorens Bagus (2005: 779) paradigma keperawatan Florence
Nightingale berorientasi pada lingkungan. Dia percaya bahwa lingkungan pasien harus
diubah untuk memungkinkan alam untuk bertindak atas pasien (McKenna, 1997:
Nightingale, 1969). Paradigma memiliki pola dan cara pandang dasar, khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih tindakan mengenai
suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Dalam Alligood, (2006) Menurut
Nightingale ada 4 komponen paradigma keperawatan antara lain: manusia,
keperawatan, sehat-sakit (kesehatan) dan lingkungan.
1) Manusia
Manusia sebagai klien, yakni makhluk bio, psiko, sos, spiritual dan
tersusun darijasad (fisik) dan jiwa (roh). Komponen fisik adalah komponen yang
mempunyai wujud (dapat dilihat dan disentuh) dan membutuhkan sesuatu
untuk kelangsungan hidup seperti bernafas, makan, minum, eliminasi, berjalan,
melihat, mendengar, dan lain sebagainya.Komponen roh merupakan komponen
yang tak terwujud (tersirat, tesembunyi tapi ada) dan kita wajib meyakini
keberadaannya. Manusia mempunyai sifat yang unik dan berbeda - beda satu
dengan yang lainnya, mempunyai kebutuhan yang berbeda pula serta mengalami
tingkat perkembangan dan pertumbuhan.
Manusia sebagai klien yang bersifat keluarga (sekelompok individu) dan saling
berhubungan atau berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan atau
masyarakat. Manusia sebagai klien yang bersifat masyarakat akan memiliki
kemampuan individu yang dipengaruhi oleh fasilitas keseahatan (rumah sakit,
puskesmas, posyandu), pendidikan (sekolah, institusi, universitas), komunikasi
(langsung, tidak langsung, media), dan sosial (keyakinan, pandangan, proses
berubah).
2) Keperawatan
Keperawatan memberikan pelayanan kesehatan yang profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosial,
13
spiritual yan komprehensif yang ditunjukan kepada individu, kelompok, dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Perawat bertanggung jawab sepanjang kehidupan seseorang. Perawat
harus berpegang pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Bentuk pelayanan
yang diberikan bersifat promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif. Keperawatan
bertujuan membawa atau mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
3) Sehat-sakit (Kesehatan)
Kesehatan adalah karunia tuhan yang harus disyukuri, dipelajari, dilindungi,
dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus inverstasi serta modal
utama untuk berkarya dan beraktifitas serta produktif merupakan tujuan hidup
manusia. Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan
pokoknya sebagai umat manusia sesuai dengan tingkat dan derajat masing-masing.
Sehat yaitu individu yang mampu memanipulasi pengaruh lingkungan tanpa
menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak seimbangan pada
dirinya. Sehat adalah adanya keseimbangan komponen-komponen biologis,
psikologis, sosial budaya dan spritual individu. Sedangkan sakit adalah keadaan
yang disebabkan oleh berbagai macam dapat menimbulkan gangguan terhadap
susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi tubuh.
4) Lingkungan
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan
secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan
lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi
dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
bersihyang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam
ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Lingkungan dibuatsedemikian
rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya
sendiri. Tempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan srtres fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.Tidak
14
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan
tentang kondisi penyakitnya.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkunngan sosial terutama hubungan yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit. Lingkungan sosial selalu dibicarakan dalam hubungannya dengan
pasien yaitu lingkungan pasien yang secara menyeluruh.
15
BAB III
ANALISIS TEORI
3.1 Tinjauan Kritik
a. Kesederhanaan (Simplicity)
Teori Nightingale memuat tiga hubungan utama : environment terhadap pasien,
perawat terhadap environment, dan perawat terhadap pasien. Dia memandang
environment sebagai factor utama yang berperan kepada pasien yang menghasilkan
kondisi sakit, dan menganggap penyakit (desease) sebagai “The reactions of kindly
nature against the condition in which we have placed ourselves” (reaksi atas alam
yang menguntungkan terhadap kondisi dimana kita menempatkan diri kita).
