Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Melaksanakan Metode Bercerita Pada Siswa Di SDN 14 Palangka Raya
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Melaksanakan Metode Bercerita Pada Siswa Di SDN 14 Palangka Raya
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus
yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa
menyenangkan.
bahasa yang dapat menyampaikan beberapa aspek fisik maupun psikis anak
sebab tangis bayi dapat dianggap sebagai bahasa anak. Menangis bagi anak
tangisan tersebut.
1
2
SD berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti
anak miliki dan dengan melalui cerita anak lebih dituntut aktif dalam
setiap kehiatan pembelajaran diperlukan metode yang tepat dan relevan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam persiapan mengajar dengan target
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, hal prinsip yang
pengajaran adalah : mengenai kondisi kelas, hal ini dimaksudkan agar antara
yang lainnnya sehingga terbentuk metode yang variatif. Tidak ada metode
yang paling baik diantara sekian banyak metode , tetapi dengan metode yang
disampaikan, dan merupakan satu hal yang tidak boleh diabaikan yaitu bahwa
diterapkan oleh peserta didik. Ada berbagai metode yang dapat digunakan
baik. Adapun di SDN 14 Palangka Raya, pada waktu proses belajar siswa
termotivasi untuk menyimak apa yang disampaikan oleh guru. Untuk itu,
perlu adanya metode guru yang menarik minat siswa dalam belajar. Salah
maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul penelitian “Peran Guru
B. Rumusan Masalah
Raya?
C. Tujuan Penelitian
14 Palangka Raya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pemecahan
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi riset
efektif dalam SK, KD, dan materi pokok lain dalam pembelajaran PAK
E. Pembatasan Masalah
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
dikaji secara sistematis, faktual dan akurat. Dengan kata lain, pendekatan
berjalan pada saat penelitian dan melihat sebab dari sebuah fenomena
selalu berubah sebagai alat, proses daripada hasil dan perhatian pada
2. Jenis Penelitian
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
3. Lokasi Penelitian
Perumahan Sosial.
4. Waktu Penelitian
berikut :
8
Moleong (2009 : 186) percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
c. Teknik Dokumentasi
Adapun langkah analisis data; reduksi data, penyajian data, dan menarik
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
G. Sistematika Penulisan
metodologi penelitian.
Bab II. Kerangka Teoritis dalam bab ini penulis akan menuangkan data-data
Bab III. Hasil Penelitian dalam bab ini penulis mengemukakan hasil
Bab IV. Pembahasan dalam bab ini penulis membahas tentang : Peran Guru
Bab V. Penutup dalam bab ini penulis akan memberikan : kesimpulan dan
saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peran Guru
Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti
dsb. Menurut Sudjana (2004 : 32) peran yang dianggap paling dominan dan
1) Demonstrator
2) Manajer/pengelola kelas
3) Mediator/fasilitator
4) Evaluator
2. Dalam Pengadministrasian
2) Wakil masyarakat
4) Penegak disiplin
12
13
3. Sebagai Pribadi
1) Petugas sosial
3) Orang tua
4) Teladan
5) Pengaman
4. Secara Psikologis
2) Relationship
3) Catalytic/pembaharu
karena hal ini akan sangat menetukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
pertukaran ilmu dan pengetahuan diantara siswa yang satu dengan yang
14
Peran guru (Oditha 2005 : 36) dewasa ini telah mengalami pergeseran,
formal harus berjalan sejalan dengan keluarga sebagai pendidik. Hal ini
suatu kebodohan bila agen pendidikan paling penting saat ini harus
Kristen karena hal ini akan menghasilkan kehidupan yang terpecah. Dalam
hal ini menurut Hariyanto (2012 : 153) guru memiliki tanggung jawab
15
untuk mengejar peserta didik agar mereka dapat mengingat kita sebagai
pendidik dan sahabatnya. Mereka dapat terus mengingat pribadi dan peran
kita, meskipun pengajaran agama sudah lama berlalu dan apa yang kita
boleh lupa bahwa pusat perhatian kita adalah relasi dengan peserta didik
di kelas.
