Anda di halaman 1dari 25

Y_S

Senin, 23 Juli 2012

Makalah tentang kasus perusahaan dan cara


menanganinya

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

PT. Surya Lagang Ostentasi Medan adalah salah satu perusahaan distributor yang bergerak

dibidang penjualan minuman ringan Teh Sosro dan Fruit Tea yang mana pada akhir periode akuntansi

(bulan) melakukan proses penggajian kepada para karyawannya dan membuat laporan gaji sebagai

pertanggung jawaban kepada pimpinan perusahaan. Proses pencatatan dan perhitungan gaji yang

diterapkan oleh perusahaan masih bersifat manual sehingga menyebabkan proses gaji sering

terlambat. Oleh sebab itu perusahaan ini sebenarnya membutuhkan suatu sistem perhitungan gaji

yang cepat dan akurat sehingga proses kerja bagian personalia dan kasir menjadi lebih efisien.

2. Permasalahan dan Batasan Masalah

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh PT. Surya Lagang Ostentasi Medan adalah seringnya
proses pembayaran gaji karyawan yang terlambat, hal ini diakibatkan oleh penyusunan laporan
penggajian masih manual sehingga lambat dan tidak efisien, serta menyulitkan pihak keuangan yaitu
bagian penggajian untuk membayar gaji karyawan.

Karena keterbatasan waktu dan mengingat banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan maka penulis melakukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah ini adalah
mengenai apa penyebab perusahaaan mengalami keterlambatan dalam memberikan gaji
karyawannya.
3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah memberikan masukan kepada perusahaan PT. Surya
Lagang Ostentasi Medan sehingga membantu pihak perusahaan untuk menyusun laporan penggajian
menjadi cepat dan lebih efisien.

4. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Sebagai masukan bagi PT. Surya Lagang Ostentasi agar dapat segera terselesaikan laporan gaji dapat
disajikan tepat waktu dan akurat.

2. Bagi penulis

Sebagai wahana dalam meningkatkan kemampuan, dan juga sebagai penyelesaian tugas akhir
semester.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian gaji, profil perusahaaan, struktur organisasi

1.1. Gaji dan Upah

Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan
yang mempunyai jenjang jabatan seperti manajer. Penggajian dapat diartikan sebagai
proses pembayaran upah kepada seseorang atau individu untuk pengganti hasil kerja atau
jasa yang telah dilakukan. Jadi Sistem penggajian atau kepegawaian adalah sistem yang
mencakup seluruh tahap pemrosesan penggajian pelaporan kepegawaian. (Mulyadi, 2001,
377).Sistem menyajikan cara-cara penggajian pegawai secara memadai dan akurat,
menghasilkan laporan-laporan penggajian yang diperlukan dan menyajikan informasi
kebutuhan pegawai kepada manajamen. Pemrosesan harus meliputi pengurangan pajak,
potongan tertentu, pelaporan kepada pemerintah dan persyaratan-persyaratan
kepegawaian lainnya. Pemrosesan penggajian merupakan satu kegiatan yang peka terhadap
hukuman denda maupun penjara jika pencatatan yang dibuat tidak memadai.

Sistem yang efisien diperlukan untuk menjaga hubungan baik antara pegawai dan
perusahaan. Sering sekali gaji dan upah dianggap mempunyai pengertian yang sama oleh
kebanyakan masyarakat. Anggapan ini terjadi mungkin disebabkan karena gaji dan upah
sama-sama merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawannya. Pada kenyataannya
kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan.Perusahaan manufaktur, pembayaran kepada
karyawan biasanya dibagi menjadi 2 golongan yaitu gaji dan upah. Gaji umumnya merupakan
pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang
jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa
yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap
perbulan, sedangkan upah dibayar berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan
produk yang dihasilkan oleh karyawan.

Menurut undang-undang tenaga kerja no 13 tahun 2003, Bab 1, Pasal 1 berisikan Upah
adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa
yang telah atau akan dilakukan. Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional,
memberikan definisi upah sebagai sebagai berikut upah ialah suatu penerimaan sebagai
suatu kerja berfungsi sebagai suatu jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi
kemanusiaan dan produktifitas yang dinyatakan dalam nilai atau bentuk yang ditetapkan
menurut suatu persetujuan Undang-Undang dan peraturan yang dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja.Selanjutnya pengertian gaji
dan upah menurut Hadi Purwono adalah sebagai berikut: Gaji (salary) biasanya dikatakan
upah (wages) yang dibayarkan kepada pimpinan, pengawas, dan tata usaha pegawai kantor
atau manajer lainnya. Gaji umumnya tingkatnya lebih tinggi dari pada pembayaran kepada
pekerja upahan. Upah adalah pembayaran kepada karyawan atau pekerja yang dibayar
menurut lamanya jam kerja dan diberikan kepada mereka yang biasanya tidak mempunyai
jaminan untuk dipekerjakan secara terus-menerus. (Hadi Purwono, 2003, 2). Dari definisi
Gaji dan upah di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan pengganti jasa bagi
tenaga-tenaga kerja dengan tugas yang sifatnya lebih konstan. Ditetapkan melalui
perhitungan masa yang lebih panjang misalnya bulanan, triwulan atau tahunan.

Sedangkan upah adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh
karyawan berdasarkan jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan misalnya jumlah unit
produksi.Dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150 Tahun 2001 dan keputusan Menteri
Keuangan tentang PPh pasal 21 tahun 2003, ada dijelaskan mengenai tingkat upah yang
diterima karyawan.

