Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM DUA BENDA LANGIT : PENGARUH GRAVITASI


TERHADAP BENTUK BUMI PASANG SURUT DAN ORBIT PLANET

Oleh:
Kelompok 2
Nama kelompok :

YAKOBUS WISANG ( 082150010 )


YOGA SYAPUTRA LAGA HAE ( 082160013 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya Kami
dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pengetahuan Bumi dan Antariksa sampai selesai.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami sangat menginginkan masukan dan saran dari bapak, selaku dosen Mata
Kuliah Pengetahuan Bumi dan Antariksa, demi penyempurnaan tugas ini ke arah yang lebih
baik lagi.
Pada kesempatan ini juga, Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak
dan teman-teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Akhirnya kami berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca
lainnya dalam proses pembelajaran dikemudian hari.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................1

BAB III. PEMBAHASAN...............................................................................2

2.1. Pengaruh Gravitasi Terhadap Bentuk Bumi ....................................2


2.2. Pasang Surut ....................................................................................6
2.3. Orbit Planet .....................................................................................7
2.4. Orbit Satelit......................................................................................7
BAB III. PENUTUP ........................................................................................10

3.1 Kesimpulan .....................................................................................10


3.2 Saran .................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang teratur dan rapi. Keteraturan
gerakan bintang termasuk matahari, planet, satelit, komet, dan benda langit lainnya
menyebabkan gerakan benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan seksama. Dengan
memahami Sistem dua benda langit tersebut, manusia dapat memperkirakan peristiwa-
peristiwa yang terjadi di masa depan dengan akurat.
Gerak planet mengitari matahari, satelit yang mengelilingi bumi dan bintang-
bintang yang mengitari pusat galaksi, diatur oleh gaya sentral yang bekerja sepanjang garis
lurus yang menghubungkan benda langit terhadap sumber gaya tersebut. Aturan untuk
menerangkan gaya sentral ini lazim disebut hukum gravitasi Newton, “ Gaya tarik menarik
antara dua titik massa adalah berbanding lurus dengan hasil kali massa mereka serta
berbanding terbalik dengan jarak kuadratnya”.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap Sistem dua benda langit,
diperkenalkan semua benda langit memiliki Massa dan Gravitasi. Selain memiliki gravitasi,
juga memiliki medan gravitasi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.. Selanjutnya
Gaya gravitasi ini menarik benda-benda disekitarnya menuju pusat gravitasi. Di dalam
makalah ini akan dibahas mengenai pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi, pasang surut,
orbit planet dan orbit satelit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi ?
2. Bagaimana terjadinya pasang surut di laut ?
3. Berapa jenis periode orbit planet yang mengitari benda – benda langit
1.2 Tujuan
· Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi.
· Mahasiswa dapat menentukan pada saat apakah terjadinya pasang surut di laut.
· Mahasiswa dapat mengetahui jenis orbit planet yang mengitari benda – benda langit.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGARUH GRAVITASI TERHADAP BUMI


Semua benda di alam semesta ini memiliki massa, sehingga juga memiliki gravitasi.
Selain memiliki gravitasi, juga memiliki medan gravitasi yang saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Contohnya pengaruh gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan
revolusi bumi agar bumi tidak tertarik ke dalam matahari, begitu juga pengaruh gravitasi
bumi dan bulan, mengakibatkan bulan mengelilingi bumi.

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Contoh : Sebuah apel jatuh ke tanah diakibatkan oleh
gaya gravitasi bumi yang menarik apel tersebut ke pusat gravitasi bumi. Gaya gravitasi ini
menarik benda-benda disekitarnya menuju pusat gravitasi.

A. Pengaruh Gaya Gravitasi Matahari dan Gravitasi Bumi


Nilai gravitasi matahari adalah 27.94 G (nilai G yang diakui sekarang = 6,67 x 10-11
Nm2/kg2 (kekuatan gravitasi bumi)), yaitu sekitar 28 kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan
percepatan gravitasi permukaan yaitu = 274.0 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.
Pengaruh gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan bumi berputar
pada porosnya (berotasi) dan bumi mengelilingi matahari (berevolusi). Gravitasi matahari
menarik bumi ke pusat matahari, sedang gaya gravitasi bumi tetap mempertahankan posisi
bumi, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bumi berputar pada porosnya
dan mengelilingi matahari agar tidak tertarik ke pusat gravitasi matahari atau tetap berada
pada orbitnya.

