Anda di halaman 1dari 66

Revisi Tahun 2022

Modul Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) Madrasah
Tsanawiyah
IPA TERPADU

Unit Pembelajaran 17:


Suhu dan Kalor

Disusun oleh:
Kementerian Agama Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Tim Pengembang Modul PKB
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah
Tahun 2022
MODUL IPA TERPADU
Madrasah Tsanawiyah
UP 17. Suhu dan Kalor

Penanggung Jawab
Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia

Penyusun

Vivin Novaliana, M.Pd

Copyright 2022
Direktorat Kepala dan Tenaga Kependidikan Madrasah

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang meng-copy sebagian atau keseluruhan isi modul ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Agama Republik Indonesia
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1
ayat 1 menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan Anak Usia Dini jalur Pendidikan
Formal, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Agar dapat melaksanakan
tugas utamanya dengan baik, seorang guru perlu meningkatkan kompetensi dan
kinerjanya secara bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan melalui Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru.
Kegiatan PKB tahun 2021 dilaksanakan dengan baik. Banyak umpan balik
yang konstruktif didapatkan selama pelaksanaan, terutama untuk perbaikan dan
peningkatan materi dalam modul. Untuk itu saya menyambut baik revisi modul pada
tahun 2022 ini sebagai panduan semua pihak dalam melaksanakan program PKB
yang lebih baik.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu fokus upaya
Kementerian Agama, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)
dalam meningkatkan kualitas madrasah melalui pembelajaran berorientasi
keterampilan berpikir tingkat tinggi, kontekstual, dan terintegrasi dengan nilai-nilai
keislaman. Program PKB dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan
kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan dapat
berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.
Modul dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Agama yang
menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi atau higher order thinking skills (HOTS), terintegrasi dengan nilai-nilai
keagamaan dan penggunaan perangkat Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), serta
aplikasi/platform pembelajaran digital.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis,
dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
Sementara, nilai-nilai keagamaan diintegrasikan dalam pembelajaran sebagai
hidden curriculum sehingga tercipta generasi unggul sekaligus beriman dan
bertakwa serta berakhlak mulia. Pengintegrasian TIK dan penggunaan
aplikasi/platform pembelajaran digital dalam proses pembelajaran untuk
mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK (ICT literacy), meningkatkan
efektivitas, efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran.
Sasaran Program PKB ini adalah seluruh guru di wilayah NKRI yang tergabung
dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang diampu di wilayahnya masing-
masing. Komunitas guru dimaksud meliputi kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).
Model pembelajaran yang digunakan dalam modul ini adalah melalui moda Tatap
Muka In-On-In. Pelatihan dengan pola in-on-in terdiri dari kegiatan in-service
learning, on the job learning, dan in-service learning dan memberikan keleluasaan
kegiatan dilaksanakan dengan moda dalam jaringan (daring) serta hybrid/blended,
sehingga guru tidak harus meninggalkan tugas utamanya di madrasah sebagai
pendidik.
Semoga modul ini dapat digunakan dengan baik sebagaimana mestinya
sehingga dapat menginspirasi guru dalam materi dan melaksanakan proses
pembelajaran. Kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Modul ini. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai dan memudahkan upaya yang kita lakukan. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Agustus 2022


An. Direktur Jenderal,
Direktur Guru dan
Tenaga Kependidikan Madrasah,

Muhammad Zain
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................3


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................5
PENDAHULUAN .........................................................................................................................1
Latar Belakang .......................................................................................................................1
B. Tujuan .................................................................................................................................1
C. Manfaat ...............................................................................................................................2
D. Sasaran ...............................................................................................................................2
E. Petunjuk Penggunaan ......................................................................................................2
TARGET KOMPETENSI ..............................................................................................................5
Target Kompetensi Guru ......................................................................................................5
Target Kompetensi Peserta Didik ......................................................................................6
MATERI PEMBELAJARAN ...................................................................................................... 13
Aplikasi dalam Kehidupan ................................................................................................ 13
Integrasi Keislaman ............................................................................................................ 17
Bahan Bacaan ...................................................................................................................... 18
KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................................................................. 31
Organisasi Pembelajaran .................................................................................................. 31
PENILAIAN................................................................................................................................ 49
PENUTUP .................................................................................................................................. 57
GLOSARIUM ............................................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 60
Unit Pembelajaran 17
Suhu dan Kalori

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa sehingga harus dilakukan secara profesional. Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) mengamanatkan
bahwa guru yang profesional harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi
tersebut bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan yang menjadi ciri guru
profesional. Agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik, seorang guru
perlu meningkatkan kompetensi dan kinerjanya secara bertahap, berjenjang, dan
berkelanjutan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru.
Strategi pelaksanaan PKB guru madrasah yang ditempuh oleh Direktorat
Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah adalah melalui KKG/MGMP/MGBK, Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Kementerian Agama Pusat. Untuk
mendukung program tersebut, diperlukan modul sebagai salah satu alternatif
sumber bahan ajar bagi guru untuk mempelajari konten materi, merancang
pembelajaran dan cara mengajarkannya, mengembangkan Lembar Kerja Peserta
Didik, mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Unit ini membantu guru untuk memahami materi sehingga dapat
menganalisis konsep suhu, kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
serta melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan
perpindahan kalor

B. Tujuan
Tujuan UP ini adalah:
1. Meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
melalui kegiatan PKB.
2. Meningkatkan hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG).
3. Memfasilitasi sumber belajar guru dan peserta didik dalam mengembangkan
kurikulum, mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik.

C. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai:
1. Sebagai sumber belajar bagi guru dalam melaksanakan PKB untuk mencapai
target kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional tertentu.
2. Sebagai sumber bagi guru dalam mengembangkan kurikulum, persiapan dan
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik.
3. Sebagai bahan melakukan asesmen mandiri guru dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
4. Sebagai sumber dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik.
5. Sebagai sumber belajar bagi peserta didik untuk mencapai target kompetensi
dasar.

D. Sasaran
Adapun sasarannya adalah:
1. Fasilitator nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
2. KKG/MGMP
3. Guru
4. Peserta didik.

E. Petunjuk Penggunaan
Agar peserta berhasil dengan baik dalam mempelajari dan mempraktikkan UP ini,
berikut petunjuk belajarnya:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan sehingga memahami tujuan
mempelajari Unit Pembelajaran ini.
2. Pelajarilah dengan seksama bagian target kompetensi agar memahami target
kompetensi yang harus dicapai baik oleh diri peserta sebagai guru maupun oleh
peserta didik
3. Kegiatan pembelajaran untuk menyelesaikan setiap Unit Pembelajaran
dilakukan melalui model Tatap Muka/hybrid dengan pola In-On-In sebagai
berikut:
a. Kegiatan In Service Learning 1. Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka
untuk mengkaji materi bersama fasilitator dan teman sejawat. Aktivitas yang
dilakukan diantaranya:
1) Melakukan analisis kurikulum dan analisis hasil belajar peserta didik
untuk mengetahui kebutuhan kompetensi peserta didik.
2) Mempelajari konten materi ajar dan mendiskusikan materi ajar yang sulit
atau berpeluang terjadi miskonsepsi.
3) Mendesain pembelajaran yang sesuai dengan daya dukung madrasah
dan karakteristik peserta didik.
4) Mempelajari dan melengkapi LKPD.
5) Mempersiapkan instrumen penilaian proses dan hasil belajar.
6) Dalam kegiatan ini, dapat juga dilakukan rencana pengambilan data
untuk dikembangkan menjadi Penelitian Tindakan Kelas.
b. Kegiatan On the Job Learning. Peserta mengkaji kembali uraian materi secara
mandiri dan melakukan aktivitas belajar di madrasah berdasarkan rancangan
pembelajaran dan LKPD yang telah dipersiapkan. Buatlah catatan-catatan
peluang dan hambatan yang ditemui selama pelaksanaan pembelajaran dan
data-data pendukung PTK. Hasil kegiatan on baik berupa tugas lembar kerja
maupun tugas lainnya dilampirkan sebagai bukti fisik bahwa Anda telah
menyelesaikan seluruh tugas on yang ada pada Unit Pembelajaran.
c. Kegiatan In Service Learning 2. Dilakukan secara tatap muka bersama
fasilitator dan teman sejawat untuk melaporkan dan mendiskusikan hasil
kegiatan on. Arahkan diskusi pada refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran. Jika memiliki data-data hasil PTK dapat pula
dijadikan sebagai bahan diskusi dalam kegiatan ini.
4. Pemahaman konsep peserta diuji dengan mengerjakan latihan soal penilaian,
mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia di bagian akhir
masing- masing Unit Pembelajaran.
5. Lakukan penilaian mandiri sebagai refleksi ketercapaian target kompetensi
Gambar 1. Alur Tatap Muka In-On-In
Dalam melaksanakan setiap kegiatan pada UP ini, fasilitator dan peserta harus
mempertimbangkan prinsip kesetaraan dan inklusi sosial tanpa membedakan
suku, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang
berkebutuhan khusus. Kesetaraan dan inklusi sosial ini juga diberlakukan bagi
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
Dalam proses diskusi kelompok yang diikuti laki-laki dan perempuan, perlu
mempertimbangkan kapan diskusi harus dilakukan secara terpisah baik laki-laki
maupun perempuan dan kapan harus dilakukan bersama. Fasilitator harus
memperhatikan partisipasi setiap peserta didik dengan seksama, sehingga
mengukuhkan relasi yang setara.
Sebelum mempelajari atau mempraktikkan UP ini, terdapat beberapa perangkat
pembelajaran, alat dan bahan yang harus disiapkan oleh fasilitator, peserta
(guru) dan peserta didik agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.
TARGET KOMPETENSI

Target Kompetensi Guru


Target kompetensi guru didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam Unit Pembelajaran ini, target kompetensi
yang dituangkan hanya yang terkait kompetensi pedagogis dan kompetensi
profesional.
1. Target Kompetensi Guru
Tabel 1. Target Kompetensi Guru
Ranah Kompetensi Target Kompetensi Guru
Kompetensi Pedagogis 1. Menyusun rencana pembelajaran yang lengkap
2. Melaksanakan pembelajaran pengukuran yang mendidik
3. Mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar
peserta didik untuk berbagai tujuan
Kompetensi 4. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir tentang
Profesional suhu dan kalor
5. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
suhu dan kalor

