Laporan Heat Exchanger
Laporan Heat Exchanger
OLEH :
1 TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui prinsip kerja Alat Penukar Kalor dan mempelajari karakteristik yang
dihasilkan dari perpindahan kalor antara fluida panas dan fluida dingin.
3 DASAR TEORI
Heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sangat penting dalam proses
industri. Prinsip kerja heat exchanger adalah perpindahan panas dari fluida panas menuju
fluida dingin. Heat exchanger dapat digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan fluida.
Sebelum fluida masuk ke reaktor, biasanya fluida dimasukan terlebih dahulu ke dalam alat
penukar kalor agar suhu fluida sesuai dengan spesifikasi jenis reaktor yang digunakan. Di
dunia industri, heat exchanger merupakan unit alat yang berperan dalam berbagai unit
operasi, misalnya dalam industri obat-obatan farmasi, industri perminyakan, industri
makanan-minuman dan lain-lain.
Percobaan dalam skala kecil (skala laboratorium) ini dimaksudkan agar praktikan lebih
memahami tentang kecepatan transfer panas, keefektifan, jenis dan berbagai macam hal yang
menyangkut heat exchanger agar ilmu pengetahuan ini dapat diterapkan pada skala yang
lebih besar, yaitu skala industri.
Dalam industri proses kimia masalah perpindahan energi atau panas adalah hal yang
sangat banyak dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa panas dapat berlangsung lewat tiga
cara, dimana mekanisme perpindahan panas itu sendiri berlainan adanya. Adapun
perpindahan itu dapat dilaksanakan dengan:
1 Secara molekular, yang disebut dengan konduksi
2 Secara aliran yang disebut dengan perpindahan konveksi.
3 Secara gelombang elektromagnetik, yang disebut dengan radiasi.
Exchanger ini menyediakan true counter current flow dan cocok untuk extreme
temperature crossing, tekanan tinggi dan rendah untuk kebutuhan surface area yang moderat
(range surface area: 1 – 6000 ft2). Hairpin heat exchanger tersedia dalam :
- Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin shell (multitube),
- Bare tubes, finned tube, U-Tubes,
- Straight tubes,
- Fixed tube sheets
Double pipe heat exchanger sangatlah berguna karena ini bisa digunakan dan dipasang
pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas permukaan panas yang besar.
Ukuran standar dari tees dan return head diberikan pada tabel 1.
Tabel 1. double Pipe Exchanger fittings
Outer Pipe, IPS Inner Pipe, IPS
3 1¼
2½ 1¼
3 2
4 3
(source : Kern, “Process Heat Transfer”, 1983)
Double pipe exchangers biasanya dipasang dalam 12-, 15- atau 20-ft Panjang efektif,
panjang efektif dapat membuat jarak dalam each leg over di mana terjadi perpindahan panas
dan mengeluarkan inner pipe yang menonjol melewati the exchanger section. (Kern, 1983).
Susunan dari concentric tube ditunjukan pada gambar di bawah ini. Aliran dalam type
heat exchanger dapat bersifat cocurrent atau counter current dimana aliran fluida panas ada
pada inner pipe dan fluida dingin pada annulus pipe.
Gambar 3 Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter current
Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner tubes) maupun
yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa cabang. Sedangkan pada aliran
counter current, di dalam tube sebelah dalam dan fluida di dalam annulus masing-masing
mempunyai cabang seperti terlihat pada gambar 4 dan gambar 5.
b Kerugian
1 Bagian hairpin adalah desain khusus yang mana secara normal tidak dibangun untuk
industri standar dimanapun selain ASME code.
2 Bagian multiple hairpin tidaklah selisih secara ekonomis bersaing dengan single shell
dan tube heat exchanger.
3 Desain penutup memerlukan gasket khusus.
(Kern, 1983).
Gambar 6. Shell and Tube, (a) Square pitch dan (b) Triangular pitch
Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah dibersihkan dan pressure
drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya (fluida)
(Kern, 1983).
L
T1
qk
T2
Fluid
T∞
qc
hc
Ts T T
qc
1 Rc
hc . A
Q = U . A. (Ta – Tb)
Ta Tb
1 1
hc, a . A k.A hc ,b . A
U.A.(Ta – Tb) =
1 1
1 1 R
L
hc, a . A hc,b . A
U.A =
1
1 L 1
hc, a k hc ,b .
U=
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).
1 1
Rf
Ud U
Jika Ta > Tb , panas akan mengalir dari fluida a ke permukaan dinding sebelah kiri
dengan cara konveksi. Di dalam dinding, panas mengalir secara konduksi dari permukaan
sebelah kiri ke permukaan sebelah kanan.
Heat transfer rate konveksi dari fluida a bersuhu Ta ke permukaan dinding sebelah kiri Tb.
q h c.a . A (Ta T1 )
q
Ta T1
h c .a A
Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.
k.A
q (T1 T2 )
L
q
T1 T2
k.A L
Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan dinding sebelah kanan ke fluida b.
q h c.b . A.(T2 Tb )
q
T2 Tb
h c .b . A
Penjumlahannya adalah:
Ta Tb
q T T
1 L 1 a b
h c , a kA h c ,b
Ta Tb T
q
1 L 1 R
h c , a kA h c ,b
ΔT ΔT
nilai dari . dihitung berdasarkan temperatur dari fluida yang masuk dan keluar. Selisih
temperatur rata-rata logaritmik (Tlm) (logaritmic mean overall temperature difference-LMTD)
depat dihitung dengan formula berikut :
LMTD
ΔTa ΔTb
ΔTa
ln
ΔTb
(Kern, 1983).
LMTD
T1 t1 T2 t2
ln
T1 t1
T2 t2
7 Keefektifan
Keefektifan heat exchanger adalah ratio/ perbandingan transfer panas aktual dengan
transfer panas maksimum yang mungkin terjadi.
Keefektifan heat exchanger (ε)
Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa menentukan
kecepatan transfer panas:
q q act ε.q max
q ε. mcp min Th,in Tc,in
4 PROSEDUR PERCOBAAN
1 Menghidupkan alat penukar kalor, kemudian melanjutkan dengan menghidupkan
pompa dan cooler
2 Memanaskan fluida air dengan menggunakan heater
3 Mengatur salah satu laju alir dari fluida panas dan dingin konstan
4 Mencatat temperatur yang terlihat pada display
5 Mematikan pamanas tangki difluida panas setelah selesai
6 Mematikan aliran fluida dingin pada cooler setelah 2 menit dahulu dari fluida
panas
7 Mematikan peralatan penuakr kalor
GAMBAR ALAT
Seperangkat alat Penukar Kalor
Heat Exchanger Type Double Pipe
Keterangan :
- Cw : cold water
- Hw : hot water