1.2. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Surya Lagang Ostentasi Medan adalah salah satu perusahaan distributor yang bergerak di
bidang penjualan minuman ringan Teh Sosro dan Fruit Teayang mana pada akhir periode akuntansi
(bulan) melakukan proses penggajian kepada para karyawannya dan membuat laporan gaji sebagai
pertanggung jawaban kepada pimpinan perusahaan. Perusahaan ini beralamat di Jalan KL. Yos Sudarso
Km 6.9 Medan.

Seperti pada perusahaan dagang lainnya PT. Surya Lagang Ostentasi Medan juga adalah salah
satu perusahaan yang membeli dan menjual barang dagangnya dengan tujuan untuk mencapai laba
(profit) penjualan yang semaksimum mungkin. Oleh sebab itu dalam melakukan kegiatan
operasionalnya perusahaan ini juga mempunyai sistem pembelian dan penjualan.

1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri. Struktur organisasi merupakan


suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu, dan individu dengan kelompok. Adapun
struktur organisasi perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut:

2. KASUS

Adapun sumber masalah ini penulis mengetahui dari karyawan, dimana karwayan tersebut

adalah teman saya, dia bekerja sebagai karyawan biasa (buruh) dimana dia telah bekerja pada PT.

Surya Lagang Ostentasi selama 3 tahun.

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh PT. Surya Lagang Ostentasi Medan adalah seringnya

proses pembayaran gaji karyawan yang terlambat. Hal tersebut sering terjadi pada perusahaan,

sehingga membuat para karyawan merasa bingung dengan keadaaan ini. Hal tersebut membuat

timbul pemikiran karyawan bahwa perusahaaan sedang rugi atau mau bangkrut.

Biasanya perusahaan memberikan gaji kepada karyawan akhir bulan, yaitu melalui staf

keuangan. Jadi mereka ini yang berurusan dengan gaji. Akan tetapi setiap keterlambatan pembayaran
gaji mereka selalu tidak mau ambil pusing. Apabila karyawan menanyakan kepada staf keuangan maka

mereka akan menjawab bahwa tugas mereka hanya membayar gaji.

Intinya dari permasalahan pada PT. Surya Lagang Ostentasi adalah seringnya proses

pembayaran gaji karyawan yang terlambat.

3. Tanggapan

Setelah saya mengetahui masalah ini, sebenarnya karyawan tidak mengetetahui bahwa

sebenarnya penyebab seringnya keterlambatan pembayaran gaji adalahProses pencatatan dan

perhitungan gaji yang diterapkan oleh perusahaan masih bersifat manual sehingga hal menyebabkan

proses gaji sering terlambat. Hak yang membuat pihak keuangan yaitu bagian penggajian untuk

membayar gaji karyawan sering terlambat membayar gaji.

Menurut saya kejadian ini telah merugikan perusahaan terutama karyawan. Akibat

permasalahan ini kinerja dari karyawan juga akan terganggu, demikian juga produktivitas perusahaan

juga akan menurun.

Jadi sebaiknya perusahaan harus menggunakan teknologi komputerisasi, walaupun

perusahaan harus mengeluarkan kas yang besar, akan tetapi hal itu menunjang proses pembayaran

gaji yang lancar.


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah dianalisa dan dievaluasi keadaan perusahaan dan membandingkan dengan teori,
maka pada bab ini akan diambil kesimpulan dan saran yang mungkin berguna bagi pihak
perusahaan. Beberapa kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Sistem penggajian manual yang digunakan oleh PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
kurang efektif, efisien dan akurat dalam hal perhitungan gaji dan penyajian laporan
gaji.

2. Dengan menggunakan sistem komputerisasi penggajian, maka informasi penggajian


yang dihasilkan lebih lengkap, efisien, cepat dan tepat dibandingkan sistem
sebelumnya yang selalu mengalami keterlambatan di dalam menyajikan informasi
laporan penggajian.

3. Dengan diterapkannya program komputer dalam penggajian , dapat memberikan


kemudahan dalam proses perhitungan gaji serta dapat mengetahui laporan gaji
secara cepat dan dapat diminta sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan.

2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Penulis menyarankan hendaknya setiap transaksi harus langsung direkam ke dalam


komputer, sehingga komputer dapat menyajikan informasi tentang laporan
penggajian pegawai secara akurat.

2. Penulis menyarankan adanya pelatihan untuk pegawai yang menjalankan atau


menggunakan program sebelum diterapkannya sistem baru.

DAFTAR PUSTAKA

Agustini fauzia,2010,” Manajemen Sumber Manusia”. Medan


http://dc349.4shared.com/doc/Qz0xE0p9/preview.html

yos andry di 01.18


Berbagi

3 komentar:

1.

Ahmad Muhibbin12 Juni 2014 17.02

mkalahx bgusm,
Balas

Balasan

1.
PAK BUDIMAN DI MALANG15 Oktober 2016 16.24

saya sangat berterima kasih banyak MBAH RAWA GUMPALA atas bantuan
pesugihan dana ghaib nya kini kehidupan kami sekeluarga sudah jauh
lebih baik dari sebelumnya,ternyata apa yang tertulis didalam blok MBAH
RAWA GUMPALA itu semuanya benar benar terbukti dan saya adalah salah
satunya orang yang sudah membuktikannya sendiri,usaha yang dulunya
bangkrut kini alhamdulillah sekaran sudah mulai bangkit lagi itu semua
berkat bantuan beliau,saya tidak pernah menyangka kalau saya sudah
bisa sesukses ini dan kami sekeluarga tidak akan pernah melupakan
kebaikan MBAH,,bagi anda yang ingin dibantu sama MBAH RAWA GUMPALA
silahkan hubungi MBAH di 085 316 106 111 insya allah beliau akan
membantu anda dengan senang hati,pesugihan ini tanpa resiko apapun
dan untuk lebih jelasnya buka saja blok mbahPESUGIHAN DANA GHAIB
TANPA TUMBAL
Balas

2.

