Pada zaman penjajahan Belanda hokum atau peraturan yang berlaku disebut IS (indische staatlement),
dalam IS pasal 131, 163 Indonesia terbagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Golongan Eropah
2. Golongan Timur Asing
3. Golongan Bumi putera
Setiap golongan memakai haknya masing-masing sehingga terjadi pluralisme hokum, untuk menyelesaikan
masalah pluralisme hokum maka digunakan “hokum antar tata hokum”
Contoh :
Perkawinan antara golongan Bumi putera dengan golongan timur asing atau eropa maka digunakan hokum antar tata
hokum.
HATTAH adalah :
Hokum antar tata hokum yang mempelajari sistim hokum pada suatu Negara tertentu pada saat tertentu (hokum
positive/ius constitum)
Hokum positive suatu Negara tidak sama, untuk mempelajarinya (hokum positif) dapat dilihat pada UUD suatu
Negara, karena hokum itu merupakan pancaran/kepentingan Negara tersebut.
Dalam mempelajari Hattah yang menjadi objeknya adalah hokum perselisihan yang terjemahan dari concriten
recht sedangkan coalisie recht adalah suatu variasi dari concriten recht dimana istilah ini di pakai ahli-ahli hokum
yang berasal dari hokum perselisihan. Jika terjadi hokum yang berselisih maka dicarilah hokum penunjuk untuk
menyelesaikannya
Concriten recht maksudnya adalah :
Merupakan kombinasi dari complicten ready yang diterjemahkan dari hokum cualici
Mengenai istilah ini tidak ada ahli yang sepakat seolah-olah terjadi perselisihan para ahli sehingga diberikan
pengertian (defenisi) mengenai HATTAH ini yaitu :
HATTAH ADALAH :
Keseluruhan peraturan dan keputusan hokum yang menunjukkan hokum apa yang berlaku atau apa yang merupakan
hokum jika terdapat nya peristiwa2 antar stetsel hokum (sistim hokum) yang berbeda.
B. PEMBAGIAN HATTAH
HATTAH dibagi 2 yaitu :
1. HATTAH INTERN
Menurut Kalsen :
Keseluruhan peraturan dan keputusan hokum menunjukkan stetsel hokum mana yang berlaku atau apakah yang
merupakan hokum.
Jika hubungan-hubungan dan peristiwa-peristiwa antara warga Negara dalam suatu Negara memperlihatkan titik
pertalian nya dengan stetsel2 dan kaidah-kaidah hokum dalam lingkungan waktu,
Sesuai dengan apa yang dikatakan kelsen, bahwa setiap HATTAH ini bekerja sesuai norma hokum dan setiap norma
hokum mempunyai 4 lingkungan kekuasaan yaitu :
1. Lingkungan kekuasaan waktu.
2. lingkungan kekuasaan ruang/territorial/tempat
3. lingkungan kekuasaan pribadi/orang
4. lingkungan kekuasaan soal2/permasalahan.
Karena setiap norma hokum berlaku menurut waktu tertentu, menurut tempat tertentu, menurut orang2 tertentu
juga mengenai soal2 tertentu.
Hattah ini terbagi menjadi :
a. Hukum antar waktu
Keseluruhan peraturan dan keputusan hokum menunjukkan stetsel hokum mana yang berlaku/apakah yang
merupakan hokum jika hubungan/peristiwa antar Negara memperlihatkan talipertaliannya dengan stetsel2 hukum
dan kaedah hokum yang berbeda dalam lingkungan kekuasaan waktu yang berbeda.
Skema : HATTAH INTERN
HAW
W W
TT
P P
S S
Dan berbeda dengan kaedah swantara (kaedah sendiri), contoh UU pernikahan campuran (pasal 6 ayat 1). Bahwa
ketentuan hokum suami apabila menikah dengan warga Negara Indonesia maka anaknya termasuk warga Negara
Asing.
