Anda di halaman 1dari 26

Nama : Suci Hadi Rahmawati

Nim : 06101181621011

Pend. Kimia 2016 Indralaya

Pemilihan Media Pembelajaran, Dasar Pertimbangan Pemilihan, Kriteria


Pemilihan, Model/Prosedur Pemilihan

Dilihat dari pengadaan media pembelajaran, dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis,
yaitu media yang sudah tersedia di lingkungan sekolah atau tersedia di pasaran, dalam hal ini
media dirancang secara khusus oleh perusahaan tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku
diproduksi secara massal, dan biasanya harganya relatif murah sehingga guru dengan mudah
dapat memiliki dan menggunakannya karena media ini sudah siap pakai.

1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran

Alasan teoritis pemilihan media

Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep
pembelajaran sebagai sebuah sistem yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri
atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Jika kita lihat
prosedur pengembangan desain instruksional maka diawali dengan perumusan tujuan
instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum, kemudian
dilanjutkan dengan menentukan materi pembelajaran yang menunjang ketercapaian tujuan
pembelajaran serta menentukan strategi pembelajaran yang tepat.

Alasan Praktis Pemilihan Media

Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan sipengguna seperti guru,


dosen, instruktur.Terdapat beberapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan
oleh Arif Sadiman (1996:84) sebagai berikut :

a. Demonstration. Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan
sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain- lain. Contohnya : seorang
guru kimia akan menjelaskan proses perubahan-perubahan zat dengan menggunakan gelas
ukur, sebelum dilakukan praktikum, terlebih dahulu guru tersebut memperagakan bagaimana
cara menggunakan gelas ukur dengan baik.

b. Familiarity. Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan


media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut.

c. Clarity. Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjela
pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit.
d. Active Learning. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu
aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan
secara aktif baik secara fisik, mental, dan emosional. Dalam prakteknya guru tidak selamanya
mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya jawab dan lain-lain namun
diperlukan media untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.

Tugas pengguna adalah memilih media yang tepat dengan kebutuhan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran. Tentu saja hal ini tidaklah
mudah, diperlukan analisis dan pertimbangan- pertimbangan yang matang sehingga membeli
media berarti manfaat yang diperoleh bukan kesia-sian.

2. Kriteria Pemilihan Media

A. Kriteria Umum Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media

Kesesuaian dengan Tujuan (instructionagoals). Perlu di kaji tujuan pembelajaran apa


yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan Instruksional
Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis media apa yang
cocok guna mencapai tujuan tersebut.

Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau


kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan
lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus
dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk
penyampaian bahan tersebut.

Kesesuaian dengan Karakteristik Pebelajar atau siswa. Dalam hal ini media haruslah
familiar dengan karakteristik siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan cirri media yang
akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun
kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan.
Terdapat media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa
yang lain.

Kesesuaian dengan teori.Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan


teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap
paling disukai dan paing bagus, namun didasarkan atas teori yang di angkat dari penelitian dan
riset sehingga telah teruji validitasnya.

Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis
siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.
Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang
tersedia. Bagaimana bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu
yang tersedia, maka kurang efektif. Misalnya guru IPA merencanakan untuk mengadakan
pembelajaran dengan memanfaatkan TV Edu, tentu saja guru tersebut harus mengalokasikan
waktu yang tepat sesuai dengan jam tayang dalam TV edu tersebut.

Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita
rumuskan dalam satu kata ACTION yaitu :

ACCSES, kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media.

COST, biaya juga harus dipertimbangkan .

TECHNOLOGY, apakah ada listrik atau voltage listrik.

INTERACTIVITY, media yang baik adalah yang mampu menghasilkan hubungan timbal balik.

ORGANIZATION

NOVELTY, kebaruan dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan.

3. Prosedur Pemilihan

a. Prosedur Pemilihan Model Assure

Analisis Learner Characteristics

Tahap pertama adalah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa.Secaragaris besar


karakteristik siswa terbagi dua, yaitu karakteristik umum dan khusus.

State Objectives

Langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang

Diharapkan tercapai. Pengkajian terhadap tujuan atau kompetensi ini akan di jadikan pijakan
untuk prosedur selanjutnya.

Select, Modify or Design materials.

Selanjutnya adalah kegiatan memilih media, memodifikasi media yang sudah ada atau
merancang sesuai kebutuhan.Langkah ini dilakukan sesuai dengan langkah dua di atas yaitu
penentuan tujuan/kompetensi.

