TESIS
Disusun Oleh:
ABDUL HAKIM
NPM. 132207171919
NIRM. 015.02.06.1197
TESIS
Disusun Oleh:
ABDUL HAKIM
NPM. 132207171919
NIRM. 015.02.06.1197
NPM : 132207171919
NIRM : 015.02.06.1197
Telah diujikan pada tanggal 28 Juli 2017 dan disahkan sebagai salah satu syarat
Panitia Ujian
Dr. H. Hasbi Indra, M.A Dr. Hj. Imas Kania Rahman, M.Pd.I.
Ketua Sekretaris
Komisi Penguji
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MS. Dr. H. Hasbi Indra, M.A.
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NPM. : 132207171919
NIRM. : 015.02.06.1197
Telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam ujian tertutup pada
Khaldun Bogor.
Pembimbing
Dr. H. Abas Mansur Tamam, Lc., MA Dr. H. Ulil Amri Syafri, Lc., MA
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Konsep Pendidikan
Islam Perspektif Muhammad Rasyid Ridha” serta seluruh isinya adalah benar-
benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat akademis. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
Abdul Hakim
NPM. 132207171919
iii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – INDONESIA
Catatan:
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillâh, segala puji hanya bagi Allâh swt Tuhan semesta alam,
dan dapat menyajikannya dalam bentuk tesis ini. Salam dan Shalawat semoga
selalu tercurah kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad saw,
Rasyid Ridha dalam Pendidikan Islam. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian
ini masih banyak kekurangan dan memungkinkan adanya kesalahan, maka kritik
Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Bapak H. Hasbi Indra, M.A. dan Ibu Dr.
4. Bapak Dr. H. Abas Mansur Tamam, Lc., MA. sebagai Pembimbing I dan Bapak
v
5. Seluruh Dosen Pascasarjana UIKA, semoga ilmu yang telah diberikannya
6. Yang saya hormati dan sayangi, kedua orang tua yang telah merawat dan
mendidik penulis, kepada kakak, adik, para sahabat, yang selalu mendukung dan
mendokan penulis, semoga Allâh Swtselalu merahmati kita dengan kasih sayang-
Nya
Akhirnya, hanya kepada Allâh swt, dan Rasul-Nya semua ini penulis
Penulis
Abdul Hakim
NPM. 132207171919
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
التلخيص
عبد الحكيم .منهج التربية اإلسالمية عند محمد رشيد رضا .أشرفه الدكتور عباس
منصور تمام و الدكتور أولى األمر شفري .
تخلف المسلمين تؤدي إلي خسارة كبيرة للبشرية خاصة في التربية
اإلسالمية ،ال يفهمون اإلسالم فهما صحيحا إال عدد قليل من المجتمع اإلسالمي،
فظاهرة المادية وحب الدنيا والحرص عليها ،فأصبح العلم بعيدا عن القيم اإللهية،
وصارت التربية منتزعة من روحها وهدفها الحقيقى .في نفس الوقت ،ال يبال
بعض المسلمين بأمور دنياهم ،يؤدي تخلف اإلسالم وراء الغرب ،يعيش اإلنسان
دون اإليمان والدين ،فانتشر الفساد في كل جوانب الحياة.
تقدم محمد رشيد رضا كداعية ربانية وكمفكر إسالمي ،يدعو اإلنسان
وينقذ األمة من هذا االنهيار القيمي المضر على عقيدتها وحيويتها .فيرى أن
العودة إلى التربية اإلسالمية الحرة هي الحل الوحيد النقاذ األمة ونهضتها.
هذه الدراسة تقوم على منهج بحث المصادر ،وموضوع البحث يتضمن
على أهداف التربية ،المواد الدراسية ،الطرق والوسائل و التقويم .مصادر البحث
هو كتاب :التربية والتعليم ،المنار ،الوحي محمدي .هذه الكتب المذكورة تعتبر
كمصادر أساسية للبحث.
نتيجة البحث أن منهج التربية اإلسالمية عند محمد رشيد رضا يقوم على
أساس التوحيد إلي هللا عز وجل .وأما أهدافها هي تكوين الفرد الصالح و مصلح،
نافع بعلمه و عمله،و المجتمع الصالح والحضارة اإلسالمية حتى ينالون السعادة
في الدارين .فالمواد الدراسية عنده البد أن يشتمل على العلوم الدينية والعلوم
الدنيوية ،كالهما على حد سوى .أما الطرق والوسائل تقتدي على طرق الرسول
في تربية الصحابة منها القدوة ،والحوار ،وتكوين البيئة الصالحة ،ومحاضرة
عامة ،والنصيحة ،والقصة ،واألمثال ،والممارسة الميدانية ،مع االستفادة من
أدوات التكنولوجيا .وأما التقويم يستخدم الرضا بطرق مختلفة ،التي ال تعارض
مع الغاية.
وبعد هذه الدراسة ،فالباحث يرى بأن النمط المثالي وصورة نموذجية
لتطبيق هذا المنهج وهو منهج رضا في التربية االسالمية ،يوجد في المؤسسة
التربوية بأسلوب المعهد أو مانسمي عندنا بفسنترين.
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ........................................................................................................0
ix
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ........................................................................ iii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – INDONESIA ........................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
التلخيص.................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................................ ix
x
D. Evaluasi Pendidikan menurut Muhammad Rasyid Ridha.......................................... 137
xi
BAB I
PENDAHULUAN
manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang peduli
warga negaranya.1
salah satu sektor yang dianggap penting dan stategis, karena pendidikan
1
Nanang Fatah, Standar pembiayaan pendidikan,(Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2012) hlm.
iii
2
A. Rahmat Rosyadi, Pendidikan Islam dalam Perspektif Kebijakan Pendidikan Nasional, (Bogor,
PT Penerbit IPB Press, 2014), hlm v.
1
2
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
sehingga tidak sulit didapati seorang anak yang sejak pagi buta hingga malam
hari tidak bertemu dengan kedua orang tuanya, yang pada akhirnya
yang tidak menyadari peran vital dalam membimbing anak. Berbagai alasan
asisten rumah tangga, padahal para orang tua tersebut belum tentu rela dan
berani menitipkan seluruh kekayaan hasil jerih payah mereka kepada asisten
rumah tangga tersebut. Jadi, benarkah ungkapan mereka bahwa anak adalah
sesuatu yang sangat berharga yang tak bisa diukur dengan rupiah? ironi
dunia. Sejatinya merupakan anugerah sekaligus amanah dari Allah Swt. Sang
3
diabaikan keberadaannya.
pekerjaan. Jelas hal ini telah menyimpang dari tujuan pendidikan, hingga
yang mempunyai banyak harta dapat sekolah dimana dia suka, sementara
dan masyarakat yang berjiwa maju sekarang telah banyak berubah dari tujuan
awal tahun dua ribu empat belas masyarakat Indonesia dibuat geger dengan
hari masyarakat disuguhi oleh media massa baik media elektronik atau cetak
tentang realitas kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan. Sebut saja kasus
korupsi yang dilakukan oleh para pelaku yang namanya dihimpit oleh sederet
gelar akademis. kasus pelecehan seksual yang terjadi disebuah sekolah taman
siswa dan pelaku adalah seorang guru yang seharusnya menjadi teladan tetapi
dalam hal ini justru lebih menyerupai perilaku setan 3 . Pembunuhan salah
diperankan oleh siswa dan siswi sebuah sekolah menengah pertama Negeri di
Jakarta4, belum lagi tewasnya seorang bocah kelas lima SDN Makassar 09
Pagi Jakarta Timur, Renggo Kadafi akibat pemukulan yang dilakukan oleh
3
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/04/28/1117489/Tersangka.Kasus.JIS
4
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/10/30/keterangan-dua-siswa-smp-
5
dibawa oleh temannya hingga jatuh 5 . Sungguh alasan yang sangat sepele
bahkan sangat tidak logis untuk dijadikan alasan atas sebuah tindakan
kita sebagai warga negara yang baik yang berkewajiban memajukan bangsa
ini ke depan. terlebih sebagai seorang muslim tentu kita harus memperbaiki
25)
Selain dari kutipan di atas, dalam riwayat yang disampaikan oleh abu
hudzaifah, Rasulullah Saw. pernah bersabda “Barang siapa yang tidak peduli
diri sendiri, tetapi selalu peduli dan peka dengan kondisi keluarga dan
5
http://www.tempo.co/read/news/2014/05/08/064576393/Pembunuh-Renggo-
6
Ath Thobari, al Mu’jamul Awsath No. 7473.
6
Islam.
diatas hingga bisa ditemukan solusi alternatif dari kebobrokan moral bangsa
NKRI ini.
baik dan benar, yang sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran Islam.
selama hidupnya dan dilaksanakan oleh berbagai kalangan. Baik itu didalam
7
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Islam dan Sekularisme. (Bandung ,2010) hlm.152
7
dalam memajukan generasi muda dan kehidupan umat manusia. Konsep yang
terbukti merubah bangsa Arab khususnya dan umat Islam umumnya dari
dalam jangka waktu yang tidak lama. Banyak ayat Al-Qur’an disebutkan
bahwa Allah Swt. telah mengaruniakan ilmu pengetahuan kepada para Nabi
tidak akan bisa memeluk Islam dengan sempurna tanpa adanya sebuah
pendidikan. Oleh sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang
sangat erat dalam membentuk manusia yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
8
Zakariya bin Ghulam Qadir Pakistani, Ushul Fiqh Ala Manhajil Ahli hadits, darul Khorroz.Juz 1,
Hlm. 106
8
kewajiban, dan ini tidak akan tercapai kecuali oleh sebuah pendidikan. Oleh
Husaini:
banyak disusupi ajaran atau aliran pendidikan yang bertentangan dengan tujuan
neo liberal, dan faham-faham yang tidak sesuia dengan ideologi bangsa ini
turut menggerus dan menghancurkan pendidikan bangsa ini, baik dalam proses
sesuai. Khususnya untuk para pemeluk Islam agar memberikan gambaran ten-
tang konsep Islam dalam membina generasi bangsa, sehingga bisa dijadikan
bahan masukan dan kajian dalam masalah pendidikan bagi orang yang bergelut
dalam dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya, sekaligus solusi dari
bahkan baik secara individu maupun kelompok hingga menjadi manusia yang
sempurna.
manusia. Keduanya tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain,
melainkan saling melengkapi. Pendidikan tidak punya arti bila manusia tidak
Artinya manusia tidak akan bisa berkembang secara sempurna bila tidak ada
pendidikan.
pewarisan nilai kebudayaan antara genarasi tua kepada generasi muda, dengan
tujuan agar hidup masyarakat tetap berlanjut dan terpelihara. Nilai nilai
Untuk maksud tersebut, manusia perlu suatu sarana. Sarana itu adalah
10
Samsul Nizar, Dasar-dasar pemikiran pendidikan Islam, (Jakarta, Gaya Media Pratama, 2001),
hlm.85
10
maju mundurnya pendidikan Islam ada pada pundak keluarga, sekolah, dan
edukatif, wahana pengembangan potensi yang ada pada diri peserta didik dan
Disamping ketiga unsur di atas, menurut Samsul Nizar13, ada satu lagi
manusia itu sendiri, sebagai subjek dan objek langsung pendidikan. Tanpa
di samping ketiga unsur di atas, di perlukan kesiapan dan tanggung jawab yang
12
Hadari Nawawi, Organisasi sekolah dan pengelolaan kelas, (Jakarta, CV Haji masagung,1989),
hlm.7
13
Samsul Nizar, Dasar-dasar pemikiran pendidikan Islam, hlm.125
11
besar pada diri peserta didik sebagai hamba Allah yang siap melaksanakan
upayanya mengantarkan peserta didik muslim kepada tujuan Ilahi yang agung,
era modern saat ini. Oleh karenanya, kesemua unsur tersebut harus mampu
bergandeng tangan secara padu dan utuh, dengan tanpa melepaskan diri dari
ruh akidah Islamiah. Kesemua ini menurut Islam, secara konsep imani, akan di
minta pertanggung jawabannya oleh Allah kelak di akhirat, atas upaya dan
Islam secara maksimal. dalam konteks ini, Nabi Muhammad SAW, bersabda:
atas terlaksananya pendidikan Islam bukan saja ada pada bahu keluarga
pemerintah), akan tetapi jauh dari itu, pelaksanaan tersebut juga merupakan
tanggung jawab pribadi muslim dan seluruh unsur insaniah lainnya. Di sinilah
14
Shohih Bukhori, No. 2409
12
letak (salah satu) perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum
lainnya.15
mendapatkan ilmu. Dengan ilmu, manusia tahu jalan yang mendaki, ia tahu
rintangan, dan tatkala suatu ketika ia tergelincir, diapun tahu, bagaimana dia
harus bangkit lagi, dan mendaki lagi menuju puncak takwa dan bahagia. Sebab
dia yakin bahwa di puncak sana, dia akan meraih bahagia, bisa semakin dekat
dengan yang maha kuasa, pencipta dan pemilik alam semesta. Karena itu, ilmu
Tak heran, jika Islam begitu kuat mendorong umatnya agar tak pernah
َّ َم ْن ي ِر ِد
ِ َّللا ِب ِه َخي ًْرا يفَ ِق ْهه فِي الد
ِين
“Barang siapa yang di kehendaki Allah dengan kebaikan maka Allah
menjadikannya faqih (memahami dengan baik) dalam masalah agama
(Islam).” (HR. Bukhori)18
15
Samsul Nizar, Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam,hlm.125
16
Husaini, Adian, Pendidikan Islam: Membentuk Manusia Yang Berkarakter dan Beradab,
(Jakarta: Cakrawala Publishing,2012), hlm.106.