2. Indikator Pencapaian Kompetensi Guru


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Guru
Target Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi Guru
1. Menyusun rencana 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran suhu dan kalor
pembelajaran yang 2. Merancang sintak pembelajaran untuk memberi
lengkap pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran
3. Membuat indikator dan instrumen penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar peserta didik
2. Melaksanakan 4. Melakukan pembelajaran suhu dan kalor yang mendidik
pembelajaran suhu di kelas dan laboratorium dengan memperhatikan
dan kalor yang standar keamanan yang disyaratkan
mendidik 5. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar
yang relevan dengan karakteristik materi pembelajaran
dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang utuh
3. Mengevaluasi 6. Menganalisis hasil belajar peserta didik untuk perbaikan
pelaksanaan pembelajaran dan/atau pengayaan
Target Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi Guru
pembelajaran dan
hasil belajar peserta
didik untuk
berbagai tujuan
4. Menguasai materi, 7. Membandingkan skala termometer berdasarkan hasil yang
struktur, konsep diketahui
dan pola pikir 8. Menganalisis contoh alat-alat yang menggunakan prinsip
tentang suhu dan suhu dalam kehidupan sehari-hari
kalor 9. Menganalisis asas black dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
10. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
zat
11. Menganalisis konsep perpindahan kalor
12. Menganalisis konsep kalor dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
5. Menguasai standar 13. Memahami standar kompetensi suhu dan kalor
kompetensi dan 14. Memahami kompetensi dasar suhu dan kalor
kompetensi dasar 15. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu
suhu dan kalor

Target Kompetensi Peserta Didik


Target kompetensi peserta didik dalam Unit Pembelajaran ini dikembangkan
berdasarkan Kompetensi Dasar kelas VII semester 1 (satu) sesuai dengan
permendikbud nomor 37 tahun 2018 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar
Tabel 3. Target Kompetensi Dasar Peserta Didik
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Dasar
3.4 Menganalisis konsep suhu, 1. Menganalisis konsep suhu dan
pemuaian, kalor, perpindahan penerapannya dalam kehidupan sehari-
kalor, dan penerapannya dalam hari termasuk mekanisme menjaga
kehidupan sehari-hari termasuk kestabilan suhu tubuh pada manusia dan
mekanisme menjaga kestabilan hewan
suhu tubuh pada manusia dan 2. Menganalisis konsep kalor dan
hewan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari termasuk mekanisme menjaga
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Dasar
kestabilan suhu tubuh pada manusia dan
hewan
3. Menganalisis konsep perpindahan kalor
dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari termasuk mekanisme
menjaga kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan
4.4 Melakukan percobaan untuk 1. Melakukan percobaan untuk menyelidiki
menyelidiki pengaruh kalor pengaruh kalor terhadap suhu
terhadap suhu dan wujud benda 2. Melakukan percobaan untuk menyelidiki
serta perpindahan kalor pengaruh kalor terhadap wujud benda
3. Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap serta
perpindahan kalor

2. Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta Didik


Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian
kompetensi sebagai acuan bagi guru untuk mengukur pencapaian kompetensi
dasar. Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan
tuntunan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi tiga kategori, yaitu indikator
pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan sebagai berikut:
Tabel 4. Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menganalisis konsep IPK Pendukung:
suhu, pemuaian, kalor, 3.4.1 Mendeskripsikan konsep suhu
perpindahan kalor, dan 3.4.2 Mendeskripsikan jenis-jenis termometer
penerapannya dalam 3.4.3 Menentukan konversi antar skala termometer
kehidupan sehari-hari 3.4.4 Mendeskripsikan konsep kalor
termasuk mekanisme 3.4.5 Mendeskripsikan hubungan kalor dengan
menjaga kestabilan perubahan wujud.
suhu tubuh pada 3.4.6 Menentukan macam-macam perpindahan
manusia dan hewan kalor
3.4.7 Membedakan perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi
IPK Inti:
3.4.8 Membandingkan skala termometer berdasarkan
hasil yang diketahui
3.4.9 Menganalisis contoh alat-alat yang
menggunakan prinsip suhu dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.10 Menganalisis azaz black dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
3.4.11 Menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat
3.4.12 Menganalisis konsep perpindahan kalor

IPK Pengayaan:
3.4.13 Menganalisis konsep kalor dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari

4.4 Melakukan percobaan IPK Pendukung:


untuk menyelidiki 4.4.1 Mengikuti cara konversi antar skala
pengaruh kalor termometer
terhadap suhu dan 4.4.2 Menerapkan konsep kalor dalam kehidupan
wujud benda serta sehari-hari
perpindahan kalor IPK Inti:
4.4.3 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap suhu
4.4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap wujud benda
4.4.5 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap perpindahan kalor

Dalam kegiatan In Service Learning 1, Anda perlu menganalisi kompetensi


yang harus Anda tingkatkan untuk dapat merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik dalam
rangka mencapai target Kompetensi Dasar peserta didik. Dari hasil analisis
kompetensi tersebut, maka Anda dapat melaksanakan PKB sesuai dengan
kompetensi yang ingin Anda tingkatkan pada diri Anda guna mencapai target
Kompetensi Peserta didik.

3. Capaian Pembelajaran IPA SMP/MTs pada Kurikulum Merdeka


Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan
keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan
sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.
a. Elemen Pemahaman IPA
Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah jika peserta didik memiliki
pemahaman sains yang utuh. Kemampuan berpikir akan berdampak progresif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan jika seseorang memiliki pemahaman bidang
keilmuan tertentu. Bernalar kritis dalam pemahaman cakupan konten merupakan hal
yang diharapkan dari peserta didik. Pemahaman IPA selalu dapat dikaitkan dengan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Karenanya, dalam mencapai kompetensi
itu peserta didik diharapkan memiliki pemahaman konsep sains yang sesuai dengan
cakupan setiap konten dan perkembangan jenjang belajar. Pemahaman atas
cakupan konten yang dibangun dalam diri peserta didik haruslah menunjukkan
keterkaitan antara biologi, fisika dan kimia. Akibatnya, peserta didik memahami
sains secara menyeluruh untuk cakupan konten tertentu. Pemahaman ini meliputi
kemampuan berpikir sistemik, memahami konsep, hubungan antar konsep,
hubungan kausalitas (sebab-akibat) serta tingkat hierarkis suatu konsep.
b. Elemen Keterampilan Proses
Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia
yang bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif
secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan
proses yang baik maka profil tersebut dapat dicapai. Keterampilan proses adalah
sebuah proses intensional dalam melakukan diagnosa terhadap situasi,
memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan
perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang dibangun
berdasarkan informasi yang kurang lengkap, merancang investigasi, menemukan
informasi, menciptakan model, mendebat rekan sejawat menggunakan fakta, serta
membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004).
Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam
pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta didik lebih terlibat dalam
pembelajaran (Anderson, 2002). Dalam pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan
pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru
dalam pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu konsep berikut logika terkait
dan memberikan contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik
diposisikan sebagai pembelajar yang pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya,
dalam pendekatan induktif, peserta didik diberikan kesempatan yang lebih leluasa
untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk
membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam pendidikan sains
(e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National Research Council,
1996; Rocard et al., 2007). Hal ini didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara
esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka berpikir yang
dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi. Oleh karenanya peserta didik
perlu mendapatkan pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri saintifik agar
aspek fundamental IPAS ini dapat membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon,
1996; NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya
ada enam keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik.
1. Mengamati Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari
proses inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat
melakukan pengamatan, peserta didik memperhatikan fenomena dan peristiwa
dengan saksama, mencatat, serta membandingkan informasi yang dikumpulkan
untuk melihat persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa dilakukan
langsung atau menggunakan instrumen lain seperti kuisioner, wawancara.
2. Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik didorong untuk mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui pada saat melakukan
pengamatan. Pada tahap ini peserta didik juga menghubungkan pengetahuan
yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga bisa
memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum sebab akibat.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Setelah mempertanyakan dan
membuat prediksi berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki,
peserta didik membuat rencana dan menyusun Langkah-langkah operasional
berdasarkan referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan
dan membuktikan prediksi dengan melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga
mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor operasional baik internal
maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan menghambat kegiatan.
Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik mengambil data dan
melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan untuk mendapatkan
temuan-temuan.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik memilih dan
mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi yang
didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Selanjutnya, menganalisis
menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai relevansi informasi yang
ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan, serta menyimpulkan hasil
penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan refleksi Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak.
Pada akhir siklus ini, peserta didik juga meninjau kembali proses belajar yang
dijalani dan hal-hal yang perlu dipertahankan dan/atau diperbaiki pada masa
yang akan datang. Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk masa depan
berkelanjutan.
6. Mengomunikasikan hasil Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur
melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta
dikreasikan ke dalam media digital dan non-digital untuk mendukung
penjelasan. Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai media, baik digital dan atau non
digital. Pelaporan dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan suatu
siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
Dari 2 elemen di atas pada modul ini Peserta didik diharapkan mampu melakukan
pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam
gerak dan gaya (force), usaha dan energi, suhu dan kalor (termasuk isolator dan
konduktor), gerak dan gaya, pesawat sederhana, tekanan, getaran dan gelombang,
pemantulan dan pembiasan (alat- alat optik), rangkain 209 listrik dan kemagnetan
untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Fase D Berdasarkan Elemen :
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman IPA Peserta mampu melakukan pengukuran terhadap aspek
fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak
dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan
energi, mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh
energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan
isolator dan konduktor kalor
Keterampilan proses 1. Mengamati Menggunakan berbagai alat bantu dalam
melakukan pengukuran dan pengamatan.
Memperhatikan detail yang relevan dari obyek yang
diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi Secara mandiri,
peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih
lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan
membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Peserta
didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah
operasional berdasarkan referensi yang benar untuk
menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta
didik menggunakan berbagai jenis variabel untuk
membuktikan prediksi.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model
serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau
hubungan pada data secara digital atau non digital.
Mengumpulkan data dari penyelidikan yang
dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta
menggunakan pemahaman sains untuk
mengidentifikasi hubungan dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan
melalui perbandingan dengan teori yang ada.
Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses
penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi. 6.
Mengomunikasikan hasil Mengkomunikasikan hasil
penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan
argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai
konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir
sistematis sesuai format yang ditentukan
MATERI PEMBELAJARAN
A. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi suhu dan kalor di Madrasah Tsanawiyah meliputi:
a. Suhu
b. Kalor dan perpindahannya