FBS Indonesia1 Desember 2015 19.15

FBS Indonesia – FBS ASIAN adalah salah satu Group Broker Forex Trading FBS
Markets Inc
yang ada di ASIA dimana kami adalah online support partner fbs perwakilan yang
sah dipercayakan oleh perusahaan FBS untuk melayani semua klien fbs
di asia serta fbs yang ada di indonesia.
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan banyak lagi
yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com.
-----------------
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009
Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

yos andry
Orang-orang yang sukses hidup dengan lengkap. Mereka bahagia dan penuh rasa syukur dan
cinta terhadap segala sesuatu dalam kehidupan mereka. Mereka sudah menemukan tujuan
hidup mereka dan menunaikan misi mereka di dunia ini dengan baik, sehingga dunia ini
menjadi tempat yang lebih baik dari pada ketika mereka belum datang. Dunia menjadi
lebih baik karena orang-orang yang sukses ini selalu melihat potensi terbaik dalam diri
semua manusia di sekitar mereka, dan mereka selalu memberikan yang terbaik pula yang
mereka punya kepada dunia. ~
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Flixuno's Blog

Analisis Pengendalian Sistem Persediaan Dalam Rangka


Meningkatkan Efisiensi Pada PT. Andesen Jaya Plastik

Flixuno

6 years ago
Advertisements

Abstrak

Dewasa ini perkembangan industri meningkat begitu cepat. Dalam meningkatkan


operasional pada PT. Andesen Jaya Plastik, maka dilakukankah analisis pengendalian
sistem persediaan barang yang bertujuan untuk menganalisa sistem persediaan yang
sedang digunakan oleh perusahaan, serta mengidentifikasi masalah yang ada agar dapat
dilakukan manajemen operasi yang lebih baik sehingga mengatasi masalah yang
dihadapi.

Adapun masalah yang dihadapi pada PT. Andesen Jaya Plastik di mana terdapatnya
kekurangan persediaan (Out of Stock) atau kelebihan (Over of Stock)bahan baku, bila
kekurangan bahan baku menimbulkan terhambatnya proses produksi bahkan terhenti
sehingga proses produksi tidak dapat selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan sebelumnya sehingga produk terlambat untuk dikirimkan ke customer.
Sedangkan kelebihan bahan baku akan menimbulkan biaya persediaan yang besar dan
kualitas bahan baku akan menurun (hampir kadarluwasa) bila disimpan dalam waktu
yang lama, mengurangi mutu produk yang dihasilkan dan telah kadarluwasa tidak dapat
digunakan untuk produksi. Dan diketahui bahwa perusahaan masih memiliki beberapa
kelemahan dalam pengelolaan persediaan bahan bakunya, yaitu tidak adanya analisis
mengenai rencana kebutuhan bahan baku, belum adanya kebijakan mengenai
pengadaaan sejumlah persediaan tambahan untuk dijadikan sebagai persediaan
pengaman, serta belum terencananya jadwal untuk melaksanakan pemesanan ulang
bahan baku. Selain itu masih terdapat dalam aktifitas aliran dokumen antara tiap-tiap
transaksi belum terintegrasi antara bagian purchasing dan bagian warehouse.

Maka perlu adanya solusi untuk mengatasi kesulitan di dalam persediaan dan
mengontrol jumlah persediaan di mana perusahaan melakukan analisa kebutuhan bahan
baku yang akan digunakan dalam proses produksi, sehingga jumlah bahan baku
terkendali, tidak terlebih dan tidak kurang. Dalam melakukan pembelian bahan baku
perusahaan sebaiknya mempertimbangkan efisiensi biaya persediaan, selain itu
perusahaan sebaiknya mengadakan persediaan pengaman dan menetapkan jadwal dalam
melakukan pemesanan kembali bahan baku yang akan digunakan dalam menunjang
proses produksi agar tetap berjalan dengan lancar.Untuk mempercepat proses operasi
perusahaan maka perlu perancangan suatu sistem informasi yang saling terintegrasi
dengan bagian-bagian lain, sehingga dapat menghasilkan informasi yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak manajemen untuk memecahkan
masalah serta melakukan perbaikan atas kelemahan sistem yang sedang berjalan.

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan menjadi
semakin ketat. Hanya perusahaan yang mampu menekan biaya produksi seminimal
mungkin dengan tanpa mengurangi kualitas yang dapat bertahan. Salah satu cara
menekan biaya produksi dengan menekan total biaya persediaan bahan baku yang
seminimum mungkin, baik dalam biaya pesanan, pemyimpanan, kehilangan, dan
kerusakan bahan baku.

Di perusahaan manufaktur, salah satu bagian atau divisi yang penting adalah persediaan.
Persediaan ini perlu dikontrol secara teratur dan periodik, mulai dari bahan baku, bahan
setengah jadi, sampai barang jadi. Di samping itu masih ada perhitungan jumlah barang
baku yang rusak atau kadarluwarsa, cacat, di return atau dikembalikan karena kualitas
yang tidak baik atau rusak. Persediaan bahan baku harus dapat memenuhi kebutuhan
rencana produksi, karena jika persediaan bahan baku tidak dapat dipenuhi, maka akan
menghambat proses produksi. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan
konsumen dapat merugikan perusahaan. Sedangkan jika persediaan bahan baku
berlebihan dapat meningkatkan biaya penyimpanan, kerusakan, dan kehilangan bahan
baku.