2. HATTAH EXTERN
Keseluruhan peraturan dan keputusan hokum yang menunjukkan stetsel2 hukum mana yang berlaku atau apa yang
merupakan hokum jika hubungan dan peristiwa antar Negara pada waktu tertentu memperlihatkan titik
pertaliannya dengan stetsel dan kaidah hokum dari 2 negara/lebih yang berbeda dari lingkungan kuasa tempat
dengan kepribadian dan soal.
Pada HPI ini lebih ditentukan pada perbedaan sistim hokum suatu Negara dengan Negara lain (unsur2 asing di
dalamnya)
Skema : HATTAH EXTERN
HPI
WW
T T
P P
S S
NN NY
Dalam menghadapi HPI ini hokum mana yang harus diberlakukan jika terjadi 2 stetsel hokum yang berbeda, hokum
mana yang dipilih diantara hokum masing2 inilah kerjanya HPI (HATTAH EXTERN).
Di antara problem2 Hukum perdata International (HPI) hampir sama dengan HATTAH antar tempat. Contoh :
Seorang laki2 (lampung) menikah dengan perempuan sunda, ini merupakan masalah HPI dan yang merupakan
masalah hokum antar tempat jika terjadi.
Antara Negara satu dengan Negara lain ini sudah menjadi persoalan HPI.
EX : Laki2 Indonesia kawin dengan perempuan jerman.
Kesimpulan :
Bahwa HPI ini muncul bila ada konflik antar 2 hukum/lebih yang berlainan dari masing2 negara/berbeda tetapi
berlawanan dengan hokum pidana tidak bisa dikatakan HPI
Berdasarkan asas yang dianut oleh Pidana (OTORITER) siapa yang melakukan perbuatan pidana
diwilayah Indonesia akan diberlakukan hokum Indonesia baik untuk orang asing maupun orang indonesia kecuali
pada daerah2 kedutaan yang ada di Indonesia.
Ex :
Orang Amerika mencuri di daerah Indonesia, diberlakukan hokum Indonesia tetapi bisa dilakukan kesepakatan
untuk diadili/dipakai hokum amerika di amerika.
Pada titik pertalian ini apabila titik pertalian primer (TPP) tidak berlaku maka secara otomatis titik pertalian
sekunder (TPS) tidak juga bisa diberlakukan.
Tidak mungkin ada hal2/faktor2 yang menyinggung HATTAH tanpa ada permasalahan yang konflik timbullah TPP
itu baru timbul TPS.
Titik pertalian dalam HPI sejalan dengan golongan rakyat dengan hokum golongan antar tadi tetapi pada
HPI………………………………
Contoh :
1 Orang jepang mengadakan perjanjian jual beli dan masing2 hidup di bawah hokum yang berbeda, kedua orang
ini timbul permasalahan dan untuk menyelesaikan permasalahan ini maka HPI lah yang memegang peranan karena
kewarganegaraan nya yang berbeda.
2. Titik pertalian primer untuk HPI juga disebabkan karena bendera kapal dimana orang2 ini mengadakan
hubungan .
Ex :
Di dalam kapal berbeda golongan, kapal bendera panam menumpang orang Indonesia berlayar tapi terjadi
permasalahan hubungan hokum antara orang yang menumpang dengan yang punya kapal, masalahnya timbul karena
bendera kapal yang berbeda, untuk kapal timbul unsure HPI yaitu kewarganegaraan orang biasa.
3 Di dalam HPI tanah yang merupakan titik pertalian primer, tapi setelah tahun 1960 sudah bukan jadi
masalah lagi tapi sekarang menjadi tempat kediaman (domisili).