Utilitize Materialas
Setelah media tersebut dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik siswa, sesuai dengan
tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan dalam pembelajaran menggunakan
media dalam pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah menggunakannya.

Require Learner respose

Selanjutnya perlu diamati bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media tersebut.

Evaluate

Tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah melakukan evaluasi. Evaluasi
pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat suatu keputusan tentang nilai suatu
objek.

b. Prosedur Pemilihan Model Anderson

Media merupakan bagian integral dalam pembelajaran, sebagai salah satu komponen
dari beberapa komponen dalam sistem pembelajaran, dengan demikian prosedur pemilihan
media hendaklah mengacu pada keterkaitan dengan komponen lainnya. Hal inilah yang
mendasari Anderson (1976) untuk membuat satu model pemilihan media yang mengacu
pada keterkaitannya dengan komponen lain.

Komponen yang menjadi fokus perhatian adalah tujuan, metode dan karakteristik media
itu sendiri. Tujuan berkaitan dengan efektivitas media yang dibuat, artinya baik atau tidaknya
sebuah media yang dipiilih dapat dilihat dari ketercapaian tujuannya, semakin banyak
tujuan pembelajaran tercapai maka semakin baik media tersebut, begitu juga sebaliknya.

Faktor –faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran


Pada tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan media dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:

1. Objektivitas

Unsur subjektivitas guru di dalam memilih media pengajaran harus dihindari. Artinya,
guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas kesenangan pribadi. Untuk menghindari
hal ini, alangkah baiknya guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat atau
melibatkan siswa di dalam memilih media pengajaran.

2. Program pengajaran

Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupun kedalamannya. Terkecuali jika
program itu hanya di maksudkan untuk mengisi waktu senggang saja, daripada anak didik
bermain tidak karuan.

3. Sasaran program

Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang menerima informasi pengajaran
melalui media pembelajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi catertentu anak didik
mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya,
maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus dilihat
kesesuaiannya dengan tingkat perkembangananak didik.

4. Situasi dan kondisi

Situasi dan kondisi yangdimaksud meliputi situasi dan kondisi sekolah serta situasi dan
kondisi peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.

5. Kualitas teknik

Dari segi teknik media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah
memenuhi syarat.

6. Efektifitas dan efisiensi penggunaan

Keefektifan berkenaan dengan hasil yang ingin dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan
dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah
dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap optimal oleh anak
didik. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga,
dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.
Dalam bukunya Ahmad Rohani yang berjudul “Media Instruksional Edukatif” juga dipaparkan,
ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media instruksional edukatif, di
antaranya :

a. Relevasi pengadaan media instruksional edukatif


b. Kelayakan pengadaan media instruksional edukatif
c. Kemudahan pengadaan media instruksional edukatif
Berkaitan dengan pemilihan media beberapa ahli mengatakan : Untuk memilih atau
menggunakan suatu media perlu diperhatikan hal-hal berikut :

1. Biaya yang lebih murah, pada saat pembelian atau pun pemeliharaan
2. Kesesuaian media dengan metode
3. Kesesuaian media dengan karakteristik peserta didik
4. Pertimbangan praktis
5. Ketersediaan media tersebut.

Dalam lembaga pendidikan formal, berbagai media pendidikan dapat digunakan sebagai
alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, baik media jadi yang dibeli dari toko/pasar bebas
maupun media yang dibuat sendiri, ataupun media yang disiapkan dan dikembangkan oleh
sekolah sendiri. Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih media apa yang sesuai dan
cocok digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu beberapa
faktor perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media, diantaranya :
1. Faktor tujuan

Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan/
dirumuskan

2. Faktor Efektifitas

Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk digunakan dan
paling tepat/sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan

3. Faktor kemampuan guru dan siswa

Media yang dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada guru dan
siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian. Dengan mempertimbangkan beberapa
faktor-faktor diatas, maka kecil kemungkinannya seorang guru keliru dalam memilih dan
menggunakan media, atau setidak-tidaknya dapat mengurangi kesalahan dalam memilih media
yang akan digunakan. Disamping itu, akan memperjelas pula bahwa efektifitas tercapainya
tujuan tidaklah tergantung pada mahal atau murahnya harga media tersebut. Ketepatan dalam
memilih dan menggunakan media akan sangat berpengaruh terhadap pencapaiannya tujuan
pengajaran

C. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Drs.Sudirman N(1991) membagi prinsip-prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke


dalam tiga kategori, sebagai berikut:

1. Tujuan pemilihan

Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.

