Anda di halaman 1dari 12

Masalah

Siswa Yunani kelas 11 kesulitan dalam memahami konsep kinetika kimia


dan seringkali menghasilkan konsepsi yang berbeda-beda (miskonsepsi,
kesalahpahaman, konsep alternative, dan lain-lain). Konsep alternatif merupakan
konsep yang sangat berbeda secara ilmiah. Kebanyakan “konsep alternatif” dalam
kimia tidak berasal dari pengalaman di luar sekolah, melainkan dari keputusan
kurikulum, berbagai macam praktik pedagogis, ketidaktepatan penggunaan
bahasa, serta ringkasan dan sifat berbagai macam subjek simbolis dari bahan
kimia.
Kinetika kimia merupakan suatu materi yang dimasukkan dalam tingkat
SMA dan Universitas. Kinetika kimia berisi tentang kecepatan reaksi kimia,
faktor dan jalan dari faktor tersebut mempengaruhi kecepatan reaksi kimia
maupun hubungan antara kecepatan reaksi dan mekanisme reaksi, semua hal
tersebut penting sekali untuk memahami bagaimana reaksi kimia terjadi.
Ilmu kinetika kimia mengandung beberapa ringkasan dan konsep yang
rumit, yang mana membutuhkan pemahaman dari:
a. Berbagai kesulitan menjadi pemahamanan ide dasar tentang sifat bahan
partikel, teori kinetik gas, dugaan perhitungan mengenai kecepatan dan
distribusi energi dalam mekanisme kimia, dan
b. Konsep yang berhubungan dengan berbagai macam aspek dari sifat ilmu
pengetahuan.
Investigasi ini menghadirkan berbagai kesulitan siswa terhadap berbagai
konsep kinetika kimia yang berfokus pada analisis struktur dan kandungan dari
buku pegangan SMA Yunani, sumber primer siswa memperoleh pengetahuan.
Presentasi dari kandungan ilmu pengetahuan dalam peraturan sekolah
secara umum tercakup dari teksbook dan guru. Teksbook kimia menghadirkan
model kurikuler, yang mana dirancang representasi secara pantas dari model
ilmiah yang berbeda atau bersejarah. Merancang model kurikuler mengarah pada
menemukan suatu level optimum dari penyederhanaan dimana model sederhana
cukup bagi siswa untuk memahaminya (dalam hubungannya dengan pengetahuan
sebelumnya). Di saat yang sama, model dapat menggambarkan pemahaman
ilmiah dengan cukup baik untuk menyediakan suatu pondasi yang pantas untuk
deret ukur untuk pemahaman yang lebih duniawi. Mengembangkan model
kurikulum yang efektif dari konsep ilmiah menggambarkan pengetahuan dari
kedua bagian disiplin ilmiah maupun pengetahuan pedagogis menurun dari
penelitian dalam pendidikan sains.
Meskipun teksbook di sekolah adalah sumber pokok dari siswa yang
memperoleh pengetahuan, analisis kritis dari teksbook mempunyai ciri-ciri yang
disoroti yang mana tidak memfasilitasi pemahaman isi. Buku teks kimia
seringkali:
 Mengandung penjelasan yang singkat dan tidak cukup dari fenomena,
berbagai teori dan berbagai konsep.
 Menghadirkan konsep kuantitatif menggunakan rumus tanpa memberi suatu
pendahuluan kualitatif yang cukup pada konsep.
 Mengarahkan pada ide dan konsep yng mana tidak dihadirkan secara cukup di
sekitar model yang ilmuan telah pikirkan untuk studi mereka.
Dalam beberapa kasus, buku teks dengan ciri-ciri yang disebutkan diatas
tidak menyediakan prasyarat pengetahuan atau tidak merangsang ingatan dari
pembelajaran sebelumnya untuk dikorelasikan dengan konsep, menghasilkan
dalam menghafalkan perbendaharaan kosakata daripada pemahaman konsep.
Sumber potensial yang lain dari mempelajari berbagai kesulitan adalah
bahasa. Bahasa yang samar dan tidak teliti digunakan dalam teksbook
membungkus keambiguan mendasari pertimbangan, seringkali meliputi
kontradiksi dan interpretasi memalukan dengan observasi. Selanjutnya, temuan