1.1 Riwayat Perusahaan

PT. Andesen Jaya Plastik merupakan perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jl.
Prepedan 3 No. 36 RT/RW. 011/007, Tegal Alur – Cengkareng dengan NPWP
02.305.340.8-085.000. PT. Andesen Jaya Plastik dalam kegiatan operasional sehari-hari
menerima standard dan job order, tetapi job order lebih banyak permintaannya
daripada standard order. Hal ini dikarenakan customer lebih suka melakukan
customisasi dengan mendesain sendiri motif produk yang diinginkan.

1.2 Sistem Yang Berjalan

Dalam kegiatan operasional sehari-hari, PT. Andesen Jaya Plastik menangani job order,
bukan standard order. Artinya PT. Andesen Jaya Plastik baru mulai memproduksi jika
ada pesanan daricustomer. Pesanan customer terdiri dari 2 jenis : design khusus dan
standar. Jika design standar, customer menggunakan motif design yang dimiliki PT.
Andesen Jaya Plastik. Jika design khusus,customer menggunakan motif desain
dari customer sendiri yang biasanya disesuaikan dengan keinginan customer. Untuk hal
ini biasa ditangani oleh kepala desain.

Manajer penjualan menerima purchase order rangkap 1 dari customer lewat fax,
kemudian purchase order tersebut difotokopi sekali : rangkap 2 untuk ppic. Kemudian
ppic akan menghitung jumlah bahan baku yang diperlukan dan membuat notes untuk
meminta pengeluaran bahan baku yang diperlukan untuk produksi melalui manajer
produksi, lalu manajer produksi memberikan notes tersebut ke kepala stok baku.

Kepala stok baku akan mengecek persediaan bahan baku, jika stok bahan baku ada,
maka kepala stok baku akan mencatat jumlah bahan baku pada notesdan mengirim
bahan baku ke pabrik untuk diproduksi, jika stok bahan baku tidak ada, maka kepala
stok baku akan memberikan notes ke ppic, lalu ppic memberikan notes bahan baku yang
akan dibeli ke manajer pembelian, kemudian manajer pembelian akan
membuat purchase order untuk bahan baku yang diperlukan untuk dipesan kesupplier.

2 minggu kemudian, bahan baku dikirim dari supplier disertai dengan surat
jalansupplier. Kemudian bahan baku akan dicek kelengkapannya berdasarkan surat
jalan supplier oleh kepala stok baku. Jika sudah sesuai, maka kepala stok baku akan
mencatat pada notes dan memasukkan bahan baku ke gudang disertai surat jalan
supplier. Jika bahan baku yang diterima tidak sesuai, maka manajer pembelian akan
membuat surat komplain dan bahan baku dikembalikan ke supplier.

BAB 2 : IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

2.1 Analisis Kebutuhan Bahan Baku

Seperti dibahas sebelumnya, proses produksi pada PT. Andesen Jaya Plastik dilakukan
berdasarkan pesanan yang diterima perusahaan dari customer sehingga persediaan bahan
baku harus disesuaikan dengan pesanan yang diterima dari customer. Selama ini
pemesanan bahan baku hanya berdasarkan pada pengalaman pemakaian bahan baku
yang lalu di mana ketika membeli bahan baku tersebut berdasarkan total jumlah
keperluan bahan baku bulan yang sama tahun sebelumnya.

Jika dilakukan suatu analisis atas kebijakan tersebut, dapat ditemukan adanya
kelemahan, yaitu perusahaan melakukan proses produksinya berdasarkan pada pesanan
yang diterimanya, sedangkan penyediaan bahan baku berdasarkan data penjualan
sebelumnya, padahal penjualan tahun berjalan belum tentu sama dengan penjualan tahun
lalu.

Cara peramalan ini tidak tepat karena perusahaan mengalami tingkat penjualan ynag
bervariasi, sehingga pada bulan-bulan tertentu pesanan akan mengalami penurunan
sehingga terjadi pesanan yang naik turun sepanjang spekulasi siklus tahunan perusahaan.

Sehingga jika pesanan tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan pesanan
tahun yang lalu, perusahaan akan mengalami masalah kekurangan bahan baku (Out of
Stock). Dan sebaliknya, jika pesanan yang diterima mengalami penurunan dibandingkan
dengan pesanan tahun yang lalu, perusahaan akan mengalami masalah kelebihan bahan
baku (Over of Stock).

Bila kelebihan bahan baku akan menimbulkan biaya persediaan yang besar dan kualitas
bahan baku akan menurun bila disimpan dalam waktu yang lama, sedangkan bila
kekurangan bahan baku akan menyebabkan terhambatnya proses produksi bahkan
terhenti sehingga proses produksi tidak dapat selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan sebelumnya. Jika hal ini sering terjadi maka akan memungkinkan
customer untuk berpaling ke pesaing perusahaan lainnya. Apabila perusahaan
mengadakan kekurangan bahan baku dengan segera, hal inipun dapat menambah biaya
karena pada umumnya pesanan secara mendadak akan lebih mahal dibandingkan dengan
pesanan yang normal, akibatnya keuntungan perusahaan akan menurun.

2.2 Analisis Total Biaya Persediaan

Tujuan utama suatu perusahaan dibentuk adalah untuk mendapatkan keuntungan


maksimal dari kegiatan operasionalnya. Salah satu cara untuk memaksimalkan
keuntungan adalah dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan
kegiatan perusahaannya.

Meminimalkan biaya tidak dapat dilakukan bila perusahaan mengalami masalah


kelebihan maupun kekurangan bahan baku. Kelebihan bahan baku menyebabkan biaya
penyimpanan akan menjadi lebih besar dari yang seharusnya, sehingga akan
memperbesar total biaya persediaan. Begitu pula bila perusahaan mengalami masalah
kekurangan bahan baku, biaya pemesanan akan membengkak sehingga akhirnya juga
akan memperbesar total biaya persediaan.