17
QS. Al Mujadalah :11
18
Shohih Bukhori, No. 3116
13
mencari ilmu (thalabul ilmi). Selain pahalanya yang sangat besar, ilmu juga
menjadi landasan keimanan dan landasan amal. Banyak orang yang terperdaya
memerintahkan agar aktivitas mencari ilmu itu tidak boleh berhenti, walaupun
َو َما َكانَ ْالمؤْ ِمنونَ ِليَن ِفرواْ َكآفَّةً فَلَ ْوالَ نَفَ َر ِمن ك ِل ِف ْرقَ ٍة
ِ طآئِفَةٌ ِليَتَفَقَّهواْ فِي الد
ِين َ ِم ْنه ْم
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam imu tentang agama.”
19
Sunan Abu Daud, Bab Anjuran mencari Ilmu, Jilid 3, hlm. 354
20
Shohih Buhori, No. 3383
21
Ibid. No. 6412
14
َ َّللا ِب ِه
ط ِريقًا ِم ْن َّ سلَ َك ْ َط ِريقًا ي
َ طلب فِي ِه ِع ْل ًما َ سلَ َك
َ َم ْن
ق ْال َجنَّ ِة
ِ طر
“Barang siapa menempuh jalan yang padanya dia menuntut ilmu, maka
Allah telah menuntunnya jalan ke surga.”(HR.Muslim).22
perkataannya paling lemah lembut. Dan paling mulia dalam pergaulan. Allah
Beliau juga seseorang yang paling berani, paling memaafkan, dan paling
rendah hati. Disamping itu, beliau juga seorang yang paling pemalu. Menerima
hadiah dan membalasnya. Beliau tidak menerima sedekah dan tidak mau
bulan berlalu atas beliau, kemudian datang bulan yang lain, kemudian datang
bulan yang lain, tetapi di rumahnya sama sekali tidak ada nyala api (untuk
Beliau suka bergurau tetapi tidak pernah mengatakan kecuali yang benar.
Beliau juga tertawa tetapi tidak sampai terkekeh-kekeh, dan selalu melayani
kepentingan keluarganya.
Beliau bersabda:
Sejarah telah mencatat dengan goresan tinta emas, betapa sepak terjang
beliau begitu luar bisa hebatnya. Dunia yang tadinya terkukung oleh kegelapan
secara total dan menyeluruh, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
lainnya.
menunjukkan kepada kita pelaksanaan dan amal kebajikan Islam yang benar
dan tepat; ia adalah model yang sempurna tidak hanya untuk satu generasi,
tetapi untuk semua generasi. Sesungguhnya, kita katakan bahwa konsep ‘suri
teladan sempuna’ dapat memenuhi makna sejatinya hanya jika orang yang di
23
Sunan Ibnu Majah, Kitab Nikah, Jilid 3, hlm. 147, shohih.
16
gambarkan tadi, yang hanya mampu di miliki oleh Muhammad seorang, dalam
dirinya menjelma seluruh nilai kemanusiaan dan spiritual yang tetap dan
sempurna yang kelakuannya tidak hanya untuk satu zaman tetapi setiap zaman,
tidak hanya untuk masa jangka ketika baginda hidup, tetapi senantiasa berguna
selama manusia hidup di dunia ini. Demikianlah setiap generasi meniru contoh
teladannya, berjalan terus di atas jalan hidup yang ia tetapkan kepada yang
berikutnya, dengan demikian baik sehingga tidak ada jurang pemisah atau
krisis identitas yang berlaku pada umat Islam. Malah setiap generasi yang
pendidik, murobbi, dan muaddib yang sukses dan harus di teladani. Sejarah
24
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam dan Sekularisme, hlm. 152
17
tegaskan atas dasar risalah langit yaitu Islam- dengan apa yang disifati dari
risalah ini berupa kemanusiaan dan persatuan universal, kesatuan mutlak dalam
bernilai.25
Salah satu prestasi besar dalam dunia ilmiah Islam dapat ditemui dalam
orang India. Mereka mengenal angka satu sampai sembilan dari India, yang di
barat kemudian di kenal menjadi Arabic numbers. Akan tetapi umat Islam
mencatat tersendiri prestasi dalam bidang ini dengan penemuan angka nol oleh
al-Khawarizmi (w.833 M) yang disebutnya shifr. Dari angka nol ini kemudian
sebuah cabang matematika yang di ambil langsung dari judul bukunya, al-jabr
salah seorang ilmuannya, Ibn Sina (Avicenna) melalui sebuah karya medisnya,
25
Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia,( jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2014), hlm.51-52.
26
Adian Husaini, et.al.Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam,(jakarta: Gema Insani 2013),hlm.
57 mengutip dari Mulyadi Karta Negara, Panorama Filsafat Islam, hlm.93 mengutip dari karya
Charles E. Butterwoth (ed), The introduction of Arabic Philosophy into Europe, Leiden: E.S.
Brill, 1994 dan Seyyed Houssen Nasr, Islamic Sciences:An Illustrated Study, London: World of
Islam Festival Publishing Co. Ltd, 1976, hlm. 178.
18
bahasa latin pada kira-kira abad ke-12, dan telah menjadi textbook utama
Paris, dan Budapest. Bahkan, sampai hari ini karya tersebut masih di pelajari
secara intensif di Iran, Pakistan, dan Jerman. Karya ini bukan hanya membahas
Dalam bidang fisika, terdapat dua orang tokoh yang menonjol, yaitu al-
Newton dalam menemukan hukum gravitasi bersifat ganda: inti bumi untuk
unsur tanah dan air, dan langit untuk unsur udara dan air. Menurut al-Biruni,
pusat gravitasi itu satu, yaitu pusat bumi. Adapun yang menyebabkan satu
unsur melayang dan yang lain tenggelam adalah berat jenis yang berlainan.
menentukan grafitasi spesifik (specific gravity) bagi lebih dari dua puluh unsur
kimia. Selain itu juga berhasil mengukur keliling bumi secara matematis
menunjukkan bahwa al-Biruni, pada awal abad ke 11, telah memahami bahwa
Sementara Ibn Haitsam yang di Barat di kenal dengan Alhazen (dari kata
al-Hasan nama depannya) telah menulis sebuah karya besar di bidang Optik
27
Ibid, hlm 58.mengutif dari mengutip dari Mulyadi Karta Negara, Panorama Filsafat Islam,
hlm.93 mengutip dari karya Goodman,Avicenna, Routledge, 1992, hlm.33-34.
28
Ibid,hlm.58 mengutif dari Mulyadi Karta Negara, Panorama Filsafat Islam, hlm.94 mengutip
dari karya Hakim Said A. Zahid, al-Biruni: His Times, Life, and Works, Karachi: Hamdard
Foundation Pakistan, 1981, hlm. 145-169.
19
dikategorikan sebagai karya fisika karena pada waktu itu optik merupakan
pada kornea mata. Sebuah kesimpulan yang di dukung fakta ilmiah dan
Tokoh-tokoh barat yang datang kemudian terpengaruhi oleh teori Ibn Haitsam
ini, mereka diantaranya Roger Bacon, Vitello, Peckham, Johannes Kepler, dan
Newton. Ibn Haitsam juga telah meneliti spektrum cahaya, meneliti terjadinya
pelangi melalui teori refleksi dan refraksi, menciptakan alat-alat optik seperti
gelas cembung, cekung dan parabolik, serta lensa-lensa kacamata, teleskop dan
atThusi, Quthbuddin Syirazi, al-Majrithi, dan ibn Syathir. Yang khas dari
dugaan bahwa bumi mengelilingi matahari, hanya belum bisa di dukung oleh
observasi Ilmiah.30
Inilah fakta yang diakui oleh para intelektual sebagai sebuah ciri khas
peradaban Islam. Seperti di katakan oleh Wan Mohd Nor Wan Daud: “Para
intelektual telah mendapati bahwa salah satu daripada watak khas peradaban
29
Ibid,hlm.58 mengutif dari Mulyadi Karta Negara, Panorama Filsafat Islam, hlm.95-96
mengutip dari karya Prof.Sarba, the Optik of ibn Haitsam: Books I-III on Direct Vision, London:
The Warburgh Institute University of London, 1989, hlm. 13.
30
Ibid,hlm.58 mengutif dari Mulyadi Karta Negara, Panorama Filsafat Islam, hlm.96 mengutip
dari karya Nasr, Islamic Science, hlm. 140 dan Marsal Hodgson, The Venture of Islam, jil.2,
Chicago: The University of Chicago Press, 2002, hlm.162.
20
Islam ini terbentuk oleh budaya ilmu Islam yang Universal. Di mana umat
terbuka terhadap khazanah keilmuan yang berasal dari peradaban lain, dengan
tetap kritis untuk selalu menyelaraskannya dengan nilai dan tuntutan Islam.
yang lambat laun pada abad-abad berikutnya dalam kekuatan militer dan
terus menerus dalam dunia Islam, yang di akibatkan terutamanya oleh unsur-
unsur dalaman, yang benih-benihnya telah ada sejak zaman awal Islam telah
sejak abad ke-17 dan seterusnya hingga zaman kita sendiri, dan dengan
pada pikiran orang Islam dan kemudian menguasai umat Islam dari segi
pemikiran.
31
Wan Mohd. Nor Wan Daud, Masyarakat Islam Hadhari: Suatu tinjauan Epistemologi dan
kependidikan ke arah penyatuan pemikiran bangsa,( Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka,
2006), hlm. 30. Wan Daun Merujukkannya pada tulisan A.L. Tibawi, Philosophy of muslim
Education dalam Islamic Quarterly, Jilid 10, No. 2, hlm. 82, Juli 1957; Gustave Von
Grunebaum, 1962, Medieval Islam: A Vital Study of Islam at its Zenith, Edisi ke-2, Chicago:
Phoenix Books/Univ. Of Chicago Press, hlm. 234-250; dan Franz Rosenthal, 1970, Knowledge
Triumphant: The Concep Of Knowledge in Medieval Islam, Leiden: E.J. Brill.
21
orang-orang yang arif, sebaliknya mereka gemar akan perselisihan ilmu fiqih
dan politik, yang dipicu oleh timbulnya dan tersebarnya ajaran asing yang
mencoba melemahkan ajaran Islam dari dalam karena semua ini muncul akibat
lainnya dari para ulama yang kurang otoritatif, dan oleh para ‘pembaharu’
sebagian lainnya dari ulama yang sama. Selain para pengikutnya masing-
mereka dalam berbagai tingkat kejahilan dan keangkuhan, kini ada kelompok
ketiga yaitu para sarjana dan cendikiawan yang sekular di antara umat Islam.
Contoh terbaik dari jenis ini di antara golongan yang tidak memiliki adab
ini dapat dijumpai berlimpah ruah di Malaysia dan Indonesia di mana proses
32
Syed Muhammad Naquib Al-Attas,Islam dan sekularisme, hlm 127-128
33
Syed Muhammad Naquib Al-Attas,Islam dan sekularisme hlm 152
22
kehilangan adab karena kejahilan Islam dan pandangan alamnya sebagai suatu
agama dan suatu peradaban, menyebabkannya pada tingkat yang lebih parah di
sebabkan oleh fakta bahwa proses Islamisasi mulai berlaku pada waktu yang
relative lebih lambat di bandingkan dengan kawasan orang Islam lainnya, dan
mereka adalah penganut yang membuta tuli terhadap kaum modernis dan juga
hubungan pedagogi antara kitab suci al-Quran dan bahasa setempat dengan
sebagai sarana metodologi untuk pelajaran bahasa dan kebudayaan, dan nilai
serta model Barat dan kesarjanaan orientalis dan filologi untuk pelajaran
kesusastraan dan sejarah. Lain dari pada itu, di bidang pelajaran bahasa dan
Penempatan yang salah pada pengaturan yang murni rasional oleh para sarjana
dan cendikiawan yang tidak cukup dilengkapi dengan ilmu tentang Islam dan
agama yang lain, sehingga Islam seakan-akan menjadi tajuk yang tepat untuk
filsafat dan sosiologi agama, dan seolah-olah Islam merupakan suatu agama
primitif yang telah di tumbuh kembangkan. Semua ini beserta bidang ilmu
lainnya dalam sains kemanusiaan, termasuk unsur filosofis dalam aspek teoritis
dari sains tabii, fisika dan biologi, dimasukan kedalam pikiran sarjana dan
cendikiawan Muslim yang sekular, sehingga ilmu yang mereka peroleh tidak
yang nyata.34
Sehingga hal ini menjadi tantangan terbesar yang muncul secara diam-
diam di zaman kita yaitu tantangan ilmu, sesungguhnya bukan sebagai lawan
kejahilan, tetapi ilmu yang di pahami dan di sebarkan keseluruh dunia oleh
kehilangan tujuan hakikinya akibat dari pemahaman yang tidak adil. Ilmu yang
kebenaran; ilmu yang untuk pertama kalinya dalam sejarah, telah membawa
34
Ibid hlm 155-156.
24
kekacauan pada tiga kerajaan alam: hewan, tanaman, dan bahan galian
(mineral).35
Harus diakui, sampai hari ini dunia keilmuan barat dan bangsa lain yang
metodologi ilmiah.
Tidak boleh tidak umat Islam harus menyusun ilmu baru yang sesuai
dengan risalah Islam dan semangatnya. Dunia Islam pernah menguasai dunia
pengetahuan Islam mampu bicara dalam dunia sastra dan filsafat. Dunia maju
Islam mampu berpikir dengan akalnya dan mengarang buku dengan bahasanya
Abbasiyah. Gerakan ini banyak dipengaruhi oleh peradaban Yunani dan bangsa
asing lainnya. Meskipun tidak berdasarkan pemikiran dan semangat Islam yang
murni dan di dalamnya terdapat kelemahan dalam bidang ilmiah dan agama,
35
Ibid hlm 165-166.
