Makalah Ipa Kelompok 4 Xi rpl31
Makalah Ipa Kelompok 4 Xi rpl31
Penanganan Limbah
Memenuhi tugas Mata pelajaran IPA
Disusun Oleh :
1. Siti Ainun Haryanti
2. Siti Aisah
3. Siti KhoriApriliyani
4. Siti NurAisyah
5. Siti Maria Ulfa
6. Siti Rohayati
7. Sri Rahayu
8. Taruna Jaya
9. Tasya Dika Trianka
10. Taufik Hidayat
11. Tedi Ferdiansyah
Kelas : XI RPL 3
2016
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan Karunia dan Kesehatan
Hingga Kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Dan Solawat Serta
Salam Kami Curahlimpahkan Kepada junjungan kami Nabi Besar Muhammad SAW.
Makalah ini kami buat memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam,Yaitu tentangPenanganan Limbah, ini berisikan tentang gambaran dan
pengertian dalam pengelolaan Limbah dipabrik Industri.
Demikian makalah ini kami buat besar harapan kami tentang kritik dan sarannya
untuk makalah ini,Semoga Isi dari makalah ini Bermanfaat bagi kita
semua,AkhirulKallam Wassalamu’alikum.Wr.Wb
Tim Penulis
Daftar isi
Kata pengantar……………………………………………………………2
Daftar isi……………………………………………………………………3
Bab 1 pendahuluan………………………………………………………4
1. Latar Belakang………………………………………………………4
2. Tujuan………………………………………………………………..4
Bab 2 Pembaasan…………………………………………………………5
1. Penegertian limbah B3……………………………………………5
2. Jenis Limbah B3 pada Pabrik Besi Baja ………………………5
3. Uji Karakteristik Limbah ………………………………………....6
4. Uji Toksisitas ……………………………………………………….6
5. Kandungan Unsur dan Senyawa Dalam Limbah …………….7
6. Pengelolaan Limbah B3 Besi Baja Berdasarkan Peraturan yang
Berlaku ………………………………………………………………10
7. Pemanfaatan Limbah B3 Saat ini ……………………………….11
8. Teknologi Pengolahan Limbah B3 ……………………………...12
Bab 3 Penutup……………………………………………………………..14
Daftar Pustaka………………………………………………………..15
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pemerintah baru saja mengesahkan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014
tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, yang merupakan pengganti
dari peraturan sebelumnya Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 jo PP 85 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Pengelolaan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan kewajiban bagi setiap individu penghasil
limbah B3 sesuai dengan PP No. 101 Tahun 2014,Pasal 3 (1), bahwa Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.
Kegiatan industri besi baja merupakan salah satu kegiatan yang dapat
menimbulkan limbah B3. Limbah B3 tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar atau
dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat mencemari lingkungan
dan membahayakan manusia serta makhluk hidup lain. Limbah ini memerlukan cara
penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah B3 tersebut
perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya
atau berkurang daya racunnya. Setelah diolah limbah B3 masih memerlukan metode
pembuangan yang khusus untuk mencegah resiko terjadi pencemaran.
2. Tujuan
Tujuan pengelolaan limbah B3 pada industri besi/baja dan logam adalah untuk
mengetahui sejauh mana limbah yang dihasilkan dari proses produksi baja masuk dalam
katagori B3 dengan:
1. Pengertian Limbah B3
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)
karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak,
mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Tata cara penetapan limbah B3 berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 adalah sebagai
berikut:
Uji Karakteristik adalah suatu uji yang dilakukan dilaboratorium, jika limbah
mengandung salah satu atau lebih sifat, dan/atau salah satu atau lebih pencemar yang
melebihi ambang batasnya.
Setelah kandungan/parameter fisika dan/atau kimia dan/atau biologi yang
terkandung dalam limbah B3 tersebut di ketahui, maka terhadap selanjutnya adalah
menentukan pilihan proses pengolahan limbah B3 yang dapat memenuhi kualitas dan
baku mutu pembuangan dan/atau lingkungan yang ditetapkan.
Jenis limbah B3 yang dihasilkan di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk., adalah sebagai
berikut:
b) Sludge (Lumpur)
Limbah sludge di PT. KrakatauSteel (Persero) Tbk, berasal dari pengolahan air
buangan dari proses produksi yang dilakukan dengan menggunakan Wastewater
Treatment Plant (WWTP).
c) Slag
Limbah Slag di PT. KrakatauSteel (Persero) Tbk, berasal dari proses Steel Making
dari SSP I, SSP II, dana BSP yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Slag
Atomizing Technologi (SAT) dan Material Recovery Plant (MRP)
d) Mill Scale
Mill scale adalah serpihan dari besi baja yang terbentuk pada permukaan ketika
sedang diproduksi.
f) Catalyst
Berasal dari pabrik DR dimana catalist berasal dari hasil penyerapan sulfur pada
proses reformasi (pembuatan gas reduktor).