Jadi yang diperlukan dalam meminimumkan biaya persediaan adalah melakukan


pembelian dengan jumlah pesanan yang ekonomis, tersedianya sejumlah persediaan
pengaman (safety stock) yang cukup, dan adanya perencanaan yang baik dalam
melakukan pemesanan kembali (reorder point) bahan baku. Jumlah pesanan yang
ekonomis dapat ditentukan dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Point).

2.3 Analisis Safety Stock dan Reorder Point


Dalam proses pembelian bahan baku yang selama ini dilakukan pada PT. Andesen Jaya
Plastik, diperlukan waktu tenggang, dihitung mulai dari bahan baku dipesan sampai
bahan baku diterima oleh gudang. Persediaan pengaman diperlukan untuk menjaga
kemungkinan kekurangan bahan baku, akibat penggunaan bahan baku lebih besar dari
pada perkiraan semula ataupun keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan.

Namun selama ini, selain dari jumlah bahan baku yang dipesan, perusahaan tidak
membeli persediaan tambahan untuk dijadikan persediaan cadangan, dan perusahaan
tidak menetapkan jadwal dalam melakukan pemesanan kembali. Persediaan tambahan
hanya berasal dari sisa bahan dari produksi sebelumnya yang masih memenuhi standar
untuk dipakai dalam proses produksi.

Jika dilakukan suatu analisis, dapat ditemukan adanya dua kelemahan, kelemahan yang
pertama yaitu tidak adanya persediaan pengaman. Karena tidak adanya persediaan
pengaman, maka untuk menangani masalah kekurangan bahan baku yang kemungkinan
terjadi selama masa produksi, perusahaan harus melakukan pemesanan kembali. Dengan
adanya pemesanan kembali tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra
berupa biaya pemesanan, dan akibatnya biaya persediaan akan bertambah sehingga
keuntungan perusahaan juga berkurang.

Kelemahan yang kedua adalah tidak adanya perencanaan dalam melakukan pemesanan
kembali. Bila pemesanan dilakukan terlambat akan memungkinkan terjadinya suatu saat
di mana perusahaan mengalami kehabisan stok persediaan bahan baku. Jika keadaan
tersebut tidak secepatnya diantisipasi dengan pembelian ekstra, yang otomatis akan
memperbesar biaya persediaan, akan menyebabkan terhambatnya proses produksi.
Dalam jangka panjang, proses produksi yang sering mengalami hambatan juga akan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

2.4 Analisis Pencatatan Persediaan

Data bahan baku hanya dicatat manual dengan menggunakan notes baik penerimaan dan
pengeluaran bahan baku. Karena tidak dilakukan perhitungan secara otomatis
(penambahan atau pengurangan jumlah bahan baku), maka pencatatan tersebut sering
tidak sesuai dengan jumlah barang baku asli di gudang.

Selama ini tidak ada yang mengawasi stok bahan baku langsung di lapangan, ketika ada
permintaan bahan baku keluar dari manajer produksi barulah dilakukan pencatatan
jumlah bahan baku keluar dan begitu pula ketika bahan baku datang dari supplier.
Begitu pula dengan pengeluaran bahan baku oleh manajer produksi yang tidak dihitung
berdasarkan standar bahan baku yang sudah ditentukan oleh perusahaan, manajer
produksi hanya meminta bahan baku lewar notesberdasarkan perkiraan yang seringkali
melebihi jumlah kebutuhan sehingga terjadi pemborosan pemakaian bahan baku di
pabrik.

BAB 3 : ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Forecast terhadap Kebutuhan Bahan Baku


Dalam menentukan besarnya persediaan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan,
peramalan (forecast) dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square)
menjadi suatu alternative yang dipilih. Beberapa hal yang mendorong penggunaan
metode ini untuk peramalan penjualan karena penggunaannya relative sederhana dalam
cara perhitungannya. Selain itu, model ini memperhitungkan peramalan penjualan untuk
masa yang akan datang dengan berdasarkan pada data yang ada pada periode-periode
yang telah lalu, dengan demikian akan selalu terlihat perbandingannya dengan tahun
yang telah lalu.

PT. Andesen Jaya Plastik merupakan perusahaan yang memproduksi peralatan makan
dari melamin. Data yang dikemukakan di sini merupakan data penjualan produk mulai
dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2009. Berikut ini penjualan produk :

Satuan : unit

Tahun Bulan Penjualan Produk

2007 Januari 432.000

Februari 396.000

Maret 338.400

April 313.200

Mei 324.000

Juni 349.200

Juli 374.400

Agustus 342.000

September 316.800

Oktober 270.000

November 306.000

Desember 381.600

2008 Januari 396.000

Februari 324.000

Maret 306.000

April 252.000

Mei 270.000

Juni 313.200

Juli 331.200
Agustus 316.800

September 306.000

Oktober 234.000

November 334.800

Desember 392.340

2009 Januari 414.000

Februari 360.000

Maret 324.000

April 315.000

Mei 331.200

Juni 331.200

Juli 342.000

Agustus 288.000

September 280.800

Oktober 306.000

November 331.200

Desember 345.600

Dari data pesanan produk peralatan makan pada tahun 2006-2008, yang diambil dari
tabel penjualan produk di atas, maka dengan metode least square peramalan pesanan
yang diterima perusahaan dapat dihitung sebagai berikut :

1. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Januari

Bulan Januari

Tahun Y X X2 XY

2007 432.000 -1 1 -432.000

2008 396.000 0 0 0

2009 414.000 1 1 414.000

1.242.000 0 2 – 18.000

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Y Januari 2010 = 414.000 – 9.000 (2) = 396.000

2. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Februari

Bulan Februari

Tahun Y X X2 XY

2007 396.000 -1 1 -396.000

2008 324.000 0 0 0

2009 360.000 1 1 360.000

1.080.000 0 2 -36.000

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y Februari 2010 = 360.000 – 18.000 (2) = 324.000

3. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Maret

Bulan Maret

Tahun Y X X2 XY

2007 338.400 -1 1 -338.400

2008 306.000 0 0 0

2009 324.000 1 1 324.000

968.400 0 2 -14.400

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y Maret 2010 = 322.800 – 7.200 (2) = 308.400

4. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan April

Bulan April

Tahun Y X X2 XY

2007 313.200 -1 1 -313.200

2008 252.000 0 0 0

2009 315.000 1 1 315.000

880.200 0 2 1.800
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y April 2010 = 293.400 + 900 (2) = 295.200

5. Perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Mei

Bulan Mei

Tahun Y X X2 XY

2007 324.000 -1 1 -324.000

2008 270.000 0 0 0

2009 331.200 1 1 331.200

925.200 0 2 7.200

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y Mei 2010 = 308.400 + 3.600 (2) = 315.600

6. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Juni

Bulan Juni

Tahun Y X X2 XY

2007 349.200 -1 1 -349.200

2008 313.200 0 0 0

2009 331.200 1 1 331.200

993.600 0 2 -18.000

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y Juni 2010 = 331.200 – 9.000 (2) = 313.200

7. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Juli

Bulan Juli

Tahun Y X X2 XY

2007 374.400 -1 1 -374.400


2008 331.200 0 0 0

2009 342.000 1 1 342.000

1.047.600 0 2 -32.400

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y Juli 2010 = 349.200 + 16.200 (2) = 316.800

8. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Agustus

Bulan Agustus

Tahun Y X X2 XY

2007 342.000 -1 1 -342.000

2008 316.800 0 0 0

2009 288.000 1 1 288.000

946.800 0 2 -54.000

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y Agustus 2010 = 315.600 – 27.000 (2) = 261.600

9. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan September

Bulan September

Tahun Y X X2 XY

2007 316.800 -1 1 -316.800

2008 306.000 0 0 0

2009 280.800 1 1 280.800

903.600 0 2 -36.000

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y September 2010 = 301.200 – 18.000 (2) = 265.200

10. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Oktober


Bulan Oktober

Tahun Y X X2 XY

2007 270.000 -1 1 -270.000

2008 234.000 0 0 0

2009 306.000 1 1 306.000

810.000 0 2 36.000

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y Oktober 2010 = 270.000 + 18.000 (2) = 306.000

11. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan November

Bulan November

Tahun Y X X2 XY

2007 306.000 -1 1 -306.000

2008 334.800 0 0 0

2009 331.200 1 1 331.200

972.000 0 2 25.200

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Y November 2010 = 324.000 + 12.600 (2) = 349.200

12. Tabel perhitungan peramalan pesanan untuk bulan Desember

Bulan Desember

Tahun Y X X2 XY

2007 381.600 -1 1 -381.600

2008 392.340 0 0 0

2009 345.600 1 1 345.600

1.119.540 0 2 -36.000

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Y Desember 2010 = 373.180 – 18.000 (2) = 337.180

Atas dasar perhitungan dengan menggunakan metode least square di atas, dapat
diketahui peramalan pesanan yang diterima perusahaan untuk bulan Januari – Desember
2010 adalah sebagai berikut:

No Bulan Jumlah pesanan (unit)

1 Januari 396.000

2 Februari 324.000

3 Maret 308.400

4 April 295.200

5 Mei 315.600

6 Juni 313.200

7 Juli 316.800

8 Agustus 261.600

9 September 265.200

10 Oktober 306.000

11 November 349.200

12 Desember 337.180

Total Pesanan 3.788.380

Dari peramalan pesanan yang akan diterima pada tahun 2010, dapat digunakan untuk
melakukan perencanaan produksi dan perencanaan kebutuhan bahan baku untuk
menunjang rencana produksi perusahaan.

3.2 Penetapan EOQ

Perlu adanya penilaian kebijakan pengelolaan persediaan bahan baku dalam mencapai
efisiensi dalam pengadaannya serta untuk mengetahui sejauh mana efisiensi biaya dapat
dilakukan. Salah satu alternatif pemecahan masalah pada perusahaan yaitu
menggunakan metode EOQ dalam pengelolaan persediaan bahan bakunya.

Sebelum menentukan berapa jumlah persediaan bahan baku yang ekonomis, terlebih
dahulu harus ditentukan biaya yang timbul dari persediaan bahan baku tersebut. Jenis
biaya yang relevan untuk menentukan pembelian bahan baku yang ekonomis hanyalah
biaya yang memiliki sifat variabel, sedangkan biaya yang bersifat tetap dianggap tidak
relevan untuk perhitungan EOQ.