B. Pengaruh Gaya Gravitasi Bumi dan Gravitasi Bulan


Nilai gravitasi bulan adalah 17% G (1 G = kekuatan gravitasi bumi), yaitu sekitar 0,17
kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu = 1,6 m/s2,
dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.Gravitasi bumi menarik bulan ke pusat bumi, sedang gaya
gravitasi bulan tetap mempertahankan posisi bulan, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal
yang membuat bulan berputar pada porosnya dan mengelilingi bumi agar tidak tertarik ke
pusat gravitasi bumi atau tetap berada pada orbitnya.
Pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah pasang-surut air laut. Gaya gravitasi
bulan menarik air laut ke arah bulan sehingga memengaruhi ketinggian ombak dan
permukaan laut. Karena bulan mengitari bumi, maka akan ada saat di mana satu sisi dari
bumi lebih dekat dengan bulan. Bagian yang dekat dengan bulan inilah yang akan mengalami
air laut pasang, sedangkan bagian lainnya yang tidak dekat dengan bulan mengalami air laut
surut. Pasang-surut air laut juga berkaitan dengan fase bulan. Biasanya, air laut akan
mengalami pasang tinggi pada saat bulan purnama.

Selain itu juga, pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah menjauhnya bulan dari
bumi sekitar 3,8 cm tiap tahun.

2.1. TERJADINYA PASANG SURUT

Pasang dan surut air taut dipengaruhi oleh gaya gravitasi atau gaya tarik bulan dan matahari.
Bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih besar pada pasang dan
surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari.Pasang dan surut terbesar
terjadi pada saat bulan baru dan bulan pumama karena pada saat itu, matahari, bulan, dan
bumi berada dalam bidang segaris.Pasang terendah terjadi pada saat bulan perbani.Oleh
karena itu, pasang terendah disebut juga pasang perbani.Ketika pasang perbani, pasang terjadi
serendah-rendahnya karena kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi membentuk sudut
90 derajat. Oleh karena itu, gravitasi bulan dan matahari akan saling memperlemah.
Perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut di laut terbuka mencapai 3 m. Tetapi, di
tempat-tempat sempit seperti di selat atau di muara sungai, perbedaan tinggi air ini dapat
mencapai 16 m. Bumi yang diselubungi air laut akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bulan. Akibatnya, daerah yang berhadapan dengan bulan akan mengalami pasang, sedangkan
daerah yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan mengalami surut.

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil
dari matahari, gaya tarik gravitasi bulandua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasangsurut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gayatarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge)pasang surut gravitasional di laut.Lintang dari tonjolan
pasangsurut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital
bulan dan matahari.Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan
teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari,
revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan
luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga
terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasang surut disuatu perairan
seperti, topogafi dasar laut.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar
dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan
yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya
gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air
adalah gaya gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya
sentrifugal.Faktor penyebab terjadinya arus yaitu dapat dibedakan menjadi tiga komponen
yaitu gaya eksternal, gaya internal angin, gaya-gaya kedua yang hanya datang karena fluida
dalam gerakan yang relatif terhadap permukaan bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam
pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas, gaya Coriolis, gaya gradien
tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasang surut.
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan,
sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang
memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan gelombang sehingga
terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang
bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar aruspermukaan. Dalam proses gesekan
antara angin dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air
laminar dan pergerakan air turbulen (Supangat,2003).
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin
pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara
periodik, hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat
dibedakan menjadi dua gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam
pergerakan fluida hasil dari transfer momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari
fluida. Dalam pergerakan fluida dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil
transfer antara batas yang berdekatan yang disebut viskositas molekular. Di permukaan laut,
gerakan air tidak pernah laminer, tetapi turbulen sehingga kelompok-kelompok air, bukan
molekul individu, ditukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan internal yang
dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu dan
disebut viskositas eddy.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah
angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada
porosnya.Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian
bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus
yang disebabkan gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan
dari arah arus yang relaif cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih
besar pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin
bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan
maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya. Hubungan ini
dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut
penyimpangan.bertambah dengan bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).

