Kalori Meter
Kalori Meter
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri,
yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk melakukan pengukuran
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat digunakan kalorimeter. Gambar 6.17
menunjukkan skema kalorimeter air sederhana. Salah satu kegunaan yang penting dari
kalorimeter adalah dalam penentuan kalor jenis suatu zat. Pada teknik yang dikenal sebagai
“metode campuran”, satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur
dengan akurat, dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter. Kalor yang hilang
pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur suhu akhir
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu. Dengan cepat zat
itu dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan massanya sudah
diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi. Dengan menggunakan
hukum kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan dapat dihitung.
Kalorimeter berarti “mengukur panas”. Ketika aliran panas terjadi antara dua bentda
yang terisolasi dari lingkungannya, jumlah panas yang hilang dari suatu benda harus setara
dengan jumlah yang lainnya.
Panas adalah yang berpindah, jadi prinsipnya adalah prinsip kekekalan energy.
Kualitas panas yang ditambahkan pada suatu benda sebagai positif dan pada kuantitas yang
meninggalkan benda sebagai negative. Ketika sejumlah benda berinteraksi, jumlah aljabar
dari setiap kuantitas panas yang dipindahkan pada semua benda harus sama dengan nol. Ini
adalah Azas Black yang dasarnya adalah kekekalan energy.
Kalor selalu berkaitan dengan dua hal yaitu proses pemanasan atau proses
pendinginan yang melibatkan perubahan suhu dan proses prubahan wujud zat yang terjadi
pada suhu yang tetap.
Q = m.c.∆T
Dimana :
Q = kalor yang dilepaskan atau diterima ( joule )
m = massa bahan ( kg )
c = kapasitas panas spesifik bahan ( J/kg ˚C )
∆T = perubahan suhu (˚C )