penelitian menyediakan bukti untuk suatu hubungan langsung diantara
penggunaan bahasa dalam teksbook dan beberapa alternatif gambaran siswa
timbul pada berbagai level dari kimia sekolah.
Inovasi kurikulum yang berfokus pada peningkatan pemahaman dari ilmu
pengetahuan digambarkan perhatian pada refleksi pada ilmu pengetahuan, yaitu
meningkatkan kepedulian siswa bagaimana pengetahuan ilmiah dikonstruksikan
dan diaplikasikan, daripada hanya berfokus secara eksklusif pada kandungan ide
ilmiah.
Meskipun demikian, ketiadaan atau presentasi yang tidak cukup dari
berbagai aspek dari sifat pengetahuan terjadi di buku teks sekolah. Ringkasan dan
konsep yang rumit seperti “model”, “teori”, dan “hukum” dipresentasikan dalam
teksbook, sedangkan kata dan karakteristik dari siapa yang memahami akan
menghasilkan pengertian dari isi, tidak dijelaskan dengan cara demikian pada
perkembangan dari konsepsi alternatif. Dengan demikian, menekuni model
teoritis dipresentasikan sebagai fakta yang tetap, dimana teori yang belum
dipresentasikan pada siswa sebelum fakta bahwa butuh penjelasan dari yang
diprestasikan diterma.
Lebih lanjut, dalam area subjek dimana model yang berhubungan dengan
sejarah tertentu dihadirkan misalnya struktur atom, oksidasi-reduksi, asam-basa,
kinetika kimia, teksbook sebaiknya
 Menjelaskan latar belakang dan batas-batas setiap model yang
diungkapkan.
 Membuat indikasi yang jelas dari kapam suatu model baru dimasukkan,
bagaimana model tersebut berbeda deri model sebelumnya, dan dari
mengapa model baru bekerja lebih baik.
Mempelajari berbagai kesulitan dalam kinetika kimia telah menjadi subjek
dari berbagai penelitian, yang mana sebelumnya telah dibahas. Laporan dari
berbagai kesulitan tidak hanya berfokus pada siswa di SMA dan Universitas,
tetapi juga pandangan dari berbagai guru kimia. Berbagai kesulitan yang utama
berdasarkan literatur termasuk:
 Kesulitan dalam membedakan antara konsep dari termodinamika dan
kinetika, yang menghasilkan konsep alternatif seperti:”kecepatan reaksi
diartikan sama sebagai perluasan reaksi”(Griffiths, 1994),
 Konsep bahwa konsentrasi reaktan dalam hukum kecepatan reaksi
mempunyai eksponen yang sama pada koefisien stoikiometri dari reaktan
dalam persamaan yang seimbang untuk reaksi (BouJaoude,1993;
Cakmakci et al., 2006; Turányi dan Tὁth, 2013).
 Mode aksi dari katalis, sebagai contoh: suatu katalis dapat mepengaruhi
kecepatan reaksi sebelum dan sesudah secara spesifik dan karena itu
memimpin suatu hasil persamaan yang berbeda. (Hackling and Garnett,
1985), suatu katalis dapat meningkatkan sutu hasil dari produk, dan suatu
katalis tidak berpengaruh atau merubah mekanisme suatu reaksi
(Cakmakci, 2010).
 Pemahaman dari berbagai konsep seperti kecepatan reaksi dan energi
aktivasi (Cakmakci, 2010).
Tujuan
Mempelajari siswa adalah kerumitan yang tinggi, dimana mengoptimalkan
mendidik adalah pada suatu hasil jangka panjang yang terbaik (Taber, 2012).
Motivasi untuk penelitian ini adalah pengakuan bahwa pengalaman berbagai
kesulitan guru dan siswa pada materi kinetika kimia, dan bahwa disana adalah
suatu ruang peningkatan dalam belajar dan mengajar dari materi ini.penelitian
berfokus pada:
 Analisis struktur dan kandungan teksbook SMA Yunani dalam urutan
untuk mengidentifikasi berbagai bagian yang ada dari teks maupun
kekosongannya, yang mana dapat menghalangi pemahaman dair meteri.
 Peningkatan alat untuk menginvestigasi tujuan dan merekam berbagai