2.1. ORBIT PLANET


Orbit planet-planet di Tata Surya memang semuanya berada dalam satu bidang.
Demikian juga dengan orbit satelit dari planet-planet tersebut. Semuanya berada dalam satu
bidang yang sama. Semua planet bisa memiliki orbit pada bidang yang sama ini terkait
dengan pembentukannya di dalam Tata Surya.
Tata Surya terbentuk dari awan gas dan debu raksasa yang kita kenal sebagai nebula.Di
dalam nebula inilah bintang dilahirkan.Atau kalau di dalam Tata Surya, Matahari lahir di
dalam nebula ini.Awalnya partikel-partikel debu berkumpul membentuk awan sferis.Awan
gas dan debu ini berputar dan kemudian menarik lebih banyak materi.Interaksi gravitasi
partikel-partikel di awan menyebabkan awan berkondensasi.Pada saat itu radiusnya mengecil,
tapi momentum sudutnya tidak mengecil sehingga rotasinya makin cepat.Awan pun
mengalami keruntuhan.
Saat terjadi keruntuhan, rotasi awan semakin cepat.Tapi tidak semua bagian dari awan
ini ditarik ke pusat. Partikel di sekitar bidang yang tegak lurus sumbu rotasi mengalami gaya
sentrifugal yang membuat mereka tidak mendekati pusat melainkan melawan
gravitasi. Akibatnya awan memipih dan membentuk piringan yang berputar di sekeliling inti
yang sangat rapat.
Semakin banyak massa yang dikumpulkan di pusat piringan, maka temperatur juga
meningkat tajam sehingga memberi kemampuan yang cukup untuk terjadinya reaksi nuklir.
Atom hidrogen kemudian mengalami pembakaran menjadi helium menandai kelahiran
Bintang.Sementara itu gas dan debu di piringan pipih yang berputar disekeliling bintang pun
saling berinteraksi di dalam piringan. Bertabrakan dan berakumulasi membentuk planet-
planet yang kemudian mengitari Bintang. Inilah yang menyebabkan planet-planet memiliki
orbit pada bidang yang sama dengan Bintang.
Periode orbit
Periode orbit adalah waktu yang diperlukan bagi suatu benda untuk melakukan satu
orbit penuh mengitari benda lain.Jika disebutkan tanpa mendalami astronomi, maka
rujukannya adalah periode sidereal suatu benda astronomis, yang dihitung terhadap
bintangnya.
Ada beberapa jenis periode orbit untuk benda-benda yang mengitari Matahari (atau
benda langit lainnya):
 Periode sidereal adalah siklus sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
melakukansatu orbit penuh relatif terhadap bintangnya. Ini dianggap sebagai periode orbit
sejatibenda tersebut.
 Periode sinodis adalah interval sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk muncul
kembali di titik yang sama relatif terhadap dua benda lain (node linier), contohnya ketika
Bulan relatif terhadap Matahari dilihat dari Bumi kembali ke fase iluminasi yang sama.
Periode sinodis adalah waktu yang berlangsung antara dua konjungsi berturut-turut
dengan garis Matahari-Bumi dalam urutan linier yang sama. Periode sinodis berbeda dari
periode sidereal karena Bumi mengorbit Matahari.
 Periode drakonitik atau periode drakonik adalah waktu yang berlangsung antara dua
perlintasan benda melalui node menaiknya, titik orbitnya tempat benda tersebut melintasi
ekliptika dari belahan selatan ke utara. Periode ini berbeda dari periode sidereal karena
kedua bidang orbit benda dan bidang ekliptika berpresesi terhadap bintang tetap, sehingga
persimpangan mereka, yaitu garis node, juga berpresesi terhadap bintang tetap. Meski
bidang ekliptika sering bersifat tetap di posisi yang ia tempati pada epos tertentu, bidang
orbit benda tersebut masih berpresesi dan mengakibatkan periode drakonitik berbeda dari
periode sidereal.
 Periode anomalistik adalah waktu yang berlangsung antara dua perlintasan benda di
periapsis-nya (pada planet di tata surya, disebut perihelion), titik pendekatan terdekatnya
terhadap benda yang menariknya. Periode ini berbeda dari periode sidereal karena sumbu
semimayor benda berjalan dengan sangat lambat.
 Periode tropis Bumi (atau disebut juga "tahun") adalah waktu yang berlangsung antara
dua penjajaran sumbu rotasinya dengan Matahari, juga dilihat sebagai dua perlintasan
benda di asensio rekta nol. Satu tahun Bumi memiliki interval yang sedikit lebih pendek
daripada orbit Matahari (periode sidereal) karena sumbu inklinasi dan bidang
khatulistiwanya secara perlahan berpresesi (berotasi dalam istilah sidereal), kembali
sejajar sebelum orbit selesai dengan interval yang sama dengan kembalinya siklus presesi
(sekitar 25.770 tahun).