B. Aplikasi dalam Kehidupan


1. Cairan Radiator
Cairan radiator digunakan pada kendaraan untuk mendinginkan mesin.
Cairan ini berfungsi untuk menyerap panas dari mesin dan melepas panas ke
udara. Dengan cara seperti ini maka mesin kendaraan tidak terlampau panas.
Cairan radiator disirkulasikan melewati mesin yang mengalami pembakaran, dan
sesampainya di bagian radiator, cairan tersebut mengalami pendinginan oleh
aliran udara dari depan mobil.
Bahan utama cairan radiator adalah air. Mengapa air? Karena air adalah zat
cair yang memiliki kalor jenis besar. Dengan kalor jenis besar maka walaupun
kalor yang diserap air dari mesin cukup besar, kenaikan suhu air tidak terlampau
tinggi. Ingat rumus, Q = mcΔT, atau ΔT = Q/mc. Karena c besar maka meskipun
Q besar, kenaikan suhu ΔT tidak terlalu besar. Air radiator biasa dilengkapi
dengan zat anti karat sehingga selama bersirkulasi tidak terlalu cepat
menimbulkan karat pada pipa aliran. Maka dari itu banyak cairan radiator yang
berwarna, seperti hijau, biru, atau kuning. Zat warna tersebut adalah zat anti
karat.
Prinsip kerja radiator adalah air disirkulasi antara radiator dan mesin
kendaraan. Cairan dari bagian radiator mengalir ke mesin yang memiliki suhu
tinggi sehingga menyerap sebagian kalor mesin tersebut. Akibatnya suhu air
meningkat dan suhu mesin turun. Air yang sudah panas mengalir kembali ke
bagian radiator. Ketika mobil sedang bergerak maka bagian radiator akan tertiup
oleh angin (yang memiliki suhu rendah) sehingga kalor dalam air yang baru
sampai ke radiator dilepas ke udara. Suhu air menjadi turun. Selanjutnya air
tersebut mengalir kembali ke mesin dan menyerap kembali kalor dari mesin.
Begitu sampai ke radiator maka panas kembali dilepas ke udara. Radiator
memiliki bentuk seperti sekarang untuk memudahkan pelepasan panas ke udara.
(mikrajuddin Abdullah, fisika dasar 1 itb : 2016).
Gambar 2. Ilustrasi pemasangan radiator pada mobil
Sumber : autorepairshopsanjose.com

Gambar 3. Bentuk radiator dan memasukkan cairan pendingin ke dalam radiator mobil.
Sumber: 5osial.wordpress.com

2. Pemanfaatan kalor pada termos


Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar
tetap panas dalam jangka waktu tertentu.
Gambar 4. Termos air panas. Sumber : www.sumber.belajar.kemdikbud.go.id

Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi,


maupun radiasi Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat
perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan cara:
a. permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan
perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan
memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,
b. dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor
secara konduksi, dan
c. ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara
konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

3. Pemanfaatan kalor pada setrika


Setrika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan
kalor secara konduksi ke pakaian yang sedang disetrika. Adapun, pegangan
setrika terbuat dari bahan yang bersifat isolator.
Gambar 5. Setrika listrik. Sumber : www.ayo-sekolahfisika.com

4. Sandal
Sandal yang sering dijumpai di hotel dibuat dari bahan yang sangat
sederhana. Bahan utamanya adalah kain (Gambar 6). Kain termasuk bahan yang
sulit dilewati kalor. Sandal tersebut digunakan untuk melindungi kaki dari
dinginnya lantai. Sandal tersebut juga dijumpai di rumah warga yang tinggal di
daerah bersalju. Saat salju turun suhu sangat rendah termasuk suhu lantai
ruangan. Dan saat musim salju inilah sandal tersebut digunakan untuk
menghindari dingin telapak kaki.

Gambar 6. Contoh sandal yang digunakan di hotel-hotel. Sandal tersebut terbuat


dari isolator panas yang baik sehingga kalor dari kaki sulit berpindah ke lantai yang
dingin. Dengan demikian kaki tidak merasakan dinginnya lantai. Kaki akan merasa
dingin kalau kalor dari kaki mudah perpindah ke lantai.
Sumber : www.sandalhotelbali.com

5. Pemanfaatan kalor pada lemari pendingin (kulkas)


Penurunan suhu dalam kulkas disebabkan oleh penguapan freon yang
mengalir dalam pipa yang melewati kulkas. Apabila freon menguap dalam pipa
yang terletak di dalam ruang pembeku, maka freon akan menyerap kalor dari
ruang pembekuan.

Gambar 7. Bagian dan Prinsip Kerja Kulkas. Sumber : www.howhaw.com

Integrasi Keislaman
Allah SWT berfirman dalam Surah Yasin ayat 80 :

ُ ُ ُ ‫َ َ َ َ ُ ِّ َ َّ َ أ َ أ َ َ ً َ َ ٓ َ ُ ِّ أ‬ َّ
‫وقدون‬
ِ ‫ت‬ ‫ه‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ‫نت‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ذ‬ ‫إ‬ِ ‫ف‬ ‫ا‬
‫ار‬‫ن‬ ‫ض‬
ِ ‫خ‬‫ٱْل‬ ‫ر‬
ِ ‫ج‬‫ٱلش‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ‫ك‬‫ل‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫ج‬ ‫ى‬‫ذ‬ِ ‫َٱل‬

Artinya : “Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka
tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu” (QS Yasin : 80)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah yang menjadikan bagi kalian -wahai
manusia api- yang kalian nyalakan dari kayu yang hijau lagi lembab, dan selanjutnya
kalian bisa menyalakan apinya. Siapa yang mampu menyatukan dua hal yang
bertentangan, kayu hijau yang basah dengan api yang menyala padanya, pasti
mampu pula untuk menghidupkan orang-orang yang telah mati.
(https://tafsirweb.com/8036-quran-surat-yasin-ayat-80)
Sebagaimana juga dalam firman Allah SWT dalam surah lain yaitu Surah Al Waqiah Ayat
71 :
َّ ُ ُ ‫َ َ َ َ أ‬
ُ ‫ٱلن َار َّٱل ِت ُت‬
‫ورون‬ ِ ‫َأفرءيتم‬

Artinya : “Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan
menggosok-gosokkan kayu” (QS Al Waqiah : 71)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa api yang dinyalakan dengan bantuan kayu-kayu
pepohonan. Kemudian dengan gesekan yang kuat sehingga tersulutlah api dari
gesekan kayu itu. Layaknya batu yang mengandung besi, dipukul-pukulkan
sehingga keluarlah percikan api. Betapa besar kekuasaan Allah yang menumbuhkan
kayu itu tanpa bantuan kalian sedikitpun. Kayu-kayu yang dapat digunakan untuk
pemantik/penyulut api ini di kalangan orang Arab antara lain adalah pohon markh,
‘ifar, kalkh (https://tafsirweb.com/10575-quran-surat-al-waqiah-ayat-71)
Hal ini menunjukkan bahwa suhu dan kalor merupakan kejadian alam semesta yang
sudah di tetapkan dalam Al Qur’an sesuai dengan ketentuanNya. Allah SWT
menciptakan keteraturan dalam alam semesta sehingga saat kita mengembangkan
ilmu pengetahuan berarti juga menjalankan sunnatullah.

Bahan Bacaan
1. Bahan Bacaan 1
A. Problem Based Learning (PBL)
Ide dasar dari PBL sebenarnya cukup sederhana, yaitu pembelajaran melalui
penemuan masalah. Yaitu belajar tentang ‘isi’ (fakta, konsep, keterampilan,
algoritma) dan belajar bagaimana mencari penyelesaian masalah dan atau berpikir
kritis. Savery (2006) menyatakan bahwa kunci keberhasilan PBL terletak pada tahap
pemilihan masalah dan guru yang merupakan pemandu proses pembelajaran dan
yang mengarahkan tanya jawab pada proses penyimpulan pengalaman belajar.
Pola umum PBL adalah :
(1) hadapkan peserta didik pada masalah autentik,
(2) peserta didik mencari informasi yang relevan dengan masalah dan model untuk
memecahkan masalah, baik secara individual atau dalam kelompok,
(3) peserta didik mengembangkan, mengasses dan mempresentasikan pemecahan
masalah.
Secara lebih khusus, berikut ini diberikan sintaks (tahapan) PBL menurut
Arends (2008). PBL terdiri dari lima tahap utama yang dimulai dari guru
memperkenalkan kepada peserta didik suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja peserta didik. Kelima tahapan (sintaks PBL) ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Sintaks Pelaksanaan Pembelajaran PBL
Tahap 1 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Memberikan orientasi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, dan
tentang permasalahan pada memotivasi peserta didik agar terlibat pada
peserta didik kegiatan pemecahan masalah
Tahap 2 Membantu peserta didik menentukan
Mengorganisasi peserta dan mengatur tugas belajar yang
didik untuk meneliti berkaitan dengan masalah yang
diangkat
Tahap 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
peserta didik secara untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
mandiri maupun kelompok masalah
Tahap 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan karya
menyajikan hasil karya yang sesuai, seperti laporan, video,
model; dan membantu peserta didik
dalam berbagi tugas dengan temannya
untuk menyampaikan kepada orang lain
Tahap 5 Membantu peserta didik melakukan
Menganalisis dan refleksi dan mengadakan evaluasi
mengevaluasi proses terhadap penyelidikan dan proses-proses
pemecahan masalah belajar yang mereka lakukan

Pada penerapan PBL, adakalanya guru menemui beberapa permasalahan


terutama terkait dengan peserta didik yang “lambat belajar”. Kemungkinan terdapat
peserta didik yang kurang memiliki keterampilan bekerja secara mandiri. Berikut
beberapa upaya yang dapat dilakukan guru (Arends, 2008).
● Memberi lebih banyak arahan tentang keterampilan investigasi (penyelidikan),
seperti cara menemukan informasi, menarik inferensi dari data yang ada, dan
menganalisis hipotesis terutama hipotesis yang berlawanan.
● Meluangkan lebih banyak waktu untuk menjelaskan PBL dan harapan atas hasil
kerja peserta didik.
● Meluangkan lebih banyak waktu untuk peserta didik pada setiap tahapan
penyelidikan.
● Menetapkan jadwal yang lebih teliti untuk memeriksa kemajuan penyelidikan,
dan menanyakan tanggung jawab peserta didik atas penyelesaian tugasnya
Mendampingi peserta didik “lambat belajar” dalam pengembangan
keterampilan penyelidikan merupakan pengalaman tersendiri bagi guru, dan apabila
berhasil, mungkin merupakan salah satu pengalaman paling mengesankan bagi
guru. Mungkin juga ada kendala lain dalam pelaksanaan PBL, misalnya sekolah
kurang memiliki perpustakaan dan sumber daya teknologi yang terbatas,
terbatasnya jam pelajaran, dan lainnya. Semuanya memerlukan kreativitas guru
dalam memecahkan masalah yang ada.

B. Project Based Learning (PjBL)


Terdapat beberapa macam rancangan tahapan atau sintaks PjBL. Tahapan
PjBL yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation (2005).
a. Start With the Essential Question (Ajukan pertanyaan). Pembelajaran dimulai
dengan pertanyaan, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta
didik dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil
topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk
para peserta didik.
b. Design a Plan for the Project (Rancang rencana proyek). Secara kolaboratif, guru
dan peserta didik merencanakan aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara
mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. Perencanaan
dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian
peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara
mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Create a Schedule (Susun jadwal). Guru dan peserta didik secara kolaboratif
menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek.
d. Monitor the Students and the Progress of the Project (Pantau peserta didik dan
kemajuan proyek). Guru bertanggungjawab untuk memantau kegiatan peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara
memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan
yang penting.
e. Assess the Outcome (Penilaian hasil). Penilaian dilakukan untuk membantu guru
dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluation the Experience (Evaluasi pengalaman). Pada akhir proses
pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu
temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran.
Implikasi model PjBL dalam proses belajar mengajar adalah memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar,
melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk
kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain. Selain itu, dalam PjBL peserta
didik menjadi terdorong lebih aktif berakitivitas dalam belajar sehingga dapat
meningkatkan kinerja ilmiah peserta didik, sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan evaluator proses dan produk hasil kinerja peserta didik meliputi
outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan peserta didik.