kesulitan siswa.
Hasil dari penelitian ini mungkin dapat berguna untuk perubahan
kurikulum di masa depan, untuk berbagai tujuan guru, untuk persiapan buku
teksbook baru, dan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan kandungan
secara pedagogis dari guru, terutama yang berhubungan dengan materi kinetika
kimia.
Berdaarkan pada laporan yang dicari dalam literatur dan kerangka yang
menjelaskan kurikulum di Yunani, menghipotesis bahwa kelas 11 siswa Yunani
memegang konsep alternatif yang berhubungan dengan kinetika kimia sama
dengan yang dipublikasikan, dan bahwa sttruktur dan kandungan buku teksbook
kimia mungkin membuat rintangan pada pemahaman konseptual siswa dan
memimpin konsep alternatif.
Metode
Di Yunani, sistem pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah
sangat dipusatkan. Semua siswa mengikuti suatu kurikulum ilmu pengetahuan
umum dan pelajaran yang sama dari buku teksbook kimia sekolah yang
dipublikasikan oleh Kememtrian Pendidikan Yunani. Isi dari buku tersebut
disesuaikan dengan kurikulum nasional dan para guru dipaksa untuk mengikuti
sepenuhnya pada isi buku. Ha l yang perlu dicatat adalah bahwa para siswa dan
guru mempertimbangkan teksbook sekolah sebagai sumber informasi utama yang
terpercaya., sejak isi dari buku diartikan dan terbatas pada lingkup dari berbagai
pertanyaan mengenai ujian nasional, yang mana dibutuhkan dalam penerimaan
siswa pada sistem pendidikan yang lebih tinggi.
Sejak akhir kelas 10, semua siswa mengambil pelajaran kimia yang sama.
Kinetika kimia diambil siswa pada kelas 11 (siswa umur 16-17 tahun). Pelajaran
kimia yang relevan terdiri dari konsep pendahuluan termasukmateri berikut:
perangkat intermolekuler, termokimia, kinetika kimia, kesetimbangan kimia dan
oksirasi-reduksi. Isi teksbook dalam kinetika kimia terdiri dari isu berikut: konsep
kecepatan reaksi, faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi, teori tumbukan,
teori komplek teraktivasi dan diagram energi, hukum kecepatan, mekanisme
reaksi (reaksi elementer dan reaksi campuran dua tahap dengan suatu tahap yang
menentukan kecepatan) dan katalisis. Selama masa ketika data artikel ini
dihimpun, pelajaran ini wajib hanya untuk siswa yang memilih pelajaran biologi
dan medis dan pilihan untuk siswa yang memilih kuliah di teknik, IPA, dan
agrosains.
Kriteria dasar untuk menganalisis struktur dan isi dari materi kinetika
kimia dari teksbook mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 Isi harus benar berdasarkan ilmu pengetahuan yang aktual dari area subjek
ilmiah yang spesifik dan perlu menggunakan akun level siswa yang
berhubungan dengan perkembangan maupun tingkat pemahaman mereka
dan pengalaman dengan pengalaman konsep ilmu dari sekolah di tahun
sebelumnya.
 Presentasi dari berbagai konsep harus direalisasikan dengan pendahuluan
kualitatif yang cukup.
 Criteria Carr yang berhubungan dengan tumbuka dan model keadaan
transisi,
 Kandungan teksbook tidak seharusnya mengandung kata yang tidak akurat
dan ambigu, yang mana belum jelas yang digarisbawahi dengan berbagai
kemungkinan, tidak memfasilitasi pemahaman isi yang mana dapat
memimpin perkembangan dari konsep alternatif.
 Integrasi dari berbagai elemen tekstual dan kontekstual.
Sampel: sampel diambil dari 619 siswa kelas 11 dari 40 kelas dalam 27
sekolah yang didistribusi di Attika, Thessaloniki, dan Pelloponesia. Sekolah yang
diseleksi pada ketidakinginan staf mengajar untuk berbasis pada partisipasi
