Modul Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) Madrasah
Tsanawiyah
IPA TERPADU
Disusun oleh:
Kementerian Agama Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Tim Pengembang Modul PKB
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah
Tahun 2022
MODUL IPA TERPADU
Madrasah Tsanawiyah
UP 17. Suhu dan Kalor
Penanggung Jawab
Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Penyusun
Copyright 2022
Direktorat Kepala dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Muhammad Zain
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa sehingga harus dilakukan secara profesional. Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) mengamanatkan
bahwa guru yang profesional harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi
tersebut bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan yang menjadi ciri guru
profesional. Agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik, seorang guru
perlu meningkatkan kompetensi dan kinerjanya secara bertahap, berjenjang, dan
berkelanjutan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru.
Strategi pelaksanaan PKB guru madrasah yang ditempuh oleh Direktorat
Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah adalah melalui KKG/MGMP/MGBK, Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Kementerian Agama Pusat. Untuk
mendukung program tersebut, diperlukan modul sebagai salah satu alternatif
sumber bahan ajar bagi guru untuk mempelajari konten materi, merancang
pembelajaran dan cara mengajarkannya, mengembangkan Lembar Kerja Peserta
Didik, mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Unit ini membantu guru untuk memahami materi sehingga dapat
menganalisis konsep suhu, kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
serta melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan
perpindahan kalor
B. Tujuan
Tujuan UP ini adalah:
1. Meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
melalui kegiatan PKB.
2. Meningkatkan hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG).
3. Memfasilitasi sumber belajar guru dan peserta didik dalam mengembangkan
kurikulum, mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik.
C. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai:
1. Sebagai sumber belajar bagi guru dalam melaksanakan PKB untuk mencapai
target kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional tertentu.
2. Sebagai sumber bagi guru dalam mengembangkan kurikulum, persiapan dan
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik.
3. Sebagai bahan melakukan asesmen mandiri guru dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
4. Sebagai sumber dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik.
5. Sebagai sumber belajar bagi peserta didik untuk mencapai target kompetensi
dasar.
D. Sasaran
Adapun sasarannya adalah:
1. Fasilitator nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
2. KKG/MGMP
3. Guru
4. Peserta didik.
E. Petunjuk Penggunaan
Agar peserta berhasil dengan baik dalam mempelajari dan mempraktikkan UP ini,
berikut petunjuk belajarnya:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan sehingga memahami tujuan
mempelajari Unit Pembelajaran ini.
2. Pelajarilah dengan seksama bagian target kompetensi agar memahami target
kompetensi yang harus dicapai baik oleh diri peserta sebagai guru maupun oleh
peserta didik
3. Kegiatan pembelajaran untuk menyelesaikan setiap Unit Pembelajaran
dilakukan melalui model Tatap Muka/hybrid dengan pola In-On-In sebagai
berikut:
a. Kegiatan In Service Learning 1. Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka
untuk mengkaji materi bersama fasilitator dan teman sejawat. Aktivitas yang
dilakukan diantaranya:
1) Melakukan analisis kurikulum dan analisis hasil belajar peserta didik
untuk mengetahui kebutuhan kompetensi peserta didik.
2) Mempelajari konten materi ajar dan mendiskusikan materi ajar yang sulit
atau berpeluang terjadi miskonsepsi.
3) Mendesain pembelajaran yang sesuai dengan daya dukung madrasah
dan karakteristik peserta didik.
4) Mempelajari dan melengkapi LKPD.
5) Mempersiapkan instrumen penilaian proses dan hasil belajar.