Perawat sebagai pengatur environment dan sebagai actor pada pasien dijelaskan,
ketika nightingale mengatakan perawatan “ought to signfy the proper selection and
administration of diet-all at the least expence of vital power to the patient”.
Hubungan-hubungan ini diperluas dalam tulisan Notes of Nursing. Buku tersebut
disusun ke dalam bab-bab menyangkut komponen environment, seperti ventilasi,
kehangatan suhu (warmth), cahaya, noise, dan kebersihan. Hubungan antara
environment ini juga dijelaskan, ketiak Nightingale menulis. “without cleanliness,
within and without your house, ventilation is comparatively useless” (tanpa
kebersihan, di dalam maupun di luar rumah, ventilasi menjadi tidak bermanfaat).
Konsep-konsep dan hubungannya tersebut tidak bisa dikombinasikan untuk
memperbaiki simplicity; semuanya dalam bentuk hemat (econimical form) seperti
dikemukakan Nightingale. Berbagai diagram untuk teori tersebut telah diajukan,
berpendapat bahwa hal tersebut cukup sederhana dan logis untuk dibuatkan
representasi visualnya. Teori ini cenderung menuju deskripsi dan penjelasan
(explanation) disbanding berupa prediksi. Nightingale tidak bermaksud
membangun teori; tetapi untuk mendefinisikan ilmu perawatan dan seterusnya
menetapkan aturan umum untuk praktik dan pengembangan. Simplicity teori
tersebut perlu dan memang ada. (Arifuddin, dkk: 61)
b. Keumuman (Generality)
Teori Nightingale mencoba memberikan pedoman umum untuk semua perawat
di sepanjang waktu. Meskipun banyak dari petunjuk-petunjuk tertentunya tidak lagi
aplikabel, konsep-konsep umum, seperti hubungan antara perawat, pasien dan
environment, tetap masih berhubungan. Teori tersebut secara spesifik ditujukan
untuk perawat, yang didefinisikan sebagai wanita yang suatu saat berurusan dengan
16
kesehatan seseorang, dan tidak hanya terbatas pada perawat professional. Untuk
menunjukan kepada para pembacanya, teori yang diusulkan sangat luas dari yang
dibutuhkan. Keumuman (Generality) merupakan kriteria yang kita jumpai pada tori
Nightingale. (Arifuddin, dkk: 61-62)
c. Kesesuaian Empiris (Empirical Precision)
Konsep-konsep dan hubungan-hubungan dalam teori Nightingale sering
dinyatakan secara eksplisit dan dihadirkan untuk membangun kebenaran dibanding
bersifat sementara (tentative), merupakan pernyatan-pernyatan yang masih bisa
diuji. Dengan persyaratan sedikit atau bahkan tidak sama sekali dilakukan
pengujian empiris. Nightingale menyarankan praktik perawatan seharusnya
dibangun berdasarkan pengamatan individual bukannya riset sistematis ketika ia
mengatakan, “Biarkan pengalaman bukan teori, memutuskan hal ini, seperti halnya
atas perkara lainnya”. Keumuman secara implisit ada dalam teori nightingale,
karena itu kurangnya spesifikasi menyebabkan generalisasi empiris atas tersebut
sulit dilakukan. (Arifuddin, dkk: 62)
d. Hasil-hasil yang Diraih (Derivable Consequences)
Tulisan-tulisan Nughtingale, dengan kadar luar biasa, memberi arahan bagi
perawat untuk bekerja setengan bagian terhadap dirinya sendiri dan setengah
bagian terhadap pasiennya. Petunjuk ini mencakup pada area ruang praktik, riset,
dan pendidikan. Prinsi-prinsipnya lebih spesifik mencoba menentukan praktik
perawatan. Dia mendorong para perawat untuk memberikan kepada dokter “fakta-
fakta yang dijumpai, bukan pendapat mereka sendiri, seramah apapun cara
memberikannya. Bila anda tidak terbiasa dengan pengamatan dengan satu cara atau
cara lain, lebih baik tidak menjadi perawat, karena panggilan hati anda,
bagaimanapun baik dan sangat inginnya anda”. Semangatnya atas ukuuran
independent (kemandirian) dan ketelitiannya sebelumnya telah dikenal dalam ilmu
perawatan, bisa menjadi petunjuk dan memotivasi saat ini karena ilmu perawatan
terus berkembang.