belajar. Partisipasi siswa diterima suatu test dari guru mereka, yang mana
digunakan sebagai suatu alat evaluasi maupun untuk menyediakan data penelitian
ini. Administrasi sekolah diinformasikan dan disetujui kugunaan dari data untuk
studi kami. Tes diumumkan pada siswa dipercepat dan diatur oleh mereka setelah
penyelesaian intruksi tentang materi kinetika kimia. Tes diselesaikan dari siswa
yang setuju untuk berpartisipasi yang diberikan untuk mengkoordinasikan peneliti
dari guru mereka. Hal yang perlu dicatat adalah bahwa nama siswa tidak
dicantumkan dalam penelitian tersebut, dan hanya jenis kelamin yang dilaporkan.
Intrumen: instrumen dalam penelitian ini adalah terdiri atas berbagai
macam tipe pertanyaan closed-ended yang mana bertindak tingkat pada yang
mana belajar objektif dijangkau. Hal ini diatur pada siswa dalam suatu kertas dan
formulir. Tes yang dkembangkan daivalidasi menggunakan langkah sebagai
berikut:
1. Analisis buku sekolah kimia yang digunakan pada kelas 11 di Yunani
diurutkan untuk mengidentifikasi secara tepat batasan-batasan isi dan
untuk memastika apakah struktur ini dan isi dapat secara potensial
menghambat belajar konseptual siswa.
2. Meninjau literatur pada berbagai kesulitan dan konsepsi alternatif yang
berhubungan dengan konsep kinetika kimia.
3. Pembagian isi ke dalam enam topik kurikulum dan merekam tujuan
pembelajaran (tabel 1) yang timbul terutama dari tujuan umum kurikulum
Yunani. Kedua topik kurikulum dan tujuan pembelajaran yang berbasis
pada pokok tes yang dikembangkan (appendik 1).
4. Pengembangan versi inisial dari tes, termasuk 10 pertanyaan pilihan
multiple dengan masing-masing empat pilihan respon,
Tabel 1. Topik kurikulum dan tujuan pembelajaran ditujukan dengan
hubungan pada pertanyaan tes.
Topik Kurikulum Tujuan Pertanyaan tes
Pembelajaran
1 Melukiskan kecepatan reaksi 1, 2 9, 13, 14, 17
(cara yang berbeda dalam
mengekspresikan kecepatan
reaksi dan bagaimana
hubungan satu sama lain)
2 Hukum kecepatan-orde reaksi 3, 4 1, 8, 10, 11, 12,
15, 16
3 Dampak perubahan temperatur 5 2, 3
pada kecepatan reaksi
4 Diagrm energi reaksi 6 18, 19, 20
5 Mekanisme reaksi 7, 9 4, 7
6 katalisis 8 5, 6
dan 10 pertanyaan objektif dengan jawaban pendek. Pertanyaan pilihan
multipel yang dikembangkan menggunakan salah satu konsepsi alternatif
yang diketahui atau jawaban siswa untuk pertanyaan open-ended sebagai
pengalihan. Validitas isi versi inisial dari tes dikonfirmasi dengan tiga
guru SMA yang berpngalaman.
5. Mengemudikan versi inisial dari tes, pada 246 siswa dari 14 SMA selama
tahun sekolah 2011-2012.
6. Analisis statistik dari berbagai respon siswa, di ikuti dengan revsi dari tes.
7. Validasi dari tes yang ditinjau kembali dengan dua grup ahli. Satu grup
termasuk satu profesor sepenuhnya, suatu asosiasi profesor dan dua asisten
profesor, semua dari jurusan Kimia, Universitas Athena, sedangkan grup
kedua termasuk tiga guru IPA SMA yang mengajar lebih dari 15 tahun.
Para ahli ditanyai untuk:
 Konfirmasi tugas dari soal tes dengan tujuan instruksional.
 Memverivikasi jawaban yang benar pada setiap soal.
 Mendetuksi susunan yang eror dan
 Memverifikasi kemampuan siswa untuk menjawab soal tes
berdasarkan buku kimia sekolah.
Proses validasi dihasilkan dengan amandemen ringan dari versi yang
ditinjau kembali untuk menghasilkan versi akhir dari tes (appendik 2).
Versi akhir berisi 10 pertanyaan pilihan multiple dan 10 pertanyaan
dengan jawaban singkat dan diatur untuk sampel siswa selama tahun
ajaran 2012-2013.
Hasil

