Iut Uts Landasan Pembelajarandocx
Iut Uts Landasan Pembelajarandocx
NIM : 160551800779
PKJ-PPS UM
Ujian Tengah Semester
Petunjuk:
1. Kerjakan semua soal dan pilih soal yang dianggap mudah lebih dahulu. Bila
duplikasi/plagiasi diberikan sanksi nilai e.
2. Boleh menggunakan refleksi yang relevan dan diketik 1,5 spasi pada kertas A4.
Waktu mengerjakan soal ini satu minggu.
b. Kemampuan job creator, job seeker dan high degree pursuer unggu.
- Job creator adalah pencipta lapangan kerja yang sering disebut
wirausahawan atau wiraswasta adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
berujung kepada kesuksesan.
- Job seeker (pencari kerja) adalah orang yang belum mendapatkan
pekerjaan atau sudah memiliki pekerjaan dan berusaha mencari pekerjaan
sesuai dengan minat, background pendidikan, maupun dengan bakat
kemampuan yang dimiliki dengan cara mengumpulkan sebanyak-
banyaknya informasi mengenai perusahaan yang diminati maupun
meminta informasi maupun bantuan kolega yang dimiliki.
- High degree pursuer unggul adalah individu atau kelompok yang memiliki
kemampuan daya tahan yang tinggi dalam berkompetisi dalam kancah
global.
Gambar 1
Dimensi Kemanusiaan
1) Dimensi Kefitrahan
Kata kunci yang menjadi isi dimensi kefitrahan adalah kebenaran dan
keluhuran. Manusia ketika dilahirkan ibarat kertas putih, bersih dan belum
bertuliskan apapun. Dalam hal kebersihan hal itu menjadi juga ciri kefitrahan
individu.Dengan kefitrahannya itu, individu memang pada dasarnya, sejak
dilahirkan, dalam keadaan bersih.
2) Dimensi Keindividualan
Kata kunci yang terkandung di dalam dimensi keindividualan adalah potensi
dan perbedaan. Di sini dimaksudkan bahwa setiap individu pada dasarnya
memiliki potensi, baik potensi fisik maupun mental psikologis, seperti
kemampuan intelegensi, bakat dan kemampuan pribadi lainnya. Potensi ini
dapat berbeda-beda antar individu.
3) Dimensi Kesosialan
Kata kunci kandungan dimensi kesosialan adalah komunikasi dan
kebersamaan. Dengan bahasa setiap individu menjalin komunikasi atau
hubungan dengan individu lain. Di samping itu individu juga menggalang
kebersamaan dengan individu lain dalam berbagai bentuk, seperti
persahabatan, keluarga, kumpulan dan organisasi (non formal dan formal).
4) Dimensi Kesusilaan
Kata kunci kandungan dimensi kesusilaan adalah nilai dan moral. Dalam
dimensi ini digarisbawahi kemampuan dasar setiap individu untuk
memberikan harga atau penghargaan terhadap sesuatu, dalam rentang
penilaian tertentu.
5) Dimensi Keberagamaan
Kata kunci kandungan dimensi keberagamaan adalah iman dan taqwa. Dalam
dimensi ini terkandung pemahaman bahwa setiap individu pada dasarnya
memiliki kecenderungan dan kemampuan untuk mempercayai adanya Sang
Maha Pencipta dan Maha Kuasa serta mematuhi segenap aturan dan perintah-
Nya. Keimanan dan ketaqwaan ini dibahas dalam agama yang dianut oleh
individu. Kitab suci agama serta tafsir yang mengiringinya memuat kaidah-
kaidah keimanan dan ketaqwaan tersebut. Kajian tentang agama-agama di
dunia menambah wawasan berkaitan dengan dipakai dan dipraktikkannya
dimensi keberagamaan di dalam kehidupan manusia.
- Panca Daya
Kelima dimensi kemanusiaan itu saling terkait dan berpengaruh. Kelimanya
pada dasarnya menyatu, berdinamika dan bersinerji sejak awal dalam
perkembangan dirinya sampai akhir kehidupannya. Untuk memungkinkan
perkembangan individu ke arah yang dimaksud itu, manusia dikaruniai lima jenis
bibit pengembangan, yaitu: daya taqwa; daya cipta; daya karsa; daya rasa dan
daya karya.
1. Daya takwa
Merupakan basis dan kekuatan pengembangan yang secara hakiki ada
pada diri manusia (masing-masing individu) untuk mengi¬mani dan
mengikuti perintah dan larangan dari Tuhan Yang Maha Esa.
2. Daya cipta
Bersangkut-paut dengan kemampuan akal, pikiran, fungsi kecerdasan,
fungsi otak.
3. Daya rasa
Mengacu kepada kekuatan perasaan atau emosi dan sering disebut sebagai
unsur afektif.
4. Daya karsa
Merupakan kekuatan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu,
secara dinamis bergerak dari satu posisi ke posisi lain, baik dalam arti
psikis maupun keseluruhan diri.