2. Karakteristik media pembelajaran


Setiap media pengajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya,
cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Seorang guru harus bisa memahami
karakteristik dari berbagai jenis media pembelajaran yang bervariasi. Sedang apabila kurang
memahami karakteristik media tersebut maka guru akan di hadapkan pada kesulitan yang akan
menghambat proses pembelajaran.

3. Alternatif pilihan

Memilih merupakan proses pembuatan keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Seorang guru
harus bisa menentukan pilihan mengenai media mana yang akan digunakan apabila terdapat
beberapa media yang dapat diperbandingkan.

Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat
pertimbangan dalam pemilihan media adalah sebagai berikut:

a. Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa
sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.
b. Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-
beda. Faktor-faktor seperti intelegensi, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar
mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan
penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman.
c. Tujuan pembelajaran. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari
melalui media pengajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin
besar.
d. Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan
fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut-urutan yang
bermakna.
e. Persiapan sebelum belajar. Ketika merancang materi pelajaran, sebaiknya perhatian harus
ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.
f. Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat
berpengaruh dan bertahan.
g. Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus
menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh sebab itu,
belajar memerlukan kegiatan. Dengan partisipasi, kesempatan lebih besar terbuka bagi
siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
h. Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan
kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil beajar, pekerjaan yang baik, atau
kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap
motivasi belajar yang berkelanjutan.
i. Penguatan. Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong utnuk terus belajar. Pembelajaran
yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri.
j. Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif
hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau ketrampilan dapat menjadi
kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah sering diulangi dan dilatih
dalam berbagai konteks.
k. Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang
untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan
generalisasi atau prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru.

Hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan dan penggunaan media :

a. Tidak ada satu-satunya media pun yang baik untuk semua siswa dan semua tujuan
pembelajaran.
b. Penggunaan harus relevan dan konsisten dengan tujuan-tujuan pembelajaran.
c. Media yang digunakan hendaknya cukup dikenal murid.
d. Media hendaknya sesuai dengan sifat pelajaran.
e. Media harus sesuai dengan kemampuan dan pola belajar audience.
f. Media hendaknya dipilih secara objektif, bukan didasarkan oleh karena kesukaan
subjektif.
g. Lingkungan sekitar perlu diperhatikan dalam menggunakan media, karena penggunaan
media tertentu dapat mempengaruhi pihak-pihak lain, misalnya mengganggu penerimaan
TV.

D. Kriteria dan pendekatan dalam pemilihan Media Pembelajaran

Di dalam pemilihan media pembelajaran ada beberapa kriteria yang perlu di perhatikan,
diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
Karena kesesuaian materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil
pembelajaran siswa.
c. Kondisi audien(siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru
dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi, latar
belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan
pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media
yang akan digunakan, merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
e. Media yang akan dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan
kepada siswa secara tepat dan berhasil guna, sehingga tujuan yang akan ditetapkan dapat
dicapai secara optimal.
f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan harus seimbang dengan hasil yang akan
dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada
menggunakan media yang canggih bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan
dana yang dikeluarkan.
g. Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya
dalam proses pembelajaran. Misalnya OHP, proyektor slide dan film, komputer, dan
peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat
menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil
belajar.
h. Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu efektif
jika digunakan untuk kelompok kecil atau perorangan.
i. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi atau
pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen-elemen
lain yang berupa latar belakang.

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih dan menentukan teknologi
pembelajaran yang tepat yang dijelaskan dalam bukunya Drs. Muh. Safei, M.Si dalam bukunya
“Teknologi Pembelajaran Berbasis TIK”, dan pertimbangan dalam memilih media antara lain
sebagai berikut:

1. Tujuan/Kompetensi yang ingin dicapai


2. Materi pembelajaran
3. Karekteristik siswa
4. Fasilitas pendukung/Ketersediaan
5. Kemampuan guru
6. Karakteristik media
7. Biaya
8. Ketepatgunaan/praktis penggunaannya
9. Pengelompokkan sasaran
10. Kompatibelitas (sesuai dengan norma)
11. Ketersediaan
12. Mutu teknis
13. Artistik
Nama : Suci Hadi Rahmawati

Nim : 06101181621011

Pend. Kimia 2016 Indralaya

Pengembangan dan Perancangan Media Pembelajaran


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan (1989:414). Dan lebih dijelaskan lagi dalam Kamus umum Bahasa Indonesia
karya WJS Poewadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah,
berubah, sempurna (pikiran, pengetahuan, dan sebagainya) (2002:473). Kegiatan pengembangan
meliputi tahapan: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diikuti dengan kegiatan
penyempurnaan sehingga diperoleh bentuk yang dianggap memadahi.