a. Teori tumbukan dan keadaan transisi


Teksbook meliputi dua teori yang berhubungan dengan bagaimana
reaksi kimia terjadi, dengan kata lain teori tumbukan dan teori keadaan transisi.
Model kulikuler yang dihadirkan dalam teksbook diistilahkan dengan “teori
tumbukan” adalah berdasarkan pada ide dari reaksi kimia sebagai suatu proses
yang melibatkan reaksi molekul yang menabrak dengan energi yang cukup
(berdasarkan pada model termodinamika) maupun orientasi yang tepat
(berdasarkan model kinetika).
Deskribsi singkat dari teori keadaan transisi adalah sebagai berikut,
berdasarkan pada yang dituju untuk reaksi yang terjadi, suatu produk
intermediet dibentuk selama reaktan bertumbukan, yang mana menyerap energi
aktivasi dan hal ini diistilahkan sebagai “kompleks teraktivasi”.
Pada presentasi dari model tumbukan dan keadaan transisi, isu tidak cukup
untuk didiskusikan dalam teksbook:
 Keterbatasan tiap model, dengan kata lain adalah dua model terbatas
untuk reaksi-reaksi elementer, dimana dua reaktan bertumbukan dan
membentuk produk, A+B → produk, yang mana biasanya di
interpretasikan dan diaplikasikan hanya untuk reaksi-reaksi elementer,
 Asumsi kerja di setiap model. Secara spesifik, model tumbukan adalah
berdasarkan pada teori kinetik gas, dan dalam bentuk aslinya mengikuti
alasan dasar: (a) reaktan berjalan sebagai bidang kasar, tanpa suatu
struktur internal, (b) diantara tumbukan, reaktan tidak mempengaruhi
yang lainnya dari desakan yang menarik dan (c) tumbukan mereka
elastis. Lebih lanjut, dalam model ini kita mengira bahwa reaktan
menolak terpisah jika mereka bertumbukan dengan suatu energi kinetik
tertentu, tetapi jika mereka bertumbukan dengan suatu energi kinetik
yang lebih tinggi dari ambang batasnya, ikatan dapat patah dan ikatan-
ikatan baru dapat terbentuk. Model keadaan transisi pada kenyataannya
mendekati suatu derajat tertinggi, sejak dinyatakan bahwa pertikel
reaktan mempunyai suatu struktur internal dan sejak hal ini difokuskan
pada variasi dalam energi potensial dari sistem maupun berubah
bersama dalam konfigurasi internal secara geometris dari reaktan
seperti yang mereka dekati satu sama lain, mengkorelasikan, dan
membandingkan setiap model dengan sistem nyata yang mewakilinya,
dan menyejajarkan model membantu menyatakan kelemahan dari setiap
model maupun untuk membedakan model dari sistemnya yang
mewakili. Dengan begitu, pemahaman yang lebih baik dari sistem nyata
yang mewakilinya tercapai.
 Konteks secara historis dari dua model ditujukan untuk menampilkan
perkembangan pengetahuan ilmiah.
 Tujuan tersaji dalam setiap model yang dipikirkan, secara spesifik
model tumbukan dengan syarat dari tafsiran mengapa kecepatan reaksi
adalah proporsional pada produk dari konsentrasi reaktan maupun efek
temperatur pada kecepatan reaksi sedangkan model keadaan transisi
dijelaskan peran dari energi aktivasi.
Berbagai kelemahan diatas menyumbangkan kesulitan teks untuk
dipahami, dengan cara belajar dengan dihafalkan tanpa berpikir lebih berarti
dan lebih lanjut berkontribusi pada munculnya konsepsi alternatif. Lebih lanjut,
hal ini dapat dinotasikan bahwa istilah-istilah dalam teksbook diaktifkan secara
kompleks sebagai suatu produk lanjut, lebih dahulu pun ini tidak ada suatu
reaktan maupun suatu produk, tetapi agak tidak stabil perlambangan dari
sistem reaktan yang mana hanya ada pada titik dimana sistem berada pada
energi potensial tertinggi.
b. Diagram energi potensial
Ujian dari diagram mudah untuk dikomentari sebagai berikut:
 Informasi menginterpretasikan bentuk dari garis atau setidaknya
menyediakan beberapa referensi pada fakta bahwa diagram
menggambarkan variasi dalam energi potensial dari sistem sepanjang
kemajuan reaksi dari reaktan melalui keadaan transisi menuju produk,
adalah tidak ada dari teks pokok.
 Dalam diagram, aksis di desain sebagai “energi” dan “jalan reaksi”, tanpa
ada penambahan penjelasan, dan besarnya entalpi energi tidak
dimasukkan, bagian integral penting pada diagram.
 Tidak ada referensi untuk fakta bahwa diagram menggambarkan suatu
reaksi eksotermis dan yang ada pada kasus reaksi endoternis, hubungan
garis akan berbeda.
 Bab diagram mengarahkan pada suatu property yang mana terjadi pada
kedua teori yang disajikan dalam teksbook, dan hal tersebut tidak
berkontribusi pada perbedaan diantara kedua teori (gamb.1)