Di bawah ini adalah perhitungan total biaya persediaan yang selama ini dilakukan
perusahaan :
Frekuensi pembelian setahun 24 kali

Jumlah unit setiap kali pesan


Untuk kebutuhan produksi sebesar 157.849 unit
(3.788.380 / 24 )

Nilai persediaan (157.849 x Rp 6.500 ) Rp 102.601.8500

Nilai persediaan rata-rata (50% x nilai


Rp 513.009.250
persediaan)

Biaya penyimpanan (5 % x Nilai persediaan rata-


Rp 25.650.462
rata)

Biaya pesan selama setahun


Rp 36.840.000
(1.535.000 x 24 )

Total biaya persediaan


Rp 62.490.462
(Rp 25.650.462 + Rp 36.840.000)

Berdasarkan hasil ramalan penerimaan pesanan di atas, maka dapat ditentukan besarnya
jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis dengan menggunakan rumus (formula
approach) Economic Order Quantity (EOQ) sebagai berikut :

Dari perhitungan sebelumnya, didapatkan:

– F adalah biaya tetap untuk melakukan pemesanan perpesanan yaitu sebesar Rp


1.535.000

– S adalah jumlah penjualan atau pemakaian unit per tahun, setelah melakukan forecast,
didapatkan sebesar 3.788.380 unit

– C adalah biaya penyimpanan yang dinyatakan sebagai suatu persentase atas nilai
persediaan, yaitu sebesar 5%

– P adalah harga beli per unit persediaan yang harus dibayar oleh perusahaan, yaitu
sebesar Rp 6.500

Economic Order Quantity (EOQ) =Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

=Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

=Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

= 189.170,87 unit

= 189.170 unit

Dari perhitungan EOQ di atas, dapat diketahui bahwa besarnya pembelian yang
ekonomis adalah sebanyak 189.170 unit.

Dengan tingkat frekuensi pembelian optimum dalam setahun adalah:


Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Di bawah ini adalah perhitungan besarnya biaya persediaan dengan menggunakan


metode Economic Order Quantity (EOQ):

Frekuensi pembelian setahun 20 kali

Jumlah unit setiap kali pesan


Untuk kebutuhan produksi sebesar 189.170 unit
(EOQ )

Nilai persediaan (189.170 x Rp 6.500 ) Rp 1.229.605.000

Nilai persediaan rata-rata (50% x nilai


Rp 614.802.500
persediaan)

Biaya penyimpanan ( 5 % x Nilai persediaan rata-


Rp 30.740.125
rata)

Biaya pesan selama setahun


Rp 30.700.000
(1.535.000 x 20 )

Total biaya persediaan


Rp 61.440.125
(Rp 30.740.125 + Rp 30.700.000 )

Setelah kita menghitung total biaya persediaan, baik yang ditetapkan oleh perusahaan
selama ini maupun dengan penerapan metode EOQ, maka dapat diketahui berapa jumlah
biaya yang dapat ditekan bila menggunakan EOQ.

EOQ ternyata dapat meminimkan biaya persediaan selama setahun sebesar:

Rp 62.490.462 – Rp 61.440.125 = Rp 1.050.337

Sehingga pembelian dengan menggunakan metode EOQ adalah pembelian yang efisien
dan meminimumkan biaya persediaan bagi perusahaan.

3.3 Penetapan Safety Stock dan Reorder Point

Persediaan pengaman diperlukan untuk menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku,


akibat penggunaan bahan baku lebih besar dari pada perkiraan semula ataupun karena
keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan.

PT. Andesen Jaya Plastik tidak pernah menyediakan secara khusus persediaan
pengaman, karena tidak adanya persediaan pengaman, maka untuk menangani masalah
kekurangan bahan baku tersebut perusahaan harus melakukan pemesanan ekstra.
Dengan adanya pemesanan ekstra tersebut, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya
ekstra untuk pemesanan.

Dari masalah di atas, usulan perbaikan untuk perusahaan adalah diadakannya persediaan
pengaman. Untuk menghindari terjadinya kekurangan bahan baku pada saat tertentu
maupun saat tenggang waktu (lead time) dalam proses pemesanan berikutnya,
diperlukan adanya persediaan pengaman. Pada saat menentukan besarnya persediaan
pengaman terlebih dahulu harus diperhatikan frekuensi pemesanan yang telah ditentukan
pada saat pernghitungan jumlah pesanan yang ekonomis dengan menggunakan metode
EOQ.

Dari perhitungan EOQ, diketahui frekuensi pemesanan sebanyak 20 kali, dan untuk
kebutuhan produksi sebesar 189.170 unit. Untuk menentukan besarnya persediaan
pengaman dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Produksi normal (18 hari kerja) 189.170 unit

Produksi max / hari 10.509,44 unit

Produksi rata-rata/ hari 5.253,72 unit

Waktu tenggang (lead time) 1 minggu

Persediaan pengaman = (10.509,44 – 5.253,72) x 7

= 36.790,04 unit ≈ 36.790 unit

Dari perhitungan Safety stock, dapat diketahui bahwa besarnya persediaan pengaman
adalah sebanyak 36.790 unit.

Perusahaan kadangkala terlambat dalam melakukan pemesanan kembali, sehingga


perusahaan sering mengalami kekurangan persediaan bahan baku. Untuk menghindari
hal tersebut, perusahaan harus merencanakan saat untuk melakukan pemesanan
berikutnya secara tepat.

ROP = produksi max selama lead time + safety stock

= (10.509,44 x 7) + 36.790,04

= 110.356,12 unit

≈ 110.356 unit

Dari perhitungan reorder point di atas, dapat diketahui bahwa bahan baku harus dipesan
kembali pada saat persediaan di gudang sebesar 110.356 unit.

Dari perhitungan EOQ, safety stock, dan reorder point yang telah dibahas sebelumnya,
dapat digambarkan siklus pemesanan bahan baku sebagai berikut:

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Dari siklus di atas, dapat disimpulkan bahwa pemesanan kembali dengan menggunakan
metode EOQ dilakukan 11 hari sejak pemesanan sebelumnya, sehingga perusahaan tidak
akan mengalami kekurangan bahan baku lagi untuk kebutuhan produksinya.