25
Lalu datanglah kebangkitan Eropa yang berhasil melebur system kuno itu
dengan pendekatan kritik ilmiah. Metode ini benar-benar sesuai dengan jiwa,
itu. Seluruh dunia kembali tunduk dan patuh mengikuti metode pengajaran ini.
Dunia Islam pun turut tunduk karena saat itu kondisinya sedang mengalami
beranggapan bahwa tidak ada yang dapat menolong dan membantu mereka
pengajaran Eropa. Metode inilah yang sekarang ini meliputi seluruh dunia
Islam.36
yang sedang melanda kita adalah tantangan ilmu, yaitu ilmu yang telah
kehilangan tujuan hakikinya akibat dari pemahaman yang tidak adil, yang
menghasilkan kerusakan pada tiga kerajaan alam, seperti hewan, tanaman, dan
solusi. Hal ini menjadi perhatian yang sangat besar bagi para rijalul fikri wa
sepanjang hayatnya. Diantara ulama yang sangat peduli dengan tantangan ini
36
Ibid.hlm 347
26
B. Rumusan Masalah
Ridha?
Ridha?
27
C. Tujuan Penelitian
Ridha
Rasyid Ridha
Ridha
Ridha.
D. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
lain. Maksudnya, data dicari dan ditemukan melalui kajian pustaka dari
2. Pendekatan penelitian
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati
ini karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata terkait konsep
37
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 4.
38
Tertulis dalam pembahasan karakteristik Penelitian kualitatif “ciri ke-6 : Deskriptif. Data yang
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. hal itu disebabkan oleh
adanya penerapan metode kualitatif. selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan
menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.”(Ibid., hlm.11).
39
Anton Bakker & Achmad Charris Zubair, metodepenelitian filsafat (Yogyakarta:Kanisius,
1990), hlm. 65.
40
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi IV (Yogyakarta:Rake Sarasin, 2000),
hlm. 296
29
3. Desain Penelitian
yang telah terjadi dimasa lalu dan penelusuran masa lalu untuk
ketat (tidak asli) dan keaslian sumber serta kesahehan fakta yang
pustaka yang sudah ada sebagai obyek kajian sebagai data sekunder.
4. Sumber Data
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer
adalah karya-karya yang ditulis sendiri oleh tokoh yang diteliti. Dalam
41
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Rineka Cipta, Semarang: 1996), hlm. 45
30
data sekunder adalah literatur baik berupa buku atau tulisan tokoh lain
karya yang telah ditulis oleh Muhammad Rasyid Ridha yaitu At-Tarbiyah
sebagainya42
42
Suharsimi Artikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta, Semarang,
1997), hlm 149
31
teknik untuk memelajari dokumen. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh
arsip dan dokumen, maka metode yang dapat kita gunakan adalah tehnik
43
S. Margono, Metodologi. hlm. 45
44
Lexy J. Moleong, op. cit, hlm 220.
45
Cosuello G. Sevilla dkk, Pengantar Metode Penelitian, terj,Alimuddin Tuwu (Jakarta:UI Press,
1993), hlm 85
32
untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan sahih dari data atas dasar
agak lain dan menyatakan bahwa kajian isi adalah tehnik apapun yang
dalam dunia pendidikan Islam yang dikaji dari buku, artikel, dan
46
Lexy J. Moleong, op. cit, hlm. 220.
47
Soejono, Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan (Jakarta:PT Rineka
Cipta, 1999), hlm. 14.
33
sebagai berikut:
a. Metode Induksi, ialah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk
b. Metode Deduksi, ialah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk
bersifat komparatif.
6. Langkah-langkah Penelitian
berikut ini:
pendidikan.
48
Sudarto, Metode Penelitian Filsafat (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 57
49
Ibid, hlm. 58
34
b. Pembacaan data
c. Kategorisasi
arti dari teks yang tersurat, dan mencoba memahami arti yang
1. Al-Fikr At-Tarbawi inda Muhammad Rasyid Ridha. Tesis ini disusun Oleh
Rasyid Ridho berpandangan bahwa manusia terdiri dari fisik, jiwa dan
masalah yang akan diteliti, yaitu, Umat Islam harus berpendidikan, karena
ini adalah awal mula umat Islam, Umat Islam harus menata kembali sistem
bahwa pemikiran Rasyid Ridha dalam pendidikan yaitu umat Islam harus
modern.
pemerintahan.
kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu tentang
modern. Akan tetapi dari kelima hasil tersebut tidak ada yang benar-benar
yang diteliti.
F. Sistematika penulisan
Bab II: Landasan Teori, terdiri dari Tujuan, Kurikulum, Metodologi dan
Bab III: Biografi Muhammad Rasyid Ridha, terdiri dari kelahiran, keadaan
Bab IV: Konsep Pendidikan Islam menurut Muhammad Rasyid Ridha, terdiri
LANDASAN TEORI
kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Akan sulit dibayangkan jika ada suatu
hingga banyak dijumpai para ahli melakukan kajian terkait tujuan pendidikan
dalam Islam.
1. Pengertian Tujuan
Istilah tujuan atau sasaran atau maksud dalam bahasa Arab dinyatakan
dengan ghayat atau ahdaf atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa inggris,
istilah tujuan dinyatakan dengan goal atau purpose atau objective atau aim.
38
39
perbuatan yang di arahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah, maksud
dari itu ketika mendesain pendidikan, hal pertama dan terpenting yang
Untuk lebih mudahnya, bisa dikatakan bahwa mutu pendidikan akan segera
suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi merupakan suatu
kehidupannya.6
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), hlm.155-156.
3
Al-Nahlawi, Ushul Al-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Asalibuha, (Beirut : Dar Al-Fikr Al-Mu’ashir,
1983), hlm. 105.
4
Dedeng Rosyidin, Konsep Pendidikan Formal Islam, hlm. 27.
5
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, (Bandung : Rosda,2008), hlm.75.
6
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, hlm,29
40
2. Jenis Tujuan
a. Tujuan Umum
pendidikan Islam secara umum harus diketahui lebih dahulu ciri manusia
insan kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada pribadi
seseorang yang sudah dididik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu
7
Abudin Nata, Op.Cit.h.48
8
Zakiyah Daradjat,.Op.Cit.Hlm.30
41
b. Tujuan Akhir
Tujuan akhir itu dapat dipahami dalam firman Allah SWT. (QS.
Ali Imron:102).
ََٰٓيأَي َها ٱلَّذِينَ َءا َمنواْ ٱتَّقواْ ٱ َّّللَ َح َّق تقَا ِت ِۦه َو َال تَموت َّن ِإ َّال َوأَنتم
١٠٢ َم ۡس ِلمون
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dengan sebenar-benarnya Takwa; dan janganlah kamu mati
kecuali dalam keadaan muslim (menurut ajaran Islam)”
muslim merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara yaitu tujuan yang akan dicapai setelah anak didik
9
Ibid.h.30
10
Ibid.31
42
berbeda.11
d. Tujuan Operasional
dan keperibadian.12
sebagai ilmu, seni, profesi, dan aktivitas dari beberapa aktivitas yang ada
di masyarakat.14
11
Ibid.32
12
Ibid, hlm.32
13
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, hlm.45
14
Ibid
43
sesuai dengan fungsi utama diciptakannya. Dengan membawa dua misi secara
B. Kurikulum Pendidikan
dan terencana dapat memberikan peluang yang besar dalam pencapaian tujuan
hal ini tergambar dalam kisah Nabi Yusuf saat membuat rencana makro
kurikulum. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam QS. Yusuf ayat 47- 49 :
Kisah Nabi Yusuf ini menjadi pelajaran bagi setiap muslim, betapa
kekuatan tauhid kepada Allah SWT. Menurut Qardhawi yang dikutip oleh
segala sebab atau mengabaikan sunnah (hukum) yang diberikan Allah untuk
1. Pengertian kurikulum
raga pada zaman yunani kuno. Kurikulum berasal dari curriculum artinya
pelari dan curure artinya tempat berpacu. Jadi, kurikulum diartikan jarak
17
Ibid
45
yang harus ditempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung dari kata
ijazah.18
“manhaj” yang berarti jalan terang atau jalan terang yang dilalui oleh
dua macam:
b. Menurut Tailor dalam Nanang Fatah dan Aceng Muhtaram (1991), yaitu:
18
A. Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat jendral pendidikan Islam
kementrian agama RI, 2012), hlm. 224
19
Khaerudin. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Konsep Dan Implementasinya Di
Madrasah).( Pilar Media-MDC Jateng: 2007), hlm.23
20
A. Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 224
46
adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
21
Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan, (Lombok: holictica, 2012), hlm. 72
22
Djumransjah, Filsafat Pendidikan, (Malang: Kutub Minar 2005), hlm.76
23
Rahmat Rosyadi, Pendidikan Islam dalam Perspektif Kebijakan Pendidikan Nasional, (Bogor:
UIKA, 2013), hlm.231.
24
Ibid. hlm. 76
47
3. Komponen kurikulum
berikut:
a. Tujuan.
b. Isi
25
Djumransjah, Filsafat Pendidikan, (Malang: Kutub Minar 2005), hlm. 77
48
c. Organisasi
didik.
d. Strategi
berbagai aspek, meliputi tujuan, isi, media, strategi, proses, dan evaluasi
a) tujuan akhir
b) tujuan umum
c) tujuan khusus
d) tujuan sementara.
26
Rahmat Rosyadi, Pendidikan Islam dalam Perspektif …, hlm. 95
49
yaitu:27
a. Integritas
subjek didik secara utuh, optimal, baik secara kognitif, afektif dan
serentak.
27
Endin Mujahidin, Dkk, Perencanaan Pendidikan, (Bogor: Unida Press, 2009), hlm. 86
50
b. Keseimbangan
tidak membagi ilmu menjadi fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Baginya
c. Menyeluruh
يَا أَي َها الَّذِينَ آ َمنوا ا ْدخلوا فِي الس ِْل ِم َكافَّةً َو َال تَت َّ ِبعوا
ٌ ان ِإنَّه لَك ْم َعد ٌّو م ِب
ين ِ طَ ش ْي
َّ ت ال
ِ خط َوا
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
pendidikan Islam ialah beribadah kepada Allah Swt. (QS adz dzariyat:
56)
e. Kontinuitas
f. Sinkronisasi
yang lainnya.
g. Relevan
h. Efisiensi
i. Efektif
tenaga murid.
lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lain, juga antar satu kelas dengan kelas yang lain.
b. Correlated curriculum
Bentuk ini menghendaki agar mata pelajaran satu sama lain ada
lebih erat, apabila suatu pokok bahasan tertentu dibahas dalam berbagai
6. Fungsi Kurikulum
tersebut.
28
. Endin Mujahidin, dkk, Perencanaan Pendidikan, hlm. 86
54
tidak efektif tapi lebih jauh lagi dapat menghancurkan kerusakan sebuah
C. Metode Pendidikan
1. Pengertian Metode
thariqah yang berarti jalan, dan manhaj yang berarti sistem, serta wasilah
29
lihat Muhammad Fu’ad Abd Baqi, Mu’jam Al-Mufahras Lii Al-Fadz Al-Qur’an, (Beirut :
Dar Fikr, 1987), hlm. 286.
55
Adapun dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu
meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara.30
keadan yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, metode ini
bermakna bagaimana cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan
Subhanahu wa Ta'ala.32
harus dicari dalam Sunnah. Adapun ijtihad dan kajian para ulama
30
Arifin Ilham, Ilmu pendidikan Islam: Suatu tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan
pendekatain terdisipliner, (Jakarta, Bumi Aksara.1991), hlm.61
31
lihat Abudin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, hlm 22.
32
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan
Pendidikan, (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2004), hlm. 35
56
Qur‘an dan Hadits yang harus selalu digali dan diteliti untuk mencapai
pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio
2. Fungsi Metode
pemberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari
33
Ulil Amri Syafri, Metodologi Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Bogor :
Disertasi UIKA,2011.)
34
Ibid
35
Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, (Yogyakarta, Yayasan Penerbitan
IKIP, 1990),Cet ke-6, hlm. 85
57
3. Macam-macam metode
a. Metode Keteladanan
durhaka, maka anak yang dididik tidak akan jauh berbeda dari
sifat pendidiknya.36
b. Metode Pembiasaan
36
Ibid.
58
Cerita atau kisah memiliki daya tarik yang besar untuk menarik
perhatian manusia. Selain itu, cerita juga lebih lama melekat dan
macam: pertama, kisah para nabi dan umatnya; kedua, kisah umat
Nabi, seperti perang Badar dan Uhud; Kisah hijrah dan Isra Mi‘raj;
37
Suharno, Imam Nur, Muhammad the great Educator, Surakarta, Bina Insani Press,2012, hlm.46
38
- Muhammad Abdussalam Al-Ajami, Al-Tarbiyah al-Islâmiyah: Al-Ushul wa AlTathbiqat,
(Riyadh: Dar Al-Nasyir Al-Dauli, 2006),hlm.135-136.