Penghilangan diatas mungkin juga mengangkat isu yang berhubungan


dengan bagaimana keefektifan diagram dan teks yang mengiringi dapat
digunakan untuk mengklarifikasi arti yang mana disampaikan dari representasi,
dengan cara demikian memfasilitasi pembelajaran.

c. Perhitungan Kecepatan Reaksi yang Spontan


Perhitungan kecepatan reaksi spontan dideskribsikan dengan suatu
grafik yang mana menggambarkan perubahan konsentrasi produk sampai
selesai. Tanpa menggambarkan persamaan kimia yang mendeskribsikan reaksi,
keterangan dalam grafik menjelaskan bahwa kecepatan reaksi spontan pada t1
sama dengan slope dari garis singgung menuju puncak digambarkan dalam
grafik konsentrasi produk vs waktu pada t = t1. Meskipun demikian, slope dari
garis singgung menuju puncak adalah sama dengan formasi kecepatan spontan
dari produk dan hanya ketika koefisien stoikiometris dari produk sama dengan
unit, hal tersebut juga sama dengan kecepatan reaksi. Suatu deskribsi dari
ketidak akuratan dari isu ini adalah seperti memimpin kebingungan siswa yang
berhubungan dengan besarnya formasi kecepatan produk spontan dan
kecepatan reaksi spontan.
d. Efek konsentrasi pada kecepatan reaksi
Berhubungan dengan efek dari konsentrasi reaktan, teks ini menjelaskan bahwa
“suatu hasil kenaikan konsentrasi dalam suatu kenaikan bilangan tumbukan
efektf. Hal ini jelas bahwa kecepatan reaksi semakin berkurang, sejak
konsentrasi hasil reaksi dari reaktan mengalami penurunan”. Sedangkan
dalam pemikiran guru, pernyataan diatas secara otomatis menunjuk pada reaksi
dasar, hal yang sama tidak benar pada siswa.
Pada teks tidak mengklarifikasi isu ini, dengan hasil seperti biasa, bahwa pada
beberapa siswa akan memiliki penyamarataan yang berubah-ubah mengikuti
pernyataan yang selalu benar:
 Suatu kenaikan konsentrasi reaktan menyebabkan suatu kenaikan
kecepatan reaksi.
 Jika suatu reaksi naik, maka kecepatannya akan turun.
Kenyataan dan model memiliki perbedaan adalah penting sejak hal ini
berkontribusi pada:
 Menghindari perkembangan konsep alternatif dari siswa.
 Suatu pemahaman bagaimana suatu ilmu pengetahuan bekerja.
 Memusatkan pada kompleksnya kenyataan.
Kenyataan diantara tingkatan teoritis dan praktis dapat diindikasikan
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil dari suatu nilai yang besar penelitian kinetika dapat
dipastikan bahwa kenaikan konsentrasi dari reaktan karena, secara umum,
suatu kecepatan meningkat, tetapi dalam reaksi tertentu kenaikan tiap
konsentrasi tidak berpengaruh pada kecepatan, misalnya reaksi satu orde atau
rangkap menyebabkan penurunan. Model tumbukan terbatas untuk
menginterpretasikan hanya reaksi elementer untuk kecepatan reaksinya adalah
proporsional pada konsentrasi reaktan.