Ex :
a. Seorang Inggris A berdomisili di Negara Y. yang menikah dengan orang Inggris B dan berdomisili di Negara X
kedua a dan B adalah orang Inggris tinggal di tempat Y, berbeda karena A dan B mempunyai kewarganegaraan
yang sama, sebetulnya tidak masalahnya HPI tetapi karena tempat kediaman berbeda maka tempat tinggal
merupakan yang menentukan dan kediaman ini tidak mungkin kembali ke daerah tempat tinggalnya.
b. warga Negara Indonesia tinggal di Malaysia, dia berniat menikah di Indonesia, timbullah masalah HPI karena
meraka tinggal di Negara hokum yang berlainan, juga tempat kedudukan badan hokum, di catatan sipil/KUA/dll ?
4. Pilihan hokum yang menjadi factor penyebab titik pertalian sekunder dengan titik pertalian primer.
Titik pertalian primer adalah :
Titik pertalian penentu (AANKNOPINGS PUNTEN)
Faktor2nya
Ex : Perjanjian antar 2 bangsa tentang perairan.
Setelah kita mengetahui TPP maka timbullah pertanyaan; hokum apa yang akan dipakai untuk menyelesaikan
permasalahan ini ?
Maka timbullah jawaban dari pertanyaan tentang titik pertalian sekunder .
Titik pertalian sekunder adalah :
Faktor2/keadaan yang menentukan berlakunya suatu sistim hokum tertentu jadi TPS timbul setelah adanya TPP
dan hokum apa yang akan dilakukan dalam perjanjian hokum (asaz berkontrak) masing2 mereka bebas memilih
dalam perjanjian hokum antara perjanjian primer atau BW
Dalam HPI :
Ex :
Pedangan Indonesia perjanjian dengan pedagang jepang, timbul masalah maka ini diselesaikan dengan HPI kalau
dalam hal mereka tidak menentukan hokum maka hakim telah menentukan hokum BW yang dipakai dan ini adalah
pilihan hokum yang tegasnya bukan pilihan mereka dan bukan mereka yang menentukan.
Disini hakim yang menentukan, disini para pihak PUTIH (tidak menentukan).
Dalam hal hubungan hokum yang berkenaan dengan benda dipakai dimana letak benda itu baik benda bergerak
maupun benda tetap dipakai azaz tae.
Factor yang menentukan hokum yang mana titik pertalian sekunder dipakai dalam HPI
Ex : warga Negara Indonesia membuat kontrak dengan perusahaan jepang kontrak dilaksanakan di Jakarta, jadi
Jakarta menjadi factor menentukan hokum mana yang dipakai.
tetapi di Indonesia, orang2 indonesia tetap memakai hukumnya dimanapun dia berada karena mereka berdasarkan
prinsip kewarganegaraannya..
diantara kedua ini tidak ada yang lebih baikdan lebih buruk karena tergantung kepada negara2 yang
bersangkutan/kepentingan Negara tersebut.
Kenapa menurut Amerika prinsip domisili lebih baik ?
Karena Negara Amerika benyak dikunjungi oleh negara2 lain.
Tetapi ada juga Negara yang menganut prinsip kewarganegaraan dan prinsip domisili yaitu :
Uni soviet
Kesimpulan :
Hukum suatu negara dan negara lain seringkali mengalami perubahan yang disebabkan oleh :
1. Hukum satu negara tidak sama dengan hukum negara lain
2. Karena hukum ini menampakkan diri kepada masyarakat dengan norma – norm/peraturan – peraturan
3. Kaedah /norma – norma merupakan kesepakatan masyarakat tentang boleh dan yang tidak boleh.
Ex. : Indonesia berjalan sebelah kri, amerika jalan sebelah kanan karena menurut mereka itulah yang lebih baik jadi
kaedah adalah patokan untuk bertingkah laku dari suatu masyarakat yang dihasilkan dari pandangan yang dianggap
lebih baik jadi hukum itu disandarkan dari kebutuhan masyarakat.
Dari kedua prinsip diatas domisili dan kewarganegaraan ditinjau dari suatu sudut adalah merupakan keputusan
dari masing – masing negara yang menganut faham itu. Oleh karena masing – masing penganut / faham – faham itu
sulit sekali untuk dipertemukan / diperdamaikan karena keuputusan mereka berbeda.