59
sifat tercela.39
d. Metode ceramah
39
Ibid. h.43
40
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Prenada media Grup, 2006),
hlm.184
41
Imam Nur Suharno, Muhammad the great Educator.hlm.41
60
f. Metode Perumpamaan
Metode ini juga membina akal untuk terbiasa berpikir secara valid
42
Ibid, hlm. 45
43
Al-Nahlawi, Ushûl al-Tarbiyah al-Islâmiyyah, hlm. 246-254
61
mengatakan tidak kurang dari lima belas metode pendidikan yang dapat
disebutkan diatas.46
yang berisi prinsip atau pokok ajaran dan petunjuk yang dapat dipahami
D. Evaluasi Pendidikan
menilai sejauh apa ketercapaian dari tujuan yang telah dicanangkan. Oleh
44
Ulil Amri Syafri, Pendidikan karakter berbasis Al-Qur’an.hlm.133
45
HM, Arifin, Ilmu pendidikan Islam, hlm.75
46
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, hlm.107
62
1. Definisi Evaluasi
karena hasil dari evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
Adam As. memperolehnya. Ketiga, Allah Swt. meminta Adam As. untuk
atau taqyim,48 serta qayyim yaitu jamak dari qimah.49 Athiyah Al-Abrasi
arab dikenan dengan istilah taqyim khatami yang berati evaluasi sumatif.51
terlebih dahulu.52
prestasi belajar siswa. Definisi ini pertama kali dikembangkan oleh Ralph
47
Ibid. Hlm.135
48
Muhammad Ali Al-Hulli, Qamus Al-Tarbiyah, (Beirut: Dar Al-Ilm li Al-Malayin, 1981),
hlm. 165.
49
Abdul Rayid Abdul Aziz, Turuq Al-Tadris Al-Tarbiyah Al-Islamiyah, (Kuwait : Wakalat
Al-Mathbu’at, 198)2,hlm. 52.
50
Athiyah Al-Abrasi, Ruh Al-Tarbiyah Wa Ta’lim, (Kairo: Dar Ihya Al-kutub AlArabiyah),
hlm. 360.
51
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan, hlm. 131.
52
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2009),
hlm. 3.
64
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan
dalam kurikulum. 55
pendidikan berjalan sesuai dengan apa yang telah di tetapkan oleh ajaran
akhirat.
53
Ibid.
54
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, hlm.73.
55
Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma Dalam Islam Dan Sains Sosial, hlm.241.
65
2. Bentuk-bentuk evaluasi
dilakukan pada akhir tahun atau akhir program. Evaluasi ini menitik
beratkan pada hasil akhir, bukan pada proses. Adakalanya pada aspek
3. Fungsi Evaluasi
penting dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses, oleh karena
beberapa fungsi;57
56
Sudjana, Nana. Penilaian hasil proses belajar mengajar (Bandung; PT. Rosdakarya, 1995),
hlm.71
57
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, hlm.135
66
cendekiawan muslim yang memiki rasa cemburu terhadap agamanya, ahli tafsir
yang cermat, ahli hadits yang jeli di jaman modern, sastrawan handal, orator
ulung, penulis yang mampu menggetarkan jiwa pembaca, politikus yang berbuat
Muhammad Rasyid Ridha adalah murid yang paling menonjol dari imam
pembaharuan, pemompa semangat baru umat Islam, penggerak bagi yang orang
yang diam, pengingat bagi orang yang lalai, tidak didapati sarana atau mimbar-
mimbar dakwah kecuali disana dijadikan sebagai media untuk menyebarkan ide-
oleh Muhammad Rasyid Ridha, ada baiknya jika dikemukakan terlebih dahulu
riwayat hidup beliau secara singkat. Dari kisah perjalanan hidupnya tersebut,
dapat di ketahui latar belakang dari konsep pemikirannya, terutama yang berkaitan
1
Kholid, Najjar. Rasyid Ridha, WWW. Alukah,Net
2
Majalah Al Manar, (Arabicmegalibrary.com), hlm. 3
67
68
umumnya.
Sepertiga akhir abad ke-19 dan sepertiga abad ke-20, merupakan kurun
waktu yang paling kelabu dalam sejarah arab modern jika dibandingan dengan
kurun waktu sebelumnya. Sebab, pada masa itu imperialis Barat bersekutu
menjadi terbagi dan kekayaannya dirampas. 3 Pada masa inilah Rasyid Ridha
menjalani hidupnya.
Utsmani sebagai kerajaan Islam yang penah menjadi sebuah negara adikuasa
dan menguasai wilayah yang sangat luas meliputi Asia kecil, Armenia, Irak,
3
A. Athaillah, Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir Al Manar, Rasyid Ridha, (Jakarta, Erlangga,
2016), hlm.21
4
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagia Aspeknya, Cet. Ke-5 (Jakarta: UI Press, 1979), hlm.15
69
Eropa.
Pada masa itu, Turki Ustmani diberi julukan oleh negara-negara eropa
dengan The Sick Man of Europe atau orang sakit dari Eropa. Julukan tersebut
dikarenakan Turki Usmani sudah tidak mampu lagi menghentikan gerak laju
Turki Usmani bergabung dengan Jerman pada perang Dunia ke-1 dalam
Maret 1924. Pada saat itu kerajaan Turki Usmani berubah menjadi Negara
Republik Turki yang beraliran sekuler. Sejak kejatuhan tersebut, keadaan umat
Islam di seluruh penjuru dunia kecuali Turki, Iran, Saudi Arabia dan
Demikian keadaan umat Islam pada masa Rasyid Ridha jika dilihat dari aspek
politik.6
Ditinjau dari Aspek agama, Sosial dan budaya, menurut Rasyid Ridha
sendiri kondisi umat Islam lebih menyedihkan. Pada masanya kondisi umat
5
Harun Nasution. Islam Rasional, (Bandung: Mizan,1995), hlm. 106
6
Ibid. 106
70
runtuh dan bangsa-bangsa mereka hancur, mereka sendiri sudah tidak dapat
Menurut Ahmad Amin, pada kurun waktu itu umat Islam sudah seperti
orang tua yang sudah lemah, karena tertekan oleh berbagai kesusahan dan
penguasa, dan pasrahnya mereka kepada qadha dan qadar. Pada waktu itu
agama sudah kehilangan ruhnya dan islam hanya menjadi simbol-simbol lahir
yang tidak menyentuh hati dan tidak dapat membangkitkan semangat serta etos
mainan para badut dan agama hanya merupakan amalan-amalan lahir. Upaya
keras, tetapi dengan bertawasul kepada para wali dan mengusap kuburan-
kuburan mereka.8
Pada masa itu tarekat-tarekat sufi tidak hanya dapat tumbuh dan
menyesatkan mereka dari ajaran yang benar, dan menodai keindahan ajaran-
7
Rasyid Ridha, Al-Wahyu al-Muhammadi, (Kairo: Dar almanar, 1375), hlm. 19
8
A. Athaillah, Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir Al Manar, hlm. 23
9
Ibid. 24
71
dalam bentuk hasyiah (keterangan yang ditulis di sisi kitab) dan Syarah
yang positif maupun yang negatif ke negeri-negeri Islam telah pula membawa
pengaruh besar dalam melahirkan dan mengembangkan sikap yang ada pada
buruk tentang Islam di hati para pemeluknya dan merusak persatuan dan
kesatuan Dunia Islam. Penetrasi tersebut merupaan senjata yang paling ampuh
Karena itu tidak heran pada masa Rasyid Ridha, paham-paham Barat seperti
10
Muhammad ibn Abdullah Salman, Rasyid Ridha, wa Dakwah al-Syaikh Muhammad Bin abdul
wahhab (Kuwait : Maktabah al-Ma’la.1998), hlm.132
11
Op.Cit. hlm.24
12
Ibid.24
72
Salah satu upaya yang cukup siginifikan yang telah dilakukan oleh
menjadi tanah air Rasyid Ridha sendiri telah banyak didirikan lembaga
besar dalam mengembangkan dan mendirikan kedua lembaga tersebut. Hal itu
Islam juga jauh tertinggal dari umat Kristen, bukannya hanya tertinggal oleh
umat Kristen yang tinggal di Eropa tapi juga yang tinggal di Timur Tengah.14
bahwa dari aspek pemikiran umat Islam pada Masa beliau terbagi menjadi tiga
golongan:
disusun oleh para pemuka mazhab-mazhab dan aliran. Seperti Ahlus Sunah,
13
Ibid. 25
14
Ibid.25
73
Syiah Zaidiyyah, dan Syiah Itsna Asy’ariyyah. Bahkan siapa yang tidak
mengikuti salah satu dari mazhab atau aliran tersebut dianggap telah keluar
dari Islam.15
kiblat dan rujukan utama dalam berpikir, syariat Islam dianggap sudah tidak
lagi sesuai dan tidak cocok lagi diterapkan pada masa kini. Karena itu,
golongan ini mensyaratkan bahwa jika umat Islam ingin maju maka harus
mengikuti Eropa dalam segala hal, baik dibidang ilmu pengetahuan, hukum,
penafsiran baru yang sesuai dengan kemajuan zaman, serta meyakini bahwa
besar terhadap para pemikir yang hidup pada masa itu, termasuk Rasyid Ridha.
keadaan yang sudah terjadi atau sebaliknya yaitu dorongan untuk mengubah dan
sebagai salah seorang tokoh ulama, penulis golongan ketiga yang tergerak untuk
melakukan perubahan dan memperbaiki kondisi umat Islam menjadi umat yang
15
Rasyid Ridha, Al Manar, Jilid ke-29 (Kairo:1928), hlm.67
16
Ibid, hlm.67
74
mampu melepaskan diri dari cengkeraman kaum imperialis dan menjadi umat
sebuah desa yang terletak di pantai Laut Tengah, sekitar tiga mil jauhnya di
sebelah selatan kota Tripoli, Libanon. 18 Pada masa tersebut Libanon masih
Saw. inilah sebabnya Ridha mendapat gelar al-Sayyid di depan namanya. Dan
kerap kali menyebut tokoh-tokoh ahli bait seperti ‘Ali Ibn Abi Thalib, al-
Semenjak kecil Ridha diasuh oleh kedua orang tuanya dalam suasana
yang penuh dengan nilai-nilai religius hingga mencapai usia tujuh tahun.
dan berhitung.20
melanjutkannya dengan belajar pada orang tuanya dan ulama setempat. Baru
17
A. Athaillah, Rasyid Ridha, hlm.26
18
Ibrahim Ahmad Al Adawi, Rasyid Ridha. Al Imam al Mujahid. (Maktabah Rasyid Ridha), hlm.19
19
Ibid. 26
20
Ibid.23
75
belajar ilmu Tauhid, ilmu Nahwu, ilmu Sharf, ilmu Fiqh, ilmu Bumi dan
sekolah tersebut adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang akan
Ridha, hal ini menimbulkan keengganan belajar lebih lama di madrasah al-
Rusydiyyah, setelah lebih kurang belajar satu tahun disana, pada tahun 1299 H
dipimpin oleh Syeikh Husayn al Jisr (w.1327 H/1909 M), seorang ulama
Libanon yang telah dipengaruhi ole ide-ide pembaruan yang digulirkan oleh al-
Menurut al Jisr, umat islam tidak akan menjadi baik dan maju kecuali
secara terpadu dengan menggunakan metode yang biasa dipakai oleh orang-
21
Athaillah, Rasyid Ridha, hlm.27
22
A. Athaillah, hlm.27
76
seperti matematika, fisika, logika, filsafat, bahasa Turki, dan bahasa Perancis
asing yang telah banyak bermunculan di sana dan banyak menarik minat
waktu yang lama, karena pihak penguasa Turki tidak dapat menerima
Ridha belajar bahasa Arab dan sastranya serta Tasawuf, kepada Syeikh
Mahmud Nasyabah ia belajar Fiqh Syafi’I dan Hadits hingga beliau menjadi
gurunya yaitu syeikh al Jisr. Pengalaman menulis inilah yang dikemudian hari
23
Ibid, hlm.28
24
Ibid, hlm.28
77
Menurut Ridha, ayahnya al Sayyid Ali Ridha, adalah seorang sunni yang
Tasawuf. Gurunya, Syeih Husain Jisr meski seorang ulama yang berpikiran
Maksud dari kata sunni disini yaitu aliran yang bertentangan dengan syi’ah
dan muktazilah, bisa juga diartikan sebagai faham yang menganut paham
Ridha adalah orang-orang yang menganut paham Asy’ariyah dan bukanlah orang-
Hanafi pada umunya menganut paham Maturidiyyah, dan orang-orang sunni yang
ada yang menganut paham Asy’ariyyah juga ada pula yang menganut paham
Salafiyah. Dari ketiga aliran teologi tersebut, aliran Asy’ariyyah merupakan aliran
yang paling akrab dengan tarekat-tarekat sufi. Hal itu karena keduanya sama-sama
berpegang pada prinsip kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, berpaham Fatalis,
dan berkleyakinan adanya berkah pada wali dan orang-orang saleh meskpun
25
Muhammad Bin Abdillah salman, as-Syaikh Rasyid Ridha, al Salafi al Muslih (Riyadh:Jamiatul
Imam Muhammad ibn Su’ud Al-Islamiyyah, 1993 M), hlm.18
26
A. Athaillah, hlm 28
78
sedangkan teologi yang diajarkan dilembaga tersebut sejak beberapa abad yang
lalu adalah teologi Asy’ariyyah atau paling tidak banyak dipengaruhi oleh teologi
Asy’ariyyah dan bermazhab syafi’I serta menyenangi Tasawuf, tidaklah heran jika
Ridha dididik baik secara langsung atau tidak langsung untuk menjadi seorang
yang terakhir adalah kitab tentang teologi Islam menurut Asy’ariyyah meskipun
teologi tersebut. Disamping itu, Ridha juga pernah menjelaskan bahwa pada
kehidupan sufi, seperti tekun melaksanakan ibadah, membaca dalail khoirat dan
aktif melaksanakan riyadhah (latihan) yang biasa dilakukan oleh para salik,
seperti hidup sederhana, menghindari makanan dan minuman yang lezat, serta
kehidupan sufi serta kemampuannya dalam melakukan sesuatu yang tidak dapat
27
A.Athaillah, hlm.30
79
dilakukan oleh orang lain telah menimbulkan kesan dan kepercayaan dikalangan
keluarga dan masyarakatnya bahwa ia adalah seorang pemuda yang sudah sampai
mengental setelah ia membaca kitab Ihya Ulumuddin yang disusun oleh Imam Al
Ghozali (1058-1111 M). Beliau mengatakan bahwa kitab tersebut bukan hanya
telah menarik minatnya untuk membaca secara berulang kali tapi juga sudah
menyadari tidak sedikit bid’ah dan khurafat yang ada dalam ajaran-ajaran tasawuf
dan tarekat tersebut. Hal itu menjadikannya meninggalkan ajaran tersebut, bahkan
bid’ah dan khurafat. Sebagai upaya nyata dalam memberikan bimbingan kepada
Perubahan sikap terhadap aliran tasawuf dan tarekat tersebut muncul setelah
28
Ahmad Ibrahim, Al Adawi, Op.Cit, hlm . 36
29
A. athaillah. Op.Cit, hlm. 31
30
Muhammad Ibn Abdillah salman, Op.Cit, hlm . 36-38.