Pandangannya atas kemanusiaan (humanity) sesuai dengan teori-teorinya dalam
ilmu perawatan. Dia yakin manusia secara umum dan kreatif dengan potensi dan
kemampuan untuk tumbuh dan berubah. Dalam keyakinan agamanya, ia melihat
perawatan sebagai sarana menjalankan kehendak Tuhannya.
Barangkali hal ini karena konsep perawatan ini dianggap panggilan Tuhan,
dimana ia menempatkan pasien pada posisi pasif, secara esensi seperti anak-anak,
17
dimana setiap keingina dan kebutuhannya disediakan oleh perawat. Semangat yang
menggebu dan benar sendiri dar para pembaharu keagamaan mungkin melihat
secara parsial dari aktivitas ini. Sekalipun kecilnya keterlibatan pasien dalam
kesehatan seperti menjadi gap dalam pandangan Tightingale, mungkin ini bisa
dicatat sebagai periodik sejarah, dimana ia hidup dan menulis.
Prinsip-prinsip dasar perbaikan environment (lingkungan) dan penanganan
psikologis terhadap pasien dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak
setting perawatan konteporer. Tentu saja, telah banyak terjadi perubahan teknologi
dan social semenjak masa Nightingale, yang dapat mereduksi beberapa
pernyataannya yang terkesan menggelikan. Pengabaiannya yang serius atas teori
kuman penyakit dan keyakinannya bahwa kekotoran dan kelembaban adalah
bersifat pathogenesis, sekarang nampaknya mundur bukannya berkembang.
Demikian pula, perhatiannya pada pengamatan individu buaknnya atas keseluruhan
tubuh dan ilmu keperawatan sudah tidak dipakai lagi.
Kekurangspesifikannya menghalangi ide-ide Nightingale untuk dihasilkan riset-
riset pada ilmu keperawatan. Akan tetapi tulisan-tulisannya terus mendorong
pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan. Nightingale sangat
cerdas dan kreatif. Ia memberikan ilmu perawatan banyak bahan untuk dipikirkan,
yang terus menginspirasi kita hingga 120 tahun kemudian. (Arifuddin, dkk: 62-63)
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal di
London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat
modern, penulis dan ahli statistic. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa
InggrisThe Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan
korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.
Teori model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses penyakit,
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran. Model dan
konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktek keperawatan, sehingga
dikembangkan secara luas dengan tindakan yang hanya memberikan kebersihan
lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses
perawatan pada pasien sehingga perlu diperhatikan. Nightingale tidak memandang
perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan,kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale, 1860;
Torres 1986).
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak
untuk menyembuhkan penyakit. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk
menyembuhkan penyakit tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik,
psikologis, social pasien sembuh. Falsafah Keperawatan menurut Florence
Nightingale (Modern nursing) yaitu melihat penyakit sebagai proses pergantian atau
perbaikan reparative proses dan 4 komponen paradigma keperawatan antara lain:
manusia, keperawatan, sehat-sakit (kesehatan) dan lingkungan.
4.2 Saran
Florence Nightingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Marilah kita sebagai perawat
berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien
seperti kita merawat orang yang paling kita sayangi. Menjadi perawat bukanlah
pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak mencoba kita tidak akan pernah bisa. Di
dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk
melakukannya dengan gigih dan penuh kasih sayang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arifuddin, dkk. 2016. Teori Keperawatan Para Ahli “Teori dan Aplikasi”. Pustaka Muda:
Jakarta
Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika:
Jakarta.
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/01/makalah-model-konsep-florence.html (diakses
tanggal : 29 September 2017)
http://sailormanyahya.wordpress.com/2010/09/05/model-konseptual-florence-
nightingale/html (diakses tanggal : 29 September 2017)
http://offcialfathuroziq.blogspot.co.id/2016/06/makalah-tentang-teori-florence.html
(diakses tanggal : 29 September 2017)
20