yang dipakai pada televisi atau radio dan berfungsi untuk mengirimkan
menjadi pendengar yang baik dari kedua belah pihak. Dia harus tahu dan
akrab dengan bahasa gereja dan bahasa Alkitab. Selain itu, pendidik juga
seharusnya tahu dunia peserta didik yang dihadapi. Bila pendidik mampu
Pendidik dapat menggunakan buku ajar atau buku teks sebagai panduan
yang sering kali dilengkapi dengan buku guru untuk mengajar atau
pendidik juga perlu berpikir dan membuat keputusan yang sesuai dengan
peserta didik.
mengenai keberadaan peserta didik yang diajar, mengenai cara atau model
alkitabiah maupun teologis yang akan diajarkan. Bila kita belajar, seorang
(Bachri :2005:10).
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak
usia anak SD. Oleh karena itu materi yang disampaikan berbentuk cerita
yang awal dan akhirnya berhubungan erat dalam kesatuan yang utuh,
Fungsi kegiatan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah membantu
anak secara lisan. Jadi, bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan
akan menjadikan cerita sebagai kegiatan bermain yang menarik dan dapat
menjadikan pengalaman yang unik bagi anak. Isi cerita pun diupayakan
1) Dunia kehidupan anak yang penuh suka cita, yang menuntut isi
dan lain-lain.
sendiri.
penghayatan, dan kepekaan pada saat bercerita agar pesan dapat sampai
kepada murid-muridnya.
2004:45) di antaranya adalah :1) Melatih daya serap atau daya tangkap
anak SD, artinya anak usia SD dapat dirangsang untuk mampu memahami
isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara keseluruhan, 2) Melatih daya
22
menjadi komunikatif.
dalam berbahasa
mental.
Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita, tetapi juga
senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang tata cara berdialog dan
tutur yang baik seperti menyuruh, melarang, berjanji, mematuhi larangan dan
memuji.
prestasi akademik.
lain. Hal ini penting karena pada hakikatnya anak senang menjadi pusat
orang lain dan dapat memerankan kepemimpinannya dari pada anak yang
baik pula.
24
dan penilaian diri yang positif, terutama setelah mendengar komentar orang
tentang dirinya.
menuangkan segala perasaan kita yang tersimpan. Kita dalam berbicara dapat
sistematis.
dari:
d. mengembangkan cerita,
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih
bisa menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang
karena pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat
Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu
terhadap apa yang didengarkan dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi
2006 : 6.9) antara lain :1) Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif
biaya, 6) Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan atau
serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga sukar
dipahami tujuan pokok isi cerita, 9) Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama
mulai dari memilih jenis cerita, menyiapkan tempat, panyiapan alat peraga
persiapan kegiatan bercerita yaitu: ”1) Memilih dan memilah materi cerita, 2)
Strategi penyampaian”.
2. Jenis cerita
tiga, yakni cerita untuk program inti, cerita untuk program pembuka, dan
cerita untuk tujuan rekreasi pada akhir program. Cerita untuk program
inti, digunakan dalam kegiatan inti cerita ini disampaikan oleh guru
yang buruk rupanya, tetapi hatinya baik, suka menolong dan sebagainya.
pembuka dan penutup, disampaikan pada kegiatan inti dan penutup yang
program, cerita ini disampaikan oleh anak setelah liburan sekolah. Untuk
jenis cerita anak yang banyak disukai adalah cerita fable karena anak
pembimbingan siswa”.
(1991 : 17) yang terdiri dari: “penataan tempat untuk bercerita, posisi media,
perhatian yang serius. Sebab tempat duduk berkaitan dengan banyak hal.
dapat dilakukan diberbagai tempat seperti di teras, di bawah pohon, dan lain
semua anak, teduh, bersih dan aman. Apabila jumlah anak relatif banyak
sebaiknya dipilih tempat yang lebih luas. Ruang kelas merupakan tempat
itu yang perlu dilakukan adalah peraturan akan murid, guru dan media dengan
baik.
dalam kelas, maka kelas perlu dtata untuk memberikan dukungan penceritaan.