2.2. ORBIT SATELIT


Dalam bidang geodesi satelit, ada dua peran dan fungsi utama dari satelit, yaitu satelit
sebagai target, titik kontrol atau wahana pengukur, dan satelit sebagai sensor atau
probe.Peran tersebut umumnya digunakan pada metode geodesi satelit geometrik, yaitu
dalam penentuan posisi titik-titik di perlukaan Bumi. Karena orbit satelit yang relative cukup
tinggi di atas permukaan Bumi, maka penggunaan satelit dalam moda ini akan dapat
mencakup daerah yang relativeluas.Dalam konteks geodesi satelit, informasi tentang orbit
satelit akan berperan dalam beberapa hal yaitu:
 Untuk menghitung koordinat satelit yang nantinya diperlukan sebagai koordinat titik tetap
dalam perhitungan koordinat titik-titik lainnya di atau dekat permukaan bumi.
 Untuk merencanakan pengamatan satelit, yaitu waktu dan lama pengamatan yang
optimal.
 Untuk membantu mempercepat alat pengamat (receiver) sinyal satelit untuk menemukan
satelit yang bersangkutan.
 Untuk memilih, kalau diperlukan, satelit-satelit yang secara geometrik “lebih baik” untuk
digunakan.
Pergerakan Satelit Mengelilingi Bumi
Pergerakan satelit mengelilingi bumi secara umum mengikuti Hukum Kepler
(pergerakanKeplerian) yang didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu sebagai berikut ini :
• Pergerakan satelit hanya dipengaruhi oleh medan gaya berat sentral bumi.
• Satelit bergerak dalam bidang orbit yang tetap dalam ruang.
• Massa satelit tidak berarti dibandingkan massa Bumi.
• Satelit bergerak dalam ruang hampa, dengan kata lain tidak ada efek dari atsmospheric
drag.
• Satelit tidak terkena efek gaya berat dari benda-benda langit seperti matahari atau
bulan dan tidak ada efek dari solar radiation pressure.
Secara singkat Hukum Kepler dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hukum Kepler I : Orbit suatu planet adalah ellips dengan matahari berada pada salah satu
fokusnya(1602).
2. Hukum Kepler II : Vektor dari matahari ke planet menyapu daerah yang sama dalam waktu
yang sama (1605).
3. Hukum Kepler III : Rasio kuadrat perioda revolusi planet (T) terhadap kubik dari sumbu
ellips (a) adalah sama untuk seluruh planet (T2/a3 = konstan).
Secara matematis, berdasrkan hokum Newton, untuk satelit yang mengelilingi Bumi,
Hukum Kepler III dapat diformulasikan sebagai:
Dimana :T = periode orbit satelit,
a = sumbu panjang orbit,
G = konstanta gravitasi universal, dan
M = massa bumi.

