1
yang sedang berkembang cepat akan didominasi oleh individu-individu muda,
populasi yang stationer memiliki umur yang lebih merata dan populasi yang
menurun akan didominasi oleh sebagian besar individu-individu yang berumur
tua (Zoer´aini, 2003).
Struktur umur dari populasi dapat dikelompokan menjadi tiga kelopok, yaitu;
a. Populasi cukup berkembang, individu yang muda lebih besar dari individu tua.
b. Populasi stasioner, penyebaran kelompok individu atau populasi umur yang
merata.
c. Populasi menurun, individu yang muda lebih kecil dari individu muda.
Data struktur umur dari populasi biasanya disajikan dalam bentuk piramida umur.
Secara teoritis ada tiga bentuk dasar piramida yaitu;
a. Piramida dengan bentuk dasar luas dengan ciri populasi umur muda besar.
b. Bentuk segitiga sama sisi atau lonceng dengan jumlah kelompok muda seimbang
dengan kelompok tua.
c. Bentuk kendi, memiliki jumlah individu muda lebih kecil dari kelompok dewasa
2
IV. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
No Nama Alat Jumlah
1 Tali rapia 1 gulungan
2 Alat Tulis -
3 Handphone 1 buah
B. BAHAN
No Nama Bahan Jumlah
1 Pohon Karet (Hevea bransiliensis)
3. Menyiapkan alat yang digunakan dan menentukan area yang akan dijadikan
sampel populasi.
Metode yang kami gunakan yaitu metode garis/line sampling. line sampling
dengan cara meletakkan 4 potong tali rafia ukuran 20×20 meter ditempat
6. Menghitung pohon karet mulai dari dewasa, anakan, biji atau tunas
3
7. Memasukkan data kedalam lembar kerja
4
VIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berikut ini cara menghitung jumlah individu yang terdapat dalam 10 plot,
NB= n1+n2+n3+...+n10
N= 0+9+3+0+0+0+6+0+0+0=18 biji
Keterangan :
NB : Jumlah biji
n : Jumlah individu per plot
Setelah diketahui jumlah individu dari 10 plot, maka dapat dihitung luas
area yang diteliti
KP = ∑S x NB
S
KP = 5 ha x 18
0,4 ha
= 225 biji per 5 hektar
Keterangan :
KP : Kerapatan populasi (Biji)
∑S : Spatum/total area yang diteliti (Ha)
S : Spatum/area yang diteliti (Ha)
NB= n1+n2+n3+...+n10
5
N= 9+22+18+10+6+21+20+18+17+14=155
Keterangan :
NA : Jumlah anakan
n : Jumlah individu per plot
Setelah diketahui jumlah anakan dari 10 plot, maka dapat dihitung luas
area yang diteliti
S = Jumlah plot x Luas plot=….m2
KP = ∑S x NA
S
KP = 5 ha x 155
0,4 ha
= 1937,5 anakan
Keterangan :
KP : Kerapatan populasi (Anakan)
∑S : Spatum/total area yang diteliti (Ha)
S : Spatum/area yang diteliti (Ha)
NB= n1+n2+n3+...+n10
N= 21+9+13+9+12+13+8+17+14+12=128 pohon
Keterangan :
ND : Jumlah pohon karet dewasa
n : Jumlah individu per plot
Setelah diketahui jumlah individu dari 10 plot, maka dapat dihitung luas
area yang diteliti
6
S = 10 x (20 m x20 m) = 4000 m2 = 0,4 ha
Setelah diketahui luas area yang diteliti , maka dapat dihitung jumlah
pohon dewasa yang terdapat dalam area 5 ha
KP = ∑S x ND
S
KP = 5 ha x 128
0,4 ha
= 1600 pohon
Keterangan :
KP : Kerapatan populasi (pohon dewasa)
∑S : Spatum/total area yang diteliti (Ha)
S : Spatum/area yang diteliti (Ha)
Berdasarkan dari ketiga kelompok tadi, maka dapat dibuat struktur umur dari populasi
3 128
2 155
1 18
7
Dari grafik di atas maka struktur umur dari dari populasi pohon karet berbentuk
piramida terbalik.
8
Plot 5 memiliki jumlah 0, anakkan berjumlah 6 dan dewasa berjumlah 12. Hal ini
menunjukkan keadaan populasi di area tersebut mengalami struktur umur populasi
menurun, keadaan ini tergambarkan oleh jumlah individu dewasa lebih besar
dibandingkan dengan jumlah individu muda. Area ini akan mengalami kehilangan
populasi beberapa waktu kedepan dimana individu-individu di lokasi tersebut tidak
dapat lagi mempertahankan eksistensinya. Ini tergambar jelas dengan jumlah
biji/tunas, anakan, dan dewanya.
Plot 6 memiliki jumlah biji 0, anakkan berjumlah 21 dan dewasa berjumlah 13.
Pada plot 6 juga menunjukkan bahwa lokasi atau area tersebut memiliki struktur
umur populasi yang cukup berkembang, hal terbukti dari jumlah individu muda yang
lebih besar dari pada individu dewasa.
Pada plot 7 memiliki jumlah biji 6, anakkan berjumlah 20 dan dewasa berjumlah
8. Hal ini juga menunjukkan bahwa bahwa lokasi atau area tersebut memiliki struktur
umur populasi yang cukup berkembang.
Plot 8 memiliki jumlah biji 0, anakkan berjumlah 18 dan dewasa berjumlah 17.
Hasil pengamatan tersebut menunjukkan keadaan populasi di area tersebut
mengalami struktur umur populasi menurun, keadaan ini tergambarkan oleh jumlah
individu dewasa yang hampir sama dengan individu muda dan tidak adanya biji pada
area ini.
Plot 9 memiliki jumlah biji 0, anakkan berjumlah 17 dan dewasa berjumlah 14.
Plot 10 memiliki jumlah biji 0, anakkan berjumlah 14 dan dewasa berjumlah 12.
Kedua plot ini juga menunjukkan keadaan populasi di area tersebut mengalami
struktur umur populasi menurun, keadaan ini tergambarkan oleh jumlah individu
dewasa yang hampir sama dengan individu muda dan tidak adanya biji pada area ini.
Secara keseluruhan strutur umur pada plot 1-10 tergolong kedalam populasi
cukup berkembang dimana individu muda lebih besar dari pada individu tua yaitu
biji/tunas 18 buah, anakan 155, dan dewasa 128. Akan tetapi secara keluruhan pada 1-
10 memiliki jumlah biji yang sedikit. Hal ini dikarenakan saat kami melakukan
9
pengamatan diwaktu pohon karet belum musimnya berbuah sehingga hanya terdapat
sedikit biji diarea perkebunan tersebut.
10
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
bahwa struktur umur pohon karet berbentuk segilima. Bentuk segilima ini
dilihat berdasarkan jumlah biji yang lebih sedikit dari anakan, jumlah biji
lebih sedikit dari pohon dewasa dan jumlah anakan lebih banyak dari
B. SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Lampiran Foto
No Plot 1
1.
2. Plot 2
13
3. Plot 3
4. Plot 4
14
5. Plot 5
6. Plot 6
15
7. Plot 7
8. Plot 8
16
9. Plot 9
10. Plot 10
17