1. Perencanaan Media Pembelajaran

Apabila kita akan membuat media pembelajaran, langkah pertama yang dilakukan adalah
melakukan persiapan dan perencanaan yang teliti. Dalam membuat perencanaan, kita perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut (Arief S.Sadiman, 2005 :100) :
menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan kompetensi dan indikator hasil
belajar, merumuskan butir-butir materi secaa terperinci yang mendukung tercapainya
kompetensi, mengembangkan alat pengkur keberhasilan, menulis naskah media, mengadakan tes
dan revisi.

a. Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa

Dalam poses pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara
kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,
keterampilan, dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang.

Untuk mengetahui kemampuan, keterampilan, atau sikap yang diinginkan siswa, dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu:

1) Dengan melihat tuntutan kebutuhan yang ada di masyarakat

2) Dengan melihat apa yang dirumuskan dalam kurikulum

Untuk membuat media, kita harus menentukan dengan pasti dan jelas siapa siswa kita. Bila kita
telah menemukan siswa yang menjadi sasaran media yang sedang kita susun, kita harus meneliti
karakteristik apa yang dimiliki oleh siswa kita itu.

Sebagai perancang media kita harus dapat mengetahui pengtahuan atau keterampilan awal siswa.
Suatu media akan dianggap terlal mudah bagi sisa bila siswa tersebut telah memilikisebagian
besar pengetahuan/ keterampilan yang disajikan oleh media itu. Dan sebaliknya, media akan
dipandang sulit bagi siswa bila siswa belum memilikipengetahan/ keterampilan prasyarat yang
diperlukan siswa sebelum menggunakan media itu. Pengetahuan prasyarat ialah pengetahuan/
keterampilan yang harus telah dimiliki siswa sebelum menggunakan media itu.
b. Perumusan Kompetensi dan Indikator Hasil Belajar

Kompetensi sering diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap nilai yang terwujud
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Seorang peserta didik disebut kompeten jika secara
konsisten mampu nmenampilkan/ menunjukkan kemampuan yang spesifik yang dapat diamati
(Nassar, 2006:1). Dalam kurikulm berbasis kompetensi, rumusan kompetensi berjejang dari:

1) Standar Kompetensi

Yaitu kompetensi atau kemampuan yang distandarkan untuk jenjang, kelas, dan semester
tertentu.

2) Kompetensi Dasar

Yaitu kemampuan-kemampuan pokok yang membentuk kompetensi atau yang tercakup dalam
kompetensi yang distandarkan tesebut. Kompetensi dasar ini merupakan penjabaran lebih rinci
dari standar kompetensi.

3) Indikator

Merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oeh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pegetahuan, dan keterampilan. Dalam mengembangkan
indikator perlu mempertimbangkan:

(a) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
kompetensi dasar

(b) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah

(c) Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah

Selain itu, indikator harus dirumuskan dalam bntuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal, yaitu tingkat kompetensi
dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Indikator berfungsi sebagai berikut (
Dirjend Manajemen Dikdasmen Depdiknas, 2008:3-4) :

1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan.


Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi
pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,potensi, dan kebutuhan
peserta didik,sekolah,dan lingkungan.

2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran


Indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai
kompetensi.

3) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar

Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan
pencapaian kompetensi secara maksimal.

4) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian

Ancangan penilaian memeberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis nilai, serta
pengembangan indikator penilaian.

Perumusan indikator dilakukan oleh guru atau pengembang media dengan mengacu kepada
rumusan SKKD yang ada.Mekanisne pengfembangan indikator ditempuh dengan langkah-
langkah sebagai berikut (Drijend Manajemen Dikdasmen Depdiknas, 2008: 5):

1) Menganalisis tingkat kompetensi dalam standar kompetensi dan kompetensi Dasar (SKKD).
Untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional.