Ex : Negara AS lebih condong menganut faham domisili oleh karena banyak negara yang pindah ke AS maka menganut
faham domisili.
Dengan kata lain terhadap pendatang ini dapat diberlakukan hukum AS.sedangkan eropa daratan/kontinental
lebih menganut faham kewarganegaraan dengan alasan “Agar hukum negara asalnya dapat memberlakukan
hukumnya dimana warganya berada”.
Dapat dilihat bahwa dasar hukum setiap negara bukan ilmiah, tapi berdasarkan kebutuhan (yang dianggap lebih
menguntungkan).
Adakalanya suatu negara menganut 2 prinsip menurut keputusan kereka yang menghendaki seperti RUSIA.
Warga negara Rusia --------- Sistem domisili
Warga negara diluar Rusia -- Kewarganegaraan
Agar hukum terhadap warganegaranya dapat selalu menggunakan hukumnya, yang disebut dengan
“CHAUVISHISMUS YURIDIS(2 prinsip sekaligus) yaitu :
Rasa faham yang berlebihan yang mengagungkan bangsa sendiri.
Ex. : Zaman (Bangsa kaya karena berasal dari induk eropa)
- Dulu ------- Bangsa No. 1
- Sekarang --- Bangsa Junior
Oleh karena itu ia berhak membunuh orang – orang yahudi.
Kenapa suatu negara yang menganut faham kewarganegaraan ?
Karena :
1. Fungsi kewarganegaraan ini cocok untuk perasaan hukum seseorang karena bukanlah seseorang menjadi warga
negara disuatu negara meski ia pergi ke negara lain, sejak lama ia terbiasa dengan hukum negaranya. Tapi dalam
hal ini tidak selamanya karena orang – orang yang berimigran ke negara lain bisa menerima lingkungan negara lain
tersebut.
2. Hukum kewarganegaraan lebih permanen dari prinsip Domisili maksudnya warga negara A pindah ke B harus melalui
persyaratan yang macam – macam.
3. Prinsip kewarganegaraan lebih memiliki kepastian hukum karena peraturan – peraturan tentang kewarganegaraan
tentang warga negara lebih pasti dan jelas -- jika dibandingkan dengan prinsip domisili.
KWALIFIKASI
Kwalifikasi adalah menempatkan suatu peristiwa hukum untuk menyelesaikan perkara (mentranslate) suatu
peristiwa ke bahasa hukum.
kalau dalam hukum internasional kodifikasi ini dinyatakan tidak perlu, kalau dalam hukum HPI kodifikasi ini sangat
menonjol, agar dapat menentukan hukum yang dilakukan terhadap sutu peristiwa.
RENVOI
Adalah penunjukkan kembali.
Menurut pasal 16 AB yang memungkinkan prinsip nasionalitas dimana orang jerman yang tinggal di indonesia dipakai
hukum nasionalnya yaitu hukum jerman.
Jadi hukum / renvooi indonesia menunjuk hukum jerman untuk orang jerman yang ada di indonesia tetapi kita
harus melihat renvooi negara jerman yang kalau – kalau renvoi jerman menyatakan jika warganya yang ada diluar
negeri menunjuk hukum domisili, maka ia menunjuk hukum indonesia. Jadi hukum indonesia dipakai hukum indonesia
terhadap orang tersebut karena renvooi suatu negara tidak sama satu sama lin.
Tidak semua para ahli tidak bersamaan pendapatnya tentang renvooi dan ada yang tidak setuju (Kontra) :
1. Renvooi ini tidak logis (tidak masuk akal)/tidak ilmiah karena menunjuk dan menunjuk kembali dan kadang – kadang
menunjuk kembali
2. Renvooi ini bisa mengakibatkan tidak kepastian hukum dengan renvooi ini penyelesaian HPI akan samar – samar
karena bisa menunjuk ke segala arah (tidak adanya kepastian hukum).
