Anda di halaman 1dari 3

ETHICS AND CORPORATE GOVERNANCE

“CHAPTER 2 – DEFINING BUSSINESS ETHICS”

ANGGOTA KELOMPOK 1 :
Andi Setiawan (1706088082)
Fajar Andi S.P (1706997256)
KevinYoditama Putra (1706088750)
R. Evayanthy Banjarnahor (1706997786)
Sarah Shahnaz Ilma (1706089160)
Wilda Irliani (1706998044)
“CHAPTER 2 – DEFINING BUSINESS ETHICS”

 Defining Business Ethics Stakeholder (Mas Fajar)


 Ethical Crises (Mba Eva)
 History of Business Ethics (Mas Andi)
 Solving Ethical Dillema (Kevin)
 Justification of Unetchical Behaviour (Sarah)
 Case 2.3 “Teaching Or Selling? Drugmaker worried about Conflicts of Interest Modify Their
Approach to Sponsorship of Continuing Education”
1. Where is the conflict of interest in this CME relationship?
Konflik kepentingan pada kasus ini terjadi ketika para pihak pengobat memainkan peran
marketing ketika menjadi sponsor kegiatan Continuing Medical Education (CME). Dimana
kegiatan CME ini sebetulnya bertujuan sangat mulia, yaitu untuk terus meningkatkan
kompetensi dari mereka yang bekerja dibidang kedokteran dan kesehatan demi kebaikan
para pasien yang membutuhkan.
2. Do you think doctors are likely to be influenced by such a promotional tactics? Why or why
not?
Para dokter yang mengikuti kegiatan CME dengan ada ya unsur promosi ini memiliki
kemungkinan sangat besar terpengaruh dengan promosi yang ada. Hal ini terutama akan
mempengaruhi keputusan dokter dan pekerja medical lainnya dalam mengambil keputusan
terbaik untuk menyebmbuhkan pasien. Karena seperti yang kita tahu, semakin sering kita
mendengarkan sesuatu, dalam hal ini yaitu pengaruhi dari produk tertentu terhadap
penyembuhan pasien, maka hal itu akan tertanam di alam bawah sadar kita. Sehingga ada
kemungkinan bahwa dokter akan memberikan resep obat tanpa memikirkan adanya
kemungkinan obat lain yang lebih baik karena dalam pikiran dokter tersebut, produk inilah
yang terbaik, padahal sebetulnya mungkin ada produk lain yang lebih baik.
3. If the pharmaceutical company is paying the event, shouldn’t it have the right to promote its
products at the event? Why or why not?
Hal ini tergantung pada perjanjian yang ada pada kedua belah pihak. Jika dalam perjanjian
memang disebutkan bahwa perusaan obat memiliki hak untuk mempromosikan produk
mereka, maka tentu saja perusahaan obat berhak melakukannya. Dari sisi marketing,
perusahaan obat ini tentu saja mendapatkan keuntungan dari promosi produknya dalam
kegiatan CME. Namun jika ditinjau dari sisi medical, tentu saja hal ini menyebabkan terjadinya
ethical dilemma. Dimana seharusnya kegiatan CME ini bersifat independen, artinya tidak
memihak kepada produk apapun, namun dengan adanya promosi dalam aktivitas CME,
mampu mempengaruhi keputusan dokter yang mengkuti kegitan CME tersebut terutama
dalam pengambilan keputusan mengenai metode pengobatan pasien.
4. Pfizer stated in 2008 that it would only support medical education put on by hospital and
professional association. How can it the justify the Stanford Grant?
Untuk meminimalisir adanya konflik kepentingan dalam pelaksanaan ativitas CME, Pfizer
akhirnya memutuskan bahwa dia akan menghentikan pembiayaan langsung kepada pihak
marketing dan akhirnya mendukung kegiatan CME yang dilakukan oleh rumah sakit atau
badan professional.
5. Has Pfizer simply replaced one conflict of interest with another? Why or why not?
Keputusan Pfizer untuk mendukung kegiatan CME yang dilakukan langsung oleh rumah sakit
dan badan professional tidak berarti langsung menghilangkan adanya konflik kepentingan
dalam pelaksanaan kegiatan CME. Walaupun keputusan ini memang mengurangi potensi
adanya konflik kepentingan, namun dalam keputusannya melakukan pembiayaan melalui
sekolah medical di Standford University masih memiliki potensi adanya konflik kepentingan
yang mungkin terjadi dengan adanya tangan Pfizer pada kurikulum pelajaran.
6. Propose an alternative approach to ensure that CME is provided without confilict of interest.
Sebaiknya ada peraturan tertulis mengenai kode etik di dunia medis mengenai apa yang
benar dan apa yang salah. Kode etik ini kemudian dikomunikasikan kepada seluruh pihak
terkait (stakeholder). Tidak hanya membuat peraturan yang jelas, peraturan ini kemudian
harus selalu di monitoring pelaksanaannya serta dilakukan pembaruan dengan melibatkan
kepemerintahan terkait.

Anda mungkin juga menyukai