2) Menganalisis karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah. Guru harus melakukan
kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran acuan mengembangkan indikator.
Pengembangan indikator juga memerlukan informasi karaktristik peserta didik yang unik dan
beragam. Pesera didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya
diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara
proposional.

3) Menganalisis kebutuhan dan potensi. Peserta didik dapat mendapatkan pendidikan sesuai
dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator juga
harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah dimasa akan datang, sehingga
diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan
kurikulum melalui pengembangan indikator.

Guru atau pengembang media perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut (Drijend
Manajemen Dikdasmen Depdiknas, 2008: 9):

1) Setiap KD dikembangakn sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator

2) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang
digunakan dalam SK dan KD.

3) Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hierarki kompetensi.

4) Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu : tingkat kompetensi dan
materi pembelajaran.
5) Indikator harus dapat mengakomodasi karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan
kata kerja operasional yang sesuai.

6) Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang


mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

c.. pengembangan materi pelajaran

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut:

1) Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran.

2) Konsep yaitu segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai
hasil pemikiran.

3) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama,pokok, dan memiliki posisi terpenting.

4) Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu


aktivitas dan kronologi suatu system.

5) Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek sikap.

Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menemukan materi pembalajaran adalah kesesuaian
(relevansi), keajegan (konsistensi) dan kecukupan (adequacy).

Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian


standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Konsistensi artinya keajegan. Jika
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam. Sedangkan Adequancy artinya kecukupan. Materi
yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi
dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.

Penentuan materi pembelajaran dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek


keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu
ditentukan,karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.

2) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran

Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan


aktivitas/ranah pembelajarannya.
Materi yang dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat
diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka
guru mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi
pembelajaran memerlukan strategi, metode, media dan sistem evaluasi yang berbeda-beda.

Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pelajaran’

a) Apakah kopetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama obejek
simbol atau suatuperistiwa ?jika iya berarti materi yang harus diajarkan adalah fakta.

b) Apakah kopetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi, menulis ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokan
objek sesuai dengan definisi? Jika iya maka materi yang harus diajarkan adalah konsep.

c) Apakah kopetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut ? bila iya maka materi yang diajarkan
adalah prosedur.

d) Apakah kopetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan antara
beberapa konsep , atau menerapkan hubungan antara beberapa konsep? Jika ya berarti materi
yang harus digunakan adalah rinsip.

e) Apakah kopetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih membuat atau
membuat berdasarkan pertimbangan baik buruk, suka tidak suka indah tidak indah? Jika ya maka
materi yang di berikan adalah aspek sikap atau nilai.

d. Perumusan alat pengukur keberhasilan

Perumusan alat pengukur keberhasilan bisa berupa tes yang dapat mengukur tercapainya
kopetensi dan indikator suatu pelajaran, alat pengukur keberhasilan siswa ini perlu di rancang
dan di kembangkan sebelum naskah program media di tulis atau sebelum proses belajar mengajar
terjadi. Alat ini dikembangkan sesuai dengan kopetensi dan indikator yang di capai dan pokok-
pokok materi yang akan disajikan pada siswa.

e. Penulisan naskah

Dalam tahap ini materi yang perlu diuraikan lanjut. Supaya dapat disampaikan maka perlu
dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kan kita sebut naskah program media. Naskah ini
menuntun kita dalam membuat bahan membuat presentasi untuk media visual atau merekam
suara untuk media audio visual. Sebelum naskah ditulis kita harus membuat tratmennya terlebih
dahulu. Tratment adalah uraian bentuk esay yang mengambarkan alur penyajian program kita.
Media audio adalah sebuah media yang hannya ,engandalakan bunyi dan suara untuk
menyampaikan informasi dan pesan, media ini sangat efektif untuk mengembangkan daya
imajinasi siswa. Media audio meliputi radio , kaset , lab bahasa dll. Berikut beberapa petunjuk
yang perlu kita ikuti apabila kita menulis program audio:

a) Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam media audio adalah bahsa percakapan bukan bahasa tulis. Kalimat
yang digunakan sedapat mungkin kalimat tunggal. Gunakan kalimat yang pendek Sedapat
mungkin hindari kata-kata yang sulit. Sesuaikan bahasa dengan bahasa yang sehari-hari kita
pakai

b) Musik dalam program audio

Sesuai penjelasan sebelumnya, program audio hanya mengandalkan bunyi dan suara saja. Agar
pendengar tidak bosan mendengar program kita dan program kita tidak terasa kering, kita perlu
menggunakan music dalam program kita. Fungsi music yang utama dalam hal ini ialah
menciptakan suasana. Karena itu, music perlu dipilih dengan hati-hati. Bila program bersuasana
gembira, misalnya diiringi oleh music yang bersuasana sedih, tentu akan terasa sangat janggal.