5. Daya karya
Mengarah kepada dihasilkannya produk-produk nyata yang secara
langsung dapat digunakan atau dimanfaatkan baik oleh diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
Proses pembelajaran dalam pendidikan ini pada hakikatnya adalah proses
pengembangan segenap potensi/dimensi yang ada melalui pancadaya. Pendidikan
merupakan wahana bagi pengembangan manusia. Pendidikan menjadi media bagi
pemuliaan kemanusiaan manusia yang tercermin dalam HMM dengan dimensi
kemanusiaan dan pancadaya serta HMM-nya itu. Pendidikan terjadi di antara
manusia oleh manusia dan untuk manusia, serta hanya mungkin terjadi dalam
hubungan antarmanusia.
2) Dimensi Kemanusian
How to think
Dimensi kemanusiaan melengkapi pengembangan manusia
dalamberpikir analitik, sintetik, dan praktikal dengan mengikuti ritme
fenomena dialektika bidang yang dipelajari.
How to learn
Dimensi kemanusiaan melengkapi pengembangan manusia dalam
belajar untuk mengembangkan mindset melalui konteks learning, un-
learning, dan re-learning.
How to create
Dimensi kemanusiaan melengkapi pengembangan manusia untuk
keterampilan melakukan kreasi.
3) Panca Daya
How to think
Pancadaya manusia sebagai bibit pengembangan manusia untuk
mampu berpikir analitik, sintetik, dan praktikal dengan mengikuti
ritme fenomena dialektika bidang yang dipelajari.
How to learn
Pancadaya manusia sebagai bibit pengembangan manusia bagaimana
cara untuk belajar dalam konteks learning, un-learning, dan re-
learning dalam pengembangan mindset.
How to create
Pancadaya manusia sebagai bibit pengembangan manusia untuk
keterampilan melakukan kreasi.
Filosofi esensialisme
Menurut Muhmidayeli (2011:168) Makna filosofi esensialisme adalah
aliran ini mamandang bahwa manusia selalu bergerak dan berkembang sesuai
dengan ketentuan-ketentuan hukum natural yang bersifat universal. Hukum
universalah yang mengatur keseleruhan makrokosmos yang meliputi benda-
benda, energi, ruang dan waktu bahkan pikiran manusia. Artinya manusia
dipandang baik jika mematuhi nilai-nilai/ hukum tersebut. Esensialisme yang
juga memandang bahwa manusia memperoleh ilmu pengetahuan karena
menggunakan pancaindranya dalam menanggapi realitas yang ada.
Jadi aliran essensialisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan
terletak pada kesedaran jiwa terhadap alam semesta dan menggunakan
kemampuan indrawinya dalam memahami lingkungan serta mengolah
informasi-informasi yang didapat melalui kemampuan Indrawinya.
Filosofi eksistensialisme
Makna eksistensialisme menurut Purnomo, dkk (2014: 4) adalah aliran
filsafat pendidikan yang memfokuskan pilihan kreatif, subjektifitas
pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas
setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
Filosofi pragmatisme (dengan progresivisme dan rekonstruksionisme)
Menurut penganut pragmatisme hakikat realitas adalah segala sesuatu
yang dialami manusia (pengalaman); bersifatplural (pluralistic); dan terus
menerus berubah.Mereka berargumentasi bahwa realitasadalah sebagaimana
dialami melalui pengalaman setiap individu (Callahan and Clark,1983 dalam
Tatang, 2010:79).
o Progresivisme
Progresivisme, memandang realita (dunia) suatu proses atau tata
di mana manusia hidup di dalamnya. Pengalaman sebagai ciri dinamika
hidup, dan hidup itu perjuangan, tindakan dan perbuatan.Pengalaman
sebagai kunci terhadap segala yang ada, menjadi piranti untuk
mengetahui realita.
o Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah paham yang memandang realita
sebagai sesuatu yang bersifat universal, ada di mana-mana, alam ini
mengandung hakikat materi dan rohani, yang berdiri sendiri-sendiri,
azali dan abadi.Pengetahuan itu dihasilkan melalui rasio dan
pengalaman.Adapun tentang bukti kebenaran ada pada diri sendiri,
realita dan keberadaannya.Untuk masalah nilai berdasar azas
supernatural (menerima natural yang universal, yang abadi, berdasar
prinsip-prinsip teologis).
Filosofi eklektisisme
Makna eklektisisme menurut Doni dalam Purnomo (2014: 5) adalah
pada hakikatnya filsafat ini ingin memilih yang terbaik dari banyak
pendekatan. Eklektik adalah menggabungkan hal-hal yang berbeda, yang
sebenarnya tidak cocok satu sama lain, kemudian disinergikan sehingga
menjadi satu mosaik tersendiri.
Harefa, A. 2010. Mindset Therapy: Terapi Pola Pikir Tentang Makna Learn, Un-learnm dan
Relearn. Jakarta: Gramedia Pustaka utama.
Mukhadis, Amat. 2013. Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter Dalam Bidang
Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup Di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Karakter, 3
(2): 115-136.
Prayitno. 2008. Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang.
Grasindo.
Hartono, Rudi. 2009. Harkat Dan Martabat Manusia (HMM) Dan Implikasinya Terhadap
Pendidikan dalam (https://riyadiscorpio.wordpress.com/2014/02/19/manusia-
kemanusiaan-dan-pendidikan/) Diakses tanggal 4 April 2017