C. Discovery Learning
Pengembangan dan penyempurnaan cara belajar terus dilakukan berbagai
pihak, hingga ditemukannya metode discovery learning. Pada pembelajaran
discovery learning guru dan siswa dituntut untuk sama-sama aktif dalam proses
belajar-mengajar agar bisa menciptakan produk pendidikan yang lebih baik. Dalam
pembelajaran discovery learning siswa dibiasakan untuk mencari secara mandiri
pengetahuan yang telah disampaikan.
Discovery learning ialah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Discovery learning atau pembelajaran penemuan lebih berpusat pada peserta
didik, bukan guru. Pengalaman langsung dan proses pembelajaran menjadi patokan
utama dalam pelaksanaannya. Di sisi lain model discovery learning merupakan
model yang lebih menekankan pada pengalaman langsung peserta didik dan lebih
mengutamakan proses daripada hasil belajar.
Berikut adalah penjabaran langkah-langkah discovery learning:
Stimulus Untuk memulai tahap ini dapat dilakukan dengan beberapa
langkah pertama. Seperti memulai kegiatan proses belajar-
mengajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah.
Identifikasi Setelah langkah pertama berhasil dilewati, maka dilanjutkan
Masalah dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda masalah yang
memiliki kaitan erat dengan bahan pelajaran. Setelah itu
salah satunya ditunjuk dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Penghimpunan Bila rumusan dari hipotesis masalah sudah ada maka para
data siswa dapat diberikan kesempatan untuk mengumpulkan
informasi sebanyak banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Olah data Jika data sudah dihimpun maka kegiatan selanjutnya adalah
memasukkan dalam bank data untuk diolah dan dilakukan
validasi dengan wawancara, observasi baru kemudian ada
tafsiran berdasarkan temuan data tersebut.
Pembuktian Hasil tafsir dari data yang sudah dianggap valid harus
dilakukan pemeriksaan secara cermat. Ini dilakukan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
dihubungkan dengan proses hasil data.
Generalisasi Setelah hasil pembuktian pengolahan data diatas maka dapat
ditarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama
dengan memperhatikan hasil verifikasi.

2. Bahan Bacaan 2 : Suhu


Suhu adalah besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu disebut termometer.
Secara umum skala Termometer terbagi empat, yaitu skala Termometer
Celcius (0C), skala Termometer Reamur (0R), skala Termometer Fahrenheit (0F) dan
skala Termometer Kelvin (K). Prinsip kerja termometer adalah dengan
memanfaatkan perubahan fisik pada benda akibat terjadinya perubahan suhu. Skala
acuan pada thermometer menggunakan titik didih dan titik beku air. Titik didih air
pada tekanan 1 atm dijadikan sebagai titik acuan atas, sedangkan titik beku air
pada tekanan 1 atm dijadikan titik acuan bawah. Berikut ini perbandingan skala
pada termometer celcius, reamur, fahrenheit dan kelvin:
Gambar 8. Skala Termometer Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.
Sumber : www.fisikabc.com

Perbandingan selisih rentang skala pada termometer celcius, reamur,


Fahrenheit, dan kelvin dapat dituliskan :
C : R : F : K = 5 : 4 : 9 : 5
Berdasarkan perbandingan diatas didapat hubungan Antar Skala Termometer yang
dapat dituliskan dalam persamaan Matematika:
a) Hubungan skala suhu Celcius dan Fahrenheit:
tC = 5/9.(tF-32) atau tF = (9/5 tC)+32
b) Hubungan skala suhu Celcius dan Reamur:
tC = 5/4 tR atau tR = 4/5 tC
c) Hubungan skala suhu Fahrenheit dan Reamur:
tF = (9/4.tR)+32 atau tR =4/9.(tF-32)
d) Hubungan skala suhu Celcius dan Kelvin :
tK = tC + 273 atau tC = tK – 273

Contoh soal
Nyatakan suhu yang tertera pada gambar termometer berikut ini dalam skala
reamur, fahrenheit dan kelvin
Pembahasan
Pada gambar diatas suhu dinyatakan dalam satuan celcius, yaitu tC = 36,6 0C
⮚ Dengan menggunakan rumus pada hubungan skala suhu Celcius dan Reamur,
maka :
tR = 4/5 tC
= 4/5 . 36,6 = 29,28 0R
⮚ Dengan menggunakan rumus pada hubungan skala suhu Celcius dan
Fahrenheit, maka :
tF = (9/5 tC)+32
= (9/5 . 36,6) + 32
= 65,88 + 32 = 97,88 0F
⮚ Dengan menggunakan rumus pada hubungan skala suhu Celcius dan Kelvin,
maka :
tK = tC + 273
= 36,6 + 273 = 309,6 K

3. Bahan Bacaan 3 : Kalor dan perpindahannya


D. Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari satu benda ke benda
yang lain yang berbeda suhunya sehingga benda tersebut berubah suhu atau
wujud bentuknya. Dalam Satuan Internasional, kalor dinyatakan dengan Joule (J).
Satuan lainnya dinyatakan dengan kalori. Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya
kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air agar suhunya naik 1°C.
Hubungan satuan kalori dengan joule adalah :
1 Joule = 0.24 Kalori
1 Kalori = 4.2 Joule
E. Kalor Jenis Zat (c)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk
menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 10C. Sebagai contoh, kalor jenis air
4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air
sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya kalor
jenis suatu zat disebut dengan kalorimeter. Secara matematis, besarnya kalor jenis
benda dapat ditulis :
𝑄
𝑐=
𝑚 . ∆𝑇
Atau Q = m.c.∆T

Dimana :
Q = Banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan (Joule)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg0C)
∆T = Perubahan suhu (0C)

Besarnya kalor yang diserap/dilepaskan oleh suatu benda bergantung pada


massa, kalor jenis, dan perubahan suhu benda tersebut.
Satuan kalor jenis benda (c) untuk CGS untuk kalor jenis benda adalah kal/g0C
atau kkal/kg0C, sedangkan dalam Satuan Sistem Internasional (SI) untuk kalor jenis
benda adalah J/kg.K
Tabel 6. Kalor jenis benda
No Jenis Benda Kalor Jenis (c)
J/kg0C Kkal/kg0C Kal/g0C
1. Air 4180 1,00 1
2. Alkohol (ethyl) 2400 0,57 0.57
3. Es 2100 0,50 0,50
4. Kayu 1700 0,40 0,40
5. Aluminium 900 0,22 0,22
6. Marmer 860 0,20 0,20
7. Kaca 840 0,20 0,20
8. Besi / baja 450 0,11 0,11
9. Tembaga 390 0,093 0,093
10. Perak 230 0,056 0,056
11. Raksa 140 0,034 0,034
12. Timah Hitam 130 0,031 0,031
13. Emas 126 0,030 0,030
14. Kuningan 370 0.9 0.9
Catatan : Kalor jenis sebuah benda dipengaruhi oleh suhu. Tetapi apabila perubahan suhu
tidak terlalu besar maka besar kalor jenis bisa dianggap tetap.
Contoh soal
Berapa kalor yg dibutuhkan untuk memanaskan 5 kg air dari suhu 15 oC
menjadi 90 oC ? Jika kalor jenis air 4.200 J/kg oC
Pembahasan
Q = m . cair . ∆T
= 5 kg . 4200 J/kg0C . 750C
= 1.575.000 J = 1.575 kJ
F. Kalor pada perubahan wujud benda
Kalor yang diserap oleh suatu zat sehingga dapat mengubah wujud zat
tersebut tanpa menaikkan suhunya disebut kalor laten, contoh : es yang
dipanaskan akan mencair, dan air yang didinginkan akan menjadi es. Kalor dapat
mengubah wujud zat apabila zat tersebut diberi kalor terus-menerus dan
mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa
ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu
minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu
zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat.
Adapun banyak kalor yang dibutuhkan dalam perubahan wujud zat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Melebur/Mencair
Q = m.L

2. Menguap/mendidih
Q = m.U

Keterangan :
L = Kalor lebur (J/kg)
U = Kalor uap (J/kg)
m = massa benda (kg)
Q = Banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan (Joule)

Untuk lebih memahami pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat,


perhatikan grafik pemanasan es berikut:
Gambar 9. Grafik pemanasan es. Sumber : modul PKP zonasi SMP
Contoh Soal
Perhatikan grafik berikut ini!
Grafik menggambarkan pemanasan 1,5 kg es. Kalor
jenis es 2.100 J/kg oC, kalor jenis air 4.200 J/kg oC,
kalor lebur es 336.000 J/kg, kalor uap air 2.270.000
J/kg. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk untuk
proses A-B-C-D ?

Pembahasan
Grafik menggambarkan proses perubahan wujud es menjadi uap air.

❖ Proses A-B (kalor digunakan untuk menaikkan suhu es dari suhu -50C
sampai 00C)
Q1 = m. ces . ∆ T
= 1,5 kg . 2100 J/kg0C . 50C
= 15.750 J
❖ Proses B-C (kalor digunakan untuk merubah wujud zat, dari padat menjadi
cair)
Q2 = m . L
= 1,5 kg . 336.000 J/kg
= 504.000 J
❖ Proses C-D (kalor digunakan untuk menaikkan suhu air dari suhu 00C
sampai mendidih pada 1000C)
Q3 = m. cair . ∆ T
= 1,5 kg . 4200 J/kg0C . 1000C
= 630.000 J
Maka banyaknya kalor yang dibutuhkan es pada proses A-B-C-D adalah :
Q total = 15.750 J + 504.000 J + 630.000 J
= 1.149.750 J = 1.149,75 kJ

G. Azas Black
Jika dua benda yang berbeda suhunya dicampurkan, maka benda yang
suhunya tinggi akan melepaskan kalor dan benda yang suhunya rendah akan
menerima kalor. Kalor yang dilepaskan oleh benda yang bersuhu tinggi akan
diserap oleh benda yang bersuhu rendah sampai suhu kedua benda sama. Joseph
Black mengemukakan bahwa banyaknya kalor yang dilepaskan oleh zat yang
memiliki energi kalor lebih tinggi sama besarnya dengan kalor yang diterima oleh
zat yang energi kalornya lebih rendah. Banyaknya kalor yang dilepaskan sama
dengan banyaknya kalor yang diterima. Selanjutnya penemuan ini dikenal dengan
istilah Azas Black yang persamaannya dituliskan sebagai berikut:

Qlepas = Qterima

Contoh soal
Perhatikan tabel kalor jenis berikut !
Jenis logam Kalor jenis (J/kg0C)
Aluminium 900
Besi 450
Tembaga 380
Perak 235

Logam bermassa 2,1 kg dipanaskan hingga suhunya 1200C. Setelah itu logam
dimasukkan ke dalam 1 kg air bersuhu 220C. Setelah beberapa saat, suhu akhir
system 400C. Jika kalor jenis air 4.200 J/kg0C, logam tersebut adalah….
Pembahasan
Q lepas = Qterima
mlogam . clogam . (Tlogam – Ta) = mair . cair . (Ta – Tair)
2,1 kg . clogam . (1200C – 400C) = 1 kg . 4200 J/kg0C . (400C – 220C)
2,1 kg . clogam . 800C = 4200 J/0C . 180C
168 kg0C . clogam = 75.600 J
75.600 𝐽
clogam = = 450 J/kg0C
168 𝑘𝑔0𝐶

Berdasarkan nilai kalor jenis dapat disimpulkan bahwa logam tersebut adalah
besi.
H. Perpindahan kalor
Kalor dapat berpindah dari benda satu ke benda lainnya. Perpindahan kalor
dibedakan menjadi tiga yaitu perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan
kalor secara konveksi, dan perpindahan kalor secara radiasi.