Ada beberapa jenis music yang digunakan dalam program audio (Arif S. Sadiman, dkk,
2003:115-116):

(1) Musik tema

Musik tema adalah musik yang menggambarkan watak atau situasi sesuatu program. Music tema
ini sering kali diulang-ulang dalam suatu program. Setiap kali watak atau situasi yang diinginkan
iyu ingin ditonjolkan, music tema itu diperdengarkan. Music tema dapat juga digunakan sebagai
music pengenal studio, music pengenal program, atau music pengenal tokoh dalam suatu cerita
bersambung.

(2) Musik transisi

Musik ini digunakan sebagai penghubung dua adegan. Music ini tidak perlu panjang, 20 s/d 20
menit sudah cukup. Music transisi ini harus sesuai dengan suasana rata-rata dari program kita.
Sering kali ada pembuat program yang menggunakan music tema sebagai music transisi.

(3) Musik jembatan (bridge)

Merupakan bentuk khusus dari music transisi, yaitu berfungsi menjembatani dua buah adegan.
Digunakan misalnya bila suasana adegan terdahulu beda dengan adegan yang mengikutinya.
Kalau suasana adegan terdahulu adalah suasana sedih sedangkan suasana berikutnya gembira,
music jembatan ini harus diawali dengan suasana gembira dan diakhiri dengan suasana gembira.

(4) Musik latar belakang


Music ini digunakan untuk mengiringi pembacaan teks atau percakapan. Maksudnya supaya teks
dapat lebih meresap kehati pendengar karena music ini dapat memberikan variasi, memberikan
tekanan, dan menciptakan suasana.

(5) Musik smash

Adalah music yang digunakan untuk membuat kejutan atau tekanan. Music ini digunakan dengan
singkat tetapi pada saat yang tepat. Tidak seyogyanya menggunakan music smash terlalu sering.

c) Keterbatasan daya konsentrasi

Berdasarkan penelitian yang diadakan, daya konsentrasi orang dewasa untuk mendengarkan
berkisar antara 25 s/d 45 menit, sedangkan pada anak-anak hanya 15 s/d 25v menit. Oleh karena
itu, tidaklah bijaksana untuk membuat program media audio yang terlalu panjang. Dalam satu
program audio yang panjangnya 15 menit mungkin cukup disajikan tiga konsep saja.

d) Beberapa istilah yang sering digunakan dalam naskah

Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam penulisan naskah audio diuraikan dibawah ini:

(1) Announcer (ANN) : Penyiar yang tugasnya memberitahukan bahwa sesuatu acara atau
sesuatu program akan disampaikan

(2) Narrator (NAR) : Hampir sama dengan penyiar atau announcer, bedanya apa yang
dibaca narrator ini sudah memasuki materi program. Ia mungkin akan menginformasikan tentang
pokok bahasan, serta kompetensi yang akan dicapai dalam program yang akan disajikan.

(3) Musik : Menunjukkan kepada sutradara bahwa dibaris itu harus diselipkan
music.

(4) Sound Effect (FX) : Suara-suara yang akan dimasukkan kedalam program untuk
mendukung terciptanya suasana atau situasi tertentu. FX juga digunakan untuk menunjukkan
setting. Misalnya bunyi kambing mengembik dan ayam berkotek, menunjukkan bahwa adegan
itu terjadi di pedesaan di dekat kandang kambing dan ayam.

(5) Fade In : Petunjuk bagi sutradara dan pemain atau pelaku bahwa harus
diciptakan situasi seolah-olah ada orang datang mendekat. Caranya pelaku harus membaca teks
dengan menggerakkan mulutnya, mula-mula jauh dari mike makin lama makin mendekati mike.