Dengan menolak renvooi akan timbul masalah HPI yang sama akan terjadi putusan yang berbeda.
Ex.:
Kasus negeri X harus menggunakan hukum negara Y dan Y menunjuk hukum negara X dalam hal ini bila dipakai
renvooi kasus ini akan selesai, bila ditolak kasus ini bisa dikhusus negara X dan Y dengan putusan yang berbeda.
Tujuan : untuk menghindari putusan yang berbeda dengan kasus yang sama, atau dengan renvooi menimbulkan
hubungan yang harmonis.
Dalam contoh diatas bahwa bisa diterima renvooi bisa menengahi 2 sistem itu, sehingga dapat menimbulkan
putusan yang bagus. Indonesia menerima renvooi ternyata jaksa agung (19 maret 02) ada hubungan 22 BW (Zaman
belanda) 24 – 26 BW (dalam catatan sipil).
Penerapan hukum asing tidak boleh merongrong fundamental ketertiban suatu negara. Ini merupakan prinsip
pembuat UU suatu negara tapi menurut itu lebih adil boleh dipakai hukum asing melalui penunjukkan karena tidak
boleh suatu negara memakai hukumnya yang akan di injak – injak oleh negara lain.
Walaupun tidak ada peraturan tertulis tentang penerapan hukum asing walaupun tidak memuat di indonesia
tidak akan membiarkan dundamentalnya di injak – injak oleh negara asing.
Ketertiban umum itu penting untuk menentukan suatu hukum dengan kata lain ketertiban umum menentukan mana
hukum yang akan dipakai.
Ex. :
Orang jerman menikah dengan orang jerman (16 AB dalam perjanjian diadakan hukum jerman) kedua orang ini
ingkar janji dalam perkawinan bisa dituntut ganti rugi (Pasal 54 BW Indonesia). Janji perkawinan tidak bisa
dituntut ganti rugi.
Dalam pasal 58 BW hakim menolak karena jika hukum 16 AB terlanggarlah hukum pasal 54 BW di indonesia. Bia
16 AB dipakai hukum asing.
Vested right adalah hak yang diperoleh dari luar negeri berdasarkan tata hukum asing.
Hak kebendaan ada 2 yaitu :
- Hak relatif
- Hak nisbi
Berbicara mengenai HPI bukan semata menyangkut hak kebendaan meliputi juga hak kekeluargaan dan setiap
model lingkungan hukum/perhubungan hukum. Contoh yang diatur dalam perhubungan hukum :
- Kawin / tidak kawin
- Sah / tidak sah
Ex. :
1. A Kawin dengan X di negaranya. A pergi ke negara Y tapi umurnya 21 tahun sedangkan dalam negeranya yang kawin
minimal umurnya 23 tahun apakah tetap diakui haknya ?
2. A memperoleh benda bergerak di negara Y sekarang benda dipindahkan ke negara Y, apakah tetap diakui
haknya/tidak)
Bidang hukum antar waktu selalu timbul peraturan baru dengan peraturan baru tadi akan timbul hukum antar
golongan disinilah sering menimbulkan persoalan.
Ex.:
si A berhak terhadap sesuatu (dengan peraturan lama) dengan keluarnya peraturan baru maka si A tidak berhak
lagi apakah haknya tetap diakui ?
Menurut hukum antar waktu peraturan tidak berlaku surut dengan perkataan lain si A tetap mempunyai hak,
kemudian secara umum berlaku asas umum, bahwa hak – hak yang pernah diperoleh perlu dilindungi (tidak dapat
dihapuskan saja).
Menurut HPI perkawinan yang dilakukan si A berpedoman kepada hukum antar waktu dalam HPI tetap diakui inilah
disebut vested right.