Penataan tersebut meliputi ventilasi, tata cahaya dan tata warna. Sedangkan
penataan yang dilakukan di luar kelas membutuhkan beberapa hal yang perlu
sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu, tidak hanya itu saja peran seorang
guru disini juga sangat berperan penting, untuk memberikan suasana yang
hati yang senang. Karena pada prinsipnya belajar di SD itu belajar sambil
bermain. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai metode yang tepat
(1991 : 18) yang terdiri dari: ”strategi storytelling, strategi reproduksi cerita
Alkitab, berpusat pada Kristus dan bergantung pada kuasa Roh Kudus, yang
Kristus Sang Guru Agung dan perintah yang mendewakan para murid.
(1) Membangun Kerajaan Allah (PL). (2) Membangun Kerajaan Allah dalam
Kristen adalah : (1) Iman sebagai kepercayaan (believing), (2) Iman sebagai
umum dan agama bukanlah dua hal yang tidak berhubungan, melainkan
Sekarang pengajaran agama membantu negara dalam tugas ini, karena justru
pemerintah seluruh alam ini, dan yesus Kristus sebagai Penebus, pemimpin
mereka selalu anggota-anggota Gereja Tuhan, dan sukaa turut bekerja bagi
Keempat, supaya meerka insaf akan dosanya dfan selalu mau bertobat
pula, minta ampun dan pembearuan hidup pada Tuhan. Dan yang kelima,
supaya mereka suka belajar terus menerus berita Alkitab,, suka mengambil
bagian dalam kebaktian jemaat, dan suka melayani Tuhan di segala lapangan
hidup.
BAB III
HASIL PENELITIAN
didirikan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 1996 yang
Dengan kepala sekolah yang pertama yaitu Eli M Junas, dengan guru-
1) Guru Elisabet
2) Guru Lici
3) Guru Otiliana
4) Guru Pendrae
5) Guru Jumiati
6) Guru Jano
7) Guru Harnes
34
35
Pada tahun 2000 sampai dengan akhir 2006 sekolah ini berganti
yang sama yaitu Eli M Junas. Sekolah ini didirikan dengan tujuan, yaitu
saat kepemimpinan Eli M Junas karena tugas nya diganti oleh Rusina
ruang belajar.
2) Guru bertambah menjadi 22 (dua puluh dua) orang yang terdiri dari :
orang
Pada masa kepemimpinan Rusina Siter, A.Ma ada juga guru yang pindah
dan purna tugas. Pada tahun 2007 terjadi perubahan nama sekolah
menjadi Sekolah Dasar Negeri 14- Palangka Raya, hingga sekarang. Pada
tahun 2010 Rusina Siter purna tugas dan kepemimpinan dipimpin oleh
36
(dua puluh empat) orang, murid 320 orang, 12 ruang belajar, 1 ruang
penjaga sekolah.
dan misi sekolah dan program yang dianjurkan oleh pemerintah hingga
saat ini.
SDN-14 Palangka Raya memiliki Visi dan Misi beserta Motto yaitu
sebagai berikut :
Visi :
Misi :
informal.
yang berkesinambungan.
Motto :
warga, sebelah timur, barat, utara juga berbatasan dengan rumah warga
38
komplek sosial.
murid/siswa belajar, yakni terdiri atas kelas 1A, kelas 1B, kelas 2A, kelas
2B, kelas 3A, kelas kelas 3B, kelas 4A, kelas 4B, kelas 5A, kelas 5B,
kelas 6A, dan kelas 6B. Ruangan Ibadah bagi agama Kristen 1 (satu)
buah ruangan, dan bagi yang beragama Islam 1 (satu) buah ruangan
barang yang tidak layak pakai 2 (dua) buah ruangan, kemudian kantor
dan ada beberapa pasilitas yang terdapat didalam ruangan kepala sekolah
diantaranya :
4 (empat) buah.
penyimpanan buku paket tiap mata pelajaran. Kemudian meja dan kursi
guru di tiap ruangan masing-masing satu buah, kemudian meja dan kursi
murid, ada juga papan tulis beserta penghapus dan juga spidol. Ditiap
40
bercerita atau tidak, kemudian guru melihat susunan RPP. Guru melihat
tidak. Baru kemudian guru melihat situasi kelas, fasilitas pendukung dan
menambahkan :
bercerita ialah: guru paling lama bercerita 10-15 menit, sebelum bercerita
bercerita dengan ceria, semangat dan dengan nada suara yang berbeda-
beda dan pada akhir cerita guru menyimpulkan kembali isi cerita.