Gambar 10. Tiga cara perpindahan kalor : konduksi, konveksi, radiasi


Sumber : www.adib-hasan.com

1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi
perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
perantaranya. Perpindahan kalor secara konduksi biasanya terjadi pada zat padat.
Contoh konduksi : Ketika mencelupkan sendok ke dalam air panas, maka ujung
sendok yang lain juga akan panas, meskipun tidak terjadi perpindahan partikel di
dalam sendok tersebut
2. Konveksi
Konveksi adalah peristiwa berpindahnya kalor dalam suatu medium yang
disertai dengan perpindahan partikel mediumnya. Konveksi biasa terjadi pada
medium berupa zat cair dan gas. Contoh konveksi : Terjadinya angin darat dan air
laut, karena partikel-partikel udara yang panas berpindah
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara,
berbeda halnya dengan konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan
medium. Contoh : panas matahari sampai ke bumi yang melewati ruang hampa
udara tanpa perpindahan partikelnya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Organisasi Pembelajaran
Guna memudahkan peserta dalam mempelajari UP ini, maka materi pembahasana
akan dibagi menjadi 2 topik bahasan dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Tabel 5. Organisasi Pembelajaran
Jumlah JP
Topik Materi
In - 1 On In - 2
1 Suhu 2 3 2
2 Kalor dan perpindahannya 2 3 2
Total Jam Pembelajaran PKB 4 6 4

A. Perangkat dan Media Pembelajaran


Sebelum mempelajari atau mempraktikkan modul ini, ada beberapa perangkat
pembelajaran, alat dan bahan yang harus disiapkan oleh guru dan peserta didik
agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.
1. Perangkat Pembelajaran, Alat dan Bahan yang harus disiapkan oleh guru
a. Perangkat Pembelajaran:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Bahan ajar
3) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4) Media pembelajaran
5) Instrumen penilaian
b. Alat dan bahan pembelajaran, meliputi:
1) Bejana (baskom)
2) Termometer alkohol
3) Sendok makan logam, plastik, kayu
4) Beaker glass
5) Kaki tiga dan penangas
6) Pembakar spiritus
7) Margarin dan paku payung
8) Air
2. Alat dan Bahan yang harus disiapkan oleh peserta didik
a. Buku paket/referensi
b. Alat tulis lengkap
B. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Topik 1: Suhu
a. Kegiatan In Service Learning -1 (2 JP)
Aktivitas dilakukan secara tatap muka bersama fasilitator dan teman sejawat
untuk mengkaji materi dan melakukan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah
Kegiatan secara umum adalah:
Kegiatan Awal :
1) Mempelajari isi UP secara umum untuk memahami tujuan pembelajaran serta
menselaraskan target kompetensi guru dengan kompetensi peserta didik.
2) Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok.

Kegiatan Inti :
3) Melakukan telaah kurikulum dan hasil UN untuk memetakan kompetensi yang
diperlukan peserta didik.
4) Merancang aktivitas peserta didik yang akan dilakukan pada kegiatan on,
menelaah atau membuat LKPD, dan membuat instrumen penilaian proses
maupun penilaian hasil belajar.
5) Jika diperlukan, peserta dapat melakukan simulasi pembelajaran atau
mengerjakan/mempraktikkan LKPD.

Kegiatan Akhir :
6) Setiap kelompok mempresentasikan hasil telaahnya.
Contoh model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model Discovery
Learning (DL) dengan sintak:
1) Pemberian stimulus (Stimulation)
2) Mengidentifikasi masalah (Problem Statement)
3) Mengumpulkan data (Data Collecting)
4) Mengolah data (Data Processing)
5) Memverifikasi hasil pengolahan data (Verification)
6) Penarikan kesimpulan (Generalization)

Contoh Kegiatan Pembelajaran Topik 1 Pertemuan 1 (2 x 40 menit)


Materi: Suhu
Tabel 7. Contoh Desain Pembelajaran Topik 1 Pertemuan 1
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
1 Menyimak dan merespon Melakukan aktivitas 10
guru. pendahuluan: menit
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
- Menginformasikan tujuan
pembelajaran.
- Menginformasikan garis
besar aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan.
- Menginformasikan cakupan
materi secara umum.
- Menyampaikan apersepsi
dan motivasi
2 Membentuk kelompok Membagi peserta didik menjadi 5 menit
masing-masing 2-3 orang. beberapa kelompok heterogen
terdiri dari 2-3 orang.
3 Berdiskusi untuk - Membagikan kartu diskusi 10
menentukan masalah yang - Memfasilitasi peserta didik menit
berhubungan dengan suhu untuk mendeskripsikan
(Problem Statement) pertanyaan
4 Membaca LKPD secara Membagikan LKPD 1. 5 menit
cermat.
5 Mencari informasi dari - Memfasilitasi peserta didik 20
berbagai sumber tentang untuk berdiskusi di dalam menit
suhu (Data collection) kelompok.
6 Berdiskusi dalam kelompok. - Mendorong peserta didik
7 Menyusun simpulan untuk saling
(Generalization) mengenai mengungkapkan pendapat.
konsep suhu. Simpulan - Melakukan penilaian proses
dapat dituliskan dalam pembelajaran terhadap
kertas plano untuk peserta didik.
dipresentasikan dalam forum
kelas.
8 Perwakilan kelompok Memfasilitasi presentasi dan 15
mempresentasikan hasil terjadinya dan diskusi kelas. menit
diskusinya.
9 Menyimak dan merespon Melakukan aktivitas penutup: 15
guru. - Melakukan verifikasi menit
- Melakukan umpan baik
Menyampaikan penugasan
untuk pertemuan berikutnya.

Contoh Kegiatan Pembelajaran Topik 1 Pertemuan 2 ( 2 x 40 menit)


Materi: Praktek Termometer
Tabel 8. Contoh Desain Pembelajaran Topik 1 Pertemuan 2
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
1 Menyimak dan merespon Melakukan aktivitas 10
guru. pendahuluan: menit
- Menginformasikan tujuan
pembelajaran.
- Menginformasikan garis
besar aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan.
- Menginformasikan cakupan
materi secara umum.
- Menyampaikan apersepsi
dan motivasi
2 Membentuk kelompok Membagi peserta didik menjadi 5 menit
masing-masing 2-3 orang. beberapa kelompok heterogen
terdiri dari 2-3 orang.
3 Membaca LKPD secara Membagikan LKPD 2. 5 menit
cermat.
4 Melakukan percobaan Menginstruksikan peserta didik 30
penggunaan termometer untuk melakukan percobaan menit
dan mencatat data hasil sesuai dengan LKPD 2 serta
percobaan sesuai mengingatkan etika bekerja di
dengan LKPD (Data laboratorium.
collection)
5 Berdiskusi di dalam - Memfasilitasi peserta didik
kelompok untuk mengolah untuk melakukan praktikum
data dan menentukan hasil secara berkelompok.
percobaan sesuai LKPD - Mendorong peserta didik
(Data processing) untuk aktif bekerja sama
6 Membandingkan hasil dan berdiskusi.
percobaan dengan literatur, - Mendorong peserta didik
atau hasil kelompok lain. untuk bersikap hati-hati dan
Jika terjadi perbedaan yang objektif (menuliskan data
signifikan menganalisis sesuai fakta) dalam
sebab-sebab ralatnya melakukan percobaan.
(Verification) - Melakukan penilaian proses
7 Menyusun simpulan pembelajaran terhadap
(Generalization) percobaan peserta didik.
yang dilakukan. Simpulan
dapat dituliskan dalam
kertas plano untuk
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
dipresentasikan dalam forum
kelas.
8 Perwakilan kelompok Memfasilitasi presentasi dan 15
mempresentasikan hasil terjadinya dan diskusi kelas. menit
diskusinya.
9 Menyimak dan merespon Melakukan aktivitas penutup: 15
guru. - Melakukan verifikasi menit
- Melakukan umpan baik
Menyampaikan sistematika
laporan praktikum dan
penugasan untuk pertemuan
berikutnya

Setelah mempelajari contoh rancangan pembelajaran di atas, peserta perlu


membuat atau menyempurnakan rancangan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi madrasah dan karakteristik peserta didik. Setelah itu membuat LKPD
yang sesuai dengan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan atau
menyempurnakan contoh LKPD dalam Unit Pembelajaran ini sehingga sesuai
dengan rancangan pembelajaran. Tuangkan rancangan pembelajaran dalam kolom
seperti berikut ini:
Kegiatan pembelajaran pertemuan 1
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
1
2
3
dst
Kegiatan pembelajaran pertemuan 2
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
1
2
3
dst

b. Kegiatan On the Job Learning (2 JP)


Peserta (guru) mempraktikkan pembelajaran terhadap peserta didik di madrasah
masing-masing sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dibuat atau
disempurnakan pada kegiatan in-1. Agar pelaksanaan pembelajaran terekam
dengan baik, lakukan pencatatan pelaksanaan pembelajaran dalam kolom seperti
berikut ini:
Catatan refleksi kegiatan pembelajaran pertemuan 1
Refleksi Aktivitas Peserta
No. Refleksi Aktivitas Guru Hambatan Lain
Didik
1
2
3
dst

Catatan refleksi kegiatan pembelajaran pertemuan 2


Refleksi Aktivitas Peserta
No. Refleksi Aktivitas Guru Hambatan Lain
Didik
1
2
3
dst

Selain lembar catatan refleksi pembelajaran, hasil-hasil aktivitas peserta didik


selama pembelajaran perlu Anda dokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan on.

c. Kegiatan In Service Learning -2 (2 JP)


Kegiatan dilakukan secara tatap muka bersama fasilitator dan teman sejawat
untuk melaporkan, mendiskusikan, dan merefleksi hasil kegiatan on. Diskusikan
hambatan pelaksanaan pembelajaran Anda dengan teman sejawat untuk
mendapatkan pemecahan masalah guna perbaikan pembelajaran yang akan datang.