(blasting naterial).
Gambar 8.6. PS Ball
Gambar 8.7. Sponge Iron (a) dan Fines Sponge Iron (b)
i) Iron Concentrate
Iron concentrate adalah konsentrat besi yang berasal dari sludge dan/atau debu
yang ditangkap di dedusting system dari proses pembuatan besi dan baja (iron
and steel making)yang sudah ditingkatkan kandungan besinya dengan
menggunakan teknik-teknik pengolahan mineral (mineral processing
b) Majun
Majun merupakan limbah B3 berupa kain bekas yang terkontaminasi oli dan
minyak.Majun tersebut diserahkan pada pihak ketiga yang sudah mempunyai izin
dari KLH untuk mengelola.
Limbah dikatagorikan sebagai limbah B3 jika memiliki sifat diantara yang disebut
dibawah yaitu : Mudah meledak, Sangat mudah sekali menyala, Sangat mudah menyala,
Mudah terbakar, Reaktif, Beracun,Korosif, Infeksi, Pengujian toksikologi
4. Uji Toksisitas
Limbah B3 beracun adalah Limbah yang memiliki karakteristik beracun
berdasarkan uji penentuan karakteristik beracun melalui TCLP, Uji Toksikologi LD50, dan
uji sub-kronis.
Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 1 jika memiliki nilai sama dengan
atau lebih kecil dari Uji Toksikologi LD50 oral 7 (tujuh) hari dengan nilai lebih kecil atau
sama dengan 50 mg/kg (lima puluh miligram per kilogram) berat badan pada hewan uji
mencit.
Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 2 jika memiliki nilai lebih besar
dari Uji Toksikologi LD50 oral 7 (tujuh) hari dengan nilai lebih kecil atau sama dengan 50
mg/kg (lima puluh miligram per kilogram) berat badan pada hewan uji mencit dan lebih
kecil atau sama dari Uji Toksikologi LD50 oral 7 (tujuh) hari dengan nilai lebih kecil atau
sama dengan 5000 mg/kg (lima ribu miligram per kilogram) berat badan pada hewan uji
mencit.
FeO % 3.35
V2O5 % 0.12
MnO % 2.17
MnO2 % 0.13
Zn % 0.085
C %
Cu % 0.01
Mn % 0.22
H2O % 1 0.02
Dari data tersebut diatas terlihat bahwalimbah mill scale masih banyak kandungan
logam dan oksida sehingga limbah berpotensi dapat dimanfaatkan oleh industri lain.
Kategori Limbah:
Kategori 1 : Limbah B3 yang berdampak akut dan langsung terhadap manusia dan dapat
dipastikan akan berdampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Kategori 2 : Limbah B3 yang mengandung B3, memiliki efek tunda (delayed effect), dan
berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup serta memiliki
toksisitas sub-kronis atau kronis.
b. Diekspor ke cina
2. Steel Slag Slab Steel Plant (SSP) a. Diolah menjadi produk PS
dan Billet Steel Plant Ball
b. Dimanfaatkan untuk roadbase
(BSP)
c. Dimanfaatkan pihak ketiga
3. Debu EAF dan Slab Steel Plant (SSP) Dimanfaatkan oleh industri
Sludge Billet Steel Plant (BSP) semen
pabrik
4. Oli dan pelumas Setiap pabrik yang Diserahkan pada pihak ketiga
bekas menggunakan pelumas berizin
Upaya pengelolaan limbah B3 di industri besi dan baja dapat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam proses
kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses, maupun upaya
reduksi lainnya.
8. Pengangkutan Limbah B3 dilakukan dengan alat angkut yang bersifat tertutup, untuk
menghindari pencemaran lingkungan.
Fines Sponeg iron dan mill scale. Limbah-limbah tersebut selama ini dapat dimanfaatkan
menjadi produk lain. Oleh karena itu, agar limbah-limbah B3 tersebut tidak mencemari
lingkungan dan membahayakan terhadap kesehatan, maka beberapa hal berikut yang
harus diperhatikan:
1. Limbah tersebut dipastikan dijauhkan dari kondisi asam/basa dan kontak dengan
air