(6) Fade Out : Kebalikan dari fade in. Harus diciptakan situasi seolah-olah ada
orang pergi menjauh. Caranya pelaku harus membaca teks dengan menjauhkan mulutnya dari
mike.

(7) Off Mike : Harus diciptakan situasi seolah-olah ada orang berbicara jauh.
Caranya pelaku harus membaca teks dengan menjauhkan mulutnya dari mike.
(8) Cross Mike : Dua bunyi yang berpapasan.

-IN-UP-DOWN-OUT

(9) Musik : MUsik dimasukkan dengan lemah, suara diperkuat, kemudian


turunlagi, akhirnya hilang dengan halus.

(10) Musik : -IN-UP-DOWN-ONDER

Setelah musik diperlemah ditahan terus untuk melatarbelakangi adegan.

Sumber :

http://isaansori888.blogspot.co.id/2013/03/prosedur-pengembangan-media-pembelajaran.html
Evaluasi Media Pembelajaran

A. Tujuan Evaluasi Media Pembelajaran

Secara terminologi evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk menentukan kemajuan
pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan dan usaha untuk mencari umpan
balik bagi penyempurnaan pendidikan. Edwind Wandt dan Gerald w. Brown (1977) mengatakan
bahwa evaluasi pendidikan adalah : evaluation refer to the act or process to determining the
value of something. Sesuatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown yang memberikan
definisi tentang Evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu sendiri dapat diartikan suatu
tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang
berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu
segala sesuatu yang berhubungan dengan atau yang terjadi dilapangan pendidikan).

Sedangkan evaluasi media pengajaran yang dimaksudkan adalah untuk mengetahui apakah
media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan.

B. Ciri-Ciri Efektif Media Pembelajaran

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di
kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran
untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah menguasai penggunaan media secara
terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Agar media pembelajaran dapat berfungsi
secara efektif, terdapat beberapa kriteria yang harus terpenuhi, seperti yang dipaparkan oleh
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai :

Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya bahan pelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan.

Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip,
konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh.

Keterampilan guru dalam menggunakan, apapun jenis media yang diperlukan syarat utamanya
adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga dapat bermanfaat bagi siswa.

Sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat
dipahami oleh para siswa.

C. Cara Mengevaluasi Media Pembelajaran

Terdapat beberapa penilaian dalam mengevaluasi media pembelajaran. H. Asnawir dan M.


Basyiruddin Usman dalam bukunya, Media Pembelajaran, menerangkan bahwa ada dua
penilaian dalam mengevaluasi media, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktifitas dan efisiensi
penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah diterapkan. Data
yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang
bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan efisien. Setelah diperbaiki dan
disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak
dalam situasi-situasi tertentu.

Evaluasi Sumatif

Ada tiga tahapan dalam evaluasi sumatif, yaitu : 1) evaluasi satu lawan satu (one on one); 2)
evaluasi kelompok kecil (small group evaluation); dan 3) evaluasi lapangan (field evaluation).

Pada tahapan evaluasi satu lawan satu (one on one), dipiliha dua orang atau lebih yang dapat
mewakili populasi dari target media yang dibuat media disajikan kepada siswa secara individual.
Kedua orang yang terpilih tersebut satu di antaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata,
dan yang satunya lagi di atas rata-rata. Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :

Jelaskan kepada siswa tentang rancangan media baru. Kemudian amati reaksi mereka terhadap
media yang dibuat ditampilkan tersebut.

Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media tersebut, bukanlah
karena kekurangan siswa tapi karena kelemahan media.

Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukakan pendapat mereka mengenai
media yang ditampilkan tersebut.

Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap
penggunaan media tersebut.

Catat lama waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat pula reaksi siswa
terhadap penampilan media tersebut.

Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.


Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.

Selanjutnya evaluasi kelompok kecil dilakukan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili
populasi target. Siswa yang dipilih tersebut hendaknya dapat mewakili populasi. Usahakan siswa
yang dipilih tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang dan yang pandai, terdiri
dari siswa laki-laki dan siswa perempuan yang terdiri dari berbagai latar belakang. Prosedurnya
adalah sebagai berikut :

Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk
penyempurnaannya.

Berikan tes awal untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang
berkenaan dengan penggunaan media.

Tegaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.

Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.

Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang digunakan,
mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media tersebut, konsistensi
tujuan dan materi dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan.

Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.