Jenis-Jenis Orbit Satelit


Berdasarkan pada karakteristik geometri orbit dan pergerakan satelit di dalamnya, serta
menurut jaraknya dari permukaan bumi, dikenal beberapa jenis orbit satelit. Berikut ini hanya
akan dibahas jenis-jenis orbit satelit yang relevan dengan bidang geodesi satelit.
Orbit Prograde dan Retrograde
Orbit prograde adalah orbit yang sudut inklinasi orbitnya (i) memenuhi hubungan : 0° <
i < 90°dan sudut inklinasi tersebut dihitung berlawanan arah jarum jam di titik nodal
(ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit. Pada orbit prograde pergerakan satelit
dalam orbitnya searah dengan rotasi Bumi. Sedangkan orbit retrograde adalah orbit yang
sudut iklinasinya memenuhi hubungan : 90° < i < 180° dan dihitung berlawanan arah jarum
jam di titik nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit, pergerakan satelit
dalam orbitnya berlawanan arah dengan rotasi Bumi.
Orbit Polar
Satelit berorbit polar mempunyai inklinasi 90°. Satelit berorbit polar sangat bermanfaat
untuk mengamati permukaan bumi. Karena satelit mengorbit dalam arah Utara-Selatan dan
bumi berputar dalam arah Timur-Barat, maka satelit berorbit polar akhirnya akan dapat
‘menyapu’ seluruh permukaan bumi.
Karena alasan tersebut maka satelit pemantau lingkungan global seperti satelit inderaja
dan satelit cuaca, umumnya mempunyai orbit polar atau memndekati polar, yaitu sudut
inklinasinya sekitar90°.
Orbit Geostationer
Satelit berorbit geostationer adalah satelit yang mengelilingi Bumi dengan kecepatan
dan arah yang sama dengan kecepatan dan arah rotasi Bumi. Periode orbit satelit geostationer
dibuat sama dengan periode rotasi bumi yakni T = 23 jam 56 menit 4,09 detik. Berdasarkan
Hukum Kepler III maka orbit satelit tersebut akan mempunyai sumbu panjang (a). Dengan
jari-jari Bumi sekitar 63787 km, maka orbit geostationer berketinggian (h) sekitar 35787 km
diatas permukaan Bumi. Perlu diingat bahwa hanya Orbit Ekuatorial (i = 0°) yang bisa
menjadi orbit geostasioner. Disamping itu untuk mendapatkan kecepatan satelit yang
seragam, orbit harus berbentuk lingkaran (e = 0). Karena orbitnya yang relatif tinggi, maka
footprint dari satelit geostationer umumnya sangat luas. Satelit berorbit geostationer ini
umumnya tidak dapat digunakn untuk memantau fenomena yang terjadi di kutub, hal ini
dikarenakan karakteristik orbitsatelit geostationer umumnya tidak dapat mencakup kawasan
kutub.
Orbit Sun-Synchronous
Orbit sun-synchronous adalah orbit satelit yang mensinkronkan pergerakan satelit
dalam orbit, presisi bidang orbit, dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian
rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada
waktu lokal yang sama setiap harinya. Untuk itu, karena Bumi berevolusi mengelilingi
matahari, maka orbit satelit juga harus berpresesi terhadap sumbu rotasi bumi, sebesar
3600/tahun.Orbit sun-synchronous umum digunakan oleh sistem satelit inderaja dan satelit
cuaca.

Medium Earth Orbit (MEO)


Medium Earth Orbit yaitu suatu orbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi dengan
karakteristik antara lain :
- Tinggi orbit : sekitar 6.000 – 12.000 km, diatas permukaan bumi
- Periode Orbit : 5 – 12 jam
- Kecepatan putar : 19.000 km/jam
- Waktu Tampak : 2 – 4 jam per hari
- Delay Time : 80 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali
lagi ke stasiun bumi)
- Jumlah Satelit : 10 – 12 (Global Coverage)
- Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile)
misalnya satelit Oddysey dan ICO.
Low Earth Orbit (LEO)
Low Earth Orbit yaitu suatu otbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi dengan
karakteristik antara lain sebagai berikut :
- Tinggi orbit : 200 – 3000 km, diatas permukaan bumi
- Periode Orbit : 1.5 jam
- Kecepatan putar : 27.000 km/jam
- Delay Time : 10 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali
lagi ke stasiun bumi)
- Jumlah Satelit : 50 (Global Coverage)
- Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile)
contohnya satelit Iridium dan Global Star.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Antariksa adalah angkasa luar yang merupakan ruangan jauh dari bumi (di luar lapisan
atmosfer bumi) bebas dari pengaruh gravitasi. Bagian dari alam semesta yang digambarkan
sebagai ruang hampa.
Sistem dua benda langit meliputi : Pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi, pasang
surutnya air di laut dan orbit planet. Kita ketahui bahwa gravitasi adalah gaya tarik-menarik
yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Contoh : Sebuah
apel jatuh ke tanah diakibatkan oleh gaya gravitasi bumi yang menarik apel tersebut ke pusat
gravitasi bumi. Gaya gravitasi ini menarik benda-benda disekitarnya menuju pusat gravitasi.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak.
Selain Pasang Surut di laut, sistem dua benda langit mencakup orbit planet dan orbit satelit
yang dimana kita dapat mengetahui periode orbit planet dan jenis – jenis orbit satelit yang
mengitari benda – benda langit.

3.2. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami yakin dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan yang perlu ditambahi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang
membangun dari pembaca yang budiman guna untuk perbaikan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014). Terjadinya Pasang Surut di laut [Online]. Tersedia


: https://id.wikipedia.org/wiki/pasang-surut-air-laut/2014 [12Februari 2017]

Anonim. (2015). Pengaruh gravitasi terhadap bumi [Online]. Tersedia


: https://id.wikipedia.org/wiki/pengaruh-gravitasi-terhadap-bumi/2015 [12 Februari 2017]

Anda mungkin juga menyukai