e. Efek temperatur pada kecepatan reaksi


Dalam memahami efek temperatur pada kecepatan reaksi dalam
kerangka teori tumbukan, pengetahuan tentang teori kinetik gas adalah penting.
Meskipun demikian, teori kinetik gas tidak tercakup dalam buku teks kimia
sejak materi tersebut dimasukkan dalam kelas fisika pada tahun ajaran yang
sama. Fakta ini berkontribusi pada pemahaman kesulitan siswa, sejak siswa
sering menggolongkan pengetahuan berdasarkan mata pelajaran dan sebagai
akibatnya mereka sulit mengingat hubungan materi yang utama.
Berdasarkan pada teks, “kecepatan reaksi secara umum meningkat
dengan adanya kenaikan temperatur. Dalam beberapa kasus, suatu temperatur
meningkat 10oC menyebabkan kecepatan reaksi meningkat dua kali lipat. Hal
ini terjadi karena temperatur meningkat karena energi kinetik rata-rata dari
reaktan meningkat, menghasilkan suatu kenaikan nilai tumbukan efektif.”
Dalam kutipan ini, pertama kedua pernyataan mengacu pada apa yang secara
aktual terjadi secara umum dalam reaksi, berdasarkan observasi eksperimental
sedangkan pernyataan kedua mengarah pada level teoritis dan interpretasi dari
fenomena berdasarkan pada teori tumbukan, berfokus pada reaksi elementer.
Kegagalan untuk menjelaskan poin diatas secara jelas menyebabkan siswa
bingung pada level tertentu.
Dalam teks ini, diberikan pernyataan dalam bentuk grafik bahwa
distribusi ilustrasi grafis dari molekul gas dengan hubungan nya pada energi
kinetik. Area yang diberi bayangan dibawah grafik menjelaskan nomor
molekul yang mana energinya adalah lebih besar dari energi aktivasi. Dari
perbandingan dua ukuran area, hal ini dapat diamati bahwa pada temperatur
tertinggi, nomor dari molekul yang bereaksi meningkat. presentasi yang
ringkas ini bersama dengan suatu prasyarat pengetahuan yang kurang dari isi
mungkin membuat siswa kesulitan dalam memahami dengan jelas maksud dari
grafik.
f. Katalisis
Dalam diskusi yang berhubungan dengan aksi katalitik diikuti dengan
ilustrasi diagram bagaimana katalis menurunkan energi aktivasi dari reaksi,
tetapi tidak menggambarkan karakteristik utama dari katalis, seperti fakta
bahwa dikalatisis ataupun tidak dikatalisis reaksi diproses melalui mekanisme
berbeda,stabil pada hukum kecepatan tertentu secara total dan mempunyai
kompleks teraktivasi dengan stoikiometri secara radikal, dan struktur. Lebih
lanjut, keutamaan yang palin penting dari reaksi kompleks terkatalisis, yaitu
bahwa mereka terlibat rangkaian dari beberapa komkleks teraktivasi dan
intermediet, hal tersebut tidak digambarkan.
Diagram yang diberikan masih abstrak dan perlu adanya penjelasan
yang menginterpretasikan kedua area dan aspek yang lebih tajam dari katalisis,
yang mana tidak secara terbuka di ilustrasikan. Jika tambahan ini dijelaskan
akan berkontribusi pada pemahaman siswa dari abstraksi yang di asosiasi dan
dapat membantu mencegah perkembangan konsep alternatif yang salah, seperti
reaksi yang ada atau tidak ada dari suatu katalis dasar atau peran katalis dari
yang sederhana hingga menurunkan energi dari kompleks teraktivasi, yang
mana sama di kedua kasus.
g. Hukum kecepatan dan mekanisme reaksi
Pada bagian ini, teks berasal dari keadaan untuk reaksi secara umum,
aA + bB → cC + dD, hal ini secara eksperimen diartikan bahwa:
kecepatan = k[A]x[B]y (hukum kecepatan), dimana x dan y adalah diartikan
sebagai hasil secara eksperimen. Pada teks kemudian diklarifikasikan bahwa
“dalam kasus ketika eksponen x dan y mempunyai nilai yang sama sebagai
koefisien dalam persamaan kimia, dengan kata lain x=a dan y=b, maka
reaksinya adalah elementer.”
Perlu diperhatikan bahwa suatu mekanisme reaksi adalah tidak lebih
dari suatu model hipotetis dan temporer berdasarkan pada data kinetik yang
tersedia sekarang. Jika data kinetik baru, yang mana tidak mendukung
mekanisme, adalah ditemukan di masa depan, maka suatu mekanisme baru
akan diusulkan. Kita tidak pernah dapat membuktikan bahwa suatu mekanisme
yang mewakili perubahan kimia secara aktual, hanya yang konsisten dengan
data dan mekanisme alternatif mungkin menjelaskan data eksperimen dengan
kata lain baik.
h. Kriteria untuk mengkontruksi mekanisme reaksi
Mengajar konsep mekanisme reaksi dan terutama, kriteria yang mana
diusulkan keadaan dasar dari mekanisme harus dipenuhi. Tidak hanya contoh
terkemuka dari metode ilmiah, tetapi juga keadaan dimana siswa menjadi akrab
dengan perbedaan antara reaksi elementer dan kompleks maupun kemiripan
hukum kecepatan.keadaan ini mungkin adalah sumber sulitnya memahami
aspek lain dari kinetika kimia, sebagai contoh yang timbul dari persepsi bahwa
semua reaksi adalah elementer.
Buku teks sekolah terbatas pada diskusi dari reaksi elementer dan reaksi
kompleks dengan mekanisme yang terdiri dari dua tahap irreversibel-cepat dan
lambat. Asalnya, teks mengarah pada proses dari penelitian kinetik suatu reaksi
yang mana, “kecepatan ditentukan secara eksperimen, dan dari yang kita
dapat simpulkan apakah reaksi adalah elementer atau kompleks... dalam kasus
dimana reaksi adalah kompleks, reaksi elementer lanjutan adalah dianjurkan,
dengan kata lain mekanisme reaksi yang kompatibel dengan menentukan
hukum kecepatan secara eksperimen.”
Berdasarkan pada literatur, reaksi secara elementer yang diusulkan untuk
mekanisme reaksi harus memenuhi tiga kriteria:
 Tahap elementer harus ditambahkan ke semua persamaan.
 Setiap tahap sebaiknya melibatkan satu, dua atau jarang tiga partikel
reaktan,
 Hukum kecepatan secara eksperimen harus equivalen dengan hukum
kecepatan untuk menentukan kecepatan-atau tahap paling lambat.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa teksbook hanya menyebutkan tiga
poin. Sementara, kriteria pertama adalah jelas untuk guru, hal yang sama mungkin
tidak benar untuk siswa. Kriteria kedua pun tidak ada konsep dari,
“kemolekuleran dari reaksi elementer” disebutkan dalam teks, meskipun fakta
bahwa konsep tersebut berkontribusi untuk membuat hubungan antara model
mekanisme reaksi dengan apa yang sebenarnya terjadi maupun memahami dan
memperkuat sifat partikulat dari bahan. Berdasarkan pada Justi (2002), siswa
seharusnya menggunakan ide tersendiri dan partikel dinamis dalam memproduksi
model mereka dari aspek spesifik dalam kinetika kimia, sebagai contoh
mekanisme reaksi.