80
oleh Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh yang tertuang dalam majalah
masih belajar di Tripoli dan majalah tersebut telah berhenti terbit. Di dalamnya
mengandung unsur dinamis yang membuat umat Islam pada generasi awal mampu
bersikap kritis terhadap keadaan umat Islam dan membuatnya aktif untuk
memiliki visi yaitu membentuk umat Islam menjadi saleh, kemudian visinya
berubah menjadi umat Islam harus merdeka dari belenggu penjajahan dan mampu
31
A Athaillah, hlm.32
32
Ibid, hlm.32
81
oleh Al Afghani dan Abduh semakin mengakar dalam dirinya. Ide-ide yang
pemikirannya.34
1898 M. Pertama muncul dalam bentuk Tabloid dengan durasi satu kali tiap
pekan, kemudian berubah menjadi dua pekan sekali, sebulan sekali dan terkadang
hanya 9 nomor dalam satu tahun. Majalah tersebut berhasil tulis seorang diri dan
merupakan prestasi besar yang sulit ditandingi oleh orang lain. Sejak
diterbitkannya, al Manar telah terkumpul sebanyak 34 jilid besar, setiap jilid berisi
1000 halaman. Dan telah terkumpul seluruhnya. Setelah Ridha wafat, keluarga
33
Pertemuan pertama pada Tahun 1882, ketika tokoh Abduh diusir dari Mesir ke Tripoli, pertemuan
yang kedua pada Tahun 1985 ketika Abduh berkunjung ke Tripoli sebelum pulang ke Mesir dari
Eropa. Pada pertemuannya yang kedua inilah yang sebenarnya mempengaruhi sikap keagamaan dan
politik rasyid Ridha.
34
A. athaillah, hlm.33
82
Manar, namun upaya mereka hanya mampu memunculkan dua nomor yang
memberantas praktik bid’ah dan khurafat yang terdapat dalam tarekat sufi,
qada dan qadar, meningkatkan mutu pendidikan Islam, dan memacu umat Islam
agar dapat mengejar dan melampaui umat lain dalam berbagai bidang kehidupan
Rasyid Ridha. Ide Ridha sendiri pada prinsipnya tidak berbeda dengan ide-ide
para gurunya.
Salah satu ide pembaharuan yang dilontarkan oleh Ridha adalah kondisi
kemunduran umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan dikarenakan umat Islam
ajaran, ditambah lagi bid’ah yang merugikan dan menghambat kemajuan umat
Islam. Seperti anggapan yang menyatakan bahwa dalam Islam terdapat kekuatan
35
Ibid, hlm. 33
36
Ahmad Al Syarbasi.op. Cit, hlm.135
83
hanya dapat diperoleh melalui amal usaha yang sesuai dengan sunnatullah.37
Masih seputar bid’ah yang ditentang keras oleh Ridha adalah paham sebuah
ajaran tarekat terkait dengan tawakkal, Tawassul serta kepatuhan yang berlebihan
Selain itu, Ridha juga berpandangan bahwa salah satu sebab kemunduran
pada bangsa Eropa tumbuh dan berkembang paham ikhtiar (Dinamis) yang
Padahal, Islam sendiri sebenarnya berisi ajaran yang menyerukan umatnya agar
memiliki sifat dinamis. Ajaran tersebut tercermin dalam istilah Jihad, yang
pikiran, kekuatan, serta kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang mulia,
berani berkurban baik dengan harta benda maupun dengan jiwa raga.39
kemajuan Barat, maka sudah sepantasnya umat Islam di seluruh dunia yang
peradaban Islam juga dilandasi kemajuan para ilmuan Islam dalam menguasai
oleh umat Islam yang datang setelahnya, pada saat yang bersamaan Barat justru
37
Harun Nasution. Op.Ci, hlm.72
38
Ibid, hlm.73
39
Ibid, hlm.74
84
bangsa yang tertinggal sementara Barat semakin melesat menuju kejayaan. Dapat
dari Barat, maka sebenarnya umat Islam sedang mempelajari kembali ilmu
penerapan taklid buta dalam mempelajari segala hal yang datang dari Barat.
Karena itu, ia sangat setuju memelajari ilmu pengetahuan modern dari Barat
sebagai upaya modernisasi 41 bagi umat Islam. Tetapi ia menolak keras apabila
keterpurukan suatu bangsa adalah bagian dari esensi bangsa itu sendiri, baik itu
ingin maju harus memutuskan hubungan dengan masa lalunya dan melakukan
restrukturisasi dengan model Barat. Masih menurut Ridha, jika Jepang telah
40
A. athaillah, hlm.35
41
Modernisasi yaitu upaya mengubah sikap dan mentalitas warga masyarakat (baca:Kaum Muslimin)
untuk hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Tim penyusun kamus bahasa Indonesia, KBBI,
(Jakarta, Balai Pustaka,1900), hlm.589
42
Westernisasi adalah pembaratan atau pemujaan terhadap Barat secara berlebihan.ibid, hlm.1011
85
Westernisasi. Sejarahlah yang akan mencatat yang mana diantara keduanya itu
yang terbaik.43
sederhana, baik dalam masalah ibadat maupun muamalah. Praktik ibadah menjadi
terlihat sulit dan ruwet dikarenakan ada orang Islam yang menjadikan hal-hal
sunnah dan tidak wajib dijadikan wajib. Demikian halnya dalam hal muamalah,
dan syura untuk pemerintahan. Adapun untuk perincian dan penerapan prinsip-
dan Sunnah, tidak bisa dianggap absolut dan tidak dapat diubah. Hukum-hukum
1) Pendidikan Jasadiyah
2) Pendidikan Jiwa
3) Pendidikan Akal
43
A. Athaillah. hlm. 36
44
Harun Nasution, Op.Cit, hlm. 72
45
Rasyid Ridha, hlm.57
86
ً ض ِعيفا
َ سان
َ اإلن
ِ ََوخ ِلق
“Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah”
Dari sisi ini, manusia lebih lemah dari binatang, termasuk dari sisi
makhluk yang paling kuat di muka bumi, mampu menundukan binatang dan
keistimewaan yang dimiliki oleh ciptaannya ini, Allah berfirman dalam QS.
At-Tin:4 ;
87
potensi yang dimilikinya kecuali dengan bersyukur atas semua nikmat yang
telah Allah karuniakan kepadanya, baik berupa indera yang nampak atau yang
bathin, akal, emosi, dan hati. Dan yang dimaksud bersyukur menurut Ridha
seperti untuk menghasilkan ilmu atau pengetahuan, baik itu yang bermanfaat
hal yang membahayakan dan kerusakan serta memilih sesuatu yang bermanfaat
mengajarkan ilmu-ilmu yang dapat menjadikan akal itu meningkat, tetapi yang
kebebasan berpikir ini akan mampu melahirkan para ulama dan para pakar
dibidangnya.47
46
Rasyid Ridha. Op.Cit, hlm.59
47
Ibid, hlm 79
88
1) Pendidikan di Rumah
2) Pendidikan di Sekolah
ini menjadi penting karena para wanita muslimah telah banyak yang
dirasuki oleh kebodohan tentang pendidikan pada fase awal ini baik
bersifat keduniaan.
Islam. Karena Islam telah mewajibkan menuntut ilmu baik bagi lai-laki
Ilmu tata cara mendidik, ilmu pengelolaan rumah tangga, berhitung, ilmu
49
kesehatan dan ilmu kondisi sosial dan peradaban secara global. dan
yang paling layak menurut adab Islami bahwa wanitalah yang harus
48
Rasyid Ridha, Op.Cit. hlm. 75
49
Ibid, hlm. 78
89
berperan sbagai pendidik bagi kaum wanita, dan sebagai dokter bagi
pasien wanita.
pendidikan haruslah lebih keras dari umat lainnya. Salah satu sebab
lain. Serta seorang guru harus memiliki keahlian yang mumpuni baik dari
Terkait peran orang tua dan guru dalam pendidikan Islam dapat diulas
kembali sebagai berikut bahwa pendidikan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu
50
Ibid, hlm .80
51
Ibid, hlm. 80
90
segi masyarakat yang berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada
pengembangan potensi-potensi.52
dunia-akhirat.53
bahwa orang tua memiliki peran yang besar proses pendidikan, selain
anak dibesarkan dan dirawat sesuai dengan pesan dari pihak yang memberi
amanat, dalam hal ini ialah Allah Swt. Berkaitan dengan ini, Allah Swt.
52
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, hlm.3
53
Langgulung, Hasan. Beberapa pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’arif.1980),
hlm.94
91
Dari ayat tersebut sangat gamblang bahwa sebagai orang tua diwajibkan
yang sesuai dengan fitrah (naluri manusia) agar mereka memiliki akhlak mulia
Orang tua lah yang nantinya akan memberikan corak warna lukisan apa
yang diinginkan. Oleh karenanya, mendidik anak sebaiknya dimulai sejak dini,
karena perkembangan jiwa anak telah mulai tumbuh sejak dia kecil, sesuai
dengan fitrahnya. Dengan demikian maka fitrah manusia itu kita salurkan, kita
bimbing dan kita juruskan kepada jalan yang seharusnya sesuai dengan
54
Shohih Bukhori, No. 1385
92
guru memiliki peran besar dalam mendidik anak. Keduanya harus bersungguh-
ditentukan dari fisiknya. Nilai fisik tidak lebih hebat dibandingkan dengan
menjadikan keberadaan dirinya lebih tinggi dari sebatas fisiknya. Dia akan
55
Shohih Bukhori, No.893
93
dengan satu umat. Sebagaimana firman Allah Swt (QS. An-Nahl : 120):
Dari ayat di atas, maka wajib bagi setiap muslim untuk mendidik dirinya
untuk memiliki cita-cita luhur, mengabdikan diri bagi kemaslahatan umat maka
56
Rasyid Ridha, tarbiyah …, hlm.90
57
Ibid.
94
dirinya dengan ketakwaan, memiliki cita-cita yang tinggi, keinginan yang kuat,
kebebasan berpikir, menjadi teladan yang baik bagi umatnya, berbuat untuk
sebagaimana dalam hadits, bahwa manusia seperti barang tambang emas dan
perak, barang siapa yang memiliki kemulian maka dia tidak akan rela jika
yang penting dalam pendidikan Islam. Model pendidikan inin diperlukan agar
menuntut ilmu untuk mendapatkan pekerjaan saja, tetapi berbuat dan bekerja
dipundak para pelajar tingkat perguruan tinggi, karena mereka itulah yang akan
masyarakat umum. Hal ini disebabkan banyak lulusan perguruan tinggi pada
masa sekarang hamper tidak memiliki hati yang menggerakan mereka untuk
mengabdi kepada umat, tidak ada yang menghalangi mereka untuk mencuri
tamak terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi pribadi mereka. Karena itu,
58
Rasyid Ridha, Op.Cit, hlm. 83
59
Ibid.