Didalam HATTAH ada yang disebut asas persamarataan merupakan salah satu sendir/dasar dalam HATTAH,
karena HATTAH dimulai dari asas ini. Dalam asas ini antara sistem yang satu dengan yang lain tidak ada perbedaan
hukum tergantung kebutuhan golongan masing – masing.
ASAS PERSAMARATAAN
HAZAIRIN sangat menjunjung asas persamarataan dari semua stelsel dimana hukum islam tidak melebihi
hukum adat dan hukum adat tidak melebihi hukum islam. Suatu prinsip yang sangat penting dalam HATTAH baik
intern maupun ekstern prisip yang dinamakan asas persamarataan dari stelsel hukum.
Menurut prinsip ini semua stelsel hukum dipertautkan dalam peristiwa HATTAH tertentu mempunyai nilai –
nilai yang sama. Sistem ini tidak ada yang lebih baik dari yang alin seperti kata pepatah “berdiri sama tinggi, duduk
sama rendah, artinya tidak ada yang lebih, karena semuanya sama.
Prinsip persamarataan jika kita dapat memakai asas dari prinsip persamarataan maka HATTAH akan dapat
berkembang dengan baik. Jika kita mengedepankan salah satu sistem yang lebih unggul dari yang lain maka ilmu
HATTAH tidak akan berkembang dengan baik karena hukum akan lebih memilih sistem hukum yang lebih
baik/berharga dari lain.
Ex. :
1. Dalam hukum antar golongan kita mengandung hukum eropa lebih leluhur, modern, dan dapat diterima secara
modern. Jika suatu peristiwa dipertautkan dengan hukum adat kita selalu memakai hukum eropa, karena seorang
selalu memakai hukum yang lebih baik dan sikap ini tidak sesuai untuk perkembangan HATTAH.
2. Seperti juga dalam peristiwa hukum antara golongan kita berpendapat bahwa tidak ada duanya, lebih baik dari
hukum islam contohnya poligami, jika dipertautkan dengan hukum kristen orang memilih hukum kristen karena
sistem mereka monogami.
Tergantung pada hukum golongan (yang baik) dan melihat hukum golongan mana yang baik dilakukan jika kita
melihat hukum golongan kristen menuntutnya itulah yang benar/terbaik. Tetapi yang beragama islam,itulah yang
terbaik, maka baik/buruk ditentukan oleh golongan.
Ex.: Dengan perkembangan zaman orang tidak mau memakai hukum perkawinan lama.
CATATAN LOLA
Hans Kelsen juga memakai istilah untuk norma2 hukum dimana para sarjana terebut mengemukakan norma2
tersebut mempunyai 4 daerah kekuasaan yaitu :
1. Lingkungan kekuasaan waktu kita singkatkan dengan Leter W.
2. Lingkungan kekuasaan tempat atau lebih tepat disebut dengan lingkungan kekuasaan ruang dengan di singkatkan
Leter T
3. Lingkungan kekuasaan pribadi atau lingkungan kekuasaan orang disingkatkan dengan huruf P
4. Lingkungan kekuasaan Soal2
Jadi setiap norma hokum berlaku untuk waktu tertentu menegenai tempat tertentu, mengenai orang2 tertentu
juga mengenai soal2 tertentu. Jadi setiap kaedah hokum mempunyai 4 lingkungan hokum yaitu :
1. Ia harus bekerja untuk lingkungan.
2. Ia harus bekerja untuk tempat mana
3. Ia Harus bekerja untuk pribadi Mana
4. Ia Harus mengatur Persoalan2 mana
Keseluruhan keputusan dan peraturan hokum yang menunjukkan stesel hokum mana yang berlaku jika hub2 dan
peristiwa2 antar WN dalam suatu Negara memperlihatkan titik pertalian dengan stesel2 dan kaedah2 hukum yang
berbeda dalam lingkugan kuasa waktu, tempat, pribadi dan soal2