Simpulan

Berdasarkan pada hasil kuantitatif penelitian mengidentifikasikan bahwa


suatu proporsi yang besar dari siswa Yunani memerankan suatu level yang rendah
dari pemahaman konseptual dari konsep dan fakta yang berhubungan dengan
kinetika kimia. Penemuan yang paling penting, yang mana hasil analisis respon
siswa dalam mengatur pertanyaan tes, menyatakan bahwa:

 Beberapa siswa, ketika diberikan pertanyaan stoikiometis dari suatu reaksi,


tidak dapat dengan benar mengasosiasikan parameter seperti kecepatan
reaksi dengan kecepatan perubahan konsentrasi dari reaktan (Atau produk)
atau kecepatan perubahan konsentrasi dari reaktan berhubungan dengan
kecepatan perubahan konsentrasi dari suatu produk.
 Beberapa siswa tidak mampu membedakan antara parameter kinetik dan
termodinamika.
 Beberapa siswa terlihat memiliki kesulitan dalam memahami:
- Konsep reaksi zero-order.
- Persamaan stoikiometri reaksi tidak menyatakan mekanismenya.
- Bagaimana katalisis bekerja.
- Bahwa dengan suatu reaksi dengan suatu mekanisme yang terdiri atas
dua tahap, satu cepat dan satu lambat, tahap yang lambat dari
kecepatan merupakan tahap yang menentukan.
- Kekayaan informasi yang disediakan dalam diagram potensial energi
dari suatu reaksi.

Dalam penelitian ini, peneliti menginvesigasi dan menyoroti aspek dari teksbook
sebagai suatu faktor dalam memahami konsep dari kinetika kimia.

Analisis teksbook sekolah terungkap bahwa terdapat bebrapa poin dari isi dimana
presentasi teks dan gambar dari subjek bahan tidak memfasilitasi pemahaman
konsep dan mungkin berkontribusi untuk (a) belajar menghafal, dalam
membandingkan pembelajaran yang berarti, (b) formasi dari konsep alternatif, (c)
mematahkan apresiasi siswa, gemar atau menghabiskan waktu mempelajari kimia,
menyumbangkan pemahaman konten yang miskin.

Secara spesifik dapat dilihat bahwa:

1)

saran

Anda mungkin juga menyukai