95
kepada setiap pencari ilmu hendaknya tidak melupakan tujuan awalnya dalam
dengan kemunduran umat Islam dan kemasjuan bangsa Eropa dalam peradaban
keinginan dan tekad yang kuat merupakan landasan amal. Dengannya sekolah
dan lembaga menjadi maju dan unggul. Tanpa adanya keinginan dan tekad
yang kuat maka tidak akan ada kemajuan peradaban. Maka menanamkan
keinginan dan tekad yang kuat merupakan satu hal yang paling penting dalam
pendidikan. Ia merupakan tugas yang paling berat, karena sedikit sekali orang
1) Pendidikan Individu
2) Pendidikan Masyarakat
60
Ibid, hlm. 113-120
61
Ibid
96
mampu melahirkan keluarga yang baik, keluarga yang baik akan mampu
melahirkan masyarakat yang baik, dan masyarakat yang baik pada akhirnya
berpandangan bahwa hal itu merupakan risalah penutup para nabi. Yang
fase ke fase berikutnya, lebih tinggi dari sekedar kehidupan materil menuju
bergantung kepada kebenaran dan keluasan ilmu, sedikit sekali orang yang
menguasai hal ini, dan sedikit pula dari yang menguasai ilmu ini mampu
suatu hal yang harus dikuasai oleh setiap tokoh perbaikan atau pembaharu
yang mendidik masyarakat. Semua ilmu mengenai hal ini telah banyak
perguruan tinggi atau lembaga pendidikan, tetapi pada umumnya tidak ada
yang mampu membawa perubahan suatu bangsa menjadi lebih baik dari
sbeelumnya dalam waktu singkat kecuali fakta sejarah bahwa Islam mampu
melakukan perubahan menjadi bangsa yang maju dan terdepan dalam kurun
62
Rasyid Ridha, Op.Cit. h. 65
97
waktu yang singkat. Perubahan tersebut bukan hanay untuk umat Islam
sendiri tapi juga berdampak bagi bangsa yang mengikuti cara Islam atau
dilandasi oleh indahnya perjalanan hidup Muslim saat itu, baik dari sisi adab
dan perilakunya.63
dengan masalah poligami, idah dan perceraian telah pula menjadi referensi dalam
Mesir.64
terjadi dikalangan umat Islam sendiri. Karenanya, jika umat Islam ingin kembali
(Keyakinan). Bukan persatuan dan kesatuan yang hanya dilandasi oleh bahasa dan
etnis. Umat Islam harus bersatu dibawah satu keyakinan, satu sistem moral, satu
sistem pendidikan, dan tunduk kepada satu sistem undang-undang dan hukum.
melalui kekuasaan pemerintah. Karena itu, umat Ilsma harus bersatu, memiliki
seorang kepala pemerintahan yang disebut khalifah yang tidak bersifat absolute
63
Ibid, hlm 67
64
Muhammad Ibn Abdullah Salman, Op.Cit, hlm 554
98
untuk itu seperti melalui pendidikan, dakwah serta politik praktis. Dalam
menjalankan tiga aktivitas ini, ia sempat delapan kali keluar negeri dan sempat
yang ditujuan untuk melahirkan kader-kader juru dakwah yang tangguh. Para
alumni dari madrasah tersebut banyak yang dikirim ke negeri-negeri Islam yang
misionaris Kristen.66
mengatakan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi hidupnya tidaklah mudah,
Ridha harus berjuang di dua barisan pertempuran. Di barisan pertama dia harus
berhadapan dengan paham tradisional dan skolastik para ulama yang dipandang
pemikir yang telah meninggalkan pengaruh pada masanya dan pada abad ke-20,
dengan pengikut yang tersebar dari Maroko di Afrika Utara sampai ke Indonesia
65
Ibid, hlm .74
66
A. Athaillah, hlm.37
67
Edwart Mortimer, Islam dan kekuasaan, alih bahasa oleh Rina Hadi dan rahmani Astuti dari Faith
and power; the politics of Islam, Cet. Ke-1. (Bandung: Mizan, 1984 M), hlm.233
99
Asia Tenggara.68
berjasa besar dalam memerangi taklid, bid’ah, dan khurafat dan menjadikan
al- Manar memberikan pengaruh yang besar dalam membuka wawasan baru
modern.72
68
Ibid, hlm. 232
69
Muhammad Ibn Abdullah Salman, Op.Cit, hlm.541
70
A. Athaillah. Op. cit, hlm..38
71
Muhammad Ibn Abdullah Salman, Op.Cit, hlm.553
72
A. Athaillah, hlm.38
100
5. Al Wahyu Al Muhammadi
6. At Tarbiyyah Wa ta’lim
Khususnya dalam bidang Tafsir, pengaruh rasyid Ridha bagi para mufassir
setelahnya amat signifikan, pengaruh tersebut tercermin dengan jelas pada kitab-
4. Tafsir Al Munir dan al Wajiz ‘ala Hamisy al Quranul Karim, karya Dr.
wahbah Al Zuhaily
73
A. Athaillah, hlm.38
BAB IV
PEMBAHASAN
Islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW. berkaitan dengan itu pula
pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda sejalan dengan
upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus menerus pasca generasi Nabi,
perubahan baik dari segi kurikulum (Mata Pelajaran)1, maupun dari segi lembaga
pendidikan Islam yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa sesungguhnya adanya
upaya perubahan, walaupun sedikit benar-benar telah nampak dan terjadi secara
Sedikitnya ada lima fase yang telah dilalui umat Islam dalam menjelaskan
yang banyak menggunakan pola pemikiran berbeda dari pola pendidikan yang
1
Pada masa Nabi, Khulafaurrasyidin dan sesudahnya, kelihatan kurikulum masih terbatas pada
materi pelajaran yang diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan Islam. Kurikulum pada masa
pendidikan klasik lebih banyak diupayakan oleh orang-orang tertentu yang mempunyai peran
penting dalam masyarakat, seperti pendidikan pada masa pertumbuhan dan perkembangan
kurikulum lebih banyak mengacu pada pendapat Nabi, Pendidikan masa khulafauurasyidin tentu
para kholifah yang empat lebih banyak mendominasi adanya kurikulum pendidikan Islam, dan
pasca kedua periode tersebut kelihatannya peran ulama yang lebih banyak mendominasi,
sehingga berakhirnya masa pendidikan Islam klasik.
2
Suwito dan Fauzan, Sejarah pemikiran para tokoh Pendidikan,(Bandung, Angkasa, 2003), hlm.1
101
102
wahyu (pola Sufistik), hingga pola pemikran rasional yang didasarkan pada
pemahaman kontekstual wahyu secara empiris. Kedua pola inilah yang menjadi
factor lain timbulnya masa kejayaan Islam pada masa Bani Umayyah dan
Abbasiyyah;
umat Islam waktu itu lebih banyak bertumpu pada cara berpikir tradisional
(Sufistik) dan tidak lagi mau menggunakan pola berfikir rasional yang telah
diambil oleh Barat. Kondisi ini terjadi sekitar abad ke delapan dan ke tigabelas
Masehi.3
dan diperbaharui sepadan dengan kemajuan atau minimalnya dapat mengikuti per-
dunia Islam yang mencakup dalam berbagai bidang, baik bidang keagamaan,
sosial, dan intelektual. Merajalelanya bid’ah dan khurafat yang mengotori akidah,
sehingga sebagian besar umat Islam buta terhadap sinar Islam yang orisinil yang
pembaharuan dalam diri segelintir orang, mereka menyerukan agar umat Islam
kembali kepada al-Qur’an dan hadits, meninggalkan sikap jumud menuju sikap
3
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta, Bum Aksara,1992), hlm.110
4
Suwito dan Fauzan, Op.Cit. 2
103
dinamis, menjauhkan syirik, bid’ah dan khurafat menuju aqidah yang shalih, dan
memanfaatkan akal yang tinggi. Salah satu tokoh pembaharu tersebut adalah
Rasyid Rida.5
Rasyid Ridha adalah seorang tokoh dengan multi profesi, selain sebagai
ulama, dai, dan pendidik yang dikenal luas kedalaman ilmunya, terutama dibidang
Tafsir, hadits, sastra, dan sejarah, ia juga penulis yang produktif, serta politikus
yang andal.6
Dalam bab ini akan dibahas pembaharuan pemikiran yang dilakukan Rasyid
yang dicetuskan oleh Rasyid Ridha dapat dilihat dengan jelas secara spesifik pada
sikap jumud terhadap warisan ulama masa lampau di satu sisi serta pengekoran
Keempat, Purifikasi akidah dari segala bentuk praktek yang berbau syirik,
5
A. Athaillah, Rasyid Ridha, (Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama, 2006), hlm. 25
6
Herry Mohammad dkk, Tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh abad 20, (Depok, Gema Insani
Press, 2008), hlm. 315
7
Herry Mohammad, dkk, Tokoh-tokoh…, hlm.316
104
dilapangan.
benar bagian dari syariat/ajaran agama dengan yang hanya merupakan adat atau
kebiasaan.
berbeda dalam hal kebangsaan, aliran dan madzhab, maupun wilayah tempat
tinggal. Dengan demikian, dengan tetap mengedepankan sikap kritis dan rasional,
keutuhan kekhalifahan Islam ketika itu, yaitu Turki Usmani harus tetap didukung.
Aktivitas apapun haruslah memiliki tujuan, atau niat yang benar, tanpa
terkecuali pendidikan. Karena tanpa tujuan dan niat, proses yang di tempuh
akan kehilangan arah dan arti, yang pada akhirnya berujung pada kegagalan.
Untuk itu, Islam telah membuat satu kaidah penting yang berbunyi
105
yang berarti segala amal perbuatan tergantung niatnya8, dan juga kaidah
tujuannya.9
kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Sangat sulit dibayangkan jika suatu
kegiatan tidak memiliki tujuan yang jelas, maka tujuan pendidikan memiliki
Maka dari itu ketika mendesain pendidikan, hal pertama dan terpenting
yang harus dilakukan adalah merumuskan tujuan yang hendak di capai, karena
untuk lebih mudahnya bisa dikatakan bahwa mutu pendidikan akan segera
pendidikan, maka semua proses pendidikan hampir pasti akan berakhir dengan
kegagalan.11
8
Shahih al-Bukhari, Bab Bad’u al-Wahyi, juz I, hlm. 2, HR Muslim, Shahih Muslim, Bab Fima
Anna Bihi al-Thalaq, juz II, hlm. 230 (Al-Maktabah al-Syamilah).
9
Abd Al-Rahman ibn Abi Bakar Al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazair, (Jakarta Dar al-kutub al-
Islamiyah, Tanpa Tahun), hlm. 6. Lihat juga Abd Al-Hamid Hakim , Mabadi Awwaliyah,
(Jakarta: Al-Maktabat al-Sa’diyyah Putra, Tanpa Tahun), hlm.22
10
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: ROSDA, 2008), hlm. 75
11
Akhmad Alim, Tafsir Pendidikan Islam, Jakarta: AMP Press, 2014, hlm. 38
106
dalam Al-Qur’an bahwa umat Islam menempati posisi yang sangat Istimewa,
kemaslahatan pribadi atau golongan tertentu. Semua ini merupakan sifat orang
pendahulu bahwa umat Islam merupakan umat yang menjadi pewaris para
Nabi, kelompok pemimpin yang ditaati, para pembuat kebijakan yang adil,
12
Rasyid Ridha, At-Tarbiyah wa taklim, h.24 (www.al-Mostafa.com)
107
bahkan umat Islam merupakan umat yang emiliki posisi tertinggi dan unggul
dari umat lainnya dalam seluruh aspek kehidupan seperti ilmu dan perbuatan,
hingga tidak sedikit kaum yang tertarik dan mengikuti polah hidup mereka baik
dari agama, logika berpikir dan etika pergaulan. Kondisi tersebut kemudian
berbalik, umat Islam bukan hanya mengalami kemunduran tapi jauh terpuruk
menjadi umat yang lemah, miskin, kondisi yang jauh dari ideal, hina
dipandangan bangsa lain, saling iri dengki, saling bermusuhan dan terpecah
belah.
terus dirasakan oleh umat Islam selama penyebab utamanya belum tercabut
dari diri umat Islam sendiri. Untuk itu umat Islam harus berusaha merubah
kondisi dirinya guna membawa perubahan bagi umat Islam umumnya. Ridha
umat Islam pada posisi yang seharusnya. Dan juga menjadikan perubahan jiwa
13
Ibid, hlm. 22
14
Ibid, hlm. 21
108
Hal ini dilandasi pemahaman beliau dalam merenungkan ayat dalam Q.S Ar-
perbuatan, perubahan perbuatan yang dilandasi oleh pengaruh pada ilmu dan
pada pemikiran Ridha, telah merumuskan sendiri tujuan pendidikan Islam yaitu
akhirat. Dari rumusan tujuan ini dapat difahami bahwa yang ingin dicapai
15
Ibid, hlm. 24
16
Suwito dan Fauzan, hlm. 309
109
utama untuk memperbaiki kondisi umat Islam secara umum. Tanpanya tidak
umat Islam akan kebenaran dan kemuliaan ajaran Islam hingga akhirnya Ridha
Ridha bahwa umat Islam harus berusaha menjadi umat yang saleh kemudian
umat Islam harus menjadi umat yang merdeka dari belenggu penjajahan,
menjadi umat yang maju hingga dapat bersaing dengan umat-umat lain dan
menjadi dua, yaitu umum dan khusus. Dari sisi ini peneliti melihat bahwa
17
A. Athaillah, hlm. 35
18
A. Athaillah, Rasyid Ridha, hlm. 32
110
Atau dengan istilah lain tujuan pendidikan menurut Ridha adalah untuk
ََصريبَ َك ِمرن
ِ سن َ َّار ْاْل ِخ َررة َ َو َال تَر ْن َّ اك
َ َّللا الد َ َ َوا ْبت َ ِغ فِي َما آت
َ َرك َو َال ت َ ْبر ِغ ْالف
سررادَ فِري َ َّللا إِلَ ْير َ رن َك َمررا أ َ ْح
َّ َسررن ْ الررد ْنيَا َوأ َ ْح ِسر
ََّللاَ َال ي ِحب ْالم ْف ِسدِين َّ ض ِإ َّن ِ ْاأل َ ْر
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.”
19
Rasyid Ridha. Op.cit, hlm. 63
111
B. Kurikulum Pendidikan
dan terencana dapat memberikan peluang yang besar dalam pencapaian tujuan
hal ini tergambar dalam kisah nabi yusuf saat membuat rencana makro
kurikulum.
ص ْدت ْم فَذَروه ِفي س ْنب ِل ِه َ س ْب َع ِس ِنينَ دَأَبًا فَ َما َحَ َقَا َل ت َ ْز َرعون
َس ْب ٌع ِشدَاد ٌ يَأْك ْلن
َ ث َّم يَأْتِي ِم ْن بَ ْع ِد ذَ ِل َك، َيال ِم َّما تَأْكلون
ً ِإ َّال قَ ِل
ث َّم يَأ ْ ِتي ِم ْن بَ ْع ِد ذَ ِل َك، َصنون ً َما قَد َّْمت ْم لَه َّن ِإ َّال قَ ِل
ِ يال ِم َّما ت ْح
ِ َعا ٌم فِي ِه يغَاث النَّاس َوفِي ِه يَ ْع
َصرون
"Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa;
Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali
sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh
tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan
untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum)
20
Safaruddin, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta, ciputat press, 2005), hlm. 188
112
yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang
padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka
memeras anggur."