Berikutnya evaluasi lapangan (field evaluation) merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif.
Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan situasi yang sebenarnya. Dalam pelaksanaannya
dipilih 30 orang siswa dengan berbagai kataristik yang meliputi tingkat kepandaian kelas, latar
belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar dan sebagainya. Prosedurnya adalah sebagai
berikut :

Pilih siswa sebanyak 30 orang yang betul-betul mewakili populasi.

Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang diharapkan. Usahakan
siswa bersifat relaks/santai dan berani mengeluarkan pendapat atau penilaian. Ingatkan kepada
mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan mereka.

Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai topik yang
menggunakan media tersebut.

Sajikan media yang sesuai dengan rencana perbuatannya.

Lakukan postes untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah penyajian media tersebut.
Hasil tes akhir dibandingkan dengan tes awal yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dan
efesiensi media yang dibuat tersebut.
Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk mengetahui sikap mereka
terhadap media yang digunakan.

Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan,
terutama mengenai keampuhan awal pretes, skor tes awal dan tes akhir, waktu yang diperlukan,
perbaikan dari bagian-bagian yang sulit, pengajaran serta kecepatan sajian dan sebagainya.

D. Kriteria Evaluasi Pendidikan

Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu dipertibangkan.
Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda. Ada tiga gaya
belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya
belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan
cara bergerak, bekerja dan menyentuh).

Dengan demikian, untuk melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, hal-hal tersebut turut
dipertimbangkan. Dibawah ini disebutkan beberapa kriteria dalam mengevaluasi media
pembelajaran yang perlu diperhatikan apabila orang melakukan evaluasi terhadap media
pembelajaran.

Relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran

Persesuain dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik

Persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan,

Menarik perhatian peserta didik

Maksudnya harus dapat dipahami oleh peserta didik

Sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan

Kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam syllabus

Keaktualan (tidak ketinggalan zaman)

Cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan

Skala dan ukuran

bebas dari bias ras, suku, gender

Sumber : https://dibustom.wordpress.com/2011/05/08/16/
Nama : Suci Hadi Rahmawati

Nim : 06101181621011

Pend. Kimia 2016 Indralaya

Pemanfaatan Media dalam Konteks

Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pemanfaatan media pembelajaran merupakan salah satu komponen RPP, yakni
“Sumber Belajar (Media Pembelajaran)”. Pada poin ini hendaknya dilakukan analisis terhadap
pertimbangan-pertimbangan pemilihan media sebagaimana telah dibahas, yakni meliputi (1)
deskripsi singkat tentang karakteristik siswa, (2) analisis tujuan (meliputi kognitif, afektif,
psikomotor), (3) analisis bahan ajar yang biasanya menuntut berbagai aktifitas siswa, (4)
ketersediaan atau pengadaan media pembelajaran.
Berdasarkan keempat pertimbangan tersebut kemudian diputuskan, media apa yang akan
dimanfaatkan pada pembelajaran bersangkutan, media audio, audio visual, visual atau
multimedia. Pelajari keempat kelompok media tersebut, meliputi jenis-jenis dan karakteristiknya
masing-masing. Kemudian dijelaskan pemanfaatan media tersebut apakah posisinya sebagai
media primer atau sekunder. Hal ini untuk menjelaskan bagaimana media tersebut diperlakukan
dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi
alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima
pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu
bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain
dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun
tanpa keberadaan guru.

Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru.
Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti:
memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang
mendapat perhatian. Kondisi ini akan teus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan
sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran
secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai
manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa
dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan
fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar.

Secara umum manfaat perencanaan pembelajaran menggunakan media adalah memperlancar


interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.

Sedangkan secara lebih khusus manfaat perencanaan pembelajaran menggunakan media adalah :

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

Dengan bantuan media, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat
mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara
alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi
lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru
cenderung bicara satu arah.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan
tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang,
sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh.
Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran,
tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri
melalui media pemahaman siswa akan lebih baik. Media memungkinkan proses belajar dapat
dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun
tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan
waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

6. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu
pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

7. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi
perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,
pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

Sumber:

http://mudzaumah.blogspot.co.id/2012/02/perencanaan-pembelajaran-menggunakan.html

http://putrihumaira29.blogspot.co.id/2014/10/makalah-penyusunan-rencana-pemanfaatan_1.html

Anda mungkin juga menyukai