6) Dalam kegiatan ini, dapat juga dilakukan rencana pengambilan data
untuk dikembangkan menjadi Penelitian Tindakan Kelas.
b. Kegiatan On the Job Learning. Peserta mengkaji kembali uraian materi secara
mandiri dan melakukan aktivitas belajar di madrasah berdasarkan rancangan
pembelajaran dan LKPD yang telah dipersiapkan. Buatlah catatan-catatan
peluang dan hambatan yang ditemui selama pelaksanaan pembelajaran dan
data-data pendukung PTK. Hasil kegiatan on baik berupa tugas lembar kerja
maupun tugas lainnya dilampirkan sebagai bukti fisik bahwa Anda telah
menyelesaikan seluruh tugas on yang ada pada Unit Pembelajaran.
c. Kegiatan In Service Learning 2. Dilakukan secara tatap muka bersama
fasilitator dan teman sejawat untuk melaporkan dan mendiskusikan hasil
kegiatan on. Arahkan diskusi pada refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran. Jika memiliki data-data hasil PTK dapat pula
dijadikan sebagai bahan diskusi dalam kegiatan ini.
4. Pemahaman konsep peserta diuji dengan mengerjakan latihan soal penilaian,
mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia di bagian akhir
masing- masing Unit Pembelajaran.
5. Lakukan penilaian mandiri sebagai refleksi ketercapaian target kompetensi
Gambar 1. Alur Tatap Muka In-On-In
Dalam melaksanakan setiap kegiatan pada UP ini, fasilitator dan peserta harus
mempertimbangkan prinsip kesetaraan dan inklusi sosial tanpa membedakan
suku, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang
berkebutuhan khusus. Kesetaraan dan inklusi sosial ini juga diberlakukan bagi
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
Dalam proses diskusi kelompok yang diikuti laki-laki dan perempuan, perlu
mempertimbangkan kapan diskusi harus dilakukan secara terpisah baik laki-laki
maupun perempuan dan kapan harus dilakukan bersama. Fasilitator harus
memperhatikan partisipasi setiap peserta didik dengan seksama, sehingga
mengukuhkan relasi yang setara.
Sebelum mempelajari atau mempraktikkan UP ini, terdapat beberapa perangkat
pembelajaran, alat dan bahan yang harus disiapkan oleh fasilitator, peserta
(guru) dan peserta didik agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.
TARGET KOMPETENSI
IPK Pengayaan:
3.4.13 Menganalisis konsep kalor dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
Gambar 3. Bentuk radiator dan memasukkan cairan pendingin ke dalam radiator mobil.
Sumber: 5osial.wordpress.com
4. Sandal
Sandal yang sering dijumpai di hotel dibuat dari bahan yang sangat
sederhana. Bahan utamanya adalah kain (Gambar 6). Kain termasuk bahan yang
sulit dilewati kalor. Sandal tersebut digunakan untuk melindungi kaki dari
dinginnya lantai. Sandal tersebut juga dijumpai di rumah warga yang tinggal di
daerah bersalju. Saat salju turun suhu sangat rendah termasuk suhu lantai
ruangan. Dan saat musim salju inilah sandal tersebut digunakan untuk
menghindari dingin telapak kaki.
Integrasi Keislaman
Allah SWT berfirman dalam Surah Yasin ayat 80 :
ُ ُ ُ َ َ َ َ ُ ِّ َ َّ َ أ َ أ َ َ ً َ َ ٓ َ ُ ِّ أ َّ
وقدون
ِ ت ه نم م نت أ اذ إِ ف ا
ارن ض
ِ خٱْل ر
ِ جٱلش نم م كل لع ج ىذِ َٱل
Artinya : “Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka
tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu” (QS Yasin : 80)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah yang menjadikan bagi kalian -wahai
manusia api- yang kalian nyalakan dari kayu yang hijau lagi lembab, dan selanjutnya
kalian bisa menyalakan apinya. Siapa yang mampu menyatukan dua hal yang
bertentangan, kayu hijau yang basah dengan api yang menyala padanya, pasti
mampu pula untuk menghidupkan orang-orang yang telah mati.
(https://tafsirweb.com/8036-quran-surat-yasin-ayat-80)
Sebagaimana juga dalam firman Allah SWT dalam surah lain yaitu Surah Al Waqiah Ayat
71 :
َّ ُ ُ َ َ َ َ أ
ُ ٱلن َار َّٱل ِت ُت
ورون ِ َأفرءيتم
Artinya : “Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan
menggosok-gosokkan kayu” (QS Al Waqiah : 71)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa api yang dinyalakan dengan bantuan kayu-kayu
pepohonan. Kemudian dengan gesekan yang kuat sehingga tersulutlah api dari
gesekan kayu itu. Layaknya batu yang mengandung besi, dipukul-pukulkan
sehingga keluarlah percikan api. Betapa besar kekuasaan Allah yang menumbuhkan
kayu itu tanpa bantuan kalian sedikitpun. Kayu-kayu yang dapat digunakan untuk
pemantik/penyulut api ini di kalangan orang Arab antara lain adalah pohon markh,
‘ifar, kalkh (https://tafsirweb.com/10575-quran-surat-al-waqiah-ayat-71)
Hal ini menunjukkan bahwa suhu dan kalor merupakan kejadian alam semesta yang
sudah di tetapkan dalam Al Qur’an sesuai dengan ketentuanNya. Allah SWT
menciptakan keteraturan dalam alam semesta sehingga saat kita mengembangkan
ilmu pengetahuan berarti juga menjalankan sunnatullah.
Bahan Bacaan
1. Bahan Bacaan 1
A. Problem Based Learning (PBL)
Ide dasar dari PBL sebenarnya cukup sederhana, yaitu pembelajaran melalui
penemuan masalah. Yaitu belajar tentang ‘isi’ (fakta, konsep, keterampilan,
algoritma) dan belajar bagaimana mencari penyelesaian masalah dan atau berpikir
kritis. Savery (2006) menyatakan bahwa kunci keberhasilan PBL terletak pada tahap
pemilihan masalah dan guru yang merupakan pemandu proses pembelajaran dan
yang mengarahkan tanya jawab pada proses penyimpulan pengalaman belajar.
Pola umum PBL adalah :
(1) hadapkan peserta didik pada masalah autentik,
(2) peserta didik mencari informasi yang relevan dengan masalah dan model untuk
memecahkan masalah, baik secara individual atau dalam kelompok,
(3) peserta didik mengembangkan, mengasses dan mempresentasikan pemecahan
masalah.
Secara lebih khusus, berikut ini diberikan sintaks (tahapan) PBL menurut
Arends (2008). PBL terdiri dari lima tahap utama yang dimulai dari guru
memperkenalkan kepada peserta didik suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja peserta didik. Kelima tahapan (sintaks PBL) ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Sintaks Pelaksanaan Pembelajaran PBL
Tahap 1 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Memberikan orientasi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, dan
tentang permasalahan pada memotivasi peserta didik agar terlibat pada
peserta didik kegiatan pemecahan masalah
Tahap 2 Membantu peserta didik menentukan
Mengorganisasi peserta dan mengatur tugas belajar yang
didik untuk meneliti berkaitan dengan masalah yang
diangkat
Tahap 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
peserta didik secara untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
mandiri maupun kelompok masalah
Tahap 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan karya
menyajikan hasil karya yang sesuai, seperti laporan, video,
model; dan membantu peserta didik
dalam berbagi tugas dengan temannya
untuk menyampaikan kepada orang lain
Tahap 5 Membantu peserta didik melakukan
Menganalisis dan refleksi dan mengadakan evaluasi
mengevaluasi proses terhadap penyelidikan dan proses-proses
pemecahan masalah belajar yang mereka lakukan
C. Discovery Learning
Pengembangan dan penyempurnaan cara belajar terus dilakukan berbagai
pihak, hingga ditemukannya metode discovery learning. Pada pembelajaran
discovery learning guru dan siswa dituntut untuk sama-sama aktif dalam proses
belajar-mengajar agar bisa menciptakan produk pendidikan yang lebih baik. Dalam
pembelajaran discovery learning siswa dibiasakan untuk mencari secara mandiri
pengetahuan yang telah disampaikan.
Discovery learning ialah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Discovery learning atau pembelajaran penemuan lebih berpusat pada peserta
didik, bukan guru. Pengalaman langsung dan proses pembelajaran menjadi patokan
utama dalam pelaksanaannya. Di sisi lain model discovery learning merupakan
model yang lebih menekankan pada pengalaman langsung peserta didik dan lebih
mengutamakan proses daripada hasil belajar.
Berikut adalah penjabaran langkah-langkah discovery learning:
Stimulus Untuk memulai tahap ini dapat dilakukan dengan beberapa
langkah pertama. Seperti memulai kegiatan proses belajar-
mengajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah.
Identifikasi Setelah langkah pertama berhasil dilewati, maka dilanjutkan
Masalah dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda masalah yang
memiliki kaitan erat dengan bahan pelajaran. Setelah itu
salah satunya ditunjuk dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Penghimpunan Bila rumusan dari hipotesis masalah sudah ada maka para
data siswa dapat diberikan kesempatan untuk mengumpulkan
informasi sebanyak banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Olah data Jika data sudah dihimpun maka kegiatan selanjutnya adalah
memasukkan dalam bank data untuk diolah dan dilakukan
validasi dengan wawancara, observasi baru kemudian ada
tafsiran berdasarkan temuan data tersebut.
Pembuktian Hasil tafsir dari data yang sudah dianggap valid harus
dilakukan pemeriksaan secara cermat. Ini dilakukan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
dihubungkan dengan proses hasil data.
Generalisasi Setelah hasil pembuktian pengolahan data diatas maka dapat
ditarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama
dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Contoh soal
Nyatakan suhu yang tertera pada gambar termometer berikut ini dalam skala
reamur, fahrenheit dan kelvin
Pembahasan
Pada gambar diatas suhu dinyatakan dalam satuan celcius, yaitu tC = 36,6 0C
⮚ Dengan menggunakan rumus pada hubungan skala suhu Celcius dan Reamur,
maka :
tR = 4/5 tC
= 4/5 . 36,6 = 29,28 0R
⮚ Dengan menggunakan rumus pada hubungan skala suhu Celcius dan
Fahrenheit, maka :
tF = (9/5 tC)+32
= (9/5 . 36,6) + 32
= 65,88 + 32 = 97,88 0F
⮚ Dengan menggunakan rumus pada hubungan skala suhu Celcius dan Kelvin,
maka :
tK = tC + 273
= 36,6 + 273 = 309,6 K
Dimana :
Q = Banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan (Joule)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg0C)
∆T = Perubahan suhu (0C)
2. Menguap/mendidih
Q = m.U
Keterangan :
L = Kalor lebur (J/kg)
U = Kalor uap (J/kg)
m = massa benda (kg)
Q = Banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan (Joule)
Pembahasan
Grafik menggambarkan proses perubahan wujud es menjadi uap air.
❖ Proses A-B (kalor digunakan untuk menaikkan suhu es dari suhu -50C
sampai 00C)
Q1 = m. ces . ∆ T
= 1,5 kg . 2100 J/kg0C . 50C
= 15.750 J
❖ Proses B-C (kalor digunakan untuk merubah wujud zat, dari padat menjadi
cair)
Q2 = m . L
= 1,5 kg . 336.000 J/kg
= 504.000 J
❖ Proses C-D (kalor digunakan untuk menaikkan suhu air dari suhu 00C
sampai mendidih pada 1000C)
Q3 = m. cair . ∆ T
= 1,5 kg . 4200 J/kg0C . 1000C
= 630.000 J
Maka banyaknya kalor yang dibutuhkan es pada proses A-B-C-D adalah :
Q total = 15.750 J + 504.000 J + 630.000 J
= 1.149.750 J = 1.149,75 kJ
G. Azas Black
Jika dua benda yang berbeda suhunya dicampurkan, maka benda yang
suhunya tinggi akan melepaskan kalor dan benda yang suhunya rendah akan
menerima kalor. Kalor yang dilepaskan oleh benda yang bersuhu tinggi akan
diserap oleh benda yang bersuhu rendah sampai suhu kedua benda sama. Joseph
Black mengemukakan bahwa banyaknya kalor yang dilepaskan oleh zat yang
memiliki energi kalor lebih tinggi sama besarnya dengan kalor yang diterima oleh
zat yang energi kalornya lebih rendah. Banyaknya kalor yang dilepaskan sama
dengan banyaknya kalor yang diterima. Selanjutnya penemuan ini dikenal dengan
istilah Azas Black yang persamaannya dituliskan sebagai berikut:
Qlepas = Qterima
Contoh soal
Perhatikan tabel kalor jenis berikut !
Jenis logam Kalor jenis (J/kg0C)
Aluminium 900
Besi 450
Tembaga 380
Perak 235
Logam bermassa 2,1 kg dipanaskan hingga suhunya 1200C. Setelah itu logam
dimasukkan ke dalam 1 kg air bersuhu 220C. Setelah beberapa saat, suhu akhir
system 400C. Jika kalor jenis air 4.200 J/kg0C, logam tersebut adalah….
Pembahasan
Q lepas = Qterima
mlogam . clogam . (Tlogam – Ta) = mair . cair . (Ta – Tair)
2,1 kg . clogam . (1200C – 400C) = 1 kg . 4200 J/kg0C . (400C – 220C)
2,1 kg . clogam . 800C = 4200 J/0C . 180C
168 kg0C . clogam = 75.600 J
75.600 𝐽
clogam = = 450 J/kg0C
168 𝑘𝑔0𝐶
Berdasarkan nilai kalor jenis dapat disimpulkan bahwa logam tersebut adalah
besi.
H. Perpindahan kalor
Kalor dapat berpindah dari benda satu ke benda lainnya. Perpindahan kalor
dibedakan menjadi tiga yaitu perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan
kalor secara konveksi, dan perpindahan kalor secara radiasi.
1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi
perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
perantaranya. Perpindahan kalor secara konduksi biasanya terjadi pada zat padat.
Contoh konduksi : Ketika mencelupkan sendok ke dalam air panas, maka ujung
sendok yang lain juga akan panas, meskipun tidak terjadi perpindahan partikel di
dalam sendok tersebut
2. Konveksi
Konveksi adalah peristiwa berpindahnya kalor dalam suatu medium yang
disertai dengan perpindahan partikel mediumnya. Konveksi biasa terjadi pada
medium berupa zat cair dan gas. Contoh konveksi : Terjadinya angin darat dan air
laut, karena partikel-partikel udara yang panas berpindah
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara,
berbeda halnya dengan konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan
medium. Contoh : panas matahari sampai ke bumi yang melewati ruang hampa
udara tanpa perpindahan partikelnya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Organisasi Pembelajaran
Guna memudahkan peserta dalam mempelajari UP ini, maka materi pembahasana
akan dibagi menjadi 2 topik bahasan dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Tabel 5. Organisasi Pembelajaran
Jumlah JP
Topik Materi
In - 1 On In - 2
1 Suhu 2 3 2
2 Kalor dan perpindahannya 2 3 2
Total Jam Pembelajaran PKB 4 6 4
Kegiatan Inti :
3) Melakukan telaah kurikulum dan hasil UN untuk memetakan kompetensi yang
diperlukan peserta didik.
4) Merancang aktivitas peserta didik yang akan dilakukan pada kegiatan on,
menelaah atau membuat LKPD, dan membuat instrumen penilaian proses
maupun penilaian hasil belajar.
5) Jika diperlukan, peserta dapat melakukan simulasi pembelajaran atau
mengerjakan/mempraktikkan LKPD.
Kegiatan Akhir :
6) Setiap kelompok mempresentasikan hasil telaahnya.
Contoh model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model Discovery
Learning (DL) dengan sintak:
1) Pemberian stimulus (Stimulation)
2) Mengidentifikasi masalah (Problem Statement)
3) Mengumpulkan data (Data Collecting)
4) Mengolah data (Data Processing)
5) Memverifikasi hasil pengolahan data (Verification)
6) Penarikan kesimpulan (Generalization)
1. Contoh LKPD 1
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat :
1. Memahami konsep suhu
2. Menjelaskan konversi suhu antar skala termometer
3. Mengukur suhu benda
4. Melakukan konversi antar skala termometer
2. Contoh LKPD 2
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan praktikum kelompok, peserta didik dapat
1. Mengukur suhu benda.
2. Melakukan konversi antar skala termometer
Lembar Kerja Peserta Didik:
1. Lakukan praktikum berikut ini:
Alat dan Bahan
1. Bejana (baskom) 3 buah
2. Air panas secukupnya
3. Air hangat secukupnya
4. Air dingin secukupnya
5. Termometer alkohol 3 buah
Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Tuangkan ketiga air (panas, hangat, dingin) ke dalam bejana (baskom)
yang berbeda
3. Ukurlah suhu ketiga air tersebut dengan menggunakan termometer
4. Catat hasilnya, masukkan hasil pengamatan dalam tabel berikut
Tabel Pengamatan:
Suhu Air
No Jenis 0 0
T( C) T( R) T(0F) T (K)
1 Panas
2 Hangat
3 Dingin
2. Analisis Data :
Pertanyaan
a. Bagaimana suhu ketiga air tersebut ?
b. Mengapa demikian ? Jelaskan alasan anda !
3. Kesimpulan
3. Contoh LKPD 3
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat :
1. Memahami konsep kalor
2. Menganalisis kalor jenis benda
3. Mengidentifikasi perubahan wujud zat karena pemberian kalor
4. Menganalisis prinsip asas black
5. Menjelaskan perpindahan kalor
6. Membedakan konduksi, konversi dan radiasi
g. Azas Black
h. Ana memasukkan es bersuhu -50C ke dalam wadah berisi air bersuhu
250C agar air menjadi lebih dingin. Massa es sebesar 500 gr. Apabila
suhu campuran 100C, berapa massa air dalam wadah yang akan
ditambahkan ? (ces = 2100 J/kg0C, cair = 4200 J/kg0C, L = 336.000
J/kg)
i. Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi
j. Contoh peristiwa konduksi, konveksi, radiasi
2. Lakukanlah penarikan kesimpulan bersama dengan kelompok Anda.
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda dalam forum kelas.
4. Contoh LKPD 4
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan praktikum kelompok, peserta didik dapat :
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu zat cair akibat
pemberian kalor.
Lembar Kerja Peserta Didik:
1. Lakukan praktikum berikut ini:
Alat dan Bahan
1. Termometer
2. Stopwatch
3. Beaker Glass 2 buah
4. Kaki tiga dan penangas
5. Pembakar spiritus
6. Air 100 ml
7. Minyak kelapa 100 ml
Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Isilah masing-masing beaker glass dengan air bervolume 100 ml dan
minyak kelapa bervolume 100 ml
3. Ukurlah suhu awal air dan minyak kelapa dengan menggunakan
termometer
4. Panaskan air dan minyak kelapa sampai mengalami kenaikan suhu
100C
5. Ukurlah waktu yang digunakan air dan minyak kelapa setelah
mengalami kenaikan suhu 100C dengan menggunakan stopwatch
6. Masukkan hasil pengukuranmu ke dalam tabel pengamatan
Tabel Pengamatan:
Jenis Zat Volume (ml) Waktu untuk mencapai kenaikan suhu 100C
Air 100
Minyak kelapa 100
2. Analisis Data :
a. Mengapa air dan minyak kelapa membutuhkan waktu yang berbeda
untuk mencapai kenaikan suhu yang sama?
b. Lebih cepat panas yang mana, air atau minyak kelapa? Mengapa
demikian?
3. Kesimpulan
5. Contoh LKPD 5
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan praktikum kelompok, peserta didik dapat
1. Menyelidiki faktor yang memengaruhi kenaikan suhu benda akibat
pemberian kalor.
2. Analisis Data :
Pertanyaan
a. Semakin lama air dipanaskan, bagaimana perubahan suhunya ?
b. Buatlah Grafik perubahan suhu terhadap kalor . Dengan waktu
sebagai sumbu X dan suhu air air sebagai sumbu Y
3. Kesimpulan
6. Contoh LKPD 6
Nama Peserta didik : 1..................................................
2..................................................
3..................................................
Kelas :......................................................
Hari/tanggal :......................................................
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan praktikum kelompok, peserta didik dapat
1. Mengamati adanya perpindahan kalor pada benda.
2. Mengidentifikasi perbedaan berbagai macam perpindahan panas
D. Pengembangan Penilaian
Bagian ini menyajikan contoh kisi-kisi pengembangan penilaian HOTS sesuai dengan
kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal. Selanjutnya buatlah kisi-kisi yang
lain dan kembangkan menjadi instrumen penilaian dari kisi tersebut dalam aktivitas
In Service Learning -1.
Tabel 11. Kisi-Kisi Pengembangan Soal HOTS
Kompetensi Lingkup No. Level Bentuk
Indikator KD Indikator Soal
Dasar Materi Soal Kognitif soal
3. 4 Suhu Menganalisis Disajikan tabel 1 C4 PG
Menganalisis asas black dan kalor jenis
konsep suhu, penerapannya logam, peserta
pemuaian, dalam didik dapat
kalor, kehidupan menganalisis
perpindahan sehari-hari logam yang
kalor, dan dimasukkan
penerapannya dalam
dalam campuran air
kehidupan dengan
sehari-hari menggunakan
termasuk prinsip azaz
mekanisme black
menjaga
kestabilan
suhu tubuh
pada manusia
dan hewan.
3.4 Suhu Membandingk Peserta didik 2 C4 PG
Menganalisis an skala dapat
konsep suhu, termometer menentukan
pemuaian, berdasarkan skala
kalor, hasil yang termometer tak
perpindahan diketahui berskala
kalor, dan dengan
penerapannya membandingka
dalam n dengan
kehidupan termometer
sehari-hari berskala
termasuk
mekanisme
menjaga
kestabilan
suhu tubuh
pada manusia
dan hewan.
3. 4 Kalor Menganalisis Disajikan 3 C3 PG
Menganalisis pengaruh sebuah grafik,
konsep suhu, kalor terhadap peserta didik
pemuaian, perubahan dapat
kalor, wujud zat menentukan
perpindahan banyaknya kalor
kalor, dan yang diterima
penerapannya terhadap
dalam perubahan
kehidupan wujud zat
sehari-hari
termasuk
mekanisme
menjaga
kestabilan suhu
tubuh pada
manusia dan
hewan.
3. 4 Perpindah Menganalisis Disajikan 4 C4 PG
Menganalisis an Kalor konsep contoh
konsep suhu, perpindahan peristiwa,
pemuaian, kalor peserta didik
kalor, menganalisis
perpindahan perpindahan
kalor, dan kalor yang
penerapannya terjadi
dalam
kehidupan
sehari-hari
termasuk
mekanisme
menjaga
kestabilan suhu
tubuh pada
manusia dan
hewan.
PENILAIAN
A. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Pak amir sedang merancang pembelajaran pada KD menyelidiki pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud benda. Kegiatan pembelajaran direncanakan
menggunakan pendekatan saintifik dan metode eksperimen, berikut ini yang
paling tepat sebagai apersepsi adalah ….
A. Siswa diminta untuk membaca bahan ajar materi tentang pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud benda pada berbagai literatur
B. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda di depan
kelas termasuk materi pembelajaran agar siswa menjadi tahu materi sebelum
melakukan kegiatan eksperimen
C. Mengorientasikan siswa tentang pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari, kemudian melakukan tanya jawab atau
curah pendapat tentang pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari
yang relevan
D. Menjelaskan prosedur eksperimen untuk menyelidiki pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud benda di sekitar
3. Hasil penilaian harian materi suhu, dengan KKM 75, adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 25 siswa mendapat nilai di bawah 75
2. Sebanyak 3 siswa mendapat nilai diatas 75
Kegiatan tindak lanjut yang sebaiknya dilakukan guru adalah...
A. Memberikan pembelajaran remedial dan pengayaan secara klasikal
B. Memberikan pembelajaran remedial secara klasikal dan pengayaan secara
kelompok
C. Melakukan pembelajaran ulang pada materi tersebut untuk 25 siswa dan
pengayaan secara berkelompok untuk 3 siswa
D. Mengulangi materi pada soal yang dijawab salah kepada seluruh kelas
5. Sebuah termometer X yang telah ditera menunjukkan angka -100X pada titik
beku air dan menunjukkan angka 700X pada titik didih air. Termometer ini
digunakan untuk mengukur suhu suatu benda. Apabila pada skala Celcius
menunjukkan angka 600C, angka yang ditunjukan pada termometer X adalah….
A. 38 0X
B. 40 0X
C. 58 0X
D. 80 0X
8. Titik lebur es 0 oC, titik didih air 100 oC. Kalor jenis es 2.100 J/kg oC, kalor
jenis air 4.200 J/kg oC, kalor lebur es 336.000 J/kg, kalor uap air 2.270.000
J/kg. Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 2 kg es suhu -10 oC
menjadi uap seluruhnya adalah ….
A. 672 kJ
B. 840 kJ
C. 4.540 kJ
D. 6.094 kJ
10. Kerangka mobil di samping terbuat dari baja yang merupakan campuran antara
besi dengan karbon. Dalam teknologi, baja lebih banyak dipilih daripada besi.
Berikut ini yang merupakan perbedaan antara baja dengan besi KECUALI....
A. baja lebih kuat daripada besi
B. baja lebih tahan karat
daripada besi
C. baja memiliki bentuk yang
tetap tahan suhu panas
D. baja cenderung isolator panas
sedangkan besi konduktor
B. Penilaian
1. Penilaian untuk Guru
a. Penilaian Mandiri Guru
Setelah menyelesaikan seluruh aktivitas dalam Unit Pembelajaran dan
mencoba soal latihan penilaian, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan
Anda dengan dengan mengisi instrumen penilaian diri berikut ini. Isilah lembar
persepsi diri ini dengan objektif dan jujur dengan memberikan tanda ceklis (√) pada
kolom penilaian diri sesuai target kompetensi yang ditetapkan.
Tabel 12. Instrumen Penilaian Diri Bagi Guru
Penilaian Diri
Target Kompetensi Ket.
Tercapai Belum
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran
pengukuran.
2. Merancang sintak pembelajaran untuk
memberi pengalaman belajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran
3. Membuat indikator dan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar peserta
didik
4. Melaksanakan pembelajaran pengukuran
yang mendidik di kelas dan laboratorium
dengan memperhatikan standar keamanan
yang disyaratkan
5. Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik materi pembelajaran dan
peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh
6. Menganalisis hasil belajar peserta didik
untuk perbaikan pembelajaran dan/atau
pengayaan.
7. Membandingkan skala termometer
berdasarkan hasil yang diketahui
8. Menganalisis contoh alat-alat yang
menggunakan prinsip suhu dalam kehidupan
sehari-hari
9. Menganalisis asas black dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
10. Menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat
11. Menganalisis konsep perpindahan kalor
12. Menganalisis konsep kalor dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
13. Memahami standar kompetensi suhu dan
kalor
14. Memahami kompetensi dasar suhu dan kalor
Penilaian Diri
Target Kompetensi Ket.
Tercapai Belum
15. Memahami tujuan pembelajaran yang
diampu
Catatan:
Kalor : Suatu bentuk energi yang berpindah dari satu benda ke benda
yang lain yang berbeda suhunya sehingga benda tersebut berubah
suhu atau wujud bentuknya
Kalor jenis : Banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan
suhu 1 kg zat tersebut sebesar 10C