Kisah Nabi Yusuf ini menjadi pelajaran bagi setiap muslim, betapa
dari kekuatan tauhid kepada Allah Swt. Menurut Qardhawi yang dikutip oleh
segala sebab atau mengabaikan sunnah (hukum) yang diberikan Allah untuk
kal adalah proses perencanaan dan pelaksanaan yang baik menuju keridhaan
Allah Swt.21
1. Prinsip kurikulum
21
Safaruddin, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta, ciputat press, 2005), hlm. 189.
113
apa yang kita sepakati dan bersikap toleran dalam masalah yang kita
perselisihkan23
aspek muatan kurikulum yang seimbang antara muatan ilmu agama dan
beliau dirikan yaitu Madrasah al-Dakwah wal Irsyad. Dalam hal ini, aspek
pertama yaitu Al-Qur’an dan hadits wajib dipelajari oleh seluruh peserta
22
Kholid Al-Fahdi, Muhammad Rasyid Ridha, Masa hidup, tantangan dan metode
pembaruannya,(Dar Sofahat; Damaskus,2007), hlm. 48
23
Ibid, hlm. 51
24
Ibid. hlm.51
25
Al-Adlawy, Ibrahim Ahmad, Rasyid Ridha al-imamul Mujtahid,(Kairo, Muassasah Al-
Mishriyyah Al-Ammah li ta’lif wal Anfa; Wa An-Nasyr), hlm.26
114
b. Ilmu penunjang ilmu agama Islam yaitu bahasa Arab, Sastra dan
ekonomi.
26
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al Manar,(Mesir, dar Al Manar,IV/1373),Juz 1 hlm.262
115
Ini merupakan salah satu keistimewaan Islam. Hal ini dapat dilihat
karena ilmu yang dimilikinya tanpa melihat apa yang dimiliki orang lain
ت ِ ررارى َعلَررى شَرر ْيءٍ َوقَالَرر َ ص َ َّت الن َ ت ْاليَهررود لَ ْي
ِ سرر ِ َوقَالَرر
رابَ َ ش ْيءٍ َوه ْم يَتْلرونَ ا ْل ِكت َ ت ْاليَهود َعلَى َ ارى لَ ْي
ِ س َ ص َ َّالن
َكذَ ِل َك قَا َل الَّذِينَ َال يَ ْعلَمونَ ِمثْ َل قَ ْو ِل ِه ْم فَا َّّلل يَ ْحكم بَيْرنَه ْم
َيَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة فِي َما َكانوا فِي ِه يَ ْخت َ ِلفون
“Dan orang-orang Yahudi berkata: “Orang-orang Nasrani itu
tidak mempunyai suatu pegangan”, dan orang-orang Nasrani
berkata: “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu
pegangan,” padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab.
Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan
seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara
mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih
padanya.”
bersabda :
116
َحيْث َما َو َجدَ َها فَه َو أ َ َحق ِب َها، ضالَّة ْالمؤْ ِم ِن
َ ْال ِح ْك َمة
“Hikmah itu merupakan sesuatu yang hilang dari oarng beriman,
dimanapun menemukannya maka ia berhak atasnya” (HR. Tirmidzi)27
manfaat darinya, yang kemudian dampak dari amal tersebut akan terlihat
lebih tinggi tingkat kebutuhannya jika dibandingkan dengan teori. Amal dapat
memebrikan manfaat bagi umat manusia meskipun kecil, dan ilmu teori
menjadi perlu karena ilmu tetap didahulukan sebelum beramal. Adapun ilmu
27
Sunan At-Tirmidzi, Bab Fadlu Fiqh, juz 10, hlm. 209, Hadits ghorib.
28
Rasyid Ridha, Almanar. hlm. 545
117
pembaharu pada dasarnya adalah melanjutkan apa yang telah digagas oleh
pelajaran umum.30
dunia dan akhirat hanya dapat diperoleh melalui amal dan usaha yang sesuai
dengan sunnatullah.31
Selain itu, ada beberapa hal yang ditentang oleh Ridha seperti ajaran
29
Rasyid Ridha, Tafsir Alfatihah,(Kairo: Mathba’ Al Manar, 1330), hlm. 923
30
Suwito dan Fauzan, Sejarah Pemikiran para Tokoh,hlm. 301
31
Harun Nasution, Op.cit, hlm.72
118
berisi ajaran yang mendorong umatnya agar bersifat dinamis. Ajaran tersebut
terkadung dalam kata jihad, yang berarti berusaha keras dan bersungguh-
2. Sumber Kurikulum
a. Al-Qur’an
32
Ibi, hlm.74
119
mulia, dan penggalian esensinya hanya bisa dicapai oleh orang yang
mujtahid ahli hukum Islam atau ahli fiqh saja, karena ayat-ayat yang
terdahulu pada masa awal Islam merteka mengambil petunjuk dari al-
jiwa-jiwa mereka maka mereka tidak akan menjadi generasi terbaik dan
datang maka akan didapati orang yang memeluk Islam karena tertarik
33
Muhammad Salim Muhsin, Tarikh Al-Quran al-Karim, Iskandariyah: Muassasah Syabab al-
Jam’iyah, hlm. 5.
34
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Kairo: Dar al-Manar. 1373 H. Juz I, hlm.17.
120
akal, akhlak, dan jiwa. Kitab yang kekal yang belum pernah ada
sebelumnya dan tidak akan ada setelahnya. Kitab yang bisa membuat
Dan guru seharusnya tidak mengonversi (an yahula) antara murid dan
alam semesta, yaitu diantaranya dalam surat at-takwir ayat 27, dan al-
35
Rasyid Ridha, tarbiyyah Wa Taklim, Al Mostafa, hlm. 42
36
At-arbiyah al-Islamiyyah al-Hurrah, hlm. 13-14
121
َار َك الَّذِي ن ََّرز َل ْالف ْرقَرانَ َعلَرى َعبْر ِد ِه ِليَكرونَ ِل ْلعَرالَ ِمين
َ َتَب
ِيرا
ً نَذ
“Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqan (al-
Quran) kepada hambaNya, agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam.”
اس ِ ضررانَ الَّ رذِي أ ْنر ِرز َل فِي ر ِه ْالقر ْررآن ه ردًى ِللنَّ ر
َ ش ر ْهر َر َم َ
َّ ش ر ِهدَ ِم ر ْنكم ال
ش ر ْه َر َ رن ِ ت ِمررنَ ْاله ردَى َو ْالف ْرقَر
ْ ران فَ َمر ٍ َوبَ ِينَررا
ٍ رن أَي
َّرام ً فَ ْليَص ْمه َو َم ْن َكانَ َم ِري
َ ضا أ َ ْو َعلَى
ْ سفَ ٍر فَ ِعدَّة ٌ ِم
َّللا ِبكم ْالي ْس َر َو َال ي ِريد ِبكم ا ْلع ْس َرر َو ِلت ْك ِملروا
َّ أخ ََر ي ِريد
َّ ْال ِعدَّة َ َو ِلت َك ِبروا
ََّللاَ َعلَى َما َهدَاك ْم َولَعَلَّك ْم ت َ ْشكرون
“(Beberapa hari yang di tentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya di turunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa
diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia benrbuka), maka (wajiblah baginya
37
Karniah Filsafat Ilmu dikutip dariYusuf al-Qardawi, Bagaiman Berinteraksi dengan Al-quran,
cetakan ke 4, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, hlm. 59-60.
122
segi kehidupan, yaitu rohani dan jasmani, masalah sosial serta ekonomi,
Oleh karena itu, manusia yang berpaling dari kalam Allah (Al-
QS.Toha: 100;
38
Ibid, hlm 14-15.
123
Seluruh ilmu di dunia ini berasal dari Allah Swt. Yang kekuasaannya
b. As-Sunah
39
Lihat surat Lukman (31) ayat 26
124
ajaran Islam.
c. Akal
40
Ibid, hlm.21
41
Rasyid Ridha, At-Tarbiyah Wat Taklim, Mu’tamar tarbiyah Wa Taklim al-Islamy, India,
(India,Penerbit Al-Ahmadiyah, 1912), hlm.8
125
ditegaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Ijtihad dalam hal ini dapat
kaidah-kaidah yang telah diatur oleh para mujtahid. Oleh karena, itu
ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yang sangat
Sunah43.
42
Ibid, hlm.21
43
Rasyid Ridha, Tarbiyah Wa Taklim, hlm. 61
44
Ibid, hlm. 62
126
رث فِري اْأل ِم ِيرينَ َرسروالً ِمر ْنه ْم يَتْلروا َعلَر ْي ِه ْم َ َه َو الَّرذِي بَع
اب َو ْال ِح ْك َمرةَ َو ِإن َكرانوا َ َءايَاتِر ِه َويرزَ ِكي ِه ْم َويعَ ِلمهرم ْال ِكتَر
َ ِمن قَبْل لَ ِفي
ٍ ِضالَ ٍل مب
ين
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan
hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”.
paling utama, dengannya manusia dapat memiliki jiwa yang bersih dan
mulia, senantiasa dihiasi dengan akhlak yang luhur, bersih dari sifat-
45
Ibid.
128
jiwa tersebut.46
3. Materi pelajaran
Lebih dari itu, kemajuan yang pernah dicapai umat Islam pada zaman
itu, jika sekarang umat Islam memelajari ilmu pengetahuan modern dari
modern dari Barat tidaklah merupakan anjuran untuk bertaklid buta dan
mengikuti semua hal yang datang dari Barat. Karena itu, ia setuju apabila
46
Rasyid Ridha. Op.Cit.61
47
Harusn Nasution. Op.Cit, hlm. 74-75
129
bahwa keterpurukan suatu bangsa adalah bagian dan esensi bangsa itu
Oleh karena itu, bangsa yang ingin maju harus memutuskan hubungan
Barat.48
kurikulum dengan memadukan muatan ilmu agama dan ilmu modern yang
sesuai dengan tujuan dari pendidikan Islam. Materi Pendidikan yang harus
a. Bahasa Arab
رل َمثَر ٍل لَعَلَّهر ْمِ رن ك ْ آن ِم ِ اس فِي َهذَا ْالق ْر َ َولَقَ ْد
ِ َّض َر ْبنَا ِللن
َج لَعَلَّه ْم يَت َّقونٍ ق ْرآنًا َع َربِيًّا َغي َْر ذِي ِع َو, َيَتَذَ َّكرون
“Sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam Al-Qur’an
ini setiap macam perumpamaan. (Ialah) Al-Qur’an dalam bahasa
48
A. Atahillah, hlm. 36
49
Asmuni yusran. Pengantar studi Pemikiran dan gerakan pembaharuan dalam Dunia
Islam,(Jakarta, Raja Grapindo Persada, 1996), hlm.85
130
Selain itu dengan bahasa Arab umat Islam akan mampu menggali
menghafalnya dan mencatatnya, juga bukan hanya tahun dan jumlah dan
50
Rasyid Ridha. Op.Cit, hlm.32
131
kasih sayang dan iman. Maka seharusnya setiap semester tidak kosong
C. Metode Pendidikan
Salah satu dari fungsi pendidikan adalah mengantarkan pesan yang berisi
adalah salah satu contoh peserta didik yang berhasil terpengaruh oleh pesan
dalam hati dan pikiran Muhammad Rasyid Ridha hingga kemudian di menjadi
sebuah sikap dan karakter yang pada akhirnya membawa rasyid Ridha menjadi
salah satu tokoh pembaharuan yang diteladani oleh banyak orang dalam hal
51
At-Tarbiyah al-Islamiyyah al-Hurrah, hlm: 15
52
Fakhruddin Faiz, Hermeneutika Qur’ani, Antara Teks, Konteks, dan Kontekstualisasi,
(Yogyakarta : Qalam, 2002), cet. ke-1, hlm. 64.
132
Dari gambaran di atas, dapat ditarik pelajaran, betapa sebuah pesan dapat
memiliki pengaruh yang besar dan signifikan dalam diri seseorang, tetapi
kebutuhan merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh setiap pendidik atau
da’i. Teladan itu semua ada pada diri Rasulullah saw yang telah terbukti
meniru kepada Rasulullah saw. karena Rasulullah adalah orang yang telah
ٌسنَة
َ لَقَ ْد َكانَ لَك ْم فِي َرسو ِل هللاِ أ ْس َوة ٌ َح
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah Saw. suri teladan yang
baik”.HR. Bukhori.”54
thariqah yang berarti jalan, dan manhaj yang berarti sistem, serta wasilah
yang berarti perantara. Dari kedua bahasa tersebut sepertinya tidak terjadi
perbedaan makna.55
53
Rahmat Abdullah, Pengantar buku kekuatan sang murobbi,(Jakart, Al-I’tishom Cahaya Umat,
2011), hlm.vii
54
Shohih Bukhori, No. 774
55
lihat Muhammad Fu’ad Abd Baqi, Mu’jam Al-Mufahras Lii Al-Fadz Al-Qur’an, Beirut :
Dar Fikr, 1987, hlm. 286.
133
1. Metode keteladanan
Yang di maksud dengan tauladan yang baik adalah dan contoh yang
tinggi adalah pribadi Rasulullah saw dan para nabi dan rasul Allah.
semenjak kecil, karena beliau sendiri menyandang gelar sayyid yang gelar
anak sebagai tauladan yang utama bagi umat muslim dan contoh tertinggi
bagi mereka. Rasa cinta ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
c. Para pendidik seperti kedua orang tua dan para guru, bisa menjadi
tauladan yang baik. Ridha mendapatkan tauladan yang baik pada diri
keutamaan dan perbaikan. Belajar dari mereka kasih sayang dan empati
terhadan sesama dan doa yang baik bagi mereka dengan dikaruniai ilmu
2. Metode Pendidikan
hingga era modern kepada seluruh manusia secara umum ditempuh melalui
lisan dan ada pula yang melalui tulisan, bahkan tida sedikit yang
muslimin sejak dulu, banyak ulama yang telah mengukir namanya dalam
melalui ide pemikirannya dapat ditemui dalam berbagai aspek dan bentuk,
namun tetap saja yang kemudian dipandang paling signifikan dan identik
dengan figur Rasyid Ridha adalah majalah Al-Manar dan Tafsir Al-Manar.
Keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dengan sosok
tahun kedua. Seperti disinggung seilas diatas, terbitnya majalah ini memang
merupakan tekad dan cita-cita Rasyid Ridha sejak meninggalkan Tripoli dan
untuk juga mempergunakan media yang sama yaitu media massa, guna
Tafsir al-Manar. Tafsir dengan nama asli Tafsir Al-Qur’an al-Hakim ini
56
Herry Mohammad dkk, Tokoh-tokoh …, hlm. 315
57
Ibid
136
yang ingin diwujudkan sang tokoh akan dapat diamati dengan jelas disela-
Rasyid Ridha dalam memanfaatkan metode tulisan dengan cara yang sangat
apik, hingga mampu menggugah para peneliti yang melakukan kajian atas
3. Metode Ceramah
keluasan dunia dan akhirat. Dan supaya dakwah ini tumbuh dan
kehidupan para sahabat dan pembaharu Islam dan sejarah dakwah Islam di
58
Herry Mohammad dkk, Tokoh-tokoh.., hlm. 317
137
berbagai zaman. Dan lebih baik membuat program pendidikan berupa rihlah
Evaluasi yang merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam
harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur
keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan
proses pembelajaran.60
59
Al-Tarbiyah al-Islamiyyah al-Hurrah
60
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), hlm. 220.
138
صررا ِلحونَ َو ِمر ْنه ْم َّ ض أ َم ًمررا ِمر ْنهم ال ِ ط ْعنَرراه ْم فِرري ْاأل َ ْرَّ ََوق
ت لَعَلَّهررررر ْم
ِ رررريئَا
ِ سر َّ ت َوال َ ررررك َوبَلَ ْونَررررراه ْم ِب ْال َح
ِ سرررررنَا َ دونَ ذَ ِلر
َيَ ْر ِجعون
“Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan,
diantaranya ada orang-orang yang yang shaleh dan diantaranya ada
yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan yang baik-baik dan
yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).”
ajaran agama atau dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran
keliru.
س َروا ِد ال َّ
شر ْع ِر، ب شَر ِديْد َ
الث َيرا ِ
اض ِ علَ ْينَا َرج ٌل َ
ش ِديْد َب َي ِ َي ْو ٍم ِإ ْذ َ
طلَ َع َ
سرفَ ِرَ ،والَ يَ ْع ِرفره ِمنَّرا أَ َحردٌَ ،حتَّرى َجلَ َ
رس ِإلَرى علَيْر ِه أَثَرر ال َّ
الَ ي َرى َ
النَّبِرري ِ صررلى هللا عليرره وسررلم فَأ َ ْسرنَدَ ر ْكبَتَ ْير ِه ِإلَررى ر ْكبَتَ ْير ِه َو َو َ
ضر َع
رن اْ ِإل ْسرالَ ِمَ ،ف َقررا َل ع َلررى َف ِخذَ ْير ِه َو َقررا َلَ :يررا م َح َّمررد أَ ْخ ِب ْر ِنرري َ
عر ِ َكفَّ ْير ِه َ
َرس ْول هللاِ صلى هللا عليه وسلم :اْ ِإل ِسالَم أَ ْن تَ ْش َهدَ أَ ْن الَ ِإلَرهَ ِإالَّ
ي َّ
الزكراَةَ َوتَص ْرو َم صرالَةَ َوترؤْ تِ َ هللا َوأَ َّن م َح َّمدًا َرس ْول هللاِ َوت ِقي َْم ال َّ
ت، صردَ ْق َ
سر ِب ْيالً َقررا َل َ :
ت ِإ َل ْير ِه َ ضررانَ َوتَحر َّج ْال َب ْير َ
رت ِإ ِن ا ْسرتَ َ
ط ْع َ َر َم َ
ران قَرا َل :أَ ْن
رن اْ ِإل ْي َم ِ
ع ِصدِقه ،قَا َل :فَرأ َ ْخ ِب ْرنِي َ
فَ َع ِج ْبنَا لَه يَ ْسأَله َوي َ
اْلخ ِرر َوترؤْ ِمنَ ِب ْالقَردَ ِر
تؤْ ِمنَ ِباهللِ َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َوكت ِب ِه َورس ِل ِه َو ْال َي ْرو ِم ِ
ران ،قَرا َل :أَ ْن س ِ ت ،قَا َل فَأ َ ْخ ِب ْرنِي َ
ع ِن اْ ِإل ْح َ صدَ ْق َ
َخي ِْر ِه َوش َِر ِه .قَا َل َ
اك .قَرا َل :فَرأ َ ْخبِ ْرنِي تَ ْعبدَ هللاَ َكأَنَّ َك تَ َراه فَإِ ْن لَ ْم تَك ْن تَ َراه فَإِنَّره يَ َرر َ
ع ِة ،قَررا َلَ :مررا ْال َم ْسررؤ ْول َ
ع ْن َهررا ِب رأ َ ْعلَ َم ِمررنَ ال َّ
سررا ِئ ِل .قَررا َل سررا َ
رن ال َّ
عر ِ
َ
اراتِ َها ،قَا َل أَ ْن تَ ِلدَ اْأل َ َمة َربَّتَ َها َوأَ ْن تَ َررى ْالحفَراةَ
ع ْن أَ َم َ
فَأ َ ْخ ِب ْرنِي َ
طلَقَ فَلَبِثْت ط َاول ْونَ فِي ْالب ْنيَ ِ
ان ،ث َّم ا ْن َ اء يَتَ َ
ش ِ ْالع َراةَ ْالعَالَةَ ِر َ
عا َء ال َّ
61
Syarh Al Muslim, No. 2564
140
هللا َو َرس ْروله: سرا ِئ ِل ُ ق ْلرت ِ َيا ع َمر َر أَتَر ْد ِري َم: ث َّم قَا َل،َم ِليًّا
َّ رن ال
.ِد ْينَك ْم قَا َل فَإِنَّه ِجب ِْريْل أَتـَاك ْم ي َع ِلمك ْم. أَ ْعلَ َم
“Dari Umar radhiyallahu anhu, ia berkata, “Suatu hari ketika kami
duduk-duduk di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba
datang seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan
berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas perjalanan jauh dan
tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Kemudian dia
duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menempelkan
kedua lututnya kepada lutut Beliau dan meletakkan kedua telapak
tangannya di paha Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sambil berkata,
“Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam adalah kamu
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika kamu
mampu,“kemudian dia berkata, “Engkau benar.“ Kami semua heran, dia
yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi,
“Beritahukanlah kepadaku tentang Iman?” Beliau bersabda, “Kamu
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik
maupun yang buruk.” Dia berkata, “Engkau benar.” Kemudian dia
berkata lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan.” Beliau
menjawab, “Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan
kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak merasa begitu, (ketahuilah) bahwa
Dia melihatmu.” Kemudian dia berkata, “Beritahukan aku tentang hari
kiamat (kapan terjadinya).” Beliau menjawab, “Yang ditanya tidaklah
lebih mengetahui dari yang bertanya.” Dia berkata, “Beritahukan
kepadaku tentang tanda-tandanya? “Beliau menjawab, “Jika seorang
budak melahirkan tuannya dan jika kamu melihat orang yang sebelumnya
tidak beralas kaki dan tidak berpakaian, miskin dan penggembala domba,
(kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan,” Orang itu pun
pergi dan aku berdiam lama, kemudian Beliau bertanya, “Tahukah kamu
siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui.” Beliau bersabda, “Dia adalah Jibril yang datang kepadamu
dengan maksud mengajarkan agamamu.” (HR. Muslim)
penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-
psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya
yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan
141
Islam.
komprehensif dan menyeluruh dengan berbagai metode, dan dari berbagai sisi.
Dari segi tujuan pendidikan, evaluasi yang dilakukan oleh Muhammad Rasyid
sebagaimana diatas yaitu menjadikan umat Islam umat yang saleh, yang
merdeka dari belenggu penjajahan, yang maju hingga dapat bersaing dengan
seperti politik, ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan untuk
yang cukup siginifikan. Pendidikan yang semestinya ada pada saat itu lebih
tindakan yang tak selayaknya dilakukan oleh orang yang terdidik seperti
mencuri uang rakyat untuk memenuhi nafsu akan harta, bersikap acuh
62
A.Athaillah, Rasyid Ridha, hlm. 32
142
berpendapat bahwa ilmu agama adalah ilmu yang terdapat didalam kitab-kitab
yang telah disusun oleh para pemuka madzab dan aliran-aliran. Kedua,
golongan yang berkiblat kebudayaan barat. Menurut mereka, syariat Islam tida
cocok lagi diterapkan untuk masa kini. Ketiga, golongan yang menginginkan
perbaikan Islam. 64
setelah sekian lama tergeser dengan dominasi bahasa asing atau bahasa
manusia akan dapat menggali dan mengetahui apa yang terkandung dalam al-
sangat berperan penting dan besar manfaatnya. Dengan ini, Ridha sangat aktif
63
Rasyid Ridha, Tarbiyah Wa Taklim, hlm. 64
64
A.Athaillah, Rasyid Ridha. Hlm. 26
143
sebagai feedback (umpan balik) terhadap kegiatan pendidikan. Umpan balik ini
a. Perbaikan (Ishlah)
b. Mensucikan (Tazkiyah)
program tersebut penting atau tidak dalam kehidupan peserta didik. Apabila
terdapat program yang harus dihilangkan, maka harus dicari format yang
c. Memperbarui (Tajdid)
umat Islam disegala aspek kehidupan justru menjadikan umat Islam sebagai
evaluasi. Dari beberapa pembahasan diatas, peneliti melihat ada beberapa sisi
65
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012),
hlm. 234.
144
menurut bloom yang membagi peserta didik menjadi menjadi tiga ranah,
kognitif yaitu yang mencakup kegiatan mental (otak), afektif yaitu segala
manusia merupakan mahluk yang terdiri dari jasad, akal dan ruh. Ketiga unsur
tahap lanjutan dalam mengawal ketercapaian tujuan bisa menyasar kepada tiga
unsure tersebut.
Setelah melakukan kajian pada sejumlah ayat Al-Qur’an dan hadits, serta
sejarah hidup Rasyid Ridha, penulis meyakini bahwa evaluasi dapat difokuskan
pada tiga unsur yang terdapat pada manusia, yaitu ruh, akal, dan jasad. Hal ini
semangat yang ada dalam diri kaum muslimin pada masa itu. Dengan
argumennya tersebut jelas terlihat bahwa aspek semangat yang masuk dalam
evaluasi bisa diterapkan dalam berbagai aspek pendidikan, mulai dari evaluasi
tujuan, kurikulum, metode, dan evaluasi itu sendiri. Dari segi waktu
secara matang, sejak dari tujuan evaluasi, metode, sarana, waktu, dan pelaku
evaluasi. Tanpa evaluasi, sulit bagi orang yang bergelut dalam dunia
pendidikan untuk dapat menikmati apa yang ditanam, yaitu manisnya ilmu
akhirat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
muatan kurikulum yang seimbang antara muatan ilmu agama dan ilmu
146
147
realita yang ada ditengah masyarakat dengan tujuan awal pendidikan, hasil
B. Rekomendasi
pendidikan Muhammad rasyid Ridha bagi para umat Islam khususnya para
aktifis pendidikan dan pemegang kepentingan dan manfaat yang besar dalam
ide-ide pembaharuan beliau bagi perbaikan umat Islam dan dunia pendidikan
1. Hendaknya para aktifis pendidikan atau para dai, pendidik, Murobbi serta
baik itu dalam mata pelajaran keagamaan atau ilmu-ilmu sain yang pada
soleh tetapi muslih, dan kelak dikumpulkan bersama para nabi, para
A Nurhadi Djamal, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu telaah reflektif Qur’an, dalam
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; Prenada Media
Grup, 2006
Al-Fikr. 1999.
Abdurrahman Bin Abi Bakr al-Suyuthi, Al-Asybah Wan Nazhair, Jakarta; Dar
Kutub Al Islamiyah
149
150
Kanisius,1990.
1991.
Arobiyah.
Edwart Mortimer, Islam dan Kekuasaan, alih bahasa Rina Hadi dan Rahmani
Yogyakarta; Qalam,2002.
masagung 1989.
Al-Maarif,1980.
Imam Nur Suharno, Muhammad The Great Educator , Surakarta; Bina Insani
Press, 2012.
Rosdakarya,2005.
Muhammad Ali Al Hulli, Qamus al-tarbiyyah, Beirut; dar ilm li Malayin, 1981.
Muhammad Fuad Abd Baqi, Mu’jam Al-Mufahras lii Al-Fadz Al-Qur’an, Beirut;
Dar Fikr,1987.
Arafah. 2014
Syabab al-Jam’iyyah.
Rosdakarya
Pratama, 2001
Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 1997.
153
2012.
Angkasa, 2003.
Grafindo.2012
Wan Mohd Noor Wan Daud, Masyarakat Islam Hadhari: Tinjauan Epistemologi
Pustaka.1991.
Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al Banna, Terj. Bustani
diskusi ahli tentang Pendidikan untuk masa depan pendidikan yang lebih