Hal ini membuat siswa menjadi penasaran dan ingin mendengarkan cerita
dengan baik.
pembelajaran.
5) Kondisi kelas serta siswa yang tidak teratur atau ribut, serta siswa
Dengan kendala yang demikian, anak didik menjadi pasif, karena lebih
banyak mendengarkan atau menerima penjelasan dari guru. Hal ini juga
menarik.
PEMBAHASAN
tentang cerita yang telah disampaikan oleh guru. Hal ini sependapat dengan
mengajar, salah satunya guru berperan sebagai sahabat. Guru memiliki peran
bercerita atau tidak, kemudian guru melihat susunan RPP. Fakta di lapangan
ini sesuai dengan teori Bachri tentang metode bercerita. Menurutnya, metode
anak SD. Oleh karena itu materi yang disampaikan berbentuk cerita yang
45
46
awal dan akhirnya berhubungan erat dalam kesatuan yang utuh, maka cerita
sampaikan, kemudian guru memberitahukan judul cerita dan isi cerita dengan
yang terdiri dari: (1) menyampaikan tujuan dan tema cerita, (2) mengatur
Keterampilan guru dalam mengolah suara sudah baik, hal ini terlihat
pada saat guru bercerita selalu memberikan intonasi suara yang berbeda pada
setiap karakter tokoh dalam cerita. Hal ini berguna untuk menarik perhatian
siswa dan memudahkan siswa dalam membedakan tokoh dalam cerita melalui
suara yang diperankan oleh guru. Dalam hal ini, cara guru mengekspresikan
tokoh cerita yang menyesuaikan alur cerita sudah baik. Ekspresi yang
diperankan guru dalam bercerita memuat alur cerita menjadi lebih hidup,
misalnya saja ada cerita yang sedih, guru juga mengekspresikannya dengan
yaitu dengan cara membuat pertanyaan tentang isi cerita tersebut sehingga
siswa untuk menceritakan kembali atau menyimpulkan cerita yang baru saja
ia dengarkan dari guru. Cara guru berinteraksi dengan siswa melalui tanya
jawab pada setiap akhir cerita sudah sangat baik. Namun dalam hal membaca
kondisi siswa pada saat bercerita kurang diperhatikan oleh guru. Ada
berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan termotivasinya siswa dalam
pembelajaran.
2) Guru kesulitan dalam memahami isi cerita dan penyesuaian cerita dengan
materi pembelajaran.
48
Untuk alat yang digunakan guru dalam kegiatan bercerita, guru hanya
4) Kondisi kelas serta siswa yang tidak teratur atau ribut, serta siswa yang
guru harus mengatur siswa, agar siswa dapat dikondisikan dengan tenang
5) Waktu
6) Evaluasi
kendala yang dialami guru adalah hanya siswa yang duduk di depan saja
C. Refleksi Theologis
situasi-situasi yang bisa terjadi kepada semua orang dalam kehidupan sehari-
kebenaran.
Cerita itu diberikan Yesus sebagai jawaban untuk satu pertanyaan yang
Ulangan 6 : 7. Melalui nast ini hendaknya para guru Agama Kristen dan
sebagai Juruselamatnya.
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
pelaksanaan metode bercerita sudah sangat baik, hal ini ditandai dengan
kondisi kelas.
50
51
C. Saran-Saran
perhatian siswa. Guru juga harus lebih kreatif dalam menggunakan alat
cerita dan cerita yang akan diperdengarkan kepada siswa, guru harus