2. Aktivitas Pembelajaran Topik 2: Kalor dan Perpindahannya


a. Kegiatan In Service Learning -1 (2 JP)
Dalam aktivitas topik 2 ini, kegiatan In Learning Service-1 sama dengan
aktivitas pembelajaran topik 1. Kegiatan dilakukan secara tatap muka bersama
fasilitator dan teman sejawat untuk mengkaji materi dan melakukan kegiatan
pembelajaran meliputi membaca modul, menelaah kurikulum, mendiskusikan materi
ajar yang sulit atau berpeluang terjadi miskonsepsi, membuat atau penyempurnaan
rancangan pembelajaran, membuat atau menyempurnakan LKPD, dan menyusun
instrumen penilaian proses dan hasil belajar.

Contoh Kegiatan Pembelajaran Topik 2 Pertemuan 1 ( 2 x 40 menit)


Materi: Kalor dan perpindahannya
Tabel 9. Contoh Desain Pembelajaran Topik 2 Pertemuan 1
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
1 Menyimak dan merespon guru. Melakukan aktivitas pendahuluan: 10
menit
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
- Menginformasikan tujuan
pembelajaran.
- Menginformasikan garis besar
aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan.
- Menginformasikan cakupan materi
secara umum.
- Menyampaikan apersepsi dan
motivasi
2 Membentuk kelompok masing- Membagi peserta didik menjadi 5 menit
masing 2-3 orang. beberapa kelompok heterogen terdiri
dari 2-3 orang.
3 Berdiskusi untuk menentukan - Membagikan kartu diskusi 10
masalah yang berhubungan - Memfasilitasi peserta didik untuk menit
dengan kalor dan mendeskripsikan pertanyaan
perpindahannya (Problem
Statement)
4 Membaca LKPD secara cermat. Membagikan LKPD 3. 5 menit
5 Mencari informasi dari berbagai - Memfasilitasi peserta didik untuk 20
sumber tentang kalor dan berdiskusi di dalam kelompok. menit
perpindahannya (Data - Mendorong peserta didik untuk
collection) saling mengungkapkan pendapat.
6 Berdiskusi dalam kelompok. - Melakukan penilaian proses
7 Menyusun simpulan pembelajaran terhadap peserta
(Generalization) mengenai didik.
konsep kalor dan
perpindahannya. Simpulan
dapat dituliskan dalam kertas
plano untuk dipresentasikan
dalam forum kelas.
8 Perwakilan kelompok Memfasilitasi presentasi dan 15
mempresentasikan hasil terjadinya dan diskusi kelas. menit
diskusinya.
9 Menyimak dan merespon guru. Melakukan aktivitas penutup: 15
- Melakukan verifikasi menit
- Melakukan umpan baik
Menyampaikan penugasan untuk
pertemuan berikutnya.
Contoh Kegiatan Pembelajaran Topik 2 Pertemuan 2 ( 3 x 40 menit)
Materi: Praktek Kalor dan Perpindahan Kalor
Tabel 10. Contoh Desain Pembelajaran Topik 2 Pertemuan 2
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
1 Menyimak dan merespon guru. Melakukan aktivitas pendahuluan: 10
- Menginformasikan tujuan menit
pembelajaran.
- Menginformasikan garis besar
aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan.
- Menginformasikan cakupan materi
secara umum.
- Menyampaikan apersepsi dan
motivasi
2 Membentuk kelompok masing- Membagi peserta didik menjadi 5 menit
masing 2-3 orang. beberapa kelompok heterogen terdiri
dari 2-3 orang.
3 Membaca LKPD secara cermat. Membagikan LKPD 4, 5, 6. 5 menit
4 Melakukan percobaan kalor Menginstruksikan peserta didik untuk 70
dan perpindahan kalor serta melakukan percobaan sesuai dengan menit
mencatat data hasil percobaan LKPD 4, 5, 6 serta mengingatkan
sesuai etika bekerja di laboratorium.
dengan LKPD (Data collection)
5 Berdiskusi di dalam kelompok - Memfasilitasi peserta didik untuk
untuk mengolah data dan melakukan praktikum secara
menentukan hasil percobaan berkelompok.
sesuai LKPD (Data processing) - Mendorong peserta didik untuk
6 Membandingkan hasil aktif bekerja sama dan berdiskusi.
percobaan dengan literatur, - Mendorong peserta didik untuk
atau hasil kelompok lain. Jika bersikap hati-hati dan objektif
terjadi perbedaan yang (menuliskan data sesuai fakta)
signifikan menganalisis sebab- dalam melakukan percobaan.
sebab ralatnya (Verification) - Melakukan penilaian proses
7 Menyusun simpulan pembelajaran terhadap peserta
(Generalization) percobaan didik.
yang dilakukan. Simpulan
dapat dituliskan dalam kertas
plano untuk dipresentasikan
dalam forum kelas.
8 Perwakilan kelompok Memfasilitasi presentasi dan 15
mempresentasikan hasil terjadinya dan diskusi kelas. menit
diskusinya.
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
9 Menyimak dan merespon guru. Melakukan aktivitas penutup: 15
- Melakukan verifikasi menit
- Melakukan umpan baik
Menyampaikan sistematika laporan
praktikum dan penugasan untuk
pertemuan berikutnya
Setelah mempelajari contoh tersebut, peserta perlu membuat atau
menyempurnakan rancangan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
madrasah dan karakteristik peserta didik. Kemudian membuat LKPD yang sesuai
dengan rancangan pembelajaran yang akan Anda lakukan atau menyempurnakan
contoh LKPD dalam Unit Pembelajaran ini sehingga sesuai dengan rancangan
pembelajaran. Tuangkan rancangan pembelajaran dalam kolom seperti berikut ini:
Kegiatan pembelajaran pertemuan 1
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
1
2
3
dst
Kegiatan pembelajaran pertemuan 2
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
1
2
3
dst

b. Kegiatan On Job Learning (2 JP)


Pada kegiatan ini, Anda mempraktikkan pembelajaran terhadap peserta didik
di madrasah masing-masing sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah
dibuat pada kegiatan in-1. Tuangkan pelaksanaan pembelajaran dalam kolom
seperti berikut ini:
Catatan refleksi kegiatan pembelajaran pertemuan 1
Refleksi Aktivitas Peserta
No. Refleksi Aktivitas Guru Hambatan Lain
Didik
1
2
3
dst

Catatan refleksi kegiatan pembelajaran pertemuan 2


Refleksi Aktivitas Peserta
No. Refleksi Aktivitas Guru Hambatan Lain
Didik
1
2
3
dst

Diskusikan hambatan pelaksanaan pembelajaran Anda dengan teman sejawat untuk


mendapatkan pemecahan masalah guna perbaikan pembelajaran yang akan datang.

c. Kegiatan In Service Learning -2 (2 JP)


Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka bersama fasilitator dan teman
sejawat untuk melaporkan dan mendiskusikan hasil kegiatan on. Diskusikan
hambatan pelaksanaan pembelajaran peserta dengan teman sejawat untuk
mendapatkan pemecahan masalah guna perbaikan pembelajaran yang akan datang.

C. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Bagian ini menampilkan contoh LKPD yang dapat digunakan untuk memandu
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Anda dapat mengembangkan
LKPD yang lain sesuai dengan rancangan pembelajaran yang akan Anda lakukan,
atau Anda dapat menyempurnakan LKPD dalam Unit Pembelajaran ini sehingga
sesuai dengan rancangan pembelajaran Anda.
Setelah Mengerjakan LKPD peserta didik diharapkan untuk membuat laporan
praktikum perubahan zat tersebut per kelompok dengan format :
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Alat dan Bahan yang digunakan
IV. Data Hasil Percobaan
V. Jawaban pertanyaan
VI. Pembahasan
VII. Simpulan
Kumpulkan laporan praktikum pada pertemuan berikutnya!

1. Contoh LKPD 1
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat :
1. Memahami konsep suhu
2. Menjelaskan konversi suhu antar skala termometer
3. Mengukur suhu benda
4. Melakukan konversi antar skala termometer

Lembar Kerja Peserta Didik:


1. Menggali informasi (kajian literatur) tentang suhu dari berbagai sumber.
Diskusikan secara berkelompok tentang :
a. Suhu
b. Jenis-jenis termometer
c. Perbandingan antara skala termometer Celcius (0C) : Reamur (0R) :
Fahrenheit (0F) : Kelvin (K)
d. Hubungan antara skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin
e. Sebuah termometer X yang telah ditera menunjukkan angka -300X pada
titik beku air dan menunjukkan angka 900X pada titik didih air.
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu suatu benda. Apabila
pada skala Celcius menunjukkan angka 600C, berapakah angka yang
ditunjukan pada termometer X?

2. Setelah melakukan penelusuran literatur, lakukanlah penarikan kesimpulan


bersama dengan kelompok Anda.

3. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda dalam forum kelas.

2. Contoh LKPD 2
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................

Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan praktikum kelompok, peserta didik dapat
1. Mengukur suhu benda.
2. Melakukan konversi antar skala termometer
Lembar Kerja Peserta Didik:
1. Lakukan praktikum berikut ini:
Alat dan Bahan
1. Bejana (baskom) 3 buah
2. Air panas secukupnya
3. Air hangat secukupnya
4. Air dingin secukupnya
5. Termometer alkohol 3 buah
Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Tuangkan ketiga air (panas, hangat, dingin) ke dalam bejana (baskom)
yang berbeda
3. Ukurlah suhu ketiga air tersebut dengan menggunakan termometer
4. Catat hasilnya, masukkan hasil pengamatan dalam tabel berikut

Tabel Pengamatan:
Suhu Air
No Jenis 0 0
T( C) T( R) T(0F) T (K)
1 Panas
2 Hangat
3 Dingin

2. Analisis Data :
Pertanyaan
a. Bagaimana suhu ketiga air tersebut ?
b. Mengapa demikian ? Jelaskan alasan anda !

3. Kesimpulan

3. Contoh LKPD 3
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................

Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat :
1. Memahami konsep kalor
2. Menganalisis kalor jenis benda
3. Mengidentifikasi perubahan wujud zat karena pemberian kalor
4. Menganalisis prinsip asas black
5. Menjelaskan perpindahan kalor
6. Membedakan konduksi, konversi dan radiasi

Lembar Kerja Peserta Didik:


1. Diskusikan secara berkelompok tentang :
c. Kalor
d. Hubungan satuan kalori dengan joule
e. Noval memanaskan logam X dengan massa 500 gr dari suhu 300C
hingga 1100C. Jika kalor yang digunakan dalam proses pemanasan
sebesar 9.400 J, logam X yang dipanaskan wati adalah ….(cocokkan
nilai kalor jenis yang diperoleh dengan tabel kalor jenis benda)
f. Jelaskan grafik berikut

g. Azas Black
h. Ana memasukkan es bersuhu -50C ke dalam wadah berisi air bersuhu
250C agar air menjadi lebih dingin. Massa es sebesar 500 gr. Apabila
suhu campuran 100C, berapa massa air dalam wadah yang akan
ditambahkan ? (ces = 2100 J/kg0C, cair = 4200 J/kg0C, L = 336.000
J/kg)
i. Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi
j. Contoh peristiwa konduksi, konveksi, radiasi
2. Lakukanlah penarikan kesimpulan bersama dengan kelompok Anda.
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda dalam forum kelas.
4. Contoh LKPD 4
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................

Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan praktikum kelompok, peserta didik dapat :
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu zat cair akibat
pemberian kalor.
Lembar Kerja Peserta Didik:
1. Lakukan praktikum berikut ini:
Alat dan Bahan
1. Termometer
2. Stopwatch
3. Beaker Glass 2 buah
4. Kaki tiga dan penangas
5. Pembakar spiritus
6. Air 100 ml
7. Minyak kelapa 100 ml
Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Isilah masing-masing beaker glass dengan air bervolume 100 ml dan
minyak kelapa bervolume 100 ml
3. Ukurlah suhu awal air dan minyak kelapa dengan menggunakan
termometer
4. Panaskan air dan minyak kelapa sampai mengalami kenaikan suhu
100C
5. Ukurlah waktu yang digunakan air dan minyak kelapa setelah
mengalami kenaikan suhu 100C dengan menggunakan stopwatch
6. Masukkan hasil pengukuranmu ke dalam tabel pengamatan
Tabel Pengamatan:
Jenis Zat Volume (ml) Waktu untuk mencapai kenaikan suhu 100C
Air 100
Minyak kelapa 100
2. Analisis Data :
a. Mengapa air dan minyak kelapa membutuhkan waktu yang berbeda
untuk mencapai kenaikan suhu yang sama?
b. Lebih cepat panas yang mana, air atau minyak kelapa? Mengapa
demikian?
3. Kesimpulan
5. Contoh LKPD 5
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................

Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan praktikum kelompok, peserta didik dapat
1. Menyelidiki faktor yang memengaruhi kenaikan suhu benda akibat
pemberian kalor.

Lembar Kerja Peserta Didik:


1. Lakukan praktikum berikut ini:
Alat dan Bahan
1. Termometer
2. Stopwatch
3. Beaker Glass
4. Kaki tiga dan penangas
5. Pembakar spiritus
6. Air
Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Isilah beaker glass dengan air bervolume 50 ml
3. Ukurlah suhu awal air dengan menggunakan thermometer
4. Panaskan air selama 5 menit,ukur suhunya sejak menit ke 1 sampai
menit ke 5,
5. Masukkan hasil pengukuranmu ke dalam tabel pengamatan
Tabel Pengamatan:
0
Suhu awal 50 ml air = C
Air Waktu (menit) 1 2 3 4 5
50 ml 0
Suhu ( C)

2. Analisis Data :
Pertanyaan
a. Semakin lama air dipanaskan, bagaimana perubahan suhunya ?
b. Buatlah Grafik perubahan suhu terhadap kalor . Dengan waktu
sebagai sumbu X dan suhu air air sebagai sumbu Y

3. Kesimpulan

6. Contoh LKPD 6
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................

Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan praktikum kelompok, peserta didik dapat
1. Mengamati adanya perpindahan kalor pada benda.
2. Mengidentifikasi perbedaan berbagai macam perpindahan panas

Lembar Kerja Peserta Didik:


1. Lakukan praktikum berikut ini:
Alat dan Bahan
1. Sendok makan logam
2. Sendok makan plastik
3. Sendok makan kayu
4. Beaker Glass
5. Kaki tiga dan penangas
6. Pembakar spiritus
7. Margarin dan paku payung
8. Air
Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Letakkan ketiga sendok makan (logam, plastik, kayu) ke dalam beaker
glass yang berisi air
3. Buatlah bulatan margarin dan letakkan pada ujung/pegangan masing-
masing sendok
4. Tempelkan paku payung di atas bulatan margarin
5. Panaskan beaker glass yang sudah berisi air
6. Amati perubahan yang terjadi pada paku payung yang menempel di
atas margarin di masing-masing ujung sendok.
7. Catat hasilnya, masukkan hasil pengamatan dalam tabel berikut
Table Pengamatan:
No Jenis Sendok Perubahan yang terjadi pada paku payung
1 Sendok Logam
2 Sendok Plastik
3 Sendok Kayu
2. Analisis Data :
Pertanyaan
a. Perubahan apakah yang terjadi pada margarin dan paku payung yang
diletakkan pada ujung sendok dengan tiga bahan yang berbeda ?
Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?
b. Bagaimana proses perpindahan panas yang terjadi pada ujung sendok
ke ujung lainnya ?
3. Kesimpulan

D. Pengembangan Penilaian
Bagian ini menyajikan contoh kisi-kisi pengembangan penilaian HOTS sesuai dengan
kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal. Selanjutnya buatlah kisi-kisi yang
lain dan kembangkan menjadi instrumen penilaian dari kisi tersebut dalam aktivitas
In Service Learning -1.
Tabel 11. Kisi-Kisi Pengembangan Soal HOTS
Kompetensi Lingkup No. Level Bentuk
Indikator KD Indikator Soal
Dasar Materi Soal Kognitif soal
3. 4 Suhu Menganalisis Disajikan tabel 1 C4 PG
Menganalisis asas black dan kalor jenis
konsep suhu, penerapannya logam, peserta
pemuaian, dalam didik dapat
kalor, kehidupan menganalisis
perpindahan sehari-hari logam yang
kalor, dan dimasukkan
penerapannya dalam
dalam campuran air
kehidupan dengan
sehari-hari menggunakan
termasuk prinsip azaz
mekanisme black
menjaga
kestabilan
suhu tubuh
pada manusia
dan hewan.
3.4 Suhu Membandingk Peserta didik 2 C4 PG
Menganalisis an skala dapat
konsep suhu, termometer menentukan
pemuaian, berdasarkan skala
kalor, hasil yang termometer tak
perpindahan diketahui berskala
kalor, dan dengan
penerapannya membandingka
dalam n dengan
kehidupan termometer
sehari-hari berskala
termasuk
mekanisme
menjaga
kestabilan
suhu tubuh
pada manusia
dan hewan.
3. 4 Kalor Menganalisis Disajikan 3 C3 PG
Menganalisis pengaruh sebuah grafik,
konsep suhu, kalor terhadap peserta didik
pemuaian, perubahan dapat
kalor, wujud zat menentukan
perpindahan banyaknya kalor
kalor, dan yang diterima
penerapannya terhadap
dalam perubahan
kehidupan wujud zat
sehari-hari
termasuk
mekanisme
menjaga
kestabilan suhu
tubuh pada
manusia dan
hewan.
3. 4 Perpindah Menganalisis Disajikan 4 C4 PG
Menganalisis an Kalor konsep contoh
konsep suhu, perpindahan peristiwa,
pemuaian, kalor peserta didik
kalor, menganalisis
perpindahan perpindahan
kalor, dan kalor yang
penerapannya terjadi
dalam
kehidupan
sehari-hari
termasuk
mekanisme
menjaga
kestabilan suhu
tubuh pada
manusia dan
hewan.
PENILAIAN
A. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Pak amir sedang merancang pembelajaran pada KD menyelidiki pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud benda. Kegiatan pembelajaran direncanakan
menggunakan pendekatan saintifik dan metode eksperimen, berikut ini yang
paling tepat sebagai apersepsi adalah ….
A. Siswa diminta untuk membaca bahan ajar materi tentang pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud benda pada berbagai literatur
B. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda di depan
kelas termasuk materi pembelajaran agar siswa menjadi tahu materi sebelum
melakukan kegiatan eksperimen
C. Mengorientasikan siswa tentang pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari, kemudian melakukan tanya jawab atau
curah pendapat tentang pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari
yang relevan
D. Menjelaskan prosedur eksperimen untuk menyelidiki pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud benda di sekitar

2. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi


suhu dan kalor, Bu Rani meminta siswa untuk melakukan pengamatan terhadap
fenomena perpindahan kalor, yaitu dengan menunjukkan data pengaruh massa
terhadap kalor yang diterima oleh benda. Setelah siswa merumuskan masalah
dan jawaban sementara, siswa diminta untuk melakukan eksperimen untuk
mendapatkan jawaban terhadap masalah yang sudah dirumuskan. Berikut ini
prosedur yang paling tepat untuk memfasilitasi siswa melakukan eksperimen
adalah….
A. Menjelaskan petunjuk eksperimen dan alat bahan yang dibutuhkan selama
eksperimen
B. Meminta siswa merancang eksperimen menggunakan bahan bacaan,
kemudian Bu Rani mengecek dan membimbing siswa
C. Bu Rani melakukan demonstrasi bagaimana melakukan eksperimen dan
meminta siswa untuk melakukan kegiatan seperti yang didemonstrasikan
D. Meminta siswa mencari contoh melalui internet atau sumber lainnya untuk
dijadikan rancangan percobaan

3. Hasil penilaian harian materi suhu, dengan KKM 75, adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 25 siswa mendapat nilai di bawah 75
2. Sebanyak 3 siswa mendapat nilai diatas 75
Kegiatan tindak lanjut yang sebaiknya dilakukan guru adalah...
A. Memberikan pembelajaran remedial dan pengayaan secara klasikal
B. Memberikan pembelajaran remedial secara klasikal dan pengayaan secara
kelompok
C. Melakukan pembelajaran ulang pada materi tersebut untuk 25 siswa dan
pengayaan secara berkelompok untuk 3 siswa
D. Mengulangi materi pada soal yang dijawab salah kepada seluruh kelas

4. Perhatikan tabel kalor jenis berikut ! (UN 2018)


Jenis logam Kalor jenis (J/kg0C)
Aluminium 920
Besi 450
Tembaga 380
Perak 235
Logam X bermassa 4,2 kg dipanaskan hingga suhunya 1400C kemudian
dimasukkan ke dalam 9,2 kg air bersuhu 300C. Setelah beberapa saat, suhu
akhir campuran 400C. Jika kalor jenis air 4.200 J/kg0C, maka dapat disimpulkan
bahwa jenis bahan logam X adalah….
A. Aluminium
B. Besi
C. Tembaga
D. Perak

5. Sebuah termometer X yang telah ditera menunjukkan angka -100X pada titik
beku air dan menunjukkan angka 700X pada titik didih air. Termometer ini
digunakan untuk mengukur suhu suatu benda. Apabila pada skala Celcius
menunjukkan angka 600C, angka yang ditunjukan pada termometer X adalah….
A. 38 0X
B. 40 0X
C. 58 0X
D. 80 0X

6. Perhatikan gambar dibawah ini !


Jika ditulis dalam skala Celcius, nilai yang tepat
adalah….
A. 16,9 0C
B. 21,1 0C
C. 35,1 0C
D. 70,0 0C

