PENDAHULUAN
SKENARIO KASUS
Seorang wanita dewasa umur 23 tahun dating kerumah sakit dengan keluhan sakit pada daerah
kaki kanan, pada saat pengkajian data yang dikumpulkan dari data primer dan data sekunder melalui
interview/anamnesa baik autoanamnesan maupun alloanamnesa dengan pasien langsung dan suami
pasien, selain dari interview juga perawat mendapatkan data melalui observasi, pemeriksaan fisik dan
melalui pemeriksaan penunjang diantaranya adalah pemeriksaa dari hasil rontgen pasien dinyatakan
bahwa kaki kanan pasien patah.
Pada saat interview dengan suami pasien, suami pasien mengatakan bahwa istrinya satu bulan
yang lalu pernah mengalami kecelakaan dan terdapat luka didaerah kakinya tetapi hanya diurut saja
dan tidak dibawa kepelayanan kesehatan. Data yang didapat adalah pasien mengeluh nyeri pada kaki
kanannya apabila digerakkan, data lainnya adalah kaki pasien tampak bengkak pada kaki sebelah
kanan, pasien tampak merintih kesakitan apabila kaki sebalah kanannya digerakkan.
ANALISA KASUS
Daftar Pendapat Anggota Kelompok Tentang Gambar/Istilah atau Kata Sulit Dalam Skenario Kasus
1. Autoanamnesa
2. Alloanamnesa
3. Observasi
4. Interview/anamnesa
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Pemeriksaan Fisik
7. Rontgen
8. Pengkajian
9. Data primer
10. Data sekunder
Autoanamnesa
Alloanmnesa
1
Wawancara yang dilakukan kepada keluarga klien belum sadar, tidak dapat menjawab pertanyaan
dari pihak perawat
wawancara yang dilakukan pada keluarga klien
suatu keadaan klien tidak sadar, dan melibatkan keluarga
wawancara tidak langsung dengan keluarga klien
wawancara kepada orang terdekat klien
wawancara kepada pihak ketiga
suatu komunikasi pihak keluaraga pada pihak Rumah Sakit
Observsi
Interview/anamnesa
Wawancara
Penelitian wawancara dari narasumber
wawancara antara satu orang dengan orang lain
wawancara/keterangan hidup seseorang
wawancara/berinteraksi antara satu orang/lebih
wawancara untuk memperoleh keterangan
wawancara yang dilakukan dengan klien/keluarga
pengumpulan data secara akurat
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan yang memperlengkap data
penambahan data yang belum lengkap
data yang memperkuat data sebelumnya
untuk mendapatkan data yang lengkap
pemeriksaan data klien yang akurat
Pemeriksaan Fisik
Rontgen
Pengkajian
Data primer
Data sekunder
DAFTAR PERTANYAAN
3
8. Mengapa Perawat harus mengumpulkan data-data keluhan klien?
Fungsi Rumah Sakit adalah agar pihak Rumah Sakit mengetahui data-data lengkap klien, agar
mempermudah mendiagnosa apa penyakit yang diderita oleh klien.
Mendiagonsa agar mudah mengobati klien
Agar pihak Rumah Sakit mendapat data yang lebih akurat & nyata
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang dialami klien terdahulu
Agar para pelayanan kesehatan Rumah Sakit lebih mudah melakukan tindakan selanjutnya,
karena telah mengetahui penyakit klien
Untuk mendapat info lebih akurat
Agar pihak Rumah Sakit mengetahui apa yang akan perawat lakukan kepada klien
Agar klien mendapat diagnosa yang lain & tepat
Tergantung pada klien jika dia tidak sadar & tidak ada keluarga, atau orang yang mengalami
gangguan jiwa akan sulit mengumpulkan data
Orang yang tinggal di Desa dan tidak ada tetangga yang mengetahui tentang klien
Ada 5 hambatan, yaitu : kecelakaan & tidak ada tanda pengenal, klien tidak sadarkan diri,
gangguan jiwa, tidak ada keluarga yang menjenguk klien, data yang didapat tidak
dipertanggung jawabkan karena tidak ada respon yang didapatkan
3. Bagaimana cara klien perawat mengkaji pengumpulan data pada klien yang tidak sadar tetapi
disaat itu juga tidak ada keluarga klien?
4. Data primer dan data sekunder apa saja yang ditanyakan pada klien?
Data primer yang didapat langsung dari klien (biodata), data sekunder data yang didapat dari
data tertulis
Data tertulis didapat dari Rumah Sakit
Data primer dengan wawancara langsung dari klien, data sekunder adalah tambahan dari cek
laboratorium
4
Sangat penting karena agar mendapat data yang lebih akurat, agar tidak melakukan kesalahan
dalam melakukan tindakan kepada klien
Memudahkan untuk mendiagnosa penyakit klien dan mudah untuk melakukan tindakan
lanjutan keperawatan kepada klien
Penting, agar data tidak tertukar dalam pemberian pengobatan kepada klien satu dengan klien
yang lainnya
Penting, agar dapat mengetahui keadaan terakhir diri klien
Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder dengan menyesuaikan data
diri kesehatan klien dan juga mengumpulkan data subjektif dan data objektif yang kemudian
dikelompokkan sesuai data-data yang didapat.
7. Dari mana sumber data pengkajian didapat yang dibaca dari kasus?
Untuk memudahkan mendiagnosa klien, dan untuk tahapan cepat memulihkan keadaan klien
Dengan keadaan pengumpulan data pihak Rumah Sakit bisa melakukan apa yang seharusnya
diberikan untuk klien
Untuk pergantian waktu kerja bertugas memebrikan ashan keperawatan untuk memudahkan
perawat yang selanjutnya untuk menangani klien
LEARNING OBJECTIVE
1. Pengertian pengkajian
2. Kegiatan dalam pengkajian
3. Macam data
4. Sumber data
5. Data penunjang
6. Teknik pengumpulan data
7. Pengisian format pengkajian
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI PENGKAJIAN
5
1. Pengkajian adalah mengumpulkan, mengatur, memvalidasi, dan mendokumentasikan data klien
dengan tujuan menetapkan data dasar tentang respon klien terhadap masalah kesehatan atau
penyakit dan kemampuan untuk mengelola kebutuhan perawatan kesehatan.
2. Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Serta dasar pemikiran dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. Pengkajian yang lengkap, dan sistematis sesuai
dengan fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosis
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial
dan lingkungan.
Kegiatan dalam pengkajian yang dilakukan oleh seorang perawat dalam pengumpulan data dasar
yaitu mengkaji identitas, atau biodata klien. Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan untuk
menghimpun informasi tentang status kesehatan klien, status kesehatan klien yang normal maupun
yang senjang hendaknya dapat dikumpulkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi
kesehatan klien, baik yang efektif optimal maupun yang bermasalah.
Sebagaimana yang biasa anda lakukan ditempat anda bekerja, untuk kepentingan praktis, kita
sering kali menemui kendala terbatasnya waktu pengumpulan data dan dokumentasinya sehingga di
beberapa tempat kita jumpai kebijakan yang memfokuskan item dalam format pengumpulan data
dengan pertimbangan prioritas pengkajian atau pola fungsi terkait yang paling berpengaruh dengan
gangguan sistem yang terjadi. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
MACAM DATA
1. Data subjektif
Data yang merupakan ungkapan keluhan klien secara langsung dari klien maupun tidak langsung
melalui orang lain yang mengetahui keadaan klien secara langsung dan menyampaikan masalah yang
6
tejadi kepada anda sebagai perawat berdasarkan keadaan yang terjadi pada klien. Untuk mendapatkan
data subjektif, dilakukan anamnesis, seperti: “ merasa pusing”, “mual”, “nyeri dada”, dan lain -lain.
Data subjektif juga didapat dari wawancara seperti menanyakan identitas klien, riwayat kesehatan
klien, bagaimana perasaan klien, pola koping klien, dan lain-lain.
2. Data objektif
Data yang diperoleh anda secara langsung melalui observasi dan pemeriksaan pada klien. Data
objektif harus dapat diukur dan diobservasi, bukan merupakan interveretasi atau asumsi dari anda,
contoh: tekanan darah 120/80 mmHg, konjungtiva anemis. Data objektif juga dapat dihasilkan dari
melakukan tindakan inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
3. Data dasar
Data dasar adalah data yang menyangkut semua aspek dari pasien, yang tersdiri dari data
geografi, riwayat sebelum sakit, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan keluarga, riwayat
kesehatan lingkungan, keadaan fisikososial, kebiasaan sehari hari, aspek fisikologis, aspek sosial dan
aspek spiritual. Biasaanya data dasar diperoleh pada saat pertama kali perawat kontak dengan pasien.
Mungkin saja data dasar tidak langsung terkumpul semuannya pada saat pertama tersebut.
4. Data fokus
Data fokus adalah data yang difokuskan pada masalah kesehatan yang dialami oleh pasien saat
itu. Misalnya pasien mengalami gangguan penglihatan, maka pengkajian yang di fokuskan pada
fungsi penglihatan pasien tersebut, di sebut data fokus.
SUMBER DATA
Klien adalah sebagai sumber utama data (primer) dan dapat menggali informasi yang sebenarnya
mengenai masalah kesehatan klien. Apabila klien dalam keadaan tidak sadar, mengalami gangguan
berbicara, atau pendengaran, klien masih bayi atau karena beberapa sebab klien tidak dapat
memberikan data subjektif secara langsung sehingga dapat menggunakan data objektif untuk
menegakkan diagnosa keperawatan. Akan tetapi, apabila diperlukan klarifikasi data subjektif,
hendaknya melakukan anamnesis kepada keluarga.
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh selain klien, yaitu orang terdekat, orang tua,
suami atau istri, anak, dan teman klien, mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau
kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar.
7
2. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainya, catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan
sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan keperawatan.
3. Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit
dapat diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada
identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.
4. Konsultasi, kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis,
khususnya dalam menentukan diagnosis medis atau dalam merencanakan dan melakukan
tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil untuk membantu menegakkan diagnosis.
5. Hasil pemeriksaan diagnostik, seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat
digunakan sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah klien. Hasil pemeriksaan
diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan.
6. Perawat lain, jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya maka harus meminta
informasi kepada teman sejawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan
tindakan keperawatan yang telah diberikan.
7. Kepustakaan, untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, dapat dilakukan dengan
cara membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur sangat
membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat.
DATA PENUNJANG
Pemeriksaan ini sangat penting, artinya bagi perawat untuk menelaah hasil pemeriksaan ini untuk
memastikan perubahan yang teridentifikasi dalam riwayat kesehatan keperawatan dan pemeriksaan
fisik. Data laboratorium dapat membantu mengidentifikasi masalah keperawatan kesehatn aktual atau
potensial yang sebelumnya tidak diketahui oleh klien atau pemeriksa.
Pemeriksaan laboratorium dipilih berdasarkan gejala atau penyakit, pemeriksaan yang umum
mungkin digunakan untuk sebagian besar klien. Pemeriksaan laboratorium yang spesifik dan tanggung
jawab keperawatan dengan intervensi.
Anamnesis
Anamnesis adalah suat proses Tanya jawab atau komunikasi untuk mengajak klien dan keluarga
bertukar pikiran dan perasaan, mencakup keterampilan secara verbal dan nonverbal, empati dan rasa
kepedulian. Teknik verbal, meliputi: pertanyaan terbuka/tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi
8
respon klien. Sementara itu, teknik non verbal meliputi: mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan
dan kontak mata.
Unsur-unsur penting yang harus dicermati dalam mendengar secara aktif, meliputi:
Observasi.
Observasi adalah pengamatan perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan klien. Kegiatan observasi, meliputi 2S HFT : Sight, seperti
kelainan fisik, pendarahan, terbakar, dan menangis. Smell, seperti alcohol, darah, feses, obat-obatan,
dan urine. Hearing, seperti tekanan darah, bauk, menangis, eksperi nyeri, Heart rate, dan ritme.
Feeling, seperti daya rasa. Taste, seperti cita rasa.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang anda lakukan dengan menggunakn metode atau teknik P.E. (Physical
Examination) yang terdiri atas :
1. Inspeksi, yaitu teknik yang dapat anda lakukan dengan proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematis.
2. Palpasi, yaitu suatu teknik yang dapat dilakukan dengan menggunakan indera peraba. Langkah-
langkah yang perlu anda perhatikan adalah :
3. Ciptakan lingkungan yang kondusif, nyaman, dan santai.
4. Tangan anda harus dalam keadaan kering, hangat, dan kuku pendek.
5. Semua bagian nyeri dilakukan palpasi yang paling akhur.
6. Perkusi adalah pemeriksaan yang dapat anda lakukan dengan mengetuk, dengan tujuan untuk
membandingkan kiri – kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dnegan menghasilkan suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan konsistensi jaringan.
Contoh suara-suara yang dihasilkan : sonor, redup, pekak, hipersonor/ timpani.
7. Auskultasi merupakan pemeriksaan yang dapat anda lakukan dengan mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
1. Identitas Pasien
2. Data fisik, meliputi:
A. Riwayat penyakit sekarang atau alasan masuk RS
B. Keluhan utama saat ini
C. Riwayat penyakit terdahulu
D. Riwayat penyakit keluarga
E. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan (bagi pasien balita)
F. Pola pemeliharaan kesehatan, meliputi:
1. Nutrisi
2. Aktivitas dasar
3. Kebersihan diri
4. Eliminasi
5. Istirahat tidur
G. Pemeriksaan fisik cepalo-caudal, meliputi:
1. Kesadaran umum
2. Pemeriksaan kepala dan leher
3. Pemeriksaan dada
4. Pemeriksaan abdomen
5. Pemeriksaan ekstremitas
A. Perilaku
B. Suasana hati
C. Hubungan dengan orang lain
D. Mekanisme koping
6. Data penunjang
10
7. Masalah keperawatan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengumpulan informasi atau pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.
11
Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentuan diagnosis keperawatan, merencanakan
asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian data pasien adalah memilih metoda sistematis
untuk pengumpulan data. Karena dengan pendekatan sistematis maka akan mengurangi kesalahan
akibat kelalaian dan perbuatan salah.
SARAN
Sebagai seorang perawat profesional kita hendaknya dalam mengumpulkan informasi disarankan
untuk melakukan pendekatan terapeutik guna mendapatkan data yang lengkap, akurat dan relevan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.
12
DAFTAR PUSTAKA
practice.
Seventh Edition. New Jersey : Pearson Education. Inc.
http://www.tadikaislam.com/forum/index.php?action=vthread&forum=1&topic=4
Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGD.
Philadelphia: J.B Lippincot Company.
Carpenito,L.J (2001), Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGD
13