3.4 Memperbaiki Pencatatan Persediaan

Dalam memperlancar proses operasi perusahaan sebaiknya terdapat sistem yang saling
terintegrasi antara bagian-bagian yang terkait dalam perusahaan. Untuk bagian gudang
sebaiknya para karyawannya diberikan pemahaman bahwa data-data yang ada pada
mereka sebaiknya dikonfirmasikan kembali dengan pihak-pihak yang terkait. Dan untuk
ketepatan catatan kartu bahan baku dengan catatan persediaan bahan baku di gudang,
maka sebaiknya para karyawan gudang mengecek kembali minimal satu minggu sekali
(stok opname). Untuk bagian purchasing sebaiknya para karyawannya juga diberi
pemahaman bahwa data-data yang ada pada mereka dikonfirmasikan kembali dengan
pihak-pihak yang terkait.

BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya maka dapat disimpulkan:

1. Pada PT. Andesen Jaya Plastik, dalam pengadaan bahan bakunya di gudang terdapat
masalah-masalah yang mengakibatkan sering terjadinya kekurangan atau kelebihan
bahan baku. Penyebab sering terjadinya kekurangan dan kelebihan persediaan bahan
baku di gudang sebagai berikut:

– Persediaan yang berjalan di PT. Andesen Jaya Plastik, jumlah bahan baku kimia yang
dipesan hanya berdasarkan pengalaman bahan baku yang lalu. Dan perusahaan tidak
melakukan peramalan terhadap penjualannya sehingga terjadi ketidakjelasan mengenai
rencana produksi dan rencana kebutuhan bahan baku yang dapat dijadikan sebagai
acuan.

– Dari hasil perhitungan biaya persediaan menurut cara yang diterapkan oleh perusahaan
adalah sebesar Rp 62.490.462, sedangkan hasil perhitungan biaya persediaan menurut
EOQ untuk tahun 2010 sebesar Rp 61.440.125. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
maka biaya persediaan menurut cara yang dijalankan perusahaan belum mencapai titik
minimal. Di mana jika perusahaan menerapkan penghitungan biaya persediaan dengan
metode EOQ akan terdapat penghematan sebesar Rp 1.050.337

Dengan demikian maka biaya persediaan menurut kebijakan yang dijalankan oleh
perusahaan pada masa yang lalu masih dapat ditekan lagi sehingga dana yang digunakan
menjadi lebih efisien dan dapat dipergunakan untuk keperluan lain yang lebih
bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.

– Perusahaan sering mengalami kekurangan persediaan bahan baku, hal ini dikarenakan
perusahaan tidak menyediakan sejumlah persediaan untuk dijadikan sebagai persediaan
pengaman.

– Kadang-kadang perusahaan mengalami keterlambatan dalam melakukan pemesanan


kembali persediaan bahan baku, sehingga perusahaan mengalami kekurangan bahan
baku akibat keterlambatan tersebut.

2. Dari analisis perencanaan persediaan pada PT. Andesen Jaya Plastik dengan
menggunakan prinsip-prinsip perhitungan persediaan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:

– Penggunaan metode EOQ


Dengan menggunakan metode EOQ, keuntungan perusahaan dapat dimaksimalkan
karena biaya-biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis.

– Perhitungan persediaan pengaman

Dengan adanya persediaan pengaman maka kekurangan bahan baku (Out of Stock)
dapat dihindarkan, sehingga kontinuitas produksi dapat terjamin.

– Perhitungan titik pemesanan kembali

Dengan memperhitungkan titik pemesanan kembali, maka dapat diketahui kapan


persediaan bahan baku tersebut harus dipesan kembali agar tidak terjadi kekurangan
bahan baku, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

4.2 Saran

Adapun saran yang diharapkan dalam meningkatkan PT. Andesen Jaya Plastik yaitu:

1. Karena bahan baku digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi yang dilakukan
untuk memenuhi permintaan pasar, maka untuk menentukan tingkat kebutuhan bahan
baku yang lebih tepat untuk masa yang akan datang sebaiknya perusahaan menggunakan
peramalan penjualan terlebih dahulu. Dari ramalan penjualan tersebut dapat ditentukan
berapa banyak barang yang harus diproduksi dan kemudian akan dapat diketahui berapa
besarnya bahan baku yang dibutuhkan. Sehingga PT. Andesen Jaya Plastik sebaiknya
tidak menggunakan metode pemesanan bahan yang hanya berdasarkan pengalaman
pemakaian bahan baku yang lalu.

2. Dalam melakukan pembelian bahan baku, sebaiknya PT. Andesen Jaya Plastik
mempertimbangkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan yaitu biaya penyimpanan dan
biaya pemesanan. Biaya tersebut diusahakan sedemikian rupa sehingga jumlah biaya
yang ditanggung dengan adanya persediaan tersebut adalah minimal. Cara ini dapat
dilakukan dengan analisis EOQ.

3. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penumpukan bahan baku di gudang yang


dapat menyebabkan besarnya biaya penyimpanan di mana bahan baku tersebut akan
mengalami penyusutan, bahan baku kimia sangat mudah rusak dalam suhu dan
temperatur yang tidak stabil serta batas waktu kadarluwasa produk tertentu harus
diperhatikan perusahaan dalam penggunaan bahan baku yang selalu dipakai dalam
produksi dan bahan baku yang jarang dipakai dalam produksi harus dikurangi.

4. Sebaiknya para karyawan bagian gudang diberikan pelatihan atau pengenalan metode
peramalan dan EOQ dengan benar.
Advertisements

Categories: Business Management

Tags: Business, Management, Operational,Persediaan


Leave a Comment

Flixuno's Blog

Create a free website or blog at WordPress.com.


Back to top

Anda mungkin juga menyukai