7. Perhatikan grafik berikut !


Jika kalor jenis es 2.100 J/kg oC, kalor jenis air
4.200 J/kg oC, kalor lebur es 336.000 J/kg, kalor
uap air 2.270.000 J/kg. Maka massa es adalah….
A. 0,5 kg
B. 1 kg
C. 1,5 kg
D. 2 kg

8. Titik lebur es 0 oC, titik didih air 100 oC. Kalor jenis es 2.100 J/kg oC, kalor
jenis air 4.200 J/kg oC, kalor lebur es 336.000 J/kg, kalor uap air 2.270.000
J/kg. Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 2 kg es suhu -10 oC
menjadi uap seluruhnya adalah ….
A. 672 kJ
B. 840 kJ
C. 4.540 kJ
D. 6.094 kJ

9. Cara pemadam kebakaran memasuki suatu ruangan yang di dalamnya ada


benda yang terbakar adalah merangkak (Gambar). Hal ini dilakukan supaya.…

A. tetap mendapatkan oksigen yang


mengalir secara konveksi
B. terhindar dari benda-benda panas yang
dapat berpindah secara konduksi
C. tidak terbakar karena api dapat
berpindah secara konveksi
D. menghindari perpindahan panas api
secara radiasi

10. Kerangka mobil di samping terbuat dari baja yang merupakan campuran antara
besi dengan karbon. Dalam teknologi, baja lebih banyak dipilih daripada besi.
Berikut ini yang merupakan perbedaan antara baja dengan besi KECUALI....
A. baja lebih kuat daripada besi
B. baja lebih tahan karat
daripada besi
C. baja memiliki bentuk yang
tetap tahan suhu panas
D. baja cenderung isolator panas
sedangkan besi konduktor

B. Penilaian
1. Penilaian untuk Guru
a. Penilaian Mandiri Guru
Setelah menyelesaikan seluruh aktivitas dalam Unit Pembelajaran dan
mencoba soal latihan penilaian, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan
Anda dengan dengan mengisi instrumen penilaian diri berikut ini. Isilah lembar
persepsi diri ini dengan objektif dan jujur dengan memberikan tanda ceklis (√) pada
kolom penilaian diri sesuai target kompetensi yang ditetapkan.
Tabel 12. Instrumen Penilaian Diri Bagi Guru
Penilaian Diri
Target Kompetensi Ket.
Tercapai Belum
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran
pengukuran.
2. Merancang sintak pembelajaran untuk
memberi pengalaman belajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran
3. Membuat indikator dan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar peserta
didik
4. Melaksanakan pembelajaran pengukuran
yang mendidik di kelas dan laboratorium
dengan memperhatikan standar keamanan
yang disyaratkan
5. Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik materi pembelajaran dan
peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh
6. Menganalisis hasil belajar peserta didik
untuk perbaikan pembelajaran dan/atau
pengayaan.
7. Membandingkan skala termometer
berdasarkan hasil yang diketahui
8. Menganalisis contoh alat-alat yang
menggunakan prinsip suhu dalam kehidupan
sehari-hari
9. Menganalisis asas black dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
10. Menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat
11. Menganalisis konsep perpindahan kalor
12. Menganalisis konsep kalor dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
13. Memahami standar kompetensi suhu dan
kalor
14. Memahami kompetensi dasar suhu dan kalor
Penilaian Diri
Target Kompetensi Ket.
Tercapai Belum
15. Memahami tujuan pembelajaran yang
diampu
Catatan:

b. Penilaian oleh Asesor/Fasilitator


Tabel 13. Instrumen Penilaian Guru oleh Asesor/Fasilitator
Penilaian Oleh
Target Kompetensi Asesor/Fasilitator Ket.
Tercapai Belum
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran
pengukuran.
2. Merancang sintak pembelajaran untuk
memberi pengalaman belajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran
3. Membuat indikator dan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar peserta
didik
4. Melaksanakan pembelajaran pengukuran
yang mendidik di kelas dan laboratorium
dengan memperhatikan standar keamanan
yang disyaratkan
5. Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik materi pembelajaran dan
peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh
6. Menganalisis hasil belajar peserta didik untuk
perbaikan pembelajaran dan/atau pengayaan.
7. Membandingkan skala termometer
berdasarkan hasil yang diketahui
8. Menganalisis contoh alat-alat yang
menggunakan prinsip suhu dalam kehidupan
sehari-hari
9. Menganalisis asas black dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
10.Menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat
11.Menganalisis konsep perpindahan kalor
12.Menganalisis konsep kalor dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
Penilaian Oleh
Target Kompetensi Asesor/Fasilitator Ket.
Tercapai Belum
13.Memahami standar kompetensi suhu dan
kalor
14.Memahami kompetensi dasar suhu dan kalor
15.Memahami tujuan pembelajaran yang diampu
Catatan:

2. Penilaian untuk Peserta Didik


a. Penilaian Mandiri oleh Peserta Didik
Mintalah peserta didik untuk mengisi lembar penilaian diri berikut ini untuk
memperkirakan tingkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi
dasar yang Anda ajarkan. Isi secara objektif dan jujur dengan memberikan tanda
ceklis (√) pada kolom penilaian diri sesuai indikator pencapaian kompetensi dasar
yang ditetapkan.
Tabel 14. Instrumen Penilaian Diri bagi Peserta Didik
Penilaian Diri
Indikator Capaian Kompetensi Ket.
Tercapai Belum
3.4.1 Mendeskripsikan konsep suhu
3.4.2 Mendeskripsikan jenis-jenis termometer
3.4.3 Menentukan konversi antar skala
termometer
3.4.4 Mendeskripsikan konsep kalor
3.4.5 Mendeskripsikan hubungan kalor dengan
perubahan wujud.
3.4.6 Menentukan macam-macam perpindahan
kalor
3.4.7 Membedakan perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi
3.4.8 Membandingkan skala termometer
berdasarkan hasil yang diketahui
3.4.9 Menganalisis contoh alat-alat yang
menggunakan prinsip suhu dalam
kehidupan sehari-hari
3.4.10 Menganalisis asas black dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
3.4.11 Menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat
3.4.12 Menganalisis konsep perpindahan kalor
Penilaian Diri
Indikator Capaian Kompetensi Ket.
Tercapai Belum
3.4.13 Menganalisis konsep kalor dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari
4.4.1 Mengikuti cara konversi antar skala
termometer
4.4.2 Menerapkan konsep kalor dalam
kehidupan sehari-hari
4.4.3 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap suhu
4.4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap wujud benda
4.4.5 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap perpindahan
kalor
Catatan:

b. Penilaian oleh Guru


Tabel 15. Instrumen Penilaian Peserta Didik oleh Guru
Penilaian Diri
Indikator Capaian Kompetensi Ket.
Tercapai Belum
3.4.1 Mendeskripsikan konsep suhu
3.4.2 Mendeskripsikan jenis-jenis termometer
3.4.3 Menentukan konversi antar skala
termometer
3.4.4 Mendeskripsikan konsep kalor
3.4.5 Mendeskripsikan hubungan kalor dengan
perubahan wujud.
3.4.6 Menentukan macam-macam perpindahan
kalor
3.4.7 Membedakan perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi
3.4.8 Membandingkan skala termometer
berdasarkan hasil yang diketahui
3.4.9 Menganalisis contoh alat-alat yang
menggunakan prinsip suhu dalam kehidupan
sehari-hari
3.4.10 Menganalisis azas black dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
3.4.11 Menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat
3.4.12 Menganalisis konsep perpindahan kalor
Penilaian Diri
Indikator Capaian Kompetensi Ket.
Tercapai Belum
3.4.13 Menganalisis konsep kalor dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
4.4.1 Mengikuti cara konversi antar skala
termometer
4.4.2 Menerapkan konsep kalor dalam
kehidupan sehari-hari
4.4.3 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap suhu
4.4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap wujud benda
4.4.5 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap perpindahan kalor
Catatan:
PENUTUP
Anda telah mempelajari UP ini, selanjutnya Anda dapat menerapkan desain
pembelajaran yang telah disusun kepada peserta didik di kelas masing-masing.
Semoga Unit Pembelajaran ini dapat menjadi referensi Anda dalam
mengembangkan pembelajaran dan penilaian yang berorientasi Higher Order
Thinking Skills/HOTS, terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman, dan literasi dalam
rangka mencapai kecakapan Abad ke-21, membentuk generasi unggul yang
moderat, beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.
Aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam UP ini perlu Anda sesuaikan
dengan kondisi nyata kelas masing-masing. Anda perlu menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas dan konteks lokal Anda,
sehingga memudahkan mengimplementasikan secara teknis. Selain itu, Anda masih
perlu mengembangkan instrumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS dengan
mengacu pada contoh kisi penilaian yang disajikan dalam modul. Anda perlu
mengaktifkan diri dalam kegiatan MGMP IPA tingkat MTs untuk melakukan hal
tersebut serta mengembangkan modul secara bersama rekan sejawat guru IPA
lainnya.
Penulis menyadari bahwa UP ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi perbaikan dan
pengembangan UP dan modul ini. Semoga UP ini bermanfaat bagi khasanah ilmu
pengetahuan dan pembelajaran secara umum maupun bagi pihak-pihak yang
memerlukan.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
1. C
2. B
3. C
4. A
5. A
6. B
7. D
8. D
9. A
10. D
GLOSARIUM

Kalor : Suatu bentuk energi yang berpindah dari satu benda ke benda
yang lain yang berbeda suhunya sehingga benda tersebut berubah
suhu atau wujud bentuknya

Kalor jenis : Banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan
suhu 1 kg zat tersebut sebesar 10C

Konduksi : Perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi


perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-
partikel zat perantaranya

Konveksi : Peristiwa berpindahnya kalor dalam suatu medium yang disertai


dengan perpindahan partikel mediumnya

Radiasi : Perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

Suhu : Besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau dinginnya


suatu benda
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Institut Teknologi Bandung
Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kemdikbud. 2018. Permendikbud 37 tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Salinan Lampiran I Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
033/H/Kr/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada
Kurikulum Merdeka.
Saraswati, S.L., Devi, P.K., Hendriyani, Y. 2016. Modul Guru Pembelajar Mata
Pelajaran IPA SMP KK C, Suhu dan Kalor, Perubahan Fisika dan Kimia serta
Pemanasan Global. Jakarta: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Soal Ujian Nasional tahun 1985 – 2019. BSNP Departemen Pendidikan Nasional.
Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Vestari, D. 2019. Pengukuran dan kalor, Modul PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Mata Pelajaran IPA SMP. Jakarta: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Vestari, D., Setiasih, S., Hendriyani, Y, Devi, P.K., Santa, Saraswati, S.L. 2017. Modul
PKB KK C Profesional Suhu dan Kalor, Perubahan Fisika dan Kimia, serta
Perubahan Iklim Mata Pelajaran IPA SMP. Jakarta: Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai